Devra Ardhitya Trisandy 1137020011 BIO2A Makalah Suhe

19
1

description

Struktur Hewan

Transcript of Devra Ardhitya Trisandy 1137020011 BIO2A Makalah Suhe

MAKALAH SISTEM EKSRESI HEWAN

Tugas Ini disusun untuk memenuhi salah satu nilai tugas mandiri

pada mata kuliah struktur hewan

Dosen: Dra. Sekarwati Kusumaningrasa. M.si

Disusun oleh : Devra Ardhitya Trisandy

NIM : 1137020011

Biologi II A

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2014

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil Alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan kita kenikmatan sehinggapenulisdapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada sang mahkota alam Nabi Muhammad SAW. Karena dengan perjuangan beliaulah kita bisa mengetahui betapa pentingnya ilmu pengetahuan sebagai bekal kita hidup di dunia dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sayamenyadari bahwa di dalam makalah ini banyak terdapat kesalahan dan kekurangan. Untuk itu saya sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kebaikan dan kesempurnaan makalah selanjutnya

Bandung ,13juni 2014

Penyusun

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... i

Daftar Isi................................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah....................................................................... ...... .1

B. Rumusan Masalah................................................................................. ...... 1

C. tujuan ...........................................................................................................1

Bab II Pembahasan

A. Pengertian.................................................................................................... 2

B. Sistem Ekskresi Pada Hewan Vertebrata.................................................... .2

C. Sistem ekskresi Pada Hewan Invertebrata................................................... 4

Bab III Kesimpulan

Kesimpulan............................................................................................................ 10

Daftar Pustaka

Bab 1

A. Pendahuluan

Dalam tubuh organisme memiliki banyak sekali proses metabolisme. Adapun jenis sistem metabolisme yang terdapat pada organisme hidup antara lain seperti pencernaan ,dan respirasi. Setiap adanya proses pasti juga menghasilkan barang sisa yang tidak terpakai, seperti halnya metabolisme tubuh organisme. Pada hasil metabolisme limbah yang dikeluarkan sangatlah beragam mulai dari bentuk gas , cair , hingga padat. Jika limbah limbah tersebut tertumpuk di tubuh kita tanpa dikeluarkan maka akan terjadi masalah serius kedepannya berkenaan dengan kesehatan. Adapun proses pembuangan zat sisa metabolisme dalam tubuh disebut eksresi. Setiap organisme memiliki pada tingkatan kelas memiliki sistem eksresi yang berbeda-beda. oleh karena itu proses pengsekresian zat nya pula berbeda beda.

B. Rumusan Masalah

i) Apa saja alat eksresi pada organisme

ii) Bagai mana cara kerja eksresi pada alat tersebut

C. Tujuan

i) Mengetahui alat eksresi pada organisme

ii) Mengetahui cara kerja sistem eksresi organisme hidup

BAB II

1. Pengertian Eksresi beserta tujuan

Sistem Ekskresi adalah sistem pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari dalam tubuh, seperti:

I. Menghembuskan gas CO2 ketika kita bernafas

II. Berkeringat

III. Buang air kecil (urine)

Sistem ekskresi membantu memelihara homeostasis dengan tiga cara, yaitu melakukan osmoregulasi, mengeluarkan sisa metabolisme, dan mengatur konsentrasi sebagian besar penyusun cairan tubuh.

Zat sisa metabolisme adalah hasil pembongkaran zat makanan yang bermolekul kompleks. Zat sisa ini sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Sisa metabolisme antara lain, CO2, H20, NHS, zat warna empedu, dan asam urat

Fungsi system ekskresi, antara lain:

i. Membuang limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh

ii. Mengatur konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)

iii. Mempertahankan temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi)

iv. Homeostasis

1. Sistem eksresi pada invertebrata

1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih

Proses pengeluaran zat sisa pada cacing pipih, dilakukan melalui pembuluh bercabang-cabang yang memanjang pada bagian samping kiri dan kanan disepanjang tubuhnya. Setiap cabang berakhir pada sel-sel api (solenosit) yang di lengkapi dengan silia (bulu getar) dan beberapa flagella yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Saluran ini disebut protonefridium. Silia pada sel api akan selalu bergerak. Akibat gerakan silia tersebut, air atau cairan tubuh dan zat sisa yang sudah disaring didalam sel api akan terdorong masuk ke dalam saluran ekskresi. Cairan tubuh dan zat sisa kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui suatu lubang yang disebut nefridiofor. Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk kedalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.

2. Proses Ekskresi pada Annelida

Cacing tanah termasuk kedalam filum Annelida, oleh karena itu, pada setiap segmen terdapat sepasang ginjal atau nefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan segmen terakhir. Setiap nefridium memiliki dua lubang, lubang yang pertama berupa corong yang terbuka dan bersilia yang disebut nefrostom (dibagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom terdapat didalam rongga tubuh dan berisi penuh dengan cairan. Cairan tubuh ditarik dan diambil oleh nefrostom, yang kemudian masuk ke dalam nefridia yang berupa pembuluh panjang dan berliku-liku. Pada waktu cairan tubuh mengalir mengalir melalui nefridia terjadi penyerapan kembali zat-zat yang masih bermanfaat, seperti glukosa, air, dan ion-ion. Kemudian zat-zat tersebut diedarkan keseluruh kapiler sistem sirkulasi. Sedangkan sisa cairan tubuh, seperti air, senyawa nitrogen, dan garam-garam yang tidak diperlukan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui ujung nefrostom yang yang berupa lubang atau nefridiofor.

3. Proses Ekskresi pada Serangga

Alat ekskresi pada serangga disebut pembuluh malphigi. Pembuluh malphigi merupakan tabung kecil dan panjang yang berfungsi sebagai sebagai alat pengeluaran seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh malphigi terletak dalam homosal dan tergenang di dalam darah. Bagian pangkal pembuluh malphigi melekat pada ujung anterior dinding usus dan bagian ujungnya menuju ke homosal yang mengandung hemolimfa. Hemolimfa merupakan darah pada invertebrata dengan sistem peredaran darah terbuka. Pembuluh malphigi pada bagian dalam tersusun oleh selapis sel epitel yang berperan dalam pemindahan urea, limbah nitrogen, garam-garam dan air dari hemolimfa ke dalam rongga pembuluh. Bahan yang mengandung nitrogen diendapkan sebagai kristal asam urat yang akan dikeluarkan bersama feses melalui anus. Disamping pembuluh malphigi, terdapat trakea yang berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini berfungsi sebagai paru-paru pada invertebrata.

1. Sistem eksresi pada vertebrata

A. SISTEM EKSKRESI PADA PISCES

I. Alat Eksresi

Alat pengeluaran ikan terdiri dari:

I. Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O

II. Kulit ; kelenjar kulitnya mengeluarkan lendir sehingga tubuhnya licin untuk memudahkan gerak di dalam air.

III. Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urine.

Dua tipe ginjal yang berkembang pada ikan, yaitu;

a. Pronefros

Ginjal pronefros adalah yang paling primitif, meski terdapat pada perkembangan embrional sebagian besar ikan, tetapi saat dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros. Perkecualian pada ikanhagfish(Myxine) dan lamprey.

b. Mesonefros

Ginjal ikan bertipe mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio emniota.

Keduanya mirip, adapun perbedaan prinsip adalah kaitannya dengan sistem peredaran darah, tingkat kompleksitas, dan pada efisiensinya. Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar dibandingkan dengan ikan laut.

II. OSMOREGULASI

Pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan, sehingga proses-proses fisiologis tubuhnya berfungsi normal. Osmoregulasi dilakukan dengan berbagai cara melalui:

- ginjal

- kulit

- membran mulut

a. Osmoregulasi pada ikan air tawar

Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara osmosis. Insang ikan air tawar secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak keluar dan sekaligus memompa

air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air. Urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi.

b. Osmoregulasi pada ikan air laut

Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses osmosis. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan minumair laut sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat dalam cairan tubuh. Padahal dehidrasi dicegah dengan proses ini dan kelebihan garam harus dihilangkan. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.

B. Sistem Ekskresi pada Amphibi

I. Alat Ekskresi

Alat ekskresi amphibi :

Ginjal (ren)

Paru-paru

Kulit

a. Ren(ginjal)

Pada amphibi ren bertipe mesonephros atau opistoneohros.

Terletak di kanan dan kiri tulang belakang.

Ginjal berwarna merah kecokelatcokelatan.

Ginjal sebagai alat penyaring akan mengeluarkan zat sisa, yaitu garam-garam mineral dan cairan dari darah.

b. Pulmo(paru-paru)

pada katak pulmo berjumlah sepasang dan berlobus 3.

tugas paru-paru adalah untuk membuang karbon dioksida serta uap air yang tidak berguna bagi tubuh.

Saluran ekskresi pada katak jantan & betina memiliki perbedaan, pada katak jantan saluran kelamin & saluran urin bersatu dengan ginjal, sedangkan pada katak betina kedua saluran itu terpisah. Walaupun begitu alat lainnya bermuara pada satu saluran dan lubang pengeluaran yang disebut kloaka.

C. SISTEM EKSKRESI REPTILE

I. ALAT EKSKRESI

Alat ekskresi reptil berupa ginjal (pronephros dan metanefros) yang sudah berkembang sejak masa embrio. Namun pada saat dewasa ginjalnya berkembang menjadi metanephros. Bentuk ginjal kecil, kompak dan permukaan berlobi. Ginjal ini dihubungkan oleh saluran ke kantung kemih dan langsung bermuara ke kloaka.

Pada ular dan buaya tidak mempunyai vesica urinaria. Pada kadal dan kura-kura vesica urinaria bilobus dan berkembang dengan baik. Pada buaya punya satu pasang vesica urinaria: jantan sebagai organ respirasi tambahan dan betina untuk persiapan bertelur.

Asam urat merupakan sisa metabolisme yang mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun lebih rendah dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah. Asam urat

sebagian besar larut dalam air Dan dapat disekresikan sebagai pasta atau dalam bentuk pasta.

Selain ginjal, pada beberapa reptil seperti kadal dan kura-kura memiliki kelenjar kulit yang mengliasilkan asam urat tertentu yang berguna untuk mengusir musuh. Reptile mengekskresikan asam urat sebagai limbah nitrogen utama mereka

D. Sistem Ekskresi pada Aves

I. Alat Ekskresi

Alat ekskresi pada aves:

1. Ginjal

2. Paru-paru

3. Kulit

a. Ren(ginjal)

- bertipe metanephros

- berwarna kecoklatan

- kecil, kompak, permukaan berlobi

- berhubungan dengan lingkungan luar melalui ureter

- burung tidak mempunyai vesica urinaria, kecuali Ostrich (burung unta), ekskret berupa asam urat dan garam.

- Kelebihan larutan garam akan mengalir ke rongga hidung dan keluar melalui nares (lubang hidung).

b. Kulit

Burung hampir tidak memiliki kelenjar kulit, tetapi memiliki kelenjar minyak yang terdapat pada tunggingnya. Kelenjar minyak berguna untuk meminyaki bulu-bulunya.

E. SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

I. Proses Pengeluaran

Berdasarkan zat yang dibuang, proses pengeluaran pada manusia dibedakan menjadi:

Defekasi: pengeluaran zat sisa hasil pencernaan (feses)

Ekskresi: pengeluaran zat sisa hasil metabolisme (CO2, keringat dan urine)

Sekresi: pengeluaran getah yang masih berguna bagi tubuh (enzim dan hormon)

II. Alat-alat Ekskresi

Alat-alat ekskresi pada manusia meliputi:

- Ginjal

- Hati

- Kulit

- Paru-paru

A. Ginjal (ren)

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di depan sebelah kiri dan kanan tulang belakang bagian pinggang.

Kulit Ginjal (korteks)

- Pada Korteks terdapat banyak nefron atau penyaring.

- Setiap nefron terdiri dari badan malpigi dan tubulus glomerulus.

- Glomerulus merupakan anyaman pembuluh darah kapiler.

- Glomerulus dibungkus oleh kapsula Bowman

Sumsum Ginjal (medula)

Sumsum ginjal terdiri dari tubulus konturtus

Rongga Ginjal (pelvis renalis)

Pada rongga ginjal bermuara pembuluh-pembuluh. Dari tiap rongga keluar ureter.Ureter berfungsi mengeluarkan dan menyalurkan urine ke kantung kemih

Fungsi Ginjal

Ginjal memiliki fungsi:

- Menyaring darah sehingga menghasilkan urine

- Membuang zat-zat yang membahayakan tubuh (urea, asam urat)

- Membuang zat-zat yang berlebihan dalam tubuh (kadar gula)

- Mempertahankan tekanan osmosis cairan ekstraseluler

- Mempertahankan keseimbangan asam dan basa

B. Hati (hepar)

Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma

a. Fungsi Hati

Hati menghasilkan empedu (bilus) yang mengandung zat sisa dari perombakan eritosit di dalam limpa

Hati berfungsi:

- Menyimpan gula dalam bentuk glikogen

- Mengatur kadar gula darah

- Tempat pembentukan urea dari amonia

- Menawarkan racun

- Membentuk vitamin A dari provitamin A

- Tempat pembentukan fibrinogen protrombin

C. Kulit (integumen)

Merupakan lapisan terluar tubuh manusia dan merupakan pelindung bagian dalam tubuh

a. Fungsi Kulit

Kulit berfungsi sebagai:

- Mengeluarkan keringat

- Melindungi bagian dalam tubuh dari gesekan, kuman, penyinaran, panas dan zat kimia

- Mengatur suhu tubuh

- Menerima rangsangan dari luar

- Mengurangi kehilangan air

D. Paru-paru (pulmo)

Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2 + uap air . Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan .

Kesimpulan

Baik organime invertebrata maupun vertebrata memiliki sistem eksresi. Keduanya memiliki sistem yang berbeda. Pada invertebrata sistem eksresi untuk suatu class dengan class yang lain sangat lah berbedaa tidak dengan menggunakan alat eksresi yang sama. Sedangkan untuk vertebrata seluruh nya cenderung menggunakan alat yang sama akan tetapi pada satu dengan yang lainnya memiliki bentuk yang berbeda.

Daftar pustaka

Supripto, Struktur Hewan. Biologi ITB

Pratiwi, D.A, Sri Maryati, Srikini, dkk. 2006. Biologi Jilid II. Erlangga :Jakarta.

Suntoro, Susilo H., Djalal Tanjung Harminani, 1993. Anatomi dan Fisiologi Hewan. Universitas Terbuka, Depdikbud : Jakarta.

http://wikipedia.com/sistem ekskresi

4