Kegawatdaruratan Sistem Hematologi Dengan Dengue Shock Syndrome
Dengue Shock Syndrome
-
Upload
jimmy-nikolaus-tjean -
Category
Documents
-
view
21 -
download
0
description
Transcript of Dengue Shock Syndrome
Jimmy (030.10.143)
Dr pembimbing : dr meydi, sp.a
DENGUE SHOCK SYNDROME
BAB I PENDAHULUAN
DHF A. Aegepty/albopictsSeluruh
indonesia
Pertama Surabaya 1968
1980 = KLB Meningkat
Terbesar KLB 1998
IR 2003 : 23,87
STRATEGI PEMBERANTASAN
PENGASAPAN, LARVASIDA
BAB II LAPORAN KASUS
• Anamnesis (Allo dan auto anamnesis )
• Nama : Dwi Sahlini
• Ttl : Batam, 16-10-2008 (6tahun 5 bulan )
• Jenis kelamin : perempuan
• Alamat : pulau terung, Rt 04, rw 02
• Pendidikan : sd kelas 1
• Agama : islam
• Tanggal masuk : 24 – 03- 2015
• Keluhan Utama
• Os datang ke IGD RSOB dirujuk dari puskemas belakang pandang atas dhf grade I, dengan keluhan demam sejak 4hari SMRS
• Keluhan Tambahan: tidak nafsu makan, lemas, muntah, mual, pusing
KU : Demam 4hari SMRS
2 Hari demam, 2 hari berkurang
Muntah setiap kai makan, 1x warna hitam
Mual, pusing, lemas terutama 2 hari pertama
Mimisan(-), gusi berdarah (-), bintik merah (-), kejang
(-)
Riwayat demam seperti ini (-), riwayat demam
biasa (+)
RPK : keluhan serupa (-)Riwayat imunisasi (+)
• Riwayat tumbuh kembang :
• Menurut pengakuan ibu, os tidak mempunyai masalah dalam tumbuh kembang nya, sperti os berjalan umur 1 tahun 2 bulan, masuk SD umur 6 tahun, dan interaksi social ke teman-temannya baik.
• Riwayat kehamilan ibu dan kelahiran
• Ibu pada saat hamil anc 2-3 bulan sekali dibidan, disuntik TT (2x), rajin makan makanan bergizi, tidak merokok saaat hamil maupun minum minuman beralkohol. Os lahir dibidan pervaginam, normal, cukup bulan langsung menangis, , bbl 2700gr, pb 48cm
• Riwayat lingkungan
• Os tinggal didekat pantai, ibu mengaku tidak ada tetangga sekitar yang terkena demam berdarah, tempat tinggal os mempunyai tempat sampah yang cukup jauh dari rumah, dan tidak pernah menumpuk.
Pemeriksaan Fisik Saat di IGD
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang, compos mentis
• Status gizi : bb 17kg
• Tanda-Tanda Vital : HR: 118 x/menit; RR: 52 x/menit; Suhu: 36,3 0C
• Status Generalis:
• Kepala, leher, thorax dalam batas normal.
• Abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+)
• Extremitas : Akral dingin, edema (-), sianosis (-) motorik baik
• Pemeriksaan lab dari puskesmas : Hb 15 gr/dl ;Leukosit 13.600; Ht 48,7 ; Trombosit 27.000; IgM : (-); IgG : (+)
PEMERIKSAAN FISIK DIRUANGAN
• Keadaan Umum : tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Kesan gizi gizi cukup
• Status Gizi : BB: 17kg; TB: 113cm
• Berdasarkan tabel grafik cdc berada pada persentil 50
• Tanda-Tanda Vital : HR: 92 x/menit; RR: 24 x/menit; NSuhu: 36,2 0CSp O2: 99 %
• Status Generalis:Kepala
• Kepala, leher, thorax dalam batas normal
• Abdomen : Supel. NTE (+)
• Extremitas : Akral hangat (+) pada ke-4 extremitas, edema (-) pada ke-4 extremitas, sianosis (-) pada ke-4 extremitas.
Penunjang (Laboratorium )
No. Tanggal/jam hb ht leuko tromb Lain-lain
1 Puskesmas 15 48,7 13600 27000 Igm (-) igg (+)
2 24 : 11.07 15,8 42,2 13450 13000 Goldar O(+), gds 74mg/dl
3 24 : 14.20 13,4 35,5 12,81 13000
4 24 : 18.03 13,4 35,5 13,13 16000
5 24 : 22.34 13,1 35,2 12,56 18000
6 25 : 06.25 13,7 36,6 11.02 24000
7 25 : 17.57 12,7 34,3 9,05 15000
8 26 : 07.07 13,0 35,4 8,26 31000
KURVA SUHU
RESUME
Demam 4 hari SMRS tinggi 2 hari
pertama
Muntah hitam, mual, pusing, lemas, nafsu makan berkurang
TTV: HR 118X?(Lemah), RR : 52X,
T : 36,3.
PF : Kepala, leher, thorax dbn
PF : Ab domen ( NTE <+>l)Extrimitas akral dingin.
LAB : Hb 15,8 , ht 42,2 , leukosit 13450, dan trombosit
13000 . igG (+)
• Rencana Pemeriksaan
• Rencana pemeriksaan laboratorium serial
• Diagnosa KerjaDengue shock syndrome gd III
• Diagnosa BandingDiagnosa banding pada os adalah dengue
hemoragic fever ; malaria ; typhoid; cikungunya.
PENATALAKSANAAN
• Tatalaksana IGD Via konsul dr Meidy, Sp.A, advis :
• Loading RL hingga 350cc
• O2 kanul 2l/m
• Ivfd rl 170cc/jam Selama 4 jam.
• Tatalaksana ruangan tannggal 24
• O2 kanul 1-2 l/m
• IVFD RL 20tpm
• Cek DL / 4 jam
• Ampicilin 2x1g
•
• Non medikamentosa
• Bedrest (tirah baring) , Minum air yang banyak , Mengedukasi keluarga pasien untuk melakukan kegiatan pencegahan DBD dengan 3M, yaitu menutup, menguras, mengubur barang-barang yang dapat menampung air. Menganjurkan agar pasien memakai repellan untuk mencegah gigitan nyamuk Menjaga asupan nutrisi yang seimbang, baik kualitas, maupun kuantitasnya. Bed rest
PROGNOSIS
• Ad vitam : ad bonam
• Ad fungsionam : ad bonam
• Ad sanationam : ad bonam
• Follow up pasien
Tanggal / SOAP 25/03/2015 26/03/15
Subyektif
Demam (-) Sesak (-), nyeri dada (+), nyeri perut (-) Demam (-), sesak (-), nyeri dada (-), nyeri perut (-)
Objektif Tss, CM
TD : 90/60mmHg; Hr : 90x/m; S : 36,5; RR : 24x/m
Kepala : Normocephalia, rambut hitam merata tidak mudah dicabut, mata : ca (-), bibir terlihat agak kering Leher : KGB tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-)Thorax : Jantung: Bunyi jantung I, II reguler,
murmur (-), Gallop (-); Paru : Inspeksi Gerak dinding dada simetris, efloresensi (-), retraksi
intercostalis (-), Auskultasi Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-Abdomen : Inspeksi : Datar, Palpasi : Supel. NTE (+), Perkusi : timpani ; Auskultasi : BU (+)
Extremitas : Akral hangat (+) pada ke-4 extremitas, edema (-) pada ke-4 extremitas, sianosis (-) pada ke-4 extremitas.
tss, cm
Td : 90/60mmHg ;Hr : 90x/m S : 36, 7; Rr : 22x/m
Kepala : Normocephalia, rambut hitam merata tidak mudah dicabut, mata : ca (-), bibir terlihat agak kering
Leher : KGB tidak teraba membesar, retraksi suprasternal (-)Thorax : Jantung: Bunyi jantung I, II reguler, murmur (-),
Gallop (-); Paru : Inspeksi Gerak dinding dada simetris, efloresensi
(-), retraksi intercostalis (-), Auskultasi Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen : Inspeksi : Datar, Palpasi : Supel. NTE (+), Perkusi : timpani ; Auskultasi : BU (+)
Extremitas : Akral hangat (+) pada ke-4 extremitas, edema (-) pada ke-4 extremitas, sianosis (-) pada ke-4 extremitas.
Assesment DSS Gr III perbaikan ; Dyspesia, Leukositosis DSS Gr III perbaikan
Planning inj ranitidine 2x20mg iv
IVFD RL 20tpm
Inj ampicilin 2x1gr
Cek DL/12 jam
BLPL
Obat pulang : elkana : 1dd cth1
• ANALISIS KASUS
Teori Pada Kasus
Definisi Sindrom Syok Dengue (SSD) adalah keadaan klinis yang memenuhi kriteria DBD disertai dengan gejala dan tanda kegagalan sirkulasi atau syok. SSD adalah kelanjutan dari DBD dan merupakan stadium akhir perjalanan penyakit infeksi virus dengue, derajat paling berat, yang berakibat fatal.
Pada kasus ini adalah seorang anak 6 tahun datang ke IGD dengan rujukan DHF gd I,dengan trombosit yang rendah serta anti dengue IgM (+) saat diIGD terdapat tanda-tanda shock terdapat pada anak akibat kelanjutan dari infeksi virus dengue.
Etiologi Patofisiologi yang terutama pada Dengue Shock Syndrome adalah terjadinya peninggian permiabilitas dinding pembuluh darah yang tidak dengan akibat terjadinya perembesan plasma dan elektrolit melalui endotel dinding pembuluh darah dan masuk ke dalam ruang interstial, sehingga menyebabkan hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, dan efusi cairan kerongga serosa.
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, DEN1-4
Pada kasus terjadi hemokonsentrasi yang menujukan etiologi dari shocknya adalah terjadinya plasma leakege, yang menyebabkan pasien jatuh dalam keadaan shock terkompensasi dengan Tekanan darah yang normal tetapi nadi yang meningkat. Infeksi genus flavivirus pada pasien tidak diperiksa termasuk ke dalam serotipe yang mana
Teori Pada Kasus
D
I
A
G
N
O
S
I
s
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis WHO yang
terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris, yaitu sebagai berikut:
Kriteria klinis :
1) Demam tinggi 2) Terdapat manifestasi perdarahan, 3)
Hepatomegali 4) Syok, nadi kecil
Kriteria laboratoris :
1) Trombositopenia (≤ 100.000/μl)
2) Hemokonsentrasi (kadar Ht ≥ 20% dari orang normal)
Dua gejala klinis pertama ditambah 2 gejala laboratoris dianggap
cukup untuk menegakkan diagnogsis kerja DBD.
Sindrom Syok Dengue
Seluruh kriteria DBD (4) disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi
yaitu :
- Penurunan kesadaran, gelisah ; - Nadi cepat, lemah
- Hipotensi - Tekanan nadi < 20 mmHg
- Perfusi perifer menurun Kulit dingin-lembab.
Pada kasus terdapat kriteria klinis yaitu
1. Demam tinggi pada 2 hari pertama,
nyeri kepala, gelisah pada anak.
2. Terdapat gejala perdarahan , yakni
muntah berwarna hitam yang tidak biasa,
yang menuju ke hematemesis.
3. Pemeriksaan di IGD menunjukan anak
jatuh dalam kondisi shock, dengan nadi
yang cepat, akral dingin dan gelisah.
Pada kriteria laboratorium,
1.Ditemukan trombositopenia yakni
13000.
Dengan adanya 3 Kriteria klinis dan 1
kiteria laboratorium, dan tanda kegagalan
sirkulasi maka ditegakkan diagnosis
dengue shock sydrome
Teori Pada Kasus
Penangan
an
1. Pada DSS segera beri infus kristaloid ( Ringer
laktat atau NaCl 0,9%) 10-20 ml/kgBB
secepatnya (diberikan dalam bolus selama 30
menit) dan oksigen 2 lt/mnt. Untuk DSS berat
(DBD derajat IV, nadi tidak teraba dan tensi tidak
terukur) diberikan ringer laktat 20ml/kgBB
bersama koloid. Observasi tensi dan nadi tiap 15
menit, hematokrit dan trombosit tiap 4-6 jam.
Periksa elektrolit dan gula darah.
Penanganan
Tatalaksana IGD Via konsul dr Meidy, Sp.A, advis : Loading RL hingga 350ccO2 kanul 2l/mIvfd rl 170cc/jam Selama 4 jam. Kemudian cek ulang DL. Hal ini sesuai dengan tahap 1 penanganan shock dengue. Yakni diberikan tatalaksana rehidrasi cairan 10-20mg/kgBB, dengan berat anak 17kg, maka diberikan loadaing 350cc RLDan diberikan oksigen kanul 2l/menit. Tatalaksana ruangan tannggal 24 O2 kanul 1-2 l/m IVFD RL 20tpm Cek DL / 4 jam Ampicilin 2x1g
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
Dengue shock syndrome = DHF + tanda gagal sirkulasi(syok, kebocoran plasma)
peninggian permiabilitas dinding pembuluh darah
hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, dan efusi
cairan kerongga serosa
DBD : Demgue virus DEN1-4(flavivirus flaviviridae)
EPIDEMIOLOGI
PENULARAN
Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sebelumnya sudah menggigit orang yang terinfeksi
dengue
Inkubasi 3-14 (rata2 4-7)
mengalami gejala demam akut disertai berbagai gejala dan tanda nonspesifik
PATOGENESIS
• Diagnosis (Klinis + Lab )
• Kriteria klinis : • 1) Demam tinggi mendadak 2) Terdapat manifestasi
perdarahan, • 3) Hepatomegali 4) Syok, nadii lemah
• Kriteria laboratoris : • 1) Trombositopenia (≤ 100.000/μl) • 2) Hemokonsentrasi (kadar Ht ≥ 20% dari orang normal)
• Sindrom Syok Dengue • Seluruh kriteria DBD (4) disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi yaitu : • - Penurunan kesadaran, gelisah - Nadi cepat, lemah • - Hipotensi Tekanan nadi < 20 mmHg • - Perfusi perifer menurun Kulit dingin-lembab.
DERAJAT DHF
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
IgG Primary
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
• Pada pemeriksaan radiologi dan USG, Kasus DBD, terdapat beberapa kerlainan yang dapat dideteksi yaitu :
• 1. Dilatasi pembuluh darah paru
• 2. Efusi pleura
• 3. Kardiomegali dan efusi perikard
• 4. Hepatomegali, dilatasi V. heapatika dan kelainan parenkim hati
• 5. Caran dalam rongga peritoneum
DIAGNOSIS BANDING
• 1. Adanya demam pada awal penyakit dapat dibandingkan dengan infeksi bakteri maupun virus, seperti bronkopneumonia, demam tifoid, malaria, dan sebagainya.
• 2. Adanya ruam yang akut perlu dibedakan dengan morbili.
• 3. Adanya pembesaran hati perlu dibedakan dengan hepatitis akut dan leptospirosis.
• 4. Penyakit-penyakit darah seperti idiophatic thrombocytopenic purpurae, leukemia pada stadium lanjut, dan anemia aplastik.
• 5. Demam Chikunguya.
FASE DEMAM BERDARAH
• A. Fase Demam Tinggi (Febris). Pada fase demam berdarah yang pertama ini terjadi pada hari ke 1 - 3
• B. Fase Kritis. Pada fase kedua demam berdarah ini terjadi pada hari ke 4 – 5
• C. Fase Penyembuhan (Pemulihan). Pada fase ini terjadi pada hari ke 6 - 7.
TATALAKSANA
KOMPLIKASI
Kelebihan cairan
• Oedem pulmonal
• Syok hipovolemik
• Hiperglikemia
• Hyponatraemia, hypokalaemia, hyperkalaemia, serum
• calcium imbalances and metabolic acidosis (sodium bicarbonate for metabolic acidosis
• Kriteria Memulangkan Pasien
• Pasien dapat dipulang apabila, memenuhi semua keadaan dibawah ini
• 1. Tampak perbaikan secara klinis
• 2. Tidak demam selaina 24 jam tanpa antipiretik
• 3. Tidak dijumpai distres pernafasan (disebabkan oleh efusi pleura atau asidosis)
• 4. Hematokrit stabil
• 5. Jumlah trombosit cenderung naik > 50.000/ul
• 6. Tiga hari setelah syok teratasi
• 7. Nafsu makan membaik
BAB IV KESIMPULAN
• Telah dirawat pasien an.D 6tahun masuk dengan keluhan utama demam 4 hari SMRS dan didiagnosis sebagai dengue shock syndrome berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium dari WHO.
• Tatalaksana pada pasien ini berupa suportif dan simptomatik yang berupa pemberian terapi cairan yang disesuaikan dengan bagan pemberian terapi cairan pada DSS (sesuai dengan literatur).
• Karena pasien ini mengeluhkan adanya nyeri perut terutama di ulu hati maka juga diberikan ranitidine dengan dosis 2x20mg iv untuk sekali pemberian yang diberikan 2 kali sehari. Diberikan antibiotik dengan tujuan untuk mengobati terjadinya infeksi terjadi akibat manipulasi yang dilakukan terhadap pasien.
BAB IV KESIMPULAN
• Pasien pulang dalam kondisi kesehatan yang membaik. Dengan demikian penegakan diagnosis dan tatalaksana kasus pada pasien ini telah sesuai dengan tinjauan literature mengenai penanganan pada dengue shock syndrome.
• Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap cara paling memadai saat ini. Maka, diberikan penjelasan dan mengedukasi keluarga pasien untuk melakukan kegiatan pencegahan DBD dengan 3M menutup, menguras, mengubur barang-barang yang dapat menampung air; menganjurkan agar pasien memakai repellan untuk mencegah gigitan nyamuk.
DAFTAR PUSTAKA• 1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. Demam Berdarah Dengue. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Edisi IV. Jilid III. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2006
• 2. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue di Sarana Pelayanan Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. 2005
• 3.DENGUE GUIDELINES FOR DIAGNOSIS, TREATMENT, PREVENTION AND CONTROL. A joint publication of the World Health Organization (WHO) and the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases (TDR) 2009
• 4. Dengue Virus Infection. Centers for Disease Control and Prevention. Division of Vector Borne and Infectious Diseases. Atlanta : 2009
• 5. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T, editor. Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan; 2004.
• 6. Anonymous. Guidelines for treatment of dengue fever/dengue haemorrhagic fever in small hospital. World Health Organization Regional Office for South-East Asia. New Delhi: WHO; 1999.