Deret Balmer
-
Upload
boy-darmawan -
Category
Documents
-
view
263 -
download
24
Transcript of Deret Balmer
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada akhir abad ke-XIX ditemukan bahwa panjang gelombang yang berada
pada spektrum atomik jatuh pada kumpulan tertentu yang disebut deret
spektral. Deret spektral pertama yang ditemukan J.J Balmer tahun 1885 ketika
ia mempelajari bagian tampak dari spektrum hidrogen berupa panjang
gelombang dalam setiap deret yang dispesifikasi dalam rumus empiris
sederhana sehingga menyatakan spektrum lengkap suatu unsur. Rumusan
Balmer untuk panjang gelombang adalah :
Dimana R = konstanta Rydberg = . Bila cahaya putih
dilewatkan melalui gas ternyata gas tersebut akan menyerap cahaya dengan
panjang gelombang tertentu dari panjang gelombang yang terdapat dalam
spektrum emisi. Spektrum garis absorpsi yang terjadi terdiri dari latar belakang
yang terang ditumpangi oleh garis gelap yang bersesuaian dengan panjang
gelombang yang diserap.
1
B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
Mahasiswa dapat menentukan panjang gelombang dari deret balmer
hydrogen dan membandingkan dengan data teoritis.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Spektrum adalah sebuah keadaan atau harga yang tidak terbatas hanya pada suatu
set harga saja tetapi dapat berubah secara tak terbatas di dalam sebuah kontiyum.
Kata ini ber-evolusi dari bahasa Inggris kuno spectre yang berarti hantu, tetapi arti
modern sekarang berasal dari penggunaannya dalam ilmu alam.
Penggunaan pertama kata spektrum dalam ilmu alam adalah di bidang optik untuk
menggambarkan pelangi warna dalam cahaya tampak ketika cahaya tersebut
terdispersi oleh sebuah prisma, dan sejak itu diterapkan sebagai analogi di
berbagai bidang lain. Kini istilah itu dipakai juga untuk menggambarkan rentang
keadaan atau kelakuan yang luas yang dikelompokkan bersama dan dipelajari di
bawah sebuah topik untuk kemudahan diskusi, misalnya 'spektrum opini politik',
atau 'spektrum kerja dari sebuah obat', dan lain sebagainya. Pada penggunaan ini,
harga-harga di dalam sebuah spektrum tidak perlu digambarkan secara tepat
sebagai sebuah bilangan sebagaimana dalam bidang optik.
Dalam penggunaan spektrum yang paling modern, terdapat 'tema pemersatu' di
antara ekstrim-ekstrim di kedua ujung. (http://www.wikipedia.org, 2008)
Pada abad 17 kata spektrum diperkenalkan ke dalam bidang optika, untuk merujuk
pada rentang warna yang teramati ketika cahaya putih terdispersi oleh sebuah
prisma. Segera istilah tersebut merujuk pada plot intensitas cahaya sebagai fungsi
dari frekuensi atau panjang gelombang.
3
Istilah spektrum kemudian segera diterapkan untuk gelombang-gelombang lain,
seperti gelombang suara, dan sekarang diterapkan untuk semua sinyal yang dapat
diuraikan ke dalam komponen-komponen frekuensi. Sebuah spektrum biasanya
adalah plot 2 dimensi dari sekumpulan sinyal, menggambarkan komponen-
komponennya dengan ukuran lain. Kadang-kadang, kata spektrum merujuk pada
kumpulan sinyal itu sendiri, seperti pada "spektrum cahaya tampak", yang
merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dikesani oleh mata manusia.
Cahaya yang dilewatkan pada sebuah prisma terpisahkan ke dalam warna-warna
berdasarkan panjang gelombang. Warna ungu di salah satu ujung memiliki
panjang gelombang terpendek dan merah di ujung lainnya memiliki panjang
gelombang terpanjang. Urutan warna dari panjang gelombang panjang ke pendek
adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, ungu. Ketika panjang gelombang
diperpanjang melewati cahaya merah, akan didapati inframerah, gelombang mikro
dan radio. Ketika panjang gelombang diperpendek melewati cahaya ungu,
didapati ultraungu, sinar-x, dan sinar gamma. (http://www.wikipedia.org//
spektrum,2008)
Spektrum Hidrogen menurut Bohr :
R = konstanta Rydberg ( 1,097 x 10-1 m-1)
nb =1 deret lyman ( ultra ungu), nb=2 deret Balmer ( cahaya tampak), nb=3 deret
Paschen ( infra merah I),nb=4 deret Brackets ( infra merah II, nb=5 deret Pfund
( inframerah III). Di dalam fisika dan optika, garis-garis Fraunhofer adalah
sekumpulan garis spektrum yang dinamakan berdasarkan fisikawan Jerman
4
Joseph von Fraunhofer (1787-1826). Garis-garis tersebut berasal dari penampakan
garis-garis gelap dalam spektrum optik Matahari.
Kimiawan Inggris, William Hyde Wollaston pada 1802 adalah orang pertama
yang mencatat keberadaan sejumlah garis-garis gelap dalam spektrum matahari.
Pada 1814, Fraunhofer secara mandiri menemukan kembali garis-garis tersebut,
memulai sebuah studi sistematik dan melakukan pengukuran seksama terhadap
panjang gelombang garis-garis ini. Secara keseluruhan, dia memetakan lebih dari
570 garis, dan menandai fitur-fitur utama dengan huruf A hingga K, dan garis-
garis yang lebih lemah dengan huruf lainnya.
Lebih jauh, Kirchoff dan Bunsen manemukan bahwa suatu elemen kimia
berhubungan dengan seperangkat garis-garis tersebut. Kirchhoff dan Bunsen
kemudian menyimpulkan bahwa garis-garis gelap dalam spektrum matahari
disebabkan oleh serapan oleh elemen-elemen kimia yang berada di lapisan teratas
matahari. Beberapa dari garis yang teramati juga merupakan serapan oleh
molekul-molekul oksigen di atmosfer Bumi. (http://www.wikipedia.org/deret-
balmer, 2007)
5
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan percobaan ini
adalah :
1. Lampu Balmer (GMBH, 45113, WA 00004992, Germany)
2. Catu Daya
3. Jepitan meja
4. Bangku optik kecil
5. Jepitan leybold
6. Celah variabel
7. Jepitan penunjang per
8. Copy terali rouland
9. Lensa f = ± 50 mm
10. Lensa = ± 100 mm
11. Layar tembus cahaya (GMBH, 44153, WA 00004507, Germany)
12. Pita ukur
13. Pensil
6
B. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Menyusun alat sesuai dengan gambar 5. ketika menyusun lampu balmer
sumber jangan dihubungkan ke jaringan.
2. Memesang penunjang lampu balmer di ujung bangku optik.
3. Melepaskan penahan di atas bingkai lampu, kemudian cincin tersebut tarik
keatas bawah. Lalu bingkai atas dari lampu tarik keatas.
4. memasang lampu balmer pada bingkai bawahannya dan menekan
kebawah.
5. Memasukkan lubang kotak per ke pin logam atas dari lampu.
6. Memasang bingkai atas lampu kemudian kunci dengan cicncin penahan.
7. Kemudian menghubungkakn dengan sumber daya jaringan dan
menyalakan.
8. Memasang lensa f = ± 50 mm dan f = ± 100 mm, celah variabel dan layar
tembus cahaya pada bangku optik.
9. Memasukkan lampu balmer ke dalam jepitan a dengan memutar
penunjangnya dan dengan menggeser ke atas meletakkan pada sumbu
optik.
10. Celah pada lampu balmer di gambarkan secara jelas dengan memakai
lensa f = ± 50 mm, menggambar celah dengan jelas pada layar tembus
cahaya dengan menggeser lensa f = ± 100 mm.
11. Memasukkan terali rouland ke penunjang dengan jepitan per dan
memasang pada bangku optik di antara lensa f = ± 100 mm dan layar.
12. Menutup celah sampai garis-garis terpisah tampak dilayar tembus cahaya.
7
13. Menguku jarak a antar terali dan layar.
14. Memberi tanda orde ke-0 garis spektrum dari pembengkokan orde ke-1
pada keadaan sedang di ukur.
8
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHSAN
A. Hasil Pengamatan
Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan data pengamatn sebagai berikut :
4.1. Tabel panjang gelombang untuk Hα, Hβ, Hγ
No a eα eβ eγ
Merah - Merah Merah - Hijau Merah - Biru1 27 11 2 18,82 26 10,4 3 18,23 25 10,5 3,1 184 24 10,4 3,3 17,85 23 10,6 3,3 17,2
Gambar 4.1 Spektrum atom Hidrogen
9
B. Pembahasan
Deret Balmer pertama di temukan oleh J.J. Balmer pada tahun 1885. Ketika itu
J.J. Balmer mempelajari bagian tampak dari spektrum hidrogen berupa panjang
gelombang dalam setiap deret yang dispesifikasikan dalam rumus empiris
sederhana sehingga menyatakan spektrum lengkap suatu unsur. Rumusan Balmer
untuk panjang gelombang adalah :
Dengan ketentuan sebagai berikut :
n1 = 1 n2 = 2, 3, 4, ... (Deret Lyman)
n1 = 2 n2 = 3, 4, 5, ... (Deret Balmer)
n1 = 3 n2 = 4, 5, 6, ... (Deret Paschean)
n1 = 4 n2 = 5, 6, 7, ... (Deret Brakeet)
n1 = 5 n2 = 6, 7, 8, ... (Deret Pfund)
Dan dapat di ukur bahwa hasil dari eksperimen deret Brekeet bertindihan dengan
deret Paschean dan deret Pfund.
Dari percobaan yang telah dilakukan bahwa deret Balmer melakukan eksperimen
untuk menghitung panjang gelombang yang akan dihasilkan oleh sinar tampak
pada eα, eβ, eγ. Maka setiap zat pada temperatur dapat memancarkan radiasi
dimana akan terdapat panjang gelombang dengan itensitas yang berbeda-beda.
Pada spektrum gas molekuler berisi pita-pita yang terdiri dari banyak sekali garis
yang sangat berdekatan, sedangkan pada spektrum emisi terdiri dari garis terang
pada latar belakang gelap.
Pada percobaan yang dilakukan pertama kali adalah menghidupkan lampu Balmer
kemudian cahaya yang tampak pada lampu Balmer tersebut akan melewati lensa F
10
= ± 100 mm, terali rouland, lensa f = ± 50 mm dan layar tembus cahaya. Setealah
itu cahaya yang tampak pada layar tersebut di lapisi dengan selembar kertas putih
agar cahaya yang tampak dapat terlihat lebih jelas, cahaya itu muncul pada layar
dengan warna yang berbeda-beda mulai dari Merah – Merah, Merah – Hijau,
Merah – Biru. Didapatkan hasil KR dari panjang gelombang tersebut masing-
masing untuk eα = 2,23%, untuk eβ = 10,2%, dan untuk eγ = 1,08%. Terlihat dari
hasil percobaan bahwa kesalahan relatifnya kecil namun pada eβ cukup besar, hal
ini dikarenakan adanya kesalahan dalam pengambilan data yang kurang baik.
Dengan demikian pada percobaan deret Balmer, bila cahaya putih di lewatkan
melalui gas ternyata gas tersebut akan menyerap cahaya dengan panjang
gelombang tertentu dari panjang gelombang yang terdapat pada spektrum emisi.
Spektrum obsorbsi yang terjadi terdiri dari latar belakang yang terang di tumpangi
oleh garis gelap yang bersesuaian dengan panjang gelombang yang di serap. Maka
dapat disimpulkan bahwa apa yang telah di lakukan dalam percobaan ini sesuai
dengan teori yang diberikan oleh deret Balmer. Dimana dapat menetukan panjang
gelombang Hα, Hβ, Hγ dari deret Balmer hidrogen.
11
V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang tela dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. setiap zat pada temperatur dapat memancarkan radiasi dimana akan terdapat
panjang gelombang dengan itensitas yang berbeda-beda.
2. Pada spektrum gas molekuler berisi pita-pita yang terdiri dari banyak sekali
garis yang sangat berdekatan, sedangkan pada spektrum emisi terdiri dari garis
terang pada latar belakang gelap.
3. Didapatkan hasil KR dari panjang gelombang tersebut masing-masing untuk
eα = 2,23%, untuk eβ = 10,2%, dan untuk eγ = 1,08%.
4. Spektrum obsorbsi yang terjadi terdiri dari latar belakang yang terang di
tumpangi oleh garis gelap yang bersesuaian dengan panjang gelombang yang
di serap.
5. Dari hasil percoabaan yang telah dilakukan sesuai dengan teori deret Balmer.
Dimana dapat menetukan panjang gelombang Hα, Hβ, Hγ dari deret Balmer
hidrogen.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/ , 10 Maret 2008
http://id.wikipedia.org/spektrum , 10 Maret 2008
http://id.wikipedia.org/deret-balmer , 26 juli 2007
http://www.google.com/Staf pengajar fisika. 2008. fisika modern. ITB Bandung
29 Desember 2008
13
LAMPIRAN
14