Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

57
nasional”. Pasal ini tidak menjelaskan lebih lanjut mengembankan kemampuan apa, tetapi dapat dijabarkan dalam berbagai macam kemampuan seperti antara lain kemampuan intelektual, sosial, jasmani, berkomunikasi. Sebetulnya apakah hakikat dan intisari dari pendidikan itu? Menurut Raka Joni (198:14) hakikat pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan didik. 2. Pendidikan merupakan upaa penyiapan peserta didik dalam menghadapi lingkungan hidup mengalami perubahan yang semakin pesat. 3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat. 4. Pendidikan berlangsung seumur hidup. 5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. 2. Apakah pendidikan jasmani

Transcript of Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Page 1: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

nasional”. Pasal ini tidak menjelaskan lebih lanjut mengembankan

kemampuan apa, tetapi dapat dijabarkan dalam berbagai macam kemampuan

seperti antara lain kemampuan intelektual, sosial, jasmani, berkomunikasi.

Sebetulnya apakah hakikat dan intisari dari pendidikan itu? Menurut Raka

Joni (198:14) hakikat pendidikan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai

keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan didik.

2. Pendidikan merupakan upaa penyiapan peserta didik dalam menghadapi

lingkungan hidup mengalami perubahan yang semakin pesat.

3. Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.

4. Pendidikan berlangsung seumur hidup.

5. Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu

pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya.

2. Apakah pendidikan jasmani

Setelah mengetahui makna dan hakikat pendidikan, berikut perlu

dibicarakan pula apakah yang dimaksud dengan “pendidikan jasmani”.

Apakah pendidikan jasmani itu bermakna pendidikan dari jasmnai atau

pendidikan melalui jasmani? Pertanyaan ini timbul karena ada sebagian pakar

dalam bidang pendidikan jasmani yang berpendapat bahwa pendidikan

jasmani itu adalah pendidikan dari jasmani dan ada sebagian pakar pendidikan

jasmani berpendapat bahwa pendidikan jasmani adalah para pakar di amerika

yang berpendirian bahwa pendidikan jasmani adalah pendidikan dari jasmani

dan perlu diberikan dilembaga pendidikan karena aktivitas jasmani yang

berbentuk latihan memberikan manfaat bagi peserta didik dalam bentuk

kesegaran jasmani dan pemeliharaan kesehatan. Tekanan pada kesegaran

Page 2: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

jasmani lebih ditonjolkan karena tebukti berdasarkan penelitian anak-anak

amerika rendah tingkat kesegaran jasmaninya dari anak-anak eropa dan asia,

kenyataan lain yang memperkuat pendapat itu adalah cukup banyak pemuda

amerika yang tidak dapt diterima menjadi tentara karena lemah fisiknya atau

tingkat jasmaninya rendah.

Jadi dapat dikatakan bahwa satu-satunya tujuan dari pendidikan

jasmani adalah untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan.

Mungkin akan lebih tepat bila dikatakan pendidikan jasmani adalah

pendidikan untuk kesegaran jasmani dan unsure pendidikannya seakan-akan

tidak penting. Apakah manfaat dari melakukan aktivitas atau latihan jasmani

itu hanya untuk kesegaran jasmani saja? Dewasa ini banyak mengatur dalam

bentuk buku maupun majalah berkala yang membicarakan tentang manfaat

aktivitas atau olehraga yang dilakukan secara teratur bagi manusia antara lain

untuk mengurangi dan mengatur berat badan, memperlambat proses penuaan

dan keseimbangan psikologis.

Pakar pendidikan jasmani yang pertama kali berpendapat bahwa

pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui jasmani adalah Williams atau

pakar pendidikan jasmani di Amerika Serikat. Williams (1954:3) menyatakan

bahwa pendidikan jasmani adalah semua aktivitas manusia yang dipilih

jenisnya dan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Yang

dipilih itu haruslah yang memberikan sumbangan bagi kehidupan sehari-hari

dan memberikan kemungkinan bagi peserta didik utnuk menimbulkan sifat

toleransi, ramah, baik hati, suka menolong dan bahkan mempunya

kepribadian yang kuat. Mempelajarinya sangat diperlukan bagi amerika yang

tangguh dan kuat. Singer (1976:9) member makna dari pendidikan jasmani

sebagai bagian dari pendidikan jasmani yang berbentuk satu system atau

program aktivitas jasmani yang intensif melibatkan otot-otot besar yang

dirancang untuk merangsang organ-organ tubuh agar manfaat kesehatan

Page 3: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

sebagai akibat dari aktivitas itu dapat diperoleh pelakunya. Ia memberikan

makna pendidikan jasmani melalui jasmani berbentuk satu program aktivitas

jasmani yang medianya gerak tubuh yang dirancang untuk menghasilkan

beragam pengalaman dan tujuan antara lain sosial, intelektual, keindahan dan

kesehatan.

Dalam Undang-Undang tentang system pendidikan nasional tidak ada

satu pasal pun yang menerangkan tentang pendidikan jasmani apalagi

memberi makna pendidikan jasmani, walaupun undang-undang itu harus

mengacu kepada ketetapan Majelis permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia Nomor 11/MPR/1988 tentang garis-garis besar haluan Negara.

Dalam GBHN itu pada sektor pendidikan dapat dipelajari uraian tentang

pendidikan jasmani dan olahraga.

1. Pembinaan dan pembangunan olahraga merupakan bagian dari upaya

peningkatan kualitas manusia Indonesia.

2. Tujuannya untuk peningkatan kesehatan jasmani maupun rohani seluruh

masyarakat, pemupukan watak, disiplin dan sportivitas serta

pengembangan prestasi olahraga yang dapat membangkitkan rasa

kebanggaan nasional.

3. Perlu ditingkatkan pendidikan jasmani dan olahraga dilingkungan sekolah,

pengembangan prestasi olahraga.

4. Upaya memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat serta

upaya menciptakan iklim yang lebih mendorong masyarakat untuk

berpartisipasi serta bertanggung jawab dalam membina dan

mengembangkan olahraga.

Dalam GBHN ini tidak dijumpai maksud dan makna dari pendidikan

jasmani, tetapi yang diketemukan adalah dilingkungan sekolah pendidikan

Page 4: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

jasmani dan olahraga perlu ditingkatkan. Jadi di lingkungan sekolah selain

pendidikan jasmani, olahraga perlu diprogramkan dan dilaksanakan. Tidak

ada penjelasan apa beda pendidikan jasmani dan olahraga. Yang dilaksanakan

oleh guru sampai sekaran adalah program pendidikan jasmani dan kesehatan

bukan pendidikan jasmani dan olahraga. Interpretasi yang dapat dikemukakan

adalah bahwa program pendidikan jasmani dilaksanakan sebagai bagian

kurikuler dan program olahraga sebagai program ekstrakurikuler yang

bertujuan meningkatkan prestasi. Interpretasi lain, ada yang berpedapat bahwa

dalam pendidikan jasmani sudah tercakup olahraga dan ada pula sebaliknya,

yaitu dalam olaraga telah termasuk pendidikan jasmani. Untuk menyelesaikan

perbedaan pandangan ini dan agar lebih jelas sekarang digunakan konsep

pendidikan jasmani dan olahraga.

Dalam undang-undang No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar

pendidikan dan pengajaran bab VI pasal 9 tentang pendidikan jasmani, yang

berbunyi: “pendidikan jasmani yang menuju kepada keselarasan antara

tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan merupakan suatu usaha untuk

membuat bangsa Indonesia yang sehat dan kuat lahir dan batin, diberikan

kepada semua jenis sekolah”. Dalam pasal 9 itu tidak ada penjelasan tentang

makna pendidikan jasmani, hanya ada tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk

keselarasan tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa dan untuk membuat

bangsa Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat lahir dan batin.

Menurut Abdul Gapur (1983:6) “pendidikan jasmani adalah suatu

proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota

masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan

jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan

dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak”.

Jadi hakikat dari pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang

dilakukan secara sadar melalui kegiatan jasmani yang intensif.

Page 5: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Ada baiknya sebagai bahan banding dipelajari beberapa definisi

pendidikan jasmani dari pakar pendidikan jasmani di Amerika Serikat.

Menurut Nixon dan Jeweru (1980:27) pendidikan jasmnai adalah satu tahp

aspek dari proses pndidikan keseluruhan yang berkenaan dengan

perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan

atas kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respons yang

terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

Definisi ini dapat dikatakan merupkan inti sari dari pendidikan

jasmani, karena tidak dihubungkan dengan tujuan pendidikan jasmani.

Definisi ini menyetujui bahwa program pendidikan jasmani sekolah terutama

terdiri dari satu lingkungna belajar khusus yang bercirikan banyak kondisi dan

rangsang, yang dirancang khusus pula, yang diperuntukkan agar memberikan

kemungkinan bereaksi secara jasmnaiah, sosial, emosional dan intelektual.

Dengan konisi dan rangsang itu peserta didik dapat berubah atau mendidik

kearah yang diinginkan. Lapangan tennis, perkakas dan peralatan senam,

kolam renang, ruangan dan fasilitas lainnya adalah bagian esensial dari

lingkungan khusus pendidikan jasmani. Bagian esensial lainnya adalah guru

pendidikan jasmani, pelatih,pertandingan dan program pendidikan jasmani.

Kualitas dari pendidikan jasmani yang diperoleh tergantung pada segala

respons dan sikap yang mempengaruhinya. Karena itu amat vital sekali untuk

memilih, menilai secara berkala guru pendidikan jasmani dan pelatih yang

berstandar moral tinggi dan memiliki sifat kepribadian yang baik.

Menurut frost (1975:33) pendidikan jasmani terdiri dari perubahan

dan penyesuaian yang terjadi pada individu bila ia bergerak dan mempelajari

gerak. Termasuk kedalam gerak adalah merangkak, berjalan, berlari,

memanjat, melompat, melempar dan gerak lain yang dilakukan bila

berpartisipasi dalam permainan senam, tari, renang, dan beladiri.

Page 6: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Rumusan definisi pendidikan jasmani yang dibuat frost sejalan dengan

definisi dari pendidikan, yang menurut dia “pendidikan terdiri dari

perubahan penyesuaian yang terjadi pada diri individu sebagai akibat

dari pengalamannya”.

Bila kedua definisi ini dikaji lebih teliti dapat disimpulkan bahwa inti

dari pendidikan jasmani berpusat pada gerak manusia karena itu perlu

dikaji lebih luas lagi dalam bab ini.

3. Gerak unsur pokok pendidikan jasmani

Gerak merupakan perhatian pokok dari guru pendidikan jasmani.

Tugasnya adalah membantu peserta didik bergerak secara efisien,

meningkatkan kualitas unjuk kerjanya (performance), kemampuan belajarnya

dan kesehatannya. Karena gerak adalah unsur pokok pendidikan jasmani

penting bagi guru pendidikan jasmani memahami beberapa dimensinya.

Gerak benda secara luas didefinisikan sebagai satu perubahan posisi

dari benda dalam ruang. Gerak manusia adalah perubahan posisi dalam ruang

atau terhadap bagian tubuh lainnya. Semua gerak itu tunduk pada asas

mekanika tertentu. Satu pemahaman dari tenaga yang bekerja pada tubuh

selagi bergerak adalah penting bila seseorang melakukan gerak yang

bermakna. Asas beomekanika akan dibicarakan lebih luas dalam bab

tersendiri.

Pola, faktor, komponen dan penggolongan gerak.

Dari pola gerak yang tersusun baik dapat dikenal tiga komponen

gerak, yaitu gerak berkenaan sikap tubuh, dengan transport (perpindahan

tubuh ketempat lain) dan dengan tangan. Anak berkembang dan belajar

melalui jalur tersebut. Komponen satu atau dua adalah pola gerak yang

digunakan untuk melawan daya tarikan bumi, yang melibatkan otot-otot dan

Page 7: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

syaraf. Otot-otot tersebut pada umumnya dipandang sebagai otot-otot

pundamental dan geraknya dinamakan aktivitas otot-otot besar. Penyusaian

yang besifat sikap tubuh (postural) merupakan dasar dari semua gerak. Semua

gerak dari gerak transfort dan tangan harus dimulai dengan sikap tubuh.

Dalam proses pertumbuhan anak harus mulai belajar mengangkat kepalanya

dan kemudian mengerjakan otot-ototnya untuk duduk. Setelah ia menguasai

penyesuaian yang diperlukan untuk sikap tubuh, ia juga belajar pola gerak

maju. Gerak postural-transport dimulai dengan melata, yang dilakukan

dengan tubuh bersentuhan dengan lantai. Tahap perkembangan berikutnya

adalah merangkak, dengan tubuh tidak ada kontrak dengan l;antai. Tangan

dan lutut menompang berat badannya. Gerak maju yang dilakukanberpola-

silang dengan tangan dan lutut yang berlawanan digerakkan silih berganti.

Tahap berikut dari aktivitas postural-transport anak mencoba berdiri diatas

dua kaki dan dilanjutkan dengan berjalan. Bila ia tidak menguasai pola-silang

dari merangkak, mungkin ia mendapatkan kesulitan dalam berjalan.

Salah satu pola gerak khusus pertama yang harus dipelajari anak

adalah koordinasi tangan mata. Tangan dan mata bekerja dalam satu

gabungan. Hubungan antara mata dan tangan dalam satu pola gerak cukup

rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyempurnakanya.

Kemampuan untuk mengintegrasikan pola gerak seperti itu memberikan

angan yang cukup besar untuk mempelajari gerak lainnya seperti, memukul

bola kasti dan bola tenis dengan menggunakan alat khusus untuk memukulnya

yaitu, gada dan raket.

Gerak khusus lain adalah menyepak bola dengan yang memerlukan

koordinasi antara kaki dan mata. Bila bola yang disepak terletak diatas lantai

pola gerak yang dilakukan tidak rumit bila bola yang disepak berada di udara.

Bola itu dapat dilambungkan sendiri atau dilambungkan oleh orang lain

kearah anak. Kemampuan menguasai koordinasi antara kaki dan mata sampai

Page 8: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

sempurna melakukan waktu yang lama. Apalagi dituntut bola disepak

kesasaran tertentu.

Menurut Getman ynag diuraikan oleh barrow (1977:15). Selain anak

belajar menggabungkan dan mengintegrasikan gerak mata dan gerak tangan,

ia membentuk dasar pengintegrasian dari semua kombinasi lainnya yang

mungkin dalam semua system perseptul tubuh. Hasil penelitian menyatakan

bahwa pola gerak anak dalam bentuk koordinasi tangan-mata sangat

terintegrasi dengan kemampuannya membedakan bunyi dan kemampuannyan

membedakan kata-kata (Sreinhous, 1966:39).

Kerumitan dari gerak tubuh manusia dan fungsinya hamper tidaka

mungkin di pahimi manusia. Begitu banyak tulang yang di gerakkan dan di

dukung oleh begitu banyak otot yang akan menghasilkan rentangan dan

kualitas gerak yang hamper tidak terbatas jumlahnya. Bahkan keterampilan

yang sederhana itu rumit karena melibatkan banyak pola yang di pengaruhi

oleh banyak tenaga. Pengaruh ini dapat di kategorikan dalam beberapa tipe

pertama, faktor ujuk-kerja jasmani yang merupakan dasar semua gerak

termasuk kedalam faktor ini kecepatan, kekuatan, koordinasi dan power.

Kedua, faktor structural yang dapat membatasi gerak atau dapat

meningkatkan unjuk-kerja. Faktor-faktor mencakup berat badan, tinggi badan,

tipe tubuh, sikap dan struktur tubuh. Ketiga, faktor psikologis tertentu ynag

mempengaruhi prilaku dan pada akhirnya banyak mempengaruhi gerak.

Termasuk dalam faktor-faktor ini perhatian prakarsa, keberanian, tidak putus

asa, daya kompetinsi, semanga koprs, dan yang lain-lain. Besar atau kecil,

kuat atau lemahnya, faktor-faktor tersebut banyak pengaruhnya pada

olahraga.

Faktor unjuk-kerja jasmani merupakan faktor yang paling

berpengaruh dalam olahraga. Pertama, faktor atau unsure unjuk kerja yang

Page 9: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

mendasar semua gerak, seperti yang telah di kemukakan, yaitu kelincahan,

kecepatan, kekuatan, daya tahan, keseimbangan, kelentukan, dan lain-lainnya.

Kedua faktor aktivitas universal yaitu keterampilan fundamental seperti lari,

lompat, lempar, panjat dan gantung. Di katakana keterampilan universal

karena keterampila itu sama bagi semua unjuk- kerja dari semua orang dan

dan daerah geografis apapun. Ia merupakan kerangkan-kerja dari prilaku

jasmani manusia. Faktor ketiga adalah gerakkan khusus yang bertingkat tinggi

yang di kuasai dengan latihan dan pengalaman khusus yang berbeda dari

orang ke orang ia mencakup aktivitas olahraga, lari dan senam. Individu

memperoleh melalui latihannya, spesialisasi dan ia khas untuk tiap aktivitas

khusus.

Hubungan antara ketiga faktor ini cukup menarik. Faktor-faktor

tersebut merupakan dasar untuk semua unjuk-kerja gerak, Karena ia

merupakan tingkat unjuk kerja pertama. Keterampilan dasar itu merupakan

sebab dan akibat karena merupakan hasil dari faktor-faktor dan menjadi dasar

bagi keterampilan olahraga. Olahraga yang sangat khusus, tekhnik tari dan

senam adalah gerak yang di hasilkan atau di pengaruhi tidak saja oleh

keterampilan dasar tetapi juga oleh faktor-faktor yang merupakan dasar bagi

semua unjuk-kerja. (Barrow, 1976`219).

Singer (1968) berpendapat bahwa keberhasilan dalam unjuk-kerja

gerak dapat tergantung pada faktor-faktor pribadi berikut: (1) karaktristik

jasmani, (2) kemampuan gerak, (3) rasa aman (4) kemampuan perseptul, (5)

kecerdasan dan emisi

Page 10: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

4. Olahraga dan Ilmu Olahraga

Olahraga

Sebagaimana telah di uraikan di atas, ada pendapat pakar yang di

dukung dengan argumentasi yang cukup mengatakan bahwa olahraga

mencakup pendidikan jasmani. Sebetulnya apakah makna dari arti olahraga?

Kata olahraga sepadan dengan kata “sport” dalam bahasa inggris yang

dapat berarti aktivitas yang dikerjakan untuk mendapatkan kesenangan atau

berarti rekreasi.

Menurut Dean Internasional dari olahraga dan pendidikan jasmani

atau International Council Of Sport and Physical Education (1964:9) olahraga

adalah aktivitas jasmani apapun yang memiliki cirri permainan dan ada unsur

satu perjuangan dengan diri sendiri, atau dengan orang lain atau satu

tantangan alam. Selanjutnya dijelaskan bila aktivitas ini berunsur kompetisi

maka harus dilaksanakan secara sportif dan fair flay. Selanjutnya dewan

tersebut berpendapat bahwa olahraga harus merupakan bagian integral dari

sistem pendidikan apapun. Hal ini penting bagi keseimbangan pendidikan

peserta didik dan mempersiapkan mereka untuk menggunakan waktu

senggang dalam kehidupan mereka nanti bila telah dewasa dengan kegiatan

jasmani yang bermanfaat bagi kesehatan.

Olahraga menurut Abdul Gafur (1983:6) adalah: “Bentuk-bentuk

kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan, perlombaan dan kegiatan

jasmani yang intensif dalam rangka mamperoleh rekreasi, kemenangan dan

prestasi optimal”.

Menurut Cookley )1076:12) olahraga adalah satu aktivitas kompetitif

yang melembaga yang memerlukan kerja jasmani yang keras atau

menggunakan keterampilan jasmani yang relative kompleks dari individu,

Page 11: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

yang partisipasinya di motivasi oleh gabungan dari kepuasan interensik yang

terkait dalam aktivitas itu sendiri dan hadiah eksternal yang di peroleh dengan

berpartisipasi Dewan Internasional untuk pendidikan jasmani dan olahraga

dengan tegas menyatakan bahwa olahraga adalah bagian integral dan

pendidikan keseluruhan peserta didik, yang berarti kegiatan olahraga yang di

rancang dan di laksanakan di lembaga pendidikan harus berimplikasikan

pendidikan. Olahraga dapat di gunakan untuk mendapatkan nilai-nilai,

mengembangkan kepribadian dan prilaku yang baik, menguasai keterampilan,

memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani. Dalam pendidikan

olahraga adalah bermai, dan tujuan dari guru pendidikan jasmani adalah untuk

mencapai tujuan program. Tujuan peserta didik adalah berpartisipasi dalam

permainan dan memperoleh kegembiraan atau kesenengan.

Tujuan utama dari pendidikan olahraga di sekolah haruslah berkaitan

dengan pendidikan, bila olahraga adalah bagian kurikulum sekolah: dalam

kegiatan olahraga kesejahteraan dan keselamatan kerja lebih di utamakan dari

pada kemenangan atau gengsi sekolah. Olahraga di rencanakan dan di

selenggarakan oleh guru pendidikan jasmani dengan tujuan pendidikan yang

akan di capai bukan keberhasilan atau kemenangan. Bila kemenangan lebih

penting dari bermain maka bermain mungkin bernilai hanya dalam

kemenangan.

Ada beda antara olahraga yang dilakukan untuk hiburan atau

kesenangan dengan olahraga yang bertujuan komersial dan jenis atau tipe

olahraga yang di lakukan semata-mata untuk kegembiraan dalam

berpartisipasi.

Siedentop. Mand dan Taggart (1986:168) tiga orang pakar pendidikan

jasmani dan Amerika memberikan uraian yang cukup mendalam tentang

“pendidikan olahraga” satu istilah yang tidak asing lagi Di Indonesia bagi

Page 12: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

mereka yang mengajarkan pendidikan jasmani. Di Indonesia mata pelajaran

kegiatan jasmani di sekolah mempunyai bermacam-macam nama mulai dari

zaman penjajahan sampai sekarang, yaitu gimnastiek (Belanda), taiso

(Jepang), gerak badan, pendidikan jasmani, pendidikan olahraga dan

kesehatan dan pendidikan jasmani dan kesehatan. Menurut Siedentop dan

kawan-kawan tujuan dari pendidikan adalah untuk mendidik peserta didik

dalam berbagi macam jenis olahraga, yaitu mengajar menjadi pemain yang

sesungguhnya. Peserta didik tidak dapat belajar menjadi manusia olahraga

yang baik sekiranya mereka tidak ambil bagian dalam olahraga. Definisi

olahraga menurut mereka sesuai dengan definisi dan loy (1968) yaitu

terjadinya kompetisi yang tidak serius yang hasilnya di tentukan oleh

gabungan dari keterampilan, strategi dan keberuntungan. Olahraga berintikan

permainan dan merupakan bentuk permainan gerak yang di lembagakan.

Apakah karakteristik olahraga sebagai satu bentuk permainan gerak

yang dilembagakan dan bagaimana olahraga berbeda dengan cara kegiatan

jasmani dalam pendidikan jasmani disusun dan dilaksanakan? Pertama, di

Amarika bola basket, hoki, tenis dan cabang-cabang lainnya dimainkan dalam

musim tertentu. Cabang olahraga yang dilakukan dalam pendidikan jasmani

dalam unit-unit, dan unit tersebut sering tidak lama diajarkan. Dalam olahraga

permainan adalah anggota dari satu tim atau perkumpulan dan menjadi

anggota selama paling satu musim. Kedua, olahraga memerlukan satu

kompetensi formal dalam bentuk satu kejuaraan. Dalam olahraga permainan

biasanya mengetahui siapa lawan-lawannya dan urutan menghadapi lawan-

lawan itu. Dalam pendidikan jasmani ada juga kompetisi tetapi tidak teratur

dilaksanakan. Ketiga, dalam olahraga dikumpulkan dan nilai rata-rata, persen

tembakan bola, pukul rata-rata dan lain-lainnya. Dalam pendidikan jasmani

jarang sekali data dikumpulkan. Data atau keadaan tersebut memberikan

umpan balik untuk pemain atau tim.

Page 13: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Pendidikan olahraga berusaha untuk memasukkan karakteristik

tersebut kedalam program pendidikan jasmani. Tujuannya adalah

mengembangkan program olahraga untuk semua peserta didik dalam sekolah.

Pendidikan olahraga bukanlah olahraga antar sekolah (interscholastic).

Olahraga antar sekolah biasanya hanya bagi pemain yang baik, yang ingin

memperluas pengalamannya bertanding dengan pemain yang baik dari

sekolah lain. Pendidikan olahraga diperuntukkan bagi semua peserta didik dan

dilaksanakan dalam sekolah dan bukan antar sekolah.

Mengapa pendidikan jasmani bukan pendidikan olahraga

Secara tradisional pendidikan jasmani dipahami sebagai satu mata

pelajaran di sekolah, yang mempunyai banyak tujuan pendidikan yang ingin

dicapai melalui berbagai macam aktivitas jasmani. Walaupun banyak dan

aktivitas jasmani itu banyak berisikan aktivitas olahraga, tetapi pelaksaan

aktivitas itu tidak memiliki karakteristik yang memberikan makna kepada

olahraga. Dalam pendidikan jasmani peserta didik diberikan unit bola voli. Ia

diajar melakukan keterampilan seperti servis, umpan, operan, smash, blok dan

peserta didik sering bermain bola voli dalam satu unit itu. Bukankah bermain

bola voli yang dilakukan dalam unit pendidikan jasmani itu sama dengan

olahraga? Jarang sekali sama, karena peserta didik tida menjadi anggota tim

tetapi tidak ada musim, tidak ada kompetisi formal, tidak ada pertandingan

puncak, dan tidak dilakukan pencatatan. Keterlibatan dalam permainan yang

lebih lanjut bercirikan latihan, menerima peran yang diberikan (missal sebagai

penjaga gawang), meningkatkan kompleksitas dalam strategi dan unjuk kerja,

dan ambil bagian dalam ritual dan tradisi dari permainan. Ciri-ciri ini tidak

dijumpai dalam pendidikan jasmani. Tim olahraga menimbulkan hubungan

yang intim, dedikasi, sosialisasi, kemampuan dan tanggung jawab. Kualitas

ini sering tidak dijumpai dalam program pendidikan jasmani. Program

olahraga itu vital dan penuh makna bagi pesertanya. Program pendidikan

Page 14: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

jasmani sering dipandang tidak penting dan sepele oleh peserta didik yang

menjadi anggota satu tim atau perkumpulan.

Ilmu Olahraga

Dilingkungan pendidikan, terutama pendidikan tinggi, istilah “ilmu”

sering diucapkan dan sesuatu ilmu diajarkan. Lazimnya sebutan yang

digunakan adalah “ilmu pengetahuan” seperti misalnya pada nama Lembaga

Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS). Sekarang di Indonesia telah pula ditambahkan

istilah “sains” seperti umpanya dalam ungkapan “sains dan Teknologi”.

Walaupun sudah sering diucapkan dan didengar pembahasan tentang

ilmu itu sendiri tidak banyak dilakukan. Rupanya apa pengertian ilmu dengan

sendirinya dipahami tanpa memerlukan keterangan lebih lanjut. Namum

apabila harus memberikan perumusan yang tepat dan cermat mengenai

pengertian ilmu, barulah orang akan merasa bahwa hal itu tidaklah begitu

mudah. Hal itu sebetulnya sudah terlihat dalam penyebutan istilah “Ilmu

Pengetahuan” yang telah demikian lazim dalam masyarakat termasuk dunia

perguruan tinggi yang sesungguhnya merupakan sebutan yang kurang cepat

dan tidak cermat. Istilah ilmu pengetahuan terdiri dari dua perkataan yang

sama artinya “ilmu” saja tampa penambahan kata “pengetahuan”.

Ilmu olahraga berkembang pesat semenjak diadakan pertemuan

ilmiah mengenai olahraga yang diadakan bersamaan dengan penyelenggaraan

olimpiade musim panas yang dinamakan olimpic scientific congress. Kongres

ini buat pertama kalinya diselenggarakan di Tokyo tahun 1964. Dalam

pertemuan olimpic scientific congress yang diselenggarakan di Montreal

tahun 1976, ilmu olahraga dinamakan “exercise science” dan aspek-aspek

ilmu olahraga dikelompokkan oleh Haag (1984:44) sebagai berikut :

Page 15: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

1) Ilmu-ilmu biologi (biological science) yang terdiri dari (a) fisiologi

olahraga, (b) psikologi olahraga, (c) biomekanika olahraga dan (d)

konantropometri.

2) Ilmu-ilmu prilaku (behaviora science). Seperti (a) pedagogi olahraga, (b)

psikologi olahraga dan (c) sosiologi olahraga.

3) Humanitas, seperti (a) filsafat olahraga, (b) sejarah olahraga dan (c)

teologi olahraga.

4) Ilmu Management, seperti (a) management olahraga dan (b) infrastruktur

olahraga.

Pada olimpic science congress di Eugane, Oregon tahun 1984 sebagai

bagian kegiatan dari olimpiade di Los Angels, pengelompokkan ilmu-ilmu

olahraga adalah sebagai berikut:

1) Ilmu kealaman, seperti (a) biomedika olahraga, (b) kedokteran olahraga

dan (c) kinantropometri

2) Ilmu-ilmu prilaku, seperti (a) belajar gerak (motor learning), (b)

perkembangan gerak dan (c) psikologi olahraga

3) Ilmu sosio-budaya, seperti (a) sejarah olahraga, (b) padegogi olahraga, (c)

fisafat olahraga dan (d) sosiologi olahraga

Rupa-rupanya para pakar yang mengkaji berbagai subdisiplin olahraga

belum mempunyai kesepakatan tentang pengelompokan subdisiplin olahraga.

Tidak dijumpai pula subdisiplin yang bernama pendidikan olahraga atau

pendidikan jasmani tetapi yang di gunakan oleh panitia penyelenggara

padegogi olahraga.

Page 16: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Ilmu olahraga berkembang sangat pesat di negara maju sehingga dirasa

perlu untuk membantu satu organisasi internasional dari subdisiplin ilmu

olahraga. Organisasi internasional itu antara lain adalah:

1. FIMS : Fe`de`ration Internationale de Medicine Sportive (Federasi

Internasional Kedokteran Olahraga)

2. FIEP : Fe`de`ration Internationale d`Education Physique

(Federasi Internasional pendidikan jasmani)

3. ICHPER : International councilfor health, physical education and

recreation (dewan international untuk kesehatan,

pendidikan jasmani dan rekreasi)

4. ICSH : International communittee for sport history

(komite international untuk sejarah olahraga)

5. ICSP : International communittee for sport pedagogy

(komite internasional untuk pedagogi olahraga)

6. ICSSPE : International committee for sport science and physion

education(komite internasional untuk ilmu olahraga

pendidikan jasmani)

7. ICSS : International committee for sosiology of sport

(komite international untuk sosiologi olahraga)

8. ISAK : International society of advancement of kinanthopomen

(lembaga memajukan kinantropometri internasional)

Page 17: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

9. ISB : International siciety of biomecanics (lembaga biomekanika

internasional)

10. ISSP : International society of sport psychology (lembaga

psikologi olahraga internasional)

Subdisiplin ilmu-ilmu olahraga yang mungkin telah berkembang di

indonesia adalah psikologi olahraga, kedokteran olahraga, dan pendidikan

olahraga atau padegogi olahraga sedangkan sub disiplin lainnya belum ada

pakar yang mengkaji atau mengembangkannya. Indonesia pada tahun 1973

telah pernah menyelenggarakan kongres picha ICHPER di Bali dan kongres

FIEP dijakarta tahun 1985.

C. Tujuan Pendidikan Jasmani

1. Tujuan Pendidikan

Sebagaimana telah diuraikan diatas pendidikan jasmani merupakan

bagian intergral dari pendidikan, maka tujuan pendidikan jasmani harus sesuai

dengan tujuan pendidikan menurut undang-undang Republik Indonesia

Nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, bab II pasal 4

“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan

bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, keperibadian

yang mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam

undang-undang no 2 tahun 1989 tidak ada satu pasalpun yang menjelaskan

tentang pendidikan jasmani. Dalam undang-undang no. 4 tahun 1950 tentang

dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah terdapat bab IV pasal 9

tentang pendidikan jasmani, yang berbunyi: “pendidikan jasmani yang menuju

Page 18: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

kepada keselarasan antara tumbuhnya badan dan perkembangan jiwa, dan

merupakan suatu usaha untuk membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa

yang sehat dan kuat lahir dan batin, diberikan kepada segala jenis sekolah”

pasal ini menjelaskan bahwa dalam rangka mendidik anak seutuhnya yang

dilaksanakan di sekolah pendidikan harus meliputi kesatuan jasmani dan

rohani. Pertumbuhan jiwa dan raga harus mendapat tuntunan menuju kearah

keselarasan untuk menghindari pendidikan yang hanya mengarah kepada

intelektualisme. Pendidikan jasmani merupakan usaha untuk menjadikan

bangsa indonesia sehat dan kuat lahir batin. Jadi ia dapat memelihara dan

meningkatkan kesehatan badan baik dalam arti preventif atau pencegahan dan

korektif. Walaupun undang-undangnya sudah ada, belumlahberarti bahwa

pendidikan jasmani telah dilaksanakan sebagaimana mestinya di semua

tingkat pendidikan. Banyak kendala yang menyebabkannya seperti fasilitas

dan peralatan olahraga yang amat terbatas dalam jumlah dan jenisnya dan juga

faktor guru pendidikan jasmani yang belum memadai dalam jumlah dan

mutunya. Kendala ini sampai sekarang pun belum dapat di atasi oleh

pemerintah maupun swasta yang menyelenggarakan pendidikan. Pelajaran

pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran wajib di sekolah dalam usaha

mendidik anak seutuhnya.

Tujuan pendidikan maupun pendidikan jasmani yang dirumuskan

dalam undang-undang, sifatnya umum sekali. Untuk dapat mencapai tujuan

umum atau tujuan ideal atau tujuan jauh itu perlu ada penahapan usaha yang

dirancang dan dilaksanakan. Dengan kata lain perlu ada tujuan yang sifatnya

tidak begitu jauh dan yang dekat atau khusus.

Tujuan pendidikan dapat digolongkan dalam 3 ranah atau pemain

yaitu: ranah kognitif, ranah efektif, dan ranah psikomotor (Bloong, 1956:73

dan Krathwohl, 1964:32). Ranah kognitif mencakup tujuan yang

menitikberatkan pada hasil intelektual seperti pengetahuan, pemahaman dan

Page 19: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

keterampilan berpikir. Ranah efektif mencakup tujuan yang menitikberatkan

pada perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan metode

penyesuaian. Ranah psikomotor berisikan tujuan yang tekanannya pada

keterampilan gerak seperti menulis, mengtik, dan menjalankan mesin.

2. Tujuan pendidikan jasmani

Para pakar pendidikan jasmani di Amerika berpendapat bahwa untuk

bidang pendidikan jasmani perlu ditambah dengan satu ranah lagi yaitu ranah

jasmani (Annarino dkk, 1980:65). Ranah ini berisikan tujuan berfungsinya

dengan baik sistem tubuh sehingga individu dapat secara baik menghadapi

tuntunan lingkungan terhadap dirinya umpanya tujuan meningkatkan daya

tahan, kekuatan dan kelentukan. Ranah psikomotor menekankan pada

pengintegrasian secara harmonis antara sistem syaraf dan otot-otot untuk

menghasilkan gerak yang diinginkan seperti gerak melemparkan bola.

Sebelum membicarakan tentang tujuan dari pendidikan jasmani yang

dirumuskan oleh para pakar pendidikan jasmani perlu dilanjutkan pertanyaan

mengapa tujuan itu diperlukan dan dipahami dengan baik oleh para pendidik

pada umumnya dan guru pendidikan jasmani pada khususnya.

Beberapa alasan mengapa diperlukan tujuan yang jelas adalah sebagai

berikut:

1. Pemahaman tentang tujuan akan dapat membantu guru pendidikan jasmani

mengetahui lebih baik apa yang ingin dicapai. Tujuan dapat dijadikan

pedoman oleh guru pendidikan jasmani dalam merancang dan

melaksankan program pendidikan jasmani yang bermanfaat dan bermakna

bagi para siswa.

2. Pemahaman tentang tujuan akan dapat membantu guru pendidikan jasmani

mengetahui lebih baik nilai pendidikan jasmani dalam pendidikan. Tujuan

Page 20: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

pendidikan jasmani harus serasi dengan tujuan pendidikan karena

pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan

keseluruhannya.

3. Pemahaman tentang tujuan akan dapat membantu guru pendidikan jasmani

mengambil keputusan yang baik bila ada masalah yang timbul. Dalam

tugas melaksanakan kegiatan jasmani yang telah dirancang dengan hati-

hati bagi siswa kadang kala timbul masalah, umpamanya apakah siswa

yang sudah sangat terampil bermain voli sebaiknya dibebaskan dari

pelajaran bermain voli. Dengan memahami secara baik tujuan pendidikan

jasmani guru dapat mengambil keputusan yang tepat.

4. Pemahaman tujuan dengan baik akan dapat membantu guru pendidikan

jasmani memberikan penjelasan tentang pendidikan jasmani pada teman

sejawat pendidik lainnya dan juga kepada orang lain, yang mungkin

kurang mengetahui atau mempunyai sikap yang kurang baik terhadap

pendidikan jasmani.

5. Pemahaman tentang tujuan akan dapat membantu guru pendidikan jasmani

mengetahui dan menghargai hasil akhir yang diharapkan dari proses

belajar mengajar. Perubahan prilaku yang diharapkan harus erat kaitannya

dengan tujuan pendidikan jasmani. Ia harus dapat

mempertanggungjawabkan perubahan prilaku yang terjadi pada siswa

setelah mendapatkan pelajaran pendidikan jasmani.

Apakah tujuan pendidikan jasmani? Bila dipelajari tujuan-tujuan yang

telah dikemukakan oleh para pakar pendidikan jasmani di Amerika dapat

disimpulkan bahwa lebih banyak kesamaan daripada perbedaan. Dalam satu

disertasi dokter Standford University tahun 1947, Agnes Stoodley

menganalisis tujuan pendidikan jasmani yang dijumpai dalam literatur

pendidikan jasmani. Tujuan-tujuan pendidikan itu diklasifikasikannya dalam

Page 21: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

lima aspek, yaitu (1) perkembangan kesehatan, jasmani atau organ-organ

tubuh, (2) perkembangan mental emosional, (3) perkembangan

neuro_muskular, (4) perkembangan sosial dan (5) perkembangan intelektual

Bucher, (1987:45).

Menurut Barrow (1977:25) mungkin rumusan tujuan pendidikan

jasmani dari Bookwalter adalah yang paling mencakup, yaitu: tujuan ideal

pendidikan jasmani adalah perkembangan optimal dari individu yang utuh dan

berkemampuan menyesuaikan diri secara jasmaniah, sosial dan mental melalui

pelajaran yang terpimpin dan partisipasi dalam olahraga yang dipilih, senam

irama dan senam yang dilaksanakan sesuai dengan standar sosial dan

kesehatan. Bookwalter mengilustrasikan tujuan pendidikan jasmani dalam

suatu bentuk gambar, yang dapat dipelajari pada gambar 1. Pada gambar itu

dengan jelas dapat dipelajari pada sebelah kiri, jenjang dari tujuan yang jauh

atau ideal ke yang sangat khusus. Gambar itu menggambarkan pula hubungan

horizontal atau vertikal dari tiap tingkat dan juga hubungan dalam dan antar

tingkat (Barrow, 1977:32).

Jesse Feiring (1964:331) seorang pakar pendidikan yang terkemuka di

Amerika membuat pula satu gambar, seperti dapat dilihat pada gambar 2, yang

menunjukkan hubungan antara tiga macam tujuan dengan tujuan ideal dari

pendidikan jasmani dengan hasil akhirnya, yaitu individu yang berpendidikan

jasmani (a physically educated individual).

Adapun tiga macam tujuan itu adalah tujuan teknis, terkait dan ikutan

(komitmen). Contoh dari tujuan teknis adalah dapat menendang bola ke

sasaran tertentu. Untuk dapat melakukannya ia harus beralih menendang dan

mempunyai pengetahuan tentang mekanika menendang bola. Tujuan terkait

adalah memahami mekanika menendang. Tujuan ikutan adalah yang berkenan

dengan apresiasi dan sikap. Jadi untuk menguasai keterampilan menendang

Page 22: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

bola ke sasaran tertentu selain ia harus memiliki kemampuan teknis, ia juga

harus memahami mekanika menendang dan memiliki sikap yang positif

terhadap usaha penguasaan keterampilan menendang bola.

Sebagaimana telah dikemukakan di atas hasil akhir yang ingin dicapai

dengan pelajaran pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah adalah

individu yang berpendidikan jasmani. Apakah atribut dari individu yang

berpendidikan jasmani itu? Konferensi nasional tentang kesegaran jasmani

siswa Sekolah Menengah (National Conference on Finess of Secondary

School Youth) di Amerika dalam laporan dengan judul “pemuda dan

kesegaran jasmani” (youth and Finess) memberikan daftar atribut dari individu

yang berpendidikan jasmani, seperti berikut (AAHPER, 1959:28).

Sikap

1. Berkeinginan besar untuk sehat.

2. Membutuhkan melakukan kegiatan jasmani tiap hari untuk memelihara

kesegaran jasmani.

3. Menyadari nilai prosedur keselamatan dalam dan di atas air.

4. Mengapresiasi kekuatan sendiri dan keterbatasannya.

5. Menerima konsep peran sebagai anggota tim.

6. Sikap positif dan tindakan yang aman dalam melakukan kegiatan jasmani

7. Memelihara hubungan yang sehat dalam kelompok dan menghargai hak

orang lain.

8. Menghargai nilai sportivitas dan mengaplikasikan secara penuh dalam

kehidupan.

9. Berkeinginan untuk mencapai tingkat keterampilan yang tinggi dalam

aktivitas jasmani dan menyenangi partisipasi.

Page 23: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Untuk memberi pimpinan yang terampil dan fasilitas yang memadai yang akan memberikan kemungkinan bagi individu atau kelompok untuk berbuat dalam situasi yang sehat bagi jasmani, yang merangsang dan memberi kepuasan bagi mental dan secara sosial menyenangkan

Tujuan, teknis dalam keterampilan, kekuatan, daya tahan dan daya organik

Tujuan, teknis dalam keterampilan, kekuatan, daya tahan dan daya organik

Tujuan, teknis dalam keterampilan, kekuatan, daya tahan dan daya organik

Aktifitas berkemah, jalan, berburu, memancing, cari jejak

Keterampilan dasar lari, lompat, lempar, angkat, gantung, panjat

Senam Tari permainanPendidikan jasmani adaptif

Beban Kurikuler

Perkembangan sistem dalam alat tubuh

Perkembangan sistem dalam alat tubuh

Perkembangan sistem dalam alat tubuh

Perkembangan sistem dalam alat tubuh

Hasil bagi individu

Individu yang berpendidikan

Page 24: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Tujuan pendidikan jasmani adalah perkembangan optimum secara jasmaniah, mental dan sosial dari individu yang utuh dan pandai menyesuaikan diri melalui pelajaran yang terarah dan partisipasi dalam olahraga yang dipilih aktivitas ritmis dan senam yang dilaksanakan sesuai dengan standar sosial

kesehatan Memanfaatkan dengan baik waktu senggang

Sifat etis

Perkembangan organik

Perkembangan neurom skuler

Perkembangan penalaran

Perkembangan emosi

Kontrol kondisi perubahan

jasmani

Kontrol tetap kebiasaan dan keterampilan

Kontrol adaptif pengetahuan,

perkembangan & pengetahuan

Kontrol pola apresiasi, sikap

cita-cita

(kesegaran jasmani)

Kebiasaan berolahraga & keterampilan

(pemahaman olahraga)

(sportifitas)

Nutrisi yang lebih baik daya tahan kekuatan, otot, berat badan normal kondisi kardio vaskuler

Berenang, kemampuan dalam keterampilan dasar , kemampuan-kemampuan menari

Pengetahuan tentang sportifitas pengetahuan tentang strategi dalam bermain pengetahuan tentang peraturan sekolah

Tujuan terhadap teman bermain

Tujuan terhadap sejawat

Minat terhadap olahraga

Page 25: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Pengetahuan

1. Mengetahui makna sikap tubuh yang baik dan bagaiman hubungan

sikap tubuh itu dengan kesehatan

2. Mengetahui fungsi tubuh yang baik dan menerima tanggung jawab

untuk memelihara kesegaran jasmani

3. Memahami makna dan pentingnya kesegaran jasmani dan

mengetahui bagaimana memelihara dan meningkatkan kesegaran

jasmani sepanjang hidup

4. Memahami peraturan, strategi, latar belakang dan nilai olahraga

dan aktivitas jasmani lainnya

5. Mengetahui cara memilih dan memelihara peralatan olahraga baik

milik sekolah maupun milik pribadi

6. Memahami dan mengahargai peran pendidikan jasmani dalam

pendidikan keseluruhan

7. Mengetahui mekanika daari berbagai macam keterampilan dalam

olahraga

8. Mengetahui arti penting dan kesegaran jasmani bagi keberhasilan

kegiatan akademik

9. Memahami kapasitas jasmani sendiri dan keterbatasannya

10. Memiliki pengetahuan untuk menjadi penonton olahraga yang

baik dan mempunyai pengetahuan tentang olahraga dan di tonton

11. Mengetahui peraturan bagi keselamatan di air (berenang,

menolong, respirasi artifisial, dan lain-lain).

Page 26: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Keterampilan

1. Kemampuan untuk membuat sikap tubuh yang baik dan

memeliharanya dalam duduk, berdiri dan berenang

2. Meningkatkan keterampilan palimg kurang empat cabang olahraga

beregu, sehingga dapat menikmati bila berpartisipasi

3. Memiliki kemampuan berenang yang memadai sehingga tidak

takut dalam air

4. Meningkatkan keterampilan paling kurang dalam empat cabang

olahraga perorangan, sehingga dapat memberikan kegembiraan

bila berpartisipasi

5. Meningkatkan keterampilan dalam olahraga beladiri, sehingga

dapat memperoleh kegembiraan bila berpartisipasi

6. Kemampuan untuk menggunakan keterampilan dasar (lari, lempar,

lompat, angkat, dan lain-lain)

7. Memiliki kebiasaan yang baik dalam kebersihan dan penampilan

pribadi serta mengindahkan unsur keselamatan dalam semua

aktivitas jasmani

Daftar atribut dari siswa yang berpendidikan jasmani itu tentu tidak

semuanya berlaku bagi murid sekolah dasar karena tingkat pertumbuhan dan

perkembangan jasmani tidak sama dengan siswa SMA. Demikian pula jenis

aktivitas jasmani yang di peruntukkan bagi murid SD akan perbedaannya.

Mungkin sangat menarik bila ditanyakan kepada murid SD. Pelajaran

SMP dan SMA apapun tujuan dari pembelajaran pendidikan jasmani yang di

berikan kepada mereka. Untuk memperoleh jawaban perlu di adakan survei

Page 27: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

dan hal ini telah di lakukan oleh Bucher. Pertanyaan yang di ajukan oleh

Bucher kepada kira-kira 2500 orang peserta didik yang terdiri dari murid SD,

siswa sekolah menengah dan mahasiswa adalah: (1) apa yang ingin anda

peroleh dari pelajaran pendidikan jasmani. (2) apa yang seharusnya yang anda

peroleh dari program pendidikan jasmani? Ringkasan dari penemuan survei

itu adalah seperti di kemukakan dalam uraian di bawah ini:

1. Di sekolah dasar (kelas 1 s.d 3). Murid-murd memandang program

jasmani sebagai tempat untuk berlari, memperoleh kegembiraan dan

mempelajari permainan. Mereka juga menginginkan latihan sehingga

mereka dapat tumbuhan dan menjadi kuat. Sebagian dari mereka

menyatakan hasrat untuk belajar untuk menjadi atlit dan ingin bermain

dalam tim. Mereka yang koordinasinya kurang berharap dapat

memperbaiki jasmani sehingga mereka dapat bermain dengan teman-

teman lain.

2. Di sekolah dasar (kelas 4 s.d 6) murid menyatakan bahwa program

pendidikan jasmani harus memberikan kemungkinan untuk bergembira

dan mempelajari keterampilan. Mereka juga menyatakan kebutuhan untuk

berlatih untuk meningkatkan kesegaaran jasmani. Pada umumnya mereka

memandang peajaran pendidikan jasmani sebagai satu tempat

memperoleh teman baru. Mereka juga menekankan bahwa program

pendidikan jasmani memberikan kesempatan untuk menunjukkan

kebolehan dan mengendorkan ketegangan.

3. Di sekolah menengah pertama, siswa menyatakan bahwa pendidikan

jasmani harus berkenan dengan perbaikan kesegaran jasmani dan

kesehatan. Mereka menyatakan ingin mempelajari keterampilan baru dan

bemacam olahraga. Meraka juga menyatakan bahwa pendidikan jasmani

harus lebih berbuat banyak dari pada hanya mengembangkan tubuh, ia

Page 28: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

harus juga mengembangkan pikiran dan juga mempersiapkan siswa

untukpekerjaan di masa akan datang. Siswa memandang pendidikan

jasmani sebagai tempat belajar fairplay dan sportivitas. Mereka juga

menekankan bahwa mereka ingin mempelajari aktivitas yang nanti di

perlukan dalam waktu senggang. Sebagian besar dari mereka menyatakan

keinginan bermain dalam satu tim.

4. Di sekolah menengah atas. Mereka menekankan bahwa kegiatan jasmani

penting, karena ia dapat memperbaiki tingkat kesegaran jasmani

kesehatan. Mereka menyatakan bahwa mereka ingin mempelajari banyak

keterampilan yang di perlukan dalam berbagai cabang olahraga. Mereka

juga ingin berpartisipasi dalam aktivitas yang akan bermanfaat bagi

mereka dalam penggunaan waktu senggang. Siswa sekolah menengah ini

memandang kelas pendidikan jasmani sebagai suatu tempat untuk belajar

menghargai teman lain. Mereka juga menyatakan bahwa program

pendidikan jasmani memeberikan mereka suatu perubahan irama dari

pelajaran akademik.

5. Di perguruan tinggi. Mahasiswa menekankan pentingnya pendidikan

jasmani dalam peerkembangan neuromuskuler dan efisiensi

kardiovaskuler. Mereka menyatakan bahwa pendidikan jasmani

memberikan rangsangan mental dan kesempatan sosiologis dengan orang

lain. Mereka juga menyatakan bahwa pendidikan jasmani memberi

kesempatan bagi mental untuk refleks dari kegiatan akademik dan

memperkenalakan kepada mereka berbagai aktivitas yang terbukti

berguna dalam pemanfaatan waktu senggang. Mahasiswa memandang

pendidikan jasmani sebagai sumbangan bagi perkembangan

mentaljasmani, sosial dan psikologis (Bucher, 1983:50-51).

Page 29: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Suatu penelitian lain yang di lakukan oleh Soudan dan Everett

(1981:16) terhadap 909 orang mahasiswa florida state universiti yang terdiri

dari 430 orang pria dan 479 wanita dengan tujuan untuk mengetahui tujuan-

tujuan pendidikan jasmani manakah yang di anggap mereka penting dan mana

yang tidak penting . kepada mahasiswa di berikan 24 tujuan pendidikan

jasmani sebagai berikut:

1. Mengembangkan kemampuan ornag yang memadai untuk melakukan

kegiatan sehari-hari dengan terampil dan mudah

2. Memperoleh kesenangan atau kegembiraan

3. Memperoleh teman baru

4. Memperoleh latihan yang teratur

5. Memperbaiki kepercayaan diri

6. Mencegah, memperbaiki dan mengetahui kelemahan atau cacat jasmani

7. Memahami orang lain

8. Membentuk kebiasaan menggunakan sebagian waktu untuk melakukan

kegiatan jasmani yang menyenangkan

9. Memelihara kesehatan dan kondisi jasmani yang baik

10. Memperoleh sukses

11. Memiliki kemampuan bergerak secara bebas dan terkontrol

12. Memberikan persiapan vokasional

13. Memahami asas mekanika gerak dan pengaruh latihan terhadap tubuh

14. Mengembangkan kualitas mental yang positif

Page 30: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

15. Mengembangkan keterampilan dalam bebagai cabang olahraga

16. Mempelajari aktivitas yang dapat dilakukan atau di lanjutkan di luar

sekolah

17. Mengembangkan kemampuan bergaul dan kerja sama

18. Mengembangkan emosi yang stabil

19. Mengembangkan realitas diri

20. Memelihara berat badan

21. Mengembangkan memelihara fungsi jasmani yang baik

22. Mengembangkan sportifitas

23. Memelihara efisiensi psikologis pada tingkat optimal

24. Mengembangkan kemampuan memimpin

Tujuan pendidikan jasmani yang jumlahnya 24 itu di peroleh dari para

mahasiswa yang di gunakan dalam penelitian. Penelitian meminta pada para

mahasiswa yang di survei untuk menentukan tingkat pentingnya tujuan

dengan skala: 5-sangat penting; 4-penting; 3-agak penting; 2-kurang penting;

dan tidak penting.

Dengan memperhatikan tabel 1 dapat di kemukakan bahwa bagi

mahasiswa tujuan “memperoleh kesenangan/kegembiraan” menduduki

peringkat 3, bagi mahasiswa tujuan tersebut menduduki peringkat 5, rupa-

rupanya bagi mahasiswi tujuan itu lebih penting dari pada bagi mahasiswa.

Demikian pula “tujuan memperbaiki percaya diri” lebih penting dari pada

mahasiswa.

Page 31: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Tabel 1. Pengertian tujuan pendidikan jasmani menurut pentingnya bagi mahasiswa

dan mahasiswi

Tujuan Mahasiswa Mahasiswi

Memelihara kesehatan dan kondisi jasmani yang baik

Memperoleh latihan yang teratur

Memperoleh kesengan/kegembiraan

Memperoleh percaya diri

Membenuk kebiasaan menggunakan sebagian waktu untuk aktivitas yang menyenangkan

Mencegah, mengetahui dan mengoreksi kelemahan atau cacat jasmani

1

2

3

4

5

6

2

5

3

6

4

Dengan demikian pula tujuan “memperbaiki percaya diri” lebih

penting dari pada bagi mahasiswa

Tabel 2. Peringkat tujuan pendidikan jasmani menurut tidak pentingnya bagi

mahasiswa dan mahasiswi

Tujuan Mahasiswa Mahasiswi

Memperoleh sukses

Mengembangkan kemampuan memimpin

Mengembangkan keterampilan dalam bebagai cabang olahraga

Memahami asas mekanika gerak dan pengaruh latihan trhadap tubuh

Memberi persiapan vokasional

20

21

22

23

24

20

21

24

22

23

Page 32: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Dari tabel 2 diketahui bagi mahasiswa tujuan “memberi persiapan

vokasional” merupakan peringkat terendah yaitu 24. Bagi mahasiswa

peringkat terendah adalah tujuan “mengembangkan keterampilan dalam

berbagai cabang olahraga. Rupanya bagi mahasiswi mengikuti berbagai

kegiatan dalam pelajaran pendidikan jasmani bukanlah untuk terampil dalam

berbagai cabang olahraga, tetapi untuk tujuan yang dianggap lebih penting

bagi mereka. Seperti dapat diketahui dalam tabel 1.

Bila penelitian yang sama dilakukan terhadap mahasiswa di Indonesia

mungkin akan diperoleh urutan peringkat yang agak berbeda disebabkan

pengaruh kondisi dan lingkungan dan apresiasi terhadap pendidikan jasmani.

D. Perkembangan Konsep dan Istilah Pendidikan Jasmani

1. Perkembangan Konsep dan Istilah

Dalam uraian mengenai arti atau makna pendidikan jasmani telah

dikemukakan bahwa tersimpul dalam maknanya suatu pendidikan baik

jasmani maupun melalui rohani. Bila dipelajari pula berbagai macam tujuan

dekat pendidikan jasmani maupun hasil akhir dari pendidikan jasmani yaitu

individu yang berpendidikan jasmani, pemakaian istilah pendidikan jasmani

ini tidaklah tepat karena yang didik bukan hanya jasmani tetapi beserta didik

sutuhnya, yang terdiri dari pendidikan jasmani dan rohani atau jiwa dan raga,

suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan. Apakah

nama pendidikan jasmani itu perlu diganti. Para pakar pendidikan jasmani di

Amerika berbeda pendapat tentang perlu atau tidak diadakannya pendidikan

jasmani. Perbedaan tentang penggantian nama telah berjalan selama 20 tahun

dan tahun-tahun belakang ini dalam perguruan tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan jasmani mengalami perubahan yang cepat. Hal ini dapat diketahui

bila dipelajari “Physical Education Gold Book 1987”. Dari hampir 500

institusi yang didaftar hampir 10% telah menggunakan nama lain bukan lagi

Page 33: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

pendidikan jasmani (Janz dkk, 1989:85). Militer dan Mc Donald (1981) telah

mensurvei 12 olahraga pendidikan tinggi dan dijumpai 52 program yang

berkaitan dan pendidikan jasmani. Hanya 7 dari 52 program yang menamakan

program itu pendidikan jasmani. Menurut Lucas (1986, june:8) pada tahun

inilah pendidikan jasmani akan lenyap dari pendidikan tinggi.

Menurut dia ini bukan berarti bahwa pendidikan jasmani telah mati.

Profesi yang mengadopsi nama baru dan demikian pula mamfaat serta

terminologinya dengan makasud untuk mengatasi kekeliruan atau salah

paham dari makna istilah pendidikan jasmani.

Janz dengan tiga orang temannya (1989, May atau June:86-89) telah

melakukan penelitian tentang perubahan nama pendidikan jasmani

kepermainan. Mereka memberikan kuisioner kepada 680 lembaga pendidikan

tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan jasmani. Hanya 377

lembaga yang mengembalikan kuisioner. Mereka menemukan terjadinya

perubahan yang lambat pada tahun 1976 dan 1985 dan setelah itu terjadi

perubahan yang cepat antara tahun 1985 dan 1988. Sepertiga dari lembaga

yang diteliti telah mengganti nama pendidikan jasmani dengan kinesiologi,

gerak kerja manusia (human, performance), studi olahraga atau gerak dan

ilmu olahraga yang banyak dijumpai. Ditemukan pula faktor penyebab

perubahan diadakan adalah sebagai berikut, disusun menurut perangkat :

1) Lembaga tempat menjelaskan bidang spesialisnya.

2) Mencerminkan prioritas kurikuler yang berlaku sekarang.

3) Meningkatkan prestise.

4) Meningkatkan citra dalam masyarakat akademik.

Page 34: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Lembaga yang tidak mengubah nama mengemukakan faktor-faktor

berikut yang disusun menurut frekuensi, sebagai dasar pemikiran.

1. Dengan tepat menjelaskan unit spesialisasi.

2. Mudah dikenal dalam peraturan atau undang-undang.

3. Tradisi.

4. Menghindari perpecahan dalam profesi.

Penemuan lain adalah bahwa 27% dari lembaga yang tetap

menggunakan programnya pendidikan jasmani mennyatakan sedang di

pertimbangkan untuk mengganti nama.

Dewan pendidikan jasmani di Institut dan Universitas (College and

University physical Education Council atau CUPEC) pada tahun 1988

terlaksanakan salah satu proyeknya dengan maksud meningkatkan komunikasi

tentang “perdebatan nama” dalam pendidikan jasmani. Sebagai pemulaan dari

proyek itu akan dipresentsikan alasan atau argumen dari empat nama baru dari

departemen atau jurusan pendidikan jasmani, yaitu ilmu gerak, kinesiologi,

ilmu latihan dan ilmu latihan olahraga. Sebagai contoh apa alasan mengganti

nama jurusan pendidikan jasmani menjadi jurusan kinesiologi di Illinois

University di Urbana-Champaign di kemukakan oleh Newell, ketua jurusan

kinestologi. Pada ahir uraian yang dikemukakannya dalam pertemuan ilmiah

itu ia mengatakan bahwa untuk memperomosikan studi tentang aktivitas

jasmani dalam lingkungan akademi diperlukan nama yang representatif yang

berlandaskan luas dan mental. Nama yang terbaik untuk studi aktivitas

jasmani itu adalah kinesiolog, karena :

1) Ia representatif untuk keseluruhan bidang.

2) Ia kedengaran atau berbunyi akademik.

Page 35: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

3) Ia singkat dan jelas.

4) Ia netral terhadap banyak katagori khusus yang ada dalam aktivitas.

5) Ia sudah estabilish atau ada sebagai nama jurusan di sejumlah perguruan

tinggi yang terkemuka (Newell, 1989:70).

2. Pendidikan Jasmani Sebagai Satu Disiplin Ilmu

Kalau diartikan istilah pendidikan jasmani yang sekarang telah ada

yang menggantikannya dengan ilmu latihan atau ilmu olahraga atau ilmu

gerak/kinesiologi dapatkah disi,pulkan bahwa pendidikan jasmani itu satu

disiplin ilmu? Atau apakah pendidikan jasmani itu satu profesi atau kedua-

duanya? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut perlu dikaji terlebih

dahuku apa yang dimaksud dengan disiplin ilmu dan apa pula dengan profesi.

Menurut Fross (1975:38) satu disiplin adalah satu cabang pengetahuan

yang diteliti dan diajarkan semata-mata untuk lebih banyak mengetahuinya. Ia

terdiri dari fakta, asas dan teori yang telah diakui kebenaranya dan telah

didukung oleh banyak bukti. Pengetahuan hanya untuk diketahui adalah

tujuan dari disiplin. Bagi mereka yang berkecimpung dalam disiplin aplikasi

praktis dari pengetahuan itu menjadi nomor dua penting.

Profesi menurut Fross adalah suatu pekerjaan yang mensyaratkan

pengetahuan khusus, pendidikan khusus yang intensif dan relatif lama, satu

filosofi komitmen dan pelayanan dan standar perilaku serta pencapaian yang

tinggi. Pendidikan profesional beriktiar mempersiapkan individu yang

kompeten dalam keterampilan profesinya melalui media kurikulum dan ia

memiliki kesungguhan untuk belajar terus, dan lebih menekankan pelaksanaan

yang dapat diberikan daripada imbalan materi yang diterima dari pekerjaan

yang diterima.

Page 36: Dasar-dasar Pendidkan Jasmanil

Menurut Snyder (1954:282) ciri dari satu profesi adalah :

1) Berlandaskan pada satu kumpulan asas yang telah dibuktikan secara

ilmiah.

2) Memerlukan waktu pendidikan yang lama, baik pendidikan umum

maupun khusus dari lembaga pendidikan tinggi yang berakreditasi yang

memberikan gelar akademik dan profesional.

3) Praktek profesi diatur oleh negara dalam bentuk lisensi atau izin praktek.

4) Perilaku anggotanya di kontrol oleh ikatan atau asosiasi profesi dan oleh

kode etik profesi.

5) Tujuan profesi berada diatas kesengang pribadi dan tingkat aspirasi.

6) Amggota profesi berbagi dengan orang lain mengenai hasil penelitian dan

pengalaman.

7) Berpedoman pada asas pelayanan bagi kemanusian.

8) Sukses berkesinambungan tergantung pada studi yang tanpa henti,

percobaan dan usaha keras dalam kegiatan ilmiah.

Bila ciri profesi diatas diaplikasikan pada pekerjaan guru sudah dapat

dikatakan satu profesi. Di Indonesia guru telah tergabung dalam Persatuan

Guru Republik Indonesia (PGRI) dan ini telah memiliki kode etik, yaitu kode

etik guru. Selain daripada itu guru harus memiliki akta mengajar bila ingin

mengajar. Yang dimaksud dengan guru adalah guru yang mengajar program

studi apapun dan dari tingkat pendidikan apapun. Jadi dapat dikatakan bahwa

pendidikan jasmani adalah satu profesi.