Discharge Over Weirs_Kelompok 6
-
Upload
richardo-adhitama -
Category
Documents
-
view
128 -
download
9
Transcript of Discharge Over Weirs_Kelompok 6
BAB V
DISCHARGE OVER WEIRS
5.1 Pendahuluan
Fluida adalah zat yang berubah secara kontinu ( terus – menerus ) bila
terkena tegangan geser, betapapun kecilnya tegangan geser itu. Fluida yang
langsung bersentuhan dengan suatu batas benda padat mempunyai kecepatan yang
sama dengan batas itu yakni, pada batas tidak terdapat gelinciran.
Hal ini adalah kenyataan eksperimental yang telah dikaji dalam percobaan
– percobaan yang tidak terhitung jumlahnya dengan mempergunakan berbagai jenis
fluida dan bahan batas.
Fluida diklasifikasikan sebagai fluida Newton atau fluida bukan Newton.
Dalam fluida Newton terdapat hubungan linear antara besarnya tegangan geser yang
diterapkan dan laju perubahan bentuk yang diakibatkan. Dalam fluida bukan
Newton terdapat hubungan tak linear antara besarnya tegangan geser yang
diterapkan dan laju perubahan bentuk sudut. Gas dan cairan encer cenderung
bersifat fluida Newton, sedangkan hidrokarbon berantai panjang yang kental
mungkin bersifat bukan Newton.
5.2 Dasar Teori
5.2.1 Pengetahuan Umum Discharge Over Weirs
Dalam teknik hidrolika, weirs digunakan untuk mengukur aliran
teregulasi pada sungai atau kanal terbuka. Dalam kasus yang sama hubungan
antara permukaan level air dari weir dan limpahan keluar diketahui, sehingga
keluaran setiap waktu bisa ditemukan dengan observasi permukaan level air.
Sebenarnya banyak sekali macam-macam weir, tetapi weir yang paling sering
dipakai adalah rectangular weir, suppressed rectangular weir, triangular weir
(V-notch), dan trapezoidal weir (Cipolletti).
Gambar 5.1 Macam-macam Weir
(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar 2012)
Pada percobaan kali ini, jenis weir yang digunakan ada 2 yaitu: weir
rektangular dan weir bentuk V-notch. Gambar 5.2 di bawah memperlihatkan
dua perbedaan bentuk weir, satu dibentuk dengan memotong persegi panjang
sedang lainnya dipotong berbentuk V, pada plat vertikal.
Perumusan peralatan eksperimen ini turunan dari hubungan antara
head pada weir dan keluaran untuk kedua persegi panjang dan bentuk V,
bentuk V disediakan dengan sudut 90.
O pada satu sisi setidaknya harus 3H O pada satu sisi setidaknya harus ¾
H
Gambar 5.2 Bentuk Weir Rektangular dan Weir Bentuk V-Notch
(www.google.com)
Gambar 5.3 memperlihatkan sketsa pada saat air dari katup
bejana penyedia melalui pipa fleksibel dan didistribusikan kembali ke bejana.
Pengembangan seksi aliran ke kanal pendek, dilewatkan melalui keluaran
persegi panjang dan bentuk V.
Gambar 5.3 Penyusunan Peralatan untuk Pengukuran Over Weirs
(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar 2012)
Level air dapat diukur dengan height gauge yang diletakkan diatas
tangki, pengukuran dengan mengatur baut pada height gauge.
5.2.2 Tujuan Praktikum Discharge Over Weirs
Tujuan dari melakukan praktikum discharge over weirs adalah:
1. Untuk mengetahui besarnya laju aliran volume fluida (debit) yang keluar
melalui weir.
2. Untuk mengetahui besarnya coeffisien of discharge (Cd) dari weir yaitu
bentuk persegi panjang (rectangular) dan bentuk V-notch.
3. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi besarnya laju aliran volume
fluida (debit) antara weir rectangular dan weir V- notch 300.
4. Mengetahui aplikasi sistem discharge over weir dalam kehidupan sehari-
hari seperti bendungan dan sistem irigasi.
5.2.3 Rumus Perhitungan Discharge Over Weirs
Gambar 5.4 Bentuk V – notch dan Rectangular
(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar 2012)
Gambar 5.4 menunjukkan bentuk persegi panjang dan bentuk V dari
peralatan yang dilewati air keluar. Dengan mengambil titik M dan N sebagai
acuan, dimana M terletak dalam air ( dalam tangki ) sedangkan N terletak di
air keluar dari plat. Dengan asumsi tidak adanya energi yang hilang, maka
hukum Bernoulli dapat dipakai disini.
uM2
2g+
pM
w+zM=
uN2
2 g+
pN
w+ zN
(1)
Konstanta integrasi ( yang disebut konstanta Bernoulli ) pada
umumnya berubah dari satu garis aliran ke garis aliran lainnya tetapi tetap
konstan sepanjang suatu garis aliran dalam aliran stedi, tanpa gesekan,
takmampumampat. Pada waktu menerapkan persamaan ini kita memerlukan
serta harus mengingat keempat asumsi ini.
Dengan mengasumsikan tekanan statik pada M dan N adalah tekanan
atmosphere dan tinggi air z M adalah H maka
uN2
2 g+zN=H
(2)
dimana
H−z N=h (3)
Maka dari persamaan 2 dan 3
uN2
2g=h
(4)
Untuk persegi panjang dimana lebar b dan tinggi permukaan air δh maka
luasnya bδh sehingga debit alirannya,
δQ=uN bδh=bδh √2 gh (5)
Kemudian untuk level ketinggian air 0 sampai dengan H maka
Q=∫0
H
bδh√2 gh (6)
Atau Q=2
3bδ hbH1 .5√2 g
(7)
Untuk bentuk profil V dengan sudut 2 θ , dengan kedalamannya 2 ( H−h ) tanθ
sehingga
δQ=uN 2 (H −h ) tanθ .δh=2 ( H−h ) tan θ.δh (8)
Untuk integrasi dari 0 sampai dengan H maka
Q=∫0
H
2 ( H−h ) tan θδ h√2gh (9)
Atau
Q= 815
tan θH2,5√2g (10)
Dengan memasukkan coefisient of discharge Cd
Untuk profil V
Q=Cd23
bH1,5 √2 g (11)
Untuk profil persegi panjang
Q=Cd8
15tan θH 2,5√2 g
(12)
Dengan membuat grafik hubungan antara logaritmik H dan Q seperti
tergambar dibawah ini,
Log Q
Equation of line is
Slope of line : n Log Q = log k + n log H
Log H
Gambar 5.5 Grafik hubungan antara logaritmik H dan Q
(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar 2012)
Dari gambar diatas dapat dirumuskan,
Q=kHn (13)
Atau
log Q = log k + n log H (14)
5.2.4 Aplikasi Discharge Over Weirs
Weir digunakan untuk mengontrol laju aliran air, sehingga debit air
yang melaluinya dapat diatur. Weir biasa digunakan pada sungai atau kanal
terbuka, pada bendungan, atau pada sistem irigasi pada lahan pertanian.
Gambar 5.6 Penerapan Weir dalam Kehidupan Sehari-hari
Tujuan yang ingin dicapai dalam jurnal “Efficient and Safe Flooding
of Salt Grassland Isidor Storchenegger, Barbara Bohne” yaitu untuk
menganalisa suatu pengairan pada daerah produksi makanan untuk dapat
meningkatkan hasil produksi makanannya.
( Jurnal “Efficient and Safe Flooding, Barbara Bohne” )
5.2.5 Alat dan Prosedur Pengujian Discharge Over Weirs
5.2.5.1 Bagian-bagian Alat beserta Fungsinya
Adapun perlatan-peralatan yang digunakan adalah :
1. Bak Air / Lift Tank
Sebagai tiruan kanal terbuka untuk mengukur besarnya debit aliran
air yang mengalir setiap rentang waktu tertentu.
Gambar 5.7 Bak Air
(Lab. Thermofluida Teknik Mesin UNDIP)
2. Pompa Air
Untuk mengalirkan air dari bak tandon melalui pipa.
Gambar 5.8 Pompa Air
(Lab. Thermofluida Teknik Mesin UNDIP)
3. Flow Meter dan Stopwatch
Flowmeter berfungsi untuk mengetahui besarnya aliran massa fluida
(debit) setiap jangka waktu tertentu.
By passDelievery
Stopwatch berfungsi untuk mengukur volume air hingga mencapai 5
liter.
Gambar 5.9 Air Flow Meter
(Lab. Thermofluida Teknik Mesin UNDIP)
4. Pipa serta Katup Pembagi Aliran Air
Pipa air berfungsi untuk mengalirkan air dari tangki tandon menuju
bak air. Kran berfungsi untuk mengatur besarnya volume air.
By Pass berfungsi sebagai mengatur besarnya volume air ke bak
penampungan (reservoir tank). Delivery berfungsi sebagai mengatur
besarnya volume air ke tendon air.
Gambar 5.10 Pipa dan Katup Pembagi
(Lab. Thermofluida Teknik Mesin UNDIP)
5. Depth Gauge
Depth gauge berfungsi untuk mengukur ketinggian air didalam bak
air sesuai dengan besar aliran massa (debit) fluidanya.
Gambar 5.11 Depth Gauge
(Lab. Thermofluida Teknik Mesin UNDIP)
6. Tangki Tandon
Berfungsi untuk menampung air yang akan disalurkan ke bak air.
Gambar 5.12 Tangki Tandon
(Lab. Thermofluida Teknik Mesin UNDIP)
7. Weir
Dua buah weir yaitu profil persegi panjang dan V – notch 30o.
Fungsinya sebagai tahanan air.
Gambar 5.13 Weir Profil Persegi Panjang dan V – notch 900
(Lab. Thermofluida Teknik Mesin UNDIP)
5.2.5.2 Prosedur Pengujian
Untuk melakukan percobaan discharge over weir maka
prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. Mengisi air pada tangki tandon.
2. Menyalakan motor listrik untuk menghidupkan pompa.
3. Memasang plate rectangular.
4. Menunggu sampai aliran air konstan.
5. Membaca ketinggian air pada depth gauge.
6. Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai volume 5 liter air
menggunakan stopwatch.
7. Mengulangi percobaan untuk tujuh variasi bukaan katup by pass
dan katup delivery.
8. Mengulangi percobaan menggunakan plate V-notch.
9. Mengulangi langkah 4-8.
10. Mematikan pompa.
(Jobsheet Praktikum Fenomena Dasar 2012)
5.3 Pengolahan Data
5.3.1 Data Hasil Praktikum
Rectangular Plate
No Variasi Bukaan Katup N G t1 t2 t3 t̄ Delivery By Pass (mm) (mm) (dt) (dt) (dt) (dt)
1 Buka penuh Tutup penuh 72 80 21,15 21,27 21,26 21,222 Tutup 3 putaran Tutup penuh 72 80 21,31 21,28 21,30 21,293 Buka penuh Buka 1 putaran 72 80 21,22 21,28 21,32 21,274 Tutup 3 putaran Buka 1 putaran 72 79 21,27 21,39 21,39 21,355 Buka penuh Buka 1,5 putaran 72 78 22,51 22,65 22,58 22,586 Tutup 3 putaran Buka 1,5 putaran 72 78 22,40 22,39 22,43 22,407 Buka penuh Buka 2 putaran 72 75 26,15 26,09 26,05 26,108 Tutup 3 putaran Buka 2 putaran 72 74 26,19 26,20 26,27 24,22
V-notch ( 900 )
No Variasi Bukaan N G t1 t2 t3 t̄ Deliver By Pass (mm) (mm) (dt) (dt) (dt) (dt)1 Buka penuh Tutup penuh 72 82 21,12 21,20 21,17 21,162 Tutup 3 putaran Tutup penuh 72 83 21,36 21,34 21,27 21,323 Buka penuh Buka 1 putaran 72 83 21,35 21,38 21,40 21,384 Tutup 3 putaran Buka 1 putaran 72 83 21,44 21,44 21,55 21,485 Buka penuh Buka 1,5 putaran 72 83 22,10 21,85 21,85 21,936 Tutup 3 putaran Buka 1,5 putaran 72 83 21,90 22,08 21,82 21,937 Buka penuh Buka 2 putaran 72 83 24,80 24,75 24,71 24,758 Tutup 3 putaran Buka 2 putaran 72 83 24,80 24,71 24,61 24,71
5.3.2 Perhitungan Ralat
Weirs Rectangular Plate
Data: Variasi katup tutup 3 putaran, buka 1 putaran
Ralat Perambatan Q
( m3/dt )
dari data : V = 5 liter
t = 21,35 detik
maka, = 5/21,35 x liter/detik x 1m3/1000 liter
= 2,34 x 10-4 m3/dt
∂Q∂V
=10−3
t ( 1∂ t )=10−3
21 ,35=4 , 684 .10−4
∂Q∂ t
=|V
t2⋅10−3|⋅(m3 /dt2 )
=| 5
21 ,352.10−3|=1 ,097 . 10−5 m3 /dt 2
Bahwa,
∆V = 0,5 x skala terkecil
= 0,5 x 0,001 = 5 . 10-4 m3
∆t = 0,5 x skala terkecil
= 0,5 x 0,001 = 5 . 10-4 dt
Sehingga,
ΔQ=√(∂ Q∂ V )
2
⋅ΔV 2+(∂Q∂ t )
2
⋅Δt2
=√( 4 , 684 . 10−4 )2⋅(5 .10−4 )2+( 10 , 97.10−4 )2⋅(5 . 10−4 )2
= 59,64 . 10-8 m3/dt
Jadi, ralat perambatan Q = ∆Q/Q x 100 %
= 59,64.10-8 / 2,34. 10-4 x 100 %
Q=Vt
Q=Vt
= 0,2549 %
Keseksamaan Q = ( 100 – 0,0104) % = 99,745%
Ralat Perambatan H
H = Gauge Reading – N
= 79 mm – 72 mm
= 7 mm
∆H = 0,5 x skala terkecil
= 0,5 x 1 mm = 0,5 mm
Jadi, ralat perambatan H = ∆H/H x 100%
= 0,5/7 x 100 %
= 7,143 %
Keseksamaan H = ( 100 – 7,143) %
= 92,857%
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat dalam tabel.
Weirs V-notch 90o
Data: Variasi katup tutup 3 putaran, buka 1 putaran
Ralat Perambatan Q
( m3/dt )
dari data : V = 5 liter
t = 21,48 detik
maka, = 5/21,48 x liter/detik x 1m3/1000 liter
= 2,328 x 10-4 m3/dt
∂Q∂V
=10−3
t ( 1∂ t )=10−3
21 , 48=4 , 655 .10−5
Q=Vt
Q=Vt
∂Q∂ t
=|V
t2⋅10−3|⋅(m3 /dt2 )
=| 5
21 ,482. 10−3|=1 , 084 .10−5m3/dt 2
Bahwa,
∆V = 0,5 x skala terkecil
= 0,5 x 0,001 = 5 . 10-4 m3
∆t = 0,5 x skala terkecil
= 0,5 x 0,001 = 5 . 10-4 dt
Sehingga,
ΔQ=√(∂ Q∂ V )
2
⋅ΔV 2+(∂Q∂ t )
2
⋅Δt2
=√( 4 ,655 .10−5)2⋅(5 .10−4 )2+( 1,084 .10−5 )2⋅(5 .10−4 )2
= 23,8977. 10-9 m3/dt
Jadi, ralat perambatan Q = ∆Q/Q x 100 %
= 23,8977.10-9 / 2,328. 10-4 x 100 %
= 0,01027 %
Keseksamaan Q = ( 100 – 0,01027) % = 99,9897 %
Ralat Perambatan H
H = Gauge Reading – N
= 83 mm – 72 mm
= 11 mm
∆H = 0,5 x skala terkecil
= 0,5 x 1 mm = 0,5 mm
Jadi, ralat perambatan H = ∆H/H x 100%
= 0,5/11 x 100 %
= 4,545 %
Keseksamaan H = ( 100 – 4,545) %
= 95,455 %
5.3.3 Perhitungan Data Hasil Praktikum
Weir Rectangular Plate
Data: Variasi katup tutup 3 putaran, buka 1 putaran
( m3/dt )
dari data : V = 5 liter
t = 21,35 detik
maka, = 5/21,35 x liter/detik x 1m3/1000 liter
= 2,34 x 10-4 m3/dt
H = Gauge Reading – N
= 79 mm – 72 mm
= 9 mm
= 0,009 m
Log Q = log 2,34 x 10-4 = -3,631
Log H = log 0,009 = -2,046
Untuk selanjutnya dapat dilihat pada tabel.
Weirs V-notch 90o
Data: Variasi katup tutup 3 putaran, buka 1 putaran
( m3/dt )
dari data : V = 5 liter
t = 21,48 detik
maka, = 5/21,48 x liter/detik x 1m3/1000 liter
= 2,328 x 10-4 m3/dt
Q=Vt
Q=Vt
Q=Vt
Q=Vt
H = Gauge Reading – N
= 83 mm – 72 mm
= 11 mm
= 0,011 m
Log Q = log 2,328 x 10-4 = -3,633
Log H = log 0,011 = -1,959
Untuk selanjutnya dapat dilihat pada tabel.
5.3.4 Tabel Hasil Pengolahan Data
Weir Rectangular Plate
Bukaan Katup G t Q x 10-4 H Log Q Log H H KeseksamaanDelivery By Pass (mm) (dt) m3/dt (m) (%) (%)
Buka penuh Tutup penuh 80 21.22 2.356 0.008 -3.628 -2.097 6.25 93.75Tutup 3putaran Tutup penuh 80 21.29 2.349 0.008 -3.629 -2.097 6.25 93.75Buka penuh Buka 1 putaran 80 21.27 2.351 0.008 -3.629 -2.097 6.25 93.75Tutup 3 putaran Buka 1 putaran 79 21.35 2.342 0.007 -3.630 -2.155 7.14 92.857Buka penuh Buka 1,5 putaran 78 22.58 2.214 0.006 -3.655 -2.222 8.33 91.667Tutup 3 putaran Buka 1,5 putaran 78 22.4 2.232 0.006 -3.651 -2.222 8.33 91.667Buka penuh Buka 2 putaran 75 26.1 1.916 0.003 -3.718 -2.523 16.67 83.33Tutup 3 putaran Buka 2 putaran 74 24.22 2.064 0.002 -3.685 -2.699 25.00 75
V-notch
Bukaan Katup G t Q x 10-4 H Log Q Log H H KeseksamaanDeliver By Pass (mm) (dt) m3/dt (m) (%) (%)
Buka penuh Tutup penuh 82 21.16 2.363 0.01 -3.627 -2 5 95Tutup 3putaran Tutup penuh 83 21.32 2.345 0.011 -3.630 -1.959 4.545 95.455Buka penuh Buka 1 putaran 83 21.38 2.339 0.011 -3.631 -1.959 4.545 95.455Tutup 3 putaran Buka 1 putaran 83 21.48 2.328 0.011 -3.633 -1.959 4.545 95.455Buka penuh Buka 1,5 putaran 83 21.93 2.280 0.011 -3.642 -1.959 4.545 95.455Tutup 3 putaran Buka 1,5 putaran 83 21.93 2.280 0.011 -3.642 -1.959 4.545 95.455Buka penuh Buka 2 putaran 83 24.75 2.020 0.011 -3.695 -1.959 4.545 95.455Tutup 3 putaran Buka 2 putaran 83 24.71 2.023 0.011 -3.694 -1.959 4.545 95.455
0.000 10.000 20.000 30.000 40.0000
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
f(x) = 0.000477693574095673 x + 0.0158911399296889
Q-H pada Vnots
Q-H pada VnotsLinear (Q-H pada Vnots)
10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.0000
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
f(x) = 0.000853519887872866 x + 0.00297898399016617
"Q-H Rectangular"
"Q-H Rectangular"Linear ("Q-H Rectangu-lar")
5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.0000
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
f(x) = 0.000477693574095673 x + 0.0158911399296889f(x) = 0.000853519887872866 x + 0.00297898399016617
Grafik Hubungan Q-H pada Rectangular dan V-notch
Grafik Hubungan Q-H pada Rectangular
Linear (Grafik Hubungan Q-H pada Rec-tangular)
Grafik Hubungan Q-H pada Vnots
Linear (Grafik Hubungan Q-H pada Vnots)
Qx10-4 (m3/dt
H(m
)
-4.000 -3.800 -3.600 -3.400 -3.200 -3.000
-1.900
-1.800
-1.700
-1.600
-1.500
-1.400
f(x) = 0.857989867686084 x + 1.47752693599569
LogQ dan LogH pada Rectangular
LogQ dan LogH pada Rec-tangularLinear (LogQ dan LogH pada Rectangular)
Mencari nilai CD
1. Untuk rectangular Plate
Dari grafik Log H – Q pada rectangular plat diperoleh sebuah persamaan garis
y =0,858+1,477
Kemiringan ( gradient (m) ) dari grafik adalah
m= Q⋅104
H32⋅103
=0 ,858
⊳ Q
H32
=0 ,0858
Maka,
CD= Q
23
. . b⋅H32 √2 g
= Q
H32
⋅32⋅ 1b √2 g
CD=(0 , 0858 )⋅ 32 (0 ,03 )⋅√2⋅9 , 81
CD=0 . 48
2. Untuk V-Plate
Dari grafik H – Q pada V-Plate diperoleh sebuah persamaan :
y = 0.001+0,015
Kemiringan ( gradient (m) ) dari grafik adalah
m= Q⋅104
H32⋅103
=0 ,001
⊳ Q
H32
=0 ,001⋅10−2
Maka,
CD= Q
815
. . tan θ⋅H52 √2 g
= Q
H32
⋅158
⋅ 1tan θ√2 g
Dimana, 2 θ=30∘⊳θ=15∘
CD=(0 , 116⋅10−2 )⋅158⋅tan 15∘√2⋅9 , 81
CD=0 , 056
1.7 Analisa Grafik
Pada grafik perbandingan H – Q antara weir yang berbentuk rectangular dan
weir yang berbentuk V, terlihat bahwa grafik H dan Q memiliki suatu persamaan garis
lurus yang sejajar satu sama lain. Semakin tinggi nilai H maka akan semakin tinggi pula
nilai Q begitu pun sebaliknya.
Dari grafik itu pula kita dapat melihat bahwa jumlah debit dengan weir
berbentuk V-notch lebih banyak dibandingkan dengan weir yang berbentuk rectangular,
oleh karena itu weir yang berbentuk V akan lebih baik jika digunakan, karena
menghasilkan debit air yang lebih banyak.
Sedangkan pada grafik Log G dan Log H, memiliki persamaan garis lurus
seperti grafik H-Q dan memiliki nilai Log G pada weir yang berbentuk V yang lebih
besar daripada Log G pada weir yang berbentuk rectangular.
1.8 Jawaban Tugas
1. Untuk meningkatkan kualitas pengukuran Discharge Over Weir, maka:
- Pompa harus menghasilkan debit yang konstan.
- Volumeter harus memiliki ketelitian yang tinggi.
2. Apabila grafik hubungan antara log Q dan log H tidak linear, maka slope terbaik
tidak dapat dicari, sehingga pengukuran tidak dapat akurat dan Cd tidak dapat
dicari.
3. Bentuk plat selain bentuk V dan rectangular dapat digunakan karena harga Cd
dapat dibandingkan dengan harga Cd dari kedua plat tersebut.
4. Perbedaan Cd bentuk rectangular dan V disebabkan oleh debit pada aliran keluar
penampang yang berbeda. Debit berbanding lurus dengan Cd, apabila debit
dipengaruhi oleh luasan penampang keluar, maka Cd dipengaruhi oleh luas
outlet dan bentuk penampang weir.
5. Hukum Bernoulli tetap berlaku meskipun pengambilan titik m dalam tangki
sedangkan titik N pada saat air telah keluar dari plat.
Um2 g +
Pmw + zm =
UN 2
2g +
PNw + zN
Dimana diasumsikan tidak ada energi yang hilang.
1.9. Kesimpulan Dan Saran
1.9.1Kesimpulan
Coefficient of discharge of weirs dipengaruhi pula oleh bentuk weir yang
digunakan dan luasan dari weir tersebut.
Dengan mengetahui permukaan level air, maka dapat diketahui limpahan
air yang keluar.
Adanya ralat pada data pengamatan disebabkan oleh :
Kesalahan pembacaan skala atau pembacaan skala yang kurang tepat
Permukaan air mengalami gelombang akibat debit aliran air yang
tidak konstan.
Adanya pembulatan pada perhitungan data
Hasil perhitungan coefficient of discharge :
Untuk rectangular plate, CD = 0,34
Untuk V-Plate, CD = 0,056
Dari tabel perbandingan H dan Q terlihat bahwa debit air ( Q ) yang
keluar dari weir yang berbentuk V akan lebih banyak daripada yang
keluar dari weir yang berbentuk rectangular.
1.9.2Saran
Air yang digunakan sebaiknya diganti dengan air yang bersih sehingga
tidak ada kotoran-kotoran yang ada pada pipa mungkin berpengaruh
pada debit air yang tidak konstan.
Dalam melakukan pembacaan pada alat sebaiknya dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk mengurangi human error.
Volume meter sebaiknya diperbaiki sehingga mengurangi kesalahan
pembacaan volume air yang masuk.
Katub by pass dari delivery agar diperbaiki kepresisiannya.
Melakukan pengukuran dengan cermat dan teliti