DIAGNOSA

16
DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN, DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Perfusi jaringan (cerebral) tidak efektif b.d oklusi otak, p erdarahan, vasospasme, edema otak Tujuan Perfusi jarinngan adekuat Kriteria hasil: Mempertahankan / meningkatkan tingakat kesadaran, kognitif, dan fungsi motorik sensorik Menunjukkan kestabilan tanda – tanda vital dan tidak ada penuru nan TIK Menunjukkan berkurangnya kerusakan / defisit. Rencana tidakan a. Kaji ulang adanya kaku kuduk, twitching, kelelahan,iritabilita ssdan onset kejang b. Monitor status neurologis dan bandingkan dengan yang normal. c. Monitor TTV hipertensi atau hipotensi, bandingkan tekanan anta ra kedua lengan d. .tentukan faktor npenyebab gangguan,penyebab koma, penurunan p erfusi cerebral dan potensial peningkatan TIK. e. Evaluasi pupil amati ukuran,etajaman dan reaksi terhadap cahay a. f. Posisikan kepala ditinggikan sedikit dengan posisi netral (han ya tempat tidur yangt ditinggikan) g. Pertahankan istirahat ditempat tidur, beri lingkungan yang ten ang, batasi pengunjung dan aktivitas sesuai dengan indikasi. h. Cegah mengejan yang terlalu kuat, bantu dengan latihan nafas d alam. i. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian O 2 dan pengobatan. 2. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan neurologi muskuler, f lasit, paralisis Tujuan Dapat mempertahankan posisi dan fungsi tubuh optimal Rencana tindakan

description

diagnosa

Transcript of DIAGNOSA

Page 1: DIAGNOSA

 DIAGNOSA KEPERAWATAN, TUJUAN, DAN RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Perfusi jaringan (cerebral) tidak efektif  b.d oklusi otak, perdarahan, vasospasme, edema otak

TujuanPerfusi jarinngan adekuatKriteria hasil:

Mempertahankan / meningkatkan tingakat kesadaran, kognitif, dan fungsi motorik sensorik

Menunjukkan kestabilan tanda – tanda vital dan tidak ada penurunan TIKMenunjukkan berkurangnya kerusakan / defisit.Rencana tidakana. Kaji ulang adanya kaku kuduk, twitching, kelelahan,iritabilitassdan onset kejangb. Monitor status neurologis dan bandingkan dengan yang normal.c. Monitor TTV hipertensi atau hipotensi, bandingkan tekanan antara kedua lengan d. .tentukan faktor npenyebab gangguan,penyebab koma, penurunan perfusi cerebral d

an potensial peningkatan TIK.e. Evaluasi pupil amati ukuran,etajaman dan reaksi terhadap cahaya.f. Posisikan kepala ditinggikan sedikit dengan posisi netral (hanya tempat tidur yangt diti

nggikan)g. Pertahankan istirahat ditempat tidur, beri lingkungan yang tenang, batasi pengunjung 

dan aktivitas sesuai dengan indikasi.h. Cegah mengejan yang terlalu kuat, bantu dengan latihan nafas dalam.i. Kolaborasi dengan medis untuk pemberian O2 dan pengobatan.2. Kerusakan mobilitas fisik b.d kelemahan neurologi muskuler, flasit, paralisis

TujuanDapat mempertahankan posisi dan fungsi tubuh optimalRencana tindakan

a. Observasi sisi yang sakit seperti warna, edema, atau perubahan sirkulasi.b. Berikan posisi prone satu atau dua kali sehari jika pasien bisa mentolelir.c. Mulai ROM aktif atau pasif untuk semua ekstremitas.d. Gunakan segitiga penyangga lenggan pada pasien dengan posis tegake. Pertahankan kaki pada posisi netral dengan trochanter.f.  Bantu pasien duduk jika TTV stabil, kecuali pada pasien stoke hemoragic.

Page 2: DIAGNOSA

g. Anjurkan pasien untuk membantu melatih sisi yang sakit dengan ekstremitas yang sehat.

h. Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan dan dengan ahli fisioterapi untuk program fisioterapi

3. Kurang perawatan diri b.d kelemahan neuromuskular, menurunya kekuatan da kesadaran, kehilangan kontrol obat / koordinasi.Tujuan Pasien dapat merawat diriKreteria hasil:

a. Pasien dapat menunjukkan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri.b. Pasien mampu melakukan aktivitas perawan diri sesuai deengan tingkat kemampuan

.Rencana tindakana. Hindari melakukan sesuatu yang dapat dilakukan pasien sendiri, tetapi berikan bantu

an sesuai kebutuhan.b. Pertahankan dukungan dan sikap yang tegas, beri waktu yang cukup pada pasien un

tuk mengerjakan tugasnya.c. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan.d. Beri kesempatan untuk menolong diri seperti ekstensi untuk berpijak pada lantai atau 

ketoilet, kursi untuk mandi.e. Rencanakan tindakan untuk devisit penglihatan seperti tempatkan makanandan peral

atan dalam suatu tempat, dekatkan tempat tidur ke dinding.f. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri pasien.4. Gangguan komunikasi verbal bd gangguan sirkulasi cerebral, kehilangan kontrol ton

us otot fasial atau oral, dan kelemahan secara umumTujuan Komunikasi verbal adekuatKriteria hasila. Pasien dapat menunjukkan pengertian terhadap masalah komunikasib. Mampu mengekspresikan perasaannyac. Mampu menggunakan bahasa isyaratRencana tindakana. Kaji tipe disfungsib. Katakan untuk mengikuti perintah secara sederhana seperti tutup matamu, dan lihat 

kepintuc. Bicara dengan nada normal dan hindari ucapan yang terlalu cepat. Berikan waktu un

tuk merespond. Memilih metode komunikasi alternatif misalnya menulis pada papan tulis, menggamb

ar dan mendemonstrasikan secara visual gerakan tangane. Kolaborasi dengan ahli terapi wicara5. Pola nafas tidak efektif bd  menurunnya refleks batuk dan menelan, imobilisasi

Tujuan Pola nafas efektifKriteria hasil

Page 3: DIAGNOSA

a. Klien tidak sesak nafasb. Tidak terdapat ronchi, whwezing ataupun suara nafas tambahanc. Pernafasan teratur RR 16-20x/menit

Rencana tindakana. Rubah posisi tiap 2 jam sekalib. Berikan intake yang adekuat (2000cc perhari)c. Observasi pola nafas dan frekuensi nafasd. Auskultasi suaran nafase. Lakukan fisioterapi nafas sesuai dengan keadaan umum pasien.6. Inkontensia urine bd kehilangan tonuskandung kemih, kehilangan kontrol spinter, hil

angnya isyarat untuk berkemihTujuan Inkontinensia  teratasiKriteria hasil

a. Klien akan melaporkan penurunan atau hilangnya inkontinensiab. Tidak ada distensi bladder

Rencana tindakan keperawatana. Identifikasi pola berkemih dan kembangkan jadwal berkemih seringb. Ajarkan untuk membatsi masukkan cairan selama malam haric. Ajarkan teknik untuk mencetuskan refleks berkemihd. Berikan penjelasan tentang pentingnya hidrasi optimal (sedikitnya 2000cc/hari)bila tid

ak ada kontradiksie. Bila masih terjadi inkontinensia urine kurangi waktu antara berkemih pada jadwal yang telah d

irencanakan

sumber: arsip ICU RS Aisyiyah Muntilan

Page 4: DIAGNOSA

 Diagnosaa.    Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah, gangguan oklusif, hemoragi, vasospasme serebral, edema serebral.§  Tujuan :Mempertahankan tingkat kesadaran, fungsi kognitif dan motorik /sensorik.§  Intervensi :o   Pantau atau catat status neurologis sesering mungkin dan bandingkan dengan keadaan normalnya atau standar.o   Pantau tanda-tanda vital.o   Catat perubahan data penglihatan seperti adanya kebutaan, gangguan lapang pandang atau ke dalam persepsi.o   Kaji fungsi yang lebih tinggi, seperti fungsi bicara.o   Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dan dalam posisi anatomis (netral).o   Pertahankan keadaan tirah baring, ciptakan lingkungan yang tenang, batasi pengunjung atau aktivitas pasien sesuai indikasi.o   Cegah terjadinya mengejan saat terjadinya defekasi dan pernafasan yang memaksa (batuk terus menerus).o   Kolaborasi dalam pembarian oksigen dan obat sesuai indikasi(Doenges, 2000). b.    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan fungsi neurologis.§  Tujuan :Mempertahankan/ meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau kompensasi§  Intervensi :

Page 5: DIAGNOSA

o   Kaji kemampuan fungsional dan beratnya kelainan.o   Pertahankan kesejajaran tubuh (gunakan papan tempat tidur, matras udara atau papan baku sesuai indikasi.o   Balikkan dan ubah posisi tiap 2 jam.o   Tinggikan ekstremitas yang sakit dengan bantal.o   Lakukan latihan rentang gerak aktif atau pasif untuk semua ekstremitas setiap 2 jam sampai 4 jam.o   Berikan dorongan tangan, jari-jari dan latihan kaki.o   Bantu pasien dengan menggunakan alat penyokong sesuai indikasi.o   Berikan dorongan kepada pasien untuk melakukan aktivitas kebutuhan sehari-hari.o   Mulai ambulasi progresif sesuai pesanan bantu untuk duduk dalam posisi seimbang mulai dari prosedur pindah dari tempat tidur ke kursi untuk mencapai keseimbangan. c.     Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan efek kerusakan pada hemisfer bahasa atau wicara (kiri atau kanan)§  Tujuan :o   pasien dapat mengindikasikan pemahaman tentang masalah komunikasio   pasien dapat membuat metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan§  Intervensi :o   Bedakan antara gangguan bahasa dan gangguan wicara.o   Kolaborasikan dengan praktis bicara untuk mengevaluasi pasien dan merancang rencana.o   Ciptakan suatu atmosfir penerimaan dan privasi.o   Buat semua upaya untuk memahami komunikasi pasien, mendengar dengan penuh perhatian, ulangi pesan pasien kembali pada pasien untuk memastikan pengertian, abaikan ketidaktepatan penggunaan kata, jangan memperbaiki kesalahan, jangan pura-pura mengerti bila tidak mengerti, minta pasien untuk mengulang.o   Ajarkan pasien tehnik untuk memperbaiki wicara, instruksikan bicara lambat dan dalam kalimat pendek pada awalnya, tanyakan pertanyaan yang dapat dijawabnya ya atau tidak.o   Gunakan strategi untuk memperbaiki pemahaman pasien, dapatkan pengetahuan pasien sebelum bicara padanya, panggil dengan menyebutkan nama pasien, lakukan pola bicara yang konsisten, gunakan sentuhan dan perilaku untuk berkomunikasi dengan tenang d.    Kurang perawatan diri berhubungan dengan gangguan mobilitas fisik dan gangguan proses kognitif.§  Tujuan :Pasien dapat menolong diri sendiri sesuai kondisinya, dan dapat mengungkapkan kebutuhannya.

Page 6: DIAGNOSA

§  Intervensi :o   Kaji derajat ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri (mandi, makan, toile training).o   Lakukan perawatan kulit selama 4-5 jam, gunakan loiton yang mengandung minyak, inspeksi bagian di atas tulang yang menonjol setiap hari untuk mengetahui adanya kerusakan.o   Berikan hygiene fisik total, sesuai indikasi, sisi rambut setiap hari, kerams setiap minggu sesuai indikasi.o   Lakukan oral hygiene setiap 4-8 jam, sikat gigi, bersihkan membran mukosa dengan pembilas mulut, jaga agar kuku tetap terpotong rapi dan bersih.o   Kaji dan pantau status nutrisi.o   Perbanyak masukan cairan sampai 2000 ml/hari kecuali terhadap kontra indikasi.o   Pastikan eliminasi yang teratur.o   Berikan pelunak feses enema sesuai pesanan. e.     Perubahan persepsi sensori berhubugnan dengan stres psikologis (penyempitan lapang perseptual yang disebabkan oleh ansietas)§  Tujuan :o   Pasien dapat memulai dan mempertahankan tingkat kesadaran dan fungsi perceptualo   Pasien dapat mengakui perubahan dalam kemampuan dan adanya keterlibatan residual§  Intervensi :o   Evaluasi terhadap adanya gangguan penglihatan. Catat adanya penurunan lapang pandang, perubahan ketajaman persepsi, adanya diplobia.o   Dekati pasien dari daerah penglihatan yang normal, biarkan lampu menyala, letakkan benda dalam jangkauan lapang penglihatan yang normal, tutup mata yang sakit jika perlu.o   Ciptakan lingkungan yang sederhana, pindahkan perabot yang membahayakan.o   Kaji kesadaran sensorik, seperti membedakan panas atau dingin, tajam atau tumpul, posisi bagian tubuh atau otot, rasa persendian.o   Berikan stimulus terhadap rasa atau sentuhano   Lindungi pasien dari suhu yang berlebihano   Anjurkan pasien untuk mengamati kakinya bila perlu dan menyadari posisi bagian tubuh tertentu.o   Observasi respon perilaku pasien seperti rasa permusuhan, menangis, efek tidak sesuai, agitasi, halusinasi.o   Hilangkan kebisingan atau stimulasi eksternal yang berlebihan sesuai kebutuhan.o   Bicara dengan tenang, perlahan dengan menggunakan kalimat yang pendek, pertahankan kontak mata (Sumber : Doenges). f.     Resiko tinggi terhadap cidera yang berhubungan dengan defisit lapang pandang motorik atau persepsi.§  Tujuan :

Page 7: DIAGNOSA

pasien dapat terhindar dari resiko cedera atau terjatuh§  Intervensi :o   Lakukan tindakan yang mengurangi bahaya lingkungan : orientasi pasien dengan lingkungan sekitarnya, instruksikan pasien untuk menggunakan bel pemanggil untuk meminta bantuan, pertahankan tempat tidur dan posisi rendah dengan atau semua bagian pengaman tempat tidur terpasang.o   Kaji suhu air mandi dan bantalan pemanas sebelum digunakan dengan menggunakan termometer bila ada.o   Kaji ekstremitas setiap hari terhadai cidera yang tidak terdeteksi.o   Pertahankan kaki tetap hangat dan kering serta kulit dilemaskan dengan lotiono   Konsul dengan ahli terapi dengan pelatihan postur.o   Ajarkan pasien dengan keluarga untuk memaksimalkan keamanan di rumah (Sumber : Carpenito). g.    Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi, keterbatasan kognitif, kurang mengingat, tidak mengenal sumber dan informasi.§  Tujuan :o   Pasien dapat berpartisipasi dalam proses belajaro   Pasien dapat mengungkapkan pemahaman tentang prognosis/kondisi serta aturan terapeutiko   Pasien dapat memulai gaya hidup yang diperlukan§  Intervensi :o   Diskusikan keadaan patologis yang khusus dan kekuatan pada pasien.o   Diskusikan rencana untuk memenuhi perawatan diri.o   Identifikasi faktor resiko (seperti hipertensi, merokok, aterosklerosis, dan lain-lain) dan perubahan pola hidup yang penting.o   Identifikasi tanda dan gejala yang memerlukan kontrol secara menerus (Doenges, 2000)3.   EvaluasiHasil yang diharapkan :a.    Mencapai peningkatan mobilisasiKerusakan kulit terhindar, tidak ada kontraktur dan footdropBerpartisipasi dalam program latihanMencapai keseimbangan saat dudukPenggunaan sisi tubuh yang tidak sakit untuk konpensasi hilangnya fungsi pada sisi yang hemiplegiab.    Dapat merawat diri; dalam bentuk perawatan kebersihan dan menggunakan adaptasi terhadap alat-alatc.     Pembuangan kandung kemih dapat diaturd.    Berpatisipasi dalam program meningkatkan kognisie.     Adanya peningkatan komunikasi

Page 8: DIAGNOSA

o   Mempertahankan kulit yang utuh tanpa adanya kerusakan; memperlihatkan turgor kulit tetap normal dan berpartisipasi dalam aktivitas membalikkan badan dan posisif.     Anggota keluarga memperlihatkan tingkah laku yang positif dan menggunakan mekanisme kopingo   Mendukung program latihano   Turut aktif dalam proses rehabilitasig.    Tidak terjasi komplikasio   Tekanan darah dan kecepatan jantung dalam batas normal untuk pasieno   As darah arteri dalam batas normal Daftar Pustaka :Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.Price, S.A., dan Wilson, L.M, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, JakartaMardjono Mahar, Sidharta Priguna., 2006, Neurologi Klinis Dasar , P.T Dian Rakyat, Jakarta.Gleadle, Jonathan., 2005, Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik, EMS, Jakarta.Brunner and Suddarth, , 2001, Keperawatan Medikal Bedah,EGC, Jakarta.Brunner, I, S dan Suddarnth, Drs (2002) Buku Ajaran Keperawatan Medical Bedah Vol2 Jakarta: EGCCarwin, J, E (2001) Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGCMuttaqin. A (2008), Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta: Salemba Medika

Page 9: DIAGNOSA

Diagnosa Keperawatan dan Rencana Keperawatan1.      Perubahan perpusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intraserebral, oklusi otak,

vasospasme, dan edema otak.Tujuan :Setelah di lakukan tindakan keperawatan ...x24 jam perpusi jarinagn tercapai secara optimal dengan kriteria hasil :

1)      klien tidak gelisah2)      tidak ada keluhan nyeri kepala3)      mual dan kejang4)      GCS  4, 5, 65)      pupil isokor6)      refleks cahaya (+)7)      TTV normal.

Intervensi :1)      Berikan penjelasan kepada keluarga klien tentang sebab peningkatan TAK dan akibatnaya.

Rasional : keluarga lebih berpartisipasi dalam proses penyembuhan.2)      Baringkan klie ( bed rest ) total dengan posisi tidur telentang tanpa bantal.

Rasional : monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.3)      Monitor tanda-tanda vital.

Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien.4)      Bantu pasien untuk membtasi muntah, batuk,anjurkan klien menarik nafas apabila bergerak

atau berbalik dari tempat tidur.Rasional : aktivitas ini dapat meningkatkan tekanan intracranial dan intraabdoment dan dapat melindungi diri diri dari valsava.

5)      Ajarkan klien untuk mengindari batuk dan mengejan berlebihan.Rasional : Batuk dan mengejan dapat meningkatkan tekanan intrkranial dan poteensial terjadi perdarahan ulang.

6)      Ciptakan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung.Rasional : rangsangan aktivitas dapat meningktkan tekanan intracranial.

7)      Kolaborasi : pemberian terapi sesuai intruksi dokter,seperti :steroid, aminofel, antibiotika.

Page 10: DIAGNOSA

Rasional : tujuan yang di berikan dengan tujuan: menurunkan premeabilitas kapiler,menurunkan edema serebri,menurunkan metabolic sel dan kejang.

2.      Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan akumulasi secret, kemampuan batuk menurun, penurunan mobilitas fisik sekunder, dan perubahan tingkat kesadaran.Tujuan :Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam klien mamapu meningkatkan dan memepertahankan keefektifan jalan nafas agar tetap bersih dan mencegah aspirasi, dengan kriteria hasil :

1)      bunyi nafas terdengar bersih2)      ronkhi tidak terdengar3)      trakeal tube bebas sumbatan4)      menunjukan batuk efektif5)      tidak ada penumpukan secret di jalan nafas6)      frekuensi pernafasan 16 -20x/menit.

Intervensi :1)      Kaji  keadaan jalan nafas,

Rasional : obstruksi munkin dapat di sebabkan oleh akumulasi secret.2)      Lakukan pengisapan lendir jika d perlukan.

Rasional : pengisapan lendir dapay memebebaskan jalan nafas dan tidak terus menerus di lakukan dan durasinya dapat di kurangi untuk mencegah hipoksia.

3)      Ajarkan klien batuk efektif.Rasional : batuk efektif dapat mengeluarkan secret dari jalan nafas.

4)      Lakukan postural drainage perkusi/penepukan.Rasional : mengatur ventilasi segmen paru-paru dan pengeluaran secret.

5)      Kolaborasi : pemberian oksigen 100%.Rasional : denagn pemberiaan oksigen dapat membantu pernafasan dan membuat hiperpentilasi mencegah terjadinya atelaktasisi dan mengurangi terjadinya hipoksia.

3.      Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan hemipearese atau hemiplagia, kelemahan neuromoskuler pada ekstremitasTujuan : Setelah di lakukan tindakan keperawatan selama  ..x 24 jam mobilitas fisik teratasi, dengan kriteria hasil : klien dapat mempertahan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau kompensasi.Intervensi :

1)      Kaji kemampuan secar fungsional dengan cara yang teratur klasifikasikan melalui skala 0-4.Rasional : untuk mengidentifikasikan kelemahan dan dapat memberikan informasi mengenai pemulihan.

2)      Ubah posisi  setiap 2 jam dan sebagainya jika memungkinkan bisa lebih sering.Rasional : menurunkan terjadinya terauma atau iskemia jaringan.

3)      Lakukan gerakan ROM aktif dan pasif pada semua ekstremitas.Rasional : meminimalkan atropi otot, meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadinya kontraktur.

4)      Bantu mengembangkan keseimbangan duduk seoerti meninggikan bagian kepala tempat tidur, bantu untuk duduk di sisi tempat tidur.Rasional : membantu melatih kembali jaras saraf,meningkatkan respon proprioseptik dan motorik.

5)      Konsultasi dengan ahli fisiotrapi.Rasional   : program yang khusus dapat di kembangkan untuk menemukan kebutuhan klien.

Page 11: DIAGNOSA

4.      Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring yang lama.Tujuan : klien mampu memperthankan keutuhan kulit setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ..x24jamKriteria hasil : klien mampu perpartisipasi dalam penyembuhan luka, mengetahui cara dan penyebab luka, tidak ada tanda kemerahan atau lukaIntervensi :

1)      Anjurkan klien untuk melakukan latihan ROM dan mobilisasi jika munkin.Rasional : meningkatkan aliran darah ke semua daerah.

2)      Ubah posisi setiap 2 jam.Rasional : menghindari tekanan dan meningkatkan aliran darah.

3)      Gunakan bantal air atau bantal yang lunak di bawah area yang menonjol.Rasional : mengindari tekanan yang berlebihan pada daerah yang menonjol.

4)      Lakukan masase pada daerah yang menonjol yang baru mengalami tekanan pada waktu berubah posisis.Rasional : mengindari kerusakan kapiler.

5)      Observasi terhadap eritema dan kepucatan dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap mengubah posisi.Rasional : hangan dan pelunakan merupakan tanda kerusakan jaringan.

6)      Jaga kebersihan kulit dan hidari seminimal munkin terauma,panas terhadap kulit.Rasional : untuk mempertahankan ke utuhan kulit

5.      Defisist perawatan diri berhubungan dengan kelemahan neuromuskuler, menurunya kekuatan dan kesadaran, kehilangan kontrol otot atau koordinasi di tandai oleh kelemahan untuk ADL, seperti makan, mandi dll.Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam  terjadi prilaku peningkatan perawatan diri.Kriteria hasil : klien menunjukan perubahan gaya hidup untuk kebutuhan merawat diri, klien mampu melakukan aktivitas perawatna diri sesuai dengan tingkat kemampuan, mengidentifikasikan personal masyarakat yang dapat membantu.Intervensi :

1)      Kaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skala 0 – 4 untuk melakukan ADL.Rasional : membantu dalam mengantisipasi dan merencanakan pertemuan kebutuhan individu.

2)      Hindari apa yang tidak dapat di lakukan oleh klien dan bantu bila perlu.Rasional : klien dalam keadaan cemas dan tergantung hal ini di lakukan untuk mencegah frustasi dan harga diri klien.

3)      Menyadarkan tingkah laku atau sugesti tindakan pada perlindungan kelemahan. Pertahankan dukungan pola pikir dan izinkan klien melakukan tugas, beri umpan balik yang positif untuk usahanya.Rasional : klien memerlukan empati, tetapi perlu mengetahui perawatan yang konsisten dalam menangani klien, skaligus meningkatkan harga diri klien, memandirikan klien, dan menganjurkan klie untuk terus mencoba.

4)      Rencanakan tindakan untuk deficit pengelihatan dan seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat, dekatkan tempat tidur ke dinding.Rasional : klien mampu melihat dan memakan makanan, akan mampu melihat kelaurmasuk orang ke ruangan.

6.      Gangguan eliminasi alvi (konstipasi) berhubunagn dengan imobilisasi dan asupan cairan yang tidak adekuat.

Page 12: DIAGNOSA

Tujuan : setelah di lakukan tindakan keperawatan selam 2x24 jam gangguan eliminasi fecal ( konstipasi) tidak terjadi lagi.Kriteria  hasil : klien BAB lancer,konsistensi feces encer, Tidak terjadi konstipasi lagi.Intervensi :

1)      Kaji pola eliminasi BABRasional : untuk mengetahui frekuensi BAB klien, mengidentifikasi masalah BAB pada klien .

2)      Anjurkan untuk mengosumsi buah dan sayur kaya serat.Rasional : untuk mempelancar BAB.

3)      Anjurkan klien untuk banyak minum air putih, kurang lebih 18 gelas/hari,Rasional : mengencerkan feces dan mempermudah pengeluaran feces.

4)      Berikan latihan ROM pasifRasional : untuk meningkatkan defikasi.

5)      Kolaborasi pemberian obat pencahar.Rasional : untuk membantu pelunakkan dan  pengeluaran feces

7.      Gangguan eliminasi urin ( inkontinensia urin) berhubungan dengan lesi pada UMN.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan, selama ...x24 jam.Kriteria hasil : gangguan eliminasi urin tidak terjadi lagi, pola eliminasi BAK normal.Intervensi :

1)      Kaji pola eliminasi urin.Rasional : mengetahui masalah dalm pola berkemih.

2)      Kaji multifaktoral yang menyebabkan inkontensia.Rasional : untuk menentukan tindakan yang akan di lakukan.

3)      Membatasi intake cairan 2-3 jam sebelum tidur.Rasional : untuk mengatur supaya tidak terjadi kepenuhan pada kandung kemih.

4)      Batasi intake makanan yang menyebabkan iritasi kandung kemih.Rasional : untuk menghindari terjadinya infeksi pada kandung kemih.

5)      Kaji kemampuan berkemih.Rasonal : untuk menentukan piñata laksanaan tindak lanjut jika klien tidak bisa berkemih.

6)      Modifikasi pakaian dan lingkungan.Rasional : untuk mempermudah kebutuhan eliminasi.

7)      Kolaborasi pemasangaan kateter.Rasional : mempermudah klien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi urin.

Page 13: DIAGNOSA

Daftar PustakaBatticaca, Fransisca B. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.

Jakarta: Salemba MedikaMarilynn E, Doengoes, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta,  EGC, 2000Misbach, Jusuf. 2011. STROKE ASPEK DIAGNOSTIK, PATOFISIOLOGI,

MANAJEMEN. Jakarta : Badan Penerbit FKUIMuttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Persarafan. Jakarta: Salemba MedikaSmeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2002. BUKU AJAR Keperawatan Medikal-Bedah

Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta : EGC