DARAH,rev

12
DARAH Darah adalah cairan tubuh yang mengedarkan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh seperti nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh dan membuang zat sisa ke luar sel. Pada vertebrata sel darah ditutupi oleh plasma darah yang terdiri dari 55% air. Darah melarutkan protein, glukosa, ion, hormone, karbondioksida, keeping-keping darah dan darah itu sendiri. Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan keeping-keping darah. Sel darah merah memiliki hemoglobin untuk mengikat O2 ke dalam sel dan mengikat CO2 ke luar sel melalui plasma darah dalam bentuk ion bikarbonat. Bebe rapa hewa n ti da k mempun yai hemogl obin , mi saln ya Cr ustacea dan Molu sca mempunyai hemocyanin untuk mengikat O2. Serangga dan beberapa Molusca yang lain memiliki hemo lymp h seba gai peng gant i hemo glob in untuk meng ikat O2. Untuk hewan- hewan kec il memiliki hemoly pmp h menggun akan sys tem trachea untuk mencu kup i kebutuhan O2. Fungsi darah: 1. Menyediakan O2 pada jaringan (dengan hemoglobin yang dibawa oleh sel darah merah) 2. Men yed iak an nut ris i sep ert i glu kos a, pro tei n, asam lemak (ya ng die dar kan oleh darah atau diikat oleh plasma darah). 3. Memindahkan zat-zat sisa seperti CO2, urea, asam laktat. 4. Siste m imun me lalu i sel dara h putih y ang da pat men dete ksi zat as ing. 5. Koagulasi, salah satu bagian darah (trombosit) yang berfungsi untuk memperbaiki  jaringan tubuh. 6. Fung si pengha ntar, terma suk transp ort hormo ne dan sinyal /rang sang dari jari ngan yang mendapat bahaya. 7. Meng atur pH tubuh. 8. Meng at ur suhu tubuh. 9. Fu ng si hid roli k. BAGIAN-BAGIAN DARAH Darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi yang bertugas mentransport nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh. Darah terdiri atas bagian yang berbentuk atau sel-sel darah dan bagian yang berupa cairan yang disebut plasma. Bagian darah yang berbentuk terdiri atas sel-sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (lekosit) serta keping- keping darah (trombosit). Bila darah dibiarkan beberapa lama, maka bagian darah yang berbentuk akan memisah dengan bagian plasma darah.

Transcript of DARAH,rev

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 1/12

 

DARAH

Darah adalah cairan tubuh yang mengedarkan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh

seperti nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh dan membuang zat sisa ke luar sel. Pada

vertebrata sel darah ditutupi oleh plasma darah yang terdiri dari 55% air. Darah melarutkan

protein, glukosa, ion, hormone, karbondioksida, keeping-keping darah dan darah itu sendiri.

Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan keeping-keping darah. Sel darah

merah memiliki hemoglobin untuk mengikat O2 ke dalam sel dan mengikat CO2 ke luar sel

melalui plasma darah dalam bentuk ion bikarbonat.

Beberapa hewan tidak mempunyai hemoglobin, misalnya Crustacea dan Molusca

mempunyai hemocyanin untuk mengikat O2. Serangga dan beberapa Molusca yang lain

memiliki hemolymph sebagai pengganti hemoglobin untuk mengikat O2. Untuk hewan-

hewan kecil memiliki hemolypmph menggunakan system trachea untuk mencukupi

kebutuhan O2.

Fungsi darah:

1. Menyediakan O2 pada jaringan (dengan hemoglobin yang dibawa oleh sel darah

merah)

2. Menyediakan nutrisi seperti glukosa, protein, asam lemak (yang diedarkan oleh

darah atau diikat oleh plasma darah).

3. Memindahkan zat-zat sisa seperti CO2, urea, asam laktat.

4. Sistem imun melalui sel darah putih yang dapat mendeteksi zat asing.

5. Koagulasi, salah satu bagian darah (trombosit) yang berfungsi untuk memperbaiki

 jaringan tubuh.

6. Fungsi penghantar, termasuk transport hormone dan sinyal/rangsang dari jaringan

yang mendapat bahaya.

7. Mengatur pH tubuh.

8. Mengatur suhu tubuh.9. Fungsi hidrolik.

BAGIAN-BAGIAN DARAH

Darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi yang bertugas mentransport nutrisi

dan oksigen ke seluruh tubuh. Darah terdiri atas bagian yang berbentuk atau sel-sel darah

dan bagian yang berupa cairan yang disebut plasma. Bagian darah yang berbentuk terdiri

atas sel-sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (lekosit) serta keping-

keping darah (trombosit). Bila darah dibiarkan beberapa lama, maka bagian darah yang

berbentuk akan memisah dengan bagian plasma darah.

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 2/12

 

a. Plasma Darah

Plasma nerupakan 55% dari darah. Bersifat homogen, agak alkali, mengandung

bahan-bahan berupa gas terlarut, protein, garam anorganik, karbohidrat, lipid dan

beberapa bahan organik lain seperti hormon dan lain-lain. Plasma darah merupakan

cairan yang membawa bahan-bahan nutritif.

b. Sel Darah Merah ( Eritrosit)

Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan bagian tengah lebih tipis

dibanding bagian tepi. Mengandung protein hemoglobin yang berfungsi untuk

mengikat oksigen. Eritrosit berdiameter rata-rata 7,2 µm Ukuran eritrosit yang lebih

besar atau yang lebih kecil menunjukkan suatu keadaan yang berubah dari keadaan

normal. Eritrosit sering tersusun dalam tumpukan yang disebut rouloux. Jumlah

eritrosit jauh lebih besar dibandingkan sel darah lainnya. Pada laki-laki terdapat 5-5,5

  juta eritrosit per milimeter kubik, sedangkan pada wanita 4,5-5 juta per milimeter 

kubik.

Gambar 6.1 Bentuk bikonkaf eritrosit yang dilihat dengan mikroskop elektron

c. Sel Darah Putih ( Lekosit)

Penamaan sel darah putih berdasar pada mengumpulnya sel-sel ini menjadi lapisan

berwarna putih antara plasma darah dan sel darah merah ketika darah disentrifuse

beberapa saat. Sel darah putih terdiri dari beberapa jenis sel dengan masiung-masing

fungsinya. Berdasarkan ada tidaknya granula dalam sitoplasma, maka sel darah putih

dibedakan menjadi lekosit bergranula (granular) dan yang tidak bergranula

(agranular). Yang termasuk dalam lekosit bergranula adalah neutrofil, eosinofil dan

basofil. Sedangkan yang termasuk dalam leukosit tidak bergranula adalah limfosit dan

monosit.

1) Neutrofil

Neutrofil merupakan leukosit yang paling banyak dijumpai pada preparat darah

hapus. Merupakan suatu sel dengan ukuran yang lebih besar dibanding eritrosit

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 3/12

 

yang pada pewarnaan Giemsa tampak memiliki inti yang padat dan berwarna

ungu. Inti pada netrofil memiliki lobus-lobus yang berjumlah antara 2-5 lobus.

Netrofil banyak berperan dalam infeksi bakteri.

Gambar 6.2 Neutrofil dalam preparat darah tepi dengan pewarnaan Giemsa

2)  Eosinofil

Eosinofil memiliki ukuran rata-rata yang sama dengan netrofil. Namun inti sel

eosinofil hanya memiliki 2 lobus, yang seringkali berbentuk seperti gagang

telepon. Dalam preparat darah jumlahnya tidak begitu banyak. Eosinofil ini banyak

berperan dalam infeksi parasit seperti cacing, dan juga dalam proses alergi.

Gambar 6.3 Eosinofil dalam preparat darah tepi

3) Basofil

Basofil sangat jarang dijumpai dalam preparat darah tepi. Hal ini karena jumlah

basofil sangat sedikit. Basofil mempunyai inti yang besar yang hampir memenuhi

sitoplasmanya.

Gambar 6.4 Basofil dalam darah tepi

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 4/12

 

4) Limfosit

Limfosit mempunyai ukuran yang sedikit lebih besar dibandingkan eritrosit.

Mempunyai inti yang besar dan hampir memenuhi seluruh sitoplasmanya. Inti

memiliki kromatin yang sangat padat dan memberikan warna ungu kompak

dengan pewarnaan Giemsa. Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan

limfosit T, dengan fungsi yang berbeda. Limfosit T banyak berperan dalam

penghancuran antigen spesifik secara seluler, sedangkan Limfosit B berperan

dalam pembentukan antibodi yang dilepaskan sebagai sistem imun humoral

spesifik.

Gambar 6.5 Limfosit dalam sediaan darah apus

5) Monosit

Monosit merupakan sel darah putih yang berukuran paling besar, yaitu dengan

diameter 14 – 17 µ. Dalam darah tepi jumlah monosit hanya berkisar 3-8 %,

namun banyak ditemukan di jaringan dalam bentuk makrofag. Makrofag berperan

dalam fagositosis (memakan) antigen dalam tubuh.

 

Gambar 6.6. Makrofag, sebuah sel besar dengan inti yang besar dan sedikit sitoplasma

Jenis lekosit Diameter (μm) Nilai normal dalam darah

Neutrofil 10-12 54-62%

Eosinofil 10-12 1-6%

Basofil 12-15 <1%

limfosit  7-8 25-33%

mon osit  14-17 2-8%

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 5/12

 

Tabel 6.1 Diameter dan nilai normal sel darah putih

Gambar 6.7. Sediaan darah hapus yang menampakkan sel darah merah (a), netrofil (b),

eosinofil (c) dan limfosit (d)

d. Trombosit

Trombosit atau keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah, dan

membantu memperbaiki celah dalam dinding pembuluh darah sehingga dapat

mencegah perdarahan. Trombosit berasal dari fragmentasi sel besar megakariosit.

Berbentuk tidak teratur, mirip cakram, tidak berinti. Trombosit merupakan keping kecil

dengan ukuran 2-4 µm. Pada sediaan apus darah seringkali tampak berkelompok.Jumlah trombosit berkisar dari 150.000 – 400.000 per µl darah.

Fungsi trombosit dalam mengendalikan perdarahan adalah:

1)Agregasi primer, yaitu membentuk sumbat trombosit (   platelet plug) pada

endotel pembuluh darah yang rusak,

2)Agregasi sekunder, trombosit pada sumbat trombosit melepaskan isi granula

alfa dan deltanya,

3)Koagulasi darah, trombosit mempermudah interaksi sekuensial dari 13 protein

plasma sehingga menghasilkan fibrin, dimana fibrin akan membentuk jalinan

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 6/12

 

serat tiga dimensi yang menangkap sel-sel darh merah, lekosit dan trombosit

untuk membentuk suatu bekuan darah atau trombus

4)Retraksi bekuan. Bekuan yang tadinya menonjol ke dalam lumen pembuluh

darah berkerut karena adanya interaksi dari aktin, miosin trombosit dan ATP

5)Pembuangan bekuan. Setelah dinding pembuluh darah membentuk jaringan

baru dan pulih kembali, bekuan darah dihilangkan, terutama oleh enzim

proteolitik yang disebut plasmin, dibantu enzim yang dikeluarkan oleh granula

lambda trombosit.

SISTEM CARDIOVASKULAR

Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dengan dipompa oleh

 jantung. Darah dipompa dari ventrikel kiri pada jantung melalui pembuluh arteri ke jaringan

di seluruh tubuh dan kembali ke atrium kanan jantung melalui pembuluh vena. Darah masuk

ke ventrikel kanan dan dipompa melalui arteri pulmonaris ke paru-paru dan kembali ke

atrium kiri melalui vena pulmonaris. Darah masuk ke ventrikel kiri untuk disirkulasi kembali.

Arteri (kecuali arteri pulmonalis) membawa darah kaya O2 dari udara yang dihirup ke semua

sel tubuh dan vena (kecuali vena pulnomalis) membawa darah dengan CO2, dan zat sisa

dari metabolism sel untuk dikeluarkan. Namun, arteri pulmonaris mengandung darah

carbondioksida pada tubuh. Sedangkan vena pulmonaris mengandung darah oksigen.

PRODUKSI DAN DEGRADASI SEL DARAH

Pada vertebrata jenis-jenis sel darah dibuat disumsum tulang dengan proses yang

disebut hematopoiesis yang mengandung erythropoiesis (produksi darah merah),

myelopoiesis (produksi darah putih) dan fragmentasi keping darah. Selama anak-anak

tulang memproduksi darah merah, setelah dewasa tulang yang memproduksi sel darah

merah terbatas. Pada tubuh vertebrata, tulang dada, tulang rusuk, tulang panggul, tulang

lengan atas dan tulang betis. Selama masa anak-anak kelenjar timus di dalam mediastinumadalah sumber penting dari limfosit. Komponen protein darah diproduksi di hati sedangkan

hormon diproduksi oleh kelenjar endokrin.

TRANSPORT OKSIGEN

Dengan pembuluh pulmonaris, dan pusat arteri, mereka bersama dengan urat-urat

darah, arteri membawa oksigen dalam darah ke seluruh tubuh dari jantung dan

mengalirkannya melalui pembuluh arteri dan pembuluh kapiler, dimana oksigen tersebut

digunakan. Setelah pembuluh vena dan urat-urat darah membawa karbondioksida dalam

darah kembali ke jantung.

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 7/12

 

TRANSPORT KARBONDIOKSIDA

Ketika darah dialirkan terus pada pembuluh kapiler, karbondioksida secara difusi

masuk ke dalam darah dari jaringan. Karbondioksida dilarutkan ke dalam darah.

Karbondioksida bereaksi dengan hemoglobin dan protein untuk membentuk koponen

carbamino. Sisa karbondioksida menjadi ion bikarbonat dan ion hydrogen yang

mengaktifkan enzim RBC carbonic anhydrase. Sebagian besar karbondioksida ditransport

oleh darah dalam bentuk ion bikarbonat.

TRANSPORT ION HIDROGEN

Beberapa oksihemoglobin kekurangan oksigen menjadi deoksihemoglobin.

Deoksihemoglobin mengikat sebagian besar ion hidrogen yang memiliki daya tarik-menarik

tinggi sehingga sebagian besar menjadi oksihemoglobin.

SISTEM LYMFATIC

Pada mamalia, darah dan limfe harus seimbang, yang dapat diperoleh dalam

 jaringan darah pada kapiler ultrafiltrasi. Limfe berkumpul pada system pembuluh limpatik

kecil dan langsung pada pembuluh di rongga dada, berada pada saluran dalam urat-urat

darah subclavian sebelah kiri dimana limfe bergabung dengan system sirkulasi darah.

TERMOREGULASI

Sirkulasi darah mengedarkan panas ke seluruh tubuh, dan melakukan adaptasi pada

alirannya yang merupakan bagian penting termoregulasi. Meningkatkan aliran darah pada

permukaan menyebabkan kulit memenas, akibatnya lebih cepat kehilangan panas.

Sedangkan ketika temperature luar rendah, darah mengalir pada bagian yang

membutuhkan dan pada permukaan kulit menyerap dan mencegah kehilangan panas dan

mengedarkan pada organ-organ penting dalam tubuh.

COLOR

Hemoglobin

Hemoglobin adalah factor terpenting warna darah pada vertebrata. Arteri darah dan

kapiler darah berwarna merah cerah, oksigen memberi warna cerah pada hemoglobin.

Darah dengan karbondioksida memiliki warna merah gelap terdapat pada pembuluh vena

dan dapat terlihat pada donor darah.

Hemocyanin

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 8/12

 

Darah pada molusca: cephalopoda dan gastropoda serta beberapa atropoda

berwarna biru dan akan menjadi biru gelap jika berikatan dengan oksigen. Hemocyanin

dimiliki oleh hewan yang hidup di daerah dingin dengan tekanan oksigen yang rendah.

INVERTEBRATA

Pada insect, darah tidak dapat mengikat oksigen. Darah insect mendapat nutrient ke

 jaringan dan mengeluarkan sisa produk pada system luar.

Invertebrate yang lain, menggunakan respiratory protein untuk meningkatkan kemampuan

mengikat oksigen.

6.2 PREPARAT DARAH APUS

Preparat darah apus adalah sediaan untuk pemeriksaan darah dengan membuat

suatu lapisan/apus di atas kaca benda. Untuk mempermudah pengamatan maka

sediaan darah hapus diberi warna dengan metode pengecatan (staining) tertentu.

6.2.1 Cara Membuat Preparat Darah Hapus

a. Alat dan bahan

1) darah kapiler atau darah vena

2) kaca benda (object glass)

3) kaca penggeser/spreader 

b. Cara pembuatan:

1) Letakkan setetes darah pada kaca benda, kurang lebih 1- 1 ½ cm dari salah

satu sisi pendek.

2) Letakkan spreader di depan tetesan darah tersebut, kurang lebih membentuk

sudut 45 derajat

3) Tarik mundur penggeser sehingga menyentuh tetesan darah

4) Setelah tetesan darah melebar sepanjang tepi penggeser, doronglah

penggeser ke depan dengan kecepatan tertentu sehingga membuat hapusan

darah sepanjang 2,5 – 3 cm

5) preparat dibiarkan kering dalam suhu kamar 

6) diberi nomer/kode penderita supaya tidak tertukar 

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 9/12

 

Gambar 6.8a Menaruh setetes darah pada kaca benda

Gambar 6.8b. Posisi tetesan darah pada kaca benda

Gambar 6.8c.Posisi spreader 

Gambar 6.8d. Mendorong spreader ke depan

c. Ciri-ciri preparat darah hapus yang baik adalah sebagai berikut.

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 10/12

 

1) lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda, sehingga masih

ada tempat untuk pemberian label

2) Secara gradual penebalannya berangsur-angsur menipis dari kepala ke arah

ekor 

3) Ujung/ekornya tidak berbentuk bendera robek

4) Tidak berlubang-lubang karena bekas lemak masih ada di kaca benda. Untuk

menghindari hal ini sebelum digunakan kaca benda harus dibersihkan dari

lemak dengan cara mencuci selama 24 jam dengan extran dan membilasnya

dengan aquades.

5) Tidak terputus-putus karena gerak geseran yang ragu-ragu

6) Tidak terlalu tebal (karena sudut penggeseran yang sangat kecil) dan tidak

terlalu tipis (karena sudut penggeseran yang sangat besar)

7) Pengecatan yang baik

6.2.2 Pengecatan Preparat Darah Hapus

Untuk memudahkan pembacaan preparat darah hapus, maka dilakukan pengecatan.

Pengecatan preparat menggunakan prinsip Romanosky, yaitu terdiri dari methylen

blue dan eosin atau turunan-turunannya. Pada pengecatan Romanosky sel yang

bersifat alkalis/basa bereaksi dengan eosin yang bermuatan negatif memberikan

warna jingga sampai merah. Sel yang bersifat asam bereaksi dengan ion methylenblue yang bermuatan positip memberikan warna biru. Sel yang bersifat netral bereaksi

dengan eosin dan methylen blue memberikan warna campuran jingga dan biru.

Pengecatan Romanosky yang sering digunakan adalah pengecatan Giemsa dan

Rapid Staining.

6.2.2.1 Pengecatan Giemsa

a. Membuat larutan Giemsa

Zat warna Giemsa umumnya dijual dalam bentuk larutan. Namun apabila harus

membuat sendiri dapat dilakukan dengan cara melarutkan 3,0 g azur II-eosin, 0,8 gazur II dan 250 ml Glycerin dalam 250 ml Metilalkohol. Sebelum dipakai larutan

pokok ini diencerkan 20 kali dengan larutan penyangga pH 6,4 atau aquades pH

6,4. Untuk tiap 1 tetes larutan Giemsa ditambahkan larutan penyangga 1 ml. Zat

warna Giemsa yang sudah dilarutkan tidak tahan lebih dari 1 hari sehingga harus

selalu dibuat baru. Pembuatan dalam jumlah secukupnya saja untuk menghemat.

b. Alat dan bahan:

1) Preparat darah hapus yang sudah dikering anginkan

2) Methanol 90 %

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 11/12

 

3) Larutan Giemsa yang telah diencerkan dengan aquades dengan perbandingan 1

bagian cat Giemsa ditambah 9 bagian pelarut

4) Aquades

c. Cara pengecatan:

1) Preparat difiksasi dengan methanol 90% selama 2-3 menit

2) Genangi preparat yang sudah difiksasi tersebut dengan larutan Giemsa selama

20-25 menit

3) Cuci genangan dengan aquades

4) Preparat dikeringkan di rak pengering dengan posisi miring

5) Setelah kering, preparat siap diperiksa di bawah mikroskop

6.2.2.2 Pengecatan Rapid Staining

a. Alat dan Bahan

1) Preparat darah hapus yang sudah dikering anginkan

2) Methanol 90%

3) Eosin

4) Methylen blue

5) Aquades

b. Cara pengecatan:

1) Preparat difiksasi dengan methanol 90% selama 2-3 detik, kemudiandikeringkan

2) Celupkan ke dalam eosin selama 20-30 detik

3) Celupkan ke dalam methylen blue selama 15-30 detik

4) Bilas dengan aquades kemudian keringkan

5) Preparat siap diperiksa di bawah mikroskop

6.2.2.3 Pengecatan Wright

a. Membuat larutan WrightLarutan Wright dapat dibeli dalam bentuk serbuk atau cairan siap pakai. Larutan

koloid yang siap pakai dibuat cara melarutkan serbuk tersebut dengan metilalkohol.

0,1 gram serbuk digerus dalam sebuah mortir, kemudian ditambahkan metilakohol

sedikit demi sedikit sampai volume 600 ml. Simpan larutan kerja tersebut dalam botol

berwarna yang dan isi sampai penuh. Larutan yang sudah lewat 10 hari cukup

matang untuk dipakai.

b. Membuat Larutan Penyangga

5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 12/12

 

Larutan penyangga dapat dibuat dengan melarutkan 6,63 g Kalium fosfat primer 

(KH2PO4.0aq.) dan 2,56 g Natrium fosfat sekunder (NaHPO4.0aq) dalam aquades

sampai volume 1000 ml.

Selain itu dapat pula dibuat dengan aquades biasa yang pH nya diatur dengan

menambahkan larutan Kalium karbonat 1% atau larutan hidroklorida 1%, dengan

titrasi bromothymol blue (larutan dalam air 0,04%).

c. Alat dan Bahan

1) Preparat darah hapus yang sudah dikering anginkan

2) Larutan Wright

3) Larutan penyangga pH 6,4

4) Aquades

d. Cara Pengecatan

1) Teteskan 20 tetes larutan Wright di atas preparat darah hapus

2) Biarkan selama 2 menit agar zat warna melekat pada preparat

3) Teteskan 20 tetes larutan penyangga 6,4 ke atas sediaan

4) Biarkan selama 5 sampai 12 menit, tergantung dari tebal tipisnya preparat dan

kualitas zat warna

5) Siram preparat dengan aquades, mula- mula perlahan-lahan untuk membuang

zat warna, kemudian keras-keras untuk membuang kotoran

6) Keringkan pada suhu kamar dalam posisi vertikal.