Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya...

14
Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan bahwa profesi adalah sejumlah fungsi kemasyarakatan yang paling penting yang berjalan dalam suatu kerangka institusional, termasuk pengembangan serta pengajaran ilmu dan humaniora dan penerapan praktikalnya dalam bidang-bidang pelayanan rohani, teknologi, kedokteran, hukum, informasi, dan pendidikan. Bidang-bidang ini berkaitan langsung dengan nilai- nilai yang fundamental bagi perwujudan martabat manusia dalam keadaan riil. Dalam perwujudannya, sebagai konsekuensi dari keyakinan pada pentingnya fungsi-fungsi itu tidaklah selalu berlangsung dengan sendirinya melainkan sangat dipengaruhi oleh berinteraksinya berbagai kekuatan kemasyarakatan. Ini berarti perwujudannya secara nyata memerlukan upaya tersendiri dari perpaduan berbagai kekuatan yang memerluan usaha secara sadar dengan dukungan kemauan yang kuat untuk menegakkan etika dan kode etik profesi. Untuk itu perlu diusahakan agar profesi-profesi mampu mempertahankan ekonominya melalui organisasi profesi yang diakui dan dihormati kemandiriannya oleh penguasa politik, didukung oleh kurikulum, proses dan metode pendidikan yang juga memuat usaha untuk menumbuhkan sikap etis secara sistematis dan sesuai untuk peserta didikannya.

Transcript of Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya...

Page 1: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan bahwa profesi adalah

sejumlah fungsi kemasyarakatan yang paling penting yang berjalan dalam suatu kerangka

institusional, termasuk pengembangan serta pengajaran ilmu dan humaniora dan

penerapan praktikalnya dalam bidang-bidang pelayanan rohani, teknologi, kedokteran,

hukum, informasi, dan pendidikan. Bidang-bidang ini berkaitan langsung dengan nilai-

nilai yang fundamental bagi perwujudan martabat manusia dalam keadaan riil. Dalam

perwujudannya, sebagai konsekuensi dari keyakinan pada pentingnya fungsi-fungsi itu

tidaklah selalu berlangsung dengan sendirinya melainkan sangat dipengaruhi oleh

berinteraksinya berbagai kekuatan kemasyarakatan. Ini berarti perwujudannya secara

nyata memerlukan upaya tersendiri dari perpaduan berbagai kekuatan yang memerluan

usaha secara sadar dengan dukungan kemauan yang kuat untuk menegakkan etika dan

kode etik profesi. Untuk itu perlu diusahakan agar profesi-profesi mampu

mempertahankan ekonominya melalui organisasi profesi yang diakui dan dihormati

kemandiriannya oleh penguasa politik, didukung oleh kurikulum, proses dan metode

pendidikan yang juga memuat usaha untuk menumbuhkan sikap etis secara sistematis dan

sesuai untuk peserta didikannya.

Page 2: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Adokat.

Pada dasarnya ada dua tugas pokok advokat, yakni memberikan nasihat hukum

untuk menjauhkan klien dari konflik dan mengajukan atau membela kepentingan klien di

pengadilan. Peran utama seorang advokat pada saat berperkara di pengadilan adalah

mengajukan berbagai fakta dan pertimbangan yang relevan dari sudut pihak kliennya

sehingga memungkinkan bagi hakim untuk menetapkan keputusan yang adil. Profesi

advokat pada dasarnya dapat berperan pada semua bidang karya hukum, sehingga pada

dasarnya etika profesi hakim juga berlaku bagi para advokat.

Uraian di atas merupakan gambaran profesi dan profesi hukum dalam bentuk

ideal. Dalam kenyataan konkret, hampir tidak ada sesuatu yang dapat adil dan ideal

seutuhnya, karenanya seringkali kita menemukan penyimpangan-penyimpangan atau

pengkhususan-pengkhususan. Namun jika kita menemukan kasus penyimpangan yang

cukup jauh serta mencakup banyak aspek dan meluas sekali, maka mungkin kita dapat

berperkara tentang krisis atau perubahan fundamental dengan segala akibat

kemasyarakatan.

Orang pada umumnya akan merasakan kepuasan jika berhasil menjalankan pola-

pola prilaku yang dianggap benar oleh masyarakat, sebaliknya merasa malu jika tidak

berhasil menjalankannya. Mekanisme perilaku yang mengintegrasikan kepuasan

individual dan ekspektasi kemasyarakatan akan berfungsi secara mulus jika terjadi

keselarasan antara hasil karya objektif dan landasan serta lambang-lambang rekognisi.

Jika keselarasan ini mengalami gangguan orang akan merasa kehilangan rasa aman dan

berada dalam situasi konflik. Seorang yang berpegang teguh pada hasil karya objektif

yang seharusnya tidak akan mengorbankan hasil karya objektif untuk memperoleh

lambang-lambang rekognisi.

Phillipe Nonet dan Jeroma E. Carlin mengemukakan dalam “LEGAL

PROFFESION”, yang dimuat dalam INTERNATIONAL ENCYCLOPEDIA OF THE

SOCIAL SCIENCES (Vol. 9, 1972) bahwa kualitas profesi hukum akan merosot jika:

penguasa politik menguasai profesi dalam rangka menetralkan sumber kritik potensial,

para pengemban profesi hukum terperangkap oleh kepentingan klien karena takut

kehilangan klien, pengemban profesi hukum terlalu jauh terlibat dalam kepentingan klien

secara subjektif, dan kualitas lembaga peradilan sangat rendah.

Page 3: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Crombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang

mengklasifikasikan peran kemasyarakatan profesi hukum itu ke dalam empat bidang

karya hukum, yakni: penyelesaian konflik secara formal, pencegahan konflik,

penyelesaian konflik secara informal, dan penerapan hukum di luar konflik.

Hakim.

Untuk menyelesaikan konflik kepentingan yang sering terjadi dalam masyarakat

dengan baik secara teratur demi terpeliharanya ketertiban yang berkedamaian di dalam

masyarakat, diperlukan adanya suatu institusi khusus yang tidak memihak (imparsial)

dengan berlandaskan patokan-patokan yang berlaku secara objektif.

Tugas hakim pada dasarnya adalah memberi keputusan dalam setiap perkara

(konflik) yang dihadapkan kepadanya, menetapkan hal-hal seperti hubungan hukum, nilai

hukum daripada prilaku, serta kedudukan hukum pihak-pihak yang terlibat dalam suatu

perkara yang dihadapkan kepadanya.

Untuk dapat menyelesaikan konflik secara imparsial berdasarkan berdasarkan

hukum yang berlaku, para hakim harus selalu mandiri dan bebas dari pengaruh pihak

manapun termasuk pemerintah sekalipun dalam mengambil keputusan. Para hakim hanya

terikat pada fakta-fakta yang relevan dan kaidah hukum yang menjadi atau dijadikan

landasan yurudis keputusannya. Seperti dikatakan Mochtar Kusumaatmadja (1974:17)

hakim memilih kekuasaan yang besar terhadap para pihak berkenaan dengan masalah

atau konflik-konflik yang dihadapkan kepadanya.

Berdasarkan uraian tadi, dapat kita tarik kesimpulan bahwa sikap etis atau etika

profesi hakim harus berintikan : Taqwa kepada Tuhan YME, jujur, adil, bijaksana,

imparsial, sopan, sabar, memegang teguh rahasia jabatan, dan solidaritas sejati.

Kesemuanya itu harus tercermin dalam prilaku sehari-hari, karena hanya dengan bersikap

etis sedemikian para hakim akan mampu memelihara martabat dan kewibawaanya.

Sekarang di Indonesia etika profesi telah dijabarkan ke dalam Kode Kehormatan

Kehakiman yang ditetapkan oleh Rapat Kerja pada Ketua Pengadilan Tinggi dan

Pengadilan Negeri dibawah pimpinan Mahkamah Agung pada tahun 1966 yang

kemudian diteguhkan dan dimantapkan dalam musyawarah nasional Ikatan Hakim

Indonesia (IKAHI) ke IX pada tanggal 23 Maret 1988.

Page 4: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Kaedah-kaedah pokok dari etika profesi menurut Kieser (1986: 170-171) adalah

sebagai berikut:

1. profesi harus dihayati sebagai suatu pelayanan tanpa pamrih (dis intrestedness)

yaitu pertimbangan yang diambil adalah kepentingan klien dan kepentingan

umum. Bukan kepentingan pribadi dari pengemban profesi, jika hal ini diabaikan

maka pelaksanaan profesi akan mengarah kepada kemanfaatan yang menjurus

kepada penyalahgunaan profesi sehingga akhirnya merugikan kliennya.

2. pelayanan profesi dengan mendahulukan kepentingan klien, yang mengacu pada

kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai manusia yang membatasi sikap dan

tindakan.

3. pengemban profesi harus berorientasi pada masyarakat secara keseluruhan.

4. pengemban profesi harus mengembangkan semangat solidaritas sesama rekan

seprofesi.

PROFESI HUKUM.

Profesi hukum berkaitan dengan masalah mewujudkan dan memelihara ketertiban

yang berkeadilan di dalam kehidupan bermasyarakat. Penghormatan terhadap martabat

manusia merupakan titik tolak atau landasan bertumpunya atau tujuan akhir dari hukum.

Untuk mewujudkan ketertiban yang berkeadilan, hukum merupakan sarana yang

mewujud dalam berbagai kaidah perilaku kemasyarakatan yang disebut kaidah hukum.

Keseluruhan kaidah hukum positif yang berlaku dalam suatu masyarakat tersusun dalam

suatu sistem yang disebut tata hukum. Ada dan berfungsinya tata hukum dengan kaidah-

kaidah hukumnya serta penegakannya merupakan produk dari perjuangan manusia dalam

upaya mengatasi masalah-masalah kehidupan. Dalam dinamika kesejahteraan manusia,

hukum dan tata hukumnya tercatat sebagai salah satu faktor yang sangat penting dalam

proses pengadaban dan penghalusan dari budi manusia.

Salah satu fungsi kemasyarakatan agar kehidupan manusia tetap bermartabat

adalah dengan menyelenggarakan dan menegakkan ketertiban yang berkeadilan dalam

kehidupan bersama sebagai suatu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari

pada tingkat peradaban yang telah majemuk, fungsi kemasyarakatan penyelenggaraan

dan penegakan ketertiban yang berkeadilan ini diwujudkan dalam profesi hakim. H.E.M.

Page 5: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Profesi-profesi yang berkaitan dengan kewenangan kehakiman itu dilakukan oleh

oang yang profesional dibidangnya. Dalam pelaksanaan tugas pengemban profesinya

harus memperhatikan etika, moral. Untuk itu profesi hukum itu harus memiliki keadilan

dan intelektual, khususnya dalam bidangnya, harus secara mandiri mampu memenuhi

kebutuhan warga masyarakat yang memerlukan bantuan atau pelayanan dari profesinya.

Dalam pengemban profesi hukum itu harus melaksanakan tugasnya dengan

memperhatikan etika sebagai landasan moral dalam melakukan tugas profesioalnya.

Mereka harus menjaga kepercayaan yang diberikan oleh klien atau pasiennya dan tidak

menyalahgunakan kewenangannya serta menjaga martabat dari profesi yang diembannya.

Untuk itu para pengemban profesi dibidang hukum perlu ada suatu aturan etika atau

moral positif yang merupakan standar normatif dalam suatu aturan konkrit yang disebut

sebagai etika profesi atau kode etik profesi.

Page 6: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Hukum mengatur tingkah laku manusia agar sesuai dengan hukum dan

mendasarkan pertanggungjawaban dengan alat pemaksa atau sanksi, agar orang tidak

berbuat prilaku yang bertentangan dengan hukum sedangkan etis dinilai

pertanggungjawabannya terletak pada kesukarelaan seseorang untuk berprilaku sesuai

dengan ketentuan “etika”. Jadi hanya berdasarkan tuntutan bathin seseorang untuk

mentaati norma-norma etika itu. Namun demikian aturan etika itu menyempurnakan

aturan hukum.

Untuk mewujudkan ketertiban yang berkeadilan, hukum merupakan barang untuk

mewujudkan dalam berbagai kaedah prilaku masyarakat yang disebut kaedah hukum.

Berupa hukum positif yang berlaku dalam masyarakat yang tersusun dalam suatu sistem

yang disebut sebagai tata hukum.

Dalam kehidupan sehari-hari penegakan ketertiban yang berkeadilan diwujudkan

dalam Profesi Hakim.

H. F. M. Crombag, mengklafikasikan peran kemasyarakatan profesi hukum itu ke

dalam empat bidan karya hukum, yakni :

1. Penyelesaian konfik secara formal (melalui peradilan)

2. Pencegahan konflik (legal drafting, legal adries)

3. Penyelesaian konflik secara informal

4. Penerapan hukum di luar konflik

Profesi hukum yang bergerak dalam hal tersebut adalah Hakim, Advokat, dan

Notaris sekarang ini mewujudkan bidang karya hukum secara khas.

Untuk menyelesaikan konflik kepentingan yang sering terjadi dalam masyarakat

diperlukan adanya suatu institusi khusus yang mampu menyelesaikan masalah secara

tidak memihak (impersial) dengan patokan-patokan yang berlaku secara objektif.

Penyelesaian konflik ini dilakukan dalam proses formal yang dalam negara modern

dikenal dengan “pengadilan” dengan aturan-aturan yang presidensial, dengan profesi-

profesi Hakim, Advokat dan Jaksa dengan kewenangan pokok yang disebut Kewenangan

Kehakiman.

Page 7: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

pedoman objektif lebih konkrit bagi prilaku profesionalnya yang diwujudkan dalam

seperangkat kaedah atau norma prilaku yang berlaku sebagai pedoman yang harus

dipatuhi oleh para pengemban profesi yang disebut sebagai kode etik profesi, baik secara

tertulis maupun tidak tertulis.

Kode etik profesi adalah merupakan kaedah etika, atau aturan moral positif yang

bertujuan untuk menjaga martabat profesi yang bersangkutan dan dilain pihak bertujuan

untuk melindungi klien atau pasien (warga masyarakat) dari penyalahgunaan keahlian

dan otoritas dari pengemban profesi tersebut.

PROFESI HUKUM.

Profesi hukum sangat berkaitan dengan masalah untuk mewujudkan dan

memelihara ketertiban yang berkeadilan di dalam kehidupan masyarakat. Penghormatan

terhadap martabat manusia merupakan titik tolak atau landasan tujuan akhir dari hukum.

Untuk mewujudkan ketertiban yang berkeadilan, hukum adalah merupakan sarana

yang mewujudkan dari berbagai kaedah prilaku masyarakat yang disebut sebagai kaedah

hukum.

Suatu kaedah hukum harus dibedakan dengan kaedah etika atau moral, karena

etika adalah merupakan suatu pengetahuan tentang kebaikan yang tertinggi. Kaedahnya

harus diikuti karena kaedahnya adalah merupakan sesuatu yang baik.

Sedangkan kaedah hukum adalah suatu kaedah yang menentukan apa yang layak

untuk waktu dan tempat tertentu.

Hukum lebih memperhatikan hubungan sosial manusia daripada kebaikan dan

watak individu dan memperhatikan kesesuaian perbuatan manusia dengan ukuran-ukuran

tertentu dan jarang memperhatikan motif manusia.

Tetapi terlalu sempit untuk mengatakan bahwa etika hanya mempelajari individu

atau etika hanya memperhatikan “bathin” dan hukum yang memperhatikan yang “lahir”

saja, karena etika juga dalam memperhatikan perbuatan harus memandang akibat-akibat

yang timbul dari perbuatan itu. Tidaklah mungkin kita menganalisa kewajiban-kewajiban

etis manusia tanpa memperhatikan kewjibannya terhadap sesamanya atau kedudukannya

dalam masyarakat.

Page 8: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Hubungan antar pengemban profesi dengan klien atau pasiennya.

Hubungan antara pengemban profesi dengan klien atau pasiennya adalah

hubungan yang bersifat personal. Yaitu hubungan antar subjek pendukung nilai, karena

itu secara peribadi pengemban profesi bertanggungjawab terhadap mutu dan pelayanan

dan jasanya yang dijalankan olehnya.

Secara formal yuridis kedudukan pengemban profesi dan klien atau pasiennya

adalah sejajar atau sama dan seimbang.

Namun secara sosio psikologis dalam hubungan itu terdapat ketidakseimbangan

disebabkan oleh ketidakmampuan klien atau pasiennya untuk dapat menilai secara

objektif pelaksanaan kompetensi tekorika / pengemban profesi yang dimintai pelayanan

profesionalnya jadi hubungan horizontal antara pengemban profesi dan kliennya

sesungguhnya adlah merupakan hubungan atas dasar “kepercayaan” oleh karena itu para

pengemban progesi dalam majikan profesinya dituntut untuk menjiwai dengna sikap etis

tertentu. Sikap etis tertentu inilah yang disebut dengan etika profesi.

Disamping hubungan secara horizontal antara pengemban profesi dan kliennya

seorang pengemban profesi dan kliennya. Seorang pengemban profesi juga harus

memperhatikan profesi juga harus memperhatikan hubungan vertical antara manusia

dengan Tuhannya. Hubungan antara manusia dengan Tuhannya adalah merupakan

hubungan personal vertical yang berlandasankan kepada kepercayaan kepada Tuhan

YME yang mengharuskan adanya cinta kasih sesama manusia.

Hubungan vertical ini merupakan akar dari hubungan personal horizontal sesama

manusia yang bersifat kepercayaan kepada Tuhan YME. Sehingga seseorang akan

termotivasi untuk menghayati profesi sebagai fungsi kemasyarakatan dan memotivasi

untuk mewujudkan etika profesi sebagai sikap hidup dalam melaksanakan tugas

profesinya.

Etika profesi adalah sebagai sikap etis, sebagai bahagian integeral dari sikap

hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Kepatuhan pada etika

profesi adalah tergantung pada ahlak pengemban profesi yang bersangkutan. Karena

orang awam tidak dapat menilai apa yang dilakukan oleh pengemban profesi dalam

menjalankan profesinya, maka pengemban profesi itu sendiri membutuhkan adanya

Page 9: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

ETIKA, PROFESI KODE ETIK DAN LANDASAN HUKUMNYA.

Seorang pengemban profesi harus dapat memutuskan apa yang harus

dilakukannya dalam melaksanakan tindakan profesinya. Untuk kepentingan orang yang

membutuhkan bantuan dari profesinya dan pengemban profesi itu harus

bertanggungjawab atas tindakan dan mutu dari profesi yang dilakukannya. Dan kliennya

harus memberikan jasa atau imbalan tertentu atas jasa atau pelayanan yang diberikan oleh

pengemban profesi.

Page 10: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Menurut Dietrich Rueschemeyer profesi adalah pekerjaan pelayanan yang

menerapkan seperangkat pengetahuan sistematika ilmu, pada maslah-masalah yang

sangat relevan bagi nilai-nilai utama masyarakat. Masyarakat awam tidak mampu menilai

karya professional. Oleh karena itu dibutuhkan pengendalian diri secara individual bagi

para pengemban profesi untuk tetap berpegang kuat pada nilai-nilai dan norma-norma

yang menjiwai tugas para pengemban profesi.

Nilai-nilai dan norma ini kemudian di institusionalisasikan dalam struktur dan

kultur dari profesi yang bersangkutan sehingga pengendalian secara individual diperkuat

oleh pengawan formal dan informal oleh komunitas sejawat sebagai imbalan masyarakat

memberikan keistimewaan (privilege) dan melindungi otonomi profesi terhadap

pengawasan dan campur tangan awam.

Dari uraian tersebut diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa rumusan

pengertian progesi adalah :

Pelaksanaannya dijalankan dengan menerapkan pengetahuan ilmiah dalam bidang

tertentu, di hayati sebagai suatu panggilan hidup, serta terikat pada etika umum dan etika

khusus (etika profesi) yang bersumber pada semangat pengabdian terhadap sesame

manusia.

Profesi dapat juga dikatakan sebagai suatu fungsi kemasyarakatan tertentu yang

perwujudannya memasyarakatkan disiplin ilmu-ilmu tertentu. Dari pengertian ini ada

lima system okupasi yang dapat di kwalifikasi sebagai suatu profesi yakni:

1. Ketuhanan, Ulama

2. Kedokteran

3. Hukum

4. Jurnalistik

5. Pendidikan

Kelima system okupasi tersebut adalah berkaitan langsung dengan martabat

manusiawi, dalam keutuhannya berupa relasi dengan yang transcendent, kepastian

hukum, yang berkeadilan, informasi yang relevan dan solidaritas yang dinamis dan

kreatif.

Page 11: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

3. untuk menjamin bahwa kompetensi dari suatu okupasi (pekerjaan) akan digunakan

cara-cara yang secara sosial bertanggung jawab, maka dari itu harus mempunyai

institusional, berupa organisasi profesi, etika dan kode etik profesi dengan prosedur

penegakannya, serta cara rekrutasi pengemban profesi.

Ketiga criteria tersebut adalah merupakan criteria inti untuk mengkategorikan

suatu pekerjaan (okupasi) sebagai suatu profesi. Dari kriteria-kriteria tersebut dapat

dikatakan bahwa profesi meliputi kompleks okupasional atau meliputi berbagai bentuk

pekerjaan yang memiliki disiplin-disiplin intelektual tertentu yaitu dapat meliputi :

Humaniora, Ilmu alam, dan ilmu-ilmu sosial, terorganisasi serta system-sistem cultural

(nilai-nilai) yang di olah dari kompleks okupasi tersebut. (Telcot Person 1972:536)

Ciri-ciri khusus profesi sebagai suatu system okupasional menurut Parsons

adalah:

1. profesi tidak berorientasi pada dis instrestendness (tanpa pamrih). Masyarakat

memandang para pengemban profesi sebagai seorang yang mewujudkan pelayanan

daripada orang-orang mencari keuntungan bagi diri sendiri. Sikap ini merupakan

nilai dari standart normative bagi para pengemban profesi dalam mengemban

profesinya.

2. adalah Rasionalitas dalam arti melawan tradisionalisme, kebenaran objektif

dijadikan standart normati tertentu, termasuk ke dalam ruang lingkup suatu

penelitian ilmiah. Rasionalitas berusaha untuk mencapai pertimbangan ilmiah.

3. spesifik fungsional yang bertumpu pada kompetensi teknikal yang superior, para

pengemban profesi memiliki dan menjalankan kewibawaan (otoritas) dalam

masyarakat otoritas progesional ditandai oleh spesifik fungsi yang merupakan unsur

essensil pada pola professional, seorang professional dianggap memiliki otoritas

pada bidangnya.

4. universalisme dalam mengambil suatu putusan pada landasan pertimbangan

profesional yang didasarkan pada permasalahannya, dalam arti pertimbangan itu

dilakukan bukan pada siapa atau pada keuntungan yang diperoleh universalisme,

menjunjung tinggi objektivitas sebagai lawan dari subjektivitas.

Page 12: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

Pelaksanaan suatu profesi harus dikaitkan dengan etika dank ode etik profesi yang

bersangkutan. Oleh karena itu perlu bagi kita tentang kejelasan arti dan kata profesi

tersebut.

PENGERTIAN.

Kata profesi dan professional dalam perkataan sehari-hari diartikan sebagai suatu

bentuk “pekerjaan tetap” yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh nafkah baik

secara legal maupun tidak. Jadi kata profesi diartikan sebagai suatu pekerjaan (okupasi)

untuk memperoleh uang.

Profesi adalam arti yang lebih teknis diartikan sebagai suatu kegiatan tertentu.

Untuk memperoleh nafkah yang dilaksanakan berdasarkan suatu keahlian, yang

berkaitan dengan cara berkarya dan hasil karya yang bermutu tinggi. Keahlian dalam

profesi dapat diperoleh, lewat pengalaman, melalui proses belajar di lembaga pendidikan

tertentu, latihan-latihan secara intensif atau perpaduan dari ketiganya.

Dari pengertian ini dapat diartikan okupasi atau pekerjaan yang dilakukan oleh

seseorang melalui proses tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang professional,

sedangkan orang yang melakukan pekerjaan (okopasi) tanpa didasari oleh pengalaman

dan proses pendidikan serta latihan-latihan secara intensif. Hanya dapat dikatakan

sebagai amatir atau sebagai suatu pekerjaan yang dilakukan secara sambilan.

Menurut Parsons, professional itu harus memenuhi kriteria-kriteria :

1. Profesi mensyarakatkan suatu pekerjaan itu harus didasarkan pada suatu pendidikan

teknis yang formal yhang dilengkapi dengan cara pengujian yang

terinstitusionalisasikan pendidikannya, dan kompetensi orang-orang dari hasil

dididikannya. Pengujian para calon pengemban profesi sangat mengutamakan

evaluasi rationalitas kognitif yhang diterapkan pada bidang khusus tertentu. Oleh

karenanya sangat menekankan pada unsur intelektual.

2. adanya suatu penguasaan tradisi cultural dalam mengamalkan suatu keahlian

tertentu. Dalam lingkungan suatu progesi berlaku suatu system nilai yang berfunsi

sebagai suatu standart normative yang menjadi kerangka orentasi dalam

mengemban suatu profesi yang bersangkutan.

Page 13: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

b. Etis : mengatur sikap seseorang terhadap dirinya dan hubungannya yang terhadap

orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

c. Moral : adalah mengatur hubungan seseorang dengan orang lain, tetapi tidak

menyangkut kehormatan tiap pribadi.

d. Estetika : rasa keindahan yang mendorong seseorang untuk meningkatkan

keadilan dirinya, serta lingkungannya agar lebih indah menuju kesempurnaan

(Abdulah Solim, 1985:12)

Aklak adalah merupakan suatu ilmu yhang mengajarkan tentang sesuatu ide

perbuatan baik yang harsu di pedomani dan di kerjakan dan menghindari perbuatan jahat

dalam hubungannya dengan Allah SWT, manusia, alam dan kehidupan sehari-hari.

Dalam bertingkah laku, manusia dalam kehidupan bersama, harus mempehatikan

ide atau cita etika dalam dari manusia tersebut yang didasari oleh suatu kebajikan yang

tinggi “yang bersumber dari dalam diri manusia itu sendiri, yaitu dengan memperhatikan

kepentingan orang lain dalam hubungan yang sebagai makluk sosial (zoon politicon).

Sebagai makluk sosial manusia itu tidak dapat hidup tanpa bantuan dari manusia

lainnya. Manusia itu tidak akan pernah bias memenuhi segala kebutuhan hidupnya tanpa

bantuan manusia yang lain. Oleh karena itu manusia selalu mempadukan kontak dengan

manusia yang lain.

Agar tidak bias terjadi kekacauan dalam kehidupan bermasyrakat, maka segala

tindakan atau hubungan antara manusia yang satu dengan yang lainnya, harus dilandasi

dengan etikda dan secara konkrit harus diatur oleh norma-norma hukum tertentu.

Dalam kehidupan masyarakat banyak aspek-aspek terpenting dari masyarakat,

sebahagian besar bergantung pada berfungsinya profesi-profesi yhang baik. Kegiatan

pengembangan dan penerapan ilmu dilaksanakan dalam suatu konteks professional.

Profesi-profesi dalam system sosial, okopasi (pekerjaan) menempati kedudukan yang

sangat strategis.

Terhadap profesi-profesi yang terdapat dalam masyarakat dapat terjadi

kemerosotan-kemerosotan dalam kegiatan dari para pengemban profesi itu, sebagai

akibat dari dilanggarnya etika dank kode etik profesi oleh sebahagian para pengemban

profesi itu.

Page 14: Dari uraian diatas kembali dapat kita tarik kesimpulan ... · PDF fileCrombag dalam makalahnya yang berjudul: “notities over de juridische opleiding” yang mengklasifikasikan peran

ETIKA PROFESI HUKUM

ETIKA

Etika berasal dari kata-kata “ethos”. Ethos dapat diartikan sebagai kesusilaan

perasaan bathin atau kecenderungan hari seseorang untuk berbuat kebaikan. Dengan kata

lain etika adalah suatu pengetahuan tentang kebaikan yang tertinggi (supreme good) dan

suatu usaha untuk menemukan norma-norma yang harus diikuti karena norma-norma itu

mengandung suatu kebaikan.

Etika juga mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam mengambil suatu

keputusan “moral” dengan mengarahkan mengarahkan atau menghubungkan penggunaan

akal budi individual dengan objektivitas untuk menemukan “kebenaran” atau “kesalahan”

dan tingkah individu terhadap individu lain.

Etika lebih memusatkan perhatiannya pada individu daripada masyarakat, etika

lebih memandang motif alami suatu perbuatan, merupakan suatu hal yang terpenting.

Dengan perkataan bahwa etika mengatur suatu kehidupan manusia secara batiniah tau

menuntun motivasi-motivasi manusia kearah yang “baik atau buruk”.

Etika juga sebagai suatu filsafat moral, yaitu yang bukan melihat fakta-fakta tetapi

terfocus pada nilai-nilai dan ide-ide tentang kebaikan di keburukan dan bukan terhadap

tindakan manusia.

Tuntutan dari etika tidak hanya pada suatu kebenaran sebagaimana adanya tetapi

juga menuntut suatu kebenaran “sebagaimana seharusnya” dengan berdasarkan manfaat

atau kebaikan dari seluruh tingkah laku manusia.

Perkataan etika di Indonesia sering diarikan sebagai “susila” atau “kesusilaan”

yaitu perbuatan yang baik atau perbuatan yang beradap sebagai ahlak manusia.

Berdasarkan kaedah Islam, etika adalah bahagian dari ahlak manusia karena

ahlak bukanlah sekedar menyangku prilaku yang bersifat lahiriah saja tetapi mencakup

hal-hal yang lebih komplek yaitu bidang akidah, ibadah dan syariah.

Karena itu ahlak Islami adlah menyangkut etika, moral dan estetika. Karenanya :

a. Ethos : menyangkut hubungan seseorang dengan khaliknya.