Rks Devi Aditia Potgieter

60
Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS) BAB 1 SYARAT-SYARAT UMUM Pasal I PERATURAN UMUM Tata laksana dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanakan bardasarkan peraturan-peraturan berikut : 1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan bangunan di Indonesia,maka yang sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum ( SU ) untuk pekerjaan borongan bangunan di Indonesia ( AV ), Nomor ( tanggal 29 mei 1941 dan Tambahan Negara NP.14571 ( khusus pasal-pasal yang masih berlaku ). 2. Undang-undang nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa konstruksi ( Lembaran Negara Tahun 1999 NOmor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833 ). 3. Peraturan pemerintah nomor 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi. 4. Keputusan Presiden nomor 18 Tahun 2000 , tentang pedoman pelaksanan pengadaan barang/jasa instansi pemerintah . 5. Keputusan bersama menteri keuangan dan kepala perencanan pembangunan Nasional No.S – 42 / A / 2000 ; No. S – 2262 / D.2 / 2000 tentang keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pengadaan Barang/Jasa Instansi pemerintah , dan perubahannya. 6. Keputusan menteri dalam negeri nomor 11 tahun 2001 tentang pedoman pengelolaan barang pemerintah daerah dan Halaman 1

Transcript of Rks Devi Aditia Potgieter

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

BAB 1SYARAT-SYARAT UMUM

Pasal IPERATURAN UMUM

Tata laksana dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanakan bardasarkan peraturan-

peraturan berikut :

1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan bangunan di

Indonesia,maka yang sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum ( SU ) untuk

pekerjaan borongan bangunan di Indonesia ( AV ), Nomor ( tanggal 29 mei 1941

dan Tambahan Negara NP.14571 ( khusus pasal-pasal yang masih berlaku ).

2. Undang-undang nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa konstruksi ( Lembaran Negara

Tahun 1999 NOmor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3833 ).

3. Peraturan pemerintah nomor 29 tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa

konstruksi.

4. Keputusan Presiden nomor 18 Tahun 2000 , tentang pedoman pelaksanan

pengadaan barang/jasa instansi pemerintah .

5. Keputusan bersama menteri keuangan dan kepala perencanan pembangunan

Nasional No.S – 42 / A / 2000 ; No. S – 2262 / D.2 / 2000 tentang keputusan

Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pengadaan Barang/Jasa Instansi

pemerintah , dan perubahannya.

6. Keputusan menteri dalam negeri nomor 11 tahun 2001 tentang pedoman

pengelolaan barang pemerintah daerah dan keputusan menteri dalam negeri nomor

29 tahun 2002, tantang pedoman pengurusan, pertanggungjawaban dan belanja

daerah, pelaksanaan tata usaha keuangan dan penyusunan perhitungan anggaran

pendapatan dan belanja daerah.

7. Peraturan pemerintah daerah pekalongan dan peraturannya.

Pasal 2PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN

Pemberi tugas pekerjaan ini ialah : atasan langsung kegiatan.

Halaman 1

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Pasal 3D I R E K S I

Pengendalian pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan oleh :

1. Pengelolo kegiatan oleh pemimpin kegiatan dan atau seseorang

petugas/pejabat/pengawas/direksi pekerja yang ditunjuk atasan langsung kegiatan.

2. pengelolaan administrasi keuangan proyek oleh pemegang kas yang ditunjuk

atasan langsung

3. pengeloalaan teknis dari unsur dinas pekerjaan umum kabupaten pati

Pasal 4P E R E N C A N A

Perencana untuk pekerjaan ini adalah : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten PATI

Pasal 5PENGAWAS LAPANGAN DAN PENGAWASAN PEKERJAAN

1. Didalam pekerjaan sehari-hari di tempat pekerjaan sebagai pengawas lapangan adalah

pegawai DPU kabupaten pati yang ditunjik langsung oleh atasan langsung kegiatan.

2. Pengawas lapangan tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan

pekerjaan sebelum mendapat ijin dari atasan langsung kegiatan.

3. Bilamana pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaan

atau menyimpang dari bestek, supaya segera melaporkan kepada atasan langsung

kegiatan.

4. Pengawas lapangan / konsultan pengawas diwajibkan menyusaun rekaman pengawasan

selama pelaksanaan berlangsung dari 0% s/d penyerahan kedua dan membuat lapran

harian, mingguan dan bulanan disampaikan kepada atasan langsung kegiatan.

5. Pengawas pekerjaan ini dilakukan oleh TPK ( Tim Pemeriksa Kegiatan ) yang ditunjuk

oleh atasan langsung kegiatan yang terdiri atas unsur :

a. Unsur teknis

b. Unsur administrasi

c. Unsur keuangan

d. Unsur pemakai

e. Unsur PAD

Halaman 2

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

pasal 6PESERTA PENGADAAN BARANG DAN JASA

1. Peserta pengadaan barang/jasa adalah perusahaan berstatus Badan Hukum yang usaha

pokoknya adalah melaksanakan pekerjaan pemborongan yang telah lulus prakualifikasi

dan terdaftar dalam DCPL Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan DPU Kabupaten Pati

Tahun Anggaran 2005.

2. Mendapat undangan dari Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk mengikuti kegiatan

sebagai berikut:

a. Pengambilan Dokumen Pengadaan Barang/Jasa

Perusahaan yang mengikuti Pengadaan Barang/Jasa diwajibkan mengambil

dokumen Pengadaan Barang/Jasa dengan dikenakan biaya sumbangan Pihak Ketiga

sesuai dengan Perda No. 11 Tahun 1985 tentang Sumbangan Pihak Ketiga kepada

Daerah dan Kebutuhan Bupati Pekalongan Nomor 18 Tahun 2001 tentang

Sumbangan Pihak Kegita atas Peserta Pengadaan Badan / Jasa Proyek – Proyek

Pemerintah Kabupaten Pekalongan.

Pengambilan dokumen Pengadaan Barang/Jasa dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kendal

Jl. Taruna No. 104 Kendal

b. Mengikuti Penjelasan Proyek ( Aanwijzing ) yang akan dilaksanakan pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kendal

Jl. Taruna No. 104 Kendal

Halaman 3

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Pasal 7P E L E L A N G A N

1. Pengadaan Barang/Jasa akan dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor

18 Tahun 2000 dan Keputusan Bersama Mentri Keuangan dan ketua Badan

Pembangunan Nasional.

Nomor. S-42 / A / 2000Nomor. S-2262/D.2/05/2000 tentang Petunjuk Teknis Kepres 18 Tahun 2000 tentang

pekasanaan pengadaan Barang/Jasa Intansa Pemerintah.

2. Pemasukan sampul Penawaran paling lambat pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kendal

Jl. Taruna No. 104 Kendal

Pembukaan sampul penawaran akan dilaksanakan oleh panitia pada :

Hari :

Tanggal :

Waktu :

Tempat : Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kab. Kendal

Jl. Taruna No. 104 Kendal

3. Untuk dihadiri oleh Direktur Perusahan yang bersangkutan.

4. Apabila Direktur berhalangan hadir dapat mewakilkan kepada staf dengan

membawa Surat Kuasa bermaterai Rp. 6.000,- ( enam ribu rupiah ) dari direktur

perusahaan.

Pasal 8SYARAT – SYARAT PENAWARAN

1. Surat penawaran yang diminta adalah surat penawaran yang lengkap menurut gambar,

ketentuan-ketentuan RKS, serta berita acara Aanjwizing.

2. Surat-surat yang dibuat oleh Perusahaan harus dibuat diatas kertas yang ada kop nama

perusahaan asli dan harus ditanda tangani oleh Direktur dan dibawah tanda tangan

supaya disebutkan nama terang.

Halaman 4

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

3. Sistem Penawaran dengan menggunakan 2 sampul.

a. Sampul 1, Syarat Administrasi rangkap 1 (satu).

1. Data Keuangan :

Foto copy NPWP

Foto copy PKP

Foto copy TDP

Foto copy SIUP ( khusus untuk pengadaan )

Foto copy Rekening Koran 3 (tiga) bulan terakhir ( Mei, Juni, dan

Juli 2005) dilegalisir oleh pihak bank yang bersangkutan.

Foto copy SPT PPh BAdan 2 Tahun Terakhir (2003 dan 2004)

Foto copy Laporan PPh pasal 25, 3 (tiga) bulan terakhir

Foto copy penulasan PBB Bangunan kantor tahun 2005

2. Foto copy Neraca Perusahaan Status akhir tahun 2004, di Audit + Opini

Akuntan Publik.

3. Perhitungan Sisa Kemampuan Keuangan ( SKK ) dan Sisa Kemampuan

Menangani Paket Pekerjaan ( SKP )

4. Perhitungan Kemampuan Dasar ( KD ) = 1,5 NPT ( Nilai Pekerjaan

Tertinggi ), berdasarkan pengalaman tertinggi penyediaan Barang/Jasa

dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.

5. Isian Data Personalia :

Foto copy NKTT dan Sertifikat Keahlian.

Foto copy ijazah terakhir Tenaga Tehnik / Inti / Ahli dan tenaga

non Tehnik yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang.

Daftar riwayat hidup tenaga tehnik / inti / ahli.

Surat pernyataan tenaga tehnik / inti / ahli.

Foto copy KTP tanaga tehnik / inti / ahli yang dilegalisir

kelurahan / kecamatan.

6. Isian Data Peralatan :

Foto copy bukti kepemilikan peralatan

7. Isian data peralatan dan perlengkapan

8. Isian data pengalaman pekerjaan :

Halaman 5

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Foto copy kontrak, berita acara serah terima I dan II dilegalisir

dengan mencantumkan nama, alamat, dan no. telepon untuk cross

cek.

ASTEK

Foto copy bukti pembayaran pajak PPN dan PPh untuk yang

bersangkutan.

As built Drawing Kontrak yang bersangkutan ( foto copy )

Foto proyek kontrak yang bersangkutan.

9. Surat pernyataan tidak pailit.

10. Surat pernyataan kebenaran dokumen.

11. Surat pernyataan tunduk pada aturan prakualifikasi.

12. Surat keterangan kinerja baik dan asosiasi.

13. Surat keterangan dari pengadilan yang menyatakan tidak pailit.

Dokumen ASLI yang harus dibawa pada saat pembukaan penawaran :

1. Sertifikat Badan Usaha.

2. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( SIUJK ).

3. NKTT Personalia Tehnik Perusahaan / Sertifikasi Keahlian.

4. Kartu Tanda Anggota Asosiasi.

5. Akte Notaris dan Perubahannya.

6. KTP Komisaris, Direktur, Tenaga Ahli dan Tenaga Inti.

7. NPWP, PKP, TDP dan SIUP.

8. Rekening koran tiga bulan terakhir.

9. SPT PPh badab 2 tahun terakhir.

10. Laporan bulan PPN dan PPh pasal 25 selama 3 bulan terakhir.

11. Neraca terakhir tahun 2002 hasil audit akuntan publik dan opini publik.

12. Tanda bukti pelunasan PBB kantor, tahun 2005.

13. Kwitansi bukti kepemilikan alat.

14. Kontrak, berita acara, serah terima I / II.

15. Bukti pembayaran pajak PPN dan PPh kontrak pekerjaan.

16. Surat keterangan kinerja baik dari asosiasi.

17. As built drawing.

Halaman 6

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

b. Sampul 2, syarat Tekhnis rangkap 7 (tujuh)

1). Surat penawaran asli diberi materai Rp. 6.000,-

2). Daftar RAB

3). Daftar Harga satuan bahan dan upah

4). Daftar Harga satuan pekerja

5). Daftar analisa pekerjaan

6). Surat Pernyataan Pemakaian Bahan dan Materai

7). Time Schedule ( Kurva S )

8). Jamainan Penawaran sebesar 1-3 % dari Bank Umum atau Lembaga

Keuangan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

9). Surat Pernyataan Kesanggupan bermaterai Rp. 6.000,-

Pasal 9SAMPUL PENAWARAN

1. Sampul penawaran luar berukuran 25 x 40 Cm berwarna putih dan tidak boleh tembus

pandang (dalam bahasa jawa “NERAWANG” ).

2. Sampul penawaran yang sudah berisi persyaratan administrasi teknis dan harga supaya

ditutup, dilaksanakan 5(lima) tempat dan tidak boleh diberi kose tertentu dan atau cap

ari perusahaan.

3. Sampul penawaran disebelah kiri atas dan kanan bawah supaya ditulis sebagai berikut:

a. Kiri atas : Surat Penawaran

Kegiatan…(di isi sesuai dengan Kegiatan yang ditawar)

b. Kanan Bawah: Kepada Yang Terhormat

Panitia Pengadaan Barang / Jasa DPU

Kab.Kendal Tahun Anggaran 2006

Di – KENDAL

4. Sampul penawaran yang sudah lengkap supaya dimasukan kedalam kotak Pengadaan

Barang/Jasa yang sudah disediakan oleh Panita.

Halaman 7

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Contoh gambar sampul penawaran:

TAMPAK DEPAN SAMPUL

TAMPAK BELAKANG SAMPUL

Halaman 8

DOKUMEN PENAWARAN PENGADAAN JASA PEMBORONGANJENIS PEKERJAAN : ………………………TEMPAT : ………………………HARI : ………………………TGL/ BLN/ THN : ……………………...JAM PEMASUKAN :

KEPADA YTH.PROYEK PEMBANGUNAN KANTOR BUPATI KABUPATEN KENDALDI KENDAL

25 Cm

40 Cm

TEMPAT LAK

TEMPAT LAK TEMPAT

LAK TEMPAT LAK

TEMPAT LAK

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Pasal 10CARA PENYAMPAIAN PENAWARAN

1. Penyampaian penawaran harga menggunakan sistim 2 (dua) sampul.

Keseluruhan dokumen penawaran dimasukan dalam 2 (dua) sampul penawaran, yang

mencakup semua persyaratan administrasi, teknis dan harga penawaran, sehingga

dalam satu sampul penawaran berisi sebagamana tersebut dalam pasal 8 ayat 3.

2. Bagi para pengadaan Barang/Jasa yang sudah memasukan surat penawaran terikat

untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut, bilamana pekeraan

diberikan kepadanya menurut penawaran yang diajukan.

Pasal 11SURAT PENAWARAN TIDAK SAH

Surat penawaran dinyatakan tidak sah jika :

1. Tidak dimasukan dalam sampul tertutup, atau pada sampul tersebut terdapat nama

penawaran atau tanda-tanda lainya diluar syarat-syarat yang telah ditentukan.

2. surat penawaran, surat pernyataan dan Daftar RAB, beserta lampiranya tidak

ditandatangani, dan distempel.

3. Berkas penawaran antar rekanan dalam satu kegiatan tercermin adanya unsure

KKN.

4. Berkas / persyaratan surat penawaran harga tidak lengkap.

5. Surat penawaran dimasukan diluar batas waktu yang ditentukan .

6. Tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 8,9,10 dan 11.

7. Surat penawaran tidak dikirim ke Panitia Pengadaan Barang/Jasa, tapi dikirim

kepada anggota panitia Pengadaan Barang/Jasa atau perseorangan.

Pasal 12SISTEM EVALUASI PENAWARAN

Halaman 9

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

1. Sistem evaluasi penawaran pengadaan Barang/Jasa Kegiatan DPU Kabupaten

Pekalongan menggunakan metode evaluasi system gugur.

2. Urutan penilaian sitem nilai tersebut antara lain sebagai berikut :

a. Evaluasi Administrasi

b. Evaluasi Teknis

c. Evaluasi Harga

3. Apabila dalam evaluasi administrasi dinyatakan tidak sah maka sampul 2 tidak dibuka.

4. Dari evaluasi harga, penawaran terendah akan diusulkan oleh panitia kepada pejabat

yang berwenang mengambil keputusan mengenai penetapan calon pemenang.

5. Jika dua penawar atau lebih mengajukan penawaran yang sama, maka panitia akan

memilih salah satu penawar yang menurut pertimbangannya mempunyai kecakapan dan

kemampuan yang lebih besar.

Pasal 13PENETAPAN PEMENANG

Berdasarkan laporan dan usulan dari panitia, maka pejabat yang berwenang akan

menetapkan pemenang pengadaan barang/jasa beserta cadangannya, dalam hal ini pejabat

yang berwenang adalah atasan langsung kegiatan.

Pasal 14PENGUMUMAN PEMENANG

1. Pengumuman pemenang pengadaan barang/jasa dilakukan oleh panitia setelah ada

penetapan pemenang dari pejabat yang berwenang.

2. Kepada peserta diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis

kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan mengenai penetapan calon

pemenang, selambat-lambatnya dalam waktu 5 hari setelah pengumuman.

3. Pengajuan sanggahan tersebut hanya dapat diajukan terhadap pelaksanaan prosedur

pengadaan barang/jasa.

4. Jawaban terhadap sanggahan diberikan secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu

5 hari kerja setelah diterimanya sanggahan tersebut.

5. Surat keputusan penetapan pemenang belum dapat dilakukan selama jawaban atas

sanggahan tersebut belum dijawab.

Halaman 10

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Pasal 15PEMBATALAN PENGADAAN BARANG/JASA

1. Pengadaan barang/jasa dapat dinyatakan gagal apabila :

a. Penawaran yang memenuhi persyaratan ternyata kurang dari 3 (tiga) penawar.

b. Harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar atas dasar analisa secara tertulis.

c. Sanggahan dari rekanan ternyata benar.

d. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa tidak sesuai dengan ketentuan dokumen

pengadaan barang/jasa.

2. Dalam hal pengadaan barang/jasa dinyatakan gagal, panitia pengadaan barang/jasa atas

permintaan langsung kegiatan dapat mengadakan pengadaan barang/jasa ulang.

3. Apabila pengadaan barang/jasa ulang mengalami kegagalan, untuk mempercepat proses

pengadaan barang/jasa dapat dilakukan dengan cara pemilihan langsung terhadap

rekanan yang lulus administrasi dan teknis. Urutan negosiasi harga dilakukan kepada

penawar terendah pertama, kedua dan ketiga dengan mengacu perhitungan harga

sendiri Owner’s Estimate (HPS/OE) yang telah disahkan oleh atasan langsung kegiatan.

Apabila negosiasi harga tehadap penawaran terendah pertama diperoleh kesepakatan,

maka negosiasi terhadap penawar terendah kedua tidak perlu dilakukan, dan demikian

seterusnya.

Sebelum melakukan negosiasi harga, panitia terlebih dahulu melaporkan hal tersebut

kepada pejabat pemberi tugas dan sekaligus mengusulkan untuk mendapat persetujuan

prinsip bahwa akan dilakukan negosiasi pemilihan langsung dan surat ususlan tersebut

harus dilampiri berita acara pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang gagal dan ditanda

tangani oleh seluruh anggota panitia atau sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari

jumlah anggota panitia.

Pasal 16PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN

Halaman 11

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

1. Pemenang pengadaan barang/jasa harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan

menurut ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.

2. Pemenang pengadaan barang/jasa berkewajiban mencocokkan ukuran satu dengan yang

lain dan apabila ada perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan

kepada atasan langsung kegiatan/direksi.

3. Bilaman ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam RKS, maka petunjuk

atasan langsung kegiatan / direksi yang dijadikan pedoman selama tidak mempengaruhi

harga penawaran dalam perjanjian.

Pasal 17KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE

1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan ini

ditanggung sepenuhnya oleh pemenang pengadaan barang/jasa

2. Pda dasarnya pemenang pengadaan barang/jasa tidak dapat mengajukan tuntutan/claim

atas tindakan/kebijaksanaan pemerintah RI.

3. Dlam bidang moneter yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam peraturan

pemerintah khusus untuk pekerjaan konstruksi.

4. Semua kerugiaan akibat Force Majeure berupa bencana alam, antara lain: gempa bumi,

angina topan dan lain-lain, kejadian yang dapat dibenarkan pemerintah, buakn menjadi

tanggung jawab pemenang.

5. Apabila terjadi Force Majeure, pemenang harus memberitahu kepada atasan langsung

kegiatan/penanggung jawab proyek secara tertulis.

Pasal 18PENJAGAAN DAN PENERANGAN

1. Pemborong harus mengurus penjagaan diluar jam kerja (siang dan malam) dalam

komplek pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gedung dan lainnya.

2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan / lampu pada

tempat pekerjaan.

3. Pemborong bertanggungjawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lain yang tersimpan

dalam gedung dan halaman pekerjaan.

Halaman 12

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi pembakaran atau sabotase ditempat

pekerjaan. Alat-alat pemadam kebakaran dan alat Bantu yang sama harus selalu di

tempat pekerjaan.

5. Segala resiko dan kemungkinan yang menimbulkan kerugian-kerugian dalam

pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan material juga gedung dan lain-lain sepenuhnya

menjadi tanggungjawab pemborong.

Pasal 19KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Bilaman terjadi kebakaran, pemborong harus segera mengambil tindakan dan

memberitahu atasan langsung kegiatan.

2. Pemborong harus memenuhi / mentaati peraturan-peraturan tentang peralatan korban

dan keluarganya.

3. Pemboorong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat

Departemen Kesehatan RI dan setiap kali harus digunakan harus dilengkapi lagi.

4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerja juga selalu memberikan

bantuan pertolongan kepada pekerja, juga selalu memberikan pertolongan kepada

pekerja pihak ketiga dan juga menyediakan air minim yang memenuhi syarat kesehatan.

5. Pemborang diwajibkan mentaati undang-undang keselamatan kerja dari Depnaker serta

mengasuransikan tenaga kerjanya kepada Perum Astek sesuai Surat Edaran Mentri PU

Nomor. 33/SU/II/1984.

Pasal 20PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum digunakan harus mendapat

persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.

2. Semua bahan bangunan yang telah dinyatakan Direksi tidak dipakai ( afkeur ) harus

segera disingkirkan keluar lokasi pekerjaan selambat-lambatnya 24 jam setelah

dinyatakan afkeur dan hal ini menjadi tanggungjawab pemborong.

3. Bilaman pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan yang telah

ditolak, maka direksi berhak memerintahkan pemborok untuk membongkar dan harus

Halaman 13

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

diganti dengan bahan-bahan yang memenuhi syarat dan menjadi tanggungjawab

pemborong.

4. Bilamana direksi sangsi akan mutu ( kualitas ) bahan bangunan yang digunakan, maka

direksi berhak meminta kepada pemborong memeriksa bahan –bahan tersebut di

laboratorium bahan bangunan yang akan ditentukan atas beban biaya pemborong.

5. Diutamakan menggunakan produksi dalam negri.

Pasal 21L A I N – L A I N

1. Hal-hal yang belum tercantum dalam KRS ini, akan dijelaskan dalam penjelasan

pekerjaan (Aawijzing) dan akan dituangkan dalam berita acara Aanwijzing.

2. Syrat penawaran dibuat seperti contoh terlampir.

3. bilaman jenis pekerjaan yang tercantum dalam RAB ternyata terdapat kekurangan,

maka kekurangan dapat ditambahkan menurut posnya masing-masing.

Halaman 14

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

BAB IISYARAT-SYARAT ADMINISTRASI

Pasal 1JANGKA WAKTU PELAKSANAAN DAN PEMELIHARAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan (5 bulan) hari penanggalan termasuk hari minggu, hari besar

dan hari raya

2. Masa pemeliharaan (3 bulan) hari terhitung sejak ditanda tanganinya Berita Acara

Penyerahan Pertama (PHO)

3. Selama pemeliharaan, pemborong masih bertanggungjawab untuk

melaksanakan/memperbaiki :

a. Penyimpangan/kelalaian yang tidak sesuai dengan RKS dan gambar.

b. Kerusakan atau cacat pekerjaan.

4. Jika pemenangpengadaan barang/jasa tidak melaksanakan/memperbaiki sebagai man

tersebut alam ayat 3 pasal ini, Pemda Kabupaten Pekalongan (atasan langsung kegiatan)

berhak menunjuk pelaksana lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan berhak

mendapatkan biaya penyelesaian proyek dari pemenang pengadaan barang/jasa

(jaminan pemeliharaan jadi milik Pemda).

Pasal 2RENCANA KERJA

1. Pemenang pengadaan barang/jasa harus membuat rencana kerja pelaksanaan yang

disetujui oleh atasan langsung kegiatan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah

ditanda tanganinya surat perjanjian pemborongan (kontrak).

Halaman 15

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

2. Pemenang pengadaan barang/jasa diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut rencana

kerja tersebut.

Pasal 3PERMULAAN PEKERJAAN

1. Selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari terhitung setelah ditanda tanganinya

SPMK pekerjaan harus sudah dimulai.

2. Pemborong wajib memberikan laporan kepada atasan langsung kegiatan apabila

pekerjaan akan dimulai.

Pasal 4JAMINAN PENAWARAN

1. Jaminan penawaran berupa Bank Garansi harus dikeluarkan oleh Bank umum atau

lembaga keuangan yang ditetapkan oleh Mentri Keuangan sebesar 1 - 3 % dari harga

penawaran.

2. Jaminan penawaran akan dikembalikan apabila:

a. Penawar yang bersangkutan tidak menjadi pemenang pengadaan barang/jasa.

b. Telah menyerahkan jaminan pelaksanaan setelah penawar ditunjuk sebagai

pemenang pengadaan barang/jasa.

c. Pengadaan barang/jasa dinyatakan gagal.

3. Jaminan penawaran menjadi milik Pemerintah Daerah Kabupaten Pekalongan

apabila penawar mengundurkan diri sebelum berakhir masa berlakunya penawaran

atau setalah ditunjuk sebagai pemenang pengadaan barang/jasa.

Halaman 16

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Pasal 5JAMINAN PELAKSANAAN

1. Pemenang pengadaan barang/jasa wajib menyerahkan surat jaminan pelaksanaan

setelah menerima surat keputusan pemenang atau sebelum surat perjanjian

pemborongan (kontrak) ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

2. Jaminan pelaksanaan harus dikeluarkan oleh bank umum, lembaga keuangan yang

ditetapkan oleh Mentri Keuangan.

3. Besarnya jaminan pelaksanaan adalah 5 % dari nilai kontrak.

4. Jaminan pelaksanaan berlaku sejak surat perjanjian ditandatangani sampai dengan

pelaksanaan pekerjaan selesai 100 % dan dilaksanaka penyerahan pertama pekerjaan

(PHO).

5. Jaminan pelaksanaan dapat dicairkan oleh atasan langsung kegiatan secara langsung

tanpa proses pembuktian mutlak dalam hal :

a. Pemenang dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah diterbitkannya Surat Perintah

Mulai Kerja (SPMK) tidak melaksanakan pekerjaan tanpa alas an yang jelas / tanpa

pemberitahuan.

b. Pemenang mengundurkan diri setelah penandatanganan surat perjanjian

pemborongan (kontrak).

Pasal 6JAMINAN PEMELIHARAAN

1. Pemenang pengadaan barang /jasa wajib menyerahkan jaminan pemeliharaan bila

pekerjaan telah selesai 100 % dan pekerjaan/bangunan diserahkan pertama kalinya

(PHO).

2. Jaminan pemeliharaan harus dikeluarkan oleh bank umum, lembaga keuangan yang

ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

3. Besar jaminan pemeliharaan adalah 5 % dari nilai kontrak.

4. jaminan pemeliharaan berlaku sejak pekerjaan/bangunan diserahkan untuk pertama

kalinya (PHO) sampai dengan masa pemeliharaan selesai.

Halaman 17

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

5. Jaminan pemeliharaan dapat dicairkan oleh atasan langsung kegiatan secara langsung

tanpa proses pembuktian mutlak dalam hal pemenang pengadaan barang/jasa tidak

melaksanakan ketentuan dalam pasal 22 ayat 3.

6. Jaminan pemeliharaan dapat dicairkan bila masa pemeliharaan berakhir dan pemenang

pengadaan barang/jasa tidak mempunyai tanggungan / kewajiban pada proyek.

Pasal 7TATA CARA PEMBAYARAN

Tata cara pembayaran akan diatur dalam surat perjanjian pemborongan ( kontrak ).

Pasal 8SANKSI DAN DENDA

1. Bilamana batas waktu 7 (tujuh) hari setelah diterbitkan SPMK pekerjaan tidak/belum

dilaksanakan, pemenang pengadaan barang/jasa akan mendapat peringatan I dari atasan

langsung kegiatan.

2. Bilamana batas waktu 14 (empat belas) hari setelah diterbitkannya SMPK pekerjaan

tidak/belum dilaksanakan, pemenang pengadaan barang/jasa akan mendapat peringatan

II dari atasan langsung kegiatan.

3. Bilamana batas waktu 21 (dua puluh satu) hari setelah diterbitkannya SMPK pekerjaan

tidak/belum dilaksanakan, pemenang pengadaan barang/jasa akan mendapat peringatan

III dari atasan langsung kegiatan, SK penetapan pemenang dicabut, kontrak dinyatakan

batal dan jaminan pelaksanaan menjadi milik atasan langsung kegiatan.

4. Bilamana penyelesaian pekerjaan melampaui batas akhir penyelesaian pekerjaan sesuai

dengan surat perjanjian pemborongan (kontrak), maka pemenang dikenakan

denda/diwajibkan membayar denda 1/1000 (satu per seribu) untuk setiap hari

keterlambatan, dan setinggi-tingginya 5 % dari besarnya nilai kontrak.

Halaman 18

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

5. Terhadap setiap kelalaian mengenai pengaturan atau tugas yang tercantum dalam bestek

ini tidak ada ketetapan denda lainnya, pemenang pengadaan barang/jasa dapat

dikenakan denda sebesar 1/1000 tiap kali terjadi kelalaian dengan tidak diperlakukan

pengecualian.

6. Bilamana jangka waktu penyerahan kedua yang telah ditetapkan dilampaui, maka

pemborong dikenakan denda sama dengan ayat 4 pasal ini

Pasal 9PEKERJAAN TAMBAH / KURANG

1. Pekerjaan tambah / kurang dapat dilaksanakan bila disetujui oleh kedua belah pihak.

2. Bilamana dilaksanakan pekerjaan tambah / kurang, harus dituangkan dalam adendum

kontrak.

3. Bilamana harga satuan pekerjaan tambah / kurang, maka jangka waktu pelaksanaan

tidak akan diperpanjang.

Pasal 10PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN

1. Pemenang pengadaan barang/jasa dapat mengajukan permohonan perpanjangan waktu

pelaksanaan.

2. Surat permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan harus diajukan secara tertulis

kepada atasan langsung kegiatan dan harus diterimakan selambat-lambatnya 15 hari

sebelum batas waktu pelaksanaan berakhir serta surat tersebut agar dilampiri data-data

pendukung yang lengkap dan time schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa

pekerjaan.

3. Permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan tanpa data lengkap dan tidak beralasan,

tidak akan dipertimbangkan.

Halaman 19

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

4. Permintaan perpanjangan batas waktu pelaksanaan pekerjaan dapat diterima oleh atasan

langsung kegiatan antara lain bila :

a. Adanya pekerjaan tambah/kurang (mer of minder werk) yang tidak dapat

dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

b. Adanya perintah tertulis dari Pemda / Atasan langsung tentang pekerjaan

tambahan.

c. Adanya force majeure ( bencana alam, gangguan, keadaan/pemogokan)

kejadian yang mana harus ditegaskan dengan surat pernyataan dari Kepala Daerah.

d. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus ditempat pekerjaan

secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh pengawas dan

dilegalisir oleh unsur teknis yang bersangkutan.

Pasal 11PENCABUTAN PEKERJAAN

1. Atasan langsung kegiatan berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan

pemenang pengadaan barang/jasa apabila ternyata pihak pemenang pengadaan

barang/jasa dalam waktu 21 hari setelah SMPK, pemenang tidak melaksanakan

pekerjaan / menghentikan pekerjaan tanpa alas an yang jelas/tanpa pemberitahuan.

2. pemutusan perjanjian akan dilaksanakan jika :

a. Bilamana pemborong tidak melaksanakan pekerjaannya menurut ketentuan-

ketentuan dalam Surat Perjanjian Pemborongan (kontrak) dan tidak

mengindahkan teguran-teguran/peringatan dari atasan langsung kegiatan sampai 3

kali.

b. Menurut pengamatan atasan langsung kegiatan, pemborong tidak mampu lagi

menyelesaikan pekerjaan.

c. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaannya mengalami kelambatan, dan

setelah diberi peringatan tertulis selama 3 kali berturut-turut oleh atasan langsung

kegiatan dan masih belum tampak adanya kemajuan pekerjaan.

d. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (order

aanemer) tanpa seijin tertulis dari atasan langsung kegiatan.

e. Apabila diadakan pemutusan perjanjian, maka :

Halaman 20

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Jaminan pelaksanaan menjadi milik Pemda.

Dibuat berita acara yang memuat nilai pekerjaan yang sudah

diselesaikan dengan baik, dikurangi potongan-potongan hutangnya pajak

denda dan lain-lain.

Pemborong hanya mendapat pekerjaan yang telah selesai dan telah

diperiksa serta disetujui oleh atasan langsung kegiatan dikurangi

potongan-potongan hutangnya pajak denda dan lain-lain. Sedang bahan

bangunan yang berada ditempat pekerjaan menjadi resiko pemborong

sendiri.

Pelaksanaan pekerjaan selanjutnya akan diatur oleh atasan langsung

kegiatan.

Pasal 12DOKUMENTASI DAN PELAPORAN

1. Sebelum pekerjaan dimulai (keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0 %)

supaya diadakan pemotretan ditempat yang dianggap penting menurut pertimbangan

pengawas lapangan.

2. Setiap permintaan pengajuan pembayaran harus dilampiri foto berwarna ukuran 3R

dengan jumlah secukupnya.

3. Sedangkan untuk penyerahan pekerjaan pertama kali diwajibkan menyerahkan foto

dengan ukuran 5R sebanyak 5 lembar (kondisi 100 %).

4. Dalam pengambilan dokumentasi dari satu titik yang sama.

5. pemenang pengadaan barang dan jasa diwajibkan membuat dan mengirimkan laporan

bulanan kemajuan fisik dilapangan kepada atasan lansung kegiatan dengan tembusan

Bupati Pekalongan c.q. Kepala Bagian Pembangunan Setda Kab. Pekalongan.

Pasal 13P E R S E L I S I H A N

Dalam hal ini terdapat perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara

musyawarah antara pelaksana pekerjaan / pemenang pengadaan barang/jasa dengan

Halaman 21

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

pemberi tugas, maka akan ditempuh dengan jalan hukum dengan mengambil domisili pada

Pengadilan Negeri dan diatur dalam perjanjian kerja.

BAB IIISYARAT-SYARAT TEKNIS

III. A. PEMBANGUNAN GEDUNG SEKOLAHAN KAB. KENDAL

Pasal 1URAIAN UMUM

1. Yang harus dilaksanakan ialah pembangunan gedung Sekolahan Kabupaten Kendal,

yang terletak di jalan Taruna no. 104, dengan luas lantai 192 m².

2. Pekerjaan yang dimaksud harus sesuai dengan gambar yang telah ditetapkan dengan

syarat-syarat teknis sebagaimana tercantum dalam pasal demi pasal dibawah ini.

3. Secara garis besar, konstruksi bangunan maupun bahan-bahan bangunan yang akan

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Konstruksi pondasi dari pasangan batu belah (pondasi batu kali) dan pondasi

bertulang (footplat)

b. Lantai menggunakan keramik 30 x 30 pada hall dan 30 x 30 pada ruang kelas .

c. Keramik 20 x 20 pada KM/WC.

Halaman 22

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

d. Pelapis dinding pada KM/WC utama menggunakan keramik 20 x 25. Keramik

menggunakan Roman.

e. Konstruksi rangka ( kolom dan balok ) dari besi bertulang.

f. Konstruksi dinding dari pasangan batu bata.

g. Konstruksi atap menggunakan rangka kayu.

h. Langit-langit menggunakan rangka metal furing dan rangka kayu,penutup plafon

menggunakan eternit

i. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal meliputi :

1) Instalasi listrik

2) Instalasi air kotor dan kamar mandi / WC.

3) Instalasi air bersih siap pakai.

4) Lampu menggunakan lampu (TL), bohlam dan lampu taman, saklar dan stop

kontak

j. Pekerjaan seluruh kusen menggunakan kayu jati, daun pintu panil kayu jati pada

pintu masuk , kaca bening 5 mm.

k. Kaca yang digunakan kaca bening dan 5 mm.

l. Pekerjaan sanitair menggunakan kloset jongkok merek Toto, dan wastafel

merek Toto.

4. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat-syarat dan uraian dalam RKS ini, gambar

tambahan serta perubahan dalam berita acara aanwijzing, petunjuk serta perintah atasan

langsung kegiatan pada waktu atau sebelum berlangsungnya pekerjaan.

Pasal 2TITIK DUGA DAN UKURAN

1. Titik duga ±0.00m permukaan lantai bangunan akan ditentukan kemudian dilapangan.

2. Perbedaan ukuran,

Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara :

a. Gambar rencana dan detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skalanya

lebih besar.

b. Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau

petunjuk/penjelasan dari atasan langsung kegiatan.

Halaman 23

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

c. Bilamana pada gambar tergambar, sedangkan dalam bestek tidak ada, maka

gambar tersebut yang mengikat.

d. Bila dalam bestek disebutkan sedangkan dalam gambar tidak ada maka yang

mengikat adalah bestek. Meskipun demikian, hal-hal tersebut diatas

diberitahukan kepada atasan langsung kegiatan atau mendapat persetujuan

sebelum dilaksanakan .

Pasal 3PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti pada waktu

pemberian penjelasan di lapangan.

2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang disebabkan oleh

pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab pemborong dan pemborong wajib

memperbaiki hingga sempurna.

3. Pembersihan dan pengeprasan antara lain dengan penebangan tanaman, pembabatan

semak, penutupan lubang, penimbunan daerah-daerah rendah, pemundahan batu,

pembuangan humus dan semua dikerjakan pada area seluruh daerah pelaksanaan.

4. Kontraktor diharuskan membuat papan nama proyek dengan redaksi sesuai dengan

normalisasidari proyek

5. Dilengkapi pula bangunan yang digunakan untuk :

a. Gudang bahan bangunan yang tertutup dan dapat dikunci, berikut barak kerja

untuk para perkerja.

b. Pemborong harus membuat ruang direksi untuk kerja direksi yang dilengkapi

dengan:

1) 1 set meja tamu.

2) 2 buah meja tulis dengan ukuran sedang.

Halaman 24

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

3) 1 set lemari yang dapat dikunci untuk menyimpan kertas gambar dll.

4) 1 buku direksi.

5) 1 buku tamu.

6. Memasang papan bangunan ( bouwplank ) :

a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan pengawas lapangan, untuk

papan bangunan menggunakan kayu Kalimantan kelas II (meranti) ukuran 2/20

cm, panjang minimal 250 cm yang diserut pada bagian atasnya.

b. Semua papan bangunan (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok 5/7 cm

atau dolken 0.8 cm dan tidak mudah berubah kedudukannya.

c. Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku-siku harus diperhatikan ketelitiannya

dan menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.

Pasal 4AIR KERJA

Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan dan air

bersih, baik dengan sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat.

Pasal 5PEKERJAAN TANAH

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan:

1. Pekerjaan galian :

a. pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank

dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh direksi dan

pengawas lapangan.

b. Dalamnya galian untuk lubang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja, untuk hal

tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh direksi dan pengawas.

c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja dan

dibersihkan dari segala kotoran, bila pemborong melakukan galian melebihi dari

apa yang ditetapkan, maka pemborong harus menutupi kelebihan tersebut dengan

urugan pasir yang dipadaykan dan disiram dengan air setiap ketebalan 15 cm lapis

Halaman 25

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

cemi lapis sampai lapis yang ditentukan, dan semua tambahan biaya ditanggung

pemborong.

d. Kelebihan tanah bekas galian digunakan untuk urugan dalam gedung sesuai dangan

gambar rencana.

e. Terhadap kemungkinan terkumpulnya air didalam galian baik saat saat penggalian

maupun pada saat pelaksanaan pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air yang

jika diperlukan dapat bekerja terus menerus.

f. Semua tanah dari pekerjaan galian harus disingkirkan dari tempat pekerjaan, dan

dilaksanakan sebelum pekerjaan pondasi dimulai, antara bouwplank dan galian

harus bebas dari timbunan tanah.

g. Jika lubang-lubang banyak air tergenang karena air tanah dan air hujan, maka

sebelum pemasangan terlebih dahulu air harus dipompa keluar dan dasar lubang

harus dikeringkan.

2. Pekerjaan urugan :

a. Pekerjaan urugan mencapai titk peil yang dikehendaki dapat digunakan tanah

b. Urugan kembali lubang pondasi, hanya boleh dilakukan seijin pengawas serta

dilakukan pemeriksaan pondasi.

c. Urugan tanah peil harus dipadatkan dengan mesin pemadat (stemper) dan tidak

dibenarkan hanya menggunakan trimbis, kecuali pada bagian-bagian tertentu.

d. Lapis tanah.

e. Untuk pekerjaan urugan yang tebalnya lebih dari 30 cm, maka pemadatannya

dilakukan lapis demi lapis setiap kurang lebih ketinggian 20 cm.

3. Pemadatan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali tanah atau pasir batu yang

selesai diurug dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi, termasuk oada beberapa

bagian halaman.

Pasal 6PEKERJAAN PASANGAN

Lingkup pekerjaan meliputi :

1. Pemasangan aanstamping batu belah dan urugan pasir (disiram)

2. Pembuatan pondasi lajur batu belah 1 Pc : 6 Ps

Halaman 26

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

3. Pemasangan bata merah 1 Pc : 6 Ps

4. pemasangan bata merah (trasram) 1 Pc : 3 Ps

5. Plesteran dinding spesi 1 Pc : 3 Ps

6. Plesteran beton spesi 1 Pc : 3Ps

Persyaratan pekerjaan :

1. Pondasi batu belah

a. Sebelum pondasi dipasang jika parit-parit tergenang air, maka maka air tersebut

harus dikuras/dipompa keluar dahulu sehingga kering.

b. Sela-sela antara batu belah tersebut diisi dengan pasir sampai padat sehingga

permukaan rata dan datar sebagai lantai kerja.

c. Pondasi dibuat dari batu belah maksimum 20 cm cengan adukan/spesi 1 Pc : 6 Ps

dan diberaben dangan adukan yang sama.

d. Pondasi batu belah dipasang pada bagian bawah sealur dengan sloof.

2. Dinding batu merah

a. Pasangan bata merah dengan adukan 1 Pc : 6 Ps digunakan pada :

Dinding bata merah diatas beton sloof setinggi 20 cm dari permukaan peil

lantai.

Dinding yang terbuka atasnya dari tepi atas sampai arah bawah sampai 15 cm.

Bagian-bagian lain yang ditetapkan dalam gambar atau menurut petunjuk

pengawas.

b. Pemasangan bata merah dengan campuran 1 Pc : 6 Ps untuk semua pasangan batu

belah selain pemasangan pasangan bata merah (trasram) setinggi 50 cm dan pada

KM/WC setinggi 150 cm dengan menggunakan campuran 1 Pc : 3 Ps.

c. Batu bata sebelum dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.

d. Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap, setiap tahap ditunggu sampai kuat

betul minimal 1 hari untuk pemasangan berikutnya.

e. Batu bata yang kurang dari ½ (setengah) tidak boleh dipasang, kecuali pada bagian-

bagian yang membutuhkan.

f. Tiap pasangan batu bata seluas 12 m² harus diperkuat dengan kolom-kolom praktis

sesuai dengan gambar.

Halaman 27

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

g. Pasangan bata merah yang berdiri harus terus menerus dibasahi selama 7 hari,

setiap hari sekali pada pagi hari.

3. Plesteran.

a. Pada dasarnya, spesi pada plesteran sama dengan campuran spesi untuk pekerjaan

pasangan.

b. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan, bidang-bidang yang akan diplester harus

dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dibasahi dengan air agar plesteran tidak

cepat kering dan tidak retak-retak.

c. Semua permukaan beton yang diplester harus dikasarkan terlebih dahulu.

d. Adukan untuk plesteran harus benar-benar halus, sehingga plesteran tidak terjadi

pecah-pecah.

e. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh kurang dari 1 cm,

kecuali plesteran beton tebal maksimum 1 cm.

f. Plesteran supaya digosok berulang-ulang sampai mantap dengan acian Pc sehingga

tidak terjadi retak-retak dan pecah, dengan hasil halus dan rata.

g. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata, vertical, dan tegak lurus dengan

bidang lainnya.

h. Pekerjaan beton yang tampak, diplester dengan campuran 1 Pc : 3 Ps.

i. Pada dinding yang bertemu dengan bidang lantai pada bagian atas diberi bidang cat

kolom.

j. Pekerjaan plesteran dilakukan setelah pekerjaan atap selesai.

k. Semua pekerjaan plesteran harus menghasilkan bidang yang tegak lurus, halus,

tidak bergelombang, sedang seponengan/tali air harus lurus dan baik.

4. Rabat.

Pekerjaan rabat beton menggunakan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.

Pasal 7PEKERJAAN BETON

Pekerjaan yang harus dilakukan adalah :

1. Pembuatan beton tak bertulang dan lantai kerja pondasi foot plat setempat.

2. Pembuatan struktur bangunan beton bertulang dan pekerjaan beton bertulang praktis.

3. Pondasi foot plat setempat.

Halaman 28

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Persyaratan umum :

1. Beton bertulang dengan spesi 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Atau mutu K-225.

2. Pembuatan cetakan beton dengan kayu Kalimantan klas II.

3. Konstruksi harus dengan menggunakan peraturan-peraturan/normalisasi yang berlaku

di Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI, dll.

4. Peraturan beton :

Syarat-syarat bahan untuk pekerjaan beton PBI 1971, NI-2 bagian pasal 21

sampai dengan pasal 39.

Syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton berpedoman pada PBI 1971, NI-2 bab

13 pasal 8.1 sampai pasal 8.17.

Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berlaku PBI 1971 (pasal 52 BBV).

Kualitas campuran beton bertulang minimum harus memenuhi syarat K 175.

Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :

1. Khusus pondasi foot plat.

a.Sebelum dipasang pondasi foot plat setempat dipasang lapisan sirtu setebal 10 cm

selanjutnya dipasang lantai kerja beton spesi 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dengan ketebalan

5cm.

b. Pemasangan begisting, pembesian dan pengecoran pondasi foot plat sesuai

dengan aturan pelaksanaan pekerjaan beton yang lain.

c.Bentuk dan ukuran yang lain sesuai dengan gambar.

2. Tulangan

a. Membengkok dan meluruskan tulangan untuk beton harus dipotong dan

dibengkokkan sesuai dengan gambar.

b. Tulangan harus bebas dari kotoran dan karat serta bahan-bahan lain yang

mengurangi daya rekat.

c. Jumlah luas penampang besi harus sama seperti tercantum dalam gambar

perhitungan. Bila dipakai besi beton kurus, maka jumlah tulangan harus ditambah

sehingga jumlah luas yang ditentukan terpenuhi/dalam hal ini harus dengan

persetujuan tertulis terlebih dahulu.

Halaman 29

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

d. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sebelum dan selama pengecoran tidak

berubah kedudukannya.

e. Tulangan lengkung tidak boleh menempel pada cetakan atau tumpukan lain, untuk

itu harus dibuat dengan beton (tahu beton) dengan tebal 2 cm.

3. Bahan-bahan.

a. Semen

Semen yang dipakai harus porland semen dari merk yang disetujui dan yang

dalam segala hal memenuhi persyaratan beton diatas. Dalam pengangkutan,

semen harus terlindungi dari hujan, zok (kantong semen) asli dari pabriknya

dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan dalam gudang yang cukup

ventilasi. Penimbunan semen dalam gudang harus dilakukan didalam balai-balai

balok kayu, sehingga tidak terkena resapan uap air tanah/lantai. Penimbunan

semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 2 m dan tiap pengiriman bartu harus

dipisahkan dan diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan

menurut pengirimannya.

b. Agregat

Agregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat dalam SKSNI T-15-

1991-03, terdiri dari :

1. Pasir beton (agregat halus). Kadar Lumpur tidak boleh melebihi 4% berat

paisr beton.

2. Koral atau crushed stone (agrekat kasar) :

o Harus mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat kekerasanya dan

padat (tidak porous). Dimensi maksimum 2,5 cm. dan tidak leih seperempat

dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan

o Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis pembersihan yang berat batas

maksimum tersebut 3 cm dengan gradasi baik.

o Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)di gunakan seplit

pecah/giling mesin.

c.Air

Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan

yang bersifat merusak beton dan baja tulangan atau campuran, yang

Halaman 30

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

mempengaruhi daya lekat semen. Sebaiknya air yang digunakan untuk mengaduk

beton adalah air bersih yang dapat diminum.

4. Persiapan pengecoran

a. Waktu memulai pengecoran harus sepengetahuan dan seijin Direksi/Pengawas.

b. Sebelum mengadakan pengecoran semua cetakan dibersihkan dari segala macam

kotoran.

c. Cetakan harus datar dan tegak lurus, tidak ada yang bocor dan harus kokoh

sehingga pada waktu pengecoran bentuknya tetap dan tidak geser, cetakan dibuat

dari kayu Kalimantan kelas II tebal 2 cm dan memenuhi syarat sesuai fungsinya,

sambungan-sambungan antara papan harus rapi, rapat dan kuat.

d. Sebelum pengecoran, penulangan diteliti kembali dan harus sesuai dengan gambar

kalau ada yang bengkok / berubah posisinya harus dibetulkan.

e. Perubahan/penambahan penulangan dan ukuran beton atau perbedaan pelaksanaan

dengan gambar kerja harus sepengetahuan dan persetujuan Direksi / Pengawas.

5. Penecoran.

a.Untuk pengecoran beton harus mendapat ijin dari pengawas lapangan.

b. Perbandingan adukan harus sesuai dengan ukuran yang diminta.

c.Takaran harus dibuat baik dan kuat sebelum dipakai harus minta persetujuan

Direksi / Pengawas seperti ukuran yang telah tercantum diatas.

d. Pengadukan minimal 5 menit sebelum bahan-bahan masuk kedalam drum

pengaduk, setelah selesai pengadukan harus diperlihatkan susunan dan warna

yang sama.

e.Adukan harus sudah dicor sebelum waktu 10 menit setelah pengadukan dengan air

dimulai.

f. Penggunaan bahan-bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh pimpinan

proyek/pengawas.

6. Bongkaran

pembongkaran semua cetakan beton harus sesuai peraturan yang berlaku.

Pasal 8PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DLL.

Halaman 31

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Lingkup pekerjaan kusen meliputi :

1. Pembuatan kusen pintu, jendela, dengan kayu jati

2. Daun pintu kaca 4cm.

3. Daun jendela kaca rangka kayu (kayu jati).

4. Pembuatan kosen pintu, jendela 4/15 kayu jati, sesuai gambar perencanaan/bestek.

5. Pembuatan daun pintu rangka jati panil jati 1.5 cm, sesuai gambar

perencanaan/bestek.

6. Pembuatan daun jendela rangka kayu jati 1 cm kualitas baik, sesuai gambar

perencanaan/bestek.

7. Pemasangan alat-alat gantung seperti engsel pintu nylon arch 4",engsel jendela,

kunci tanam ex SES (asli) 2 x putar, ramskar jendela, handle pintu :

a) Setiap pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel 2 buah handle tiap daun.

b) Setiap daun jendela dipasang 2 engsel jendela .

c) Pintu double dilengkapi grendel tanam atas dan bawah 15 cm.

d) Untuk pintu double menggunakan kunci tanam dalam

e) Setiap pintu yang terbuat dari kaca dan panel jati dipasang door stop dan magnet

pintu.

f) Setiap daun jendela dipasang 2 kait angin.

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :

Pekerjaan Kusen

a. Penyetelan dijaga agar permukaan tidak cacat, kayu penyokong tidak boleh

dipasang pada bidang luar dan dipasang sedemikian rupa sehingga kayu

penyokong mudah dilepas setelah kosen dipasang kokoh.

b. Bagian-bagian yang tertanam atau berhubungan langsung dengan bahan lain

seperti misal tembok, beton serta bagian lain, sebelumnya harus dimeni sampai

rata.

c. Setiap kosen baru yang berhubungan dengan dinding harus diberi angkur dari

besi sebanyak 4 buah untuk kosen pintu dan 4 buah untuk kosen

jendela/bouwvenligh.

d. Kosen-kosen harus dilindungi supaya sudut-sudutnya tidak rusak selama waktu

penyetelan sampai pengecatan

Halaman 32

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

e. Semua kosen pintu/jendela, bouwvenligh sebelum dan sesudah terpasang harus

water pass.

f. Toleransi pemasangan kosen disatu sisi dinding adalah 10-25 mm yang

kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

g. Semua sambungan kayu dibuat dengan kaidah secara teknis, rapi, rapat, kuat

serta pada sambungan harus dilem kayu.

h. Semua pekerjaan kosen yang kelihatan, harus diketam sampai halus dan rata.

i. Semua ukuran kayu yang tersebut dalam gambar adalah ukuran kayu jadi

setelah mengalami proses pembuatan antara lain.

Pekerjaan daun pintu/jendela

a. Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kosen.

b. Untuk daun pintu panil menggunakan panil jati 1 cm, kualitas baik. Konstruksi

pelaksanaan sesuai gambar.

c. Kaca yang dipakai kaca rayban,dan kaca polos tebal sesuai gambar 5 mm,

semua kaca harus benar-benar datar dan tidak boleh menggelombang.

Pekerjaan Kaca

Bahan

a. Semua kaca yang digunakan adalah kaca bening kualitas baik dengan

ketentuan dapat menahan beban angin sebesar 122 kg/m2.

b. Semua jenis kaca yang digunakan harus produksi ASAHI atau yang disetujui

oleh konsultan Pengawas.

c. Tebal kaca sesuai dengan gambar adalah 5 mm.

d. Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen,pada waktu daun

jendela dan pintu agar tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran

harus dari kualitas baik produksi dari pabrik yang disetujui oleh Konsultan

Pengawas.

e. Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng tidak boleh

kering atau sudah mengeras.

f. Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Macam Pekerjaan

a. Asas Lingkup Pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih,

penggosok tepi dan tenaga kerja untuk jendela pemasangan kaca.

Halaman 33

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

b. Pemasangan kaca pada daun pintu dan jendela kaca

Syarat-syarat Pelaksanaan

a. asas Alur kusen kayu harus dibersihkan, sebelum kaca dipasang

b. Kaca harus dipotong menurut ukuran kusen dengan kelonggaran cukup,

sehingga pada waktu kaca berkembang tidak pecah.

c. Kaca dipasang dan dikukuhkan dengan memakai karet sesuai ketentuan pabrik.

d. Kaca yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi, dan kokoh pada rangka

terutama pada sudut-sudutnya.

e. Kaca yang dipasang pada kusen semua sudutnya harus ditumpulkan dan sisa

tepinya digosok hingga tidak tajam.

f. Setelah selesai dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang retak, pecah atau

goresan harus diganti.

Pasal 9PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND

Lingkup pekerjaan atap meliputi :

1. Pekerjaan rangka atap/kuda-kuda menggunakan rangka kayu Kamper detail sesuai

dengan gambar.

2. Gording ukuran 8/12, usuk 5/7, dan reng 2/3, papan reuter menggunakan kayu

Kamper.

3. Pemasangan penutup atap dan bubungan menggunakan genteng kodok.

4. Pemasangan rangka plafond dengan kayu meranti, serta penutup plafond bahan

eternit ukuran 1x1 m.

5. Pemasangan listplank dengan kayu Kamper ukuran dan cara pemasangan sesuai

gambar.

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan :

1. Rangka atap.

a. Pemasangan rangka Kayu harus sesuai dengan gambar sebelum dipasang

harus melalui pengecekan terlebih dahulu oleh direksi/pengawas lapangan,

Halaman 34

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

menggunakan sistem pengelasan, pengelasan dilakukan harus sempurna

yaitu dengan pengelasan keliling penuh dan harus dicat menie.

b. Gording, usuk dan reng, reuter menggunakan kayu Kamper, ukuran dan cara

penyambungan harus sesuai dengan gambar, penyambungan gording harus

dengan baut.

c. Bagiab-bagian kayu yang terlihat harus rapi, permukaan rata, bersudut siku

sesuai dengan gambar kerja.

d. Semua kayu yang terpasang setelah dapat persetujuan direksi harus

diawetkan terlebih dahulu dengan teer.

e. Balok penyambuing harus menggunakan kayu yang baru, ukuran dan muyu

yang sama.

f. Penutup atap dan bumbungan seluruhnya mengguakan genteng Kodok dan

sebelumnya harus mendapat persetujuan dari atasan langsung

kegiatan/pengawas lapangan.

2. Plafond

a. Memasang kerangka langit-langit dengan menggunakan kerangka kayu meranti

dengan ukuran 5/7cm untuk balok induk dan 2/3 untuk balok anak, sehingga

membentuk bidang yang datar / sesuai bentuk dalam gambar untuk plafon eternit.

b. Memasang langit-langit eternit pada kamar mandi belakang dan kamar pembantu

serta tritisan.

Cara Pelaksanaan

a. Sebelum memasang lembaran-lembaran penutup langit-langit/plafond, kontraktor

wajib memeriksa bahwa kerangka metal furing untuk bidang-bidang plafon itu baik

letak, pola maupun ukurannya telah sesuaidengan gambar.

b. Seluruh struktur kerangka harus kuat hubungannya ditahan dengan baik oleh

struktur atap ( kuda-kuda ) dan dinding.

c. Kayu kerangka diserut rata, pada sisinya yang akan ditempeli bidang plafon harus

datar pada semua arah dan tidak melengkung, penggantung plafon ke gording

dipasang secukupnya.

d. Kerangka-kerangka plafond yang menempel pada dinding-dinding tembok (balok

induk) harus dimasukkan pada tembok dengan jalan melubang minimum pada

Halaman 35

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

kepala kayu harus masuk ke dalam setengah tebal tembok atau 7 cm dan lain-

lainnya yang belum terurai dalam hal ini akan diatur oleh Pengawas Lapangan.

e. Finishing langit-langit untuk plafon gypsum dengan dicat menggunakan cat

mowilex dan untuk eternit menggunakan cat decolith..

Pasal 10PEKERJAAN LANTAI

Lingkup pekerjaan lantai meliputi :

1. Mengurug dasar lantai dengan urugan tanah kembali 60 cm dan urugan pasir 10 cm.

2. Pemasangan speci dan terakhir lantai keramik 50x50 dan 20x20.

3. Pemasangan lantai keramik 20x20 dan dinding keramik 20x20 kamar mandi.

Syarat pelaksanaan pekerjaan :

1. Secara keseluruhan lantai bangunan menggunakan keramik 50x50 kualitas baik dan

mendapat persetujuan tertulis dari atasan langsung kegiatan, sedangkan lantai kamar

mandi menggunakan keramik 20x20 dan keramik dinding 20x20.

2. Lantai bangunan mulu-mula diurug dengan urugan tanah kembali 60 cm dipadatkan

perlapis hingga rata menggunakan alat stamper.

3. Sebelum lantai keramik dipasang dasar lantai diberi dasaran pasir urug 10 cm.

4. Setelah keramik dipasang dengan baik dan dinyatakan diterima oleh pihak direksi

maka bisa dilakukan pengolotan ( cor nat ubin dengan Pc ) hingga menghasilkan

nat-nat yang sama lebar, rata dan lurus.

5. Penyambungan lantai yang menempel dengan tembok harus masuk plesteran

minimal 1,5 cm.

6. Seluruh bidang permukaan lantai setelah terpasang harus datar, nat-natnya

merupakan garis lurus vertukal/horizontal.

7. Pemasangan lantai dilakukan setelah pekerjaan atap dan plafond selesai.

8. Bahan lantai yang akan digunakan harus sudah mendapat ijin dari pemberi tugas.

9. Keramik yang cacat/rusak tidak boleh dipasang.

Pasal 11PEKERJAAN LISTRIK

Halaman 36

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Lingkup pekerjaan listrik :

Pekerjaan instalasi listrik berupa : pemasangan box sekering, instalasi berupa titik lampu,

stop kontak lengkap dengan lampunya dalam artian siap menyala. Pemasangan penangkal

petir dengan 6 speed 2 arde lengkap dengan batang penerima tinggi 1,5 m, kawat BVC 50

mm dan arde dengan tahanan 5 ohm, kedalaman mencapai air tanah minimum.

Syarat pelaksanaan:

1. Pemasangan instalasi listrik yang harus dilaksanakan adalah pemasangan instalasi

listrik lengkap.

2. Semua komponen harus memenuhi syarat dari EVE-PUIL-77 standart PLN dan

persyaratan keselamatan kerja serta peraturan lain dari instalasi yang berwenang.

3. Semua pekerjaan instalasi listrik pelaksanaannya dapat diserahkan pada instalatur

listrik yang berbadan hokum dan telah mendapat pengesahan dari PLN serta

disetujui oleh atasan langsung kegiatan.

4. Pengurusan untuk memperoleh ijin yang mungkin diperlukan untuk instalasi ini

dibebankan kepada pemborong.

5. Dalam pekerjaan ini instalatur harus menempatkan pemimpin harian dan pengawas

yang berpengalaman.

6. Tempat titk lampu, saklar, stop kontak, dll. Sesuai dengan gambar.

7. Instalasi listrik dipasang dengan memperhitungkan untuk dipergunakan pada

tegangan 220V dan frekwensi 50 Hz dan dinyatakan dengan beban test sebelum

penyerahan pertama hingga dapat menyala dengan baik.

8. Semua komponen harus baru dan baik dengan mutu sekualitas Broco.

9. Pada prinsipnya instalasi bersifat tertanam.

10. Gambar instalasi :

a. Sebulan setelah pemborong menerima SPK, pemborong wajib mengajukan

gambar instalasi listrik yang akan dipasang, untuk disahkan oleh PLN setempat.

b. Setelah instalasi terpasang, pemborong wajib memeriksakan hasilnya kepada

PLN dan berita acara penyerahan disertakan pada berita acara penyerahan.

11. Saklar dan stop kontak

a. Saklar dipasang inbouw pada ketinggian 150cm dari permukaan lantai.

b. Stop kontak harus berkekuatan 10 s.d. 15 ampere 500 Volt, dipasang 150 cm

dari permukaan lantai.

12. Fiting-fiting penerangan.

Halaman 37

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

Semua fiting harus lurus, bentuknya betul dan dibuat dari bahan anti karat.

Semua fiting yang sejenis harus dari satu pabrik, bentuk dan warnanya sama.

13. Kabel.

Kabel yang digunakan harus baruy dan dikirim ke tempat pekerjaan dalam bungkus

asli, jenis isolasi, nomor dan jenis pintal serta nomor dagangnya, penampang kabel

minimum 2,5 mm.

14. Penangkal petir.

a. Pemasangan penangkal petir akan dipasang 2 unit penangkal petir yang terdiri

dari 6 speet dan 2 arde dengan konduktor kawat tembaga telanjang, luas

penampang minimum 50 mm dan jarak arde satu dengan lainnya 20 m.

b. Bahan penangkal petir harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh

Direktorat Tenaga Kerja c.q. Bina Lindung, dan setelah pemasangan harus

mendapat pengesahan.

c. Pemasangan kawat BC 4 mm harus masuk kedalam tanah sampai mencapai

permukaan air tanah minimum yang dibungkus dengan pipa galvanis.

15. Pengujian.

Semua instalasi setelah selesai harus diadakan uji coba dengan genset/daya listrik

untuk menentukan apakah kerjanya sempurna dan memenuhi syarat dan peraturan

yang ditentukan.

Pengujian dilakukan dan dibiayai oleh kontraktor yang disahkan oleh unsure teknis

DPU dan atasan langsung kegiatan dan perlu diterbitkan berita acara pengujian

instalasi.

Pasal 12PEKERJAAN SANITASI AIR HUJAN

1. Saluran batu belah 1 Pc : 3 Kp : 10 Psr U-20 dengan finishing plesteran 1 Pc : 2 Ps dan

O.20 keliling bangunan serta pembuatan bak kontrol.

2. Jaringan air hujan :

a. Pekerjaan saluran air hujan kemiringan minimal 5%.

b. Kemiringan harus rata sehingga tidak terjadi genangan.

c. Pekerjaan harus rapid an sesuai dengan gambar.

Halaman 38

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

d. Bak control dibuat dari pasangan batu belah 1 Pc : 3 Kp : 10 Ps terletak pada

setiap sudut dan pertemuan saluran finishing plesteran 1 Pc : 4 Ps.

Pasal 13PEKERJAAN SANITASI DAN AIR BERSIH

Lingup pekerjaan meliputi :

1. Pekerjaan instalasi air bersih KM/WC.

a. Air bersih yang digunakan air bersih dari PDAM.

b. Jaringan pipa menggunakan PVC standar Wavin.

c. Pemasangan instalasi air bersih dari jaringan PDAM.

2. Pekerjaan sanitasi.

a. Pemasangan kran warna putih kualitas baik, pemasangan harus baik sesuai

dengan gambar dan tidak bocor.

b. Pekerjaan pasangan kloset jongkok.

Kloset yang digunakan standar KIA.

Urinior

Wastafel

Dipasang sesuai dengan gambar dan persetujuan direksi.

3. Pekerjaan septictank

a. Dibuat lengkap dengan peresapannya, sesuai gambar dan petunjuk direksi.

b. Septictank dibuat dari pasangan batu merah 1 Pc : 3 Ps, diplester dengan

ketebalan 2 cm dan bagian atas menggunakan plat beton bertulang.

Pasal 14PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan pengecatan meliputi :

Halaman 39

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

1. Cat tembok untuk semua bidak tembok dan plafond.

a. pada permukaan tembok yang akan di cat harus diamplas dan plamur

tembok dari merk yang sama dengan merk cat temboknya hingga permukan

rata dan siap untuk dicat.

b. Permukaan dicat berulang-ulang hingga didapatkan warna yang rata.

c. Cat tembok yang digunakan sekualitas Decolith, warna ditentukan kemudian

oleh direksi.

d. Pekerjaan cat plafond menggunakan bahan yang sama dengan cat tembok.

2. Cat kayu

a. Semua permukaan dicat manie baik yang kelihatan maupun yang tertanam.

b. Penghalusan dengan plamir dan ampelas.

c. Pengecatan dilakukan berulang-ulang hingga mandapatkan warna yang rata.

Pasal 15BAHAN-BAHAN DAN ALAT BANGUNAN

1. Semua bahan-bahan yang digunakan harus sesuai dengan bestek dan mendapat

persetujuan dari direksi.

2. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan RKS akan ditolak dan menjadi resiko

pemborong.

3. Pasir urug harus bersih dari brongkalan-brongkalan tanah dan kotoran lain.

4. Pasir pasang dan pasir beton harus berasal dari sungai, keras, berbutiran kasar,

bersih dari segala kotoran dan tidak boleh mengandung Lumpur, untuk pekerjaan

beton pasir harus memenuhi persyaratan PBI 1971.

5. Semen menggunakan semen produksi dalam negeri dan harus memenuhi

persyaratan PBI 1971.

6. Split keras dan bersih.

7. Buis beton harus berkualitas baik, keras dan tidak cacat.

8. Besi beton dan bendrat harus memenuhi syarat PBI 1971.

9. Air yang digunakan harus air bersih, tidak mengandung bahan yanmg merugikan.

Halaman 40

Rencana Kerja Dan Syarat-syarat (RKS)

10. Kayu untuk kusen, daun pintu, jendela, listplank dan lain-lain harus baik dan bebas

dari cacat.

11. Seng menggunakan BJLS 30 baru dan tidak cacat, karatan atau berlubang

12. Cat kayu/besi, cat tembok harus menggunakan cat yang baik atau merk yang

ditentukan.

13. Bahan-bahan lain yang belum diuraikan dalam RKS / bestek ini harus berkualitas

baik menurut persetujuan direksi.

Pasal 16PERSELISIHAN

Dalam hal ini terjadi perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah antara

pelaksanan pekerjaan/pemenang pengadaan barang/jasa dengan pemberian tugas, maka

akan ditempuh jalan hokum dengan mengambil domisili pada Pengadilan Negeri dan diatur

dalam perjanjian kerja.

Halaman 41