Voice Over Internet Protocol

38
(VOIP) VOICE OVER INTERNET PROTOCOL Oleh: Nama : Enggal prasetyo NIM : S1TIS100084 Dosen : Purwanto s.com

Transcript of Voice Over Internet Protocol

Page 1: Voice Over Internet Protocol

(VOIP)

VOICE OVER INTERNET PROTOCOL

Oleh:

Nama : Enggal prasetyo

NIM : S1TIS100084

Dosen : Purwanto s.com

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKASEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

(STIMIK)TUNASBANGSA BANJARNEGARA

Page 2: Voice Over Internet Protocol

Voice over Internet Protocol (VoIP)

Voice over Internet Protocol (VoIP)

PendahuluanVoIP yang disebut juga internet telephony merupakan teknologi yang menawarkan solusi teleponi melalui jaringan paket (IP Network). Teknologi menyimpang dari kelaziman tetapi menjanjikan suatu kelebihan, sehingga banyak pihak yang ikut melibatkan diri. VoIP mereduksi biaya mereduksi biaya percakapan sampai 60%. Sebagai contoh, tarif percakapan lewat telepon kabel di Amerika Serikat Rp 6.000/menit atau US$ 66 sen, sementara tarif VoIP hanya Rp 1.300/menit atau sekitar US$ 14 sen. Selain Reduksi biaya, VoIP juga menyederhanakan sistem, memudahkan OAM dan mendukung aplikasi multimedia.

Konfigurasi JaringanUntuk melewatkan voice melalui jaringan internet (IP), memerlukan gateway. Gateway mengubah format sinyal suara (analog, T1/E1, BRI maupun PRI) ke paket IP, begitu juga sebaliknya. Beberapa vendor menyediakan gateway berkapasitas kecil (SOHO Gateway) yang berbentuk card yang harus diinstal ke sebuah PC, atau berbentuk smart terminal (tidak memerlukan PC). Bahkan terminal telepon yang dapat langsung dihubungkan dengan jaringan internet (IP Phone) juga tersedia.

Gambar di atas menunjukkan konfigurasi VoIP.

Page 3: Voice Over Internet Protocol

• Layanan VoIP menyediakan layanan voice Phone-to-PhoneComputer-to-Phone atau Computer-to-Computer. Selain layanan voice, VoIP juga dapat digunakan untuk fax (Fax over Internet Protocol). Layanan internet existing juga diperkaya dengan layanan web based voice. VoIP juga mendukung layanan Interactif voice response, Call center integration, dan Video conference

• Jaringan Internet (IP Network) Jaringan Internet (IP Network) yang digunakan adalah internet, Corporate atau Enterprise IP network (Intranet) dan IP Virtual Private Network (Extranet). Jaringan internet mewakili public internet, memiliki resiko kegagalan yang besar, sedangkan intranet dan PVN sering disebut Managed IP network. Managed IP Network menjamin kualitas VoIP, beberapa provider menyediakan koneksi ke jaringan Managed IP Network-nya. Masalah utama dalam VoIP adalah Quality of Service seperti Interoperability, Reliability, Availability, Scalability, Accessibility, dan Viability yang belum matang. Beberapa usaha dilakukan untuk mengatasi hal tersebut, seperti membentu protokol komunikasi yang sesuai, menggunakan signalling ss7, MPLS, network management, serta network improvement.

• Standar ITU mengeluarkan standar resmi H.323. Komponen yang disyaratkan oleh H.323 lebih lengkap dan mendukung layanan multimedia. selain H.323, terdapat protokol lain seperti MGCP (Media Gateway Control Protol), SIP (Session Inisialization Protocol), SGCP (Simple Gateway Control Protocol), MMUSIC Multiparty (MUltimedia SessIon Control) dll. Akibat belum matangnya protokol-protokol di atas, terdapat banyak produk yang memiliki standar yang berbeda.

• Teknologi Lain Selain Voice over IPdikenal juga teknologi lain seperti Fax over IP (FoIP), Voice over ATM (VoATM), dan Voice over Frame Relay (VoFR) dan Voice Over Wireless (VOW).

• Vendor dan Provider Secara umum vendor terdiri atas penyedia sirkit VoIP tunggal, penyedia gateway dan perangkat pendukung, terminal dan penyedia software. Sedangkan provider menyediakan layanan yang berkenaan dengan jaringan VoIP. Service provider terdiri dari Internet Telephony Service Provider (ITSP), Internet Fax Service Provider (IFSP), Interconectivity Provider, Testing Facilities Provider, Directory Service Provider dan Integrator. ITSP dan IFSP menyediakan layanan voice dan fax kepada end user, sedangkan Interconectivity Provider menyediakan Manage IP Network.

• Contoh Jaringan VoIP Contoh sederhana implementasi jaringan VoIP menggunakan produk DSG Technologies Inc. Produknya terdiri dari Gateway (IP2000), SOHO Gateway (IPStar) dan IP Phone (Interphone). Layanan yang diberikan adalah phone to phone dengan konfigurasi. InterPhone dapat langsung dihubungkan ke jalur internet ataupun melalui IP PBX atau router. Sedangkan IPStar sebagai media yang menghubungkan telepon biasa dengan jalur internet. Gateway IP2000 dapat menghubungkan 32 jalur telepon analog atau sampai 96

Page 4: Voice Over Internet Protocol

jalur digital E1. Untuk penggunaan sebagai ITSP, IP2000 dilengkapi dengan billing system. Tiap perangkat DSG memiliki ID tersendiri, sehingga perangkat satu dengan yang lain dapat saling berhubungan. Kelemahan produk DSG ini adalah tidak kompatibel dengan standar H.323, sehingga hanya dapat berhubungan dengan produk sejenis. Produk DSG telah dipakai di 20 negara dengan jumlah gateway lebih dari 50. Jaringan internet yang dipakai berupa publik internet atau intranet, sedangkan koneksi melalui Interconnectivity Provider belum tersedia.Segmen Bisnis

• Trend Meski VoIP masih terkendala oleh kualitas suara, overhead, standarisasi, skalabilitas dan penggunaan bandwith, pertumbuhannya mencapai 132%/tahun. Beberapa prediksi yang menunjukkan besarnya pasar VoIP antara lain :Pertumbuhan trafik VoIP mencapai 3.6 triliun menit selama tahun 1999 sampai hampir 82 triliun menit di tahun 2003. Presentase trafik VoIP mencapai 0.5 % dari total trafik pada tahun 1998 dan akan mencapai 6.1 % di tahun 2003 (Piper Jaffray Inc. Minneapolis, Charting Ahead, Tele.Com, May 3 1999 www.teledotcom.com ).IP Network based Service menghasilkan revenue dari $74 juta pada tahun 2000 sampai $40 triliun pada tahun 2006 (Ovum, London, Hitching a Ride, Global Telephony march 2000).Market size VoIP mencapai $19.8 juta pada tahun 1996 dan tahun 2001 mencapai $1.89 triliun, melibatkan 70% dari Fortune 1000 companies (Frost & Sullivan)Trafik world-wide FoIP yang masih mendekati nol pada 1996 namun pada tahun 2001 mencapai 1.75 triliun menit (US Domestic), inter-country FoIP mencapai 1.1 triliun menit (Probe research).

• Market Player Segmen bisnis yang terlibat bukan hanya mereka yang terlibat langsung dengan internet tetapi juga meliputi Carrier PSTN , private network atau intranet, WAN atau extranet, dan enterprise network. AT&T misalnya, merupakan InterExchange Company (IEC) yang menggunakan VoIP untuk jaringannya. Beberapa perusahaan yang menjadi Internet Telephony Service Provider (ITSP) dapat dilihat pada lampiran. AT&T juga bergabung dengan British Telecom dalam Concert sebagai managed VoIP services provider (Interconnectivity Provider). Beberapa Coopetitor lain juga melakukan hal yang sama.

• Pendekatan pasar Untuk new entants atau pendatang baru, ada tiga pendekatan masuk ke bisnis VoIP, yakni membangun jaringan sendiri, bergabung dengan jaringan yang telah exist, atau menjadi reseller. Ketiga pendekatan tersebut memiliki sifat investasi modal, kompleksitas dan keuntungan yang berbeda. Beberapa produk yang dapat ditawarkan dari VoIP dengan cara calling account, ,calling card, atau bundled service. Calling account dilakukan dengan mendaftarkan nomor telepon rumah atau kantor pelanggan, dimana pembayaran dilakukan secara prepaid maupun postpaid. Calling card memasarkan produk VoIP lebih fleksibel karena dapat di akses dari mana saja hanya dengan menggunakan PIN tertentu. Cara terakhir menggunakan bundled service, dimana layanan langsung ditawarkan ke

Page 5: Voice Over Internet Protocol

pelanggan dengan sekali bayar dan dapat dipergunakan kapan saja. Pelanggan utama bundled service adalah dunia usaha.

• Pricing Masalah pricing telah dibahas dalam beberapa literatur. Dua metode yang sering digunakan adalah menyamakan pricing dengan ISP atau membuat pricing tersendiri untuk internet telephony. Pricing dengan pendekatan ISP diasumsikan bahwa penggunaan VoIP hanya sebatas web voice atau PC to PC telephony. Sedangkan pricing dengan internet telephony jika penggunaannya untuk general communication.

Regulasi

VoIP berkembang karena adanya persaingan yang bebas dan dukungan pemerintah, setidaknya inilah yang terjadi di Amerika. Monopoli perusahaan besar dihindari (misalnya monopoli AT&T diakhiri pada tahun 1984) dan pengawasan ketat pada persaingan yang sehat (misalnya saat dua internet backbone service provider terbesar, MCI dan WorldCom merger pada tahun 1998, pemerintah tetap berusaha agar tidak ada perusahaan yang mendominasi dengan mewajibka

2.1 Voice over Internet Protokol

2.1.1 Pengertian

VoIP adalah teknologi yang memanfaatkan Internet Protocol untuk

menyediakan komunikasi suara secara elektronis dan real-time. VoIP mulai

dikenal di Indonesia semenjak tahun 2000 dimana saat itu sedang marak-

maraknya teknologi internet. Saat itu dikenal dengan fasilitas telepon gratis

via internet dengan pengguna internet lainnya.

       Voice over Internet Protocol (VoIP) melewatkan trafik suara, video dan

data yang berbentuk paket melalui jaringan IP. jaringan IP adalah jaringan

komunikasi data yang berbasis packet switch. Trafik VoIP dibagi menjadi dua

bagian transmisi jaringan yaitu transmisi untuk signaling dan untuk RTP

(Realtime Transfer Protocol). Protokol yang digunakan unuk signaling selalu

berbasis TCP (Transfer Control Protocol) sedang untuk RTP yang digunakan

adalah protocol berbasis UDP (User Datagram Protocol). Signaling dilakukan

diantara port TCP yang sudah umum diketahui, misalkan untuk H323

Page 6: Voice Over Internet Protocol

menggunakan port 1720, SIP (session Initiation Protocol) menggunakan port

5060, IAX (Inter Asterisk Exchange) menggunakan port 4569.

      Menelepon dengan menggunakan VoIP banyak keuntungannya,

diantaranya adalah dari segi biaya jelas lebih murah dari tarif telepon

tradisional, karena jaringan IP bersifat global. Sehingga untuk hubungan

Internasional dapat ditekan hingga 70%. Selain itu, biaya maintenance dapat

ditekan karena voice dan data network terpisah, sehingga IP Phone dapat

ditambah, dipindah, dan diubah dengan mudah. Hal ini karena VoIP dapat

dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti telepon

tradisional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau PBX.  

    

Gambar 1 : Diagram VOIP

Untuk membuat sistem VoIP, ada beberapa variasi penyambungan. Ada

koneksi dari komputer ke komputer dengan berbekal sound card dan head-

set melalui jaringan LAN maupun internet merupakan solusi paling murah

tetapi cukup merepotkan, karena kedua sisi harus memiliki komputer dan

perangkat lunak (Softphone) yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara

dari komputer ke pesawat telepon IP (IP Phone) maupun pesawat telepon

biasa yang menggunakan gateway atau perangkat yang disediakan oleh

suatu perusahaan untuk dapat mengakses jaringan PSTN (Public Switched

Telephone Network)setempat.  

Page 7: Voice Over Internet Protocol

 

Gambar 2 : Topologi jaringan VoIP . 

2.1.2 Komponen VoIP

Untuk dapat melakukan komunikasi menggunakan VoIP dibutuhkan

beberapa komponen pendukung. Beberapa komponen yang harus ada

dalam VoIP, yaitu :

   1. Protocol

   2. VoIP Server

   3. Soft Switch

   4. SoftPhone (Software)

5. VoIP Gateway

 2.1.2.1  Protocol

      Secara umum, terdapat dua teknologi yang digunakan untuk VoIP, yaitu

H.323 dan SIP. H323 merupakan teknologi yang dikembangkan oleh ITU

(International Telecommunication Union). SIP (Session Initiation Protocol)

merupakan teknologi yang dikembangkan IETF (Internet Enggineering Task

Force).

Page 8: Voice Over Internet Protocol

a. TCP/IP

TCP/IP (Transfer Control Protocol/Internet Protocol) merupakan sebuah

protokol yang digunakan pada jaringan Internet. Protokol ini terdiri dari dua

bagian besar, yaitu TCP dan IP. Ilustrasi pemrosesan data untuk dikirimkan

dengan menggunakan protokol TCP/IP diberikan pada gambar dibawah ini.

plic

atio

Application

TCP/UDP TCP/UDP

IP IP

Physical Physical

Tabel 1

b. Application layer

Fungsi utama lapisan ini adalah pemindahan file. Perpindahan file dari

sebuah sistem ke sistem lainnya yang berbeda memerlukan suatu sistem

pengendalian untuk menangatasi adanya ketidak kompatibelan sistem file

yang berbeda - beda. Protokol ini berhubungan dengan aplikasi. Salah satu

contoh aplikasi yang telah dikenal misalnya HTTP (Hypertext Transfer

Protocol) untuk web, FTP (File Transfer Protocol) untuk perpindahan file,

dan TELNET untuk terminal maya jarak jauh.

Page 9: Voice Over Internet Protocol

c. TCP (Transmission Control Protocol)

Dalam mentransmisikan data pada layer Transpor ada dua protokol yang

berperan yaitu TCP dan UDP. TCP merupakan protokol yang connection-

oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikadasi end-to-

end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirm dan menerima segment

- segment informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram

internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan

perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim. Hal ini

dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap yang dikirimkan dan

membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK

(acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu

tertentu, maka data akan dikirikmkan kembali. Pada sisi penerima, nomor

urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi

data. TCP juga memiliki mekanisme fllow control dengan cara

mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah oktet

data yang masih boleh ditransmisikan pada setiap segment yang diterima

dengan sukses. Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling,

TCP digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signaling. TCP

tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu

komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan

lebih penting daripada penanganan paket yang hilang.

d. User Datagram Protocol (UDP)

UDP yang merupakan salah satu protocol utama diatas IP merupakan

transport protocol yang lebih sederhana dibandingkan dengan TCP. UDP

digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas.

Header UDP hanya berisi empat field yaitu source port, destination port,

length dan UDP checksum dimana fungsinya hampir sama dengan TCP,

namun fasilitas checksum pada UDP bersifat opsional.

UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan audio stream yang dikrimkan

secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada

Page 10: Voice Over Internet Protocol

pengiriman audio streaming yang berlangsung terus menerus lebih

mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa

memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari

jumlah paket yang dikirimkan. (VoIP fundamental, Davidson Peters, Cisco

System, 163). Karena UDP mampu mengirimkan data streaming dengan

cepat, maka dalam teknologi VoIP UDP merupakan salah satu protokol

penting yang digunakan sebagai header pada pengiriman data selain RTP

dan IP. Untuk mengurangi jumlah paket yang hilang saat pengiriman

data (karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada

teknolgi VoIP pengiriman data banyak dilakukan pada private network.

e. H.323

H.323 adalah salah satu dari rekomendasi ITU-t (International

Telecommunications Union – Telecommunications). H.323 merupakan

standar yang menentukan komponen, protokol, dan prosedur yang

menyediakan layanan komunikasi multimedia. Layanan tersebut adalah

komunikasi audio, video , dan data real-time, melalui jaringan berbasis paket

(packet-based network). (Tabratas Tharom, 2001;64) H.323 berjalan pada

jaringan intranet dan jaringan packet-switched tanpa mengatur media

jaringan yang di gunakan sebagai sarana transportasi maupun protokol

networ layer. Karakteristik terminal H.323 dapat dilihat pada Gambar 2.7.

 

Gambar 2 Diagram blok terminal berbasis H.323

Page 11: Voice Over Internet Protocol

Standar H.323 mengatur hal-hal sebagai berikut :

1. Video Codec (H.261 dan H.263). Video Codec bertugas mengkodekan

data dari sumber video untuk dikirimkan dan mendekodekan sinyal kode

yang diterima untuk di tampilkan di layar penerima.

2. Audio Codec (G.711, G.722, G723, G728 dan G.729). Audio codec

betugas mengkodekan data dari sumber suara untuk dikirimkan dan

mendekodekan sinyal kode yang diterima untuk didengarkan oleh

penerima.

3. Data channel mendukung aplikasi-aplikasi seperti electronic whiteboard,

dan kolaborasi aplikasi. Sttandar untuk aplikasi-aplikasi seperti ini adalah

standar T.120 . Aplikasi dan protokol yang berbeda tetap dapat dijalankan

dengan negosiasi menggunakan standar H.245

4. Sistem control unit (H.245 dan H.225.0) menyediakan signalling yang

berkaitan  dengan komunikasi antar terminal H.323.

5. H.225.0 layer memformat data video, suara, data , dan informasi kontrol

lain sehingga dapat dikirimkan melalui LAN Interface sekaligus menerima

data yang telah diformat melalui LAN Interface. Sebagai tambahan, layer

ini juga bertugas melakukan error detection, error correction , dan frame

sequencing agar data dapat mencapai tujuan sesuai denagn kondisi saat

data dikirimkan. LAN interface harus menyediakan koneksi yang handal.

Untuk flow control dan unreliable data channel connection (misal: UDP)

dapat digunakan untuk pengiriman audio dan video channel.

c. SIP (Session Initiation Protocol)

SIP adalah suatu signalling protocol pada layer aplikasi yang

berfungsi untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri suatu sesi

multimedia yang melibatkan satu atau beberapa pengguna. Sesi

multimedia adalah pertukaran data antar pengguna yangbisa meliputi

suara, video, dan text. SIP tidak menyediakan layanan secara langsung ,

tetapi menyediakan pondasi yangdapat digunakan oleh protokol aplikasi

lainnya untuk memberikan layanan yang lebih lengkap bagi pengguna,

Page 12: Voice Over Internet Protocol

misalnya dengan RTP (Real Time Transport Protocol) untuk transfer data

secara real-time, dengan SDP (Session Description Protocol) untuk

mendiskripsikan sesi multimedia , dengan MEGACO (Media Gateway

Control Protocol) untuk komunikasi dengan PSTN (Public Switch

Telephone Network).

Meskipun demikian, fungsi dan operasi dasar SIP tidak tergantung pada

protocol tersebut. SIP juga tidak tergantung pada protokol layer transport

yang digunakan. Pembangunan suatu komunikasi multimedia dengan SIP

dilakukan melalui beberapatahap :

1. User Location adalah menentukan lokasi pengguna yang akan

berkomunikasi.

2. User Availabilityi adalah menentukan tingkat keinginan pihak yang

dipanggil untuk terlibat dalam komunikasi.

3. User Capability adalah menentukan media maupun parameter yang

berhubungan dengan media yang digunakan untuk komunikasi.

4. Session Setup adalah pembentukan hubungan antara pihak

pemanggildengan pihak yang dipanggil.

5. Session management yaitu meliputi transfer, modifikasi, dan

pemutusan sesi. Secara garis besar SIP merupakan protokol yang

digunakan dalam untuk membangun, memodifikasi, dan mengakhiri

suatu sesi. Penggunaan protokol codec video , audio dan Real-time

Protocol dengan H.323 tetap sama, hanya berbeda dalam sesi

signallingsambungan VoIP

    Protokol lain yang juga sempat populer adalah MGCP (Media Gateway

Control Protocol). Protokol ini lebih sering digunakan untuk mengontrol

titik komunikasi di VoIP. MGCP memiliki feature tambahan yang unik,

yakni Call Waiting.  

2.1.2.2 VoIP Server

Page 13: Voice Over Internet Protocol

     VoIP Server adalah bagian utama dalam jaringan VoIP. Perangkat ini

memang tidak wajib ada di jaringan VoIP, tetapi sangat dibutuhkan untuk

dapat menghubungkan banyak titik komunikasi server. Perangkat ini dapat

digunakan untuk mendefinisikan jalur dan aturan antar terminal. Selain itu

VoIP server juga bisa menyediakan layanan-layanan yang biasa ada di

perangkat PBX (Private Branch Exchange), voice mail, Interactive Voice

Response (IVR), dan lain-lain. Beberapa jenis SoftSwitch juga menyediakan

fasilitas tambahan untuk dapat berkomunikasi dengan SoftSwitch lain di

internet. Ada beberapa SoftSwitch yang dapat anda pilih untuk membangun

jaringan VoIP sendiri, semuanya memiliki lisensi gratis. Contoh dari VoIP

server ini adalah Asterisk. 

2.1.2.3 Packet Switch

      Telepon analog yang biasa digunakan di rumah menggunakan teknologi

Circuit Switching. teknologi ini masih digunakan sebagai standar baku

jaringan telepon di beberapa negara termasuk indonesia meskipun jauh dari

efisien.

      Konsep dasar penggunaan Circuit Switching yaitu sebuah jalur

komunikasi akan dibuka dan dipesan selama terjadi komunikasi. Jalur

komunikasi yang ada akhirnya menjadi eklusif dimiliki oleh dua titik yang

menggunakannya. Contoh, anda tinggal di Jakarta dan hendak menelepon

kerabat yang berada di Surabaya. Selama proses komunikasi antara anda

dan kerabat terjadi, jalur telepon dari jakarta ke surabaya adalah eklusif milik

anda dan lawan bicara. Alhasil biaya pun memebengkak karena anda harus

membayar jalur telepon tadi.

      Konsep berbeda ditawarkan VoIP. Seluruh data yang lalu-lalang di

Internet menggunakan konsep Packet Switching. artinya jalur yang anda

gunakan untuk berselancar di internet bukan eklusif milik sendiri. Packet

Switching memungkinkan  jalur data digunakan oleh banyak pengguna. Agar

Page 14: Voice Over Internet Protocol

tidak salah alamat, paket data diberi identitas khusus sehingga perangkat

pendukung seperti router dapat meneruskannya (switched) ke tujuan akhir.

Packet Switch menjadi alasan utama mengapa komunikasi suara

menggunakan Internet Protocol (IP) memiliki perbedaan biaya yang jauh lebih

rendah.  

Coder-decoder (Codec)

      Agar apat melewati jalur Packet Switch dengan baik, VoIP

memebutuhkan proses coder dan decoder. Proses ini mengkonversi sinyal

audio menjadi data digital yang dipadatkan (kompresi) untuk kemudian dikirim

lewat jalur internet. Di titik lain, data dikembangkan lagi (dekompresi), dan

diubah menjadi sinyal analog.

      Konversi codec bekerja dengan cara memotong bagian sinyal (sampling)

audio dalam jumlah tertentu perdetiknya. Sebagai contoh, codec G.711

melakukan sampling audio sebanyak 64.000 kali per detiknya. Jika data hasil

kompresi berhasil diterima di titik lain, proses selanjutnya adalah melakukan

perakitan ulang. Data yang dirakit tidak selengkap data saat pertama kali

dikirim, ada beberapa bagian yang hilang. Akan tetapi bagian yang hilang

sangat kecil sehingga tidak terdeteksi oleh telinga manusia.

      Codec juga bekerja menggunakan alogaritma tertentu untuk

membantunya memecah, mengurutkan, mngkompresi, dan merakit ulang

audio data yang ditransmisikan. Salah satu alogaritma yang populer

digunakan dalam teknologi VoIP adalah CS-ACELP (Conjugate-Structure

Algebraic-Code-Excited Linear Prediction).

      Pemilihan codec sangat berpengaruh pada penggunaan bandwidth

jaringan nantinya. Makin baik codec melakukan sampling, makin efisien juga

jalur yang digunakan. Kualitas akhir suara juga harus diperhatikan agar tidak

sekadar cepat, codec juga harus menghasilkan sinyal audio yang baik.

Beberapa codec lainnya : G.723.1, G.729, G.726, G.728, GSM, iLBC 

Page 15: Voice Over Internet Protocol

2.1.2.4  SoftPhone

      Selain berupa telepon utuh (hardware), perangkat telepon juga bisa

berbentuk software. Di dunia VoIP, perangkat ini disebut SoftPhone.

Softphone memiliki jenis yang beragam baik dari kemampuan dan lisensi.

Saat ini banyak Softphone yang disebarkan dengan lisensi gratis. Bahkan

ada yang menyediakan lisensi software gratis sekalligus layanan jaringan

VoIP -nya. SkyPe salah satu penyedia Softphone Cuma-Cuma, sekaligus

layanan PC-to-PC call yang prima. SoftPhone Skype ini hanya bisa bekerja di

jaringan milik Skype. Jika ingin membuat jaringan sendiri harus

menggunakan Softphone jenis lain. Softphone lain diantaranya adalah X-Lite,

IAX-Lite, MyPhone. X-Lite merupakan softphone untuk VoIP yang berjalan

melalui protokol SIP. Selain suara, X-Lite juga bisa digunakana untuk saling

berkirim text dan video.

      IAX-Lite merupakan softphone yang berjalan melalui protokol IAX. IAX

merupakan protokol signaling yang dikembangkan oleh pembuat Asterisk (IP

PBX). Untuk protokol H323 dapat menggunakan MyPhone. 

2.1.2.5 VoIP Gateway

Gateway digunakan untuk menghubungkan dua j aringan yang berbeda yaitu

antara j aringan H.323 dan jaringan non H.323, sebagai contoh gateway

dapat menghubungkan dan menyediakan komunikasi antara terminal

H.233 dengan jaringan telepon , misalnya: PSTN. Dalam menghubungkan

dua bentuk jaringan yang berbeda dilakukan dengan menterjemankan

protokol-protokol untuk call setup dan release serta mengirimkan informasi

antara jaringan yang terhubung dengan gateway. Namun demikian gateway

tidak dibutuhkan untuk komunikasi antara dua terminal H.323.

2.1.3 Jenis Metode Layanan VOIP

1. Analog Telephone Adaptor (ATA)

Page 16: Voice Over Internet Protocol

2. IP Phones

3. PC to PC

Ketiga metode di atas adalah metode yang dapat dipakai oleh pengguna

untuk melakukan / menggunakan layanan VOIP

2.1.3.1 ATA 

ATA adalah metode paling umum untuk menggunakan layanan VOIP yaitu

menggunakan alat yang bernama ATA yang memungkinkan kita

menyambungkan telepon konvensional ke PC atau internet untuk melakukan

VOIP

2.1.3.2 IP PHONES

IP PHONES yaitu telepon yang sudah memiliki port RJ-45 untuk langsung di

sambungkan ke router guna melakukan panggilan VOIP.

2.1.3.3 PC to PC

PC to PC seperti namanya saja kita sudah dapat membayangkan, yaitu

panggilan VOIP yang dilakukan menggunakan PC dengan perlengkapan

microphone, speaker, dan software yang di sediakan para developer

komunikasi VOIP ini contoh : Skype dan InterVoip. User tidak membayar satu

sen pun dalam melakukan panggilan antarpengguna sesama layanan.

Page 17: Voice Over Internet Protocol

Gambar ini disadur dari : www.foundry.net

Kelebihan dan Kekurangan VoIP

Page 18: Voice Over Internet Protocol
Page 19: Voice Over Internet Protocol

BAB III

PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi Voice over Internet Protocol (VoIP) sejak

dikembangkan pada tahun 1995 sudah semakin pesat. Awalnya dianggap

“nyeleneh” tapi sekarang menjadi harapan pengguna sebagai alternatif

telepon murah. Pemakaian VoIP di beberapa negara maju mampu menekan

biaya SLI dan SLJJ sebesar 70 %. Namun di Indonesia masih ribut pada

masalah regulasinya. Mulai dari substansinya sampai siapa yang berwenang

membuat regulasinya. “Ketakutan” akan penuruan pendapatan oleh operator

telokomunikasi juga mempengaruhi regulasi pemerintah.

VoIP sebenarnya adalah aplikasi internet biasa seperti layanan www dan

email. VoIP sebagai layanan Internet biasa disebut IP Telephony.

Infrastruktur internet dibutuhkan agar dapat menggunakan dann atau

menyediakan layanan VoIP. VoIP secara umum berarti mengirimkan

informasi suara secara digital dalam bentuk paket data. Dibandingkan secara

tradisional, pengiriman informasi suara melalui saluran analog PSTN (Public

Switching Telephone Network). VoIP yang disebut juga internet telephony

merupakan teknologi yang menawarkan solusi telepon melalui jaringan paket

(IP Network). Teknologi yang awalnya dianggap menyimpang dari kelaziman

ternyata saat ini menjanjikan suatu kelebihan, sehingga banyak pihak yang

ikut melibatkan diri. Secara umum, VoIP didefinisikan sebagai suatu sistem

yang menggunakan jaringan internet untuk mengirimkan data paket suara

dari suatu tempat ke tempat yang lain menggunakan perantara protokol IP.

Perkembangan VoIP di Indonesia dan Regulasinya

Di Indonesia, teknologi VoIP sebenarnya sudah digunakan sejak beberapa

tahun lalu. Untuk komunitas pengguna atau pengembang VoIP di

masyarakat, berkembang di tahun 2000. Komunitas awal pengguna atau

pengembang VoIP adalah VoIP Merdeka yang dicetuskan oleh pakar

internet Indonesia, Onno W. Purbo. Teknologi yang digunakan adalah H.323

Page 20: Voice Over Internet Protocol

yang merupakan teknologi awal VoIP. Sentral VoIP Merdeka di hosting di

Indonesia Internet Exchange (IIX) atas dukungan beberapa ISP dan

Asossiasi Penyelenggara Jaringan Internet (APJII). Di tahun 2005, Anton

Raharja dan tim dari ICT Center Jakarta mulai mengembangkan VoIP jenis

baru berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Teknologi SIP merupakan

teknologi pengganti H.323 yang sulit menembus proxy server. Di tahun 2006,

infrastruktur VoIP SIP dikenal sebagai VoIP Raky.

Kini, pemakaian VoIP sudah semakin luas. Namun, pemanfaatannya

masih menimbulkan pro dan kontra. Tentu kita bertanya mengapa

memberikan layanan yang lebih murah dari Telkom dianggap sebagai sebuah

hal yang tabu. Padahal, Telkom tidak lagi memonopoli pasar

penyelenggaraan telekomunikasi di Indonesia. Kondisi ini memprihatinkan

karena perkembangan teknologi tidak diselaraskan dengan regulasi yang

mengaturnya. Pertanyaannya, mengapa pemerintah tidak begitu responsif

dalam menanggapi perkembangan teknologi telekomunikasi, khususnya

dalam bidang VoIP ini.

Saat ini permasalahan VoIP di Tanah Air, bukan terletak pada sisi

teknologinya malainkan pada sisi bisnis semata. Karena, bisnis ini sangat

menguntungkan. Sesuai Kepdirjenpostel No.159/Dirjen/2001,pemerintah

memang hanya menunjuk lima pihak yang berhak menyelenggarakan jasa

internet teleponi alias VoIP untuk keperluan publik. Masing-masing adalah PT

Telkom, Indosat, Satelindo, PT Atlasat Solusindo, dan PT Gaharu Sejahtera.

Padahal, pengusaha VoIP yang tergabung dalam Asosiasi Penyelenggara

Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebut sudah ada sekitar 35 pelaku usaha

yang menyelenggarakan bisnis jasa ini. Kalau Kepdirjenpostel itu jadi

dilaksanakan, berarti sekian banyak pengusaha harus tutup operasi atau

menempuh jalan kerja sama dengan operator resmi. Para pengusaha VoIP di

luar kelima nama tadi memang seolah berpacu dengan waktu. Pasal 86

Kepmenhub No.21/2001 menegaskan tenggat waktu adalah 31 Mei 2002

untuk penyelenggaraan VoIP. Selanjutnya hanya pihak yang telah memiliki

Page 21: Voice Over Internet Protocol

izin resmi yang boleh beroperasi.Penyelenggara VoIP yang masih eksis

selanjutnya dianggap ilegal, dan jika masih beroperasi maka fasilitas

telekomunikasi yang berhubungan dengan VoIP seperti sambungan E-1

dicabut.Sulit dibendung.

TINJAUAN HUKUM LAYANAN VoIP

 Telekomunikasi termasuk cabang produksi yang penting dan strategis

dalam perekonomian nasional sehingga penguasaannya dilakukan oleh

negara yang dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kepentingan dan

kemakmuran rakyat. Hal ini dengan tegas dinyatakan dalam Pasal 4 Undang-

Undang No. 36 Tahun 1996 tentang elekomunikasi. Pembinaan

penyelenggaraan telekomunikasi dilakukan oleh pemerintah. Pasal ini

memberikan wewenang yang mutlak kepada pemerintah atas nama negara

untuk mengembangkan segi-segi kehidupan terkait dengan bidang

telekomunikasi. Terkait dengan hukum administrasi publik, wewenang di sini

merupakan suatu keharusan yang lakukan oleh pemerintah, bukan lagi

merupakan hak yang dapat dilakukan ataupun tidak. Pemerintah memiliki

tanggung jawab dalam memberikan sarana-sarana bertelekomunikasi yang

efektif, efisien dan terjangkau oleh segala lapisan masyarakat.

Di sisi lain, Pasal 28F Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen

memberikan  kepastian hukum kepada setiap orang untuk dapat

berkomunikasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Landasan konstitutif ini merupakan modal dasar bagi pengguna layanan

telekomunikasi yang di dalamnya termasuk sarana komunikasi melalui VoIP.

Dalam Undang-Undang Telekomunikasi ini, belum disinggung

mengenai VoIP. Walau tidak tegas disebut dalam pasal, ketentuan mengenai

VoIP dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000 tentang

Penyelenggaraan Telekomunikasi. Sebuah Peraturan Pemerintah dibentuk

oleh Presiden berdasarkan wewenang yang diberikan oleh Pasal 5 (2)

Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen. Peraturan Pemerintah ini

Page 22: Voice Over Internet Protocol

berfungsi untuk menyelenggarakan ketentuan dalam Undang-Undang, baik

yang secara tegas-tegas maupun secara tidak tegas menyebutkannya.

Dalam Pasal 14 Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000, penyelenggaraan

jasa telekomunikasi diklasifikasikan dalam tiga jenis, yaitu:

1. Penyelenggaraan jasa teleponi dasar

2. Penyelenggaraan jasa nilai tambah teleponi

3. Penyelenggaraan jasa multimedia

Dalam hal ini, yang dimaksud dengan jasa telekomunikasi adalah layanan

telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan bertelekomunikasi dengan

menggunakan jaringan telekomunikasi. Di dalam Penjelasan Pasal 14 huruf c

dalam Peraturan Pemerintah tersebut, yang dimaksud dengan penyelenggaraan

jasa multimedia adalah penyelenggaraan jasa telekomunikasi yang menawarkan

layanan berbasis teknologi informasi, termasuk di dalamnya antara lain:

penyelenggaraan jasa Voice over Internet Protocol (VoIP), internet dan intranet,

komunikasi data, konperensi video dan jasa video hiburan. Penyelenggaraan

jasa multimedia dapat dilakukan secara jual kembali. Jadi, layanan VoIP

digolongkan sebagai penyelenggaraan jasa multimedia. Permasalahannya,

apakah layanan VoIP berbasis Phone-to-Phone masih merupakan jasa

multimedia atau termasuk jasa teleponi dasar. Banyak pihak yang beranggapan

bahwa ketentuan mengenai VoIP tidak jelas pengaturannya karena tidak ada

disebutkan baik dalam Undang-Undang maupun dalam Peraturan Pemerintah

dan bahkan Undang-Undang dianggap tidak mampu mengikuti perkembangan

teknologi informasi. Penjelasan seringkali diperlukan dalam menafsirkan suatu

peraturan perundang-undangan. Penjelasan dalam sebuah perundang-

undangan merupakan suatu kesatuan penjelasan resmi dari pembentuk

peraturan perundang-undangan tersebut. Dalam hal ini, penjelasan berfungsi

untuk dapat membantu dalam mengetahui maksud dan latar belakang

diadakannya suatu peraturan perundang-undangan serta untuk menjelaskan

ketentuan-ketentuan yang masih memerlukan sebuah kejelasan. Jadi, walaupun

mengenai VoIP hanya dijelaskan dalam lembaran Penjelasan, tetap saja materi

ini dianggap sebagai muatan dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000

Page 23: Voice Over Internet Protocol

yang merupakan penjabaran atau untuk menjalankan ketentuan Undang-

Undang. Oleh sebab itu, sangatlah tidak beralasan bahwa aturan mengenai

penyelenggaraan jasa VoIP belum jelas atau tidak ada dasar hukumnya.

Alasan adanya ketidakjelasan mengenai pengaturan VoIP ini seringkali

dijadikan sebagai kambing hitam maupun sebagai celah untuk

menyelenggarakan layanan VoIP. Salah satu perdebatan adalah mengenai

apakah yang dikirim melalui Internet itu dapat disebut suara atau data.

Penyelenggara VoIP bersikeras yang dikirim adalah data, bukan suara. Jadi,

mereka tidak merebut lahan dari Telkom. Namun, anggapan ini juga tidak

sepenuhnya benar. Dalam Penjelasan Pasal 14 huruf c Peraturan Pemerintah

No. 52 Tahun 2000,  penyelenggaraan komunikasi data juga termasuk sebagai

penyelenggaraan jasa multimedia. Jadi, tetap saja menjadi lingkup kewenangan

Undang-Undang Telekomunikasi.

Untuk dapat memberikan layanan VoIP, penyelenggara jasa VoIP

diwajibkan untuk bekerja sama dengan penyelenggara jaringan telekomunikasi

dalam bentuk kerjasama operasi, seperti yang tertuang dalam Pasal 13

Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2000. Ini menjadi kendala bagi

penyelenggara VoIP karena mau tidak mau harus bekerja sama dengan Telkom

yang memiliki pasar di atas 50 %. Walaupun Undang-Undang membolehkan

penyelenggara  VoIP menggunakan jaringan sendiri, namun cara ini tentu

menjadi tidak efisien karena harus membangun jaringan baru.

Pengaturan penyelenggaraan jasa VoIP dijabarkan oleh Keputusan

Menteri Perhubungan No. 23 tahun 2002. Di sini, pengaturan hanya mencakup

jasa VoIP untuk keperluan publik. Batasan untuk keperluan publik di sini adalah

sangatlah luas. Dalam Keputusan Menteri ini, yang dimaksud dengan keperluan

publik adalah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Bila bukan untuk keperluan

pribadi, semua penyelenggaraaan jasa VoIP harus mendapat izin Menteri. Bila

siapa saja yang tidak memenuhi ketentuan ini, Undang-Undang No. 36 Tahun

1996 dalam Pasal 47 memberikan sanksi pidana paling lama 6 tahun penjara

dan/atau denda sampai Rp 600 juta.  Jadi, dalam kasus penyelenggaraaan jasa

Page 24: Voice Over Internet Protocol

VoIP yang tidak memiliki izin dari Menteri, secara yuridis memang dapat diancam

dengan sanksi pidana ini.

 

  REFORMASI REGULASI

Keengganan pemerintah untuk mempermudah pengembangan dan

perluasan VoIP jelas-jelas bertentangan dengan konstitusi Indonesia. Sebagai

sebuah negara yang berdasarkan hukum material/sosial, Indonesia menganut

prinsip perlindungan hak-hak asasi manusia dan prinsip pemerintahan yang

menciptakan kemakmuran rakyat. Hak warga negara untuk dapat menikmati

layanan telekomunikasi yang sesuai dengan kemampuan mereka dijamin oleh

Undang-Undang Dasar sebagai hak yang paling mendasar. Bila hak ini tidak

dapat dinikmati karena peraturan perundang-undangan di bawahnya berusaha

menghambat perkembangan VoIP yang jelas-jelas lebih murah, sudah

seharusnya pemerintah melakukan perbaikan-perbaikan. Selain dapat

menghambat perluasan layanan VoIP, ketentuan yang mengharuskan adanya

kerjasama operasi hanya akan mengakibatkan inefisiensi, baik yang merugikan

negara maupun yang langsung merugikan masyarakat.

Salah satu yang menjadi alasan pembatasan layanan VoIP adalah untuk

melindungi industri telekomunikasi dalam negeri. Alasan ini dapat dimengerti

karena 65 % pendapatan Telkom sendiri berasal dari sambungan jarak jauh.

Dengan adanya layanan VoIP, pendapatan mereka bisa menurun drastis yang

juga akan menurunkan pendapatan negara. Konflik kepentingan ini harus dapat

diatasi oleh pemerintah. Mempertahankan teknologi yang memberikan ongkos

yang besar  perlu dipertimbangkan kembali. Membatasi layanan telekomunikasi

yang murah merupakan proses pembodohan kepada masyarakat. Adanya

kepentingan pemerintah untuk melakukan pembinaan, pembatasan dan

pengawasan terhadap penyelenggaraan telekomunikasi pada dasarnya

merupakan realisasi dari kewajiban negara dalam menjamin hak

bertelekomunikasi warga negara. Dilihat dari kewajiban negara 

menyelenggarakan kesejahteraan rakyat, pemerintah seharusnya mendukung

pengembangan jasa layanan VoIP yang nantinya dapat memeratakan hasil-hasil

Page 25: Voice Over Internet Protocol

pembangunan dan sekaligus meningkatkan ekenomi rakyat sebagai hasil dari

efisiensi. Bukan tidak mungkin, hasil dari efisiensi dalam masyarakat ini

memberikan keuntungan yang lebih baik daripada harus mempertahankan

kepentingan industri telekomunikasi dalam negeri. Kehendak konsititusi harus

selalu diutamakan daripada pertimbangan untung-rugi.

Masyarakat sangat membutuhkan teknologi VoIP, terutama di daerah-

daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan konvensional dari Telkom. Dari

sekitar 72.000 desa yang ada di Indonesia, sekitar 43.000 desa belum mendapat

sambungan telepon dasar. Melihat kondisi ini, pemerintah harus bergerak cepat

dan responsif dalam melakukan pemerataan pembangunan, terutama di bidang

telekomunikasi. Teknologinya sudah tersedia, yang dibutuhkan hanyalah

kemauan dari pemerintah untuk memberikan kemudahan-kemudahan, baik

pengaturan hukum maupun pelaksanaannya.

  Selain membatasi layanan VoIP dengan mengharuskan adanya izin dari

Menteri,  awalnya penyelenggara jasa VoIP juga diharuskan menyertakan

deposit tunai sebesar Rp. 10 Milliar  sebagai jaminan kelangsungan pelayanan

kepada publik, seperti yang tertuang dalam Keputusan Dirjen Postel

No.199/Dirjen/2001 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Internet Telepon

untuk Keperluan Publik tertanggal 6 September 2001.  Belakangan, Keputusan

Dirjen ini ditunda berlakunya. Paling tidak, regulasi ini menggambarkan rumitnya

sistem birokrasi. Sudah waktunya bagi pemerintah untuk melakukan deregulasi

secara komprehensif agar tidak ada lagi penafsiran-penafsiran yang berbeda di

dalam masyarakat dan sekaligus mempertajam arah pembangunan di bidang

telekomunikasi. Adanya kebutuhan yang besar terhadap VoIP harus dilihat

sebagai sebuah urgensi untuk mengatur lahan bidang telekomunikasi ini.

Regulasi yang ada saat ini tidaklah memadai untuk pengaturan sebuah jasa

VoIP yang sangat berkembang cepat. Untuk masa transisi, sebaiknya

pemerintah memberikan kelonggaran-kelonggaran yang dapat memudahkan

pengembangan VoIP sampai ke pelosok-pelosok negeri yang sebelumnya

kurang dapat menikmati layanan telekomunikasi yang masih mahal.

 

Page 26: Voice Over Internet Protocol

BAB IV

KESIMPULAN

Hadirnya VoIP, memberikan banyak keuntungan dari sisi pengguna yaitu :

1. keuntungan yang dapat diambil diantaranya adalah dari segi biaya jelas

lebih murah dari tarif telepon tradisional, karena jaringan IP bersifat global.

Sehingga untuk hubungan SLI dan SLJJ dapat ditekan hingga 70%.

2. biaya maintenance dapat ditekan karena voice dan data network terpisah,

sehingga IP Phone dapat di tambah, dipindah dan di ubah. Hal ini karena

VoIP dapat dipasang di sembarang ethernet dan IP address, tidak seperti

telepon tradisional yang harus mempunyai port tersendiri di Sentral atau

PBX.

Selain keuntungannya VoIP perlu juga dicermati masalah securitynya. Karena

berjalan pada IP (internet) yang memiliki sifat global dan tidak ekslusif maka

masalah keamanan harus juga dipikirkan. Bagaimana dengan penyadapan

pembicaraan? atau mungkin juga jalur VoIP dimanfaatkan sebagai batu loncatan

untuk kegiatan meerusak (cracking).

Untuk masalah regulasi, perlu dibuat sesegera mungkin oleh pejabat yang

berwenang sesuai jobdescriptionnya. Kalau itu memang wewenang menkominfo

yang harus dibuat oleh menkominfo bukan oleh Ditjen Postel. Untuk substansi

regulasinya bisa melibatkan para praktisi dan pakar IT yang memang sudah

bergelut dengan VoIP ini. Jika ini bisa diwujudkan teknologi VoIP yang kabar-

kabarnya adalah teknologi generasi keempat ini segera akan terwujud di negara

Indonesia. 

Page 27: Voice Over Internet Protocol

DAFTAR PUSTAKA

Iskandarsyah, M.H.., Dasar-dasar Jaringan VoIP, Ilmu Komputer,

http://www.ilmukomputer.com

Purbo, W. Onno, Panduan Singkat Untuk Pembangunan Jaringan VoIP

Perjuangan di Indonesia, Ilmu Komputer, http://www.ilmukomputer.com

R. Anton Raharja, VoIP Rakyat, Jaringan VoIP berbasiskan protokol SIP

(Session Initiation Protocol), PowerPoint Presentation. November 2004 (rev.

May 2006)

______________, VoIP Teknologi untuk Komunikasi yang lebih murah,

Majalah InfoKomputer, Edisi Juni 2006, hal 82.

______________, Teleponi Internet Loncatan Tinggi Konvergensi Teknologi,

Senin 11 April 2005,

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0504/11/tekno/1674965.htm

______________, Info Iptek: Polemik VoIP Bukti Kesemerawutan Pembuat

Regulasi, Jumat 26 Juli 2002, http://www.ristek.go.id/index.php?

mod=News&conf=v&id=443

http://www.theopalgroup.com/newsletter/Spring2006/techtalk.htm

http://www.krist-ha.blogspot.com/2006/07/quo-vadis-regulasi-voip-di-

indonesia.html

http:// www.yehu.or.id/teknologi-informasi.htm

Page 28: Voice Over Internet Protocol

http://www.sby.dnet.net.id/post-menanti masa keemasan voip.htm