Devi Amalia

7
PENGEMBANGAN KURIKULUM KTSP TERKAIT POLEMIK DALAM KURIKULUM 2013 TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA Devi Amalia Arini Jaringan Telekomunikasi Digital, Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang [email protected] Abstrak Perkembangan pembangunan nasional pada era globalisasi di Indonesia telah memunculkan efek yang tidak terhindarkan dalam masyarakat. Salah satu halnya pada bidang Pendidikan di Indonesia sendiri. Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah- ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Beberapa Faktor yang mendasari adanya Perubahan Kurikulum Terkait dengan adanya Keputusan Mentri Pendidikan. Salah satunya adalah Kurikulum 2013 diubah menjadi Kurikulum 2006. Kata kunci : Kurikulum 2013, Kurikulum KTSP, Keputusan Menteri. 1. Pendahuluan Perkembangan pembangunan nasional pada era globalisasi di Indonesia telah memunculkan efek yang tidak terhindarkan dalam masyarakat. Salah satu halnya pada bidang Pendidikan di Indonesia sendiri. Pendidikan di Indonesia masih banyak memiliki persoalan. Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena lembaga pendidikan dan pembelajaran selalu berada dibawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Tujuan dari adanya perubahan adalah untuk meningkatkan mutu di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan. Dan sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sebuah kurikulum. Menurut Sukmadinata (2008:5), “Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar”. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol adalah kurikulum kita yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa arah pengembangan yang betul di implementasikan sesuai dengan perubhan yang di inginakan pada kurikulum tersebut. Tak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mempengaruhi sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang didinginkan sehingga perlu adanya penyegran kurikulum. Usaha tersebut dilakukan demi menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional. Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah- ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persiangan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia

description

artikel - Devi Amalia Arini

Transcript of Devi Amalia

JUDUL PAPER MAKSIMUM 10 KATA DAN HARUS DITULIS DENGAN TIMES NEW ROMAN 14, BOLD DAN CENTERED

PENGEMBANGAN KURIKULUM KTSP TERKAIT POLEMIK DALAM KURIKULUM 2013 TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA

Devi Amalia Arini Jaringan Telekomunikasi Digital, Teknik Elektro, Politeknik Negeri Malang

[email protected]

Abstrak Perkembangan pembangunan nasional pada era globalisasi di Indonesia telah memunculkan efek yang tidak terhindarkan dalam masyarakat. Salah satu halnya pada bidang Pendidikan di Indonesia sendiri. Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah- ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Beberapa Faktor yang mendasari adanya Perubahan Kurikulum Terkait dengan adanya Keputusan Mentri Pendidikan. Salah satunya adalah Kurikulum 2013 diubah menjadi Kurikulum 2006. Kata kunci : Kurikulum 2013, Kurikulum KTSP, Keputusan Menteri.

1. Pendahuluan Perkembangan pembangunan nasional pada era globalisasi di Indonesia telah memunculkan efek yang tidak terhindarkan dalam masyarakat. Salah satu halnya pada bidang Pendidikan di Indonesia sendiri. Pendidikan di Indonesia masih banyak memiliki persoalan. Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena lembaga pendidikan dan pembelajaran selalu berada dibawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Tujuan dari adanya perubahan adalah untuk meningkatkan mutu di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan. Dan sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sebuah kurikulum. Menurut Sukmadinata (2008:5), Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol adalah kurikulum kita yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa arah pengembangan yang betul di implementasikan sesuai dengan perubhan yang di inginakan pada kurikulum tersebut.

Tak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mempengaruhi sistem pendidikan. Perubahan tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang didinginkan sehingga perlu adanya penyegran kurikulum. Usaha tersebut dilakukan demi menciptakan anak yang unggul, mampu bersaing di dunia internasional.

Kurikulum bersifat dinamis karena selalu berubah- ubah sesuai dengan perkembangan dan tantangan zaman. Semakin maju peradaban suatu bangsa, maka semakin berat pula tantangan yang dihadapinya. Persiangan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing mengahadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan, ketegasan kurikulum dan implemetasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan Negara- Negara maju di dunia.

Beberapa kurikulum yang telah berganti diantaranya ; dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan baru baru ini muncul 2013. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

Salah satu hal yang marak diperbincangkan saat ini adalah mengenai perubahan kurikulum 2013 yang dibentuk oleh Ir.Muh Nuh sebagai Meneteri Pendidikan dan Kebudayaan yang menjabat pada saat 2009-2014 diganti menjadi Kurikulum 2006 oleh Menteri Pendidikan. Hal Tersebut banyak menimbulkan polemic yang bermasalah pasalanya Kurikulum 2013 baru diterapkan pada tahun 2013 ini dan sudah diganti di awal juli 2014 oleh Menteri yang baru yaitu Anies Baswedan. Banyak Hal yang baru diubah untuk menjadi Kurikulum 2013, lalu dirubah kembali ke 2006, sangat disayangkan mengingat semua akademisi dari SD sampai SMP banyak yang berubah dan hal tersebut telah mengalami perubahan kembali. Oleh karena itu, hal ini masih banyak menimbulkan berbagai tanggapan baik pro dan kontra dalam masyarakat dengan adanya perubahan kurikulum 2013 yang diubah menjadi kurikulum 2006. B. Tujuan Kurikulum

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Misalkan, filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan misi dan visi sekolah serta tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata pelajaran dan tujuan proses pembelajaran.

Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)b. Tujuan Institusional (TI)c. Tujuan Kurikuler (TK)d. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)

Tujuan Pendidikan Nasional adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus dapat membentuk manusi yang sesuai dengan rumusan itu, baik pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal maupun non formal. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pasal 3, bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan tinggi.

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada dasarnya merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional. Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan Bidang Studi Matematika di SD, Tujuan Pelajaran IPS di SMP dan lain sebagainya. Dalam Kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi, tujuan kurikuler tergambarkan pada standar isi setiap mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai siswa pada setiap satuan pendidikan.

Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan instruksional atau yang sekarang lebih populer dengan tujuan pembelajaran, merupakan tujuan yang paling khusus.

Tujuan pembelajaran yang merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan. Karena hanya guru yang memahami kondisi lapangan, termasuk memahami karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus dikuasai oleh anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran.Pada sistem kurikulum 2013 , menggunkan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013. untuk Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan . Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan Mencipta.C. Kurikulum 2013

Prinsip pengembangan kurikulum 2013 meliputi: (1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.(2)Beragam dan terpadu. (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh dan berkesinambungan. (6) Belajar sepanjang hayat. (7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Proses pembelajaran kurikulum 2013 terdiri dari kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.

Elemen perubahan terdiri dari (1).Kompetensi Lulusanbertujuan meningkatkansoft skillsdanhard skillsertakompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. (2)Kedudukan mata pelajaran (ISI)matapelajaran dikembangkan dari kompetensi.(3) Pendekatan (ISI) untuk SD bersifat tematik terpadu dalam semua mata pelajaran, SMP mengacu mata pelajaran, SMA mengacu mata pelajaran danSMKbersifat vokasinal. (4)Struktur Kurikulum (Mata pelajaran dan alokasi waktu)(ISI). (5) Proses pembelajaran. (6) Penilaian hasil belajar dan (7) Ekstrakurikuler.D. Kurikulum KTSP

menurut UU Nomor 32 Tahun 2004; Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Karena disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan maka KTSP merupakan kurikulum babak baru perubahan dari kurikulum nasional yang disusun oleh pusat dilaksanakan oleh sekolah ke kurikulum otonom yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Kebijakan kurikulum berdiversifikasi merupakan amanat PP 19 Tahun 2005.Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006 . Pada KTSP sistem yang digunkan lebih menggunakan aspek pengetahuan. Pada Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum 2013. Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan KonfirmasiE. Alasan Pengubahan Kurikulum 2013

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)Anies Baswedan menghentikan penerapan Kurikulum 2013untuk sekolah yang baru menerapkan satu semester. Sekolah-sekolah itu diminta kembali menggunakan Kurikulum 2006 atau dikenal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Keputusan penghentian Kurikulum 2013 diambil berdasarkan rekomendasi tim evaluasi implementasi Kurikulum 2013 dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan. Anies mengatakan, sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan Kurikulum 2013.

Penghentian di landasi antara lain karena masih ada masalah dalam ada masalah dalam kesiapan buku, sistem penilaian, penataran guru, pendamping guru dan pelatihan kepala sekolah yang belum merata. Menurut Anies, pendidikan Indonesia menghadapi masalah yang tidak sederhana karena Kurikulum 2013 diproses secara amat cepat dan bahkan sudah ditetapkan untuk dilaksanakan di seluruh Indonesia sebelum kurikulum tersebut pernah dievaluasi secara lengkap dan menyeluruh. Anak-anak, guru dan orang tua yang akhirnya harus menghadapi konsekuensi atas ketergesa-gesaan penerapan Kurikulum 2013. Anies menegaskan yang menjadi pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan ini adalah kepentingan anak-anak Indonesia.

Semua kepala sekolah yang sekolahnya termasuk kategori belum siap menerapkan Kurikulum 2013 diminta untuk mempersiapkan sekolahnyakembali menggunakan Kurikulum 2006mulai semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

Berbagai konsep yang ditegaskan kembali di Kurikulum 2013 sebenarnya telah diakomodasi dalam Kurikulum 2006, semisal penilaian otentik, dan pembelajaran tematik terpadu. Sehingga tidak ada alasan bagi guru-guru untuk tidak mengembangkan metode pembelajaran di kelas. Kreatifitas dan keberanian guru untuk berinovasi dan keluar dari praktik-pratik lawas adalah kunci bagi pergerakan pendidikan Indonesia.

Kunci untuk pengembangan kualitas pendidikan adalah pada guru.Pergantian kurikulum tidak tomatis akan meningkatkan kualitas pendidikan. Di tangan gurulah proses peningkatan itu bisa terjadi. Peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah akan makin digalakkan sembari kurikulum ini diperbaiki dan dikembangkan. [SekolahDasar.Net | 06/12/2014]

F. Keputusan diubahnya Kurikulum 2013 ke Kurikulum 2006 (KTSP)Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013.

Pasal satu dari Permendikbud itu menyatakan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama pada Tahun Pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum Tahun 2006 mulai semester kedua Tahun Pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Adapun, pada pasal dua menyebutkan satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama tiga semester tetap menggunakan Kurikulum 2013. Sekolah-sekolah itu merupakan satuan pendidikan rintisan penerapan Kurikulum 2013

G. Kesimpulan dan Saran

Daftar Pustaka:

Attia, AF. & Horacek, P.(2001): Optimization of Neuro-Fuzzy Modeling Using Genetic Algorithm, Proc. of XXVI. ASR' 2001 Seminar, Instruments And Control, Ostrava, Czech Republic, April 24-27, 2001, pp. 5-15.

Juan, A. & Vidal, E. (2000): On the Use of Normalized Edit Distances and an Efficient k-NN Search Technique (k-AESA) for Fast and Accurate String Classification, Proc. of 15th International Conference Pattern Recognition, Barcelona, Spain, Vol. 2,pp. 676-679.

Martinez, C., Juan, A. & Casacuberta. F. (2001): Using Recurrent Neural Networks for Automatic Chromosome Classification, International conference on artificial neural networks No12, Madrid, ESPAGNE, vol.2415, pp.565-570

Sampat, M.P., Bovik, A.C., Aggarwal, J.K. & Castleman, K.R. (2004): Supervised Parametric ..Daftar pustaka disusun berdasarkan abjad nama pengarang, penulisan unsur-unsur keterangan pustaka mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama pengarang ditulis dengan urutan nama akhir, nama awal dan nama tengah, tanpa gelar akademik. (2) tahun penerbitan. (3) judul, italic. (4) tempat penerbitan. (5) nama penerbit. Sebagai pemisah antar-unsur keterangan pustaka digunakan tanda koma ,.

Lampiran

Makalah dapat dilengkapi dengan lampiran dengan tidak melebihi batas maksimal jumlah halaman.