Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari...

25
Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari Lawang Malang dengan Nuansa Rustic Aldila Yuan Ditasari Jurusan Desain Produk, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp/Fax (031) 5931147 ABSTRAK Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Tak sekadar sebagai area makan, banyak masyarakat yang menjadikan cafe sebagai tempat untuk berkumpul. Hal itu ditinjau dari gaya hidup masyarakat yang cenderung senang bertatap muka, bersantai dan berbincang. Sudah menjadi suatu kebutuhan masyarakat untuk bersosialisasi, dan mereka membutuhkan sarana untuk mewujudkan keinginan mereka. Oleh karena itu, dengan adanya café ini dimaksudkan untuk merealisasikan kebutuhan masyarakat yaitu sarana berkumpul. Selain itu, Rollaas Cafe memberikan beberapa fasilitas yang berbeda, seperti merchandise outlet, area VIP serta area workshop meracik teh secara tradisional yang diharapkan memberikan pengalaman yang berbeda. Banyaknya jumlah café yang bermunculan mengakibatkan tidak adanya sebuah pembeda/ciri khas sehingga tampak bersifat umum. Dengan menciptakan sebuah konsep dan inovasi yang baru, diharapkan akan menarik dan dapat “mengikat” pengunjung. Biasanya para owner café terlebih dahulu mensurvei apa yang sedang in di pasaran masyarakat atau dari kebiasaan–kebiasaan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat perkotaan cenderung bosan dengan hiruk pikuk dan rutinitas kota, sehingga mereka membutuhkan suasana baru untuk sekedar refreshing. Hal itu dapat dilihat dari kecenderungan masyarakat kota yang menyukai nuansa alam, sehingga mereka mencarinya di daerah pedesaan atau pegunungan. Dari sana dapat disimpulkan apa keinginan pasar sehingga Rollaas Cafe didesain untuk menampilkan sebuah nuansa alam yang berada di area perkebunan teh yang diperkuat dengan nuansa rustic. Sebab nuansa rustic lebih memberikan kesan “jujur”, apa adanya dan tampak sangat alami serta diperkuat dengan karakter material rustic yang unfinished. Adapun metode yang digunakan adalah dengan observasi/survey langsung di sejumlah Rollaas Cafe di Mall Surabaya dan survey lingkungan perkebunan teh Wonosari Lawang Malang. Selain itu juga dengan mewawancarai sejumlah karyawan PTPN XII (Persero) dan karyawan serta pengunjung dari Rollaas Cafe. Diperkuat pula dengan teori yang didapat dari buku dan internet. Dari data-data yang diperoleh kemudian di olah sedemikian rupa dengan cara membandingkan café satu

Transcript of Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari...

Page 1: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari Lawang Malang dengan Nuansa Rustic

Aldila Yuan Ditasari Jurusan Desain Produk, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp/Fax (031) 5931147

 

ABSTRAK Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Tak

sekadar sebagai area makan, banyak masyarakat yang menjadikan cafe sebagai

tempat untuk berkumpul. Hal itu ditinjau dari gaya hidup masyarakat yang cenderung

senang bertatap muka, bersantai dan berbincang. Sudah menjadi suatu kebutuhan

masyarakat untuk bersosialisasi, dan mereka membutuhkan sarana untuk

mewujudkan keinginan mereka. Oleh karena itu, dengan adanya café ini

dimaksudkan untuk merealisasikan kebutuhan masyarakat yaitu sarana berkumpul.

Selain itu, Rollaas Cafe memberikan beberapa fasilitas yang berbeda, seperti

merchandise outlet, area VIP serta area workshop meracik teh secara tradisional

yang diharapkan memberikan pengalaman yang berbeda. Banyaknya jumlah café

yang bermunculan mengakibatkan tidak adanya sebuah pembeda/ciri khas sehingga

tampak bersifat umum. Dengan menciptakan sebuah konsep dan inovasi yang baru,

diharapkan akan menarik dan dapat “mengikat” pengunjung. Biasanya para owner

café terlebih dahulu mensurvei apa yang sedang in di pasaran masyarakat atau dari

kebiasaan–kebiasaan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat perkotaan cenderung

bosan dengan hiruk pikuk dan rutinitas kota, sehingga mereka membutuhkan

suasana baru untuk sekedar refreshing. Hal itu dapat dilihat dari kecenderungan

masyarakat kota yang menyukai nuansa alam, sehingga mereka mencarinya di

daerah pedesaan atau pegunungan. Dari sana dapat disimpulkan apa keinginan

pasar sehingga Rollaas Cafe didesain untuk menampilkan sebuah nuansa alam

yang berada di area perkebunan teh yang diperkuat dengan nuansa rustic. Sebab

nuansa rustic lebih memberikan kesan “jujur”, apa adanya dan tampak sangat alami

serta diperkuat dengan karakter material rustic yang unfinished.

Adapun metode yang digunakan adalah dengan observasi/survey langsung di

sejumlah Rollaas Cafe di Mall Surabaya dan survey lingkungan perkebunan teh

Wonosari Lawang Malang. Selain itu juga dengan mewawancarai sejumlah

karyawan PTPN XII (Persero) dan karyawan serta pengunjung dari Rollaas Cafe.

Diperkuat pula dengan teori yang didapat dari buku dan internet. Dari data-data yang

diperoleh kemudian di olah sedemikian rupa dengan cara membandingkan café satu

Page 2: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

dengan café yang lainnya yang diharapkan dapat memberikan sebuah referensi

pada desain.

Dengan adanya Rollaas Cafe di perkebunan teh Wonosari Lawang Malang,

dimaksudkan untuk memberikan sensasi yang berbeda kepada pengunjung. Dengan

memanfaatkan potensi lingkungan yang ada berupa perbukitan teh dan permainan

pepohonan, Rollaas Cafe didukung oleh nuansa rustic yang mengandalkan konsep

unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan akar-akar pepohonan

teh dan material lokal dari PTPN XII (Persero) lainnya. Sehingga suasana interior

yang diperoleh adalah sebuah café yang berada di tengah hamparan perkebunan

teh dengan penonjolan material lokal perkebunan yang didesain dengan nuansa

rustic (unfinished) pada materialnya. Selain itu, dengan penambahan beberapa

fasilitas berupa merchandise outlet, ruang VIP serta area workshop meracik teh

secara tradisional memberikan nilai lebih pada Rollaas Café untuk wisata keluarga di

perkebunan teh Wonosari Lawang Malang ini.

ABSTRACT In this modern era, cafe businesses become a prospective one. People tend to use cafe as a place to gather around, not only as place to eat. It is started with people lifestyle nowadays which prefers to relax and have a chit chat. Those become a need and they need a medium to realize it. This cafe was built to fulfill people need as a place to gather around. More of it, Rollaas Cafe offers various facilities such as merchandise outlet, VIP area and a traditional tea-making workshop area which will give the customer different experience. In the other hand, a huge amount of cafe-built recently made most of them looked general without specific identity. By creating a new concept and innovation, it is hoped that the customer will fall in and have bind to it. It is usual that the cafe owner made a research about which is in today or made a survey of people habits. In this case, citizen prone to bored with routines so they need a new atmosphere for refreshing. It can be seen in fact that most of citizen prefer a natural atmosphere which they search over around village or mountain. Based on that thing, Rollaas Cafe is designed to show a natural atmosphere in tea plantation which strengthen by rustic nuance. Rustic is choosen to give a honest and natural impression as well since the rustic character materials are unfinished.

Methods which used are observation in some of Rollaas Cafee branches in mall around Surabaya, and also surveys in tea plantation which located in Wonosari Lawang Malang. Besides interviewing employees of PTPN XII (Peresro) as well as employees and customers of Rolaaas cafe. And also added by theories from internet and various books. The datas then processed with comparative study to other cafes which later become a design reference.

Rollaas Cafe at Wonosari Lawang Malang tea plantation was made to give a different sensation to customers. By using environmental potentials like tea plantation over the hills and also trees, Rollaas Cafe also supported by rustic nuance which is used unfinished concept and natural materials such as roots and another local material from PTPN XII (Persero). These things later impress a cafe located in the center of tea plantation with local materials using which designed by rustic nuance. In addition, some facilities like merchandise outlet, VIP room and a traditional tea-making workshop area gave additional value to Rollaas Cafe Wonosari Lawang Malang for family tourism.

KEYWORD Cafe, Tea Plantation, Rustic 

Page 3: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

PENDAHULUAN Latar Belakang

Di era modern ini, bisnis cafe merupakan suatu bisnis yang menjanjikan. Tak sekadar

sebagai area makan, banyak masyarakat yang menjadikan cafe sebagai tempat untuk

berkumpul. Masyarakat kebanyakan suka dengan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang

sudah ada. Lagipula masyarakat perkotaan terkadang jenuh dengan hiruk pikuk kota

sehingga mereka mencari alternatif area rekreasi atau tempat berkumpul yang menawarkan

panorama alam. Selain indah, alam juga membuat lingkungan semakin asri dan

menyejukkan. Ketika masyarakat kota diperhadapkan dengan begitu banyak pekerjaan,

secara fisiologis andrenalin itu berdampak negatif jika digunakan dalam jangka waktu yang

cukup lama. Maka, otomatis akan dapat merusak kesehatan. Stres bisa dikelola. Misalnya,

ketika diperhadapkan dengan suatu gangguan dan tidak tahan dengan gangguan itu, seperti

tidak tahan kebisingan suara motor dan suara lainnya, maka bisa dihilangkan dengan pergi

ke suatu desa. Suasana alam desa akan membuatnya bisa merasa tenang kembali. Atau

melakukan kegiatan olahraga dan rekreasi. Hal itu dijadikan sebagai alasan dasar mengapa

Rollaas Café berada di perkebunan teh Wonosari Lawang Malang. Apalagi diperkuat

dengan nuansa rustic yang menggunakan konsep material unfinished. Konsep rustic yang

seluruh karakter materialnya tampak tidak difinishing dengan baik seakan menegaskan

bahwa café ini berusaha mendekatkan pengunjung kepada nuansa alam dari perkebunan

teh Wonosari Lawang Malang ini.

Tujuan Menghasilkan desain café dengan menghadirkan nuansa perkebunan teh yang secara

langsung kepada pengunjung Rollaas Café, selain itu dengan pemanfaatan material alam

dan material lokal yang karakternya ditonjolkan melalui kesan rustic yang tidak difinishing

dengan baik (unfinished), serta dengan penambahan fasilitas berupa area workshop teh

yang menunjukkan bagaimana cara meracik teh secara manual seperti pada jaman dahulu,

sehingga diharapkan dapat menambah wawasan pengunjung tentang teh dan PTPN XII

(Persero).

Masalah 1. Perlunya sarana berkumpul atau cafe di kawasan Wonosari Lawang Malang, sebab

belum adanya resto/café untuk masyarakat umum yang tersedia di kawasan ini.

2. Perlunya sebuah desain Rollaas Cafe yang di dalamnya terdapat indoor dan outdoor café

yang dilengkapi area outlet merchandise, ruang VIP serta area workshop meracik teh

secara tradisional. Sebab, dengan adanya fasilitas ini, diharapkan dapat memudahkan

pengunjung untuk lebih mengetahui tentang seluk beluk dunia teh.

Page 4: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

3. Area workshop meracik teh secara tradisional perlu di studi dan di analisa dari segi

penataan dan penempatan barang-barangnya. Sehingga dapat diperhitungkan peletakan

layout ruang workshop teh ini, dan tidak mengganggu/menimbulkan asap (tungku kayu)

kepada para pengunjung.

4. Melakukan pemilihan lokasi/lahan yang sesuai sehingga view yang dihasilkan baik view

perkebunan teh hingga view para pemetik teh dapat terlihat jelas dan menjadi suguhan

utama untuk para pengunjung.

5. Sebuah desain denah eksisting yang mengutamakan view terbuka/banyak bukaan

sehingga pengunjung di dalam dapat merasakan suasana layaknya berada di luar area

café (membawa atmosfer dari luar cafe ke dalam café).

Manfaat 1. Mendesain Rollaas Café yang kemudian diharapkan dapat menunjang fasilitas dan

memberikan pengalaman yang baru serta tambahan wawasan bagi pengunjung yang

datang ke Rollaas Café ini dan dapat membantu dalam memperkenalkan perkebunan teh

Wonosari setempat ke masyarakat luas.

2. Sebagai alternatif wacana desain yang ditujukan untuk para mahasiswa desain interior

Despro karena masih memungkinkan adanya sebuah desain yang dapat diolah lagi.

3. Mengangkat pariwisata perkebunan teh Wonosari Lawang Malang kepada masyarakat

umum dengan studi aplikasi desain yang representatif.

Ruang Lingkup Lingkup kerja Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

Denah yang digunakan adalah denah eksisting yang diperoleh dari denah sebuah

hotel yang nantinya akan dipergunakan sebagai eksisting Rollaas Café. Objek desain

meliputi area indoor dan outdoor café serta area workshop teh, yang didesain bagi para

pengunjung yang ingin menikmati view perkebunan teh. Menerapkan konsep dengan

nuansa rustic yang sangat menonjolkan kesan unfinished melalui aplikasi pada elemen

estetika, lighting, warna, material serta pengaplikasian elemen desain pada elemen interior

sesuai dengan sistematika desain dan analogi bentuk dari analogi dasar yang berhubungan

dengan tanaman teh.

Metodologi Desain Dalam perancangan ini, metode penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan

pengamatan langsung (observasi), menganalisa data, serta wawancara (interview).

Observasi ini bertujuan untuk mengamati secara langsung terhadap kondisi lingkungan café,

terutama yang menggunakan material lokal dan berada di lingkungan bebas dan alam

Page 5: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

terbuka, seperti Rollaas Café di Plaza Tunjungan dan Taman Indie Resto Malang. Tahap

wawancara dilakukan untuk mendapatkan data – data yang berkaitan dengan Rollaas Café

nantinya.

PEMBAHASAN Kajian Nuansa Rustic

Rustic dalam bahasa Indonesia berarti 'berkarat' atau tua, dan memiliki tekstur yang kasar

dan tidak difinishing dengan baik. Gaya rustic bisa diartikan sebagai gaya dalam desain

arsitektur dan interior yang menitikberatkan pada kesan alami, dari material yang tidak

difinishing atau dihaluskan, misalnya kayu, batu, logam, dan sebagainya. Menurut arsitek

Probo Hindarto, gaya rustic dapat diartikan sebagai gaya dalam desain arsitektur dan interior

yang menitikberatkan pada kesan alami. Dari segi material, gaya ini tidak mengalami proses

finishing atau dihaluskan. Hal serupa dikatakan arsitek Nugroho Widhi. Menurut dia, gaya

rustic adalah segala sesuatu yang mengekspos hal yang karatan dan terkesan tua. Meski

demikian, bukan berarti rustic selalu bisa diartikan kuno karena gaya rumah ini dapat pula

dipadukan dengan gaya modern.

Karakteristik Rustic

Rustic tidak terdapat patokan khusus, hanya dalam gaya rustic yang terkesan tua dan

hangat bisa menggunakan material yang kesan teksturnya kuat, misalnya lapisi dinding

dengan batuan, kayu, atau hanya bata ekspos. Daripada menggunakan keramik, bisa

menggunakan batu alam yang masih ada teksturnya untuk pengganti keramik.

Proses Desain

Page 6: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Gaya rustic langsung dapat terlihat dari desain teksturnya yang kasar dan berantakan,

dinding batu ekspos, furnitur dari bongkahan kayu yang tidak diamplas halus atau lampu

gantung berkarat, merupakan ciri gaya rustic. Di era desain Go Green sekarang ini, gaya

rustic sangat tepat ditambahkan dalam penataan interior karena dapat menggunakan

barang-barang bekas seperti ranting, kaleng atau barang kuno yang sudah tidak terpakai

menjadi pajangan penghias ruang.

Ciri-ciri gaya rustic terutama terlihat pada

penggunaan material yang alami dan tidak di-finishing.

Misalnya, seperti tampak pada gambar 1 yang hampir

keseluruhan dinding ruang pada hunian gaya ini

menggunakan tembok yang tidak diaci. Kemudian

memperkuat kesan rustic dengan penggunaan papan tulis

hitam yang sudah tidak utuh. Contoh lainnya ada pula

dinding yang ditutupi oleh unsur batu bertekstur kuat. Maka

itu, yang ditonjolkan pada gaya rustic adalah kesan tua dan

material yang kasar. Sementara untuk atap, biasanya model

yang digunakan cenderung tradisional.

Dalam arti, gaya ini lebih banyak menggunakan bahan yang memberi kesan alami, bukan

pabrikan. Ambil contoh, rumah-rumah di desa atau rumah adat yang terbuat dari kayu kasar.

Material pada rumah tersebut umumnya tidak difinish, diampelas, atau dilapisi acian semen.

Memang tak sembarang material dapat ditambahkan untuk menciptakan gaya rustic, salah-

salah ruangan malah terlihat kotor dan semrawut. Caranya dengan tidak mengekspos

berlebih pada elemen rustic-nya. Misalnya, pemakaian kayu yang teksturnya dibiarkan

terlihat jelas dan tidak dibuat glossy. Efeknya, tampilan kayu tetap tampil alami dan tidak

terpengaruh industrialisasi, namun justru di situlah seninya. Mengenai nilai seni yang

ditampilkan, tidak tergantung dari rumitnya bentuk dan mahalnya material, melainkan

bagaimana mengolahnya. Beberapa ranting dengan ukuran beragam dapat diikat rapi, dan

kemudian dipajang di meja konsol atau credenza modern. Dapat memadukan keeksotisan

bata ekspos dan kayu bertekstur dengan material yang halus seperti keramik dan kaca.

Untuk ranting berukuran besar dapat dikreasikan menjadi shutter, bingkai, hanging rack, dll.

Adapun klasifikasi karakteristik rustic:

a. Kajian warna rustic

Warna menjadi unsur utama dalam ruangan. Kehadiran warna menyeimbangkan

suasana dan elemen-elemen interior yang ada di dalamnya. Warna juga dapat

mengidentifikasi gender, usia, karakter, sifat, dll. Setiap warna memiliki aspek emosi dan

Gambar 1 Contoh interior rustic

Page 7: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

psikologi, begitu pula dengan aspek dimensi warna (value, intonasi dan temperatur).

Sehingga warna merupakan elemen penting dan berpengaruh dalam penciptaan

suasana pada sebuah ruangan. Definisi warna adalah mutu cahaya yang dapat

ditangkap oleh indra penglihatan atau mata kita. Warna merupakan unsur penting dalam

desain, karena dengan warna, suatu karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih

(added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan sebuah warna tidak akan ada

artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran warna-warna lain disekitarnya. Karena

warna-warna tersebut akan saling mempengaruhi. (Arniti Kusmiati dan Pramudji

Suptandar, 1997:1).

Berdasarkan buku Modern Rustic oleh Ali Hanan, kayu, batu bata, dan tanah liat

merupakan ekspresi dari nuansa netral. Kebanyakan kasus, material alam ketika berada

di lingkungan hunian dan mengalami proses dan termakan usia. Selain pengganti cat,

berikan sesuatu yang baru atau dipugar dengan cara seperti linseed oil atau minyak

lebah. Style rustic ini dominan menggunakan warna-warna alami material seperti abu-

abu, terakota, hitam, cokelat kayu, kuning buram, atau warna bata. Warna-warna ini

semakin menguatkan kesan rustic pada material unfinished yang digunakan. Beberapa

contoh warna pada gambar 2.

b. Aplikasi dalam desain modern

Dinding yang tidak difinishing dan hanya sekedar di cat putih ala kadarnya. Sehingga masih terlihat bata yang digunakan untuk pondasi dinding.

Gambar 2 Beberapa contoh warna rustic

Gambar 3 Aplikasi pada dinding rustic

Page 8: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Elemen estetika berupa kayu unfinished yang diatur sedemikian rupa memberikan kesan rustic dan artistik. Warna asli dari material kayu menguatkan kesan rustic.

Meja tanpa di pelitur dan dibiarkan apa adanya memberikan kesan rustic. Sebab, tekstur kayu dan warna meja sangat alami dan natural.

Susunan balok kayu yang dibentuk lingkaran dimanfaatkan untuk alas meja. Pemilihan berbagai bentuk lingkaran kayu menciptakan seni tersendiri. Kayu yang di unfinished juga memberikan kesan rustic.

Gambar 4 Aplikasi elemen estetika rustic

Gambar 5 Aplikasi furniture rustic

Gambar 6 Aplikasi furniture rustic

Page 9: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

KONSEP DESAIN

Konsep Makro Sesuai dengan tujuan perancangan ini, maka Rollaas Café ingin menghasilkan desain untuk

memunculkan kesan kuat dari karakter rustic yang unfinished, “jujur” dan terkesan apa

adanya untuk mendukung nuansa alami dari perkebunan teh. Pemunculan karakter rustic

dihadirkan dalam setiap elemen interior seperti furnitur, dinding, lantai, plafon dan elemen

estetika. Penggunaan material yang unfinished dan dipadu dengan pemilihan warna yang

netral menciptakan dan menguatkan kesan apa adanya/natural. Pemanfaatan sumber daya

alam/material lokal dari PTPN XII pun ikut serta menciptakan nuansa rustic. Seperti

pemanfaatan besi bekas ayakan biji kopi, mesin-mesin penggiling kopi yang sudah tidak

terpakai, besi cetakan dari penggilingan karet, dan lain sebagainya.

Konsep Mikro

Bagan yang dilingkari adalah ruang terpilih yang akan didesain pada Rollaas Café yang

merupakan area public. Terdiri dari area café (terdiri dari area indoor, mini bar, area

informasi, area outdoor), dan area workshop teh.

Ruang-ruang terpilih ini adalah ruang yang akan didesain dengan nuansa rustic. Dengan

konsep terbuka, melalui area café dapat melihat pemandangan perkebunan teh. Area

workshop teh dihadirkan dengan nuansa layaknya pabrik/area kerja karyawan perkebunan.

Sehingga pesan dapat lebih cepat tersampaikan kepada para pengunjung.

Pada area utama yaitu area café indoor, terdiri dari sebuah ruangan luas yang mencakup

mini bar dan area informasi serta area workshop teh. Sehingga ruang tampak lapang.

Beberapa partisi membatasi fungsi area pada outlet merchandise. Lalu pada VIP room diberi

partisi juga agar kesan privat diperoleh pada ruangan ini. Namun tetap tidak meninggalkan

unsur bukaan yang memperlihatkan view perkebunan teh. Dan untuk outdoor terletak di sisi

luar dengan konsep sajian hamparan perkebunan teh.

Skema Ruang Terpilih

Page 10: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Hubungan Ruang

Konsep hubungan ruang pada area Rollaas Café disusun dan dihimpun dengan melihat

studi sirkulasi sehingga dapat diketahui penempatan dan peletakannya ketika dalam denah.

Tata ruang dan area sirkulasi sangat berpengaruh dalam konsep ini. Sebab permasalahan

café selalu berada pada tata ruang dan area sirkulasi antara pengunjung dan karyawan.

Sehingga dengan adanya skema hubungan ruang ini diharap dapat memberikan sebuah

solusi yang terbaik.

Area café indoor menjadi area utama sirkulasi yang berawal dari foyer sebagai area para

pengunjung masuk ke dalam café. Seluruh area semua tersambung pada café indoor ini.

Sehingga ruang yang diperlukan untuk area ini cukup besar dengan kapasitas yang besar

pula.

PENGEMBANGAN DESAIN

Merupakan Metode perencanaan elemen interior pada ruangan yang ada untuk mencapai

hasil yang sesuai dengan konsep yang diterapkan sejak awal. Metode ini berangkat dari

studi dan analisa sesuai kebutuhan proses perancangan desain interior, hingga

mendapatkan hasil desain dan pembagian ruang secara keseluruhan.

Skema Hubungan Ruang

Page 11: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Denah Layout Terpilih

Potongan A – A’ Potongan B – B’

INOUT

up

DENAH ROLLAAS CAFESKALA 1 : 100

INOUT

WANITA

VIP ROOM

AREA MERCHANDISE

WORKSHOP AREA

DAPUR

MINI BAR

CAFE INDOOR

CAFE OUTDOOR

RGKARYAWAN

RGMANAJER

GUDANG

LIFT

BALKON

PRIA

KASIR

DISPLAY CAKE

KASIR

DISPLAY AREA

DISPLAY AREA

DISPLAY AREA

meja penyajian & persiapan

AREA INFORMASI

TOILET

AREA PAMER

BALKON

BALKON

p + 0.15p + 0.30

p + 0.45

p + 0.60

p + 0.15p + 0.30

p + 0.45

p + 0.60

p 0.00p 0.00

LOKER KARYAWAN+ 0.60

+ 0.66+ 0.60

+ 0.60

+ 0.55

+ 0.55

+ 0.50

+ 0.50

+ 0.50

+ 0.50

+ 0.60

+ 0.60

+ 0.30

+ 0.15

+ 0.45

+ 0.60

S

T

U

B

Hanging lamptopi caping

Pintu koboimaterial: potongankayu daur ulang

Kayu batangunfinished

Tungku buatan,material semen unfinished

Partisi workshop areamaterial: bekas besiayakan kopi

Partisi besi denganelemen potongan kayu kopi

Partisi besi denganelemen potongankayu kopi

Uplight, sistem lampu tanam

Kayu ulin(2x20x400cm)

Parket kayu 15 x 115 (cm)Ubin kayu type Merbau FJLFin. UV coating warna natural

Stoolbar akar tehFin. clear Partisi pajang display produk

PTPN XII (Persero)

Batang kayu unfinisheduk. 6 x 8 (cm) Down Light, Yellow Light,

Halogen Bulbs, 20 watt

POTONGAN MEMANJANG KESELURUHAN A-A'SKALA 1 : 50

Sealant

Kaca tempered 12mmgray glass color

Tiang kayu 8/15Fin. clear

Kayu 8/15Fin. clear

Kawat baja Rangka ceilingkayu 5x7cm, non fin.

Profil TKayu penopang 8/15

Fin. clearBesi penopang

Fin. cat semprot warna merah besi

Plafon Kalsi board tebal 6mmFin. Nippon Paint S 3502 B,Nippon 3-in-1

Drop Ceiling, Kalsi board 4.5mm,Fin. Nippon Paint S 4005 R80B,Nippon 3-in-1

Railing akar tehfinishing natural Karung kopi dan teh

Hanging lamptopi capingLampu tanam

POTONGAN MELINTANG KESELURUHAN B-B'SKALA 1 : 50

Tiang kayu 8/15Fin. clear

Batu gunung Ijen, Warna hitam pekatKayu 8/15Fin. clear

Coakan dindingkaca mati

Batang kayu unfinisheduk. 6 x 8 (cm)

SealantKaca tempered 12mm, gray glass color

Rangka ceiling kayu 5x7cmnon fin.

Kolom induk 60 x 30 cm

Profil TKayu penopang 8/15

Fin. clearBesi penopang

Fin. cat semprot warna merah besi

Parket kayu 15 x 115 (cm)Ubin kayu type Merbau FJLFin. UV coating warna natural

Plafon Kalsi board tebal 6mmFin. Nippon Paint S 3502 B,Nippon 3-in-1

Drop Ceiling, Kalsi board 4.5mm,Fin. Nippon Paint S 4005 R80B,Nippon 3-in-1

Page 12: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

FINAL DESAIN Area Entrance dan Area Informasi

Keterangan gambar: 1. Partisi besi hollow warna hitam dengan susunan potongan kayu kopi yang disusun

secara acak. Kesan dinamis terlihat dari ukuran yang berbeda tiap frame kotak pada

partisi.

2. Partisi kayu di belakang meja informasi adalah analogi dari akar kayu teh yang tidak

beraturan. Menggunakan material kayu recyle unfinished.

3. Meja area informasi dengan menggunakan material kayu yang hanya difinishing clear.

Mengambil analogi dari beberapa lembar pucuk daun teh yang disusun bertumpuk.

Dalam aplikasinya, susunan kayu tersebut diberi struktur berupa stainless steel di

dalamnya. Sehingga meja dapat berdiri kokoh.

4. Material lantai yang digunakan adalah material semen ekspos. Aplikasi semen ekspos

memberikan kesan modern pada cafe. Warna abu-abu memberikan kesan lapang,

hening, dan dingin. Dengan adanya karakter tersebut, maka kesan hening, dan dingin

dari warna abu-abu “dihangatkan” dengan material-material alam yang digunakan

sebagai elemen rustic dengan dominasi warna cokelat, hitam, merah, dll.

Area Entrance dan Area Informasi

1

2 3 4

Page 13: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Keterangan gambar: 5. Partisi besi bekas ayakan kopi yang menjadi pembatas antara area lift dan area

workshop teh. Partisi ini berada di tengah kedua entrance café. Partisi besi ini

merupakan material lokal dari PTPN XII (Persero). Dengan warna merah berkarat

sebagai warna dari besi semakin menguatkan kesan rustic pada Rollaas Café.

6. Area ini merupakan area workshop teh. Kaki pada partisi pajang sengaja didesain cukup

tinggi agar tidak terkesan penuh dan sesak. Sehingga batas fungsi area masih tetap

terlihat, baik pada partisi maupun pada perbedaan material lantai yang menggunakan

parket kayu dan batu kali.Selain itu terdapat beberapa karung goni yang berisi display

kopi produk PTPN XII (Persero).

5

6

Partisi besi pada area transisi (lift) di antara dua pintu masuk

Page 14: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Area Mini Bar

Keterangan gambar: 7. Perbedaan material pada plafon menunjukkan adanya perbedaan fungsi kegiatan. Plafon

kalsium silikat yang difinishing cat abu-abu adalah plafon utama. Sedangkan plafon kayu

adalah sebagai penanda area sirkulasi. Sehingga hanya di beberapa spot saja yang

menggunakan aplikasi plafon kayu.

8. Hanging lamp pada area café ini mengambil analogi dari topi caping pemetik teh. Material

yang digunakan adalah kain hitam tebal dan penggunaan kawat tembaga yang dianyam

secara acak untuk aksentuasi pada hanging lamp ini.

9. Dinding pada area sudut café ini menggunakan material batu dari Gunung Ijen yang

berwarna hitam pekat. Finishingnya cukup di coat dengan warna clear. Hal tersebut

dimaksudkan agar tekstur dan warna batu tetap seperti asli dan apa adanya. Pada area

ini juga terdapat mini galeri yang berisi pigura-pigura foto tentang perkembangan

perkebunan teh Wonosari.

10. Hanging lamp pada area bar mengambil analogi dari biji Camellia sinensis. Ketika lampu

dinyalakan, maka hasil bayangan yang diperoleh adalah bayangan sesuai biji Camellia

sinensis.

8

11 10

9

7

Area Mini Bar

Page 15: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

11. Barstool menggunakan analogi akar daun teh pada sandarannya. Material yang

digunakan adalah kayu dengan finishing clear sehingga tampak seolah-olah tidak

difinishing dengan baik.

Area Café (Indoor dan Outdoor)

Keterangan gambar: 12. Salah satu entrance yang langsung mengarah kepada café dan lift.

13. Area ini adalah area outlet merchandise, dimana merupakan sebuah ruangan yang

menjual berbagai hasil perkebunan dari PTPN XII (Persero).

12

13

Area Cafe Indoor

Page 16: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Keterangan gambar: 14. Sofa menggunakan material kayu olahan unfinished dan bantalan sofa yang berwarna

merah. Sofa tipe ini terbagi menjadi 3 ukuran, yaitu single sofa, double sheet dan sofa

dengan daya tampung banyak seperti pada gambar.

15. Coffee table menggunakan kombinasi material kayu unfinished dan stainless steel serta

kaca. Pada coffee table ini terdapat coakan yang berisi kayu-kayu kopi yang tidak

difinishing yang kemudian ditutup oleh kaca tebal. Sedangkan untuk kaki coffee table

menggunakan stainless steel. Material stainless steel ini digunakan untuk

menyeimbangkan antara kesan modern dan rustic.

16. Material pada lantai café dibedakan menjadi dua. Untuk area duduk menggunakan

parket kayu. Sedangkan untuk area sirkulasi menggunakan semen ekspos. Adanya

perbedaan material tersebut menunjukkan perbedaan fungsi area dan perbedaan

atmosfer.

15

14

16

Area Cafe Indoor

Page 17: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Area Cafe Indoor

Area indoor cafe yang berbatasan langsung dengan outdoor cafe  

17

18 19

Page 18: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Keterangan gambar: 17. Partisi pembatas antara sofa satu dengan sofa lainnya adalah mengambil analogi dari

akar tanaman teh. Material yang digunakan adalah jenis kayu unfinished. Pola akar

yang dipasang tidak beraturan namun tetap terlihat dinamis.

18. Single sofa ini menggunakan material stainless steel dengan pola anyaman. Pola

anyaman diperoleh dengan menggunakan plat stainless steel tipis. Sehingga sofa

terkesan modern dengan materialnya dan nature dengan pola anyamannya. Untuk

dudukannya sendiri menggunakan kain polos berwarna merah.

19. Single sofa ini menggunakan material kayu olahan unfinished dan bantalan sofa yang

berwarna merah. Sofa tipe ini terbagi menjadi 3 ukuran, yaitu single sofa, double sheet

dan sofa dengan daya tampung banyak seperti pada keterangan nomor 14.

Keterangan gambar: 20. Adalah partisi pembatas antara café indoor dan outdoor. Material yang digunakan pada

partisi ini adalah pipa hollow berbentuk kotak. Pola segitiga dengan susunan kayu kopi

diletakkan secara acak. Sehingga tampak pada gambar dengan pola segitiga kosong

dan segitiga terisi susunan kayu kopi.

21. Merupakan area entrance yang langsung berhadapan dengan ruang café dan

bersebelahan dengan area outlet merchandise.

20 22 21

Area indoor cafe yang berbatasan langsung dengan outdoor cafe

Page 19: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

22. Sedangkan sisi satunya juga merupakan area entrance yang berhadapan dengan area

informasi dan partisi kayu kopi.

Keterangan gambar: 23. Kaca yang digunakan pada atap sosoran adalah kaca tempered dengan ketebalan

12mm. Agar pengunjung yang duduk di area outdoor tidak merasa gerah saat siang

hari, maka kaca diberi pelapis kaca film berwarna gelap dengan dominasi warna abu-

abu. Penggunaan kaca diharapkan dapat memberikan kesan seperti di luar ruangan

tanpa adanya sekat/partisi apapun yang menghalangi.

24. Tiang kayu sebagai struktur penopang dari kaca tempered dan kayu penopang lain di

atasnya. Kayu yang digunakan adalah yang berukuran 8/15 dan difinishing clear agar

tekstur kayu dapat tetap terlihat namun terlindungi dari cuaca di area outdoor.

25. Railing pada area balkon ini menggunakan material besi hollow berbentuk kotak dengan

pola akar tanaman teh. Terjadi perulangan pola akar tanaman teh pada partisi di area

indoor, area informasi, dan railing pada balkon.

26. Lampu dinding yang berada di area outdoor ini mengambil analogi dari akar tanaman

teh. Dengan kombinasi material stainless steel menunjukkan adanya unsur modern.

27. Material lantai yang digunakan di area outdoor menggunakan kayu ulin. Kayu ulin

digunakan pada area outdoor karena karakternya yang tahan terhadap segala cuaca.

23

24

25

27 26

Area Outdoor Cafe

Page 20: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Baik panas maupun hujan. Dari cuaca-cuaca tersebut, semakin memperkuat ketahanan

material kayu ulin ini.

Area Workshop Teh

Keterangan gambar: 28. Partisi pajang pada area workshop digunakan untuk memamerkan produk-produk hasil

PTPN XII (Persero) seperti teh dan kopi. Dikemas dengan toples-toples yang di tata

sedemikian rupa dan keterangan dari produk-produk tersebut. Material partisi pajang ini

adalah kayu jenis kamper yang difinishing clear agar tekstur kayu tetap terlihat dan besi

hollow yang difinishing cat warna hitam. Kaki partisi sengaja didesain cukup tinggi agar

ruangan tidak terkesan sesak dan penuh.

29. Meja pada area workshop menggunakan material kayu yang hanya difinishing clear.

Konsep layout meja pada area workshop disesuaikan dengan kondisi pada jaman

dahulu. Para pekerja teh selalu bekerja dengan posisi yang berhadapan satu sama lain.

Sehingga interaksi dan koordinasi lebih banyak.

30. Perbedaan material digunakan untuk membedakan fungsi ruang. Di sekeliling area

workshop menggunakan material kayu parket dan coakan lantai yang berisi batu-batu

kali berwarna hitam. Sehingga fungsi ruang terlihat jelas ketika akan menuju area

workshop.

28

29 30

Area Workshop Teh

Page 21: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Keterangan gambar: 31. Partisi besi bekas ayakan kopi menjadi pemisah antara area workshop teh dan area lift.

Partisi ini juga akan diberi pigura-pigura yang berisi tentang penjelasan seluk beluk teh.

32. Tungku kayu yang menjadi satu dengan area kerja pada area workshop teh. Tungku ini

didesain seperti tungku pada jaman dahulu. Kayu di dalam tungku merupakan elemen

estetika. Api berasal dari kompor portable yang terletak di dalam tungku.

33. Area kerja workshop the yang terdiri meja dan kursi kayu. Layout disesuaikan dengan

posisi para pekerja pada jaman dahulu agar pengunjung dapat merasakan secara

langsung situasi pada saat dulu. Lagipula, dengan posisi saling berhadapan, instruktur

dapat memberikan penjelasan dengan mudah serta interaksi pada sesama para

pengunjung lebih banyak.

33 32 31

Area Workshop Teh

Page 22: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Elemen Furniture

Kursi Cafe

Kursi pada area cafe indoor ini mengambil analogi dari anyaman keranjang bambu pemetik

teh. Penggunaan material yang agak berbeda terlihat pada kursi cafe ini. Material

menggunakan stainless steel dengan motif anyaman. Sehingga unsur modern tampak dari

jenis material yang digunakan walaupun dengan motif anyaman.

Hanging Lamp

Hanging lamp pada area cafe mengambil analogi dari topi caping pemetik teh. Adanya

penambahan elemen estetika berupa kawat tembaga pada sisi-sisi dalamnya dimaksudkan

agar bentukan topi caping tidak serta merta persis dengan topi caping, tetapi diolah lebih

lanjut. Unsur rustic ditunjukkan melalui penggunaan material kawat tembaga yang berwarna

merah dan motif dari kaitan antar kawat tembaga akan memberikan sinar bias berupa kotak-

kotak abstrak pada area sekitarnya.

Page 23: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Lighting Bar

Lighting bar mengambil analogi dari biji bunga Camellia sinensis. Pada saat lampu

dinyalakan pada lighting bar, maka lampu tersebut akan menghasilkan bayangan berbentuk

biji bunga Camellia sinensis. Material menggunakan plastik mika yang memiliki karakteristik

transparan dove/putih susu. Sehingga bias dari lampu akan terlihat jika dinyalakan.

Barstool dan lampu dinding

Bentukan barstool dan lampu dinding mengambil analogi dari akar tanaman teh. Akar-akar

tanaman teh dengan karakter tidak beraturan dianalogikan sebagai penutup lampu dinding

dan sebagai elemen estetis pada sandaran barstool. Material yang digunakan adalah kayu

tanaman teh yang telah mati. Yang kemudian difinishing sedemikan rupa agar sesuai

dengan desain lampu dinding dan barstool.

Page 24: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari seluruh pembahasan adalah sebagai berikut :

1. Sebuah café yang terletak di area perkebunan teh dapat ditonjolkan point view

alamnya sehingga menjadi nilai tambah dan ciri khas bagi cafe tersebut.

2. Konsep rustic ternyata dapat digunakan untuk menonjolkan serta mengangkat

material alam dan material lokal, yang kemudian diaplikasikan kepada desain

interior Rollaas Cafe.

3. Area workshop teh pada Rollaas Cafe menjadi sebuah sarana edukasi bagi

pengunjung. Selain untuk menambah wawasan tentang PTPN XII (Persero), cafe ini

juga dapat membantu mengangkat pariwisata agrowisata.

SARAN Desain dengan nuansa rustic masih dapat dikembangkan lagi, mengingat potensi alam

pada lahan eksisting yang masih dapat dieksplore. Mulai dari eksplore material baik material

alam maupun lokal, warna, bentukan, pencahayaan, dan lain sebagainya. Sehingga, hasil

desain lebih maksimal dan menarik.

DAFTAR PUSTAKA Hanan, Ali. 2000. Modern Rustic. Cassell & Co. United Kingdom.

Vranckx, Bridget. 2010. Modern Country Interiors. LOFT Publications. Barcelona

Etchetto, Mariana R. Eguaras. 2010. Materials. LOFT Publications. Barcelona.

Sukma, M. Indra. 2010. IDEA BOOKS, Kreatif Membangun Rumah Semen. PT. Samindra

Utama. Jakarta.

Akmal, Imelda. 2006. Lighting. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Panero, Julius, -at al-. 1979. Human dimension & Interior Space. Whitney Library of

Design. New York.

Rayati, Dini Jamia dan Widayat, Wahyu. 2009. More Than A Cup Of Tea. Pusat Penelitian

Teh dan Kina. Bandung.

Wardhana, Mahendra. 2002. Menciptakan Estetika Desain Dengan Metodologi Penelitian. Jombang.

S, Agustina Maria. 2010. 1001 Teh-Dari Asal Usul, Tradisi, Khasiat Hingga Racikan Teh.

C.V ANDI OFFSET. Jogjakarta.

Syahriyanti, Eti. 2009. I Love Coffee and Tea. DIVA Press. Jogjakarta.

Akmal. Imelda. 2007. Seri Rumah Ide, Plafon Kreatif. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Page 25: Desain Interior Rollaas Café di Perkebunan Teh Wonosari ...digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-17631-Paper-1980460.pdf · unfinished dan penggunaan material alami dengan permainan

Akmal. Imelda. 2007. Seri Rumah Ide, Lantai. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sinaga, Antonius dan Tim Redaksi Rumah. 2008. Kaca dan Aplikasinya. PT Prima

Infosarana Media. Jakarta.

Koch, Robert. Dkk. 1997. Pedoman Gambar Kerja. Kanisius (Anggota IKAPI). Jogjakarta.

Kamus besar bahasa Indonesia

Wikipedia esiklopedia bebas

www.google.com

www.petra.ac.id

www.ptpn12.com

http://www.ideaonline.co.id/

http://glasschoice.blogspot.com/

http://www.housing-estate.com/