Desain Bujur Sangkar Dan Faktorial

download Desain Bujur Sangkar Dan Faktorial

of 53

description

powerpoint berisi tentang materi mulai dari desain bujur sangkar hingga desain faktorial

Transcript of Desain Bujur Sangkar Dan Faktorial

  • Desain Bujur Sangkar

  • Desain Bujursangkar (1)

    Desain bujursangkar digunakan apabila metode analisis

    desain acak sempurna atau desai blok lengkap acak tidak

    memberikan hasil yang efisien maupun kurang ekonomis

    apabila ditinjau dari besarnya biaya yang dikeluarkan

    Beberapa desain bujursangkar diantaranya:

    Desain Bujursangkar Latin (DBSL)

    Desain Bujursangkar Graeco-Latin

    Desain Bujursangkar Youden

  • DBSL (1)

    Dinamakan demikian karena desainnya berbentuk

    bujursangkar dan untuk perlakuan diberikan simbol

    menggunakan huruf Latin kapital A, B, C, D, dan seterusnya

    DBSL merupakan desain khusus untuk menilai pengaruh

    relatif berbagai perlakuan terhadap unit eksperimen

    dengan batasan pemblokan ganda

  • DBSL (2)

    Desain ini merupakan perluasan dari desain blok lengkap

    acak, dimana tiap perlakuan terdapat satu, dan hanya satu

    kali dalam tiap baris, dan hanya satu kali dalam tiap kolom;

    sedangkan pengacakan dilakukan berdasarkan dua buah

    pembatasan, yakni menurut baris dan kolom

    Ukuran diberikan bergantung banyaknya perlakuan (m),

    sehingga terjadi DBSL m x m dengan m2 unit eksperimen

  • Untuk keperluan analisis data, dalam DBSL dengan hanya

    satu pengamatan untuk tiap unit eksperimen, digunakan

    model linier berikut ini:

    dengan asumsi

    Y ij(k) = hasil pengamatan yang dicatat dari perlakuan ke k, yang dipengaruhi oleh baris ke I dan kolom ke j

    = rata-rata umum

    i = efek baris ke I

    j = efek kolom ke j

    k = efek perlakuan ke k

    ij = efek unit eksperimen dalam baris ke I dan kolom ke j untuk perlakuan ke k

    ij(k)kjiij(k) Y

  • Harga JK DBSL

    m

    1i

    m

    1j

    2

    ij(k)

    2 YY

    22

    y /mJR

    yyyy PKBRY 2yE

    i ke baris dalam pengamatan nilaijumlah J dimana

    R/mJB

    io

    m

    1i

    y

    2

    ioy

    j ke kolom dalam pengamatan nilaijumlah J dimana

    R/mJK

    oj

    m

    1j

    y

    2

    ojy

    i keperlakuan dalam pengamatan nilaijumlah J dimana

    R/mJP

    k

    m

    1i

    y

    2

    ky

  • Anava DBSL m x m

    Daftar Anava Untuk DBLA Sumber Variasi dk JK KT F

    Rata-rata

    Baris

    Kolom

    Perlakuan

    Kekeliruan

    1

    m-1

    m-1

    m-1

    (m-1)(m-2)

    Ry

    By

    Ky

    Py

    Ey

    R

    B

    K

    P

    E

    P/E

    Jumlah m2 Y2 -

  • Contoh DBSL

    Misalkan kita bermaksud meneliti apakah empat buah

    mesin A, B, C, D pembuat barang Z memperlihatkan

    kemampuan berproduksi yang berbeda secara berarti atau

    tidak.

    Kita tahu bahwa produksi dipengaruhi oleh adanya

    operator yang berlainan dan hari-hari kerja yang berbeda.

  • ALTERNATIF DESAIN

    Kolom

    1 2 3 4

    Baris

    1 A B C D

    2 B C D A

    3 C D A B

    4 D A B C

    Kolom

    1 2 3 4

    Baris

    1 A B C D

    2 B D A C

    3 C A D B

    4 D C B A

    Kolom

    1 2 3 4

    Baris

    1 A B C D

    2 B A D C

    3 C D B A

    4 D C A B

    Kolom

    1 2 3 4

    Baris

    1 A B C D

    2 B A D C

    3 C D A B

    4 D C B A

  • DBLA - DBSL

    DBLA

    (1)

    Hari

    1 2 3 4

    Mesin

    yang

    digunakan

    A (260) D (345) B (353) C (365)

    B (308) C (343) C (350) D (363)

    C (230) B (358) A (298) B (323)

    D (285) A (280) D (333) A (288)

    Operator

    Hari

    Kerja

    1 2 3 4

    1 B A D C

    2 C B A D

    3 A D C B

    4 D C B A

    DBLA

    (2)

    Perlakuan (Mesin)

    Blok (hari) A B C D

    1 260 308 323 330

    2 280 358 343 345

    3 298 353 350 333

    4 288 323 365 363

  • Bujur Sangkar Latin dan Variasinya

  • Contoh Soal

    Seorang peneliti ingin mengetahui ke efektifan mesin fillet

    otomatis A,B,C,D terhadap produksi fillet tuna. Produksi

    dipengaruhi oleh adanya operator dan hari kerja yang

    berlainan. Peneliti memutuskan membuat design dengan

    empat operator sebagai kolom dan empat hari kerja

    sebagai baris.

    Operator

    Hari

    Kerja

    1 2 3 4

    1 B A D C

    2 C B A D

    3 A D C B

    4 D C B A

  • Contoh Soal

  • Contoh Soal

    Setelah itu hitung Faktor koreksi, JK baris, kolom, dan perlakuan.

  • Contoh Soal

    Menghitung kuadrat tengah (KT) dari baris, kolom, dan

    perlakuan serta Galat.

    db = (n-1)

    db galat = (n-1).(n-2)

  • Contoh soal

    Menghitung Fhitung perlakuan, baris dan kolom.

  • Contoh Soal

    Masukkan ke dalam tabel ANOVA.

    Kesimpulan?

  • Bagaimana mendapatkan nilai F tabel?

  • Desain Bujursangkar Graeco-Latin

    Dalam DBSL pengacakan dilakukan secara ganda, yakni

    menurut baris dan kolom. Apabila desain diperluas

    dengan melakukan pengacakan ketiga maka disebut

    Desain Bujursangkar Graeco-Latin (DBSGL)

    Dalam desain ini menggunakan simbol huruf Latin dan

    Greek

    Taraf maksimum yang dapat digunakan dalam desain Bujur

    Sangkar Graeco latin adalah 5

  • Desain Bujur Sangkar Latin

    Desain bujur sangkar latin

    Pengacakan dilakukan secara ganda, yakni baris dan kolom.

    Desain bujur sangkar Graeco Latin

    Desain diperluas dengan pengacakan yang ketiga, yakni faktor

    ,,,.

  • Contoh DBSGL

    Misalkan ada petunjuk bahwa waktu kerja (pagi, siang,

    sore, dan malam) tiap hari juga mempengaruhi produksi.

    Jika faktor digabungkan bersama dengan faktor operator,

    hari dan mesin maka dapat disusun sebuah desain

    bujursangkar Graeco-Latin 4 x 4

    Waktu Kerja Jio

    Hari

    Kerja

    Pagi Siang Sore Malam

    1 D(16) C(6) B(15) A(11) 48

    2 C(13) D(9) A(10) B(13) 45

    3 B(15) A(14) D (14) C(12) 55

    4 A(9) B(12) C(8) D(9) 38

    Joj 53 41 47 45 186

  • Nilai Jumlah Nilai Jumlah

    JA 44 J 43

    JB 55 J 49

    JC 39 J 42

    JD 44 J 52

  • Model DBSGL

    Untuk keperluan analisis data, dalam DBSGL dengan hanya

    satu pengamatan untuk tiap unit eksperimen, digunakan

    model linier berikut ini:

    dengan asumsi

    Y ij(k) = hasil pengamatan yang dicatat dari perlakuan ke k, yang dipengaruhi oleh baris ke I dan kolom ke j

    = rata-rata umum

    i = efek baris ke I

    j = efek kolom ke j

    wl = pembatasan yang ketiga dengan taraf huruf greek

    k = efek perlakuan ke k

    ij = efek unit eksperimen dalam baris ke I dan kolom ke j untuk perlakuan ke k

    ij(k)kjiij(k) Y lw

  • Harga JK DBSL

    288.2912...1316Y 22222

    25,165.24

    186R

    2

    2

    y

    25,1825,1725,3475,1825,3725,162.2288.2Ey

    25,3725,162.2

    4

    385545482222

    yB

    75,1825,162.2

    4

    454741532222

    yK

    25,3425,162.2

    4

    483955442222

    yP

    25,1725,162.2

    4

    524249432222

    yT

  • Tabel Anova

    Sumber

    Variasi

    dk JK KT F

    Rata-rata 1 2.162,25 2.162,25

    1,88

    Hari 3 37,25 12,42

    Waktu kerja 3 18,75 6,25

    Operator 3 17,25 5,75

    Mesin 3 34,25 11,42

    Kekeliruan 3 18,25 6,08

    Jumlah 16 2.288

  • Thitung
  • Desain Bujursangkar Youden

    Desain Bujursangkar Latin memiliki kesamaan jumlah

    perlakuan dengan banyak blok (baris) atau banyak kolom.

    Jika sekarang adanya perlakuan lebih banyak bila

    dibandingkan dengan banyak blok (baris) atau banyak

    kolom, sedangkan syarat-syarat lain masih dipenuhi, maka

    diperoleh desain bujur sangkar tak lengkap atau sering

    dinamakan Desain Bujursangkar Youden. Analisisnya

    seperti dilakukan pada desain Blok Tak Lengkap Acak

    .

  • Semisal jika kita ingin meneliti kapasitas empat buah mesin

    dalam empat hari, namun setiap hari tidak dimungkinkan

    adanya shift malam, maka desain bujursangkar Youden

    dapat disusun seperti di bawah ini:

    Operator

    Hari

    Kerja

    Pagi Siang Sore

    1 A B C

    2 D A B

    3 B C D

    4 C D A

  • DBSY

    Untuk keperluan analisis data, dalam DBSY dengan hanya

    satu pengamatan untuk tiap unit eksperimen, digunakan

    model linier berikut ini:

    dengan asumsi

    Y ij(k) = hasil pengamatan yang dicatat dari perlakuan ke k, yang dipengaruhi oleh baris ke I dan kolom ke j

    = rata-rata umum

    i = efek baris (blok) ke i

    j = efek kolom ke j

    k = efek perlakuan ke k

    ij = efek unit eksperimen dalam baris ke I dan kolom ke j untuk perlakuan ke k

    ij(k)kjiij(k) Y

  • Harga JK DBSY

    m

    1i

    m

    1j

    2

    ij(k)

    2 YY 22y /mJR

    yyyy PKBRY 2yE

    i ke baris dalam pengamatan nilaijumlah J dimana

    R/mJB

    io

    m

    1i

    y

    2

    ioy

    j ke kolom dalam pengamatan nilaijumlah J dimana

    R/mJK

    oj

    m

    1j

    y

    2

    ojy

    i keperlakuan dalam pengamatan nilaijumlah J dimana

    R/mJP

    k

    m

    1i

    y

    2

    ky

    Penentuan nilai Qj seperti pada desain

    blok tak lengkap acak

  • Eksperimen Faktorial

  • Eksperimen Faktorial (1)

    Eksperimen Faktorial digunakan untuk menyelidiki secara

    bersamaan efek beberapa faktor berlainan.

    Eksperimen Faktorial merupakan eksperimen yang semua

    (hampir semua) taraf sebuah faktor tertentu

    dikombinasikan atau disilangkan dengan semua (hampir

    semua) taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam

    eksperimen itu

    Eksperimen ini sering diberi nama dengan menambahkan

    perkalian antara banyaknya taraf faktor yang satu dengan

    banyak taraf faktor atau faktor-faktor lainnya.

  • Eksperimen Faktorial (2)

    Apabila eksperimen terdiri dari 2 faktor (A dan B) maka

    disebut dengan eksperimen dua faktor (eksperimen

    faktorial a x b)

    Sedangkan apabila eksperimen terdiri dari 3 faktor (A, B,

    dan C) maka disebut dengan eksperimen tiga faktor

    (eksperimen faktorial a x b x c)

  • Eksperimen Faktorial (3)

    Misal, apabila terdapat dua buah faktor, sebuah terdiri atas

    empat taraf dan sebuah lagi terdiri atas tiga taraf, maka

    diperoleh eksperimen faktorial 4x3

    Hal ini memerlukan 12 kondisi eksperimen (kombinasi

    perlakuan) yang berbeda-beda

  • Contoh

    Percobaan pertanian telah disediakan 3 macam pupuk antara

    lain N, P, dan K. Level dari setiap faktor tersebut didefinisikan

    pada pupuk digunakan atau tidak. Maka diperoleh eksperimen

    faktorial 2x2x2. Didapatkan 8 kombinasi perlakuan antara lain:

    Kombinasi perlakuan tanpa N, tanpa P, tanpa K

    Kombinasi perlakuan tanpa N, tanpa P, dengan K

    Kombinasi perlakuan tanpa N, dengan P, tanpa K

    Kombinasi perlakuan tanpa N, dengan P, dengan K

    Kombinasi perlakuan dengan N, tanpa P, tanpa K

    Kombinasi perlakuan dengan N, dengan P, tanpa K

    Kombinasi perlakuan dengan N, tanpa P, dengan K

    Kombinasi perlakuan dengan N, dengan P, dengan K

  • Organisasi Data untuk Eksperimen Faktorial

    2 Faktor

  • Model dari Efek Tetap

    a level faktor diambil dari A faktor yang tetap, b level faktor diambil dari B

    faktor yang tetap.

    Model dari Eksperimen Faktorial ini adalah:

    yijk = + Ai +Bj + ABij +k(ij) i = 1, 2, , a

    j = 1, 2, , b

    k = 1, 2, , n

    Keterangan

    Yijk = variabel respons hasil observasi ke-k yang terjadi karena pengaruh

    bersama taraf ke I faktor A dan taraf ke j faktor B

    = rata-rata umum

    Ai = efek dari level ke i dari faktor A

    Bj = efek dari level ke j dari faktor B

    (AB)ij = efek dari interaksi antara Ai dan Bj k(ij) = efek unit eksperimen ke k dalam kombinasi perlakuan ij

  • Hipotesis

    Ho = Ai = 0 (tidak terdapat perbedaan efek dari Faktor A)

    H1 = Ai 0

    Ho = Bi = 0 (tidak terdapat perbedaan efek dari Faktor B)

    H1 = Bi 0

    Ho = (AB)ij = 0 (tidak terdapat perbedaan efek interaksi)

    H1 = (AB)ij 0

  • Harga JK DEF

    a

    i

    abndengandk1

    b

    1j

    n

    1k

    2

    ijk

    2 ,YY

    b

    1j

    n

    1k

    jkYiooJJioo=jumlah nilai pengamatan yang ada

    dalam taraf ke i faktor A

    a

    1i

    n

    1k

    ikYojoJJojo=jumlah nilai pengamatan yang ada

    dalam taraf ke j faktor B

    n

    1k

    kYijoJJijo=jumlah nilai pengamatan yang ada dalam

    taraf ke I faktor A dan dalam taraf ke j faktor B

    a

    i

    oooJ1

    b

    1j

    n

    1k

    ijkYJooo=jumlah nilai semua pengamatan

  • Harga JK DEF

    1dkdengan /abn,JR2

    oooy

    )1(,E 2y nabdengandkABBARY yyyy

    1)-(adk dengan

    R/bn)(Ja

    1i

    y

    2

    iooy

    A

    1)-(bdk dengan

    R/an)(Ja

    1i

    y

    2

    ojoy

    B

    a

    i

    J1

    b

    1j

    y

    2

    ijoab R/n)(J

    1)-1)(b(dkdengan ,B-A-J yyaby aAB

  • Tabel Anova

    Sumber

    Variasi

    dk JK KT F

    Rata-rata 1 Ry R

    Perlakuan

    A a-1 Ay A Bergantung

    pada model B b-1 By B

    AB (a-1)(b-1) Aby AB

    Kekeliruan ab(n-1) Ey E

    Jumlah abn Y2

  • Model 1 (Model Tetap)

    Apabila peneliti memiliki a buah taraf faktor A dan hanya b buah taraf

    faktor B dan semuanya digunakan dalam eksperimen yang dilakukan

    Hipotesis

    H01= tidak ada efek faktor A dalam eksperimen

    H02= tidak ada efek faktor B dalam eksperimen

    H03= tidak ada efek interaksi antara faktor A dan faktor B

    Fhitung

    H01= F=A/E

    H02= F=B/E

    H03= F=AB/E

    Ftabel H01= F(a-1,ab(n-1)) H02= F(b-1,ab(n-1)) H03= F((a-1)(b-1),ab(n-1))

  • Model 2 (Model Acak)

    Apabila peneliti memiliki sebuah populasi yang terdiri atas sejumlah taraf faktor A

    dari mana sebanyak a buah taraf faktor A telah diambil secara acak sebagai sample

    dan populasi yang terdiri atas sejumlah taraf faktor B dari mana sebanyak b buah

    taraf faktor B telah diambil secara acak sebagai sample

    Hipotesis

    H01= tidak ada efek faktor A dalam populasi dari mana sample diambil

    H02= tidak ada efek faktor B dalam populasi dari mana sample diambil

    H03= tidak ada efek interaksi antara faktor A dan faktor B dalam populasi dari

    mana sample diambil

    Fhitung

    H01= F=A/AB

    H02= F=B/AB

    H03= F=AB/E

    Ftabel H01= F(a-1,(a-1)(b-1))

    H02= F (b-1,(a-1)(b-1))

    H03= F((a-1)(b-1),ab(n-1))

  • Model 3 (Model campuran)

    Apabila peneliti memiliki a buah taraf faktor A yang semuanya digunakan dalam

    eksperimen yang dilakukan dan populasi yang terdiri atas sejumlah taraf faktor B

    dari mana sebanyak b buah taraf faktor B telah diambil secara acak sebagai sample

    Hipotesis

    H01= tidak ada efek faktor A dalam eksperimen

    H02= tidak ada efek faktor B dalam populasi dari mana sample diambil

    H03= tidak ada efek interaksi antara faktor A tetap dan faktor B acak

    Fhitung

    H01= F=A/AB

    H02= F=B/E

    H03= F=AB/E

    Ftabel H01= F(a-1,(a-1)(b-1))

    H02= F(b-1,ab(n-1))

    H03= F((a-1)(b-1),ab(n-1))

  • Model 4 (Model campuran)

    Apabila peneliti memiliki populasi yang terdiri atas sejumlah taraf faktor A dari mana

    sebanyak a buah taraf faktor A telah diambil secara acak sebagai sample dan

    populasi yang terdiri atas sejumlah taraf faktor B dari mana sebanyak b buah taraf

    faktor B telah diambil secara acak sebagai sample

    Hipotesis

    H01= tidak ada efek faktor A dalam populasi dari mana sample diambil

    H02= tidak ada efek faktor B dalam eksperimen

    H03= tidak ada efek interaksi antara faktor A tetap dan faktor B acak

    Fhitung

    H01= F=A/E

    H02= F=B/AB

    H03= F=AB/E

    Ftabel H01= F(a-1, ab(n-1))

    H02= F(b-1,(a-1)(b-1))

    H03= F((a-1)(b-1),ab(n-1))

  • Eksperimen Faktorial dengan 3 Faktor

    Faktor yang kita gunakan kita lambangkan dengan A, B, C, D sedangkan

    untuk taraf faktornya kita lambangkan dengan a, b, c, d.

    Jika eksperimennya menggunakan desain acak sempurna dalam setiap

    kombinasi perlakuan terdapat n buah unit eksperimen atau observasi, maka

    model liniernya sebagai berikut:

    Dengan:

    i = 1,2, , a

    j = 1,2, , b

    k = 1,2, , c

    l = 1,2, , n

  • Yijkl = variabel respon hasil observasi ke-i yang terjadi karena pengaruh

    bersama taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B dan taraf ke-k faktor C

    = rata-rata

    Ai = efek taraf ke-i faktor A

    Bj = efek taraf ke-j faktor B

    Ck = efek taraf ke-k faktor C

    ABij = efek interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-j faktor B

    ACik = efek interaksi antara taraf ke-i faktor A dan taraf ke-k faktor C

    BCjk = efek interaksi antara taraf ke-j faktor B dan taraf ke-k faktor C

    ABCijk = efek interaksi antara taraf ke-i faktor A, taraf ke-j faktor B, dan

    taraf ke-k faktor C

    l(ijk) = efek unit eksperimen ke l dikarenakan oleh kombinasi perlakuan ijk

  • Hipotesis

    Ho = Ai = 0 (tidak terdapat efek dari Faktor A)

    H1 = Ai 0

    Ho = Bj = 0 (tidak terdapat efek dari Faktor B)

    H1 = Bj 0

    Ho = (AB)ij = 0 (tidak terdapat efek interaksi faktor A dan B)

    H1 = (AB)ij 0

    Ho = Ck = 0 (tidak terdapat efek dari Faktor C)

    H1 = Ck 0

    Ho = (AC)ik = 0 (tidak terdapat efek interaksi faktor A dan C)

    H1 = (AC)ik 0

    Ho = (BC)jk = 0 (tidak terdapat efek interaksi faktor B dan C)

    H1 = (BC)jk 0

    Ho = (ABC)ijk = 0 (tidak terdapat efek interaksi faktor A, B dan C)

    H1 = (ABC)ijk 0

  • Harga JK DEF

    a

    i

    c

    k

    abcndengandk1

    b

    1j 1

    n

    1l

    2

    ijkl

    2 ,YY

    a

    i

    ijk

    abcn

    JJ

    1

    b

    1j

    c

    1k

    y

    2

    R-Jabc=jumlah kuadrat antara sel untuk daftar axbxc

    a

    1i

    b

    1j

    2ij

    cn

    Jyab RJ

    Jab=jumlah kuadrat antara sel untuk daftar axb

    Jijk=elemen dalam sel (ijk) dari daftar axbxc=Yijkl

    a

    1i

    c

    1k

    2

    ik

    bn

    Jyac RJ

    Jac=jumlah kuadrat antara sel untuk daftar axc

    Jij=elemen dalam sel (ij) dari daftar axb = Jijk

    Jik= elemen dalam sel (ik) dari daftar axc = Jijk

    b

    1j

    c

    1k

    2

    jk

    an

    Jybc RJ

    Jbc=jumlah kuadrat antara sel untuk daftar bxc

    Jjk= elemen dalam sel (jk) dari daftar bxc = Jijk

  • Harga JK DEF

    1dkdengan ,R

    2

    1 1 1 1

    y

    abcn

    Ya

    i

    b

    j

    c

    k

    n

    l

    ijkl

    )1(,E 2y nabcdengandkABCBCACABBARY yyyyyyy

    1)-(adk dengan

    R/bcn)(Aa

    1i

    y

    2

    iy

    A

    1)-(bdk dengan

    R/acn)(Bb

    1j

    y

    2

    jy

    B

    1)-1)(b(dkdengan ,B-A-J yyaby aAB1)-(bdk dengan

    R/abn)(Cc

    1k

    y

    2

    ky

    C

    1)-1)(c(dkdengan ,C-A-J yyaby aAC

    1)-1)(c(dkdengan ,C-B-J yybcy bBC1)-1)(c)(1(dkdengan ,BC-AC-AB-C-B-A-J yyyyyyabcy baABC

  • Tabel Anova

    Sumber

    Variasi

    dk JK KT F

    Rata-rata 1 Ry R

    Perlakuan

    A a-1 Ay A Bergantung

    pada model B b-1 By B

    C (c-1) Cy C

    AB (a-1)(b-1) Aby AB

    AC (a-1)(c-1) Acy AC

    BC (b-1)(c-1) Bcy BC

    ABC (a-1)(b-1) (c-1) ABCy ABC

    Kekeliruan abc(n-1) Ey E

    Jumlah abcn Y2

  • Model Kombinasi

    Model Taraf

    A B C

    Model 1 Tetap Tetap Tetap

    Model 2 Acak Acak Acak

    Model 3 Tetap Tetap Acak

    Tetap Acak Tetap

    Acak Tetap Tetap

    Tetap Acak Acak

    Acak Tetap Acak

    Acak Acak Tetap

  • Tugas

    1 kelompok 2 orang

    Tuliskan nama dan NIM

    1. Jelaskan perbedaan eksperimen faktorial dengan eksperimen yang

    sudah dilakukan pada bab sebelumnya!

    2. Berikan contoh untuk desain eksperimen faktorial a x b dan

    tunjukkan hipotesis nolnya!

    3. Jelaskan persamaan dan perbedaan 4 model eksperimen faktorial a x

    b, terkait dengan perhitungan statisitik F!

    4. Berikan pula contoh untuk desain eksperimen faktorial a x b x c dan

    tunjukkan hipotesis nolnya!

    5. Jelaskan 3 model eksperimen faktorial a x b x c meliputi model tetap,

    acak, dan campuran terkait dengan perhitungan statisitik F!