5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 1/12
DARAH
Darah adalah cairan tubuh yang mengedarkan zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh
seperti nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh dan membuang zat sisa ke luar sel. Pada
vertebrata sel darah ditutupi oleh plasma darah yang terdiri dari 55% air. Darah melarutkan
protein, glukosa, ion, hormone, karbondioksida, keeping-keping darah dan darah itu sendiri.
Darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan keeping-keping darah. Sel darah
merah memiliki hemoglobin untuk mengikat O2 ke dalam sel dan mengikat CO2 ke luar sel
melalui plasma darah dalam bentuk ion bikarbonat.
Beberapa hewan tidak mempunyai hemoglobin, misalnya Crustacea dan Molusca
mempunyai hemocyanin untuk mengikat O2. Serangga dan beberapa Molusca yang lain
memiliki hemolymph sebagai pengganti hemoglobin untuk mengikat O2. Untuk hewan-
hewan kecil memiliki hemolypmph menggunakan system trachea untuk mencukupi
kebutuhan O2.
Fungsi darah:
1. Menyediakan O2 pada jaringan (dengan hemoglobin yang dibawa oleh sel darah
merah)
2. Menyediakan nutrisi seperti glukosa, protein, asam lemak (yang diedarkan oleh
darah atau diikat oleh plasma darah).
3. Memindahkan zat-zat sisa seperti CO2, urea, asam laktat.
4. Sistem imun melalui sel darah putih yang dapat mendeteksi zat asing.
5. Koagulasi, salah satu bagian darah (trombosit) yang berfungsi untuk memperbaiki
jaringan tubuh.
6. Fungsi penghantar, termasuk transport hormone dan sinyal/rangsang dari jaringan
yang mendapat bahaya.
7. Mengatur pH tubuh.
8. Mengatur suhu tubuh.9. Fungsi hidrolik.
BAGIAN-BAGIAN DARAH
Darah merupakan bagian dari sistem sirkulasi yang bertugas mentransport nutrisi
dan oksigen ke seluruh tubuh. Darah terdiri atas bagian yang berbentuk atau sel-sel darah
dan bagian yang berupa cairan yang disebut plasma. Bagian darah yang berbentuk terdiri
atas sel-sel darah yaitu sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih (lekosit) serta keping-
keping darah (trombosit). Bila darah dibiarkan beberapa lama, maka bagian darah yang
berbentuk akan memisah dengan bagian plasma darah.
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 2/12
a. Plasma Darah
Plasma nerupakan 55% dari darah. Bersifat homogen, agak alkali, mengandung
bahan-bahan berupa gas terlarut, protein, garam anorganik, karbohidrat, lipid dan
beberapa bahan organik lain seperti hormon dan lain-lain. Plasma darah merupakan
cairan yang membawa bahan-bahan nutritif.
b. Sel Darah Merah ( Eritrosit)
Sel darah merah berbentuk cakram bikonkaf dengan bagian tengah lebih tipis
dibanding bagian tepi. Mengandung protein hemoglobin yang berfungsi untuk
mengikat oksigen. Eritrosit berdiameter rata-rata 7,2 µm Ukuran eritrosit yang lebih
besar atau yang lebih kecil menunjukkan suatu keadaan yang berubah dari keadaan
normal. Eritrosit sering tersusun dalam tumpukan yang disebut rouloux. Jumlah
eritrosit jauh lebih besar dibandingkan sel darah lainnya. Pada laki-laki terdapat 5-5,5
juta eritrosit per milimeter kubik, sedangkan pada wanita 4,5-5 juta per milimeter
kubik.
Gambar 6.1 Bentuk bikonkaf eritrosit yang dilihat dengan mikroskop elektron
c. Sel Darah Putih ( Lekosit)
Penamaan sel darah putih berdasar pada mengumpulnya sel-sel ini menjadi lapisan
berwarna putih antara plasma darah dan sel darah merah ketika darah disentrifuse
beberapa saat. Sel darah putih terdiri dari beberapa jenis sel dengan masiung-masing
fungsinya. Berdasarkan ada tidaknya granula dalam sitoplasma, maka sel darah putih
dibedakan menjadi lekosit bergranula (granular) dan yang tidak bergranula
(agranular). Yang termasuk dalam lekosit bergranula adalah neutrofil, eosinofil dan
basofil. Sedangkan yang termasuk dalam leukosit tidak bergranula adalah limfosit dan
monosit.
1) Neutrofil
Neutrofil merupakan leukosit yang paling banyak dijumpai pada preparat darah
hapus. Merupakan suatu sel dengan ukuran yang lebih besar dibanding eritrosit
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 3/12
yang pada pewarnaan Giemsa tampak memiliki inti yang padat dan berwarna
ungu. Inti pada netrofil memiliki lobus-lobus yang berjumlah antara 2-5 lobus.
Netrofil banyak berperan dalam infeksi bakteri.
Gambar 6.2 Neutrofil dalam preparat darah tepi dengan pewarnaan Giemsa
2) Eosinofil
Eosinofil memiliki ukuran rata-rata yang sama dengan netrofil. Namun inti sel
eosinofil hanya memiliki 2 lobus, yang seringkali berbentuk seperti gagang
telepon. Dalam preparat darah jumlahnya tidak begitu banyak. Eosinofil ini banyak
berperan dalam infeksi parasit seperti cacing, dan juga dalam proses alergi.
Gambar 6.3 Eosinofil dalam preparat darah tepi
3) Basofil
Basofil sangat jarang dijumpai dalam preparat darah tepi. Hal ini karena jumlah
basofil sangat sedikit. Basofil mempunyai inti yang besar yang hampir memenuhi
sitoplasmanya.
Gambar 6.4 Basofil dalam darah tepi
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 4/12
4) Limfosit
Limfosit mempunyai ukuran yang sedikit lebih besar dibandingkan eritrosit.
Mempunyai inti yang besar dan hampir memenuhi seluruh sitoplasmanya. Inti
memiliki kromatin yang sangat padat dan memberikan warna ungu kompak
dengan pewarnaan Giemsa. Terdapat dua jenis limfosit yaitu limfosit B dan
limfosit T, dengan fungsi yang berbeda. Limfosit T banyak berperan dalam
penghancuran antigen spesifik secara seluler, sedangkan Limfosit B berperan
dalam pembentukan antibodi yang dilepaskan sebagai sistem imun humoral
spesifik.
Gambar 6.5 Limfosit dalam sediaan darah apus
5) Monosit
Monosit merupakan sel darah putih yang berukuran paling besar, yaitu dengan
diameter 14 – 17 µ. Dalam darah tepi jumlah monosit hanya berkisar 3-8 %,
namun banyak ditemukan di jaringan dalam bentuk makrofag. Makrofag berperan
dalam fagositosis (memakan) antigen dalam tubuh.
Gambar 6.6. Makrofag, sebuah sel besar dengan inti yang besar dan sedikit sitoplasma
Jenis lekosit Diameter (μm) Nilai normal dalam darah
Neutrofil 10-12 54-62%
Eosinofil 10-12 1-6%
Basofil 12-15 <1%
limfosit 7-8 25-33%
mon osit 14-17 2-8%
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 5/12
Tabel 6.1 Diameter dan nilai normal sel darah putih
Gambar 6.7. Sediaan darah hapus yang menampakkan sel darah merah (a), netrofil (b),
eosinofil (c) dan limfosit (d)
d. Trombosit
Trombosit atau keping darah berfungsi pada proses pembekuan darah, dan
membantu memperbaiki celah dalam dinding pembuluh darah sehingga dapat
mencegah perdarahan. Trombosit berasal dari fragmentasi sel besar megakariosit.
Berbentuk tidak teratur, mirip cakram, tidak berinti. Trombosit merupakan keping kecil
dengan ukuran 2-4 µm. Pada sediaan apus darah seringkali tampak berkelompok.Jumlah trombosit berkisar dari 150.000 – 400.000 per µl darah.
Fungsi trombosit dalam mengendalikan perdarahan adalah:
1)Agregasi primer, yaitu membentuk sumbat trombosit ( platelet plug) pada
endotel pembuluh darah yang rusak,
2)Agregasi sekunder, trombosit pada sumbat trombosit melepaskan isi granula
alfa dan deltanya,
3)Koagulasi darah, trombosit mempermudah interaksi sekuensial dari 13 protein
plasma sehingga menghasilkan fibrin, dimana fibrin akan membentuk jalinan
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 6/12
serat tiga dimensi yang menangkap sel-sel darh merah, lekosit dan trombosit
untuk membentuk suatu bekuan darah atau trombus
4)Retraksi bekuan. Bekuan yang tadinya menonjol ke dalam lumen pembuluh
darah berkerut karena adanya interaksi dari aktin, miosin trombosit dan ATP
5)Pembuangan bekuan. Setelah dinding pembuluh darah membentuk jaringan
baru dan pulih kembali, bekuan darah dihilangkan, terutama oleh enzim
proteolitik yang disebut plasmin, dibantu enzim yang dikeluarkan oleh granula
lambda trombosit.
SISTEM CARDIOVASKULAR
Darah diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah dengan dipompa oleh
jantung. Darah dipompa dari ventrikel kiri pada jantung melalui pembuluh arteri ke jaringan
di seluruh tubuh dan kembali ke atrium kanan jantung melalui pembuluh vena. Darah masuk
ke ventrikel kanan dan dipompa melalui arteri pulmonaris ke paru-paru dan kembali ke
atrium kiri melalui vena pulmonaris. Darah masuk ke ventrikel kiri untuk disirkulasi kembali.
Arteri (kecuali arteri pulmonalis) membawa darah kaya O2 dari udara yang dihirup ke semua
sel tubuh dan vena (kecuali vena pulnomalis) membawa darah dengan CO2, dan zat sisa
dari metabolism sel untuk dikeluarkan. Namun, arteri pulmonaris mengandung darah
carbondioksida pada tubuh. Sedangkan vena pulmonaris mengandung darah oksigen.
PRODUKSI DAN DEGRADASI SEL DARAH
Pada vertebrata jenis-jenis sel darah dibuat disumsum tulang dengan proses yang
disebut hematopoiesis yang mengandung erythropoiesis (produksi darah merah),
myelopoiesis (produksi darah putih) dan fragmentasi keping darah. Selama anak-anak
tulang memproduksi darah merah, setelah dewasa tulang yang memproduksi sel darah
merah terbatas. Pada tubuh vertebrata, tulang dada, tulang rusuk, tulang panggul, tulang
lengan atas dan tulang betis. Selama masa anak-anak kelenjar timus di dalam mediastinumadalah sumber penting dari limfosit. Komponen protein darah diproduksi di hati sedangkan
hormon diproduksi oleh kelenjar endokrin.
TRANSPORT OKSIGEN
Dengan pembuluh pulmonaris, dan pusat arteri, mereka bersama dengan urat-urat
darah, arteri membawa oksigen dalam darah ke seluruh tubuh dari jantung dan
mengalirkannya melalui pembuluh arteri dan pembuluh kapiler, dimana oksigen tersebut
digunakan. Setelah pembuluh vena dan urat-urat darah membawa karbondioksida dalam
darah kembali ke jantung.
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 7/12
TRANSPORT KARBONDIOKSIDA
Ketika darah dialirkan terus pada pembuluh kapiler, karbondioksida secara difusi
masuk ke dalam darah dari jaringan. Karbondioksida dilarutkan ke dalam darah.
Karbondioksida bereaksi dengan hemoglobin dan protein untuk membentuk koponen
carbamino. Sisa karbondioksida menjadi ion bikarbonat dan ion hydrogen yang
mengaktifkan enzim RBC carbonic anhydrase. Sebagian besar karbondioksida ditransport
oleh darah dalam bentuk ion bikarbonat.
TRANSPORT ION HIDROGEN
Beberapa oksihemoglobin kekurangan oksigen menjadi deoksihemoglobin.
Deoksihemoglobin mengikat sebagian besar ion hidrogen yang memiliki daya tarik-menarik
tinggi sehingga sebagian besar menjadi oksihemoglobin.
SISTEM LYMFATIC
Pada mamalia, darah dan limfe harus seimbang, yang dapat diperoleh dalam
jaringan darah pada kapiler ultrafiltrasi. Limfe berkumpul pada system pembuluh limpatik
kecil dan langsung pada pembuluh di rongga dada, berada pada saluran dalam urat-urat
darah subclavian sebelah kiri dimana limfe bergabung dengan system sirkulasi darah.
TERMOREGULASI
Sirkulasi darah mengedarkan panas ke seluruh tubuh, dan melakukan adaptasi pada
alirannya yang merupakan bagian penting termoregulasi. Meningkatkan aliran darah pada
permukaan menyebabkan kulit memenas, akibatnya lebih cepat kehilangan panas.
Sedangkan ketika temperature luar rendah, darah mengalir pada bagian yang
membutuhkan dan pada permukaan kulit menyerap dan mencegah kehilangan panas dan
mengedarkan pada organ-organ penting dalam tubuh.
COLOR
Hemoglobin
Hemoglobin adalah factor terpenting warna darah pada vertebrata. Arteri darah dan
kapiler darah berwarna merah cerah, oksigen memberi warna cerah pada hemoglobin.
Darah dengan karbondioksida memiliki warna merah gelap terdapat pada pembuluh vena
dan dapat terlihat pada donor darah.
Hemocyanin
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 8/12
Darah pada molusca: cephalopoda dan gastropoda serta beberapa atropoda
berwarna biru dan akan menjadi biru gelap jika berikatan dengan oksigen. Hemocyanin
dimiliki oleh hewan yang hidup di daerah dingin dengan tekanan oksigen yang rendah.
INVERTEBRATA
Pada insect, darah tidak dapat mengikat oksigen. Darah insect mendapat nutrient ke
jaringan dan mengeluarkan sisa produk pada system luar.
Invertebrate yang lain, menggunakan respiratory protein untuk meningkatkan kemampuan
mengikat oksigen.
6.2 PREPARAT DARAH APUS
Preparat darah apus adalah sediaan untuk pemeriksaan darah dengan membuat
suatu lapisan/apus di atas kaca benda. Untuk mempermudah pengamatan maka
sediaan darah hapus diberi warna dengan metode pengecatan (staining) tertentu.
6.2.1 Cara Membuat Preparat Darah Hapus
a. Alat dan bahan
1) darah kapiler atau darah vena
2) kaca benda (object glass)
3) kaca penggeser/spreader
b. Cara pembuatan:
1) Letakkan setetes darah pada kaca benda, kurang lebih 1- 1 ½ cm dari salah
satu sisi pendek.
2) Letakkan spreader di depan tetesan darah tersebut, kurang lebih membentuk
sudut 45 derajat
3) Tarik mundur penggeser sehingga menyentuh tetesan darah
4) Setelah tetesan darah melebar sepanjang tepi penggeser, doronglah
penggeser ke depan dengan kecepatan tertentu sehingga membuat hapusan
darah sepanjang 2,5 – 3 cm
5) preparat dibiarkan kering dalam suhu kamar
6) diberi nomer/kode penderita supaya tidak tertukar
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 9/12
Gambar 6.8a Menaruh setetes darah pada kaca benda
Gambar 6.8b. Posisi tetesan darah pada kaca benda
Gambar 6.8c.Posisi spreader
Gambar 6.8d. Mendorong spreader ke depan
c. Ciri-ciri preparat darah hapus yang baik adalah sebagai berikut.
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 10/12
1) lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda, sehingga masih
ada tempat untuk pemberian label
2) Secara gradual penebalannya berangsur-angsur menipis dari kepala ke arah
ekor
3) Ujung/ekornya tidak berbentuk bendera robek
4) Tidak berlubang-lubang karena bekas lemak masih ada di kaca benda. Untuk
menghindari hal ini sebelum digunakan kaca benda harus dibersihkan dari
lemak dengan cara mencuci selama 24 jam dengan extran dan membilasnya
dengan aquades.
5) Tidak terputus-putus karena gerak geseran yang ragu-ragu
6) Tidak terlalu tebal (karena sudut penggeseran yang sangat kecil) dan tidak
terlalu tipis (karena sudut penggeseran yang sangat besar)
7) Pengecatan yang baik
6.2.2 Pengecatan Preparat Darah Hapus
Untuk memudahkan pembacaan preparat darah hapus, maka dilakukan pengecatan.
Pengecatan preparat menggunakan prinsip Romanosky, yaitu terdiri dari methylen
blue dan eosin atau turunan-turunannya. Pada pengecatan Romanosky sel yang
bersifat alkalis/basa bereaksi dengan eosin yang bermuatan negatif memberikan
warna jingga sampai merah. Sel yang bersifat asam bereaksi dengan ion methylenblue yang bermuatan positip memberikan warna biru. Sel yang bersifat netral bereaksi
dengan eosin dan methylen blue memberikan warna campuran jingga dan biru.
Pengecatan Romanosky yang sering digunakan adalah pengecatan Giemsa dan
Rapid Staining.
6.2.2.1 Pengecatan Giemsa
a. Membuat larutan Giemsa
Zat warna Giemsa umumnya dijual dalam bentuk larutan. Namun apabila harus
membuat sendiri dapat dilakukan dengan cara melarutkan 3,0 g azur II-eosin, 0,8 gazur II dan 250 ml Glycerin dalam 250 ml Metilalkohol. Sebelum dipakai larutan
pokok ini diencerkan 20 kali dengan larutan penyangga pH 6,4 atau aquades pH
6,4. Untuk tiap 1 tetes larutan Giemsa ditambahkan larutan penyangga 1 ml. Zat
warna Giemsa yang sudah dilarutkan tidak tahan lebih dari 1 hari sehingga harus
selalu dibuat baru. Pembuatan dalam jumlah secukupnya saja untuk menghemat.
b. Alat dan bahan:
1) Preparat darah hapus yang sudah dikering anginkan
2) Methanol 90 %
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 11/12
3) Larutan Giemsa yang telah diencerkan dengan aquades dengan perbandingan 1
bagian cat Giemsa ditambah 9 bagian pelarut
4) Aquades
c. Cara pengecatan:
1) Preparat difiksasi dengan methanol 90% selama 2-3 menit
2) Genangi preparat yang sudah difiksasi tersebut dengan larutan Giemsa selama
20-25 menit
3) Cuci genangan dengan aquades
4) Preparat dikeringkan di rak pengering dengan posisi miring
5) Setelah kering, preparat siap diperiksa di bawah mikroskop
6.2.2.2 Pengecatan Rapid Staining
a. Alat dan Bahan
1) Preparat darah hapus yang sudah dikering anginkan
2) Methanol 90%
3) Eosin
4) Methylen blue
5) Aquades
b. Cara pengecatan:
1) Preparat difiksasi dengan methanol 90% selama 2-3 detik, kemudiandikeringkan
2) Celupkan ke dalam eosin selama 20-30 detik
3) Celupkan ke dalam methylen blue selama 15-30 detik
4) Bilas dengan aquades kemudian keringkan
5) Preparat siap diperiksa di bawah mikroskop
6.2.2.3 Pengecatan Wright
a. Membuat larutan WrightLarutan Wright dapat dibeli dalam bentuk serbuk atau cairan siap pakai. Larutan
koloid yang siap pakai dibuat cara melarutkan serbuk tersebut dengan metilalkohol.
0,1 gram serbuk digerus dalam sebuah mortir, kemudian ditambahkan metilakohol
sedikit demi sedikit sampai volume 600 ml. Simpan larutan kerja tersebut dalam botol
berwarna yang dan isi sampai penuh. Larutan yang sudah lewat 10 hari cukup
matang untuk dipakai.
b. Membuat Larutan Penyangga
5/6/2018 DARAH,rev - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/darahrev 12/12
Larutan penyangga dapat dibuat dengan melarutkan 6,63 g Kalium fosfat primer
(KH2PO4.0aq.) dan 2,56 g Natrium fosfat sekunder (NaHPO4.0aq) dalam aquades
sampai volume 1000 ml.
Selain itu dapat pula dibuat dengan aquades biasa yang pH nya diatur dengan
menambahkan larutan Kalium karbonat 1% atau larutan hidroklorida 1%, dengan
titrasi bromothymol blue (larutan dalam air 0,04%).
c. Alat dan Bahan
1) Preparat darah hapus yang sudah dikering anginkan
2) Larutan Wright
3) Larutan penyangga pH 6,4
4) Aquades
d. Cara Pengecatan
1) Teteskan 20 tetes larutan Wright di atas preparat darah hapus
2) Biarkan selama 2 menit agar zat warna melekat pada preparat
3) Teteskan 20 tetes larutan penyangga 6,4 ke atas sediaan
4) Biarkan selama 5 sampai 12 menit, tergantung dari tebal tipisnya preparat dan
kualitas zat warna
5) Siram preparat dengan aquades, mula- mula perlahan-lahan untuk membuang
zat warna, kemudian keras-keras untuk membuang kotoran
6) Keringkan pada suhu kamar dalam posisi vertikal.