Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

25
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Makalah ( Tugas Akhir Kuliah Pengganti Ujian Bagian II ) Mata Kuliah APLIKASI KOMPUTER DAN INTERNET Dosen Pengampu : Prof. Dr. BUDI MURTIYASA O l e h : Nama : LILIK KUSTEJO

description

 

Transcript of Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

Page 1: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM RANGKA

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Makalah( Tugas Akhir Kuliah Pengganti Ujian Bagian II )

Mata KuliahAPLIKASI KOMPUTER DAN INTERNET

Dosen Pengampu :Prof. Dr. BUDI MURTIYASA

O l e h :

Nama : LILIK KUSTEJON I M : Q. 100 080 390Kelas (Angkatan) : E ( 2009)Semester : III

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTAFAK. PASCA SARJANA PRODI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKANJalan. Ahmad Yani, Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57102, Telp. 0271-717417

SURAKARTA, 2010

Page 2: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BERBASIS

TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM RANGKA

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

( Oleh : LILIK KUSTEJO / Q 100 080 390 )

I. Pendahuluan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) khususnya internet berkembang

sedemikian pesatnya serta memberikan dampak terhadap berbagai sendi kehidupan

manusia. Internet mampu membawa kita pada era globalisasi, suatu era dimana sekat-

sekat geografis suatu wilayah, atau negara menjadi terhilangkan. Tidak hanya sekat

geografis, sekat waktu-pun terhilangkan oleh Internet. Dimana dan kapanpun kita dapat

bekerja, berkomunikasi, berinteraksi, menciptakan dan menyebarkan data, informasi, dan

pengetahuan dengan sangat cepat dan akurat, ke berbagai belahan dunia, asal terhubung

dengan internet.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi kini telah mengubah cara

pandang dan bertindak masyarakat dalam menghabiskan waktu untuk bekerja dan

mengatasi segala permasalahannya. Muncul paradigma baru dalam masyarakat yang

mengekspresikan perubahan baru dalam aktifitas kehidupan masyarakat sebagai dampak

dari kemajuan TI. Pada sistem perdagangan dan ekonomi kini muncul e-commerce, e-

business, e-trading, dan e-shop. Pada sistem pemerintahan muncul e-government, yang

kemudian memunculkan bentuk-bentuk baru dalam penyelenggaraan dan pelayanan

pemerintahan, seperti: e-administration, e-society, e-health, e-citizen, e-services, e-

demokrasi, dan e-tendering atau e-procurement. Pada sistem surat-menyurat muncul e-

mail. Bentuk-bentuk perubahan di atas pada dasarnya merubah aktifitas masyarakat

dalam dunia nyata ke dalam aktifitas dunia maya (aktifitas dalam dunia internet). Banyak

lagi bentuk perubahan lainnya terjadi dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat yang

dibawa oleh kemajuan TI, tidak terkecuali, dalam dunia pendidikan.

Dampak kemajuan TIK dalam dunia pendidikan sangatlah luar biasa. Berbagai

model pembelajaran dengan memanfaatkan komputer seperti: e-learning (electronic

Page 3: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

learning), Computer Assisted Instruction (CAI), Computer Based Instruction (CBI), dan

e-teaching (electronic teaching) sangat mungkin menghandle perkembangan dunia

pendidikan. Model pembelajaran tersebut memungkinkan guru dan peserta didik mencari

bahan pembelajaran sendiri langsung dari situs-situs di internet melalui komputer sebagai

sarana belajar. Dengan memahami cara menggunakan komputer, guru dan peserta didik

dapat mengakses bahan pelajaran melalui jaringan intranet dan internet, dan melalui CD

dapat mempelajari bahan pembelajaran secara interaktif dan menarik, tanpa harus

didampingi oleh seorang guru secara langsung. Dengan demikian Dunia pendidikan

termasuk yang sangat diuntungkan dari kemajuan TIK karena memperoleh manfaat yang

luar biasa. Mulai dari eksplorasi materi-materi pembelajaran berkualitas seperti literatur,

jurnal, dan buku, membangun forum-forum diskusi ilmiah, sampai konsultasi/diskusi

dengan para pakar di dunia, semua itu dapat dengan mudah dilakukan dan tanpa

mengalami sekat-sekat karena setiap individu dapat melakukannya sendiri.

Bagi negara-negara maju, pendidikan berbasis TI bukan hal yang baru lagi.

Mereka telah terlebih dulu dan lebih maju dalam menerapkan berbagai teknik dan model

pendidikan berbasis TIK. Indonesia masih tergolong pemula dalam menerapkan sistem

ini. Namun sebagai pemula tentu kita punya kesempatan berharga untuk belajar banyak

atas keberhasilan dan kegagalan negara-negara maju yang telah menerapkannya sehingga

penerapan pendidikan berbasis TIK di Indonesia menjadi lebih terarah. Sebagai pemula,

Pemerintah Indonesia sudah termasuk cepat dalam menanggapi kebutuhan dunia

pendidikan terhadap TI. Sebagai contoh, pada pendidikan tinggi (kampus), ketersediaan

internet kini semakin meluas, mulai tersedia teknologi video conference, yang semuanya

itu memberikan penguatan pada proses belajar mengajar dikampus. Demikian juga pada

pendidikan dasar, menengah dan kejuruan, Pemerintah telah membangun situs

pembelajaran e-dukasi.net, penyediaan jardiknas (meski masih belum menyeluruh)

adalah wujud nyata langkah pemerintah dalam membangun e-education pada dunia

pendidikan di tanah air, demikian pula peluncuran e-book, serta pengembangan e-library

pada berbagai perpustakaan pemerintah maupun perguruan tinggi. Semua hal tersebut

tidak lain adalah upaya pemerintah untuk mendorong kemajuan TIK dalam pendidikan

kita agar pendidikan di Indonesia dapat lebih cepat mengejar ketertinggalannya dari

Negara-negara lain.

Page 4: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

Paparan makalah berikut ini mencoba untuk memberikan berbagai aspek

tentang pendidikan berbasis TIK, dimulai dari hal yang mendasar yakni pengertian,

kemudian dilanjutkan dengan model pendidikan berbasis TIK, media TIK dalam

pembelajaran, Komponen utama sistem pendidikan berbasis TIK, laboratorium virtual,

strategi penerapan pendidikan berbasis TIK, dan paling akhir akan ditutup dengan suatu

simpulan.

II. Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pendidikan berbasis TIK adalah suatu sistem pendidikan dimana proses belajar-

mengajar berlangsung dengan memanfaatkan sarana teknologi informasi dan komunikasi

(TIK). Dalam sistem ini interaksi antara pengajar dan peserta didik tidak harus saling

bertatap muka (bertemu) secara fisik seperti halnya dalam sistem pembelajaran

konvensional, namun mereka bertemu dalam ruang teknologi informasi (internet) dengan

memanfaatkan suatu media yang disebut komputer. Dalam konteks pembelajaran

berbasis TIK ini terjadi pergeseran pola interaksi antara guru dan siswa, dimana pada

pembelajaran konvensional guru berperan sebagai sumber belajar yang berkewajiban

mentransfer pengetahuan, sedangkan pada pembelajaran berbasis TIK guru berperan

sebagai fasilitator dan motivator belajar bagi peserta didiknya. Hal-hal fisik menyangkut

materi pembelajaran, buku, dalam sistem pembelajaran konvensional, pada pendidikan

berbasis TIK berubah menjadi bentuk informasi digital. Dengan perubahan tersebut,

maka mereka tidak harus bertatap muka secara fisik, maka cara mengajar guru dan cara

belajar peserta didik juga harus berubah. Pendidikan berbasis TIK akan mengubah

perilaku guru dan peserta didik dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar. Guru

dan peserta didik harus sama-sama menguasai instrumen teknologi informasi yang

digunakan didalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung.

Mencermati difinisi di atas, maka tantangan dalam implementasi pembelajaran

berbasis TIK akan terasa sangat berat. Disamping karena harus mengubah cara maupun

proses belajar mengajar guru dan peserta didik, investasi berupa penyediaan

insfrastruktur TIK yang memadai juga menjadi masalah tersendiri. Atas kondisi tersebut

maka pendidikan berbasis TIK kemudian mengambil bentuk-bentuk yang lebih sederhana

untuk mengurangi beban prasyarat implementasi pendidikan berbasis TIK tersebut,

Page 5: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

seperti menggunakan jaringan intranet (intranet adalah jaringan komputer lokal yang

merupakan bentuk miniatur dari internet) dan menggunakan media CD-ROM. Proses

pembelajaran pada jaringan lokal intranet memiliki karakteristik hampir sama dengan

proses pembelajaran pada jaringan internet, hanya saja dilakukan dalam satu ruangan atau

dalam satu gedung atau dalam area yang terbatas. Pada sistem berbasis CD-ROM, materi

pembelajaran dibawa oleh murid dalam bentuk CD-ROM, kemudian dipelajari pada

komputer masing-masing.

Satu hal yang harus diingat, apapun bentuk yang diambil dari pendidikan

berbasis TIK, harus tetap mengacu pada tujuan utama yakni memperbaiki secara

signifikan kualitas belajar dan pembelajaran dan juga meningkatkan literasi teknologi

informasi.

III. Model Sistem Pembelajaran Berbasis TIK

Ada 2 model sistem pembelajaran berbasis TIK, yaitu pembelajaran yang tidak

sinkron (Asynchronous learning) dan pembelajaran yang sinkron (Synchronous learning).

A. Pembelajaran Tidak Sinkron

Pada model tidak sinkron, proses pembelajaran berlangsung dimana antara

pengajar dan peserta pembelajaran dilakukan pada waktu yang berbeda. Seorang peserta

dapat mengambil materi pembelajaran pada waktu yang berbeda dengan pengajar

memberikan materi pembelajaran.

Untuk saat ini, pembelajaran tidak sinkron lebih banyak digunakan, karena:

pertama, peserta tidak harus terikat dengan waktu, peserta dapat mengambil materi

pembelajaran kapan dan dimana saja, kedua, relatif lebih mudah dan lebih sederhana

dalam implementasinya, dan terakhir, dari kebutuhan sumber daya terutama infrastruktur

internet relatif lebih murah. Kekurangan model pembelajaran ini adalah interaksi dua

arah yang bersifat real time antara pengajar dan peserta pembelajaran tidak dapat

diselenggarakan, namun demikian, meski tidak bersifat real time, model pembelajaran ini

dapat dilengkapi dengan fasilitas forum, untuk menjaga interaktifitas antara peserta didik

dan pengajar, atau antara peserta didik dengan peserta didik lainnya, dalam

mendiskusikan berbagai topik materi pembelajaran.

Page 6: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

B. Pembelajaran Sinkron

Pada model sinkron, proses pembelajaran dilakukan secara bersamaan, terjadi

interaksi dua arah antara pengajar dan peserta pembelajaran. Model ini mirip dengan

proses pembelajaran konvensional di kelas, oleh karena itu model pembelajaran sinkron

sering disebut virtual classroom. Interaksi dua arah yang bersifat real time antara

pengajar dan peserta pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi

teleconference dan chatting.

Sesungguhnya model pembelajaran sinkron pada internet adalah bentuk paling

ideal dari pendidikan berbasis TIK, karena dengan model ini seorang pengajar bisa

menjelaskan materi pembelajaran dengan peserta didik yang tersebar di seluruh dunia.

Akan tetapi model ini membutuhkan sumber daya yang sangat besar, terutama

penyediaan infrastruktur internet dengan bandwidth berkapasitas tinggi. Namun demikian

keterbatasan tersebut untuk saat ini dapat diatasi dengan memanfaatkan jaringan lokal

intranet sebagai alternatif pilihan

IV. Media Pembelajaran Berbasis TIK

Pada pembelajaran berbasis TIK tdak dapat dipisahkan dari peran teknologi

informasi dan komunikasi (TIK) sebagai media dalam pembelajaran. Beberapa media

yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis TIK, adalah:

a. Internet

Internet adalah media sesungguhnya dalam pendidikan berbasis TIK, karena dari

perkembangan internet kemudian muncul model-model e-learning, distance learning, web

base learning, dan istilah pendidikan berbasis TIK lainnya. Internet merupakan jaringan

komputer global yang mempermudah, mempercepat akses dan distribusi informasi dan

pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga materi dalam proses belajar mengajar selalu

dapat diperbaharui. Sudah seharusnya dalam penerapan pendidikan berbasis TIK tersedia

Page 7: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

akses internet. Namun demikian untuk menunjang pelaksanaan program pembelajaran

berbasis TIK ini perlu disiapkan sumber daya manusia melalui program pelatihan e-

learning.

b. Intranet

Intranet menjadi alternatif penting sebagai media pendidikan berbasis TIK, ketika

terjadi kendala dalam penyediaan infrastruktur internet. Karakteristik intranet hampir

sama dengan internet, hanya saja untuk area lokal saja (dalam suatu kelas, sekolah,

gedung, atau antar gedung). Model-model pembelajaran sinkron dan tidak sinkron dapat

dengan mudah dan lebih murah dijalankan pada intranet.

c. Mobile Phone / Handphone

Pembelajaran berbasis TIK juga dapat dilakukan dengan menggunakan media

telpon seluler (handphone), karena kemajuan teknologi telpon seluler maka seseorang

bisa mengakses materi pembelajaran, mengikuti proses pembelajaran melalui telpon

seluler. Pembelajaran dengan berbasis telepon seluler populer disebut M-learning

(mobile-learning). Dengan model m-learning, maka pembelajaran dapat dilakukan di

mana saja dan kapan sana dengan mudah dan praktis karena media yang digunakan

sangat mobile.

d. CD-ROM/Flash Disk

Media CD-ROM atau flash disk dapat menjadi pilihan apabila koneksi

jaringan internet/intranet tidak tersedia. Materi pembelajaran disimpan dalam media CD-

ROM atau Flash Disk, kemudian dibuka dan dipelajari pada suatu komputer.

Pemanfaatan media CD-ROM/flash disk merupakan bentuk pembelajaran berbasis TIK

yang paling sederhana dan paling murah.

V. Komponen Utama dalam Pembelajaran Berbasis TIK

Ada 2 komponen utama dalam pembelajaran berbasis TIK, yaitu Learning

Management System (LMS), dan Learning Content (LC).

Page 8: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

A. Learning Management System (LMS)

LMS merupakan suatu sistem komputer yang dapat diibaratkan sebagai staff

administrasi yang akan mengatur penyelenggaraan proses pembelajaran.

Berikut adalah beberapa fungsi dari LMS:

a. Mengelola materi pembelajaran

Setiap mata pelajaran akan memiliki materi pembelajaran. Setiap materi

pembelajaran akan dikelompokkan berdasarkan kelas (seperti kelas 1, 2, 3) dan juga

semester. Pada setiap semester, materi pembelajaran akan dikelompokkan

berdasarkan pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya. Setiap materi

pembelajaran kemudian dapat mengalami perubahan atas dasar pergantian

kurikulum.

b. Registrasi dan Persetujuan

Fungsi ini bermanfaat dalam membatasi mereka yang berhak mengikuti pelajaran

dengan mereka yang tidak berhak. Hal ini disebabkan bahwa setiap pelajaran

memiliki struktur dan tingkatan, dan untuk mempelajarinya perlu prasyarat. Untuk

itulah pentingnya registrasi dan persetujuan.

c. Merekam aktifitas belajar mengajar

Peran ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: berapa lama, kapan

mulai, kapan berakhir proses belajar mengajar (mengakses materi pembelajaran),

siapa saja yang hadir, proses diskusi (tanya jawab) yang terjadi, dan memberikan

peringatan kepada peserta. Hal ini penting untuk penilaian proses pembelajaran.

d. Melakukan evaluasi

Merupakan fungsi LMS untuk melakukan evaluasi terhadap proses belajar mengajar

menyangkut: mengukur kemajuan peserta antara sebelum melakukan pembelajaran

dengan sesudah pembelajaran, mengukur seberapa jauh pemahaman peserta

terhadap materi, dan atas dasar hasil evaluasi kemudian memberikan saran ke

peserta untuk mengulang kembali beberapa materi pembelajaran yang dianggap

kurang. Aspek evaluasi lain yang bisa dilakukan adalah mengukur kepuasan atau

persepsi peserta terhadap materi pembelajaran terutama dalam hal penyajian materi.

Page 9: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

e. Media komunikasi

LMS dapat menjadi media komunikasi, menyampaikan pengumuman,

meningkatkan interaktifitas antara pengajar, peserta didik, dan pihak administrator.

f. Pelaporan

Merupakan muara akhir dari fungsi-fungsi LMS di atas yaitu untuk pembuatan

pelaporan otomatis dan transparan menyangkut hasil dan proses belajar mengajar.

Pembuatan laporan dapat dibuat berdasarkan hak-hak akses dari komponen sekolah.

Sebagai contoh pelaporan untuk pimpinan (pihak atasan), pengajar, peserta didik

bahkan mungkin orang tua dapat mengakses dengan fasilitas yang berbeda-beda.

B. Learning Content

Learning content adalah materi pembelajaran itu sendiri, yang akan disajikan

kepada peserta didik. Isi materi harus dibuat oleh mereka yang punya kompetensi

dibidangnya dalam hal ini adalah guru mata pelajaran, tidak peduli apakah mereka

memahami banyak tentang TI atau tidak. Setelah isi materi selesai dibuat baru kemudian

dibuatkan versi elektroniknya oleh para pengembang content (content developers)

sehingga bisa dimasukkan ke LMS.

Penyajian content harus mengandung daya tarik sehingga peserta memiliki

minat untuk membaca (mempelajari), mengandung unsur-unsur animasi, suara, video,

interaktif, dan simulasi, namun demikian harus tetap memperhatikan bandwidth dari

internet atau intranet sehingga tidak terlalu lambat tampil saat dipelajari oleh peserta.

Dalam mempelajari materi, peserta harus memiliki kontrol terhadap penyajian materi,

dapat melompat dari satu topik ke topik yang lainnya. Fasilitas forum, chatting, dan video

conference dapat digunakan untuk menjaga interaktifitas.

VI. Virtual Laboratory

Virtual lab merupakan salah satu learning content yang berwujud piranti lunak

komputer yang dirancang agar seseorang dapat melakukan aktifitas-aktifitas experiments

seperti halnya mereka melakukan experiments di laboratorium sebenarnya. Ada 2

komponen penting dalam virtual lab, yaitu: simulasi dan animasi. Simulasi bertujuan

menggambarkan lingkungan nyata dalam suatu sistem. Melalui simulasi peserta dapat

Page 10: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

melakukan percobaan dengan cara penggantian nilai parameter-parameter, sehingga

menimbulkan perilaku berbeda terhadap percobaan yang dilakukan. Perilaku-perilaku

berbeda tersebut kemudian ditampilkan melalui animasi. Hasil-hasil percobaan juga

secara otomatis dapat direkam oleh sistem dan pada akhirnya dapat diambil sebagai

pelaporan.

Virtual lab paling ideal dijalankan di internet, sehingga peserta dapat melakukan

percobaan darimana dan kapan saja. Namun demikian dapat juga dijalankan dalam

lingkungan intranet atau komputer standalone. Dengan virtual lab gedung maupun alat

lab fisik diubah menjadi komputer dan piranti lunak virtual lab.

VII. Strategi Pengembangan Pendidikan Berbasis TIK

Pada bagian ini, penulis mencoba untuk memberikan pandangan sebagai suatu

strategi dalam pengembangan pendidikan berbasis TIK. Strategi menjadi suatu yang

sangat penting disini agar pengembangan pendidikan berbasis TIK memiliki tahapan-

tahapan yang jelas, terarah, dan terukur, sehingga investasi (anggaran) besar yang

dihabiskan dalam penyelenggaraan pendidikan, dapat mencapai hasil yang optimal.

Arah pengembangan pendidikan berbasis TIK harus tertuang dalam suatu grand

design (blue print). Pada grand design tersebut setidak-tidaknya menyentuh atau

mengatur secara jelas mengenai hal-hal berikut ini;

1. Menentukan model pembelajaran berbasis TIK yang akan diselenggarakan.

Setidaknya ada 3 model pendidikan berbasis TIK yang dapat dikembangkan, yaitu:

pertama, model pembelajaran sinkron dan tidak sinkron berbasis internet, kedua,

model pembelajaran sinkron dan tidak sinkron berbasis intranet, dan terakhir, model

pembelajaran tidak sinkron dengan memanfaatkan CD-ROM/Flash Disk. Model-

model tersebut dibuat atas dasar ketersediaan anggaran dan kesiapan sekolah dalam

melakukan pembelajaran berbasis TIK.

2. Merancang suatu skenario berjenjang atau bertahap dalam menerapkan pendidikan

berbasis TIK.

Page 11: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

Sistem pendidikan ini tidak mungkin diterapkan secara serempak pada seluruh

sekolah, mengingat jumlah sekolah sangat banyak. Meski demikian, harus ada suatu

perencanaan dalam jangka waktu berapa tahun seluruh sekolah akan terjangkau oleh

sistem pendidikan ini. Skenario berjenjang yang dimaksud disini adalah bertahap

dalam hal jumlah sekolah dan berjenjang dalam menerapkan model pendidikan yang

digunakan. Dalam skenario berjenjang terdapat hal-hal berikut yang harus diatur.

a. Skenario Bertahap dalam Pemilihan Sekolah

Karena penerapan pendidikan berbasis TIK tidak dapat secara serempak

dilakukan untuk seluruh sekolah, maka harus ada mekanisme seleksi yang jelas

dan bersifat kompetisi, dalam memilih sekolah. Mekanisme ini penting karena:

pertama, untuk mengetahui keseriusan dan kesiapan sekolah, kedua, untuk

mengetahui model pembelajaran yang cocok untuk suatu sekolah. Mekanisme

seleksi dapat dilakukan atas dasar proposal self evaluation (evaluasi diri) dan atau

proposal jenis lainnya dari sekolah. Proposal ini berguna untuk mengetahui

kesiapan dan dukungan dari sekolah. Setidak-tidaknya ada 4 dukungan yang dapat

diberikan sekolah terhadap pengembangan pendidikan ini, yaitu: dukungan

infrastruktur, dukungan pengembangan learning content, dukungan penyiapan

tenaga administrator TIK disekolah, dan dukungan percepatan penguasaan TIK

dikalangan pengajar (guru).

b. Skenario berjenjang dalam penerapan model pendidikan

Sekolah-sekolah yang terpilih dalam mekanisme seleksi di atas, akan

terkelompok ke dalam 3 model pendidikan (lihat poin 1 di atas). Kelompok model

1 memiliki jumlah sekolah paling sedikit, kelompok model 2 memiliki jumlah

sekolah lebih banyak dari kelompok 1, dan kelompok model 3 memiliki jumlah

sekolah paling banyak. Pada suatu periode tertentu (mungkin setiap 1 tahun)

kelompok-kelompok tersebut dinilai (dievaluasi). Sekolah yang memiliki

kemajuan dalam pendidikan berbasis TIK, kemudian diubah kelompokknya ke

model yang lebih tinggi.

Page 12: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

3. Pengembangan Fundamental Infrastructure. Komponen yang termasuk ke dalam

infrastruktur mendasar, antara lain:

a. Penyediaan media Internet/Intranet.

Permasalahan utama dalam penyediaan internet adalah memilih kanal komunikasi

dan kapasistas bandwidth. Pemilihan ini sangat terkait dengan model

pembelajaran yang diselenggarakan dan ketersediaan anggaran. Pembelajaran

yang menggunakan tele-conference tentu membutuhkan kapasitas bandwidth

yang lebih tinggi dan anggaran relatif besar. Untuk intranet, semasih jangkauan

area jaringan masih dalam satu sekolah, media komunikasi dapat menggunakan

sistem peng-kabel-an.

b. Pengembangan LMS.

LMS adalah staf administrasi-nya sistem pembelajaran berbasis TI, yang akan

mengelola jalannya proses belajar mengajar. LMS cukup dikembangkan satu

untuk semua sekolah karena karakteristiknya sama, sehingga LMS lebih tepat

dikembangkan oleh pemerintah (instansi terkait) kemudian didistribusikan ke

setiap sekolah.

c. Pengembangan Learning Content dan Website Pembelajaran.

Learning content adalah isi materi pelajaran, sedangkan situs website

pembelajaran adalah tempat mem-publish learning content di internet sehingga

mudah terjangkau oleh sekolah-sekolah (sama dengan situs e-dukasi.net). Berbeda

dengan materi pembelajaran konvensional yang mungkin perubahan

kurikulumnya terjadi dalam waktu 5 tahun, materi pembelajaran pada pendidikan

berbasis TIK harus selalu mengalami pengayaan dan pembaharuan, karena disini

salah satu ciri khas pendidikan ini. Disamping dengan cara melakukan eksplorasi

materi pembelajara di internet, Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk

pengayaan dan pengembangan learning content adalah meng-organize para guru

yang memiliki kompetensi di masing-masing bidang (mata pelajaran).

Page 13: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

d. Penyiapan tools atau aplikasi komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran.

Tools komunikasi melipui tools untuk tele-conference, chatting, dan forum.

4. Pengembangan Virtual Laboratory.

Lab maya ini harus dikembangkan secara terus menerus baik dari segi kualitas dan

kapasitas. Sengaja penulis menaruh virtual lab sebagai poin tersendiri disini (yang

seharusnya bagian dari learning content), sebagai bentuk penekanan khusus.

Keberadaan virtual lab sangat penting bagi sekolah-sekolah dan merupakan cara

singkat membangun lab dengan biaya yang jauh relatif lebih murah. Hampir semua

mata pelajaran dapat dibuatkan virtual lab-nya. Virtual lab dapat memberikan

pemahaman yang lebih komprehensif peserta terhadap materi pelajaran.

5. Percepatan penguasaan TIK dikalangan pengajar (guru).

Para pengajar harus menguasai TIK minimal TIK yang berkaitan dengan proses

pembelajaran. Bila pengajar tidak menguasai TIK, hampir dipastikan pendidikan

berbasis TIK tidak akan berjalan.

6. Penyediaan Administrator TIK disekolah.

Administrator TIK disetiap sekolah sangat dibutuhkan untuk maintenance teknologi

informasi di sekolah. Teknologi internet/intranet atau yang lainnya sewaktu-waktu

dapat mengalami permasalahan. Disinilah tugas dari seorang administrator TIK.

7. Merancang skenario Evaluasi.

Evaluasi pelaksanaan sistem pendidikan berbasis TIK harus jelas dan terukur.

Evaluasi dapat dilakukan setidak-tidaknya dengan mengukur 2 hal berikut ini.

a. Mengukur kepuasan peserta ajar terhadap interaksi dan cara penyajian dari

komponen pembelajaran (LMS maupun materi pembelajaran)

b. Mengukur hasil pembelajaran berdasarkan tingkat penyerapan peserta terhadap

materi pembelajaran.

Page 14: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

Evaluasi juga dapat mengukur tingkat penggunaan teknologi informasi dalam

kehidupan sehari-hari terhadap pengajar dan peserta ajar. Dari sini akan dapat

diketahui pengaruh sistem pendidikan berbasis TIK terhadap tingkat literasi teknologi

informasi dikalangan sekolah.

8. Merancang skenario Evaluasi.

Evaluasi pelaksanaan sistem pendidikan berbasis TIK harus jelas dan terukur.

Evaluasi dapat dilakukan setidak-tidaknya dengan mengukur 2 hal berikut ini.

a. Mengukur kepuasan peserta ajar terhadap interaksi dan cara penyajian dari

komponen pembelajaran (LMS maupun materi pembelajaran)

b. Mengukur hasil pembelajaran berdasarkan tingkat penyerapan peserta

terhadap materi pembelajaran.

Evaluasi juga dapat dilakukan untuk mengukur tingkat penggunaan teknologi

informasi dalam kehidupan sehari-hari terhadap pengajar dan peserta ajar. Dari sini

akan dapat diketahui pengaruh sistem pendidikan berbasis TIK terhadap tingkat

literasi teknologi informasi dikalangan sekolah.

Selain evaluasi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar di atas, evaluasi juga

dapat dilakukan atas dasar dukungan-dukungan sekolah yang ditulis diproposal

dengan kenyataan yang telah terrealisasi.

9. Pembentukkan Divisi Pendidikan Berbasis TIK. Sebagai wujud keseriusan

pemerintah dalam mengembangkan pendidikan berbasis TIK, maka pemerintah

(instansi terkait) harus membentuk divisi pusat pengembangan pendidikan berbasis

TIK atau devisi e-edukasi baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

VIII. Simpulan

Pengembangan pendidikan berbasis TIK perlu menjadi pemikiran serius

berbagai pihak, serta perlu strategi terstruktur dengan tahapan yang terarah pasti menuju

kepada upaya peningkatan kualitas pendidikan yang berkesetaraan global sehingga

pendidikan kita tidak semakin terpuruk di antara kemajuan pendidikan di dunia yang

sudah berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Page 15: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

Harus ada skenario berjenjang dalam penerapan model pendidikan berbasis TIK

yang didasari atas kemampuan sekolah dalam menyerap dan mengimplementasikan

teknologi informasi dan komunikasi.

Perlu adanya regulasi pemerintah yang mendorong iklim sekolah, guru,

karyawan, siswa agar mampu mengubah paradigma pembelajaran konvensional yang

mutlak mengandalkan guru, menjadi pembelajaran modern yang menempatkan guru

sebagai fasilitator dan motivator belajar, dan kemajuan teknologi informasi dan

komunikasi sebagai sarana belajar.

Secara bertahap sekolah yang terlibat dalam pendidikan berbasis TIK harus

meningkat dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran,

Perlu komitmen kuat guru, sekolah yang kuat, yang dapat dilihat dari dukungan

infrastruktur, dukungan learning content, dukungan percepatan penguasaan TIK

dikalangan pengajar, dan dukungan staff administrator dari sekolah.

Perlu dibentuk infrastruktur pendukung seperti divisi pusat pendidikan berbasis

TIK, baik pada tingkat provinsi, kabupaten, serta administrator di sekolah, untuk

mengorganisasikan penerapan sistem pendidikan berbasis TIK

IX. Kepustakaan

Antonius Aditya Hartanto dan Onno W. Purbo, (2002).E-Learning berbasis PHP dan MySQL, Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta,

Bailey, D.H. (1996), Constructivism and Multimedia: Theory and Application: Inovation and Transformation. Journal of Instruction Media.

Budi Rahardjo, (2003) Proses e-Learning di Perguruan Tinggi, Seminar & Workshop, ITB.

___________, Internet Untuk Pendidikan, http://budi.insan.com, 2001.

Criswell, E.L. (1989). The Design of Computer-Based Instruction. New York: Mac Millan.

Rusman, (2000), Eksistensi Komputer dan Internet dalam Dunia Pendidikan, Jurnal Pendidikan FIP.

Page 16: Makalah pendidkan berbasis teknologi informasi dan komunikasi

_________ (2004), Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pendidikan. Jurnal Edutech. Vol 3, No 1 Februari 2004. ISSN. 0852-1190

_________. (2007), Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa di SMK, Jurnal Teknodik-Pustekom Jakarta.

_________, (2009) Manajemen Kurikulum:Seri Manajemen Sekolah Bermutu. Jakarta. Rajawali Pers. PT. RajaGrafindo Persada.

.