DAN ECONOMIC PERFORMANCE

41
i HUBUNGAN ANTARA ENVIROMENTAL PERFORMANCE DAN ECONOMIC PERFORMANCE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI) Oleh : BUDI HARTONO NIM : 232009033 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan- persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : AKUNTASI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

Transcript of DAN ECONOMIC PERFORMANCE

Page 1: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

i

HUBUNGAN ANTARA ENVIROMENTAL PERFORMANCE

DAN ECONOMIC PERFORMANCE

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)

Oleh :

BUDI HARTONO

NIM : 232009033

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-

persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTASI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 2: DAN ECONOMIC PERFORMANCE
Page 3: DAN ECONOMIC PERFORMANCE
Page 4: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

ii

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

Jalan Diponegoro 52-60

(0298) 21212, 311881

Telex 22364 ukswsa ia

Salatiga 50711 – Indonesia

Fax. (0298) - 21433

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan dibawah ini :

N a m a : Budi Hartono

N I M : 232009033

Program Studi : Akuntansi

Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi,

Judul : Hubungan Environmental Performance dan Economic Performance

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

Pembimbing : Dr. Usil Sis Sucahyo,SE.,MBA

Tanggal di uji : 18 Februari 2015

adalah benar-benar hasil karya saya.

Didalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil

dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangakaian kalimat atau simbol yang saya akui seolah-olah

sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain

seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar

kesarjanaan yang telah saya peroleh.

Salatiga, 11 Deptember 2015,

Yang memberi pernyataan,

Budi Hartono

Page 5: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

iii

HUBUNGAN ANTARA ENVIROMENTAL PERFORMANCE

DAN ECONOMIC PERFORMANCE

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI)

Oleh :

BUDI HARTONO

NIM : 232009033

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-

persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTASI

Disetujui Oleh :

Dr. Usil Sis Sucahyo,SE.,MBA

Pembimbing

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2014

Page 6: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

iv

ABSTRACT

This study examined the relationship between environmental performance and economic

performance.The sample of this study consisted of 30 companies and listed on the Stock

Exchange in 2011 to 2012. Environmental performance is measured by the PROPER rating

provided by the Ministry of Environment RI, while economic performance is measured by

the GPM (Gross Profit Margin) obtained from the audited financial statements. The analysis

tool used is the Spearman correlation test. The results of this study shown that there is a

significant positive relationship between environmental variables and economic performance

performance.

Keywords : Environmental Performance, Economic Performance, Proper, Gross Profit

Margin (GPM).

Page 7: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

v

SARIPATI

Penelitian ini menguji hubungan anatara environmental performance dan economic

performance.Sampel penelitian terdiri dari 30 perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun

2011-2012. Environmental performance diukur dengan menggunakan rating PROPER yang

disediakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup RI, sedangkan economic performance diukur

dengan GPM (Gross Profit Margin) yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah diaudit.

Alat analisis yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Hasil dari penelitian ini

membuktikan bahwa ada hubungan positif signifikan antara variabel environmental

performance dan economic performance.

Kata Kunci : Kinerja lingkungan, kinerja ekonomi, proper, laba kotor (GPM).

Page 8: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

vi

KATA PENGANTAR

Kertas kerja yang berjudul “Hubungan Environmental Performance dan Economic

Performance” ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai gelar

Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Kristen Satya Wacana. Perkembangan

bisnis yang semakin maju di era modern ini membuat para pebisnis berpikir ulang akan

pentingnya environmental performance guna mendukung kegiatan bisnis mereka. Baik

disadari atau tidak keberadaan perusahaan-perusahaan sebagai produsen dalam kegiatan

ekonomi telah berkontribusi dalam perubahan iklim yang biasa disebut sebagai Global

Warming. Selain emisi dan limbah yang dikeluarkan, Proses pengambilan bahan baku hingga

masuk dalam tahap produksi juga menjadi faktor utama untuk menilai environmental

performance suatu perusahaan apakah dalam pengambilan bahan baku prusahaan tersebut

meninggalkan jejak dengan merusak lingkungan sekitarnya atau tidak. Dengan memiliki

environmental performance yang baik perusahaan dapat bertahan ditengah masyarakat dan

hal ini akan mendorong economic performance yang ditandai dengan peningkatan penjualan

bagi produk-produk yang dhasilkan perusahaan, sehingga dari peningkatan penjualan tersebut

perusahaan dapat lebih lagi mengingkatkan environmental performancenya. Tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keterkaitan antara Environmental

Performance dan Economic Performance.

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca, khususnya

mahasiswa Universitas Kristen Satya Wcana serta dapat memberi masukan bagi perusahaan-

perusahaan manufaktur untuk menyadari betapa pentingnya environmental performance

untuk menjaga kestabilan ekosistem alam demi keberlangsungan hidup manusia dimasa

mendatang yang pada akhirnya tanpa disadari dapat membawa peningkatan economic

performance yang kemudian dapat digunakan untuk membiayai environmental performance

lebih besar lagi sehingga hasil yang dicapai menjadi lebih optimal.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dan penulis berharap dimasa

yang akan datang, ada yang dapat melengkapi penelitian ini agar menjadi lebih baik. Akhir

kata, semoga penelitian ini dapat berguna utuk penelitian selanjutnya dan berguna untuk

pihak-pihak yang membutuhkan referensi.

Salatiga, 6 November 2014

Penulis

Page 9: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Yang Maha Pengasih dan Penyayang

atas semua berkat dan karunia-NYA yang telah mngijinkan penulis menyelesaika skripsi ini ,

guna menyelesaikan studi pada fakultas ekonomika dan bisnis Program Studi Akuntansi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Penulis menyadari banyak kasih yang melimpah

yang dapat dirasakan dalam proses menimba ilmu di kampus ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa penulis tidak bekerja

sendiri karena tidak terlepas dari kendala dan kesulitan yang dihadapi. Penyelesaian skripsi

ini juga tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang membantu memberi bantuan,

bimbingan, serta masukan-masukan. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Usil Sis Sucahyo, MBA yang selama ini telah memberikan bimbingan,

ilmu, bantuan, dukungan, semangat, nasehat yang berharga bagi penulis. Selama

itu menjadi inspirasi sarana pembelajaran yang berharga bagi penulis untuk

belajar lebih bijak, bukan hanya dalam pengembangan ilmu pengetahuan, akan

tetapi juga dalam mengembangkan sikap hidup, kepribadian dan kemampuan

penulis dikemudian hari.

2. Orang tua tercinta, Papa dan adik terkasih dan terimakasih kepada saudara –

saudara di keluarga besar yang terus mengingatkan dan memberi dukungan moril

selama penuisan.

3. Ibu Elisabeth Penti Kurniawati , SE, M.Ak. , selaku wali studi yang membantu

penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW

4. Bapak Hari Sunarto, SE. MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis

UKSW.

5. Bapak/Ibu dosen pengajar dalam program studi akuntansi FEB UKSW yang telah

memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis menjalani perkuliahan.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu

penyusunan penelitian ini.

Page 10: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................................................ i

Halaman Pernyataan Keaslian Kertas Kerja ................................................................... ii

Halaman Persetujuan ...................................................................................................... iii

Abstract ........................................................................................................................... iv

Saripati ............................................................................................................................ v

Kata pengantar ................................................................................................................ vi

Ucapan terima kasih ........................................................................................................ vii

Daftar isi.......................................................................................................................... viii

Daftar tabel...................................................................................................................... x

Daftar lampiran ............................................................................................................... xi

PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ............................................................................................... 6

Tujuan Penelitian ................................................................................................ 6

Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6

TINJAUAN LITERATUR.................................................................................. 6

Legitimacy Theory .............................................................................................. 6

Stakeholder ......................................................................................................... 7

Environmental Performance ............................................................................... 10

Economic Performance ....................................................................................... 12

Gross Profit Margin ............................................................................................ 13

Hubungan environmental performance dan economic performance .................. 14

Model Penalaran.................................................................................................. 15

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel............................................................................ ... 16

Jenis Data dan Sumber Data.................................................................... 16

Pengukuran Variabel ............................................................................... 17

Teknik Pengujian Hipotesis .................................................................... 18

Uji Normalitas ......................................................................................... 18

Pengujian Hipotesis ................................................................................. 18

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis Deskriptif ................................................................................... 19

Uji Normalitas ......................................................................................... 20

Pengujian Hipotesis ................................................................................. 20

Hasil Pengujian Hipotesis ....................................................................... 20

Page 11: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

ix

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .............................................................................................. 21

Keterbatasan ............................................................................................ 22

Saran ........................................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 24

LAMPIRAN............................................................................................................... ..... 27

Page 12: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis-jenis Stakeholder ................................................................................. 9

Tabel 3.1 Koefisien Korelasi ........................................................................................ 18

Page 13: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 4.1 Distribusi Frekuensi Environmental Performance ................................... 27

Lampiran 4.2 Statistik Deskriptif Economic Performance ............................................. 27

Lampiran 4.3 Uji Normalitas dengan Kolmogorov Smirnov........................................ . 28

Lampiran 4.4 Koefisirn Korelasi Rnk Spearman.......................................................... .. 28

Page 14: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

1

PENDAHULUAN

Saat ini masalah kerusakan lingkungan terus menjadi perhatian seluruh dunia. Salah

satu bentuk kerusakan lingkungan yang dirasakan diseluruh dunia adalah pemanasan global.

Hal tersebut dikarenakan semakin berkembangannya sektor industri yang tidak disertai

dengan kepedulian terhadap dampak lingkungan sebagai akibat dari kegiatan operasinya.

Pada akhirnya hal-hal tersebut menimbulkan kerugian bahkan ancaman bagi keberlangsungan

hidup manusia.

Oleh karena itu perusahaan- perusahaan diwajibkan untuk membuat laporan tahunan

terkait tanggung jawab sosial dan lingkungan, terutama pada perusahaan yang bergerak di

bidang pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA). Kewajiban ini diatur dalam Undang-Undang

nomor 40 tahun 2007 pasal 74 , yang menyatakan bahwa perseroan yang kegiatan usahanya

dibidang pengelolaan SDA diwajibkan untuk melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan. Kegiatan dalam memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial dan lingkungan

tersebut harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan.

Tak hanya sampai disitu saja, pemerintah melalui Peraturan Pemerintah RI Nomor 74

tahun 2001 telah mengetur mengenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun. Hal ini

merupakan bukti bahwa pemerintah ikut ambil bagian mengenai dampak yang ditimbulkan

oleh lingkungan. Lebih jauh lagi Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009, telah mengatur

tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu dalam Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011mengatur mengenai pedoman Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup yang didalamnya

terdapat peraturan mengenai Mekanisme dan Kriteria Penilaian Proper dan diperkuat lagi

dengan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 06 Tahun 2013 tentang

Program Penilaian Perusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Pada penilaiannya peringkat

proper di dibedakan oleh 5 warna yang masing-masing mencerminkan kinerja masing-masing

perusahaan, yaitu warna emas, hijau, biru, merah dan hitam. Dimana warna yang menjadi

penilaian kinerja yang baik adalah emas dan hijau. Penilaian dalam PROPER sendiri

mencakup pengendalian pencemaran air, udara, pengelolaan limbah B3, dan penerapan

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)

Kementrian Lingkungan Hidup melalui program yang disebut dengan PROPER yang

digunakan sebagai bentuk penaatan lingkungan hidup bagi perusahaan-perusahaan di

Indonesia. Sejarah kelahiran PROPER tidak dapat dilepaskan dari program kali bersih

Page 15: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

2

(PROKASIH) yang dibentuk pada tahun 1990. Dari PROKASIH ditarik suatu pelajaran

penting, bahwa pendekatan pengelolaan lingkungan konvensional “command and control”

ternyata tidak dapat mendorong peningkatan pengelolaan kinerja lingkungan perusahaan

secara menyeluruh. Hal tersebut terjadi karena sistem penegakan hukum lingkungan masih

lemah, sistem peraturan belum memadai dan kapasitas serta serta jumlah pengawas

lingkungan hidup juga masih terbatas, sehingga sulit untuk mengharapkan industri patuh

terhadap peraturan dan bersedia menginvedtasikan uang untuk membangun IPAL (Instalasi

Pengelolaan Air Limbah). Sadar bahwa program PROKASIH hanya memberikan kontribusi

yang relatif kecil, maka Kementerian Lingkungan Hidup mengembangkan PROPER dengan

beberapa prinsip dasar, yaitu peserta PROPER bersifat selektif, yaitu untuk industri yang

menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan dan peduli dengan citra atau reputasi.

Proper memanfaatkan masyarakat dan pasar untuk memberi tekanan kepada industri agar

meningkatkan kinerja lingkungannya, pemberdayaan masyarakat dan pasar dilakukan dengan

penyebaran informasi yang kredibel, sehingga dapat menciptakan pencitraan atau reputasi.

Dengan demikian industri yang memiliki reputasi yang buruk dalam pengelolaan lingkungan

akan ditinggalkan oleh pasar, jika industri tersebut menjual sahamnya ke publik, maka nilai

assetnya akan mengalami depresiasi karena dianggap mempunyai resiko usaha yang tinggi.

Disamping itu industri yang bersangkutan juga dihadapkan pada resiko pembayaran

kompensasi bagi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang diakibatkannya. Selain itu juga

dihadapkan pada tuntuta ganti rugi dari masyarakat yang terkena dampak yang tinggi dari

kegiatan industri yang dilakukan (www.proper.menlh.go.id).

PROPER adalah instrumen yang sangat baik dalam penilaian environmental

performance perusahaan, karena hal ini merupakan bukti bahwa perusahaan berkomitmen

dalam menjaga lingkungan agar kelangsungan hidup umat manusia tidak terancam. Namun

environmental performance membutuhkan biaya yang besar supaya kinerja lingkungan yang

dicapai menjadi baik sesuai dengan kriteria PROPER (hijau dan emas), sedangkan

profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan dari tahun ke tahun tidaklah sama, sehingga

hal ini juga berdampak pada enviromental performance perusahaan. Bagi perusahaan yang

memiliki profitabilitas besar tidak akan mengalami masalah dalam melakukan environmental

performance. Namun berbeda dengan perusahaan yang berprofitabilitas kecil, mereka lebih

memperhitungkan manfaat yang didapat, apabila biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada

manfaat yang didapat, maka perusahaan lebih baik fokus pada pencapaian economic

performace perusahaan dari pada environmental performance.

Page 16: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

3

Di satu sisi environmental performance sangat penting dilakukan karena masyarakat

dapat memberi penilaian pada perusahaan yang benar-benar peduli terhadap kelestarian

lingkungan serta keberlangsungan hidup manusia. Disamping itu perusahaan yang

melakukan environmental performance dapat meningkatkan image perusahaan menjadi baik

di mata masyarakat, sehingga hal ini berdampak pada economic performance perusahaan,

sehingga perusahaan dapat lebih konsisten dalam mengalokasikan biaya untuk kegiatan

environmental performance. Tetapi ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk melakukan

environmental perfomance, maka perusahaan tersebut harus sudah mencapai economic

performance yang baik dimana perusahaan tersebut sudah bisa memenuhi semua kebutuhan

atau biaya operasionalnya sehingga dapat mengalokasikan sejumlah dana untuk melakukan

environmental perfomance yang lebih baik.

Environmental performance tidak bisa dilepaskan dari aktivitas perusahaan di

lingkungan masyarakat, karena dalam aktivitas sehari – hari perusahaan sering melakukan

interaksi sosial dengan masyarakat untuk menjaga kebarlangsungan usahanya. Maka dari itu

environmental performance memegang peranan penting dalam tujuan jangka panjang untuk

membantu perusahaan supaya tetap eksis dan dapat memaksimalkan laba. Pendapatan laba

akan lebih banyak diperoleh jika perusahaan memperhatikan dan mengelola lingkungannya

secara intensif. Djogo Tony dalam Fia Rahma, (2015). Dengan demikian perusahaan dapat

mengalokasikan dana yang lebih besar untuk mencapai environmental performance yang

lebih baik lagi di tahun berikutnya untuk memikat para stakeholder. dimana dana ini diambil

dari perolehan laba yang didapat dari aktivitas environmental performance yang telah di

lakukan pada tahun sebelumnya. Hal ini patut untuk menjadi perhatian karena masyarakat

menyadari bahwa pentingnya kelestarian lingkungan untuk dijaga dengan ditandai semakin

banyaknya aktivis lingkungan hidup seperti Greenpeace yang ada di Indonesia merupakan

salah satu wadah untuk mengkritik setiap kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan-

perusahaan di Indonesia terkait kebijakan yang dapat merusak lingkungan hidup .

Tanpa adanya environmental performance yang baik, perusahaan akan dihadapkan

dengan berbagai tuntutan di masa depan oleh para aktivis lingkungan, masyarakat sekitar,

maupun pemerintah. Sebagai contoh perusahaan pertambangan yang mengakibatkan

kerusakan lingkungan di Kalimantan Selatan oleh PT.Arutmin Indonesia selaku anak

perusahaan dari PT.Bumi Resource,tbk dan PT.Jorong Barutama Greston milik Banpu,

perusahaan rak sasa dari Thailand. Dalam kegiatan operasinya kedua perusahaan ini

menimbulkan kerusakan lingkungan yang dahsyat dengan meninggalkan lubang bekas

Page 17: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

4

pengerukan tambang dan dibiarkan begitu saja tanpa adanya itikad baik untuk melakukan

perbaikan dengan menutup kembali lubang yang sudah tidak digunakan dan melakukan

reklamasi. Lubang – lubang tersebut berubah menjadi danau dengan beragam warna air yang

mengandung limbah beracun dan sangat berbahaya bagi lingkungan dan juga meresahkan

masyarakat sekitar. Demi tercapainya apirasi masyarakat, para aktivis lingkungan yang

tergabung dalam gerakan Greenpeace melakukan publikasi dampak yang ditimbulkan dari

aktivitas perusahaan ke berbagai media sosial serta menyampaikan tuntutan dan rekomendasi

bagi perusahaan dan perintah. untuk menghadapi tuntutan tersebut mau tidak mau harus

mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan seperti

perbaikan lingkungan, ganti rugi kepada masyarakat yang sudah dirugikan, dan belum lagi

harus membayar denda pada pemerintah serta ancaman penutupan ijin operasi perusahaan

yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. (Greenpeace)

Namun dalam pencapaiannya tidak dipungkiri bahwa adanya perbedaan economic

performance pada setiap perusahaan. Sehingga hal ini membuat pencapaian environmental

performance setiap perusahaan berbeda pula. Dalam kehidupan masyarakat yang sadar akan

kelestarian lingkungan hal ini akan menjadi problem apabila environmental performance

menurun. Penurunan environmental performance ini dipandang sebagai hal yang negatif bagi

perusahaan, karena perusahaan dinilai tidak serius atau lalai dalam manjaga dan merawat

lingkungan sebagai bagian bentuk penanggulangan akibat aktivitas produksi yang dilakukan

selama perusahaan beroperasi. Maka masyarakat tidak akan mau lagi membeli produk dari

perusahaan tersebut sehingga hal ini akan menyebabkan penurunan economic performance

dari perusahaan yang bersangkutan. Selain itu laporan environmental performance yang telah

dipublikasikan menjadi bahan pertimbangan bagi para investor untuk berinvestasi Perusahaan

dinilai baik untuk investasi apabila mampu menarik perhatian pemegang saham dan

stakeholder melalui usaha pelestarian lingkungan. Apabila environmenal performance suatu

perusahaan baik, tentu economic performance nya baik pula. Pfleiger, et.al., (2005).

Environmental performance yang baik didukung dengan economic performance yang baik.

Atau economic performance yang baik akan berhubungan dengan environmental

performance yang baik pula. Al-Tuwajiri, et al. (2003). Dalam hal ini, bisa terlihat hubungan

antara environmental performance dan economic perfomance.

Page 18: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

5

Sebagian besar studi empiris tentang masalah pentingnya environmental performance

ini berasal dari negara-negara maju, di mana kesadaran lingkungan di negara maju dianggap

tinggi dan pengukuran kinerja lingkungan telah dibentuk dari sejak lama dibandingkan

dengan negara berkembang. Studi di Singapura mendapatkan hasil bahwa kurangnya

environmental performance dikarenakan kurangnya tekanan dari pemerintah, kurangnya

manfaat yang dirasakan, dan persepsi bahwa organisasi tidak memiliki dampak terhadap

lingkungan. Perry dan Sheng (1999). Selain itu faktor lain yang menjadi kendala dalam

pelaksanaan environmental performance karena tidak adanya ukuran terhadap kinerja

lingkungan atau masalah pada keakuratan dan keandalan dari kinerja lingkungan yang telah

dibuat.

Adapun penelitian terdahulu mengenai hubungan antara environmental performance

dan economic performance antara lain yang diungkapkan oleh Al Tuwajiri et al (2003) yang

menggunakan variabel pertumbuhan dan profit margin dalam penelitiannya menemukan

bahwa adanya hubungan signifikan. Dua hal indikator ini dapat terlihat dalam laporan

keuangan sebuah perusahaan untuk menilai apakah perusahaan tersebut memiliki economic

performance yang baik. Tetapi hal berbeda terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Lindrianasari (2007) di Indonesia yang mendapatkan hasil yang berbeda dari antara kelima

variabel yang diujikan (Debt to Equity Ratio, Export, Ownership, Margin and age), dimana

hanya age (umur) yang memiliki hubungan positif dan signifikan. Hasil penelitian tentang

hubungan environmental performance dan economic performance juga terlihat dari penelitian

yang dilakukan oleh Sarumpaet Susi (2005) mendapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan

yang signifikan antara kinerja lingkungan dan kinerja keuangan perusahaan, akan tetapi

ukuran perusahaan, listing di BEI dan ISO 14001 berhubungan secara signifikan terhadap

kinerja lingkungan. Penelitian ini juga membuktikan bahwa rating PROPER, yang disediakan

oleh pemerintah Indonesia, cukup terpercaya sebagai ukuran kinerja lingkungan perusahaan,

karena kesesuaiannya dengan sertifikasi internasional di bidang lingkungan, ISO 14001.

Dari berbagai hasil penelitian tersebut, terdapat adanya perbedaan penelitian yang

yang menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara environmental

performance dan economic performance, tetapi di sisi lain ada juga penelitian yang

mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.

Namun, sejauh ini belum ada panelitian yang mendapatkan hasil hubungan negatif antara

environmental performance dan kinerja economic performance. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk meneliti hubungan antara environmental performance dan economic

Page 19: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

6

performance dengan Gross Profit Margin sebagai indikator dalam menilai economic

performance sebuah perusahaan dan PROPER sebagai indikator dalam menilai enviromental

performance.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka persoalan penelitian

yang akan dikaji adalah apakah ada hubungan antara environmental performance dan

economic performance pada perusahaan yang terdaftar di BEI?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis keterkaitan

antara environmental performance dengan economic performance pada perusahaan

manuufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2012.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki arti penting baik secara teoritis dan praktis sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian

sebelumnya mengenai hubungan environmental performance dan economic

performance

2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran

tentang pentingnya kaitan environmental performance dalam meningkatkan penjualan

dan laba yang diperoleh.

3. Bagi investor, hasil penelitian ini akan memberikan wacana baru dalam

mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam investasi, yang tidak

terpaku pada ukuran moneter saja.

4. Sebagai tambahan informasi dan pembanding bagi penelitian selanjutnya.

TINJAUAN LITERATUR

Legitimacy Theory

Menurut Gozali dan Chariri (2007) menyatakan bahwa hal yang mendasari Theory

legitimacy adalah “Kontrak Sosial” antara perusahaan dengan masyarakat dimana perusahaan

beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Shocer dan Sethi (1974) dalam Gozaly dan

Page 20: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

7

Chariri (2007) memberikan penjelasan tentang konsep kontrak sosial bahwa semua institusi

sosial tidak terkecuali perusahaan beroperasi di masyarakat melalui kontrak sosial, baik

eksplisit maupun implisit, dimana kelangsungan hidup dan pertumbuhannya didasarkan pada

hasil akhir yang secara sosial dapat memberikan kepada masyarakat luas dan distribusi

manfaat ekonomi, sosial atau politik pada kelompok sesuai dengan power yang dimiliki.

Jadi pada dasarnya setiap perusahaan memiliki kontrak sosial yang implisit dengan

masyarakat untuk melakukan aktivitasnya berdasar pada nilai-nilai yang dijunjung tinggi

dalam masyarakat. Namun apabila perusahaan yang bersangkutan tidak melakukan

aktivitasnya dengan baik sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat, maka masalah

yang timbul adalah biaya yang sangat tinggi yang harus ditanggung oleh perusahaan kali ini

akibat dari masyarakat sekitar yang tidak mau melegitimasi keberadaan perusahaan

bersangkutan di tengah-tengah mereka. Maka dari itulah perusahaan berusaha mendapatkan

legitimasi dari masyarakakat agar keberlangsungan usaha perusahaan dapat terus berlanjut

dan keberadaan perusahaan dapat diterima ditengah-tengah masyarakat. Masyarakat akan

selalu menilai kinerja lingkungan (environmental performance) yang dilakukan perusahaan,

sehingga dengan begitu aktivitas perusahaan dan harapan masyarakat akan perusahaan untuk

lebih peduli dengan lingkungan dapat berjalan selaras dengan harapan masyarakat. Menurut

Post, Lwrence, dan Weber (2002:71), hukum yang berlaku di masyarakat juga turut serta

mengatur kepentingan bisnis dan pihak lain yang dipengaruhi oleh bisnis, sedangkan ketaatan

hukum menjadi standart minimum yang harus dipenuhi perusahaan. Dengan melaksanakan

hukum berarti perusahaan melakukan sebagian tanggungjawab sosialnya.

Hal yang paling sulit adalah cara mempertahankan legitimasi yang sudah diperoleh.

Legitimasi dapat terancam karena adanya insiden antara perusahaan dan masyarakat.

Permasalahan ini sering terjadi pada perusahaan-perusahaan yang bergerak langsung

menangani sumber daya alam, seperti contoh kasus semburan lumpur panas Porong, Sidoarjo

akibat dari aktivitas operasi oleh PT.Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur ketika

melakukan proses pengeboran minyak.

Stakeholder

Menurut Cahyonowati dalam Januarti dan Apriyanti, (2005) mengemukakan bahwa

teori stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan memerlukan dukungan

stakeholder, sehingga aktivitas perusahaan juga mempertimbangkan persetujuan dari

stakeholder. Hal ini senada dengan apa yang dikatakan oleh Budimanta dkk, (2008), bahwa

Page 21: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

8

individu, kelompok, maupun masyarakat dapat dikatakan sebagai stakeholder jika memiliki

kekuasaan, legitimasi, dan kepentingan terhadap perusahaan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stakeholder adalah orang atau kelompok

yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keputusan – keputusanvyang dibuat organisasi,

kebijakan – kebijakan yang diambil, atau kegiatan yang lain. Stakeholder bisa berarti pula

setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Atau bisa juga stakeholder

diartikan sebagai pemangku kepentingan yang turut ambil bagian dalam setiap kegiatan

organisasi. Stakeholder teridentifikasi atas dasar keberadaan mereka di organisasi, apakah

mereka baerada di dalam atau berada di luar organisasi. Kelompok yang berada didalam

lingkaran kegiatan organisasi disebut stakeholder primer, sedangkan kelompok yang berada

di luar lingkaran kegiatan organisasi disebut sebagai stakeholder sekunder.

Menurut The Clarkson Centre for Business (1999) dan Magness (2008) dalam Irawan

(2009), stakeholder perusahaan dibagi kedalam dua bentuk besar, yaitu :

a) Primary stakeholders yang merupakan pihak-pihak yang mempunyai

kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung resiko

seperti investor, kreditor, karyawan, komunitas lokal namun tidak menutup

kemungkinan pemerintah juga dapat dikategorikan kedalam golongan primary

stakeholders walaupun tidak mempunyai hubungan ekonomi secara langsung,

namun hubungan diantara keduanya lebih bersifat non-kontraktual.

b) Secondary stakeholders dimana hubungan keduanya saling mempengaruhi

namun kelangsungan hidup perusahaan secara ekonomi tidak ditentukan oleh

stakeholder jenis ini. Contoh : media dan kelompok kepentingan seperti

lembaga sosial masyarakat, serikat buruh, dan sebagainya.

Salah satu tugas sulit yang perlu dialakukan manajer perusahaan, bahkan termasuk

pucuk pimpinan tertinggi adalah mengidentifikasi kelompok atau jenis stakeholder mana

yang perlu memperoleh perhatian terlebih dahulu dari perusahaan, beserta isu – isu bisnis

yang dibawa dan yang disuarakan oleh stakeholder. Karena setiap pemangku kepentingan

memiliki harapan tertentu dari aktivitas perusahaan, menurut Longo (2008).

Di bawah ini dijelaskan pada tabel mengenai jenis – jenis stakeholder (pemangku

kepentingan) dan harapan terhadap aktivitas organisasi/stakeholder.

Page 22: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

9

TABEL2.1

JENIS-JENIS STAKEHOLDER

Stakeholder Harapan terhadap aktivitas

organisasi/perusahaan

Karyawan Kesehatan dan keamanan bekerja

Pengembangan keahlian kerja

Ksejahteraan dan kepuasan bekerja

Kualitas pekerjaan

Keadilan sosial

Pemasok Kemitraan antara produsen dan

pemasok

Pemilihan dan analisis sistem

pasokan

Pelanggan Kualitas produk

Keamanan pelanggan selama

menggunakan produk

Perlindungan konsumen

Transparansi informasi produk

Masyarakat Menciptakan dan menambah nilai

kepada masyarakat

Keamanan lingkungan dan produksi

Sumber: Longo et.al., dalam jamali, D. (2008). Hal. 217

Setiap stakeholder memiliki harapan yang berbeda kepentingan terhadap suatu

perusahaan. Harapan inilah yang harus diperhatikan oleh perusahaan supaya aktivitas operasi

perusahaan tetap berjalan dengan baik jika perusahaan masih ingi bertahan untuk jangka

waktu yang lama. Perusahaan patut untuk memperhitungkan dan menganalisis hal-hal yang

akan ditimbulkan oleh para stakeholder, karena masing-masing dari stakeholder memiliki

kekuatan yang dapat berimbas pada aktivitas perusahaan yang disebut sebagai stakeholder

power dalam penggunaan sumberdaya yang mampu menjadikan suatu peristiwa terjadi atau

untuk memastikan hasil yang diharapkan oleh mereka. Pelanggan memiliki kekuatan

ekonomi (Economic Power) untuk mempengaruhi kinerja perusahaan melalui kekuatan

pembelian dan pemberian barang. Jika pelanggan kecewa, mereka dapat dengan mudah

Page 23: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

10

menyebarkan kekecewaan tersebut dengan cepat, sebagai contoh melalui jejaring sosial. Hal

ini dapat menimbulkan efek berantai yang dapat berimbas pada menurunnya omzet bisnis

akibat dari kekecewaan yang dirasakan oleh pelanggan, selain itu juga dapat berakibat pada

ketidakpercayaan konsumen kepada suatu perusahaan. Jika perusahaan sudah tidak

memperoleh pelanggan dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan bisnis, maka

perusahaan yang bersangkutan dapat dipastikan mengalami kebangkrutan.

Masyarakat memiliki kekuatan hukum (Legal Power) pada saat mereka menggugat

perusahaan ke pengadilan. Tindakan sebuah perusahaan yang berakibat pada kerusakan fisik,

kehilangan uang dalam jumlah besar, atau kerusakan lingkungan yang sangat parah dapat

diajukan gugatannya oleh masyarakat umum, karyawan yang mengalami kecelakaan kerja,

atau tokoh – tokoh penyelamat lingkungan (environmentalist) untuk mencegah atau

mengkompensasi berbagai kerugian yang telah diderita.

Dalam hal ini pelanggan dan masyarakat perlu menjadi perhatian penting. Perusahan

dituntut tak hanya fokus pada keuntungan semata. Pemerintah bersama – sama dengan

masyarakat menuntut perusahaan untuk lebih mempedulikan lingkungan, menjamin

kesetaraan hak asasi manusia, dan mendukung kepentingan masyarakat yang lebih luas,

seperti peningkatan kualitas kehidupan dan penciptaan lingkungan yang sehat, bersih, dan

menyenangkan.

Environmental Performance

Menurut Suratno, dkk (2006) Environmental performance adalah kinerja perusahaan

untuk mencapai kinerja lingkungan yang baik (green). Jadi Environmental Performance

adalah segala upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan kepeduliannya

terhadap lingkungan dalam rangka meningkatkan kinerja lingkungan yang baik. Pengukuran

kinerja lingkungan merupakan bagian penting dari sistem pengendalian lingkungan. Hal ini

dapat dilihat dari aktivitas dan program lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan.

Environtmental performance sendiri dapat diukur dengan berbagai cara. Pada

penelitian – penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pattern (2002) dan Clarkson et al

(2004) menggunakan environmental Protection’s Agencys (EPA) Toxic Release Inventory

(TRI) yang mempublikasikan atas limbah kimia beracun dan zat lainnya yang dilepaskan di

udara, tanah, dan air di sejumlah perusahaan di U.S.

Page 24: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

11

Al-Tuwajiri et al. (2004) yang menggunakan rasio limbah beracun yang didaur ulang

terhadap total limbah yang dihasilkan perusahaan untuk mengukur environmental

performance dengan data yang diperolehnya dari Corporate Environmental Profiles

Directory yang diterbitkan tahunan oleh Investor Responsibility Research Center (IRRC).

Gupta dan Goldar (2003) menggunakan pemeringkatan lingkungan yang disajikan oleh

Environmental Non-Govermental Organizations (NGO) yang bereputasi. Masih banyak

pengukuran lain yang digunakan para peneliti yang diyakini oleh para peneliti menjadi alat

pengukuran yang valid yang digunakan dalam penelitiannya. Sedangkan di Indonesia,

penelitian-penelitian seperti yang dilakukan Hartanti (2007). Suratno et al (2007), Almilia

and Wijayanto (2007). Sarumpaet (2005), yang pada umumnya menggunakan hasil dari

pengukuran kinerja lingkungan yang disediakan oleh kementrian Lingkungan Hidup (KLH)

dalam laporan hasil PROPER.

PROPER adalah salah satu program pemeringkatan yang dibuat oleh Kementrian

Lingkungan Hidup. Tujuan dari penerapan PROPER adalah untuk mendorong peningkatan

kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui penyebaran informasi kinerja

penataan p erusahaan dalam pengelolaan lingkungan. Efek dari penerapan PROPER

kepada perusahaan adalah timbulnya efek insentif dan disinsentif reputasi sebagai akibat dari

pengumuman peringkat PROPER kepada publik (Permen LH Nomor 06 Tahun 2013 pasal

3).

Penilaian PROPER sendiri dikelompokkan menjadi lima peringkat warna dengan

tujuh kategori. Masing-masing warna mencerminkan kinerja perusahaan. Bagi perusahaan-

perusahaan yang menunjukkan hasil kinerja lingkungan yang baik diberi peringkat warna

emas, dan hijau, selanjutnya biru, merah dan merah, dan warna hitam untuk menunjukkan

kinerja yang buruk. Pemberian kriteria warna PROPER dapat dilihat pada Peraturan Mentri

Lingkungan Hidup no 5 tahun 2011, tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan

dalam Pengelolaan Lingkungan. Ada pun kriteria yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

1. Emas : Diberikan kepada penanggung Jawab usaha dan/ atau telah secara konsisten

menunjukkan keunggulan lingkungan (environmental exellency) dalam proses

produksi dan/jasa, melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab pada

masyarakat.

2. Hijau : Diberikan kepada penanggung jawab usaha dan/ atau kegiatan yang telah

melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan lebih dari persyaratkan dalam peraturan

(beyonce complyance) melalui pelaksanaan sistem pengelolaan lingkungan,

Page 25: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

12

pemanfaatan sumber daya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce, Reuse, Recycle

dan recovery), dan upaya melakukan tanggung jawab sosial dengan baik.

3. Biru : Diberikan kepada penangungjawab usaha dan /atau kegiatan yang telah

melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang telah dipersyaratkan sesuai dengan

ketentuan dan /atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Merah : Diberikan kepada penanggungjawab usaha dan/ atau kegiatan yang upaya

pengelolaan lingkungan hidupnya tidak sesuai dengan persyaratan yang sebagaimana

telah diatur dalam peraturan perundang-undangan

5. Hitam : Diberikan kepada penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yang sengaja

mekalukan perbuatan atau melakukan kelalian yang mengakibatkan pencemaran,

dan/atau kerusakan lingkungan serta pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan atau tidak melaksanakan sanksi administrasi.

Economic performance (Economic Performance)

Menurut Suratno, dkk (2006) economic performance adalah Kinerja ekonomi secara

makro dari sekumpulan perusahaan dalam suatu industri. Pengukuran economic performance

dapat dihitung menurut accounting based measures maupun capital market based. Pada

accounting based measures dapat menggunakan analisis rasio keuangan sebagai pengukuran

secara financial.

Menurut Belkaouni dan karpik’s (dalam Januarti dan Apriyanti 2005), menyatakan

bahwa ada dua variabel kunci yang digunakan sebagai ukuran yang menghubungkan antara

reputasi tanggungjawab sosial perusahaan dengan kinerja ekonominya, yaitu tingkat

kemampuan menciptakan pendapatan melalui penjualan dan tingkat kemampuan melalui

menciptakan laba. Jadi economic performance adalah kemampuan perusahaan untuk

mencapai keuntungan dari hasil usaha pada periode tertentu.

Penelitian terdahulu, bragdon dan malin (1972) dalam Al Tuwajiri, et al (2004)

menggunakan accounting based measures (earning per share dan ROE). Sedangkan Spicer

(1978) dalam Al Tuwajiri,et al (2004) menggunakan keduanya baik accounting based

measuree maupun capital market based (profitability dan price earning ratio). Kelemahan

menggunakan berbagai macam pengukuran economic economic performance adalah mereka

cenderung untuk fokus pada suatu aspek kinerja ekonomi suatu perusahaan. Net income

mengukur tingkat profitabilitas tanpa mempertimbangkan ukuran perusahaan, kelemahan ini

dapat dilengkapi dengan menggunakan pengukuran seperti ROA dan skala profitabilitas

Page 26: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

13

investasi perusahaan berdasarkan aset mereka. Namun hal ini akan menjadi bias apabila

sampel tersebut meliputi perusahaan dari berbagai industri (Al Tuwajiri, et al., 2004).

Dalam penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang di ukur menggunakan rasio

keuangan profitabilitas. Semakin tinggi profitabilitas semakin baik pula kinerja suatu

perusahaan. Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan Gross Profit Margin untuk

mendapatkan gambaran nyata mengenai tingkat profitabilitas perusahaan dari hasil penjualan

produk.

Gross Profit Margin (GPM)

Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur economic

performance adalah GPM (Gross Profit Margin). GPM menunjukkan perbandingan antara

laba kotor dengan penjualan yang diperoleh perusahaan. GPM biasa digunakan untuk menilai

efisiensi produksi, penentuan harga jual dan keuntunga atas produk setelah produk itu terjual

(Munawir, 2000). Nilai GPM haruslah postif, karena bila nilai GPM negatif, maka

perusahaan bersangkutan dapat dikatakan bangkrut atau mengalami kerugian dikarenakan

perusahaan tidak mampu menutupi biaya untuk harga pokok barang terjual.

GPM (Gross Profit Margin) dipilih sebagai indikator untuk mengukur economic

performance karena selama ini perusahaan merasa khawatir apabila melakukan

environmental performance yang dimasukkan sebagai beban perusahaan, maka hal ini dapat

mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan karena perusahan akan mengurangi HPP pada

produk yang dihasilkan dengan cara mengurangi atau mengganti bahan baku produksi yang

berbeda kualitas atau bisa juga menaikkan harga jual dengan kualitas sesuai dengan standar

yang ditetapkan . Namun hal ini akan menjadi dilema karena dengan melakukan pengurangan

bahan baku hal ini akan dapat menurunkan kualitas dari produk dan tidak sesuai dengan

keinginan konsumen. Apabila perusahaan menaikkan harga jual dengan membebankan biaya

environmental pada produk, maka konsumen akan merasa keberatan karena harga untuk

Page 27: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

14

memperolehnya menjadi lebih mahal dari biasanya. Dengan demikian penjualan menjadi

menurun dan perusahaan akan kesulitan dalam membiayai aktivitas bisnisnya.

Nilai GPM sangatlah bergantung pada harga jual atau harga pokok pada barang yang

dihasilkan. Semakin tinggi nilai GPM berarti perusahaan semakin efisien dalam mengontrol

biaya atau meningkatkan penjualan. Dengan tingginya laba kotor yang dihasilkan maka

secara natural akan memberi keuntungan pada perusahaan sehingga perusahaan dapat

menutup biaya produksinya. Selain itu terdapat sisa uang untuk pengembangan produk, reset

dan lain sebagainnya.

Jadi bila perusahaan ingin meningkatkan labanya, sebaiknya perusahaan

memperhatikan tingkat efisiensi dari kegiatan produksinya. Sehingga biaya produksi yang

dibebankan kepada suatu produk tidak membengkak dan berimbas pada harga penjualan di

pasar karena harga yang dibebankan sudah terlalu tinggi, sehingga barang tersebut menjadi

sulit dijual dan menyebabkan rendahnya nilai GPM.

Hubungan environmental performance dan economic performance.

Semakin gencarnya tutntutan masyarakat yang mendorong agar perusahaan-

perusahaan di Indonesia mau peduli terhadap lingkungan mebuat perusahaan harus

mengeluarkan biaya ekstra untuk biaya perbaikan, konservasi alam, reklamasi, pengelolaan

limbah baik , air, tanah dan udara supaya eksistensi perusahaan tidak terganggu oleh tekanan

dari masyarakat selain itu perusahaan juga memperoleh legitimasi, karena dianggap memiliki

kinerja lingkungan yang baik.

Pemerintah melalui PROPER sedang gencar – gencarnya mendorong perusahaan-

perusahaan di Indonesia untuk plebih peduli pada lingkungan melalui program PROPER.

Namun pada kenyataannya untuk mencapai environmental performance yang baik haruslah

didukung dengan economic performance yang baik pula atau economic performance yang

baik akan berhubungan dengan environmental performance yang baik pula (Al-Tuwajiri et al

(2003).

Page 28: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

15

Beberapa penelitian juga telah dilakukan oleh Halkos (2002) yang menemukan

adanya hubungan yang signifikan antara kinerja lingkungan dan ukuran perusahaan.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Lindrianasari (2007) menemukan bahwa tidak terdapat

hubungan positif signifikan anatara knerja ekonomi dan kinerja lingkungan. Sedangkan

menurut penelitian Sarumpaet (2005) menyatakan bahwa environmental performance tidak

berhubungan signifikan dengan financial performance. Maka hipotesis yang diajukan oleh

peneliti adalah sebagai berikut:

H1: Terdapat Hubungan antara Environmental Performance dan Economic

Performance

Model Penalaran

Seperti pernyataan Al-Tuwajiri et al (2003) bahwa environmental performance dan

economic performance saling melengkapi. karena dewasa ini semakin marak isu tentang

lingkungan serta masyarakat yang kini telah memiliki kesadaran lingkungan, sehingga

menuntut perusahaan untuk ikut ambil bagian dalam merawat, menjaga, dan melestarikan

lingkungan sebagai bagian dampak yang disebabkan oleh aktivitas produksi yang dilakukan

oleh perusahan. Environmental performance menjadi sarana bagi perusahaan untuk memikat

stakeholder dalam meningkatkan penjualan sehingga untuk jangka panjang dapat membuat

economic performance menjadi lebih baik dilihat dari laba kotor (Gross Profit) yang

dihasilkan, hal ini dikarenakan masyarakat menilai bahwa produk yang dihasilkan oleh

perusahaan yang aktif melakukan environmental performance yg baik adalah produk yang

dinilai aman dan ramah lingkungan dalam proses prduksinya, oleh karena itu masyarakat

lebih memilih produk dari perusahaan yang aktif dalam kegiatan lingkungan.

Apabila environmental performance suatu perusahaan menjadi baik maka hal ini

dapat membuat laba kotor (Gross Profit) menjadi lebih baik maka perusahaan dipastikan

tidak akan merasa kesulitan untuk menutup biaya aktivitas produksinya apa lagi hanya untuk

membiayai beban-beban yang bersifat rutin. Sehingga sisa dari kenaikan laba dapat

dialokasikan untuk menambah dana untuk melakukan kegiatan lingkungan perusahaan dalam

Environmental

Performance

Proper

Economic

Performance

Gross Profit Margin

Page 29: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

16

rangka meningkatkan environmental performance supaya menjadi lebih baik dari yang

sebelumnya.

Environmental Performance juga menjadi dasar bagi investor dalam mengambil

keputusan investasi. Hal menjadi pertimbangan adalah jangan sampai perusahaan yang akan

diberi kepercayaan untuk mengelola dana yang diberikan oleh investor memiliki masalah

dengan masyarakat di masa depan akibat dari isu lingkungan yang diabaikan terkait dengan

aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sehingga dengan

adanya masalah tersebut akan membawa kerugian yang besar di masa depan karena

perusahaan yang bersangkutan dapat terkena sanksi dari masyarakat serta biaya yang

dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tersebut pasti sangat besar karena banyaknya

masyarakat yang dirugikan. Sehingga otomatis laba yang dihasilkan dari penjualan menjadi

menurun sehingga menjadikan economic performance menurun dan tidak menutup

kemungkinan perlahan-lahan perusahaan akan mengalami kebangkrutan akibat dari besarnya

biaya yang harus ditanggung akibat dari lalainya perusahaan dalam menangani masalah

lingkungan. Oleh karena itu investor tidak mau mengambil resiko untuk mempercayakan

uangnya dikelola oleh perusahaan yang tidak memiliki environmental performance yang

baik.

METODA PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdatar di BEI,

sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang diambil dari dari

30 perusahaan dengan jumlah 60 sampel pada yang terdaftar di BEI dan mengikuti kegiatan

kinerja lingkungan PROPER. Pemilihan purposive sampling dengan beberapa kriteria yaitu,

perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.

Mempublikasikan laporan tahunan yang telah diaudit dan memiliki data pres release

PROPER yang diperoleh dari web Kementrian Lingkungan Hidup dan diikuti oleh sejumlah

perusahaan yang terdaftar di BEI.

Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber

dari laporan tahunan yang telah diaudit dan dipublikasikan tahun 2011-2012. Jenis data

sekunder ini dipilih untuk menghemat biaya serta data yang diperoleh lebih valid. tSedangkan

Page 30: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

17

data dalam penelitian ini adalah data PROPER dan data Gross profit margin perusahaan per

Desember tahun 2011-2012 yang telah diaudit dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

dapat diunduh dari http://proper.menlh.go.id, www.idx.co.id. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan terdaftar di BEI yang mengikuti

kegiatan kinerja lingkungan PROPER. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive

sampling dengan beberapa kriteria yaitu, Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011

sampai dengan tahun 2012. Mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dan data

press release PROPER yang diperoleh dari web kementrian lingkungan hidup dan dikuti oleh

sejumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Environmental Performance dan Economic

Performance. Environmental Performance diukur dengan dengan peringkat kinerja PROPER,

sedangkan economic performance diukur dengan GPM.

Sistem penilaian peringkat PROPER adalah sebagai berikut :

Peringkat emas : paling terbaik; skor = 5

Peringkat hijau : sangat baik, skor = 4

Peringkat biru : Baik; skor = 3

Peringkat merah : Buruk; skor = 2

Peringkat hitam : Paling buruk; skor = 1

Rasio GPM digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan

yang diperoleh perusahaan. Jadi apabila antara laba yang diperoleh setelah barang yang

terjual tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan maka perusahaan mengalami

kesulitan dalam membiayai aktivitas operasinya. Perhitungan GPM adalah sebagai berikut :

Gross Profit Margin (GPM) = Gross Profit (Laba Kotor )

Penjualan × 100%

Page 31: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

18

Teknik Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji SPSS yang terdiri dari uji

analisis deskriptif, dan analisis statistik. Kedua teknik ini dilakukan supaya dapat diperoleh

hasil penelitian yang optimal. Pengujian deskriptif dilakukan untuk menggambarkan profil

dan sampel yang terdiri dari mean, median, maksimum, minimum, dan standart deviasi.

Sedangkan analisis statistik yang digunakan terdiri dari :

Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik Kolmogorov-

Smirnov Test. Menurut Ghozali (2006) normalitas dapat terjadi apabila hasil dari uji

Kolmogorov-Smirnov diperoleh angka asymp sig > 0,05.

Pengujian Hipotesis

Pada hipotesis pertama apabila berdistribusi normal, maka akan dilakukan pengujian

korelasi pearson test. Pearson test dilakukan untuk menggambarkan seberapa kuat hubungan

diantara dua variabel. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi.

Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan

terkecil adalah 0. Bila hubungan dua variabel mempunyai koefisien korelasi =1 atau -1, maka

hubungan tersebut sempurna. Semakin kecil koefisien korelasi, maka akan semakin besar

eror untok membuat prediksi. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien

korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan

yang dibawah ini :

TABEL3.1

KOEFISIEN KORELASI

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat kuat

Sumber : (Sugiyono:2012)

Page 32: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

19

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul. Data yang telah

dikumpulkan tersebut berupa laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang listing di

Bursa Efek Jakarta Periode tahun 2011-2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubungan environmental performance dengan economic performance pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI, dan mengetahui perbedaan perlakuan environmental

performanance pada perusahaan-perusahaan manufaktur antara industri pertambangan dan

non pertambangan yang terdaftar di BEI.

Sesuai dengan permasalahan dan perumusan model yang telah dikemukakan, serta

kepentingan pengujian hipotesis, maka teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi analisis deskriptif dan analisis statistik. Analisis statistik merupakan analisis yang

mengacu pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka yang dianalisis dengan

bantuan komputer melalui program SPSS. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian. Sedangkan analisis deskriptif merupakan analisis yang menjelaskan gejala-gejala

yang terjadi pada variabel-variabel penelitian untuk mendukung hasil analisis statistik.

Analisis Deskriptif

Berikut akan dijelaskan analisis deskriptif yitu menjelaskan deskripsi data dari

seluruh variabel yang akan dimasukkan dalam model penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiranl 4.1 dan 4.2 untuk menjelaskan variabel environmental performance

dan economic performance.

Hasil deskriptif pada Environmental performance pada periode 2011-2012

menunjukkan bahwa pemeringkatan PROPER yang diperoleh perusahaan rata-rata

berperingkat Biru (3) dengan frekuensi kumulatif sebesar 31 (lihat lampiran 4.1) yaitu

perusahaan yang dalam usaha dan atau kegiatan yang telah melaksanakan upaya pengelolaan

lingkungan dan telah mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan minimum sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang-undangan. Peringkat biru ini perusahaan hanya memenuhi

persyaratan minimum saja.

Berdasarkan analisis deskriptif economic performance yang diukur Gross profit

margin yang merupakan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan perusahaan,

selama periode penelitian variabel ini memiliki nilai rata-rata sebesar 0,2678 (lihat lampiran

4.2) artinya bahwa rata – rata perusahaan mengalami laba sebesar 26,78% dari total

pendapatan yang dihasilkan. Sedangkan standar deviasi sebesar 0,16450 artinya selama

Page 33: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

20

periode penelitian, ukuran penyebaran dari variabel gross profit margin cukup tinggi yaitu

sebesar 0,16450 dari 60 kasus yang terjadi.

Uji Normalitas

Pengujian normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika probabilitas

lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dapat ditunjukkan

pada tabel berikut. Hasil uji normalitas diatas menunjukkan bahwa pada variabel

Environmental Performance memiliki probabilitas sebesar 0,000<0,05. Dengan demikian

data tidak berdistribusi normal. Sedangkan pada pengujian variabel Economic Performance

memiliki probabilitas sebesar 0,334>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data Economic

Performance datanya tidak berdistrubusi normal seperti yang ditunjukkan dalam tabel 4.3.

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan Analisis Korelasi yaitu analisis Rank Spearman,

karena dari hasil pengujian normalitas data environmental performance dan economic

performance tidak berdistribusi normal.

Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis adalah : Terdapat Hubungan antara Environmental

Performance dan Economic Pengujian hipotesis ini digunakan Analisis Korelasi Rank

Spearman. Hasil analisis Rank Spearman hubungan Environmental performance dengan

economic performance dapat ditunjukkan pada Tabel berikut : Koefisien korelasi Rank

Spearman (Rs) sebesar 0,446 menunjukkan adanya hubungan yang positif Environmental

performance terhadap economic performance. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,446

menunjukkan hubungan dalam kriteria “sedang” antara Environmental Performance dengan

Economic Performance yang ditunjukkan pada tabel 4.4.

Hasil pengujian statistik diperoleh nilai probabilitas (Sig.) sebesar 0,000<0,05, maka

H1 diterima yang berarti Environmental performance memiliki hubungan signifikan sedang

terhadap Economic performance. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini didukung.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian terdahulu seperti Al-Tuwaijri et al, (2003)

menemukan adanya hubungan positif dan signifikan antara kinerja lingkungan dengan kinerja

ekonomi.

Page 34: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

21

Kinerja lingkungan dalam penelitian ini diukur dengan PROPER. PROPER

merupakan penilaian peringkat kinerja keuangan perusahaan dalam pengelolaan lingkungan

mulai dikembangkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup sebagai satu alternatif dalam

kaitannya usaha menjaga kelestarian lingkungan. Tujuan pelaksanaannya untuk

meningkatkan penaatan perusahaan terhadap pengelolaan lingkungan, meningkatkan

komitmen para stakeholder dalam upaya pelestarian lingkungan, meningkatkan kinerja

pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan, meningkatkan kesadaran para pelaku usaha

untuk menaati peraturan perundang-undangan pada bidang lingkungan hidup, mendorong

penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle (3R) dalam pengelolaan limbah. Sasaran dari

pelaksanaan untuk menciptakan lingkungan hidup yang baik, mewujudkan pembangunan

berkelanjutan, menciptakan ketahanan sumber daya alam, mewujudkan iklim dunia usaha

yang kondusif dan ramah lingkungan, mengedepankan prinsip produksi bersih (eco-

efficiency).

Penyebaran informasi kinerja keuangan perusahaan mendorong interaksi intensif

antara perusahaan, pekerja, kelompok masyarakat, konsumen, pasar modal, investor dan

instansi pemerintah terkait. Penyebaran informasi melalui media massa diharapkan para

stakeholder dapat berpartisipasi proaktif dalam menyikapi informasi kinerja keuangan

perusahaan sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Penyebaran informasi kinerja

keuangan perusahaan kepada publik dapat menciptakan insentif dan disinsentif reputasi. Para

stakeholder akan memberikan tekanan terhadap perusahaan yang kinerja pengelolaan

lingkungannya belum baik. Sebaliknya, perusahaan yang kinerja pengelolaan lingkungannya

baik akan mendapat apresiasi dari para stakeholder. Dengan peringkat PROPER yang bagus,

maka akan mendapat respon positif dari investor, sehingga mudah dalam mendapatkan

investasi. Semakin baik tingkat investasi perusahaan, maka perusahaan mampun

mengembangkan kinerjanya, sehingga cukup efektif dalam mengelola seluruh investasi yang

ada untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa antara environmental

performance dan economic performance memiliki hubungan positif signifikan dengan

kriteria sedang. Hal ini berarti menunjukkan bahwa environmental performance memiliki

peran yang cukup penting dalam menjaga eksistensi perusahaan dan juga membuat economic

performance perusahaan menjadi lebih baik dalam jangka panjang. Begitu juga sebaliknya

Page 35: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

22

economoc performance yang semakin baik akan mendorong environmental performance

menjadi semakin lebih baik dari tahun sebelumnya.

Bila di lihat dari pola hubungan yang signifikan, dengan demikian baik variabel

environmental performance dan economic performance memiliki hubungan satu sama lain.

Maka dari itu dapat dikatakan bahwa environmental performance bisa ditetapkan sebagai

variabel yang memiliki hubungan dengan economic performance

Keterbatasan

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah, perusahaan induk dan perusahaan anak

terdaftar dalam peserta yang mengikuti penilaian PROPER namun memiliki penilaian yang

berbeda antara perusahaan induk dan anak. Data penelitian hanya perusahaan induk yang

diambil sebagai sampel, selain itu adanya perusahaan yang delisting dari bursa saham

sehingga menyebabkan sampel berkurang.

Saran

Bukti empiris yang ditemukan terkait dari hasil penelitian ini maka dapat saran yang

diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan yang terdaftar di BEI, ada baiknya mengikuti PROPER yang sudah

dibuat oleh pemerintah. Karena terbukti bahwa dengan mengikuti PROPER Economic

Perfoemance menjadi lebih baik sehingga dengan begitu perusahaan dapat

mengalokasikan dana lebih besar lagi untuk melakukan kegiatan environmental

performancenya di masa yang akan datang sejalan dengan peningkatan economic

performance perusahaan. Sehingga perusahaan akan mendapat respon positif oleh

masyarakat dan juga masyarakat menjadi lebih percaya keamanan produk yang

dihasilkan oleh Perusahaan karena telah melakukan proses produksi yang ramah

lingkungan sehingga tidak merusak kehidupan hayati dengan melakukan

pengendalian pencemaran air, pencemaran udara, penelolaan limbah, sehingga hal ini

dapat mendorong peningkatan penjualan. Sebaliknya apabila perusahaan tidak

melakukan kegiatan environmental performance dan dalam kegiatan produksi tidak

ramah lingkungan dan pengelolaan limbah tidak diperhatikan sehingga menimbulkan

kerusakan lingkungan yang merugikan masyarakat maka hal ini dapat menimbulkan

kerugian di masa depan karena akan mendapat tuntutan dari masyarakat yang

mengakibatkan perusahaan kehilangan pelanggan sehingga perusahaan kesulitan

dalam melakukan penjualan karena masyarakat tidak percaya lagi pada perusahaan

Page 36: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

23

maupun produk yang dihasilkan, sehingga membuat penjualan menjadi menurun yang

berimbas pada rendahnya economic performance, sehingga perusahaan akan kesulitan

dalam menutup biaya produksinya apalagi untuk menutup beban-beban lainnya.

2. Bagi Investor yang sangat memperhatikan informasi fundamental berupa (economic

performance) perusahaan dapat mencermati perusahaan yang mendapat peringkat

kinerja PROPER yang baik, karena telah terbukti bahwa environmental performance

memiliki hubungan dengan economic performance. Karena perusahaan yang memiliki

economic performance yang baik pasti juga environmental performance-nya.

Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperbanyak variabel lain untuk

pengukuran economic performance dan menggunakan data laporan tahunan yang lengkap

untuk dapat menggambarkan kondisi yang paling terbaru.

Page 37: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

24

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tuwaijri, S.A., Christensen, T.E. dan Hughes II, K.E. 2004. The Relations among

environmental disclosure, environmental performance, and economic performance:

a simultaneous equations approach. Accounting, Organizations and Society. Vol.

29. pp.447-471.

Al-Tuwajiri, Sulaiman A, Christensen, Theodore E, Hughes II, K.E. 2003. The Relationship

Among Environmental Disclosure, Environmental Performance and Economic

Performance: A Simultaneous Equation Approach.

Budimanta, A.,et.al. 2008. Corporate Social Responsibility Alternatif bagi Pembangunan

Indonesia. Indonesian Center For Sustainability Development (ICSD): Jakarta.

Clarkcon, P., Li, Y., Richardson, G. 2004. The Market Valuation of Environmental

Expenditures by Pulp and Paper Companies. The Accounting Review 79,329-353.

Ghozali, I. 2006. Statistik Non-Parametrik; Teori & Aplikasi dengan Program SPSS. BP.

Undip. Semarang.

Greenpeace, Greenpeace: 2014. Terungkap: Pertambangan Batu Bara meracuni air di

Kalimantan Selatan dan Melecehkan Hukum Indonesia. www.greenpeace.org.

Diakses Desember 2014.

Gupta, S., & Goldar, B. 2003. Do Stock Market Penalise Environmental-Unfriendly

Behaviour. Evidence from India. Social Science Research Network (SSRN)

Hartanti, Dwi. 2007. Pengaruh Kinerja Lingkungan Hidup Perusahaan serta Sistem

Manajemen Lingkungan Hidup Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan. JRAI

Ikhsan, Arfan, 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya, Yogyakarta: Graha Ilmu

Page 38: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

25

Januarti, Indra, Apriyanti D.2005. Pengaruh Tanggung Jawab Social Perusahaan terhadap

Kinerja Keuangan. Jurnal Maksi, vol. 5 No.2.

Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara

Lindrianasari. 2007. Hubungan Antara Kinerja Lingkungan dan Kualitas Pengungkapan

Lingkungan Dengan Kinerja Economi Perusahaan Di Indonesia. JAAI Vol . 11

No.2 Desember 2007.

Longo et.al dalam Jamali, D. 2008. A stakeholder approach to Corporate Social

Responsibility: Afresh Perspektive into Theory and Practice. Journal of Business

Ethnics, 82: pp.217.

Merdeka, Pakar Geologi: Lumpur Lapindo Brantas Cemari Tanah Air Warga.

www.merdeka.com diakses 12 Desember 2014.

Munawir,S. 1979 . Analisa Laporan Keuangan, liberty, Yogyakarta

Pattern, D. M. 2002. The Relation between Environmental Performance and Environmental

Disclosure : a Research Note, Accounting, Organizations and Society. Vol. 27. Pp.

763-773.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2011 Tentang Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup. Menteri

Lingkungan Hidup. Jakarta.

Pflieger, Juli; Matthias Fischer; Thilo Kupfer; Peter Eyerer. 2005. The contribution of life

cycle assessment to global sustainability reporting of Organization. Management of

Environmental. Vol. 16, No. 2.

Post, J. E., Lawrence, A.T. & Weber, J. 2002. Business and Society : Corporate Strategy.

Public 7 Policy, Ethnics. 10th ed, New York : Mc Graw-Hill.

Page 39: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

26

Rahma, Fia. 2015. Pengaruh Implementasi environmental Performance Terhadap

Profitabilitas. Skripsi. Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Malang.

Republik Indonesia. 2007. Undang -undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

Bab IV pasal 66 dan Bab V pasal 74. Jakarta.

. 2009. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.

Salama, Aly. 2005. A Note on The Impact of Encironmental Performance on Financial

Performance. Structural Change and Economic Dynamics, 16: 413-421.

Sarumpaet, S. 2005. The Relationship between environmental performance and financial

performance of Indonesian Companies, Jurnal Akuntansi dan Keuangan 7 (2).

Spica dan Wijayanto 2007. Pengaruh Environmental Performance dan Environmental

Disclosure Terhadap Economic Performance. The 1st Accounting Conference

Faculty of Economic Universitas Indonesia. Depok, (November).

Sugiyono (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta, cv.

Suratno, Ignatius Bondan, Darsono, dan Mutmaniah S. 2006. Pengaruh environmental

performance terhadap environmental disclosure dan economic performance,

Simposium Nasional Akuntansi 9.

Thompson, P., & Zakaria, Z. 2004. Corporate Social Responsibility Reporting in Malaysia :

Progress and Prospects. Journal of Corporate Citizenship, 13 : 125.

www.idx.co.id

http://proper.menlh.go.id

Page 40: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

LAMPIRAN

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Environmental Performance

Peringkat Proper Skor Proper Frekuensi Kumulatif

Tahun 2011-2012

Emas 5 11

Hijau 4 11

Biru 3 31

Merah 2 7

Hitam 1 0

Jumlah 60 Perusahahan

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif Economic Performance

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Economic

Performance 60 -.10 .51 .2678 .16450

Valid N 60

Sumber : Data Sekunder diolah, 2014

Page 41: DAN ECONOMIC PERFORMANCE

Tabel 4.3

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Environmental

Performance

Economic

Performance

N 60 60

Normal Parametersa Mean 3.3333 .2678

Std. Deviation .85701 .16450

Most Extreme

Differences

Absolute .335 .122

Positive .335 .077

Negative -.232 -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 2.592 .944

Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .334

Monte Carlo Sig. (2-

tailed)

Sig. .000c .312

c

95% Confidence Interval Lower Bound .000 .303

Upper Bound .000 .321

a. Test distribution is Normal.

c. Based on 10000 sampled tables with starting seed 624387341.

Tabel 4.4

Correlations

Environmental

Performance

Econimic

Performance

Spearman

's rho

VAR00001 Correlation Coefficient 1.000 .446**

Sig. (2-tailed) . .000

N 60 60

VAR00002 Correlation Coefficient .446** 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 60 60

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).