Devi makalah

35
PEGAWAI NEGERI SIPIL MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Tato Nuryanto,M.Pd Disusun oleh: 1. Deden Hamdan 2. Devi Risnawati 3. Lili Sulaihah 4. Nafilah El Sa’idah Tadris Bahasa Inggris Semester 2

Transcript of Devi makalah

Page 1: Devi makalah

PEGAWAI NEGERI SIPIL

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

dalam Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Tato Nuryanto,M.Pd

Disusun oleh:

1. Deden Hamdan2. Devi Risnawati3. Lili Sulaihah4. Nafilah El Sa’idah

Tadris Bahasa Inggris Semester 2

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

Jl. Perjuangan By Pass Sunyaragi Cirebon - Jawa Barat 45132

Telp : (0231) 481264 Faxs : (0231) 489926

Page 2: Devi makalah

PEMBAHASAN

PEGAWAI NEGERI

A. Definisi Pegawai Negeri Sipil

Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang

Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

Kepegawaian, disebutkan bahwa Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara

Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau

diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku..

Dalam undang-undang ini jelas bahwa pegawai negeri adalah seseorang

yang menjalankan tugas negara. Dan, pegawai negeri terdiri dari Pegawai

Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia, dan Anggota Kepolisian

Negara Republik Indonesia.

B. .Sejarah Tentang Pegawai Negeri Sipil

Semenjak kemerdekaan diproklomasikan telah ada upaya dari

pemerintah RI pada saat itu untuk mengelola kepegawaian Pemerintah RI

secara lebih baik. Lembaga pemerintah pertama yang diberi tanggung jawab

untuk mengelola hal itu adalah Kantor Urusan Pegawai (KUP) Yang dibentuk

berdasarkan PP No. 11 Tahun 1948 dan berkedudukan di Yogyakarta. KUP

khusus diperuntukkan menangani pegawai Pemerintah RI, sedangkan

pegawai yang mengabdi pada Pemerintah Hindia Belanda dikelola oleh

Djawatan Umum Urusan Pegawai (DUUP) yang dibentuk berdasarkan

Keputusan Gubernur Jendral Hindia Belanda No.13 Tahun 1938. Pada

perkembangan selanjutnya berdasarkan peraturan pemerintah No.32 Tahun

1950 kedua lembaga disatukan dan menjadi cikal bakal dari lahirnya lembaga

1

Page 3: Devi makalah

yang disebut Badan Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) dikemudian

hari. Lembaga ini berkedudukan langsung dibawah dan bertanggungjawab

kepada Perdana Menteri. Namun kemudian, KUP ini tidak mampu

menjalankan fungsi sebagaimana mestinya, karena sejumlah faktor yang

berkaitan dengan ketidakstabilan politik yang sangat tinggi pada saat itu.

Situasi politik yang tidak kondusif bagi terciptanya aparatur negara

yang sehat dan bersih ketika itu tidak menyurutkan upaya pemerintah untuk

mengelola birokrasi dan manajemen PNS secara lebih profesional. Berbagai

lembaga yang bertanggungjawab terhadap masalah kepegawaian dibentuk

oleh pemerintah, misalnya pembentukkan Panitia Organisasi Kementrian

(PANOK) dan pembentukan Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kedua

lembaga yang dibentuk dengan Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1957 ini

bertugas menyempurnakan aparatur dan administrasi negara; dan

kedudukannya dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Perdana

Menteri. Selain kedua lembaga, dibentuk pula Panitia Retooling Aparatur

Negara (PARAN) yang menghasilkan PP Nomor 5 Tahun 1962 tentang

Pokok-pokok Organisasi Aparatur Pemerintah Negara Tingkat tertinggi.

Lembaga yang syarat nilai politis sesuai kondisi pada saat itu adalah

Komando Tertinggi Retooling Aparatur Revolusi (KONTRAR) sebagai

kelanjutan dari PARAN.

Periode yang mulai kondusif untuk memperbaiki kinerja aparatur

negara adalah semasa Kabinet Ampera. Kebijakan yang dibuat oleh kabinet

ini antara lain dengan membentuk Panitia Pembantu Presiden berlandaskan

instruksi Ketua Presidium Kabinet Ampera Nomor 01/U/IN/8/1996 dan

diketuai oleh Dr. Awaloedin Djamin. Panitia ini bertugas memberikan saran

tentang maalah penertiban dan penyempurnaan administrasi negara dan

landasan pelaksanaanya dibantu oleh Lembaga Adminstrasi Negara (LAN),

Kantor Urusan Pegawai RI, dan Biro Pusat Statistik (BPS). Keberadaan

panitia ini kemudian lebih diperkuat lagi dengan Keputusan Presidium

Kabinet Ampera No. 266 Tahun 1967 dengan nama “Tim Pembantu untuk

2

Page 4: Devi makalah

Penertiban Aparatur dan Administrasi Pemerintah” (PAAP) yang diketuai

oleh Menteri Tenaga Kerja.

Kesadaran pemerintah terhadap pentingnya aparatur negara yang

bersih dan berwibawa semakin meningkat ketika Kabinet Pembangunan I

menciptakan Menteri Negara Penyempurna dan Pembersih Aparatur Negara

(MENPA) yang dijabat pertama kali dijabat oleh H. Harsono Tjokroaminoto.

Berdasarkan Keppres No. 19 Tahun 1968 kementrian ini bertugas membantu

presiden dalam menyempurnakan dan membersihkan aparatur negara dalam

operasionalisasinya dibantu oleh Tim PAAP dan Sekretariat Panitia

Koordinasi Efisiensi Aparatur Ekonomi Negara dan Aparatur Pemerintahan

sebagai unsur staf. Perubahan lain yang cukup penting semasa Kabinet

Pembangunan I ini adalah diubahnya KUP menjadi Badan Administrasi

Kepegawaian Negara (BAKN) berdasarkan PP No. 32 Tahun 1972.

Berdasarkan PP tersebut BAKN ditetapkan sebagai sebuah lembaga

pemerintah nondepartemen yang berkedudukan langsung di bawah dan

bertanggung jawab kepada presiden; dan berfungsi menyempurnakan,

memelihara, dan mengembangkan administrasi Negara di bidang

kepegawaian sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintahan.

C. Kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil

Peningkatan kesejahteraan PNS diusahakan secara bertahap sesuai dengan

kemampuan, sehingga pada akhirnya PNS dapat memusatkan perhatian

sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya. Usaha kesejahteraan yang

dimaksud meliputi kesejahteraan materiil maupun spiritual, seperti jaminan

hari tua, bantuan perawatan kesehatan, bantuan kematian, ceramah

keagamaan, dan lain-lain. Penyelenggaraan program kesejahteraan PNS

diatur dan dibina oleh Pemerintah Pusat.

Untuk membiayai usaha-usaha dalam bidang kesejahteraan, maka dari

setiap Pegawai Negeri dan Pejabat Negara dipungut iuran sebesar 10% dari

3

Page 5: Devi makalah

penghasilan setiap bulan sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun

1974 dan diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 1977, dengan

perinciannya:

1. 4 ¾ % untuk iuran dan pensiun

2. 2 % untuk iuran pemeliharaan kesehatan

3. 3 ¼ % untuk iuran tabungan hari tua.

- PNS mendapat asuransi sosial berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 25 Tahun 1981.

- PNS mendapat pemeliharaan kesehatan berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 22 Tahun 1984.

No Masa

kerja

Usia Alasan Keterangan

1 Minimal

20 tahun

Minimal 50

tahun

Mengajukan berhenti Diberhentikan

dengan hormat

2 _ _ Cacat jasmani/rohani Karena menjalankan

tugas jabatan

3 Minimal

4 tahun

_ Cacat jasmani/rohani Tidak karena

menjalankan tugas

jabatan

4 Minimal

10 tahun

Minimal 50

tahun

Diberhentikan karena

penghapusan jabatan

Diberhentikan

dengan hormat

5 Minimal

10 tahun

Minimal 50

tahun

Setelah tugas negara

tidak ditempatkan lagi

Diberhentikan

dengan hormat

6 Minimal

10 tahun

Kurang dari

50 tahun

Diberhentikan karena

penghapusan jabatan

atau setelah tugas

negara tidak

ditempatkan lagi

Diberhentikan

dengan hormat dan

pensiun diberikan

setelah usia 50 tahun

4

Page 6: Devi makalah

D. Payung Hukum Pegawai Negeri Sipil

Payung hukum Pegawai Negeri Sipil (PNS) tercantum dalam UNDANG-

UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG

POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN. Yang memuat:

BAB I

PENGERTIAN

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

a. Pegawai Negeri adalah mereka yang setelah memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh

pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan Negeri

atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu

peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

b. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan

mengangkat dan atau memberhentikan Pegawai Negeri berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku;

c. Jabatan Negeri adalah jabatan dalam bidang eksekutip yang ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan termasuk di dalamnya jabatan

dalam kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan kepaniteraan

Pengadilan;

d. Atasan yang berwenang adalah pejabat yang karena kedudukan atau

jabatannya membawahi seorang atau lebih Pegawai Negeri;

e. Pejabat yang berwajib adalah pejabat yang karena jabatan atau tugasnya

berwenang melakukan tindakan hukum berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

5

Page 7: Devi makalah

Pasal 2

(1) Pegawai Negeri terdiri dari:

a. Pegawai Negeri Sipil, dan

b. Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

(2) Pegawai Negeri Sipil terdiri dari: 3

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat;

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah; dan

c. Pegawai Negeri Sipil lain yang ditetapkan dengan Peraturan

Pemerintah.

BAB II

KETENTUAN UMUM

Bagian Pertama

Kedudukan

Pasal 3

Pegawai Negeri adalah unsur Aparatur Negara, Abdi Negara, dan Abdi

Masyarakat yang dengan penuh kesetiaan dan ketaatan kepada Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah menyelenggarakan tugas

pemerintahan dan pembangunan.

Bagian Kedua

Kewajiban

Pasal 4

Setiap Pegawai Negeri wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila

Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah.

6

Page 8: Devi makalah

Pasal 5

Setiap Pegawai Negeri wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan

yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya

dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggungjawab.

Pasal 6

(1) Setiap Pegawai Negeri wajib menyimpan rahasia jabatan.

(2) Pegawai Negeri hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan kepada dan atas

perintah pejabat yang berwajib atas kuasa Undang-undang.

Bagian Ketiga

Hak

Pasal 7

Setiap Pegawai Negeri berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan

pekerjaan dan tanggungjawabnya.

Pasal 8

Setiap Pegawai Negeri berhak atas cuti.

Pasal 9

(1) Setiap Pegawai Negeri yang ditimpa oleh sesuatu kecelakaan dalam dan

karena menjalankan tugas kewajibannya, berhak memperoleh perawatan.

(2) Setiap Pegawai Negeri yang menderita cacat jasmani atau cacat rohani

dalam dan karena menjalankan tugas kewajibannya yang

mengakibatkannya tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan apapun juga,

berhak memperoleh tunjangan.

7

Page 9: Devi makalah

(3) Setiap Pegawai Negeri yang tewas, keluarganya berhak memperoleh uang

duka.

Pasal 10

Setiap Pegawai Negeri yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan,

berhak atas pensiun.

Bagian Keempat

Pejabat Negara

Pasal 11

Seorang Pegawai Negara yang diangkat menjadi Pejabat Negara, di bebaskan

untuk sementara waktu dari jabatan organiknya selama menjadi Pejabat Negara

tanpa kehilangan statusnya sebagai Pegawai Negeri.

BAB III

PEMBINAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Bagian Pertama

Tujuan Pembinaan

Pasal 12

(1) Pembinaan Pegawai Negeri Sipil diarahkan untuk menjamin

penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan secara berdaya

guna dan berhasil guna.

(2) Pembinaan yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilaksanakan

berdasarkan sistim karier dan sistim prestasi kerja.

8

Page 10: Devi makalah

Bagian Kedua

Kebijaksanaan Pembinaan

Pasal 13

Kebijaksanaan pembinaan Pegawai Negeri Sipil secara menyeluruh berada di

tangan Presiden.

Pasal 14

Untuk lebih meningkatkan pembinaan, keutuhan, dan kekompakan serta dalam

rangka usaha menjamin kesetiaan dan ketaatan penuh seluruh Pegawai Negeri

Sipil terhadap Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara, dan Pemerintah,

perlu dipupuk dan dikembangkan jiwa korps yang bulat di dan Pemerintah,

perlu dipupuk dan dikembangkan jiwa korps yang bulat dan kalangan Pegawai

Negeri Sipil.

Bagian Ketiga

Formasi dan Pengadaan

Pasal 15

Jumlah dan susunan pangkat Pegawai Negeri Sipil yang diperlukan ditetapkan

dalam formasi untuk jangka waktu tertentu berdasarkan jenis, sifat, dan beban

kerja yang harus dilaksanakan.

Pasal 16

(1) Pengadaan Pegawai Negeri Sipil adalah untuk mengisi formasi.

(2) Setiap Warga Negara yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan,

mempunyai kesempatan yang sama untuk melamar menjadi Pegawai

Negeri Sipil.

(3) Apabila pelamar yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini diterima, maka ia

harus melalui masa percobaan dan selama masa percobaan itu berstatus

sebagai calon Pegawai Negeri Sipil.

9

Page 11: Devi makalah

(4) Calon Pegawai Negeri Sipil diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil setelah

memulai masa percobaan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan selama-

lamanya2 (dua) tahun.

Bagian Keempat

Kepangkatan, Jabatan, Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian

Pasal 17

(1) Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.

(2) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam sesuatu jabatan dilaksanakan

dengan memperhatikan jenjang pangkat yang ditetapkan untuk jabatan itu.

Pasal 18

(1) Pemberian kenaikan pangkat dilaksanakan berdasarkan sistim kenaikan

pangkat reguler dan kenaikan pangkat pilihan.

(2) Setiap Pegawai Negeri Sipil yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan,

berhak atas kenaikan pangkat reguler.

(3) Pemberian kenaikan pangkat pilihan adalah pengharapan atas prestasi

kerja Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

(4) Syarat-syarat kenaikan pangkat reguler adalah prestasi kerja, disiplin kerja,

kesetiaan, pengabdian, pengalaman, dan syarat-syarat obyektip lainnya.

(5) Kenaikan pangkat pilihan, disamping harus memenuhi syarat-syarat yang

dimaksud dalam ayat (4) pasal ini, harus pula didasarkan atas jabatan yang

dipangkunya dengan memperhatikan daftar urut kepangkatan.

(6) Pegawai Negeri Sipil yang tewas diberikan kenaikan pangkat setingkat

lebih tinggi secara anumerta.

10

Page 12: Devi makalah

Pasal 19

Pengangkatan dalam jabatan didasarkan atas prestasi kerja, disiplin kerja,

kesetiaan, pengabdian, pengalaman, dapat dipercaya, serta syarat-syarat

obyektif lainnya.

Pasal 20

Untuk lebih menjamin obyektipitas dalam mempertimbangkan dan menetapkan

kenaikan pangkat dan pengangkatan dalam jabatan diadakan daftar penilaian

pelaksanaan pekerjaan dan daftar urut kepangkatan.

Pasal 21

Untuk kepentingan pelaksanaan tugas bagi Pegawai Negeri Sipil tertentu

ditetapkan tanda pengenal.

Pasal 22

Untuk kepentingan pelaksanaan tugas kedinasan dan dalam rangka pembinaan

Pegawai Negeri Sipil dapat diadakan perpindahan jabatan dan atau perpindahan

wilayah kerja.

Pasal 23

(1) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan dengan hormat, karena:

a. Permintaan sendiri;

b. telah mencapai usia pensiun;

c. adanya penyederhanaan organisasi Pemerintah;

d. tidak cakap jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan

kewajiban sebagai Pegawai Negeri Sipil.

11

Page 13: Devi makalah

(2) Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap

diberhentikan dengan hormat.

(3) Pegawai Negeri Sipil dapat diberhentikan tidak dengan hormat, karena:

a. melanggar Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil, Sumpah/Janji Jabatan

Negeri atau Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

b. dihukum penjara, berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah

mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena dengan sengaja

melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan yang diancam dengan

hukuman penjara setinggi-tingginya 4 (empat) tahun atau diancam

dengan hukuman yang lebih berat.

(4) Pegawai Negeri Sipil diberhentikan tidak dengan hormat, karena:

a. dihukum penjara atau kurungan, berdasarkan keputusan pengadilan yang

sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan

sesuatu tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan

yang ada hubungannya dengan jabatan;

b. ternyata melakukan penyelewengan terhadap Ideologi Negara

Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, atau terlibat dalam kegiatan

yang menentang Negara dan atau Pemerintah.

Pasal 24

Pegawai Negeri Sipil yang dikenakan tahanan sementara oleh pejabat yang

berwajib karena disangka telah melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan,

dikenakan pemberhentian sementara.

Pasal 25

Untuk memperlancarkan pelaksanaan pengangkatan, pemindahan, dan

pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, Presiden dapat mendelegasikan sebagian

wewenangnya kepada Menteri atau pejabat lain.

12

Page 14: Devi makalah

Bagian Kelima

Sumpah, Kode Etik dan Peraturan Disiplin

Pasal 26

(1) Setiap calon Pegawai Negeri Sipil pada saat pengangkatannya menjadi

Pegawai Negeri Sipil wajib mengangkat Sumpah/Janji Pegawai Negeri

Sipilmenurut agama atau kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(2) Susunan kata-kata Sumpah/Janji yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini

adalah sebagai berikut: Demi Allah, saya bersumpah/berjanji: Bahwa saya,

untuk diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, akan setia dan taat

sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan

Pemerintah. Bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang-

undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang

dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan

tanggungjawab; Bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi

kehormatan Negara, Pemerintah dan martabat Pegawai Negeri, serta akan

senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan saya

sendiri, seseorang atau golongan; Bahwa saya, akan memegang rahasia

sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan;

Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk

kepentingan Negara.

Pasal 27

Setiap Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk memangku sesuatu jabatan

tertentu wajib mengangkat Sumpah/Janji Jabatan Negeri.

Pasal 28

Pegawai Negeri Sipil mempunyai Kode Etik sebagai pedoman sikap, tingkah

laku, dan perbuatan di dalam dan di luar kedinasan.

13

Page 15: Devi makalah

Pasal 29

Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

pidana, maka untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas,

diadakan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 30

(1) Pembinaan Jiwa Korps, Kode Etik, dan Peraturan Disiplin Pegawai Negeri

Sipil tidak boleh bertentangan dengan Pasal-pasal 27 dan 28

UndangUndang Dasar 1945.

(2) Ketentuan lebih lanjut tentang pelaksanaan Pasal 28 Undang-Undang Dasar

1945, akan diatur tersendiri.

Bagian Keenam

Pendidikan dan Latihan

Pasal 31

Untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya, diadakan

pengaturan pendidikan serta pengaturan dan penyelenggaraan latihan jabatan

Pegawai Negeri Sipil yang bertujuan untuk meningkatkan pengabdian, mutu,

keahlian, kemampuan, dan ketrampilan.

Bagian Ketujuh

Kesejahteraan

Pasal 32

(1) Untuk meningkatkan kegairahan bekerja, diselenggarakan usaha

kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil.

(2) Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya pada waktu sakit atau melahirkan,

berhak memperoleh bantuan perawatan kesehatan.

14

Page 16: Devi makalah

(3) Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia, keluarganya berhak

memperoleh bantuan.

(4) Penyelenggaraan kesejahteraan yang dimaksud dalam ayat-ayat (1), (2) dan

(3) pasal ini diatur dan dibina oleh Pemerintah.

Bagian Kedelapan

Penghargaan

Pasal 33

(1) Kepada Pegawai Negeri Sipil yang telah menunjukkan kesetiaan atau

berjasa terhadap Negara atau yang telah menunjukkan prestasi kerja yang luar

biasa baiknya, dapat diberikan penghargaan.

(2) Penghargaan yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dapat berupa tanda jasa

atau bentuk penghargaan lainnya.

Bagian Kesembilan

Penyelenggaraan Pembinaan Kepegawaian

Pasal 34

Untuk menjamin kelancaran pembinaan Pegawai Negeri Sipil, dibentuk badan

yang membantu Presiden dalam mengatur dan menyelenggarakan pembinaan

Pegawai Negeri Sipil.

Bagian Kesepuluh

Peradilan Kepegawaian

Pasal 35

Penyelesaian sengketa di bidang kepegawaian dilakukan melalui peradilan

untuk itu, sebagai bagian dari Peradilan Tata Usaha Negara yang dimaksud

dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan

Pokok Kekuasaan Kehakiman.

15

Page 17: Devi makalah

Bagian Kesebelas

Lain-lain

Pasal 36

Perincian tentang hal-hal yang dimaksud dalam Pasal 5 sampai dengan Pasal 35

Undang-undang ini diatur lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan.

BAB IV

PEMBINAAN ANGGOTA ANGKATAN BERSENJATA

REPUBLIK INDONESIA

Pasal 37

Pembinaan Anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia diatur dengan

peraturan perundang-undangan tersendiri.

BAB V

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 38

Pada saat berlakunya Undang-undang ini, segala peraturan

perundangundangan yang ada di bidang kepegawaian yang tidak bertentangan

dengan Undang-undang ini, tetap berlaku selama belum diadakan yang baru

berdasarkan Undang-undang ini.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 39

Pada saat berlakunya Undang-undang ini, dinyatakan tidak berlaku lagi:

16

Page 18: Devi makalah

a. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1961 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 263);

b. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1952 tentang Menetapkan Undang-

undang Darurat tentang Hak Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai-

pegawaiRepublik Indonesia Serikat (Undang-undang Darurat Nomor 25 dan

34 Tahun 1950) sebagai Undang-undang Republik Indonesia (Lembaran

Negara Tahun 1952 Nomor 78);

c. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1957 tentang Penetapan Undang-undang

Darurat Nomor 13 Tahun 1957 (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 58)

tentang Menambah Undang-undang Nomor 21 Tahun 1952 (Lembaran

Negara Tahun 1952 Nomor 78) tentang "Menetapkan Undang-undang

Darurat tentang Hak Pengangkatan dan Pemberhentian Pegawai-pegawai

Republik Indonesia Serikat (Undang-undang Darurat Nomor 25 dan 34

Tahun 1950) sebagai Undang-undang Republik Indonesia", sebagai

Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 100);

d. Undang-undang Nomor 17 Tahun 1961 tentang Perubahan Undang-undang

Nomor 21 Tahun 1952 tentang Hak Mengangkat dan Memberhentikan

Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 259).

Pasal 40

Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Undang-undang ini, diatur

lebih lanjut dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 41

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar supaya setiap

orang dapat mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Undang-undang ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

17

Page 19: Devi makalah

E. Organisasi (profesi) Pegawai Negeri Sipil

Istilah “organisasi masyarakat sipil” (OMS, civil society organization,

CSO) . OMS beropersai di banyak ranah, sektor, bidang, topik, isu, skala

geografis, dan memiliki bentuk serta ukuran yang begitu beragam. Meskipun

masing-masingnya memiliki sifat spesifik, namun sebagian besar OMS tetap

memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:

1. OMS “dibimbing oleh nilai-nilai tertentu”─motivasi utama mereka adalah

hasrat untuk memajukan dunia.

2. OMS “tidak mencari untung/laba”─namun ingat mereka tetap dibolekan

untuk menciptakan surplus.

3. OMS berhubungan dengan banyak “pihak yang terkait” (stakeholder)

4. Dikelola oleh sebuah panitia yang terdiri atas para relawan, yang tergabung

dalam “Dewan Pengurus”

5. OMS adalah organisasi-organisasi yang bersifat swasta, otonom, dan

independen dari campur tangan negara.

Kategorisasi Organisasi Masyarakat Sipil

Basis Kategori Kategori

Lingkup wilayah

organisasi

Komunal, Lokal, Nasional, Regional, Internasional.

Lingkup Isu,

Topik, Program

Mono-sektor

Multi-sektor

Ekonomi, lingkungan hidup, permukiman, politik, demokrasi,

hukum dan HAM, pendidikan, pertanian, kesehatan, keagamaan,

seni-budaya, penanggulangan bencana, dan lain-lain.

Bentuk Organisasi

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), Organisasi Berbasis Komunitas (OBK), yayasan,

badan amal, gerakan mahasiswa, lembaga penanggulangan sumber daya sosial, dsb.

Bentuk Layaan

Pelatihan, penelitian, bantuan material, konsultansi, advokasi, penyuluhan,

pengorganisasian dan lain-lain.

Paradigma,

pendekatan, atau

ideologi

Clarity, development, advocacy, movement

Konvormis, reformis, dan transformis

Hardlines, softliners, opportunistic, moderate opposition, radical opposition.

18

Page 20: Devi makalah

F. Masa Bakti (Pensiun) Pegawai Negeri Sipil

Pensiun adalah penghasilan yang diterima setiap bulan oleh bekas

pegawai negeri sipil yang tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai hidupnya,

agar ia tidak terlantar apabila tidak berdaya lagi untuk mencari penghasilan

lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pensiun diberikan sebagai

jaminan hari tua dan sebagai penghargaan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS)

atas jasa-jasanya.

Di samping itu program pemberian pensiun juga bertujuan:

1. Memberikan perangsang kerja kepada PNS

2. Meningkatkan rasa kesetiaan/loyalitas PNS

3. Memberikan ketenangan kerja kepada PNS yang

bersangkutan maupun keluarganya.

Dasar Pensiun

Dasar pensiun yang dipakai untuk menentukan besarnya pensiun ialah

gaji pokok (termasuk gaji pokok tambahan dan/atau gaji pokok tambahan

peralihan) terakhir sebulan yang berhak diterima oleh pegawai yang bersangkutan

berdasarkan peraturan gaji yang berlaku baginya.

Penerima Pensiun dan Macam-macam Pensiun:

Yang berhak menerima pensiun ialah:

1. Pegawai

2. Janda/duda pegawai

3. Anak pegawai

4. Orangtua pegawai

Berdasarkan penerima pensiun, dapat diuraikan macam-macam pensiun

sebagai berikut:

19

Page 21: Devi makalah

A. Pensiun Pegawai

a. Pensiun pegawai dapat diperoleh secara normal apabila saat

pemberhentian sebagai PNS, pegawai yang bersangkutan telah

mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai

masa kerja sekurang-kurangnya 20 tahun.

b. Pensiun pegawai dapat diperoleh karena pegawai yang

bersangkutan cacat jasmani atau rohani sehingga tidak mampu

bekerja dalam jabatan apapun juga. Syarat-syarat untuk

mendapat hak pensiun ini adalah:

i. Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya empat

tahun.

ii. Adanya pernyataan penguji kesehatan bahwa pegawai

tersebut tidak mampu lagi bekerja.

c. Pensiun yang diperoleh karena pegawai bersangkutan telah

mencapai batas usia(ditentukan atas dasar tanggal kelahiran yang

disebut pada pengangkatan pertama)

d. Pensiun yang diperoleh karena sebab lain. Misalnya karena

penghapusan jabatan, perubahan susunan pegawai.

Berdasarkan pasal 9 UU No.11 Tahun 1969, tentang pensiun pegawai dan

pensiun janda/duda pegawai, hak atas pensiun pegawai dirumuskan:

Mulainya Pemberian Pensiun

Pensiunan pegawai yang berhak diterima diberikan bulan berikutnya

setelah pegawai negeri yang bersangkutan diberhentikan sebagai PNS.

Pensiunan pegawai diberikan pada saat pegawai tersebut berusia 50 tahun

apabila:

1) Diberhentikan karena penghapusan jabatan, perubahan susunan pegawai,

penertiban aparatur negara, dll.

20

Page 22: Devi makalah

2) Pada saat diberhentikan sebagai PNS, telah bekerja sekurang-kurangnya

10 tahun tetapi usianya kurang dari 50 tahun.

Berakhirnya Hak Pensiun

Pensiun pegawai tidak diberikan lagi pada akhir bulan pegawai yang

bersangkutan meninggal dunia.

G. Kesimpulan Berkarir Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri adalah setiap warga Negara Republik Indonesia

yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang

berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi

tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku..

Peningkatan kesejahteraan PNS diusahakan secara bertahap sesuai

dengan kemampuan, sehingga pada akhirnya PNS dapat memusatkan

perhatian sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya. Para PNS juga akan

mendapatkan gaji apabila berhenti bekerja, yang dinamakan pensiun.

Pensiun adalah penghasilan yang diterima setiap bulan oleh bekas pegawai

negeri sipil yang tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai hidupnya, agar

ia tidak terlantar apabila tidak berdaya lagi untuk mencari penghasilan

lain.

Mulainya Pemberian Pensiun

Pensiunan pegawai yang berhak diterima diberikan bulan

berikutnya setelah pegawai negeri yang bersangkutan diberhentikan

sebagai PNS.

Berakhirnya Hak Pensiun

Pensiun pegawai tidak diberikan lagi pada akhir bulan pegawai

yang bersangkutan meninggal dunia.

21

Page 23: Devi makalah

H. Alasan Memilih Pegawai Negeri Sipil

Alasan-alasan memilih Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena beberapa faktor,

antara lain :

1. Karena ingin mengetahui seberapa jauh pengabdian seseorang

terhadap negaranya.

2. Karena pegawai negri sipil adalah sebuah hal yang sangat amat

meramaikan masyarakat sehingga semua yang berkaitan dengan

PNS akan kita keluar kupaskan tentang arti PNS yang tertera.

3. Melihat dari kenegaraan yang mempunyai sumber daya manusia

yang mampu bersaing dan salah satu faktor untuk kemajuan negri.

Maka dari itu kami yakin dengan adanya makalah ini dapat

membukakan informasi sebagai pembelajaran untuk kita

mempertimbangkan minat kita agar tidak salah memperjuangkan

kemampuan sumber daya manusia yang ada pada diri masing-

masing saat ini.

4. Karena untuk mengamati pula kesesuaian antara

keprofesionalitasan dan upah gaji yang diterima oleh seorang

Pegawai Negeri Sipil (PNS), serta pensiunannya.

5. Sebagai acuan perbandingan antara Pegawai Negeri Sipil (PNS)

dan non Pegawai Negeri Sipil dalam segi pengabdiannya.

6. Untuk mengetahui peranan-peranan pemerintahan sendiri dalam

mengaktifkan seseorang untuk mengabdikan sebagai Pegawai

Negrei Sipil (PNS)

7. Karena keterikatan seseorang dengan negara tempat domisilinya,

makalah tentang Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini membantu kita

dalam mempelajari jabatan itu, dan menjadikan jabatan itu suatu

hal dalam membangun masyarkat sejahtera pula.

22

Page 24: Devi makalah

Daftar Pustaka

Lewis, Terry. 2007. Handbook Manejemen Keuangan Organisasi Masyarakat Sipil.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tayibnapis, Burhannudin A. 1995. Administrasi Kepegawaian. Jakarta: PT Anem

Kosong Anem.

Thoha, Miftah. 2008. Manajemen Kepegawaian Sipil Indonesia. Jakarta: Kencana.

Wursanto, IG. 1998. Manajemen Kepegawaian 2. Yogyakarta: Kanisius.

www.google.com/UU tentang Pegawai.pdf

23