Macro Economic
-
Upload
yanti-dewi -
Category
Documents
-
view
97 -
download
7
description
Transcript of Macro Economic
TEORI EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA
Menurut sejarah, banyak negara yang terus-menerus mengimpor lebih banyak barang
dan jasa daripada barang yang diekspor. Perusahaan-perusahaan asing di ijinkan untuk
menjual produk mereka di pasar dalam negeri, sedangkan pemerintahan negara lain
mencegah perusahaan kita menjual produknya di dalam negeri. Untuk memahami faktor apa
saja yang menentukan keseimbangan perdagangan suatu negara dan bagaimana kebijakan
pemerintah memengaruhinya, kita membutuhkan teori ekonomi makro perekonomian
terbuka. Untuk mengembangkan model ekonomi makro perekonomian terbuka ini, kita
membangunnyadari analisis sebelumnya dalam dua cara utama. Pertama, model
menggunakan PDB seperti yang telah ditentukan . kedua, model mengambil tingkat harga
ekonomi seperti yang diberikan. Tujuan model pada bab ini adalah untuk menekankan
kekuatan yang menentukan keseimbangan perdagangan ekonomi dan nilai tukar.
PENAWARAN DAN PERMINTAAN UNTUK DANA PINJAMAN DAN
PERTUKARAN VALUTA ASING
Untuk memahami kekuatan yang ada dalam perekonomian terbuka, kita akan
memfokuskan perhatian pada penawaran dan permintaan di dua jenis pasar. Pasar pertama
adalah pasar dana pinjaman yang mengoordinasikan tabungan , investasi dan aliran dana
pinjaman dari luar negeri. Pasar kedua adalah pasar untuk pertukaran valuta asing yang
mengoordinasikan orang-orang yang ingin menukarkan mata uang domistik dengan mata
uang negara lain.
1. Pasar Dana Pinjaman
Ketika kita pertama kali menganalisis peranan sistem keuangan pada bab 26, kita
membuat asumsi sederhana bahwa sistemkeuangan hanya terdiri atas satu pasar yang
disebut dengan pasar dana pinjaman. Untuk memahami pasar dana pinjaman dalam
perekonomian terbuka kita memulai dengan identitas yang dibahas pada bab sebelumnya.
S = I + NCO
(Tabungan = investasi domestik + arus keluar modal neto)
1
Kapanpun sebuah negara menyimpan sebagian pendapatannya, negara tersebut
dapat menggunakan tabungannya untuk membiayai pembiayaan modal domestik.
Penawaran untuk dana pinjaman berasal dari tabungan nasional (s). Permintaan untuk
dana pinjaman berasal dari investasi domestik (i) dan arus keluar modal neto (NCO).
Seperti yang kita telah pelajari pada pembahasan sebelumnya mengenai pasar
dana pinjaman, jumlah dana pinjaman yang ditawarkan , serta jumlah dana pinjaman
yang diminta tergantung pada tingkat suku bunga riil. Selain mempengaruhi tabungan
bunga dan domestik, tingkat suku bunga riil di sebuah negara mempengaruhi arus
keluar neto negara tersebut.
Pasar dana pinjaman ditampilkan dalam diagram penawaran permintaan yang
sudah dikenal pada figur 1. Seperti pada analis kita sebelumnya mengenai sistem
keuangan, kurva penawaran miring keatas karena tingkat suku bunga lebih tinggi
meningkatkan jumlah dana pinjaman yang tersedia. Sementara itu, kurva permintaan
miring kebawah karena tingkat suku bunga yang lebih rendah menurunkan jumlah
dana pinjaman yang diminta.
Figur 1. Pasar Dana Pinjaman
Tingkat suku bunga menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan penawaran
permintaan dana pinjaman. Jika tingkat suku bunga dibawah titik keseimbangan,
jumlah dana dana pinjaman yang tersedia akan kurang dari jumlah permintaan .
kekurangan dana pinjaman akan mendorong tingkat suku bunga naik. Sebaliknya, jika
tingkat suku bunga diatas titik keseimbangan, jumlah dana pinjaman yang
2
tersediamelebihi jumlah permintaan. kelebihan dana pinjaman akan mendorong
tingkat suku bunga turun
2. Pasar Pertukaran Valuta Asing
Pasar kedua adalah modal kita tentang perekonomian terbuka adalah pasar
pertukaran valuta asing. Partisipan dalam pasa ini mempertukarkan mata uang
domestik dengan mata uang asing. Untuk memahami pasar pertukaran, kita mulai
dengan identitas lain dari bab sebelumnya.
NCO = NX
(Arus keluar modal neto = ekspor neto)
Identitas ini menyatakan bahwa ketidakseimbangan antara pembelian dan
penjualan aset modal luar negeri sama dengan ketidakseimbangan ekspor dan impor
barang dan jasa.
Model kita tentang perekonomian terbuka memperlakukan dua sisi identitas
ini sebagai cerminan dua sisi pasar pertukaran valuta asing. Arus keluar modal neto
mencerminkan jumlah penawaran uang untuk tujuan pembelian aset asing. Ekspor
neto mewakili jumlah permintaan mata uang asing untuk tujuan pembelian ekspor
neto barang dan jasa domestik.
Pada nilai berapakah penawaran dan permintaan pasar di pasar pertukaran
valuta asing seimbang? Jawabannya adalah nilai tukar rill. Seperti yang kita lihatpada
bab sebelumnya, nilai tukar rill adalah harga relatif barang domestik dan barang luar
negeri sehingga merupakan penentu utama ekspor neto.
Figur 2 menunjukkan permintaan dan penawaran di pasar pertukaran valuta
asing. Kurva permintaan miring ke bawah karena alasan yang baru saja kita bahas.
Nilai tukar yang lebih tinggi membuat barang domestik menjadi lebih mahal dan
mengurangi jumlah permintaan mata uang lokal untuk membeli barang tersebut.
Kurva penawaran berbentuk garis vertikal karena jumlah mata uang lokal yang
tersedia untuk arus keluar modal neto tidak bergantung pada nilai tukar rill.
3
Jika tingkat suku bunga rill dibawah titik keseimbangan, jumlah penawaran
mata uang lokal akan lebih sedikit dari jumlah permintaan. Penurunan jumlah mata
uang lokal akan mendorong kenaikan nilai mata uang lokal. Sebaliknya, jika nilai
tukar diatas titik keseimbangan, jumlah mata uang lokal akan menurunkan nilai mata
uang lokal.
Figur 2. Pasar Petukaran Valuta Asing
Dalam model kita , ekspor neto merupakan sumber permintaan untuk mata
uang lokal, sedangkan arus keluar modal neto merupakan seumber permintaan untuk
mata uang lokal, sedangkan arus keluar modal neto merupakan sumber penawaran.
Dengan demikian, ketika seorang warga singapura mengimpor sebuah mobil yang
dibuat jepang. Model ini memperlakukan transaksi tersebut sebagai penurunan jumlah
permintaan dolar singapura. Bukan sebagai kenaikan jumlah penawaran singapura.
Sama halnya saat seorang warga negara jepang membeli obligasi pemerintah
singapura, model ini memperlakukan transaksi tersebut sebagai penurunan penawaran
jumlah dolar singapura, bukan sebagai kenaikan jumlah permintaan dolar singapura.
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA
Mari kita perhatikan bagaimana Pasar Untuk Dana Pinjaman dan Pasar
Pertukaran Valuta Asing saling berhubungan satu dengan yang lain:
4
1. ARUS KELUAR MODAL NETO : KAITAN ANTARA KEDUA PASAR
Kita telah membahas bagaiaman perekonomian mengoordinasika empat
variabel ekonomi makro yang penting :
Tabungan nasional (S), investasi domestic (I), arus keluar modal neto (NCO),
dan ekspor neto (NX).
Pada pasar dana pinjaman, penawaran berasal dari tabungan nasional,
permintaan berasal dari investasi domestik dan arus keluar modal neto, dan tingkat
suku bunga riil menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Pada pasar pertukaran
valuta asing, penawaran berasal dari arus keluar modal neto, dan nilai tukar riil
menyeimbangkan penawaran dan permintaan.
Di pasar dana pinjaman, arus keluar modal neto adalah bagian dari
permintaan. Seseorang yang ingin membeli sebuah aset di luar negeri harus
membayar pembelian ini dengan memperoleh sumber dari pasar dana pinjaman. Di
pasar pertukaran valuta asing, arus keluar modal merupakan sumber penawaran.
Seseorang yang ingin membeli sebuah aset di negara lain harus menyediakan mata
uang untuk ditukar dengan mata uang negara tersebut.
Faktor utama yang menentukan arus keluar modal neto, seperti yang telah kita
bahas, adalah tingkat suku bunga riil. Ketika suku bunga domestik tinggi, memiliki
aset domestik lebih menarik, sedangkan arus keluar modal neto negara rendah. Figur
3 menunjukkan hubungan negatif antara tingkat suku bunga dengan arus keluar modal
neto.
Figur 3.Bagaimana Arus Keluar Modal Neto Bergantung pada Tingkat Suku Bunga
5
2. KESEIMBANGAN SIMULTAN DALAM DUA PASAR
Pada figur 4 menunjukkan bagaimana pasar dana pinjaman dan pasar
pertukaran valuta asing secara bersama-sama menentukan variabel-variabel ekonomi
makro yang penting dari perekonomian terbuka.
Figur 4. Keseimbangan Riil dalam Perekonomian Terbuka
Panel (a) dari figur menunjukkan pasar dana pinjaman. Seperti sebelumnya,
tabungan nasional merupakan sumber penawaran danan pinjaman. Investasi domestik
dan arus keluar modal neto merupakan sumber permintaan untuk dana pinjaman.
Tingkat suku bunga keseimbangan (r1) menyebabkan jumlah dana pinjaman yang
ditawarkan dan jumlah dana pinjaman yang diminta seimbang.
Panel (b) pada figur menunjukkan arus keluar modal neto. Panel ini
menunjukkan bagaimana tingkat suku bunga dari panel (a) menentukan arus keluar
modal neto. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi di tanah air membuat aset domestic
lebih menarik dalam hal ini mengurangi arus keluar modal neto. Oleh karena itu,
kurva arus keluar modal neto di panel (b) menjadi miring ke bawah.
Panel (c) pada gambar menunjukkan pasar pertukaran valuta asing. Karena
aset asing harus dibeli dengan mata uang asing, jumlah arus keluar modal neto dari
panel (b) menentukan penawaran mata uang lokal yang ditukarkan dengan mata uang
asing. Nilai tukar riil tidak memengaruhi arus keluar modal neto sehingga kurva
6
penawarannya vertikal. Karena penyusutan nilai tukar riil meningkatkan ekspor neto,
kurva permintaan untuk valuta asing miring ke bawah. Nilai tukar riil keseimbangan
(E1) menyeimbangkan jumlah penawaran mata uang dengan jumlah permintaan mata
uang local di pasar pertukaran valuta asing.
Kedua pasar yang ditunjukkan pada figur 4 menentukan dua harga relatif –
tingkat suku bunga riil dan nilai tukar riil. Tingkat suku bunga riil yang ditentukan di
panel (a) adalah harga barang dan jasa sekarang relatif terhadap barang dan jasa pada
masa depan. Nilai tukar riil yang ditentukan di panel (c) adalah harga barang dan jasa
domestik relatif terhadap barang dan jasa luar negeri. Saat melakukan hal itu, mereka
menetukan tabungan nasional, investasi domestik, arus keluar modal neto, dan ekspor
neto.
BAGAIMANA KEBIJAKAN DAN PERISTIWA MEMENGARUHI
PEREKONOMIAN TERBUKA
Saat kita melanjutkan pembahasan, ingatlah selalu bahwa model kita hanyalah
penawaran dan permintaan di dua pasar – pasar dana pinjaman dan pasar pertukaran
valuta asing. Saat menggunakan model itu untuk menganalisis peristiwa, kita dapat
menggunakan tiga langkah yang diuraikan pada Bab 4. Pertama, kita menentukan
kurva penawaran dan permintaan mana yang dipengaruhi oleh peristiwa tersebut.
Kedua, kita menentukan kea rah mana kurva itu bergeser. Ketiga, kita menentukan
diagram penawaran dan permintaan untuk memeriksa bagaimana pergeseran ini
mengubah keseimbangan perekonomian.
1. DEFISIT ANGGARAN PEMERINTAH
Karena defisit anggaran pemerintah merepresentasikan tabungan public yang
negatif, mengurango tabungan nasional (jumlah tabungan publik dan swawta).
Dengan demikian, defisit anggaran pemerintah mengurangi penawaran dana
pinjaman, meningkatkan suku bunga, dan membatasi investasi.
7
Figur 5. Dampak-dampak Defisit Anggaran Pemerintah
Mari perhatikan efek defisit anggaran dalam perekonomian terbuka. Pertama,
kurva mana yang bergeser pada modal kita ? seperti pada perekonomian tertutup,
pengaruh awal dari defisit anggaran adalah pada tabungan nasional dan, dengan
demikian, pada penawaran untuk dana pinjaman. Kedua, kea rah mana kurva tersebut
bergeser ? lagi-lagi, seperti pada perekonomian tertutup, defisit anggaran
merepresentasikan tabungan publik negatif sehingga mengurangi tabungan nasional
dan menggeser kurva penawaran untuk dana pinjaman ke kiri. Ini ditunjukkan oleh
pergeseran dari S1 ke S2 pada panel (a) Figur 5.
Langkah ketiga dan terakhir adalah membandingkan keseimbangan lama
dengan keseimbangan baru. Panel (a) menunjukkan pengaruh anggaran defisit negara
terhadap pasardana pinjaman di tanah air. Dengan lebih sedikit dana yang tersedia
untuk para peminjam di pasar finansial lokal, tingkat suku bunga naik dari r1 menjadi
r2 guna menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dihadapkan pada tingkat suku
bunga yang tinggi, peminjam di pasar dana pinjaman memilih untuk meminjam lebih
sedikit uang. Perubahan ini ditunjukkan pada gambar dengan pergerakan dari titik A
ke titik B sepanjang kurva permintaan untuk dana pinjaman.
Dalam perekonomian terbuka, bagaimanapun, pengurangan dan penawaran
dana pinjaman menimbulkan dampak-dampak tambahan. Panel (b) menunjukkan
bahwa peningkatan tingkat suku bunga dari r1 ke r2 mengurangi arus keluar modal
neto. Karena tabungan yang disimpan di dalam negeri sekarang memperoleh tingkat
keuntungan yang lebih tinggi, berinvestasi di luar negeri menjadi kurang menarik
sehingga warga domestik membeli lebih sedikit aset luar negeri. Tingkat suku bunga
8
yang lebih tinggi juga menarik para investor asing yang inginmemperoleh tingkat
keuntungan yang lebih tinggi untuk aset-aset ini. Dengan demikian, ketika defisit
anggaran meningkatkan tingkat suku bunga, perilaku dalam dan luar negeri
menyebabkan arus keluar modal neto di dalam negeri menurun.
Panel (c) menunjukkan bagaiaman defisit anggaran memengaruhi pasar
pertukaran valuta asing. Karena arus keluar modal neto berkurang, orang
membutuhkan lebih sedikit mata uang asing untuk membeli aset luar negeri, dan hal
ini mendorong pergeseran ke kiri pada kurva penawaran untuk mata uang lokal dari S1
ke S2. Penurunan penawaran mata uang lokal menyebabkan nilai tukar riil naik dari E1
ke E2. Artinya, mata uang lokal menjadi lebih bernilai dibandingkan dengan mata
uang asing. Kenaikan ini, akhirnya membuat barang domestik menjadi lebih mahal
daripada barang luar negeri. Karena orang-orang di dalam negeri ataupun di luar
negeri mengalihkan pembelian mereka dari barang domestik yang lebih mahal, ekspor
di dalam negeri menurun, sedangkan impor ke dalam negeri meningkat. Oleh karena
itu, pada perekonomian terbuka, defisit anggaran pemerintah menaikkan tingkat suku
bunga riil, membatasi investasi domestik, menyebabkan mata uang naik, dan
mendorong neraca perdagangan ke arah defisit.
2. KEBIJAKAN PERDAGANGAN
Kebijakan perdagangan atau trade policy merupakan kebijakan pemerintah
yang secara langsung memengaruhi jumlah barang dan jasa yang diimpor atau
diekspor oleh suatu negara. Kebijakan perdagangan ada dalam berbagai bentuk. Salah
satu jenis kebijakan perdagangan yang umum adalah tarif, yaitu pajak yang dikenakan
pada barang impor. Jenis lainnya adalah kuota impor, yaitu batasan jumlah barang
tertentu yang dapat diproduksi di luar negeri dan dijual di dalam negeri. Kebijakan-
kebijakan perdagangan ini lazim diberlakukan di seluruh dunia meskipun biasanya
terkadang bentuknya tersembunyi. Sebagai contoh, pemerintah terkadang menekan
eksportir asing untuk mengurangi jumlah barang yang dapat mereka jual di
negaranya. Hal ini dikenal dengan sebutan “pembatasan ekspor secara sukarela”
meskipun sebenarnya tidak begitu sukarela dan intinya, merupakan salah satu bentuk
kuota impor.
Sekarang, mari perhatikan pengaruh ekonomi makro pada kebijakan
perdagangan. Anggaplah bahwa industri mobil Malaysia, yang mengkhawatirkan
9
kompetisi dengan para pembuat mobil Jepang, meyakinkan pemerintah malaysia
untuk menerapkan kuota sejumlah mobil yang dapat diimpor dari Jepang. Untuk
mendukung perjuangan mereka, para pelobi untuk industri mobil menilai bahwa
pembatasan perdagangan akan meningkatkan keseimbangan perdagangan Malaysia.
Sekarang mari kita coba analisis melalui figur 6.
Figur 6. Dampak-Dampak Kuota Impor
Pertama, tentukan kurva mana yang bergeser. Pengaruh awal dari pembatasan
impor adalah pada barang impor. Maka dari itu, ekspor neto juga dipengaruhi, karena
ekspor neto sama dengan ekspor dikurangi impor. Karena ekspor neto merupakan
sumbe permintaan untuk mata uang Malaysia, maka kebijakan ini akan
mempengaruhi kurva permintaan.
Kedua, tentukan kurva bergeser ke arah mana. Karena kuota membatasi
jumlah mobil Jepang yang dijual di Malaysia, kuota akan mengurangi impor pada
semua nilai tukar riil yang diberikan. Ekspor neto yang diperoleh akan naik untuk
setiap nilai tukar riil yang diberikan. Karena orang asing membutuhkan ringgit untuk
membeli ekspor neto Malaysia, ada kenaikan permintaan untuk ringgit ini ditunjukkan
pada panel (c) dimana kurva bergeser dari D1 ke D2.
Ketiga, membandingkan keseimbangan yang lama dan baru. Seperti yang kita
lihat pada panel (c), kenaikan permintaan untuk ringgit menyebabkan nilai tukar riil
naik dari E1 ke E2. Kerena tidak ada yang terjadi di pasar untuk dana pinjaman pada
panel (a), tidak ada perubahan pada tingkat suku bunga riil, maka tidak ada perubahan
pada arus keluar modal neto pada panel (b). Lebih lanjut, karena tidak ada perubahan
pada arus keluar modal neto, tidak akan ada perubahan pada ekspor neto, meskipun
10
impor telah mengurangi jumlah barang impor. Hal ini terjadi karena saat ringgit
mengalami apresiasi di pasar untuk pasar valuta asing, barang domestik menjadi lebih
mahal daripada barang luar negeri. Apresiasi ini meningkatkan impor dan mengurangi
ekspor. Pada akhirnya, kuota impor mengurangi impor dan ekspor, tetapi ekspor neto
tidak berubah.
Dengan demikian, kebijakan-kebijakan perdagangan tidak mempengaruhi
keseimbangan perdagangan. Artinya, kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor
dan impor tidak mengubah ekspor neto.
Dengan persamaan sebelumnya, yaitu NX=NCO=S-I, kebijakan perdagangan
dikatakan tidak mempengaruhi keseimbangan karena tidak mengubah tabungan
nasional ataupun investasi domestik. Untuk tingkat tabungan dan investasi, nilai tukar
riil menyesuaikan untuk mempertahankan keseimbangan perdagangan, tanpa
memperhatikan kebijakan perdagangan yang diterapkan.
Meskipun kebijakan perdagangan tidak mempengaruhi keselruhan
keseimbangan perdagangan negara, kebijakan ini mempengaruhi beberapa
perusahaan, industri, dan negara. Ketika pemerintah Malaysia menerapkan kuota
impor untuk mobil Jepang, maka industri mobil lokal menghadapi kompetisi dari luar
negeri yang lebih sedikit dan akan menjual lebih banyak mobil. Pada saat yang
bersamaan, karena nilai ringgit naik, perusahaan elektronik Malaysia akan lebih sulit
berkompetisi dengan perusahaan elektronik Korea. Ekspor elektronik Malaysia akan
turun, sedangkan impor elektronik akan naik. Dengan demikian, kuota impor mobil
Jepang akan menaikkan ekspor neto mobil dan menurunkan ekspor neto elektronik.
Selain itu, akan meningkatkan ekspor neto Malaysia ke Jepang, tetapi menurunkan
ekspor neto Malaysia ke Korea. Dengan demikian, keseimbangan perdagangan
tetaplah sama. Dengan demikian, dampak kebijakan perdagangan ini lebih bersifat
mikro daripada makro.
3. KETIDAKSTABILAN POLITIK DAN PELARIAN MODAL
Pada bulan Agustus 1983, ketidakstabilan politik di Filipina, termasuk
pembunuhan pimpinan politik yang terkemuka, membuat pasar finansial dunia
gelisah. Orang-orang mulai melihat Filipina sebagai negara yang kurang stabil.
Mereka memutuskan untuk menarik beberapa aset mereka dan memindahkannya ke
Amerika ataupun tempat aman lainnya. Pergerakan dana yang besar dan tiba-tiba
11
keluar dari suatu negara disebut dengan pelarian modal (capital flight). Untuk
menganalisis perubahan pada keseimbangan yang terjadi, mari kita lihat melalui figur
7.
Figur 7. Dampak-Dampak Pelarian Modal
Pertama, tentukan kurva mana yang dipengaruhi. Ketika investor di seluruh
dunia memperhatikan masalah politik di Filipina, mereka memutuskan untuk menjual
beberapa aset Filipina mereka dan menggunakannya untuk membeli aset AS.
Tindakan ini meningkatkan arus keluar modal neto Filipina sehingga mempengaruhi
kedua pasar dalam model tersebut. Yang paling jelas, ia mempengaruhi kurva arus
keluar modal dan selanjutnya mempengaruhi penawaran mata uang Filipina di pasar
pertukaran valuta asing. Selain itu, karena permintaan untuk dana pinjaman berasal
dari investasi domestik dan arus keluar modal neto, pelarian modal mempengaruhi
kurva permintaan di pasar dana pinjaman.
Kedua, tentukan ke arah mana kurva tersebut bergeser. Ketika arus keluar
modal neto meningkat, ada permintaan yang lebih besar untuk dana pinjaman guna
membiayai pembelian aset modal di luar negeri ini. Dengan demikian, seperti yang
ditunjukkan panel (a) pada Figur 7, kurva permintaan dana pinjaman bergeser ke kiri
dari D1 ke D2. Selain itu, karena arus keluar modal neto lebih tinggi untuk semua
tingkat suku bunga, kurva arus keluar modal neto juga bergeser ke kiri dari NCO1 ke
NCO2, seperti pada panel (b).
Ketiga, membandingkan keseimbangan baru dan keseimbangan lama. Panel
(a) pada Figur 7 menunjukkan bahwa permintaan untuk dana pinjaman yang naik
menyebabkan tingkat suku bunga Filipina naik dari r1 ke r2. Panel (b) menunjukkan
12
arus keluar modal neto naik. Panel (c) menunjukkan bahwa kenaikan pada arus keluar
modal neto menyebabkan penawaran mata uang Filipina di pasar valuta asing
meningkat dari S1 ke S2. Artinya ketika orang-orang mencoba keluar dari aset
Filipina, ada ketersediaan peso yang besar untuk ditukarkan dengan mata uang aasing
yang lain. Kenaikan penawaran peso menyebabkan penurunan nilai peso dari E1 ke E2.
Dengan demikian, pelarian modal mengakibatkan kenaikan suku bunga Filipina dan
penurunan nilai peso di pasar valuta asing.
Perubahan harga ini mempengaruhi aspek ekonomi makro yang penting.
Turunnya nilai mata uang menyebabkan ekspor lebih murah dan impor lebih mahal.
Hal ini mendorong keseimbangan perdagangan menuju surplus. Pada saat yang sama,
kenaikan tingkat suku bunga mengurangi investasi domestik yang memperlambat
akumulasi modal dan pertumbuhan ekonomi.
Meskipun pelarian modal memiliki pengaruh besar terhadap negara dimana
modal keluar, ia juga mempengaruhi negara-negara lain. Ketika modal mengalir dari
Filipina ke Amerika Serikat, ia memiliki pengaruh yang bersebrangan terhadap
perekonomian AS, seperti pengaruhnya terhadap perekonomian Filipina. Khususnya,
kenaikan pada arus keluar modal neto Filipina terjadi pada waktu yang sama dengan
turunnya arus keluar modal neto AS. Saat nilai peso turun dan tingkat suku bunga
Filipina naik, nilai dolar naik dan tingkat suku bunga AS turun. Ukuran pengaruh ini
terhadap perekonomian AS terbilang kecil, karena perekonomian AS terbilang
sangatlah besar dibandingkan dengan Filipina. Peristiwa yang telah kita gambarkan di
Filipina dapat terjadi pada setiap perekonomian di dunia, dan dapat dialami dari
waktu ke waktu. Kasus pelarian modal pada umumnya menghasilkan dampak sesuai
dengan analisis kita, yaitu kenaikan tingkat suku bunga riil dan nilai mata uang turun.
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, Gregory dkk. 2013. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
13