Depresi Post Partum

download Depresi Post Partum

of 16

Transcript of Depresi Post Partum

PENDAHULUAN

Kami mengangkat kasus ini karena tanda dan gejala yang ditemukan akan berkaitan dengan fungsi dan peran sebagai ibu terutama dalam merawat atau mengurus bayi. Apabila kondisi ini dibiarkan maka akan mempengaruhi hubungan suami istri yang dalam arti luas antara lain dalam komunikasi, pemberian perhatian, toleransi, serta dalam hubungan seksual yang lama-kelamaan dapat pula mempengaruhi keutuhan keluarga.

Pada dasarnya ibu akan merasakan senang ketika akan menjadi seorang ibu karena pada dasarnya wanita akan merasa sempurna ketika sudah terpenuhi salah satu kewajibannya yaitu menjadi seorang ibu. Akan tetapi mungkin tidak demikian halnya jika hal ini terjadi pada lingkungan wanita yang pada dasarnya belum memiliki kesiapan mental yang cukup, atau mungkin ibu telah menanamkan pada dirinya bahwa dia harus bisa menjadi SUPER MOM padahal hal ini tentu saja tidak bisa didapatkan karena sudah pasti dalam proses mengurus anak akan terdapat banyak hal yang baru didapatkan. .

1

STATUS OBSTETRII. SUBJEKTIF (Anamnesis) 1. Biodata : Nama Istri Umur Pekerjaan Pendidikan Paritas Alamat : Ny. L : 35 Th Nama Suami Umur : Tn maman : 40th : Buruh : SD

: BuruhPekerjaan : SD : 6

Pendidikan

: Kp, Baros Rt 05/03 Ds Pager alam kec taraju.

2. Tanggal Masuk

:

13 - 03 2008

3. Keluhan Utama

:

Os mengeluhkan tangan dan kaki bengkak disertai pusing

4. Anamnesis Tambahan :

Os adalah G7P5A1 , Os mengatakan ini adalah kehamilan yang ke 7, pernah keguguran 1 kali , saat ini ibu mengaku hamil usia 8 bulan , HPHT 15-08-2007 anak ke 2 meninggal saat usia 9 bulan.Ibu mengatakan mempunyai riwayat darah tinggi 1 bulan yang lalu. Ibu mengeluh kaki dan tangannya bengkak dan pusing disertai penglihatan kabur. 2 hari yang lalu ibu memeriksakan kehamilan ke puskesmas oleh bidan puskesmas ibu dianjurkan untuk dirawat di RSU , namun ibu menolak . Lalu paginya ibu berobat ke bidan lalu dirujuk ke RSU. Lalu dilakukan USG di POLKAN oleh SpOG dengan hasil bahwa ibu hamil 3334 minggu dengan PEB janin tunggal hidup letak kepala . Lalu ibu dianjurkan untuk dirawat. Ibu mengaku tidak pernah melakukan ANC di bidan selama hamil.2

5. Riwayat Kelahiran Persalinan dan Nifas yang lalu

No Tahun Tpt. Usia Jenis Lahir KHML PSLN 1. 1992 Rumah aterm spontan 2. 3. 4. 5 6 1994 1996 2001 2003 2005 Rumah aterm Rumah aterm Rumah aterm Rumah aterm spontan spontan Spontan Spontan

Penolong Penyakit Paraji Paraji Paraji Paraji Paraji Paraji -

Kes Anak Sehat

Nifas -

Meninggal Sehat Sehat Sehat Abortus -

Rumah 3 bulan Spontan

5.

Riwayat Kehamilan Sekarang G7 P5 A1 HPHT ANC : 15-08-2007 TP : 22-04-2008

: Ibu mengaku tidak pernah memeriksakan kahamilan di bidan

Riwayat Penyakit dan Operasi yang dialami kehamilan sebelumnya : Os menyatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi

Operasi

: os mengaku tidak pernah di operasi sebelumnya

Riwayat Kontrasepsi : Pernah KB PIL < dari 6 bulan.

3

II. OBJEKTIF (Pemeriksaan Fisik)

Status Praesens Keadaan umum Kesadaran Berat Badan Tinggi Badan Tekanan darah Pulse/ Nadi Respirasi Suhu : Tampak sakit sedang : Compos mentis : 58 kg

: 160 cm : 220/150 mmHg : 84 x/menit : 20 x/menit : 36,5 0 C

Kepala Muka Mata

: Ibu mengeluhkan adanya pusing : Tidak ada kelainan, ada edema : Penglihatan kabur Konjungtiva Sklera Mulut Lidah : tidak anemis : tidak ikterik : gigi geligi baik, tidak ada kelainan : tidak kotor : - tidak ada pembesaran KGB - tidak terlihat peningkatan JVP

Leher

Dada Jantung

: : Ictus kordis tidak terlihat, bunyi jantung 1 dan 2 murni, tidak ada mur-mur, tidak ada gallop. Paru-paru : Suara nafas vesikuler, tidak ada ronkhi, tidak ada whezing. Aerola mammae Putting susu (nipple) : Melebar dan pigmentasi : Menonjol dan pigmentasi4

Perut

: Luka parut (bekas operasi) Striae gravidarum : Tidak ada luka operasi : tidak ada striae

Genitalia Extremitas Atas

: Tidak ada kelainan. : : Kekuatan otot baik, tidak ada kelainan : Oedem (+), reflex : (+)

Bawah

Status Obstetrik

TFU

: 27 cm

T.B.B.A

: 1890-2170gr

Palpasi

: LEOPOLD : 1. Teraba bagian bulat lembek tidak

melenting yaitu bokong 2. Teraba punggung disisi kanan dan

ekstremitas disisi kiri 3. Teraba bagian bulat keras dan melenting yaitu kepala 4. Kepala belum masuk PAP

His

: TIDAK ADA MULES

5

Auskultasi

: BJA : 136 x menit

Pemeriksaan Dalam

: - v/v - Portio - - KET - KEP

:Belum dilakukan : : : :

Pemeriksaan Panggul

: (Tidak dilakukan pemeriksaan)

Pemeriksaan Penunjang:

LAB

: - Hematologi

: - Hb : 12,9 gr/dl : 7.600/ mm3

- Jumlah leukosit

- Jumlah Trombosit: 381.000/ mm3 - Gol. Darah ABO : O Rh.(+) - BT - CT : 1 : 3 30

-

Proteinuria +3

USG

:janin tunggal hidup letak kepala

6

CTG

: ---

ASSESSMENT (Diagnosis) : G 7 P 5 A1 Hamil 33-34 minggu dengan PEB janin tunggal hidup letak kepala

PLANNING (Rencana Terapi/ Tindakan) - Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga - Mengobservasi keadaan umum ibu + tanda-tanda vital +Bjf+ - Memasang infus D5 - Konsul ke dr., Sp.OG Konsultasi ke internis Konsultasi ke bag saraf Konsultasi ke bag mata Melakukan penanganan PEB Memasang infus D5 dan memasang DC urine Membeerikan MgSo4 20% +2cc IV Memberikan MgSo4 40% boka-boki Ambil darah untuk cek lab rutin dan urine Menganjurkan ibu untuk makan minum adekuat Mengobservasi intake dan out put

Lalu setalah dipantau selama 24 jam dan dilihat dari indeks gestose maka diputuskan untuk dilakukan terminasi kehamilan , dan setelah di pantau selama 5 hari, pada tanggal 8 April 2008 jam 08.30 wib ibu melahirkan, bayi lahir spontan7

jenis kelamin laki-laki BB 1300 A-S 3-5 PB 39 cm Plasenta lahir spontan lengkap cont ut baik perdarahan dalam batas normal therapi induksin 10 unit perineum utuh. Dilakukan observasi selama 24 jam lalu os dialihkan keruang 7.

STATUS NIFAS

PEMERIKSAAN MASA NIFAS Hari pertama S :Ibu mengeluh sakit kepala O : STATUS PRAESENS Keadaan umum Kesadaran Berat Badan Tinggi Badan Tekanan darah Pulse/ Nadi Respirasi Suhu : Tampak sakit sedang : delirium : 58 kg

: 160 cm : 210/140 mmHg : 96 x/menit : 28 x/menit : 370 C

Keadaan payudara dan puting susu : A . Pembengkakan payudara (breast engorgement) : Tidak ada B . Inverted atau refrakted nipple : Tidak ada C . Putting lecet (sore or cracked nipples) : Tidak ada D . Infeksi payudara :Tidak ada E . saluran tersumbat (obstructed duct) :tidak ada F . Laktasi ASI : ada

8

Keadaan perut Tonus dinding perut Keadaan luka operasi : Baik : Tidak di operasi

Involusi traktus genitalis A . fundus uteri B . Secret dari cavum uteri C . Vulva /perineum

: : 2 jari dibawah pusat : lokhia rubra : Baik : tanda-tanda infeksi tidak ada

D . Vagina E . Portio

: Robekan vagina tidak ada : Robekan servik tidak ada

Traktus urinarius A Pemeriksaan luar B Buang air kecil : Vesika urinaria tidak terisi (kosong) :Spontan : merasa puas : Tanda-tanda infeksi Traktus gasrointestinal : : Buang air besar : lancar :Hemrroid : Tidak ada A : P6 A1 Post partus spontan partus imatur dengan riwayat PEB9

P : Memberitahukan hasil pemeriksaan pada pasien Menganjurkan ibu untuk makan minum dan istirahat yang cukup Menganjurkankan ibu untuk mobilisasi Melanjutkan terapi oral Follow up neurolog dengan hasil stroke, perdarahan intra serebral

Pada hari kedua empat Subjektif :

Ibu mengatakan ingin bertemu dengan anaknya yang sudah di museumkan. Ibu merasa bersalah karena terlalu lama di rawat dan merasa sudah merepotkan semua orang.

Ibu menangis karena takut masuk neraka Ibu mengatakan ingin mengasuh anaknya yang sedang di oven

Objektif : TD 210/140 mmHg Nadi 72 x/menit Respirasi 20x/menit Suhu 36 C ASI (+) TFU 3jari di bawah pusat Lokhia rubra10

Protein +3 Terapi oral dapat dopamet 3x 500 mg, amlodipin 1x1, curcuma 3x1, renafar 2x1, renxamin 1 kolf/hari, brain act 2x250 mg, cernavit 1x1, oksigen terpasang sampai hari ke dua.

Ibu enggan melakukan mobilisasi, tidak kooperatif dengan lingkungan sekitar

Pembicaraan ibu melantur , terdapat penurunan konsentrasi Kadang ibu menangis, kadang ibu terlihat tersenyum-senyum sendiri Ibu terlihat gelisah dan ketakutan Nafsu makan menurun dan sulit tidur

Assesment : P6 A1 Post partum spontan parus imatur dengan depresi post partum dan riwayat PEB Planning :

1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu2. Observasi KU dan tanda-tanda vital, ASI, TFU, Lokhia

3. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi 4. Memantau keadaan kejiwaan ibu 5. Konsultasi ke bagian internist, neurology dan ahli jiwa 6. Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberkan motivasi kepada ibu 7. Menganjurkan ibu untuk makan minum dan istirahat yang cukup11

Hasil konsultasi dari internist : lanjutkan terapi dopamet 3x 500 mg, amlodipin 1x1, curcuma 3x1, renafar 2x1, renxamin 1 kolp/hari Hasil konsultasi dari neurology brain act 2x250, cernavit 1x1 Hasil konsultasi dari ahli jiwa diagnose Depresi post partum dengan terapi risperidon 2x1, trihexilpenidin 2x1.

12

PEMBAHASAN

1.

M: dari data yang diperoleh terdapat faktor resiko pada ibu ini yang dapat mempengaruhi kehamilan, persalinan dan psikis ibu. Yaitu : paritas (ibu mempunyai 6 orang anak), pekerjaan (ibu bekerja sebagai buruh), riwayat hipertensi sebelumnya, dan riwayat abortus. P: hal-hal tersebut di atas akan menjadi faktor predisposisi yang akan melatarbelakangi terjadinya preeklampsia dan depresi post partum.

13

2. M: Ibu datang dengan keluhan tekanan darah yang tinggi 220/150 ,

penglihatan buram , bengkak pada kaki dan tangan juga disertai dengan sakit kepala.Dari hasil laboratorium didapatkan proteinuria +3. P: Gejala-gejala diatas merupakan tanda-tanda preeklampsia berat, pada berbagai penelitian yang pernah kami baca bahwasannya preeklampsia dan eklampsia mempunyai latar belakang psikosomatis, yang secara psikologis pasien akan menunjukkan diri dalam sikap yang kurang wajar , perasaan bersalah/ berdosa serta cemas terhadap kehamilannya dan kadand-kadang walaupun jarang akan tetapi akan terdapat kecenderungan untuk bunuh diri. Semua itu akan mengakibatkan ketidakseimbangan emosional yang dianggap menjadi sebab dari spasmus arterioler.yang merupakan ciri khas dari pre-eklampsia.3.

M: Ibu pernah memiliki riwayat abortus. P: Riwayat abortus disini mungkin bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu faktor Trauma fisik serta psikis. Trauma fisik yang dimaksudkan disini adalah karena ibu berasal dari sosio ekonomi yang rendah ibu mengaku terbisa melakukan pekerjaan apapun yang dirasa dapat membantu menambah penghasilan. Sedangkan untuk trauma psikis kemungkinan berasal dari pertentangan bathin yang dirasakan oleh ibu karna ibu merasa dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan serta jumlah anak yang sudah ada maka mungkin akan menambah berat beban yang harus ditanggung oleh keluarganya. Sedangkan hubungannya dengan kehamilan yang sekarang adalah kemungkinan adanya riwayat abortus yang lalu dapat menambah rasa khawatir janin yang dikandung akan mengalami hal yang sama dengan kehamilan yang lalu. 4. M: Ibu mengatakan ingin bertemu dengan anaknya yang sudah di museumkan. Ibu merasa bersalah karena terlalu lama di rawat dan merasa sudah merepotkan semua orang. Ibu menangis karena takut masuk neraka

14

Ibu mengatakan ingin mengasuh anaknya yang sedang di oven Ibu mengatakan takut anaknya yang ditinggalkan di rumah meninggal karena tidak ada yang mengurus Ibu enggan melakukan mobilisasi, tidak kooperatif dengan lingkungan sekitar Pembicaraan ibu ngelantur, tidak nyambung jika di Tanya Kadang ibu menangis, kadang ibu tersenyumsenyum sendiri

Ibu terlihat gelisah dan ketakutan Nafsu makan menurun dan sulit tidur Konsentrasi menurun dan merasa tidak berguna dan putus asa

P: gejala-gejala di atas sesuai dengan apa yang kami dapatkan dari beberapa literature bahwa gejala-gejala di atas mungkin dapat muncul bersamaan atau hanya sebagian saja, yang jelas karena mengalami gejala tersebut seorang ibu akan mengalami stress atau tertekan sehingga sulit atau tidak dapat menjalankan fungsi dan aktivitasnya sehari-hari. Karenanya ibu yang mengalami kondisi ini harus segera ditolong, lebih cepat akan lebih baik agar tidak terjadi kondisi yang membahayakan dirinya atau bayinya.

Dari pembahasan kasus di atas kami menyimpulkan diagnosa P7A1 dengan Hipertensi kronis dan depresi post partum.di mana salah satu penanganannya selain terapi farmakologijuga diperlukan motivasi dan dukungan dari suami dan keluarga untuk terapi psikis ibu.

15

16