DAMPAK MINIMARKET TERHADAP PASAR...
Transcript of DAMPAK MINIMARKET TERHADAP PASAR...
1
DAMPAK MINIMARKET TERHADAP
PASAR TRADISIONAL
(Studi Kasus di Ngaliyan)
SKRIPSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana SI
ANI NUR FADHILAH
062411004
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
2
ABSTRAK
Kehadiran peritel modern (Supermarket, Hypermarket, Minimarket)
pada sekitar awal 1980-an pada awalnya tidak mengancam pasar tradisional.
Kehadiran para peritel modern yang menyasar konsumen menengah ke atas, saat
itu lebih menjadi alternatif dari pasar tradisional yang identik dengan kondisi
pasar yang kumuh, dengan tampilan dan kualitas yang buruk, serta harga jual
rendah serta sistem tawar menawar konvensional. Namun sekarang ini kondisinya
sudah banyak berubah. Supermarket dan Hypermarket banyak bermunculan di
mana-mana. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi dari berbagai perubahan di
masyarakat. sebagai konsumen, masyarakaat menuntut hal yang berbeda di dalam
aktivitas belanja. Konsumen menuntut peritel untuk memberikan “nilai lebih” dari
setiap sen uang yang dibelanjakannya. Peritel harus mampu mengakomodasi
tuntutan tersebut jika tidak ingin ditinggal pelangganya. Maka penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana dampak kehadiran minimarket
terhadap pasar tradisional Ngaliayan (2) Bagaimana strategi yang dilakukan
pedagang pasar tradisional untuk menghadapi persaingan dengan minimarket.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
data yang diperoleh langsung dari sumber pertama dengan cara wawancara
langsung dan penyebaran kuesioner dengan para pedagang pasar tradisional. Dan
data sekunder merupakan sumber data yang dapat memberikan informasi atau
data tambahan yang dapat memperkuat data pokok baik berupa manusia atau
benda seperti majalah, buku, koran,dll. Penentuan sampel penelitian ini
menggunakan teknik sampling insidental yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang berdagang di pasar tradisional
Ngaliyan dan konsumen yang pernah ber transaksi baik di pasar tradisional
maupun pasar modern (minimarket). Metode analisis yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif yang bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek
penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti membuktikan bahwa
keberadaan pasar modern (Minimarket) disekitar pasar Ngaliyan memberikan
dampak negatif, terutama kepada para pedagang kelontong yang mayoritas
daganganya tersedia juga di pasar modern (minimarket). Dari sebanyak 71
pedagang kelontong, 37 pedagang (52,11%) mengalami penurunan pendapatan
beras, 52 pedagang (73,23%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan
telur, 44 pedagang (61,97%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan
gula pasir, 40 pedagang (56,33%) mengalami penurunan pendapatan pada
penjualan minyak goeng, 53 pedagang (74,47%) mengalami penurunan
pendapatan pada penjualan mie instan, 65 pedagang (91,54%) mengalami
penurunan pendapatan pada penjualan susu, 23 pedagang (32,39%) mengalami
penurunan pendapatan pada penjualan tepung terigu, 39 pedagang (54,92%)
mengalami penurunan pendapatan pada sabun cuci/detergen, 47 pedagang (66,197%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan sabun mandi, 38
pedagang (53,52%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan shampo, 59
pedagang (83,09%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan pasta gigi.
3
4
5
MOTTO
(jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk
dirimu sendiri)1
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987), h. 282.
6
PERSEMBAHAN
Dengan tidak mengurangi rasa syukurku kepada Allah Swt, Tuhan sumber
segala muara esensi.
Kupersembahkan karya kecilku ini teruntuk :
Ayahanda M.Toha & Ibunda Nanik Hernawati tercinta, yang telah
memberikan motivasi dan mencurahkan kasihsayangnya, serta mengorbankan
segalanya demi kesuksesanku.
Kakak tersayang Yuni Rahmawati yang selalu memberikan semangat dan
dukungan selama penulisan skripsi ini.
Adekku Via Fandani Wulan yang selalu membuatku termotivasi untuk
menuju kesuksesan.
Adek kecilku Azzahra Ilma Dinna yang selalu membuatku tersenyum dan
menghilangkan penat dengan gaya centil dan manjamu, membuatku lebih
semangat menjalani hidup.
Yang terkasih Ilham Muttaqin, yang selalu memberikan perhatian dan kasih
sayangnya untukku, dan selalu sabar mendampingi dalam segala keadaan,
serta tidak lelah memberikan motivasi disaat aku merasa terjatuh.
Teman-teman seperjuanganku, Umi, Aan, Alfu, Mila, Bang din, Faisol, Rudi,
Panca, Umam dan semua teman-teman “EIA insaider 06” aku rindu dengan
semua kenangan dan kebersamaan kita.
Temen-temen kos 26 : Ulfa, Olip, Cocon, Neha, Muna, Opi, Rehla dan semua
yang tak dapat kusebutkan satu per satu, yang selalu memberikan dorongan
dan membuat hari-hariku lebih berwarna dengan canda dan tawa.
Almamaterku, IAIN Walisongo Semarang, Kampus yang berbasis, Diniyah,
Ukhuwah dan Ilmiah.
7
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan segala taufiq dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”DAMPAK MINIMARKET TERHADAP PASAR
TRADISIONAL(STUDI KASUS DI NGALIYAN)” dengan baik tanpa kendala
yang berarti. shalawat serta salam semoga selalu tercurah ke haribaan nabi besar
akhir zaman beliau baginda rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan
para sahabatnya yang senantiasa membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang, dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang penuh
ilmu dan iman di dada.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar sarjana strata satu (S.1) dalam jurusan ekonomi Islam fakultas syari’ah IAIN
Walisongo Semarang.
Ucapan terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua
yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan bantuan dalam bentuk
apapun yang sangat besar bagi penulis. Ucapan terimakasih terutama penulis
sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Dr. Imam Yahya, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang.
3. Bapak Ali Murtadlo, M.Ag, selaku ketua Prodi Ekonomi Islam atas segala
bimbingannya, dan Bapak Nur Fatoni, M. Ag, selaku Sekretaris Jurusan Prodi
Ekonomi Islam atas pengarahannya dalam penyusunan skripsi ini.
4. Muhammad Saifullah, M.Ag. selaku pembimbing 1 yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini, dan Bapak Ratno Agriyanto, M.Si. selaku pembimbing II yang
telah banyak memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat
termotivasi untuk segera mungkin menyelesaikan skripsi ini.
8
5. Bapak Arja Imroni, M. Ag. selaku dosen wali yang telah banyak
mengarahkan dan membimbing penulis.
6. Segenap bapak dan ibu dosen fakultas syari’ah IAIN Walisongo Semarang
yang telah membekali penulis dengan banyak ilmu pengetahuan, sehingga
penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh keluarga besar penulis: Ayah, Bunda, Kakak, dan semua keluargaku
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, kalian semua adalah semangat
hidup bagi penulis yang telah memberikan do’a agar selalu melangkah dengan
optimis.
Ibarat pepatah “tak ada gading yang tak retak”, penulis menyadari dalam
penelitian tugas akhir tak luput dari kekurangan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakannya.
Akhir kata semoga Tugas Akhir yang penulis susun dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 01 Juni 2011
Penulis
Ani Nur Fadhilah
NIM.062411004
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ................................................................ vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. xvi
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 17
A. Latar Belakang ........................................................................ 17
B. Rumusan Masalah ............................................................. ...... 23
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 23
D. Tinjauan Pustaka .................................................................... 24
E. Metodologi Penelitian ............................................................. 53
F. Sistematika Penulisan .............................................................. 57
BAB II : POKOK PEMBAHASAN ............................................................ 59
A. Dampak Kehadiran Minimarket Terhadap Pasar
Tradisional ............................................................................... 59
B. Strategi yang Dilakukan Pedagang Pasar Tradisional
Untuk Menghadapi Persaingan Dengan Minimarket .............. 63
BAB III : GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ............................ 76
A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................... 76
B. Karakteristik Pedagang Responden Pasar Tradisional
Ngaliyan dan Konsumen Responden ..................................... 79
10
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ...................................... 87
A. Deskripsi Data Penelitian ....................................................... 87
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 148
BAB V : PENUTUP ..................................................................................... 158
A. Kesimpulan ............................................................................ 158
B. Saran ....................................................................................... 159
C. Penutup ................................................................................... 160
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1.1 : Pembagian Retail Modern dan Tradisional ............................ 35
2. Tabel 3.1 : Jumlah seluruh pedagang tradisional sesuai jenis dagangannya 79
3. Tabel 3.2 : Jumlah pedagang yang menjadi responden ............................ 80
4. Tabel 3.3 : Jumlah pedagang berdasarkan jenis kelamin ......................... 81
5. Tabel 3.4 : Jumlah pedagang berdasarkan umur ...................................... 82
6. Tabel 3.5 : Jumlah pedagang berdasarkan pendidikan ............................. 82
7. Tabel 3.6 : Jumlah pedagang berdasarkan lamanya berdagang ............... 83
8. Tabel 3.7 : Jumlah konsumen berdasarkan jenis kelamin ........................ 84
9. Tabel 3.8 : Jumlah konsumen berdasarkan umur ..................................... 85
10. Tabel 3.9 : Jumlah konsumen berdasarkan pendidikan ........................... 85
11. Tabel 3.10 : Jumlah konsumen berdasarkan pekerjaannya ...................... 86
12. Tabel 4.1 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 87
13. Tabel 4.2 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 88
14. Tabel 4.3 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 88
15. Tabel 4.4 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 89
16. Tabel 4.5 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 90
17. Tabel 4.6 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 91
18. Tabel 4.7 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 91
19. Tabel 4.8 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 92
20. Tabel 4.9 : Jawaban dari pedagang Kelontong ........................................ 92
21. Tabel 4.10 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 93
22. Tabel 4.11 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 94
23. Tabel 4.12 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 94
24. Tabel 4.13 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 95
25. Tabel 4.14 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 96
26. Tabel 4.15 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 96
27. Tabel 4.16 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 97
28. Tabel 4.17 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 98
29. Tabel 4.18 : Jawaban dari pedagang Kelontong ...................................... 98
30. Tabel 4.19 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 99
12
31. Tabel 4.20 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 99
32. Tabel 4.21 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 100
33. Tabel 4.22 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 100
34. Tabel 4.23 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 100
35. Tabel 4.24 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 100
36. Tabel 4.25 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 101
37. Tabel 4.26 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 101
38. Tabel 4.27 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 102
39. Tabel 4.28 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 102
40. Tabel 4.29 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 103
41. Tabel 4.30 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 103
42. Tabel 4.31 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 104
43. Tabel 4.32 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 104
44. Tabel 4.33 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 105
45. Tabel 4.34 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 105
46. Tabel 4.35 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 106
47. Tabel 4.36 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 106
48. Tabel 4.37 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 107
49. Tabel 4.38 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 108
50. Tabel 4.39 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 108
51. Tabel 4.40 : Jawaban dari pedagang Buah ............................................... 109
52. Tabel 4.41 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 110
53. Tabel 4.42 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 110
54. Tabel 4.43 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 110
55. Tabel 4.44 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 110
56. Tabel 4.45 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 111
57. Tabel 4.46 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 112
58. Tabel 4.47 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 112
59. Tabel 4.48 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 113
60. Tabel 4.49 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 113
61. Tabel 4.50 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 114
13
62. Tabel 4.51 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 114
63. Tabel 4.52 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 115
64. Tabel 4.53 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 115
65. Tabel 4.54 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 116
66. Tabel 4.55 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 116
67. Tabel 4.56 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 117
68. Tabel 4.57 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 117
69. Tabel 4.58 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 118
70. Tabel 4.59 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 119
71. Tabel 4.60 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 119
72. Tabel 4.61 Jawaban dari pedagang Sayur ................................................ 120
73. Tabel 4.62 Jawaban dari pedagang Pakaian ............................................. 121
74. Tabel 4.63 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 121
75. Tabel 4.64 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 121
76. Tabel 4.65 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 121
77. Tabel 4.66 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 122
78. Tabel 4.67 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 122
79. Tabel 4.68 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 122
80. Tabel 4.69 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 122
81. Tabel 4.70 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 123
82. Tabel 4.71 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 124
83. Tabel 4.72 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 124
84. Tabel 4.73 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 125
85. Tabel 4.74 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 125
86. Tabel 4.75 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 126
87. Tabel 4.76 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 126
88. Tabel 4.77 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 127
89. Tabel 4.78 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 127
90. Tabel 4.79 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 128
91. Tabel 4.80 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 128
92. Tabel 4.81 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 129
14
93. Tabel 4.82 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 130
94. Tabel 4.83 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 130
95. Tabel 4.84 Jawaban dari pedagang pakaian ............................................. 131
96. Tabel 4.85 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan ............................... 132
97. Tabel 4.86 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan ............................... 132
98. Tabel 4.87 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan ............................... 132
99. Tabel 4.88 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan ............................... 133
100 Tabel 4.89 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 133
101 Tabel 4.90 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 134
102 Tabel 4.91 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 134
103 Tabel 4.92 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 135
104 Tabel 4.93 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 135
105 Tabel 4.94 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 136
106 Tabel 4.95 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 137
107 Tabel 4.96 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 137
108 Tabel 4.97 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan .............................. 138
109 Tabel 4.98 Jawaban dari Konsumen ....................................................... 139
110 Tabel 4.99 Jawaban dari Konsumen ....................................................... 140
111 Tabel 4.100 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 140
112 Tabel 4.101 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 141
113 Tabel 4.102 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 142
114 Tabel 4.103 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 142
115 Tabel 4.104 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 143
116 Tabel 4.105 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 144
117 Tabel 4.106 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 144
118 Tabel 4.107 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 145
119 Tabel 4.108 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 145
120 Tabel 4.109 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 147
121 Tabel 4.110 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 147
122 Tabel 4.111 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 147
123 Tabel 4.112 Jawaban dari Konsumen ..................................................... 148
15
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1.1 : Konsep inti pertukaran, transaksi, dan hubungan pasar dan
pemasaran ........................................................................... 20
2. Gambar 3.1 : Peta Kecamatan Ngaliyan ................................................... 77
16
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 27 Mei 2011
Deklarator
Ani Nur Fadhilah
NIM. 062411004
17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung.
Dalam pasar tradisonal terjadi tawar menawar, bangunan biasanya terdiri dari
kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun
suatu pengelola pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti
bahan-bahan makanan berupa ikan, buah-buahan, sayur, telur, daging,
pakaian, elektronik, jasa dan lain-lain. pasar seperti ini masih banyak dijumpai
di Indonesia dan umumnya terletak di dekat kawasan perumahan agar
memudahkan pembeli untuk mencapai pasar.
Pasar modern berbeda dengan pasar tradisional, dalam pasar modern
penjual dan pembeli tidak bertransaksi secara langsung. Pembeli melihat harga
pada label yang tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan
dan pelayananya secara mandiri (Swalayan) atau dilayani oleh Pramuniaga.
barang-barang yang dijual selain bahan-bahan makanan seperti sayur, daging
dan buah-buahan, sebagian besar barang lainya yang dijual adalah barang
yang tahan lama. Contoh dari pasar modern adalah Swalayan, Supermarket,
Hypermarket, dan Minimarket.
Kehadiran peritel modern (Supermarket, Hypermarket, Minimarket)
pada sekitar awal 1980-an pada awalnya tidak mengancam pasar tradisional.
18
Kehadiran para peritel modern yang menyasar konsumen menengah ke atas,
saat itu lebih menjadi alternatif dari pasar tradisional yang identik dengan
kondisi pasar yang kumuh, dengan tampilan dan kualitas yang buruk, serta
harga jual rendah serta sistem tawar menawar konvensional. Namun sekarang
ini kondisinya sudah banyak berubah. Supermarket dan Hypermarket banyak
bermunculan di mana-mana. Kondisi ini muncul sebagai konsekuensi dari
berbagai perubahan di masyarakat. sebagai konsumen, masyarakaat menuntut
hal yang berbeda di dalam aktivitas belanja. Kondisi ini ditambah dengan
semakin meningkatnya tingkat pengetahuan, pendapatan, dan jumlah
pendapatan keluarga ganda (suami-istri bekerja) dan dengan waktu yang
terbatas. Konsumen menuntut peritel untuk memberikan “nilai lebih” dari
setiap sen uang yang dibelanjakannya. Peritel harus mampu mengakomodasi
tuntutan tersebut jika tidak ingin ditinggal pelangganya.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern
dewasa ini menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup yang
berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota metropolitan tapi sudah
merambah di kota kecil di tanah air. Sangat mudah menjumpai Minimarket,
Supermarket, Hypermarket di sekitar tempat tinggal kita. Tempat-tempat
tersebut menjanjikan tempat yang nyaman dengan harga yang tidak kalah
menariknya. Namun dibalik kesenangan tersebut ternyata membuat peritel
kelas menengah dan bawah mengeluh.
Seperti yang trejadi di Ngaliyan sekarang ini, terdapat beberapa
Minimarket dan Swalayan di antaranya Aneka Jaya Swalayan, tiga Indomaret,
19
dua Alfamart, dan Ono Swalayan yang semua letaknya saling berdekatan
disepanjang jalan Ngaliyan dan berdekatan pula dengan pasar tradisional
Ngaliyan. Dari beberapa Minimarket dan Swalayan tersebut saling
menawarkan pelayanan yang lebih baik dari pasar tradisional yang ada, selain
pelayanan mereka juga menawarkan harga yang relatif lebih rendah, variasi
barang yang banyak, tempat belanja yang nyaman. Mereka saling berusaha
untuk menambah fasilitas dan meningkatkan kualitas pelayanan menurut
persepsinya sendiri-sendiri.
Minimarket dan Swalayan di Ngaliyan juga berlomba-lomba untuk
memberikan kelengkapan & ketersediaan produk yang dijual, kualitas produk
yang di jual, kesan terdapat produk-produk import, kesan terdapatnya produk-
produk yang baru dipromosikan, kondisi harga dibandingkan dengan
Minimarket atau pasar di sekitarnya, potongan harga (discon) yang diberikan,
terdapatnya paket-paket khusus dengan harga khusus, letak yang strategis,
suasana di dalam Swalayan, kebersihan ruangan, penataan dan
pengelompokan produk, program promosi yang diselenggarakan, promosi di
media cetak dan elektronik, adanya acara-acara lomba dan permainan dan
hiburan, hadiah atau undian yang diberikan, area parkir yang tersedia,
keramahan pelayanan (kasir, pelayan toko dll), dan adanya papan petunjuk
harga untuk memudahkan dalam mencari produk sehingga membuat para
konsumen beralih dari pasar tradisional ke Minimarket dan Swalayan.
Pasar secara umum adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana
individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
20
menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.2
Definisi ini berdasarkan pada konsep inti pertukaran, transaksi, dan hubungan
pasar dan pemasaran serta pemasar. Konsep ini kita gambarkan seperti di
bawah ini.
Gambar 1.1 konsep inti pertukaran, transaksi, dan hubungan pasar dan
pemasaran.
Sumber: Philip kotler &A.B Susanto
Pemasaran dalam perspektif Islam adalah sebuah disiplin bisnis
strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan
value dan suatu inisiator kepada stakeholdernya, yang dalam keseluruhan
prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah (bisnis) dalam
Islam.3 Di dalam pemasaran syariah terdapat tiga konsep pemasaran, yang
pertama biasa disebut sebagai syariah marketing strategy untuk memenangkan
mind-share, kedua syariah marketing tactic untuk memenangkan market-
share, dan ketiga syariah marketing value dalam memenagkan heart-share.
2 Philip kotler & A.B Susanto, Manajemen pemasaran Di Indonesia Analisis,
perencanaan, Implementasi dan pengendalian, Jakarta: Salemba Empat, 2000, buku I, hal.11 3 Hermawan Kerta Jaya dan muhammad Syukir Sula, Syariah Marketing, bandung : PT.
Mizan Pustaka, 2006, hal. xxix
Kebutuhan,
keinginan, dan
permintaan
produk
Nilai, biaya,
dan kepuasan
Pertukaran,
transaksi, dan
hubungan
Pemasaran dan
pemasar
Pasar
21
Dengan syariah marketing strategy, dapat dilakukan pemetaan pasar
berdasarkan ukuran pasar, pertumbuhan pasar, keunggulan kompetitif, dan
situasi persaingan setelah menyusun strategi, kita perlu melakukan syariah
marketing tactic dalam memenangkan market-share, karena jika positioning
kita dibenak pelanggan telah kuat kita perlu melakukan diferensiasi mencakup
apa yang ditawarkan (content), bagaimana menawarakan (context), dan apa
infrastruktur dalam proses menawarkannya.
Dan selanjutnya, kita perlu menerapkan diferensiasi secara kreatif dan
inovatif dengan menggunakan marketing-mix (price, product, place,
promotion). Dan hal yang perlu kita siapkan juga, bagaimana kita melakukan
selling dalam meningkatkan hubungan dengan pelanggan sehingga mampu
menghasilkan keuntungan finansial.
Berbeda dengan Minimarket, pasar tradisional Ngaliyan yang lebih
dulu ada dibandingkan Minimarket dan Swalayan yang sekarang ada secara
tidak langsung merasakan dampak dari kehadiran Minimarket dan Swalayan.
Banyak masyarakat yang tinggal di sekitar pasar kini beralih memilih belanja
di Minimarket maupun Swalayan dengan alasan lebih lengkap dan nyaman
atau sekedar melihat-lihat, meskipun sebenarnya produk-produk yang ada di
Minimarket atau Swalayan pun tersedia di pasar Ngaliyan. Selain itu ruang
bersaing pedagang pasar tradisional kini juga mulai terbatas, kalau selama ini
pasar tradisional dianggap unggul dalam memberikan harga relatif rendah
untuk banyak komoditas. Dengan fasilitas belanja yang jauh lebih baik skala
ekonomis pengecer modern yang cukup luas dan akses langsung mereka
22
terhadap produsen dapat menurunkan harga pokok penjualan mereka sehingga
mereka mampu menawarkan harga yang lebih rendah. Sebaliknya pedagang
pasar tradisional, mereka umumnya mempunyai skala yang kecil dan
menghadapi rantai pemasaran yang cukup panjang untuk membeli barang
yang akan dijualnya. Keunggulan biaya rendah pedagang tradisional pun kini
mulai terkikis.
Keunggulan pasar tradisional selama ini didapat dari lokasi, karena
masyarakat lebih senang berbelanja kepasar-pasar yang lokasinya lebih dekat.
Akan tetapi pusat-pusat perbelanjaan seperti Minimarket terus berkembang
memburu lokasi yang potensial, dengan semakin marak dan tersebarnya lokasi
Minimarket maka keunggulan lokasi pasar tradisional juga akan hilang,
kedekatan lokasi kini tidak dapat lagi dijadikan sumber keunggulan yang
berkelanjutan.
Di sini diperlukan peran pemerintah untuk membantu pedagang pasar
tradisional agar dapat bersaing dengan Minimarket dan Swalayan agar
keberadaanya tidak tersingkirkan, seperti yang tertera pada Peraturan Presiden
Nomor 112 Tahun 2007 Pasal 4 yang berisi pusat perbelanjaan dan toko
modern harus mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat,
keberadaan pasar tradisional, usaha kecil dan usaha menengah yang ada di
wilayah yang bersangkutan, memperhatikan jarak antara Hypermarket dengan
pasar tradisional yang ada sebelumnya, menyediakan area parkir paling sedikit
seluas kebutuhan parkir 1(satu) unit kendaraan roda empat untuk setiap 60 m2
(enam puluh meter persegi) luas lantai penjualan pusat perbelanjaan dan atau
23
toko modern yang menyediakan fasilitas yang menjamin pusat perbelanjaan
dan toko modern yang bersih, sehat (hygienis), aman, tertib dan ruang publik
yang nyaman.4
Dari pembahasan di atas penulis ingin melakukan penelitian untuk
menetahui “DAMPAK KEBERADAAN MINIMARKET TERHADAP
PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus di Pasar Ngaliyan)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dikemukakan
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak kehadiran mini market terhadap pasar tradisional ?
2. Bagaimana Strategi yang dilakukan pedagang pasar tradisional untuk
menghadapi persaingan dengan minimarket ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dampak kehadiran mini market terhadap pasar
tradisional.
2. Untuk mengetahui Strategi yang dilakukan pedagang pasar tradisional
untuk menghadapi persaingan dengan minimarket.
4 Peraturan Presiden RI.112, Penataan dan Pembinaan pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan toko modern,2007. WWW.bpkp.go.id , 12-2-2011 19:29
24
Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi tempat penelitian, yaitu dapat menjadi bahan pertimbangan baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk mengantisipasi dampak
keberadaan minimarket yang semakin pesat disekitar Ngaliyan. Dan
menjadi bahan pertimbangan untuk mengembangkan pasar tradisional
Ngaliyan.
2. Bagi Universitas, diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut
dalam bidang yang berkaitan dengan retailing, perilaku konsumen, dan
strategi pemasaran.
3. Bagi Umum, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai strategi
pemasaran dan perilaku konsumen.
4. Bagi peneliti, Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang
diperoleh di bangku kuliah. Menambah pengalaman dan sarana latihan
dalam memecahkan masalah-masalah yang ada di masyarakat sebelum
terjun dalam dunia kerja yang sebenarnya.
D. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Pasar
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjualan
lebih dari satu baik yang disebut pusat perbelanjaan, pasar tradisional,
pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pasar
tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah,
25
pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan badan usaha
milik daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha
berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang
kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha sekala
kecil modal kecil dan dengan proses jual beli barang dengan melalui
tawar-menawar.5
Secara sederhana pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya
para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi. Pengertian ini
mengandung arti pasar memiliki tempat atau lokasi tertentu sehingga
memungkinkan pembeli dan penjual bertemu. Di dalam pasar ini terdapat
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli produk, baik
barang maupun jasa.6 Pasar dalam arti luas adalah suatu bentuk transaksi
jual beli yang melibatkan keberadaan produk barang atau jasa dengan alat
tukar berupa uang atau dengan alat tukar lainnya sebagai alat transaksi
pembayaran yang sah dan disetujui oleh kedua belah pihak. Dalam konteks
perekonomian pasar menurut W.J. Stanton adalah sekumpulan orang yang
mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja
(disposable income) serta kemauan untuk membelanjakannya.7
5 Peraturan presiden RI.112, Penataan dan Pembinaan pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan toko modern, 2007. WWW.bpkp.go.id , 12-2-2011 19:29 6 Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 h. 156.
7 Hari Waluyo, Sosialisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Wisata Budaya di Lampung.
WWW.budpar.go.id ,18-3-2011 20:18
26
Transaksi potensial ini dapat terlaksana, apabila kondisi berikut ini
terpenuhi:
a. Terdapat paling sedikit dua pihak.
b. Masing-masing pihak memiliki sesuatu yang mungkin dapat berharga
bagi pihak lain.
c. Masing-masing pihak mampu untuk berkomunikasi dan menyalurkan
keinginannya.
d. Masing-masing pihak bebas untuk menerima atau menolak penawaran
dari pihak lain.8
2. Macam-macam Pasar
a. Pasar Barang Konsumsi
Barang-barang konsumsi adalah barang yang langsung
digunakan oleh individu atau anggota masyarakat untuk memenuhi
kebutuhannya. Jadi, barang konsumsi terkait langsung dengan
kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh seorang konsumen. Pembeli
barang konsumsi tersebut umumnya adalah pemakai atau konsumen
akhir, bukan pemakai industri, karena barang itu hanya dipakai sendiri
atau disalurkan orang lain untuk dipakai atau dikonsumsinya dan tidak
untuk diproses lagi.
Pasar barang konsumsi ditandai oleh ciri dari para
konsumennya serta motif dan kebiasaan dalam pembelian dan perilaku
pembelinya.9
8 Prof. Dr. Sofjan Assauri, M.B.A., Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan
Strategi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, hal. 98-99.
27
Di antara jenis-jenis barang konsumsi adalah sebagai berikut:
1) Barang Convenience
Barang yang termasuk golongan ini adalah barang yang
ingin dibeli oleh konsumen dengan usaha yang minimum pada
toko-toko atau warung terdekat. Biasanya barang seperti ini dibeli
dalam jumlah unit yang kecil, tetapi dengan frekuensi pembelian
yang sering/banyak, dan pembelian dilakukan segera setelah ada
gagasan pembelian dalam pikiran si konsumen itu.
2) Barang Shopping
Barang yang termasuk dalam golongan ini adalah barang
yang ingin dibeli oleh para konsumen dengan usaha-usaha yang
membutuhkan waktu untuk membanding-bandingkan satu macam
atau merek barang dengan macam atau merek barang lainnya
dalam hal kualitas, harga dan gayanya pada beberapa toko.
3) Barang Khusus (Specialty Goods)
Barang yang termasuk dalam golongan ini adalah barang
yang mempunyai daya tarik tertentu bagi si konsumen, sehingga ia
ingin atau bersedia bepergian ke mana saja, asalkan ia dapat
membeli atau menemukan barang yang diinginkannya itu pada
tempat tersebut.
9 Ibid., h. 102-103.
28
4) Barang yang Tidak Dicari (Unsought Goods)
Barang yang Tidak Dicari adalah barang yang enggan
dibeli oleh si konsumen. Barang yang termasuk dalam kelompok
ini adalah ensiklopedi, asuransi, dokter gigi dan jasa pemakaman.10
b. Pasar Barang Industri
Barang industri adalah barang yang tidak langsung dikonsumsi
oleh individu atau anggota masyarakat, tetapi diolah terlebih dahulu
oleh perusahaan industri.
Barang industri dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelompok
barang yang berbeda, yaitu:
1) Bahan Baku
Bahan baku merupakan barang yang seluruh atau
sebagiannya masuk menjadi bahan fisik dari produk yang
diproduksi dan tidak membutuhkan proses pengolahan lebih lanjut
dalam pemasarannya. Yang termasuk barang sebagai bahan baku
antara lain adalah tepung terigu/gandum, benang, karet mentah, biji
besi dan tembaga.
2) Komponen atau Parts dan Bahan Baku Olahan/Fabrikasi
Komponen atau Parts dan Bahan Baku Olahan/Fabrikasi
merupakan barang yang sebagian atau seluruhnya masuk menjadi
fisik dari produk yang diproduksi, tetapi barang tersebut telah
mengalami pengolahan terlebih dahulu sebelum dipasarkan.
10
Ibid., h. 104-109.
29
Barang seperti ini adalah barang tenunan, tekstil, barang kulit,
motor listrik dan rantai kemudi mobil/motor.
3) Perlengkapan Operasi
Perlengkapan operasi bukan merupakan bagian dari produk
akhir, tetapi digunakan untuk menunjang pengoperasian suatu
perusahaan. Perlengkapan seperti ini berumur pendek, habis dalam
waktu singkat (tidak melebihi satu tahun), seperti perlengkapan
kantor, sapu dan pembersih lantai, bahan bakar dan jarum pada
mesin pemintal.
4) Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan merupakan instalasi yang tidak
menjadi bagian dari produk akhir, tetapi cirinya berlainan dengan
perlengkapan operasi, karena dipakainya hanya setelah penggunaan
yang berulang-ulang. Barang yang termasuk dalam jenis ini adalah
mesin tekstil, dapur api pengering, mesin cetak dan turbin.
5) Peralatan Pelengkap
Peralatan pelengkap hampir sama dengan kelompok
instalasi mesin dan peralatan, yang merupakan barang yang tidak
termasuk bagian dari produk akhir, tetapi dipakai hanya sebagai
pelengkap dari kegiatan operasi yang penggunaannya berulang-
ulang.11
3. Klasifikasi
11
Ibid., h. 115-117
30
Pengecer/ritail dapat digolongkan menurut: (a) luasnya lini produk
(LP); (b) bentuk pemilikan; (c) penggunaan fasilitas; dan (d) ukuran toko.
a. Luasnya Lini Produk
Lini Produk adalah sekelompok barang yang memiliki tujuan
penggunaan yang sama, misalnya alat-alat rumah tangga, alat-alat olah
raga, makanan dan minuman, dll, dari sebuah toko serba ada.
Berdasarkan luasnya LP, pengecer dapat dibagi ke dalam beberapa
kategori sebagai berikut.
1) Toko khusus, yaitu toko yang menjual satu macam barang atau LP
yang lebih sempit dengan ragam yang lebih banyak dalam lini
tersebut. Contoh pengecer khusus adalah toko alat-alat olah raga,
toko pakaian, toko hukumnya berbentuk usaha perorangan, firma
atau CV. Toko khusus dapat diklasifikasikan lagi menurut tingkat
kekhususan LP-nya. Toko pakaian merupakan toko lini tunggal;
toko pakaian pria merupakan toko sangat khusus. Di Indonesia saat
ini toko khusus yang berkembang pesat dalam beberapa tahun
belakangan ini adalah AGIS (PT Artha Graha Investama Sentral)
sebagai salah satu retail yang mengkhususkan menjual barang-
barang elektronik. Lainnya yang masuk kelompok ini adalah
Cosmo yang hanya menjual produk-produk Jepang dan toko roti
Holland Bakery yang hanya jual roti.
2) Toko Serba Ada, yaitu toko yang menjual berbagai macam LP.
Biasanya toko seperti ini mempunyai volume usaha yang besar,
31
kondisi keuangannya lebih kuat, dan badan hukumnya berbentuk
perseroan terbatas atau paling tidak berbentuk CV. Misalnya
Ramayana dan Sarinah.
3) Pasar Swalayan, yaitu toko yang merupakan operasi relatif besar,
berbiaya rendah, margin rendah, volume tinggi, Swalayan yang
dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti
makanan, cucian, dan produk-produk perawatan rumah tangga.
4) Toko Convenience, yaitu toko yang relatif kecil dan terletak di
daerah pemukiman atau di jalur high traffic, memiliki jam buka
yang panjang (24 jam) selama tujuh hari dalam seminggu, dan
menjual LP convenience yang terbatas seperti minuman, makanan
ringan, permen, rokok, dll., dengan tingkat perputarannya yang
tinggi. Jam buka yang panjang dan karena konsumen hanya
membeli di toko ini hanya sebagai “pelengkap” menyebabkan toko
ini menjadi suatu operasi dengan harga tinggi.
5) Toko Super, Toko Kombinasi dan Pasar Hyper. Toko Super rata-
rata memiliki ruang jual 35.000 kaki persegi dan bertujuan
memenuhi semua kebutuhan konsumen untuk pembelian makanan
maupun bukan makanan secara rutin. Mereka biasanya
menawarkan pelayanan seperti cucian, membersihkan, perbaikan
sepatu, penguangan cek, dan pembayaran tagihan, serta makan
siang murah. Toko kombinasi merupakan diversifikasi usaha pasar
swalayan ke bidan obat-obatan, dengan luas ruang jual sekitar
32
55.000 kaki persegi. Masuk dalam kelompok ini mulai dari yang
konvensional seperti Naga SM dan Bila hingga yang lebih modern
dan besar seperti Hero dan Top’s. Pasar hyper lebih besar lagi,
berkisar antara 80.000 sampai 220.000 kaki persegi. Pasar ini tidak
hanya menjual barang-barang yang rutin dibeli tetapi juga meliputi
meubel, perkakas besar dan kecil, pakaian, dan banyak jenis
lainnya, seperti Carrefour dan Mega M.
6) Toko Diskon, yaitu toko yang menjual secara reguler barang-
barang standar dengan harga lebih murah karena mengambil marjin
yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang lebih tinggi.
Umumnya menjual merek nasional, bukan barang bermutu rendah.
Pengeceran diskon telah bergerak dari barang dagangan umum ke
khusus, seperti toko diskon alat-alat olah raga, toko elektronik, dan
toko buku.
7) Pengecer Potongan Harga. Kalau toko diskon biasanya membeli
pada harga grosir dan mengambil margin yang kecil untuk
menekan harga, pengecer potongan harga membeli pada harga
yang lebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan harga
pada konsumen lebih rendah daripada harga eceran. Mereka
cenderung menjual persediaan barang dagangan yang berubah-
rubah dan tidak stabil sering merupakan sisa, tidak laku, dan cacat
yang diperoleh dengan harga lebih rendah dari produsen atau
pengecer lainnya. Pengecer potongan harga telah berkembang
33
pesat dalam bidang pakaian, asesoris, dan perlengkapan kaki.
Contoh dari pengecer potongan harga ini adalah factory outlet,
seperti Herritage dan Millenia.
8) Ruang Jual Katalog, yaitu toko yang menjual cukup banyak pilihan
produk-produk dengan marjin tinggi, perputarannya cepat,
bermerek, dengan harga diskon. Produk-produk yang dijual
meliputi perhiasan, alat-alat pertukangan, kamera, koper, perkakas
kecil, mainan, dan alat-alat olah raga.
9) MOM & POP Store, yaitu toko berukuran relatif kecil yang
dikelola secara tradisional, umumnya hanya menjual bahan
pokok/kebutuhan sehari-hari yang terletak di daerah
perumahan/pemukiman. Jenis toko ini dikenal sebagai toko
kelontong.
10) Mini Market, yaitu toko berukuran relatif kecil yang merupakan
pengembangan dari Mom & Pop Store, dimana pengelolaannya
lebih modern, dengan jenis barang dagangan lebih banyak.
Misalnya Indomart.12
12
Tulus TH Tambunan,Dyah Nirmalawati,Arus Akbar Silondae, "Kajian Persaingan
Dalam Industri Ritail ", Komisi Pengawas Persaingan Usaha (kppu), 2004, Hal. 3-4 Tidak
diterbitkan
34
b. Bentuk Pemilikan
Menurut bentuk pemilikannya, pengecer dapat digolongkan ke
dalam dua kategori sebagai berikut:
1) Independent store yaitu toko yang tidak dimiliki oleh sekelompok
orang, melainkan milik pribadi seseorang yang juga merupakan
pimpinan dari toko tersebut. Dalam kategori ini, pengusaha lebih
bebas dalam menentukan kebijaksanaan dan strategi pemasarannya
2) Corporate chain store yaitu beberapa toko yang berada di bawah
satu organisasi, dan dimiliki oleh sekelompok orang. Masing-
masing toko menjual LP yang sama dan struktur distribusinya juga
sama.
c. Penggunaan Fasilitas
Pengecer dapat digolongkan menurut penggunaan fasilitas
dalam memasarkan produk mereka ke konsumen, yakni toko pengecer
dan pengecer tanpa toko. Toko pengecer dapat dijumpai di mana-
mana, seperti yang telah disebut di atas. Sedangkan pengecer tanpa
toko terdiri dari tiga jenis yaitu penjualan dari rumah ke rumah (door
to door saleman), penjualan melalui pos (mail order selling) atau
elektronik, dan penjualan dengan mesin otomatis (automatic vending
machine).
d. Ukuran Toko
Menurut ukuran toko, pengecer dapat digolongkan ke dalam
dua kelompok, yakni pengecer kecil dan pengecer besar. Pembedaan
35
ini dapat didasarkan pada banyak faktor, diantaranya volume
penjualan, manajemen, kegiatan promosi, kondisi keuangan,
pembagian tenaga kerja, fleksibilitas dalam operasi, merek pengecer,
integrasi horisontal dan vertikal, dll.
Dari beberapa klasifikasi tersebut di atas, peneliti membagi
retail menjadi 2 (dua) kategori, yaitu retail modern dan retail
tradisional. Pembagian kategori tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1
dibawah ini :
Tabel 1.1 Pembagian Retail Modern dan Tradisional
Klasifikasi Retail Modern Retail Tradisional
Lini Produk 1. Toko Khusus
2. Toko Serba Ada
3. Toko Swalayan
4. Toko Convenience
5. Toko Super, Kombinasi,
dan Pasar Hyper
6. Toko Diskon
7. Pengecer Potongan Harga
8. Ruang Penjual Katalog
1. Mom & Pop Store
Kepemilikan Corporate Chain Store Independent Store
Penggunaan
Fasilitas
1. Alat-alat pembayaran
modern (komputer, credit
card, autodebet)
2. AC, Eskalator / Lift
1. Alat Pembayaran
tradisional (manual /
calculator, cash)
2. Tangga, tanpa AC
Promosi Ada Tidak Ada
Keuangan Tercatat dan Dapat
dipublikasikan
Belum tentu tercatat
dan tidak
dipublikasikan
Tenaga Kerja Banyak Sedikit, biasanya
keluarga
36
Fleksibilitas
Operasi
Tidak Fleksibel
Fleksibel
4. Minimarket
Pasar modern (Minimarket) adalah pasar yang dikelola dengan
manajemen modern, umumnya terdapat di kawasan perkotaan, sebagai
penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada
konsumen (umumnya anggota masyarakat kelas menengah ke atas). Pasar
modern antara lain mall, supermarket, department store, shopping centre,
waralaba, toko mini swalayan, pasar serba ada, toko serba ada dan
sebagainya. Barang yang dijual disini memiliki variasi jenis yang
beragam. Selain menyediakan barang-barang lokal, pasar modern juga
menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang
relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian terlebih dahulu secara
ketat sehingga barang yang rijek/tidak memenuhi persyaratan klasifikasi
akan ditolak. Secara kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai
persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar modern
memiliki label harga yang pasti (tercantum harga sebelum dan setelah
dikenakan pajak). Pasar modern juga memberikan pelayanan yang baik
dengan adanya pendingin udara tempat parkir yang aman dan tempat yang
bersih dan nyaman.13
13
Pariaman Sinaga. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional. Kementerian Koperasi
dan UKM. Jakarta : Tidak Diterbitkan.2004
37
5. Pasar Tradisional
Pasar secara harfiah berarti tempat berkumpul antara penjual dan
pembeli untuk tukar menukar barang, atau jual beli barang. Pasar dalam
konsep urban Jawa adalah kejadian yang berulang secara ritmik dimana
transaksi sendiri bukan merupakan hal yang utama, melainkan interaksi
sosial dan ekonomi yang dianggap lebih utama.
Pasar sebagai sistem maksudnya adalah pasar yang mempunyai
suatu kesatuan dari komponen-komponen yang mempunyai fungsi untuk
mendukung fungsi secara keseluruhan, atau dapat pula diartikan pasar
yang telah memperlihatkan aspek-aspek perdagangan yang erat kaitannya
dengan kegiatan jual-beli, misalnya adanya lokasi atau tempat, adanya
ketentuan pajak bagi para pedagang, adanya berbagai macam jenis
komoditi yang diperdagangkan, adanya proses produksi, distribusi,
transaksi dan adanya suatu jaringan transportasi serta adanya alat tukar.
Pengertian tradisional menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia
adalah bersifat turun temurun. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pasar
tradisional berkaitan dengan suatu tradisi. Kata tradisi dalam percakapan
sehari-hari sering dikaitkan dengan pengertian kuno atau sesuatu yang
bersifat luhur sebagai warisan nenek moyang. Tradisi pada intinya
menunjukkan bahwa hidupnya suatu masyarakat senantiasa didukung oleh
tradisi, namun tradisi itu bukanlah statis. Arti paling dasar dari kata tradisi
38
yang berasal dari kata tradium adalah sesuatu yang diberikan atau
diteruskan dari masa lalu ke masa kini.14
6. Manajemen Marketing Islami
a. Pengertian Manajemen Marketing (Pemasaran)
Marketing adalah dari kata market yang artinya pasar. Pasar di
sini bukan dalam pengertian konkrit tetapi lebih ditujukan pada
pengertian abstrak. Marketing dapat didefinisikan “semua kegiatan
yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari
produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk
menciptakan permintaan efektif”.15
Marketing (pemasaran) adalah semua kegiatan manusia yang
diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses
pertukaran. Proses pertukaran melibatkan kerja, penjual harus mencari
pembeli, menemukan dan memenuhi kebutuhan mereka, merancang
produksi yang tepat, menentukan harga yang tepat, menyimpan dan
mengangkutnya, mempromosikan produk tersebut, menegosiasikan
dan sebagainya, semua kegiatan ini merupakan nilai dari pemasaran.16
Manajemen marketing adalah aktivitas perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan atas program-program yang dirancang
untuk menghasilkan transaksi pada target pasar, guna memenuhi
14 Ifah Chasanah. “Keberadaan Pasar Tradisional Wage Wadas Lintang Sebagai Pusat
Kegiatan Ekonomi, Sosial, Dan Budaya Masyarakat Wadaslintang Kabupaten Wonosobo Tahun
1998-2005” Skripsi Fakultas Ilmu Sosisl, semarang , Universitas Negri Semarang, 2007, hal.3 15
Alex S Nitisemito, Marketing, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981, hal. 13 16 Cholifah (062411013), Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Pelanggan
Pada Butik Busana Muslim Di Kota Semarang, Semarang: Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo,
2010, hal. 16-17.
39
kebutuhan perorangan atau kelompok berdasarkan asas saling
menguntungkan, melalui pemanfaatan produk, harga, promosi, dan
distribusi.17
b. Manajemen Marketing Islami
Marketing Islami (Syariah marketing) adalah sebuah disiplin
bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan
perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholder-nya, yang
dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip
mu’amalah (bisnis) dalam Islam.18
Definisi di atas didasarkan pada salah satu ketentuan-ketentuan
dalam bisnis islami yang tertuang dalam kaidah fiqih yang
mengatakan, “Al-muslimuna ‘ala syuruthihim illa syarthan harrama
halalan aw ahalla haraman” (kaum muslim terikat dengan
kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali kesepakatan
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram).
Selain itu, kaidah lain mengatakan “Al-ashlu fil-muamalah al ibahah
illa ayyadulla dalilun ‘ala tahrimiha” (Pada dasarnya semua bentuk
muamalah atau bisnis boleh dilakukan kecuali ada dalil yang
mengharamkannya).
Ini artinya bahwa dalam syariah marketing, seluruh proses baik
proses penciptaan, proses penawaran, maupun proses perubahan nilai
17
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas
Bisnis Islami, Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 2002, hal. 162-163. 18
Hermawan Kerta Jaya & Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing, Bandung
:Mizan, hal.26
40
(value) tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan
prinsip-prinsip mu’amalah yang islami. Sepanjang hal tersebut dapat
dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip Muamalah islami tidak
terjadi dalam suatu transaksi atau dalam suatu proses bisnis, maka
menjadi bentuk transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan.
Ada 4 karakteristik syariah marketing yang dapat menjadi
panduan bagi para pemasar sebagai berikut:
1) Teistis (Rabbaniyyah)
Salah satu ciri khas syariah marketing yang tidak dimiliki
dalam pemasaran konvensional yang dikenal selama ini adalah
sifatnya yang religius. Kondisi ini tercipta tidak karena
keterpaksaan, tetapi dari kesadaran akan nilai-nilai religius, yang
dipandang penting dan mewarnai aktivitas pemasaran agar tidak
terperosok ke dalam perbuatan yang dapat merugikan orang lain.
Seorang marketer dari melakukan strategi pemasaran dengan
memilah-milah pasar (segmentasi), segmentasi yaitu seni
mengidentifikasikan serta memanfaatkan peluang-peluang yang
muncul di pasar.
Segmentasi merupakan langkah awal dalam menentukan
keseluruhan aktivitas perusahaan, segmentasi memungkinkan
perusahaan untuk lebih focus dalam mengalokasikan sumber daya,
kemudian memilih pasar mana yang harus menjadi fokusnya
(targeting), targeting adalah strategi mengalokasikan sumber daya
41
perusahaan secara efektif. Dengan menentukan target yang dibidik,
usaha akan lebih terarah.
Ada tiga criteria yang harus dipenuhi perusahaan pada saat
mengevaluasi dan menentukan segmen mana yang mau ditarget.
Yang pertama adalah memastikan bahwa segmen pasar yang
dipilih itu cukup besar dan akan cukup menguntungkan bagi
perusahaan. Atau dapat pula memilih segmen pasar yang pada saat
ini masih kecil, tetapi menarik dan menguntungkan di masa
mendatang. Yang kedua adalah harus didasarkan pada keunggulan
daya saing perusahaan. Keunggulan daya saing merupakan cara
untuk mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan dan
keahlian yang memadai untuk menguasai segmen pasar yang
dipilih. Yang ketiga adalah dengan melihat situasi persaingan yang
terjadi. Semakin tinggi tingkat persaingan, perusahaan perlu
mengoptimalkan segala usaha yang ada secara efektif dan efisien
sehingga targeting yang dilakukan akan sesuai dengan keadaan
yang ada di pasar.
Bagi perusahaan syariah harus bisa mengambil hati dan
jiwa dari para calon konsumennya, dengan begitu konsumen akan
lebih terikat kepada produk atau perusahaan dan relasi yang terjalin
bisa bertahan lebih lama. Selanjutnya strategi yang harus
dirumuskan adalah membuat positioning. Positioning adalah
strategi untuk merebut posisi di benak konsumen, sehingga strategi
42
ini menyangkut bagaimana membangun kepercayaan, keyakinan,
dan kompetensi bagi pelanggan.
Postioning diperlukan agar citra terhadap produk atau
perusahaan dapat terbentuk sesuai dengan niat dan tujuan dari
perusahaan. Setelah menemukan produk yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan harus mengetahui
posisinya di tengah arena kompetisi. Dengan mengetahui posisi di
tengah pemain yang lain, positioning yang ditawarkan bisa berbeda
dari positioning pesaing. Positioning ini juga harus sesuai terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di pasar. Bagi perusahaan
syariah, membangun positioning yang kuat dan positif sangatlah
penting.
Citra syariah yang dengan sendirinya akan terbentuk harus
bisa dipertahankan dengan menawarkan nilai-nilai yang sesuai
dengan prinsip syariah. Pemenuhan terhadap prinsip-prinsip
syariah merupakan hal yang wajib dan harus dijalankan
berdasarkan kompetensi yang dimiliki perusahaan. Sehingga,
dalam menentukan positioning-nya, perusahaan bisa menampilkan
keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan berdasarkan prinsip
syariah. Positioning memegang peranan dalam memasarkan
produk-produk perusahaan, Karena membangun positioning berarti
membangun kepercayaan dari konsumen.
43
Perusahaan yang berbasis syariah, membangun
kepercayaan berarti menunjukkan komitmen bahwa perusahaan
syariah menawarkan sesuatu yang lebih jika dibandingkan dengan
perusahaan yang non syariah. Begitu juga dengan marketing mix-
nya yaitu pada produk, barang dan jasa yang ditawarkan adalah
yang berkualitas atau sesuai dengan yang dijanjikan. Menetapkan
harga, terhadap pelanggan disajikan harga yang kompetitif.
Dalam penempatan atau saluran distribusi, pebisnis muslim
sekali-kali tidak akan pernah melakukan tindak kecurangan
terhadap pesaing lain, suap untuk melancarkan saluran pasarnya,
dan tindakan marchiavelis lainnya. Dan dalam melakukan promosi,
pebisnis muslim juga akan menghindari iklan porno, bohong, dan
promosi yang menghalalkan segala cara. Senantiasa dijiwai oleh
nilai-nilai religius.
2) Etis (Akhlaqiyyah)
Seorang marketer sangat mengedepankan masalah akhlak
(moral, etika) dalam seluruh aspek kehidupannya. Prinsip bersuci
dalam islam tidak hanya dalam ibadah, tetapi dapat di temukan
juga dalam kehidupan social sehari-hari: dalam berbisnis, berumah
tangga, bergaul, bekerja, belajar dan lain-lain. Ada beberapa etika
pemasar yang akan menjadi prinsip bagi marketer syariah dalam
menjalankan fungsi pemasaran, yaitu:
44
a) Jujur, jujur yaitu seorang pebisnis wajib berlaku jujur dalam
melakukan usahanya. Jujur dalam pengertian yang lebih luas
yaitu tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ada fakta,
tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lain
sebagainya. Tindakan tidak jujur merupakan perbuatan yang
jelas berdosa, jika biasa dilakukan dalam melakukan bisnis
juga akan membawa pengaruh negatif kepada kehidupan
pribadi dan keluarga seorang pebisnis itu sendiri. Bahkan lebih
jauh lagi, sikap dan tindakan yang seperti itu akan mewarnai
dan mempengaruhi kehidupan bermasyarakat secara luas.19
Dalam al-Qur’an, keharusan bersikap jujur dalam dunia
bisnis sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas antara
lain firman Allah SWT : (QS Asy Syu’araa:181-183)
Artinya: ”181. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang merugikan. 182. Dan
timbanglah dengan timbangan yang lurus. 183. Dan
janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya
dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan
membuat kerusakan”.20
Dengan menyimak ayat tersebut di atas, maka kita akan
dapat mengambil satu pengertian bahwa sesungguhnya allah
19
Johan arifin, etika bisnis islami, Semarang : walisongo press, 2009, hal. 154
20
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987, hal. 374.
45
SWT telah menganjurkan kepada seluruh umat manusia pada
umumnya, dan kepada para pelaku bisnis khususnya untuk
berlaku jujur dalam menjalankan roda bisnisnya dalam bentuk
apapun.
b) Berperilaku adil dalam berbisnis yaitu satu bentuk akhlak yang
harus dimiliki seorang syariah marketer.Lawan dari keadilan
adalah kezaliman yaitu sesuatu yang di haramkan Allah. Allah
mencintai orang-orang yang berbuat adil dan membenci orang-
orang yang berbuat zalim, bahkan Allah melaknat mereka.
Islam telah mengharamkan setiap hubungan bisnis yang
mengandung kezaliman dan mewajibkan terpenuhinya keadilan
yang teraplikasikan dalam setiap hubungan dagang dan
kontrak-kontrak bisnis. Dalam bisnis modern, sikap adil harus
tergambarkan bagi semua stakeholder, semuanya harus
merasakan keadilan. Tidak boleh ada satu pihak pun yang hak-
haknya terzalimi. Mereka harus selalu terpuaskan sehingga
dengan demikian bisnis bukan hanya tumbuh dan berkembang,
melainkan juga berkah di hadapan Allah Swt.
c) Bersikap melayani dan rendah hati yaitu sikap melayani
merupakan sikap utama dari seorang marketer. Tanpa sikap
melayani, yang melekat dalam kepribadiannya, dia bukanlah
seorang yang berjiwa pemasar. Melekat dalam sikap melayani
ini adalah sikap sopan santun dan rendah hati. Orang yang
46
beriman di perintahkan untuk bermurah hati, sopan dan
bersahabat saat berelasi dengan mitra bisnisnya. Sikap
selanjutnya adalah memberi kemudahan kepada orang lain
yang kesulitan.
Seorang muslim yang baik hendaklah toleran kepada
saudaranya saat membayar atau menagih (utang, premi
asuransi, cicilan kredit bank, dan sebagainya) jika ia sedang
mengalami kesusahan atau kesulitan. Marketer syariah juga
tidak boleh terbawa dalam gaya hidup yang berlebih-lebihan,
dan harus menunjukkan iktikad baik dalam semua transaksi
bisnisnya.
d) Tidak suka berburuk sangka yaitu saling menghormati satu
sama lain merupakan ajaran nabi Muhammad saw yang harus
diimplementasikan dalam perilaku bisnis modern. Tidak boleh
satu pengusaha menjelekkan pengusaha yang lain, hanya
bermotifkan persaingan bisnis. Apalagi bagi praktisi yang
sudah berani menempelkan atribut syariah, karena itu
sepatutnya akhlak para praktisi, akademisi, dan para pakar
ekonomi syariah harus bisa menjadi teladan bagi umat. Akan
lebih mulia jika seorang syariah marketer justru menonjolkan
kelebihan-kelebihan saudaranya, rekan sekerjanya,
perusahaannya, atau bahkan jika perlu pesaingnya. Disini akan
47
tergambar sebuah ahklak yang indah, yang justru akan menarik
simpati pelanggan maupun mitra bisnis kita.
3) Realistis (Al-waqi’iyyah)
Seorang marketer adalah para pemasar professional dengan
penampilan yang bersih, rapi, dan bersahaja. Mereka bekerja
dengan professional dan mengedepankan nilai-nilai religius,
kesalehan, aspek moral dan kejuuran dalam segala aktivitas
pemasarannya. Ia tidak kaku, tidak berlebih-lebihhan dalam
penampilan, tetapi sangat luwes dalam bersikap dan bergaul.
4) Humanistis (Insaniyyah)
Syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya
terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-
sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah.
Dengan memiliki nilai humanities ia menjadi manusia yang
terkontrol dan seimbang bukan manusia yang serakah yang
menghalalkan segala cara untuk meraih keuntungan yang sebesar-
besarnya. Bukan menjadi manusia yang bisa bahagia di atas
penderitaan orang lain atau manusia yang hatinya kering dengan
kepedulian sosial.
Syariat Islam adalah insaniyyah berarti diciptakan untuk
manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa menghiraukan ras,
warna kulit, kebangsaan dan status. Hal inilah yang membuat
syariah memiliki sifat universal sehingga menjadi syariat humanitis
48
universal. Hal tersebut dapat dikatakan prinsip ukhuwah
insaniyyah (persaudaraan antar manusia)
7. Prinsip-prinsip Perdagangan Rasulullah SAW
Prinsip-prinsip perdagangan yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Adalah prinsip keadilan dan kejujuran. Dalam konsep Islam perdagangan
yang adil dan jujur adalah perdagangan yang “tidak menzalimi dan tidak
pula dizalimi” (QS. Al-Baqarah (2): 279).21
a. Mekanisme pasar dalam perdagangan
Dalam Islam, konsep dan perdagangan harus dilandasi oleh
nilai-nilai dan etika yang bersumber dari nilai-nilai dasar agama yang
menjunjung tinggi tentang kejujuran dan keadilan. Fakta menunjukkan
bahwa Rasulullah SAW. Telah banyak memberikan contoh dalam
melakukan perdagangan secara adil dan jujur. Selain itu juga,
rasulullah saw. Telah meletakkan prinsip-prinsip yang mendasar
tentang bagaimana pelaksanaan perdagangan yang adil dan jujur.
Prinsip dasar yang diletakkan Rasulullah SAW. Adalah berkaitan
dengan mekanisme pasar dalam perdagangan, kedua belah pihak dapat
saling menjual dan membeli barang secara ikhlas artinya tidak ada
campur tangan serta intervensi pihak lain dalam menentukan harga
barang. Terdapat beberapa prinsip yang melandasi fungsi pasar dalam
masyarakat muslim:
21
Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah,Jakarta : Bumi Aksara , 2008. Hal.54
49
1) Dalam konsep perdagangan Islam, penentuan harga ditentukan
oleh kekuatan pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran
tersebut, haruslah terjadi secara suka rela, tidak ada pihak yang
merasa terpaksa dalam melakukan transaksi pada tingkat harga
tersebut. Hal ini telah disebutkan dalam al-Quran:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (QS. An-Nisa’ (4): 29).
22
Firman Allah tersebut menekankan bahwa transaksi
perdagangan harus dilakukan tanpa paksaan, sehingga terbentuklah
harga secara alamiah. Dalam hal ini semua harga yang terkait
dengan factor produksi maupun produk barang itu sendiri
bersumber pada mekanisme pasar seperti ini, karena itu ketetapan
harga tersebut telah diakui sebagai harga yang adil dan wajar
(harga yang sesuai).
2) Mekanisme pasar dalam Islam melarang adanya sistem kerjasama
yang tidak jujur. Islam tidak menghendaki adanya koalisi antara
22
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987, hal. 83.
50
konsumen dengan produsen, meskipun tidak mengesampingkan
adanya konsentrasi produksi, selama terjadinya konsentrasi itu
dilakukan dengan cara-cara yang jujur seta tidak melanggar prinsip
kebebasan dan kerja sama. Oleh karena itu, prinsip monopoli
ataupun oligopoli tidak dilarang dalam Islam selama pelaku tidak
mengambil keuntungan diatas keuntungan yang wajar. Agar
system perdagangan itu tidak menyalahi aturan agama maka
penting dibentuk lembaga hisbah. Lembaga ini bertugas memantau
dan mengawasi praktik-praktik kegiatan perekonomian untuk
menjamin keadilan dan perdagangan yang jujur serta tidak
melanggar aturan yang termaktub dalam kaidah al-Quran dan
Hadits Rasulullah SAW.
3) Bila pasar dalam keadaan tidak sehat, di mana telah terjadi tindak
kezaliman seperti adanya kasus penipuan, penimbunan, atau
perusakan pasokan dengan tujuan menaikkan haraga, maka
menurut Ibnu Taimiyyah pemerintah wajib melakuakan regulasi
harga pada tingkat yang adil antara produsen dan konsumen tanpa
ada pihak yang dirugikan atau dieksploitasi oleh pihak yang lain.
51
b. Praktik perdagangan yang Islami
Perdagangan yang Islami adalah perdagangan yang dilandasi
oleh nilai-nilai dan etika yang bersumber dari nilai-nilai dasar agama
yang menjunjung tinggi tentang kejujuran dan keadilan. Muhammad
SAW. Dalam ajarannya meletakkan keadilan dan kejujuran sebagai
prinsip dalam perdagangan. Perdagangan ya ng adil konsep islam
adalah perdagangan yang “tidak menzalimi dan tidak dizalimi”.
Konteks perdagangan adil yang diperintahkan Rasulullah
adalah untuk menegakkan kejujuran dalam transaksi serta menciptakan
hubungan baik dalam berdagang. Ketidakjujuran dalam perdagangan
sangat dilarang oleh Nabi. Bahkan, beliau menyatakan bahwa
perdagangan sebagai suatu hal yang haram, bila keuntungan individu
yang diperoleh dari transaksi perdagangan itu akan mendatangkan
kerugian dan penderitaan pada beberapa orang lain atau pada
masyarakat lebih luas. Untuk menjadi pedagang yang baik, Islam telah
mengatur agar persaingan antar pedagang di pasar dilakukan dengan
cara yang adil dan jujur. Segala bentuk transaksi yang menimbulkan
ketidakadilan serta berakibat terjadinya kecenderungan meningkatnya
harga barang-barang secara zalim sangat dilarang oleh Islam. Ada
berbagai transaksi perdagangan yang dilarang oleh Rasulullah SAW.
Dalam keadaan pasar normal, di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Tallaqi rukban, yaitu mencegat pedagang yang membawa barang
dari tempat produksi sebelum sampai pasar. Rasulullah melarang
52
praktik perdagangan seperti ini dengan tujuan untuk menghindari
ketidaktahuan penjual dari daerah pedesaan akan harga barang
yang berlaku di kota. Rasulullah memerintahkan suplai barang
hendaknya dibawa langsung ke pasar sehingga penjual dan pembeli
dapat mengambil manfaat dari adanya harga yang alamiah.
Mencegah masuknya pedagang ke pasar kota dapat menimbulkan
pasar yang tidak kompetitif.
2) Perdagangan yang menipu. Islam sangat melarang segala bentuk
penipuan, untuk itu Islam sangat menuntut suatu perdagangan yang
dilakukan secara jujur dan amanah. Termasuk kategori menipu
dalam perdagangan adalah :
a) Gisyah, yaitu menyembunyikan cacat barang yang dijual.
Dapat pula dikategorikan sebagai gisyah adalah mencampurkan
barang-barang jelek kedalam barang-barang yang berkualitas
baik, sehingga pembeli akan mengalami kesulitan untuk
mengetahui suatu barang yang diperdagangkan.
b) Tathfif, yaitu tindakan pedagang mengurangi timbangan dan
takaran suatu barang yang dijual.
3) Perdagangan najasy, yaitu praktik perdagangan dimana seseorang
berpura-pura sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang
dengan disertai memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak
wajar, tujuannya adalah untuk menaikkan harga barang.
53
4) Memperdagangkan barang haram, yaitu memperjualbelikan
barang-barang yang telah dilarang dan diharamkan oleh al-Quran,
seperti daging babi, darah, minuman keras, dan bangkai.
5) Perdagangan secara riba, yaitu pengambilan tambahan dalam
transaksi jual beli ataupun pinjam-meminjam yang berlangsung
secara zalim dan bertentangan dengan prinsip mu’amalah secara
Islami.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah
subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner
atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut
responden.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber
datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila peneliti
menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi
sumber data, sedangkan isi catatan subjek penelitian atau variabel
penelitian.23
Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data primer dan sekunder.
23
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Yogyakarta:
Rineka Cipta, 1996, hal.129
54
a. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber
pertama. Sumber data primer yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah data yang diperoleh dengan cara wawancara langsung
dengan para pedagang di pasar tradisional, serta penulis melakukan
transaksi secara langsung guna memperoleh data yang akurat.
b. Sumber data sekunder adalah sumber yang dapat memberikan
informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok, baik
yang berupa manusia dengan cara wawancara atau benda (majalah,
buku, Koran dll).24
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data
sekunder adalah dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil
penelitian.
2. Populasi dan Sampel
1) Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.25
Populasi
adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil perhitungannya
maupun pengukuran, kuantitatif ataupun kualitatif, daripada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan
jelas.26
24
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D, Bandung: Alfabeta,
2008, hal. 225 25
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, Cet. Ke-13, 2006,
hal.130. 26
Sudjana, Metode Statistik, Bandung : TARISTO, Edisi Ke-5, 1989, hal.161
55
2) Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.27
Untuk mendapatkan sampel yang dapat menggambarkan populasi,
maka dalam penentuan sampel penelitian ini menggunakan teknik
sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan.28
Yaitu siapa saja yang berdagang di pasar tradisional
Ngaliyan dan konsumen yang pernah bertransaksi baik di pasar
tradisional dan pasar modern. Berdasarkan tehnik tersebut diperoleh
sampel pedagang pasar berjumlah 145 pedagang dan konsumen
berjumlah 65 orang.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data maka dalam penelitian ini metode yang
digunakan adalah :
a. Metode Interview (wawancara)
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab
secara lisan kepada pihak yang akan diteliti, yaitu pedagang pasar
tradisional di pasar Ngaliyan Semarang serta konsumen.
b. Metode Angket (Kuesioner)
Metode angket adalah tekhnik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.29
Dalam
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian, Op.Cit, hlm.31 28
Sugiyono, Statistika untuk penelitian, Bandung :ALFABETA, 2007. hal. 67 29
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung : ALFABET,
Cet. Ke-7, 2009, hlm.142
56
penelitian ini angket nantinya akan diberikan kepada pedagang di pasar
tradisional jrakah dan ngaliyan. Mereka diminta mengisi daftar
pertanyaan tentang pengaruh keberadaan minimarket yang berada di
sekitar pasar.
c. Metode Study Pustaka
Di dalam pengumpulan data studi pustaka penulis memperoleh
data-data dari buku. Serta bacaan-bacaan lain yang berhubungan
dengan judul penelitian ini.
4. Metode analisis data
Penelitian ini menggunakan analisis data Kualitatif Deskriptif
bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian
berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis.30
Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu data yang
dikumpulkan umumnya berbentuk kata-kata, gambar dan kebanyakan
bukan angka-angka. Kalaupun ada angka-angka sifatnya hanya sebagai
penunjang. Data yang dimaksud meliputi wawancara, catatan data
lapangan, foto-foto, dokumen pribadi, nota dan catatan lainnya. Termasuk
di dalamnya deskripsi mengenai tata situasi31
yang akan menjelaskan
analisis penelitian lebih fokus kepada dampak pada tiap produk yang
sama-sama disediakan di pasar tradisional dan pasar modern.
30
Saifudin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Off Set, cet. Ke-1,
1998. hlm 126. 31
Sudarwan Damim, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV PUSTAKA SETIA,
2002. hlm. 61.
57
F. Siatematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : DAMPAK KEHADIRAN MINI MARKET TERHADAP
DAN STRATEGI PEDAGANG PASAR TRADISIONAL
Pada bab ini memuat materi–materi yang dikumpulkan dan dipilih
dari berbagai sumber tertulis yang dipakai sebagai bahan acuan
dalam pembahasan atas topik permasalahan tersebut.
BAB III : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian yaitu pasar
tradisional Ngaliyan dan karakteristik pedagang responden dan
konsumen responden.
58
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan data dari
responden.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis terhadap topik
penelitian.
59
BAB II
POKOK PEMBAHASAN
A. Dampak Kehadiran Minimarket Terhadap Pasar Tradisional
Berbeda dengan supermarket, kebanyakan pasar tradisional merupakan
milik pemda. Pemda di Indonesia umumnya memiliki Dinas Pasar yang
menangani dan mengelola pasar tradisional. Dinas ini mengelola pasar
miliknya sendiri atau bekerja sama dengan swasta. Metode kerja sama
umumnya melibatkan pemberian izin kepada pihak swasta untuk membangun
dan mengoperasikan pasar tradisional di bawah skema Bangun, Operasi, dan
Transfer, dengan pembayaran oleh pihak swasta kepada Dinas Pasar setiap
tahun.
Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banya pihak
berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional. Di satu sisi, pasar modern
dikelola secara profesional dengan fasilitas yang serba lengkap, di sisi lain
pasar tradisional masih terpaku dengan permasalahan lama seputar
pengelolaan yang kurang profesional dan ketidaknyamanan berbelanja. Pasar
modern dan tradisional bersaing dalam pasar yang sama, yaitu pasar ritel.
Hampir semua produk yang dijual di pasar tradisional seluruhnya dapat
ditemui di pasar modern, khususnya minimarket Semenjak kehadiran
minimarket di semarang, pasar tradisional diduga merasakan penurunan
pendapatan dan keuntungan yang drastis.
60
Meskipun demikian, argumen yang mengatakan bahwa kehadiran
pasar modern merupakan penyebab utama tersingkirnya pasar tradisional tidak
seluruhnya benar. Hampir seluruh pasar tradisional di Indonesia masih
bergelut dengan masalah internal pasar seperti buruknya manajemen pasar,
sarana dan prasarana pasar yang sangat minim, pasar tradisional sebagai
sesuatu yang menguntungkan untuk penerimaan retribusi, menjamurnya
pedagang kaki lima (PKL) yang mengurangi pelanggan pedagang pasar, dan
minimnya bantuan permodalan yang tersedia bagi pedagang tradisional.
Keadaan ini secara tidak langsung menguntungkan pasar modern.
Dampak negatif dari pertumbuhan retail moderen yang semakin pesat
belakangan ini, khususnya di kota-kota besar seperti Semarang sudah mulai
dirasakan oleh banyak pedagang tradisional. Hasil diskusi antara pengamat
retail di Indonesia Koestarjono Prodjolalito dengan sejumlah pedagang alat-
alat listrik tradisional menunjukkan bahwa banyaknya macam/merek barang
yang ditawarkan oleh hypermarket, termasuk alat-alat listrik telah mengancam
usaha mereka. Ia berpendapat bahwa kelangsungan usaha pasar tradisional
yang ada sekarang tidak mencerminkan daya saing yang sesungguhnya di
tengah pesatnya pembangunan pusat perdagangan atau pasar retail modern.32
Salah satu bentuk persaingan antara retail moderen dan retail
tradisional yang sering mendapatkan perhatian banyak orang adalah
persaingan dalam harga. Permasalahan utamanya adalah bahwa retail modern
terutama skala besar sering menjual produknya dengan harga jauh lebih
32
Tulus TH Tambunan, Dyah Nirmalawati,Arus Akbar Silondae, "Kajian Persaingan
Dalam Industri Ritail ", Komisi Pengawas Persaingan Usaha (kppu), 2004, hal. 10 Tidak
diterbitkan.
61
rendah daripada harga jual dari produk yang sama di pasar tradisional. Pada
tahun 1999, Asosiasi Perngusaha Retail Indonesia (Apindo), menuduh retail
besar seperti hypermarket dan perkulakan besar semacam Makro, Goro dan
Alfa yang menjual produk grosir dan juga eceran melakukan praktek
dumping.33
Menurut Direktur Gabungan Produsen Makanan dan Minuman
Indonesia (Gapmmi) Thomas Gunawan, tidak ada produsen yang menjual
barangnya dibawah harga normal. Produsen biasanya menetapkan harga
eceran tertinggi (HET) suatu barang bagi pengecer yang besarnya untuk
produk makanan sekitar 4%-7% dari harga pokok. Pemberlakuan HET
tersebut untuk melindungi produk itu sendiri agar tetap diminati konsumen
dengan harga yang terjangkau. Apabila melanggar HET tersebut maka
pasokannya akan dihentikan kendati telah mendapat beberapa kali teguran.
Sedangkan untuk harga terendah, pemasok tidak menentukan besarnya
dan tergantung kepada masing-masing pengecer. Hal ini karena pengecer
diizinkan melakukan potongan harga dengan alasan produk itu lambat
penjualannya, daya tahan atau kadaluarsa yang mau habis atau produk tersebut
bungkusnya rusak namun tetap bisa dikonsumsi, seperti kaleng yang penyok.
Apabila ada eceran yang melakukan potongan harga besar-besaran karena mau
tutup, biasanya produsen membeli kembali produk itu agar tidak merusak
harga. Harga pemasok antara satu retail dengan lainnya biasa berbeda,
tergantung dari besarnya volume pengambilan dan cepatnya pembayaran.
33
Philip kotler &A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta :salemba
empat, 2001, Buku II, hal.746
62
Pada prinsipnya produsen tidak dirugikan dengan adanya penjualan di bawah
harga pemasok.
Sementara, menurut Fauzy (Corporate Secretary PT Tigaraksa Satria),
distributor umumnya memberikan diskon kepada minimarket, supermarket
dan hypermarket serta grosir sekitar 3% lebih murah dibandingkan dengan
diskon yang diberikan kepada toko biasa. Distributor bisa memberikan diskon
lebih besar jika pihak principal itu sedang melakukan promosi dagang untuk
produk baru atau memberikan insentif berupa diskon kepada retail yang
melakukan pembayaran lebih cepat yang besarnya sama dengan bunga bank,
atau sedikit lebih tinggi. Selain itu, principal sering kali hanya mengambil
marjin sangat tipis, yaitu untuk suatu produk yang laris terjual dengan
pertimbangan bahwa modal kerja mereka lebih murah.
Jadi, hypermarket dan minimarket tidak melakukan dumping dengan
menjual produknya lebih murah dari peretail lainnya. Sebab retail raksasa itu
selain hanya mengambil marjin yang sangat tipis juga memberikan semua
fasilitas yang diperoleh dari distributor, baik berupa promosi dagang maupun
insentif diskon kepada konsumennya.
Larinya banyak pembeli ke retail moderen bukan suatu fenomena yang
mengejutkan, melihat kenyataan bahwa di Indonesia kondisi dari pasar
tradisional sangat buruk karena jarang direnovasi dan disempurnakan secara
berkala mengikuti zaman. Kebanyakan, pasar tradisional baru direnovasi jika
terjadi kebakaran. Sehingga, banyak sekali pasar tradisional di Indonesia yang
kualitasnya makin buruk. Ini merupakan penyebab utama banyaknya
63
konsumen yang meninggalkan pasar tradisional pindah ke pasar retail
modern. Lain halnya dengan pasar swalayan moderen. Mereka punya aturan
ketat. Biasanya, setiap 5-7 tahun sekali, pasar swalayan moderen direnovasi
untuk mengikuti perubahan zaman.34
B. Strategi Yang Dilakukan Pedagang Pasar Tradisional Untuk
Menghadapi Persaingan Dengan Minimarket
1. Pengertian Strategi Pemasaran
Seperti yang diketahui dunia usaha bersifat dinamis, yang diwarnai
dengan adanya perubahan dari waktu ke waktu dan adanya keterkaitan
dengan satu sama lainnya. Oleh karena itu, strategi pemasaran mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberhasilan usaha perusahaan pada
umumnya dan khususnya dalam bidang pemasaran. Selain itu, strategi
pemasaran yang ditetapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai
dengan perkembangan pasar dalam lingkungan pasar tersebut. Dengan
demikian, strategi pemasaran harus dapat memberi gambaran yang jelas
dan terarah tentang apa yang akan dilakukan perusahaan dalam
menggunakan setiap kesempatan atau peluang pada beberapa pasar
sasaran.
Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang
menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan
panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya
34
Kurnia Kafi, 2000, “Kompetisi”, 26 Februari, No.15/VI,
http://www.gatranews.net/VI/15/INTI-15.html , 24-2-2011 20:05.
64
tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, Strategi pemasaran
adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang
memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke
waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan
dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu penentuan
strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal
perusahaan melalui analisa keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta
analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari
lingkungannya.35
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat tetap hidup,
berkembang, dan mampu bersaing. Dalam rangka inilah maka setiap
perusahaan selalu menetapkan dan menerapkan strategi dan cara
pelaksanaan kegiatan pemasarannya. Seperti yang diketahui, strategi
pemasaran adalah himpunan asas yang secara tepat, konsisten, dan layak
dilaksanakan oleh perusahaan guna mencapai sasaran pasar yang dituju
(target market) dalam jangka panjang dan tujuan perusahaan jangka
panjang (objektives), dalam situasi persaingan tertentu. Dalam strategi
pemasaran ini terdapat strategi acuan/bauran pemasaran (Marketing mix)
yang menetapkan komposisi terbaik dari keempat komponen atau
35
Sofjan Asauari. Manajemen Pemasaran, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2007, hal. 168-
169
65
variabelpemasaran, untuk dapat mencapai sasaran pasar yang dituju
sekaligus mencapai tujuan dan sasaran perusahaan.36
Keempat unsur atau variabel strategi acuan/bauran pemasaran
tersebut adalah :
a. Strategi Produk
Strategi produk dalm hal ini adalah menetapkan cara dan
penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, sehingga dapat
memuaskan para konsumennya dan sekaligus dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan dalam jangka panjang, melalui peningkatan
penjualan dan peningkatan share pasar.
b. Strategi Harga
Peranan harga sangat penting terutama untuk menjaga dan
meningkatkan posisi perusahaan di pasar, yanng tercermin dalam share
pasar perusahaan, di samping untuk meningkatkan penjualan dan
keuntungan perusahaan. Dengan kata lain, penetapan harga
mempengaruhi kemampuan bersaing perusahaandan kemampuan
perusahaan mempengaruhi konsumen.
c. Strategi Penyaluran/Distribusi
Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai
ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Oleh karena itu kebijakan
penyaluran merupakan salah satu kebijakan pemasaran terpadu yang
mencakup penentuan saluran pemasaran (marketing channels) dan
36
Ibid, hal. 197-199
66
distribusi fisik (physical distribution). Kedua faktor ini mempunyai
hubungan yang sangt erat dalam keberhasilan penyaluran dan
sekaligus keberhasilan pemasaran produk perusahaan. Evektivitas
penggunaan saluran distribusi diperlukan untuk menjamin tersedianya
produk disetiap mata rantai saluran tersebut.
d. Strategi Promosi
Promosi dilakukan perusahaan untuk membujuk atau
mempengaruhi calon pembeli dan pelanggan untuk melakukan
pembelian atas produk yang dipasarkan, dalam hal ini perusahaan
melakukan komunikasi dengan para konsumen. Kegiatan promosi
yang dilakukan suatu perusahaan merupakan penggunaan kombinasi
yang terdapat dari unsur-unsur atau peralatan promosi, yang
mencerminkan pelaksanaan kebijakanpromosi dari perusahaan
tersebut. Kombinasi dari unsur-unsur atau peralatan promosi dikenal
dengan yang disebut acuan/bauran promosi (promotional mix), yang
terdiri dari advertensi, Personal selling, Promosi penjualan (sales
promotion), dan pubisitas (publicity).
2. Strategi yang Dilakukan pedagang pasar Tradisional.
Keberadaan pasar modern di Indonesia akan berkembang dari
tahun ke tahun. Perkembangan yang pesat ini bisa jadi akan terus menekan
keberadaan pasar tradisional pada titik terendah dalam 20 tahun
mendatang. Pasar modern yang pada umumnya dimiliki oleh peritel asing
dan konglomerat lokal akan menggantikan peran pasar tradisional yang
67
mayoritas dimiliki oleh masyarakat kecil dan sebelumnya menguasai
bisnis ritel di Indonesia.
Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu adanya langkah nyata dari
pedagang pasar agar dapat mempertahankan pelanggan dan keberadaan
usahanya. Para pedagang di pasar tradisional harus mengembangkan
strategi dan membangun rencana yang mampu memenuhi kebutuhan dan
tuntutan konsumen sebagaimana yang dilakukan pasar modern. Jika tidak,
maka mayoritas pasar tradisional di Indonesia beserta penghuninya hanya
akan menjadi sejarah yang tersimpan dalam industri ritel di Indonesia
dalam waktu yang relatif singkat. Pertarungan sengit antara pedagang
tradisional dengan peritel besar merupakan fenomena umum era
globalisasi. Jika Pemerintah tidak hati-hati, dengan membina keduanya
supaya seimbang, Perpres Pasar modern justru akan membuat semua
pedagang tradisional mati secara pelan-pelan.
Seharusnya pemerintah harus memberlakukan zonasi untuk
penerbitan izin usaha pasar modern untuk melindungi pedagang
tradisional. Hal tersebut sudah tercantum dalam Peraturan Presiden
(Perpres) No. 112/2007 tentang pasar tradisional dan pusat perbelanjaan
modern. Dalam peraturan ini, pemerintah juga memberikan wewenang
urusan zonasi kepada pemerintah daerah sehingga belum ada batas baku
mengenai jarak pasar tradisional dan modern.
Banyak diantara kita yang kurang suka belanja di pasar tradisional
karena takut copet dan kotor atau becek. Sebenarnya, hal-hal seperti itu
68
bisa ditanggulangi atau dicegah oleh pemda yg mengatur pasar ataupun
dengan pedagangnya. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap pasar
tradisional menjadikan pasar tradisional menjadi kurang diminati.
Beberapa pasar tradisional yang sudah ditata ulang pemerintah dan
diberikan tempat yang nyaman pun kurang diminati karena pedagangnya
merasa kurang nyaman. Padahal faktanya belanja di pasar tradisional lebih
murah dibandingkan dengan pasar modern. Namun faktor kenyamanan
dan keamanan menjadi pilihan utama konsumen memilih pasar modem.
Karena di pasar modern keadaan lebih bersih dan aman.
Tidak bisa dipungkiri, kehadiran pasar modern di dekat sebuah
pasar tradisional sudah pasti akan meningkatkan persaingan dagang, baik
antar sesama pasar modern maupun dengan pasar tradisional. Makna
tradisional versus modern dalam bisnis dagang menjadi fenomena yang
perlu dicermati pengelola pasar tradisional sebelum meninggalkan atau
menerapkannya sebagai strategi bisnis. Ketika ketradisionalan mulai
ditinggalkan para pedagang pasar tradisional, para pengelola pasar modern
justru terlihat makin giat mengangkat tradisionalitas sebagai daya tarik
pemasaran.37
Ada beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam modernisasi
pasar modern. Pasar tradisional harus berusaha menghapus citranya
sebagai penyedia barang-barang kelas dua. Para pedagang pasar tradisional
harus berusaha menjual produk yang terjamin kualitasnya dari pemasok-
37
http://bataviase.co.id/node/330206 “ Modernisasi Pasar Tradisional”, 24-2-2011 19:42.
69
pemasok terpercaya. Dengan cara ini, intensitas komentar dan pertanyaan
dari para konsumen yang kurang enak didengar pedagang tradisional (yang
akhirnya memicu ketidakramahan para pedagang pasar tradisional) akan
berkurang.
Sistem pengawasan kualitas produk di pasar tradisional harus
dibangun secara serius oleh seluruh pedagang pasar untuk menghilangkan
kesan dari wajah para calon pembeli seolah-olah akan tertipu kalau
membeli barang di pasar tradisional. Di sinilah perlunya para pedagang di
pasar tradisional terus menjaga konsistensi keramahan dan kecepatan
dalam melayani konsumen. Pelayanan yang berkualitas akan menjadi
instrumen transaksional dan promosional terbaik sekaligus termurah.
Modernisasi pasar tradisional perlu dilakukan tetapi dengan tujuan
mengemas nilai-nilai ketradisionnlan menjadi lebih menarik, bukan
meninggalkannya. Modernitas yang tepat sasaran akan membuat pasar
tradisional menjadi tujuan kunjungan transaksional yang unik,
menyenangkan, dan layak untuk dikunjungi kembali. Dalam kondisi pasar
modern yang terus tumbuh meluas dan semakin mendesak pasar
tradisional, hal ini mengharuskan pasar tradisional berbenah agar tidak
ditinggalkan konsumen. Pembenahan yang dilakukan oleh pengelola
hendaknya menuju manajemen pengelolaan yang modern.
Pengelola pasar juga harus membentuk manajemen pasar yang
profesional dengan visi dan misi yang jelas demi meningkatkan pelayanan
yang prima kepada masyarakat. Menyadari pentingnya pasar tradisional
70
yang strategis dalam rangka peningkatan pendapatan dan penyerapan
tenaga kerja, maka perlu diupayakan pemberdayaan pasar tradisional
sehingga menjadi tempat yang layak dan menarik untuk dikunjungi setiap
kalangan.
Peran pasar tradisional dalam menopang perekonomian sektor riil
dan memberikan nilai tambah kepada masyarakat ekonomi menengah dan
menengah bawah sangat nyata. Persebarannya di seluruh Indonesia
merupakan kelebihan yang dimiliki oleh pasar tradisional untuk
mengembangkan perekonomian daerah. Revitalisasi dan modernisasi
adalah tindakan yang tepat untuk menyelamatkan pasar tradisional dari
kehancuran.
Keberadaan pasar, khususnya yang tradisional, merupakan salah
satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah.
Pemerintah harus konsentrasi terhadap keberadaan pasar tradisional
sebagai salah satu sarana publik yang mendukung kegiatan ekonomi
masyarakat. Perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang
dipromosikan begitu hebat oleh berbagai media telah membuat eksistensi
pasar tradisional menjadi sedikit terusik. Namun demikian, pasar
tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan bersaing di tengah
serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya. Kenyataan ini
dipengaruhi oleh beberapa sebab di antaranya:
a. Karakter/Budaya Konsumen. Meskipun informasi tentang gaya hidup
modern dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat masih
71
memiliki budaya untuk tetap berkunjung dan berbelanja ke pasar
tradisional. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara pasar
tradisional dan pasar modern. Perbedaan itulah adalah di pasar
tradisional masih terjadi proses tawar-menawar harga, sedangkan di
pasar modern harga sudah pasti ditandai dengan label harga. Dalam
proses tawar-menawar terjalin kedekatan personal dan emosional
antara penjual dan pembeli yang tidak mungkin didapatkan ketika
berbelanja di pasar modern.
b. Revitalisasi Pasar Tradisional. Pemerintah seharusnya serius dalam
menata dan mempertahankan eksistensi pasar tradisional. Pemerintah
menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan
ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Perhatian
pemerintah tersebut dibuktikan dengan melakukan revitalisasi pasar
tradisional di berbagai tempat. Target yang dipasang sangat sederhana
dan menyentuh hal yang sangat mendasar. Selama ini pasar tradisional
selalu identik dengan tempat belanja yang kumuh, becek serta bau, dan
karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah.
Gambaran pasar seperti di atas harus diubah menjadi tempat yang
bersih dan nyaman bagi pengunjung. Dengan demikian masyarakat
dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan
transaksi di pasar tradisional.
c. Regulasi. Pemerintah memang mempunyai hak untuk mengatur
keberadaan pasar tradisional dan pasar modern. Tetapi aturan yang
72
dibuat pemerintah itu tidak boleh diskriminatif dan seharusnya justru
tidak membuat dunia usaha mandek. Pedagang kecil, menengah, besar,
bahkan perantara ataupun pedagang toko harus mempunyai
kesempatan yang sama dalam berusaha.
Persaingan antar peritel di Indonesia sebenarnya tidak sesederhana
yang dibayangkan orang. Persaingan tidak hanya terjadi antara yang besar
melawan yang kecil, melainkan juga antara yang besar dengan yang besar,
serta yang kecil dengan yang kecil. Pemerintah sebagai regulator harus
mampu mewadahi semua aspirasi yang berkembang tanpa ada yang
merasa dirugikan. Pemerintah harus mampu melindungi dan
memberdayakan peritel kelas bawah karena jumlahnya yang mayoritas.
Di lain pihak, peritel besar pun mempunyai sumbangan besar
dalam ekonomi. Selain menyerap tenaga kerja, banyak peritel besar yang
justru memberdayakan dan meningkatkan kualitas ribuan pemasok yang
umumnya juga pengusaha kecil dan menengah. Belum lagi konsumen
yang semakin senang menjadi raja yang dimanja. Bagi pemerintah,
mencari keseimbangan antara yang besar dan yang kecil ini memang tidak
mudah.
Jika kita melihatnya dalam perspektif marketing strategic
sebenarnya pasar tradisional masih punya banyak keunggulan jika
dibandingkan dengan pasar modern bahkan jika selama ini pasar modern
lebih banyak dijadikan musuh oleh pasar tradisional justru sebaliknya,
keduanya bisa hidup bersama-sama. Dalam analisis strategi pemasaran
73
dikenal istilah segmenting, targeting, dan positioning yang merupakan
salah satu kegiatan dalam merumuskan strategi pemasaran. Segmenting
merupakan proses membagi pasar (konsumen) ke dalam beberapa segmen
berdasarkan kriteria tertentu. Targeting berarti memilih segmen pasar yang
akan dilayani. Positioning adalah bagaimana perusahaan akan
memosisikan dirinya di pasar.
Jika konsumen kita dibagi berdasarkan penghasilannya menjadi
konsumen kelas bawah, menengah, dan atas, berarti konsumen yang
dilayani pasar tradisional adalah konsumen kelas menengah ke bawah,
sedangkan konsumen pasar modern adalah kelas menengah ke atas.
Dengan demikian, pasar tradisional akan memosisikan dirinya sebagai
pasar yang menawarkan harga murah, sedangkan pasar modern akan
memosisikan dirinya sebagai pasar yang menawarkan kenyamanan dalam
berbelanja. Walaupun kita sering melihat pasar modern melakukan
promosi dengan mengklaim harganya yang paling murah, jika diteliti
secara saksama, hal ini tidak dimaksudkan untuk menyaingi pasar
tradisional, tetapi dalam rangka meningkatkan jumlah pembelian dan
bersaing dengan sesama pemain pasar modern lainnya. Sebagai buktinya,
fasilitas harga termurah dengan jaminan ganti rugi yang ditawarkan oleh
satu supermarket sering menjadi tidak berlaku jika harga termurah yang
mereka klaim tersebut dibandingkan dengan harga barang di pasar
tradisional.
74
Kemudian, jika kita lihat dari beberapa sisi lainnya, sebenarnya
pasar tradisional masih memiliki beberapa keunggulan yang tidak dimiliki
pasar modern.
a. Pertama, sebagian besar konsumen pasar tradisional adalah pedagang
(pemilik warung, penjual mi bakso, dan sebagainya) di samping
konsumen rumah tangga sehingga waktu pelayanan di pasar tradisional
bisa menjadi cukup panjang, mulai dari pukul 2.00 dinihari sampai
dengan sore, bahkan beberapa pasar tradisional besar beroperasi 24
jam.
b. Kedua, di pasar tradisional, konsumen setiap saat memiliki kesempatan
mendapatkan harga yang lebih murah asalkan konsumen mau
menawar. Untuk mendapatkan harga yang lebih murah ini konsumen
tidak perlu menunggu waktu-waktu promosi seperti yang diterapkan di
pasar modern.
c. Ketiga, dilihat dari sisi kuantitas pembelian, pasar tradisional masih
melayani pembelian yang sifatnya eceran, misalnya satu sachet sampo
6 ml atau bahan-bahan untuk membuat sambal (cabai rawit, tomat,
bawang merah) masih bisa dibeli dengan uang seribu rupiah, di pasar
modern hal ini sulit bahkan tidak bisa dilakukan.
d. Keempat, produk-produk yang ditawarkan di pasar tradisional banyak
sekali jenis dan macamnya, terutama untuk jenis sayuran dan bumbu-
bumbu masak dan tidak semuanya bisa tersedia di pasar modern.
75
e. Kelima, hambatan masuk pasar tradisional entry barriers yang tidak
sekuat pasar modern, membuat siapa saja bisa dengan mudah berjualan
di pasar tradisional, hal inilah yang membuat pasar tradisional
senantiasa ramai oleh pedagang. Dengan kondisi ini, konsumen
diuntungkan karena semakin banyak pilihan, sedangkan di pasar
modern produk-produk baru ataupun produk dari pemasok baru tidak
bisa dengan mudah begitu saja masuk ke supermarket karena ada
semacam quality control yang ketat.
f. Keenam, orang tidak sungkan pergi ke pasar tradisional walaupun baru
bangun tidur dan belum sempat mandi karena konsep kekeluargaan
yang sudah melekat kepada pasar tradisional telah menjadi keunikan
tersendiri yang ditawarkan pasar tradisional.38
38
http://didikachmadi.blogspot.com/2010/01/pasar-tradisional-vs-pasar-modern-
pasar.html 24-2-2011 19:56
76
BAB III
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Letak Pasar Tradisional Ngaliyan
Pasar Ngaliyan secara administratif terletak di kecamatan Ngaliyan
yang berada di bagian barat kota semarang. Pasar Ngaliyan berada di
pinggir jalan raya Ngaliyan-Boja, yang jauhnya hanya beberapa puluh
meter saja dari kantor kecamatan Ngaliyan, sehingga menjadi sentra
ekonomi utama disana.
Ngaliyan yang berada di bagian barat kota semarang mempunyai
posisi yang setrategis karena menjadi penghubung antara semarang dan
Kendal. Selain itu lokasinya yang cukup tinggi menjadikan wilayah ini
bebas banjir dan sangat cocok dijadikan kawasan hunian.
Ngaliyan bisa di bilang mempunyai fasilitas umum yang relatif
baik. Mulai dari sekolah umum, sarana peribadahan (masjid dan gereja),
perumahan, perguruan tinggi dan pasar tradisional. Namun keberadaan
pasar tradisional ngaliyan belakangan ini digerogoti kehadiran pusat-pusat
perniagaan seperti jaringan toko ritail modern Indomaret, alfamart, ruko
dan swalayan disekitar.
77
Gambar 3.1 Peta Kecamatan Ngaliyan
Sumber Data: Bappeda Semarang Tahun 2010.
2. Sejarah singkat pasar Ngaliyan
Pasar Ngaliyan di dirikan pada tahun 1977-1978 dan mulai
beroperasi mulai tahun 1979 dengan luas lahan 1520 M2 dan luas
bangunan 900 M2, pasar Ngaliyan berada di Jl. Prof. Dr. Muh Hamka,
Kel. Ngaliyan, Kec. Ngaliyan dan digolongkan sebagai pasar Wilayah
dibawah naungan UPTD Pasar Wilayah yaitu Pasar Karang Ayu, pasar ini
buka mulai pagi hingga sore hari. Barang-barang yang dijual beraneka
ragam diantaranya kebutuhan pokok, sayur mayur, ikan, bumbu, buah-
buahan, peralatan rumah tangga, dan pakaian. Penjual yang berdagang
disini cukup banyak untuk mengetahui lebih rinci dapat dilihat keterangan
di bawah ini :
a. Jumlah Bangunan di Pasar Ngaliyan
1) Kios : 12 Petak Luas 153 M2
2) Los : 64 Petak Luas 372 M2
3) Dasaran Terbuka : 112 Petak Luas 286 M2
78
4) Pancaan : 36 Petak Luas 54 M2
5) PKL : 120 Petak Luas 1127 M2
b. Jumlah Pedagang di Pasar Ngaliyan
1) Kios : 12 Orang Tidak Aktif 0 Orang Luas 0 M2
2) Los : 59 Orang Tidak Aktif 4 Orang Luas 15 M2
3) Dasaran Terbuka : 93 Orang Tidak Aktif 8 Orang Luas 16 M2
4) Pancaan : 36 Orang Tidak Aktif 15 Orang Luas 22 M2
5) PKL : 120 Orang Tidak Aktif 57 Orang Luas 558 M2
c. Fasilitas Umum
1) Parkir : Tidak Ada
2) Mushola : Tidak Ada
3) Reklame : Tidak Ada
4) TPS :
a) Volume sampah : 3 m3 / Hari
b) Jumlah Kontener : 1 Buah Ukuran 6 M3
c) Pengelola : Dinas
5) Daya Listrik : 5500 Waat
6) Drainase : Dalam pasar rusak dan sebagian tidak ada drainase
7) MCK:
a) Jumlah : 1 Buah 2 Kamar Ukuran 8 M2
b) Sumber Air : PDAM
c) Pengelola : UPTD
79
d. Pemeliharaan Bangunan, air dan Listrik
1) Sebagian dalam pasar belum ada drainse sehingga pada waktu
hujan banjir.
2) Jalan lorong DT 64 m2 berlantai tanah sehingga becek.
3) Talang 54 m bocor.
4) Lampu penerangan rusak.
5) 12 Kios relokasi belum terpasang MCB seghingga pemakaian
listrik tidak terkontrol.
B. Karakteristik Pedagang Responden Pasar Tradisional Ngaliyan dan
Konsumen Responden
Tabel 3.1 Jumlah seluruh pedagang tradisional sesuai jenis dagangannya
Pedagang menurut jenis
dagangannya
Jumlah Prosentase
Kelontong 73 20,917%
Buah 14 4,011%
Pecah belah / Gerabah 15 4,298%
Daging 31 8,882%
Tempe/Tahu 7 2,006%
Roti/Makanan 47 13,467%
Pakaian /Konveksi 20 5,730%
Telur 1 0,286%
Warung makan 50 14,327%
Bumbon 35 10,029%
Aksesoris 6 1,719%
Jamu sedu 2 0,573%
Jasa 25 7,163%
80
Hasil Bumi/Sayur 23 6,590%
349 100%
Sumber: Arsip pasar Ngaliyan
Dari tabel 3.1 di atas dapat dilihat banyaknya pedagang yang berjualan
di Pasar Ngaliyan menurut jenis dagangannya, pedagang Kelontong ada 73,
pedagang Buah ada 14, pedagang pecah belah/Gerabah ada 15, pedagang
Daging ada 31, pedagang Tempe/Tahu ada 7, pedagang Roti/Makanan ada 47,
pedagang Konveksi (Pakaian) ada 20, pedagang telur ada 1, pedagang Warung
Makan ada 50, pedagang Bumbon ada 35, pedagang Aksesoris ada 6,
pedagang jamu Sedu ada 2, pedagang Jasa ada 25, Pedagang Hasil Bumi
(Sayur) ada 23, jumlah pedagang yang paling banyak adalah pedagang
kelontong. Dan jumlah keseluruhan pedagang yang ada di Pasar Ngaliyan ada
349 Orang. 39
Dari seluruh populasi pedagang di pasar Ngaliyan yang menjadi
responden berdasarkan karakteristiknya sebagai berikut :
Tabel 3.2 Jumlah pedagang yang menjadi responden
Pedagang menurut
jenis dagangannya
Jumlah Prosentase
Kelontong 71 48,96%
Buah 12 8,27%
Sayur 23 15,86%
Pakaian 19 13,10%
Daging dan Ikan 20 13,79%
145 100%
Sumber data : Data primer diolah, 2011
39
Dokumen Pasar Ngaliyan Tahun 2010.
81
Dari tabel 3.2 di atas dapat dilihat banyaknya pedagang yang berjualan
di Pasar Ngaliyan menurut jenis dagangannya yang menjadi responden,
pedagang kelontong ada 71 (48,96%), pedagang buah 12 (8,27%), pedagang
sayur 23 (15,86%), pedagang pakaian 19 (13,10%), pedagang daging dan ikan
20 (13,79%).
Tabel 3.3 Jumlah pedagang berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Prosentase
Laki-laki 13 8,96%
Perempuan 132 91,03%
145 100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011
Dari tabel 3.3 dapat dilihat banyaknya pedagang yang dijadikan
responden dalam penelitian berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak
13 Orang (8,96%) dan Perempuan sebanyak 132 Orang( 91,03%). Pedagang di
pasar tradisional Ngaliyan didominasi perempuan (Ibu rumah tangga) yang
ingin mencari kesibukan dan membantu perekonomian untuk keluarganya
daripada hanya duduk di rumah, dan lainnya memang memilih bekerja
menjadi pedagang karena latar belakang keluarganya para pedagang. Ini dapat
dilihat bahwa sebagian besar responden adalah perempuan (132 Orang atau
91,03%). Hal ini menunjukkan bahwa usaha ritel tradisional merupakan usaha
sampingan yang digunakan untuk membantu menopang perekonomian
keluarga, dimana laki-laki lebih berperan untuk bekerja pada sektor formal.
82
Tabel 3.4 Jumlah pedagang berdasarkan umur
Umur Jumlah Prosentase
21-30 27 18,62%
31-40 66 45,51%
41-50 32 22,07%
Lebih dari 51 20 13,79%
145 100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011
Dari tabel 3.4 dapat dilihat jumlah pedagang responden berdasarkan
umur, jumlah pedagang yang berumur 21-30 sebanyak 27 orang (18,62%), 31-
40 sebanyak 66 orang (45,51%), 41-50 sebanyak 32 orang (22,07%), lebih
dari 51 sebanyak 20 orang (13,79%). Untuk usia responden, baik laki-laki
maupun perempuan semuanya berada dalam usia produktif. Dalam hal ini usia
produktif bisa dikatakan juga sebagai usia kerja yaitu usia antara 21 tahun
sampai 65 tahun. Dengan kondisi tersebut bisa dikatakan bahwa para
pengusaha ini masih memiliki semangat kerja yang tinggi untuk menjalankan
usahanya dan dimungkinkan juga untuk dilakukan pengembangan terhadap
usaha mereka.
Tabel 3.5 Jumlah pedagang berdasarkan pendidikan
Pendidikan Jumlah Prosentase
SD 69 47,58%
SLTP 43 29,65%
SMA 33 22,76%
Perguruan Tinggi - -
145 100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011
83
Dari tabel 3.5 menunjukkan banyaknya pedagang menurut pendidikan,
jumlah pedagang yang pendidikan akhirnya SD sebanyak 69 orang (47,58%),
SLTP sebanyak 43 orang (29,65%), SMA sebanyak 33 orang (22,76%).
Dengan kondisi ini bisa dikatakan bahwa tingkat pendidikan yang rendah ini
akhirnya memaksa atau menuntut mereka untuk menciptakan suatu usaha
yang sesuai dengan kemampuan mereka sehingga pilihan terakhir adalah
dengan menjadi pengusaha ritel tradisional. Juga dipengaruhi oleh pola
pemikiran yang sederhana bahwa pendidikan tinggi tidak diperlukan tetapi
yang terpenting adalah bagaimana bisa mencari nafkah dan menambah
pemenuhan kebutuhan rumah tangga. Sedangkan 33 orang atau 22,76%
reponden lulusan SMA memilih menjadi pengusaha ritel tradisional karena
beberapa sebab, yaitu: jiwa wirausaha yang tinggi, sulitnya mencari pekerjaan,
serta tuntutan kebutuhan.
Tabel 3.6 Jumlah pedagang berdasarkan lamanya berdagang
Lamanya berdagang Jumlah Prosentase
1-5 tahun 17 11,72%
6-10 tahun 34 23,45%
11-15 tahun 54 37,24%
16-20 tahun 29 20%
Lebih dari 21 tahun 11 7,586%
145 100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011
Dari tabel 3.6 menunjukkan jumlah pedagang responden berdasarkan
lamanya berdagang. Jumlah pedagang yang lama berdagangnya 1-5 tahun
sebanyak 17 orang (11,72%), 6-10 tahun sebanyak 34 orang (23,45%), 11-15
84
tahun sebanyak 54 orang (37,24%), 16-20 tahun sebanyak 29 orang (20%),
lebih dari 21 tahun sebanyak 11 orang (7,58%). Lama usaha yang telah
dijalani oleh pengusaha ritel tradisional paling banyak berkisar antara 11
sampai 15 tahun, dimana kisaran lama usaha antara 1 tahun sampai 30 tahun.
Dari rata-rata lama usaha dapat dikatakan bahwa pengusaha ritel tradisional
sudah berpengalaman dalam menjalankan usahanya dan sudah memikirkan
berbagai strategi untuk menjaga kelangsungan usaha mereka. Tetapi harus
pula dicermati bahwa usaha mereka tidak mungkin berhasil baik bila tidak ada
dukungan dari pihak-pihak yang terkait (pemerintah) baik dari sisi peraturan,
maupun fasilitas yang lain (permodalan).
Tabel 3.7 Jumlah konsumen berdasarkan jenis kelamin
Jenis kelamin Jumlah Prosentase
Laki-laki 9 13,84%
Perempuan 56 86,15%
65 100%
Sumber data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel 3.7 di atas, dapat diketahui jenis kelamin responden
konsumen yang pernah belanja di pasar tradisional Ngaliyan dan minimarket
sekitar yang diambil sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas
responden adalah perempuan, yaitu sebanyak 56 orang (86,15%), sedangkan
sisanya adalah responden laki-laki sebanyak 9 orang (13,84% ). Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden konsumen yang diambil
menjadi responden adalah perempuan.
85
Tabel 3.8 Jumlah konsumen berdasarkan umur
Umur Jumlah Prosentase
Kurang dari 20 4 6,15%
21-30 26 40%
31-40 22 33,84%
41-50 10 15,38%
Lebih dari 51 3 4,61%
65 100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel 3.8 ini menunjukkan bahwa konsumen yang
menjadi responden seebagian besar berumur 21-30 tahun berjumlah 26 orang
(40%), sedangkan yang berumur kurang dari 20 tahun sebanyak 4 orang
(6,15%), 31-40 tahun sebanyak 22 orang (33,84), 41-50 tahun sebanyak 10
orang (15,38%), dan yang lebih dari 51 tahun sebanyak 3 orang (4,61%).
Tabel 3.9 Jumlah konsumen berdasarkan pendidikan
Pendidikan Jumlah Prosentase
SD 3 4,61%
SLTP 7 10,77%
SMA 16 60%
Perguruan tinggi 39 60%
65 100%
Sumber data: Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel 3.9 menunjukkan bahwa konsumen yang diambil
menjadi responden, sebagian besar berpendidikan perguruan tinggi sebanyak
39 orang (60%), sedangkan yang berpendidikan SMA sebanyak 16 orang
(60%) SLTP sebanyak 7 orang (10,77%), SD sebanyak 3 orang (4,61%).
86
Tabel 3.10 Jumlah konsumen berdasarkan pekerjaannya, Pelajar/Mahasiswa
Pekerjaan Jumlah Prosentase
Pelajar/Mahasiswa 16 24,61%
Pegawai Negeri 12 18,46%
Wiraswasta 8 12,30%
Pegawai swasta 11 16,92%
Lainnya 18 27,69%
65 100%
Sumber data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel 3.10 menunjukkan banyaknya konsumen responden
berdasarkan pekerjaannya, Pelajar/Mahasiswa sebanyak 16 orang (24,61%),
pegawai negeri sebanyak 12 orang (18,46%), wiraswasta sebanyak 8 orang
(12,30%), pegawai swasta sebanyak 11 orang (16,92%) dan pekerjaan lainnya
sebanyak 18 orang (27,69%).
87
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Untuk menjawab permasalahan penelitian yaitu bagaiman dampak
kehadiran minimarket terhadap pasar tradisional dan bagaimana strategi yang
dilakukan pedagang pasar tradisional untuk menghadapi persaingan dengan
minimarket, untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini :
1. Pedagang Kelontong
a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan
pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar
Ngaliyan?
Tabel 4.1 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Kebutuhan
pokok sehari-
hari
71 100%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari pertanyaan di atas 71 pedagang kelontong menyatakan
barang-barang yang mengalami penurunan adalah kebutuhan pokok
sehari-hari semenjak keberadaan mini market di sekitar berdiri.
88
b. Apakah ada perbedaan omzet Penjualan beras setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.2 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 37 52,11%
Tidak 34 47,88%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan beras di pasar tradisional Ngaliyan, dari 71 pedagang 37
(52,11%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 34
pedagang (47,88%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
beras setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan.
c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan telur setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.3 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 52 73,23%
Tidak 19 26,76%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan telur di pasar tradisional Ngaliyan, dari 71 pedagang 52
89
(73,23%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 19
pedagang (26,76%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
telur setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr Ngaliyan.
d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan gula pasir setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.4 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 44 61,97%
Tidak 27 38,02%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan gula pasir di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 44
(61,97%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 27
pedagang (38,02%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
gula pasir setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr
Ngaliyan.
90
e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan minyak goreng setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.5 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 40 56,33%
Tidak 31 43,66%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan minyak goreng di pasar tradisional ngaliyan, dari 71
pedagang 40 (56,33%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan
semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar
31 pedagang (43,66%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet
penjualan minyak goreng setelah kehadiran pasar modern (minimarket)
disekitr Ngaliyan.
f. Apakah ada perbedaan omzet penjualan mie instan setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.6 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 53 74,47%
Tidak 18 25,35%
Lain-lain 0 0 %
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
91
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan mie instan di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 53
(74,47%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 18
pedagang (25,35%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
mie instan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr
Ngaliyan.
g. Apakah ada perbedaan omzet penjualan susu setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.7 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 65 91,54%
Tidak 6 8,45%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan susu di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 65
(91,54%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 6
pedagang (8,45%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
susu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitar Ngaliyan.
92
h. Apakah ada perbedaan omzet penjualan tepung terigu setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.8 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 23 32,39%
Tidak 48 67,60%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan tepung terigu di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang
23 (32,39%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 48
pedagang (67,60%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
tepung terigu setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr
Ngaliyan.
i. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sabun cuci/detergen setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.9 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 39 54,93%
Tidak 32 45,07%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
93
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan sabun cuci/detergen di pasar tradisional ngaliyan, dari 71
pedagang 39 (54,93%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan
semenjak berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar
32 pedagang (45,07%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet
penjualan sabun cuci/detergen setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) disekitr Ngaliyan.
j. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sabun mandi setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.10 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 47 66,19%
Tidak 24 33,80%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan sabun mandi di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang
47 (66,19%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 24
pedagang (33,80%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
sabun mandi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr
Ngaliyan.
94
k. Apakah ada perbedaan omzet penjualan shampoo setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.11 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 38 53,52%
Tidak 33 46,47%
Lain-lain 0 0%
71 100s%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan shampoo di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 38
(53,52%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 33
pedagang (46,47%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
shampoo setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr
Ngaliyan.
l. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pasta gigi setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.12 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 59 83,09%
Tidak 12 16,90%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
95
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat adanya perbedaan omzet
penjualan pasta gigi di pasar tradisional ngaliyan, dari 71 pedagang 59
(83,09%) menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan semenjak
berdirinya minimarket disekitar. Sedangkan sisanya sebesar 12
pedagang (16,90%) menyatakan tidak ada perbedaan omzet penjualan
pasta gigi setelah kehadiran pasar modern (minimarket) disekitr
Ngaliyan.
m. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket)
memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.13 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 69 97,18%
Tidak 2 2,81%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak negatif dari
keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional ngaliyan, dari 71
pedagang 69 (97,18%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak
keberadaan minimarket disekitar mulai banyak. Sedangkan 2 pedagang
(2,81%) menyatakan tidak merasakan dampak negatif semenjak
kehadiran minimarket disekitar Ngaliyan.
96
n. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar
modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.14 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 68 95,77%
Tidak 3 4,42%
Lain-lain 0 0%
71 100 %
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya
konsumen/pelanggan yang beralih keinimarket, dari 71 pedagang 68
(95,77%)menyatakan banyaknya konsumen yang beralih ke
minimarket disekitar pasar tradisional Ngaliyan. Sedangkan 3
pedagang (4,42%) menyatakan tidak ada pelanggan yang beralih ke
minimarket disekitar pasar Ngaliyan.
o. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
1) Product (Produk)
Tabel 4.15 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 71 100%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
97
Dari 71 pedagang kelontong menyatakan tidak ada strategi
khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan.
Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum
dipasaran, karena terkendala dengan modal.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
2) Price (Harga)
Tabel 4.16 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 71 100%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 71 pedagang kelontong menyatakan bahwa dalam
menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga dipasar, ini
dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang
sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan
harga seperti yang ada di minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
98
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
3) Place (Tempat)
Tabel 4.17 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 71 100%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 71 pedagang kelontong menyatakan tidak pernah
melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati
los-los atau dasar terbuka yang telah di sediakan oleh pengelola
pasar .
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
4) Promotion (Promosi)
Tabel 4.18 Jawaban dari pedagang kelontong
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 71 100%
Lain-lain 0 0%
71 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
99
Dari 71 pedagang kelontong menyatakan tidak pernah
melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang
digunakan minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
2. Pedagang Buah
a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan
pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar
Ngaliyan?
Tabel 4.19 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Apel fuji 4 33,33%
Tidak ada perubahan 8 66,66%
12 100%
Tabel 4.20 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Jeruk ponkam 6 50%
Tidak ada perubahan 6 50%
23 100%
100
Tabel 4.21 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Jeruk santang 5 41,66%
Tidak ada perubahan 7 58,33%
23 100%
Tabel 4.22 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Pisang 2 16,66%
Tidak ada perubahan 10 83,33%
12 100%
Tabel 4.23 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Angggur merah 3 25%
Tidak ada perubahan 9 75%
12 100%
Tabel 4.24 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Pear 1 8,33%
Tidak ada perubahan 11 91,66%
12 100%
101
Tabel 4.25 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Buah naga 2 16,66%
Tidak ada perubahan 10 83,33%
23 100%
Dari 12 pedagang buah yang menjadi responen 4 pedagang
(33,33%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan apel fuji, 6
pedagang (50%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan jeruk
ponkam, 5 pedagang (41,66%) menyatakan adanya perubahan omzet
penjualan jeruk santang, 2 pedagang (16,66%) menyatakan adanya
perubahan omzet penjualan pisang, 3 pedagang (25%) menyatakan
adanya perubahan omzet penjualan anggur merah, 1 pedagang (8,33%)
menyatakan adanya perubahan omzet penjualan pear,dan 2 pedagang
(16,66%). Sedangkan sisanya menjawab tidak adanya
perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket
sekitar.
b. Apakah ada perbedaan omzet penjualan apel fuji setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.26 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 4 33,33%
Tidak 8 66,66%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
102
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet
penjualan apel fuji sebanyak 8 Orang (66,66%), dan 4 orang (33,33%)
lainnya menyatakan adanya perubahan omzet.
c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jeruk ponkam setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.27 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 6 50%
Tidak 6 50%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden yang menyatakan adanya perubahan omzet penjualan jeruk
ponkam sebanyak 6 Orang (50%), dan dari 6 Orang (50%) lainya
menyatakan tidak ada perubahan.
d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jeruk santang setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.28 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 5 41,66%
Tidak 7 58,33%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
103
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet
penjualan jeruk santang sebanyak 7 Orang (58,33%), dan 5 orang
(41,66%) lainnya menyatakan adanya perubahan omzet.
e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pisang setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.29 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 2 16,66%
Tidak 10 83,33%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet
penjualan pisang sebanyak 10 Orang (83,33%), dan 2 orang (16,66%)
lainnya menyatakan adanya perubahan omzet.
f. Apakah ada perbedaan omzet penjualan anggur merah setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.30 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 3 25%
Tidak 9 75%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
104
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet
penjualan anggur merah sebanyak 9 Orang (75%), dan 3 orang (25%)
lainnya menyatakan adanya perubahan omzet.
g. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pear setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.31 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 1 8,33%
Tidak 11 91,66%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet
penjualan pear sebanyak 11 Orang (91,66%), dan 1 orang (8,33%)
lainnya menyatakan adanya perubahan omzet.
h. Apakah ada perbedaan omzet penjualan buah naga setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.32 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 2 16,66%
Tidak 10 83,33%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
105
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden yang menyatakan tidak adanya perubahan pada omzet
penjualan buah naga sebanyak 10 Orang (83,33%), dan 2 orang
(16,66%) lainnya menyatakan adanya perubahan omzet.
i. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pepaya setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.33 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan pepaya.
j. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kelengkeng setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.34 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
106
Berdasarkan tabel di atas dari 12 pedagang buah yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan kelengkeng.
k. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket)
memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.35 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 11 91,66%
Tidak 1 8,33%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak negatif dari
keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional Ngaliyan, dari 12
pedagang 11 (97,18%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak
keberadaan minimarket disekitar mulai banyak.
l. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar
modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.36 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 2 16,66 %
Tidak 10 83,33 %
Lain-lain 0 0 %
12 100 %
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
107
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 12 pedagang buah
yang menjadi responden yang menyatakn tidak ada pelanggannya yang
beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket
yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan sebanyak 10
Orang (83,33%), dan 2 Orang (16,66%) menyatakan konsumennya
yang beralih ke minimarket disekitar pasar tradisional Ngaliyan
m. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
1) Product (Produk)
Tabel 4.37 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 12 pedagang buah menyatakan tidak ada strategi
khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan.
Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum
dipasaran, karena terkendala dengan modal.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
108
2) Price (Harga)
Tabel 4.38 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 12 pedagang buah menyatakan bahwa dalam
menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga dipasar, ini
dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang
sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan
harga seperti yang ada di minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
3) Place (Tempat)
Tabel 4.39 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
109
Dari12 pedagang buah menyatakan tidak pernah melakukan
strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati los-los atau
dasar terbuka yang telah di sediakan oleh pengelola pasar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
4) Promotion (Promosi)
Tabel 4.40 Jawaban dari pedagang buah
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 12 100%
Lain-lain 0 0%
12 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 12 pedagang buah menyatakan tidak pernah
melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang
digunakan minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
110
3. Pedagang Sayur
a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan
pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar
Ngaliyan?
Tabel 4.41 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Bawang merah 16 69,56%
Tidak ada perubahan 7 30,43%
23 100%
Tabel 4.42 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Bawang putih 14 60,86%
Tidak ada perubahan 9 39,13%
23 100%
Tabel 4.43 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Cabe 4 17,391%
Tidak ada perubahan 19 82,60%
23 100%
Tabel 4.44 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Bawang bombai 5 21,73%
Tidak ada perubahan 18 78,26%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
111
Dari 23 pedagang sayur yang menjadi responen menyatakan
adanya perubahan omzet penjualan terjadi pada sayur yang tidak
mudah busuk 16 pedagang (69,56%) menyatakan adanya perubahan
omzet penjualan bawang merah, 14 pedang (60,86%) menyatakan
adanya perubahan omzet penjualan bawang putih, 4 pedagang
(17,391%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan cabe, dan 5
pedagang (21,73%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan
bawang bombai yang juga disediakan di minimarket sekitar pasar
Ngaliyan. Sedangkan sisanya menjawab tidak adanya
perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket
sekitar.
b. Apakah ada perbedaan omzet penjualan wortel setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.45 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan wortel.
112
c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kol setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.46 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan kol.
d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kacang panjang setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.47 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan kacang panjang.
113
e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang merah setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.48 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 16 69,56%
Tidak 7 30,43%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden yang menyatakan bahwa adanya perubahanperbedaan omzet
penjualan bawang merah sebanyak 16 Orang (69,56%), dan 7 Orang
(30,43%) lainnya menyatakan tidak.
f. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang putih setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.49 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 14 60,86%
Tidak 9 39,13%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden yang menyatakan bahwa adanya perubahanperbedaan omzet
penjualan bawang merah sebanyak 14 Orang (60,86%), dan 9 Orang
(39,13%) lainnya menyatakan tidak.
114
g. Apakah ada perbedaan omzet penjualan cabe setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.50 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 4 17,39%
Tidak 19 82,60%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan
cabe sebanyak 19 Orang (82,60%), dan 4 Orang (17,39%) lainnya
menyatakan adanya perubahan.
h. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jagung manis setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.51 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel diatas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan jagung manis.
115
i. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kembang kol setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.52 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan kembang kol.
j. Apakah ada perbedaan omzet penjualan brokoli setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.53 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan brokoli.
116
k. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang bombai setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.54 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 5 21,73%
Tidak 18 78,26%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet penjualan
bawang bombai sebanyak 18 Orang (78,26%), dan 5 Orang (21,73%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
l. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kapri setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.55 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 23 pedagang sayur yang menjadi
responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya perubahan
pada omzet penjualan kapri.
117
m. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket)
memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.56 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 21 91,30%
Tidak 3 13,04%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak negatif dari
keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional ngaliyan, dari 23
pedagang 21 (91,30%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak
keberadaan minimarket disekitar mulai banyak.
n. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar
modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.57 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 1 4,34%
Tidak 22 95,65%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 23 pedagang sayur
yang menjadi responden yang menyatakn tidak ada pelanggannya yang
beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket
118
yang berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan sebanyak 22
Orang (95,65%),dan 1 Orang (4,34%) menyatakan konsumennya yang
beralih ke minimarket disekitar pasar tradisional Ngaliyan.
o. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
1) Product (Produk)
Tabel 4.58 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 23 pedagang sayur menyatakan tidak ada strategi
khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan.
Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum
dipasaran, karena terkendala dengan modal.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
119
2) Price (Harga)
Tabel 4.59 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 23 pedagang sayur menyatakan bahwa dalam
menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga di pasar, ini
dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang
sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan
harga seperti yang ada di minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
3) Place (Tempat)
Tabel 4.60 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
120
Dari 23 pedagang sayur menyatakan tidak pernah
melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati
los-los atau dasar terbuka yang telah disediakan oleh pengelola
pasar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
4) Promotion (Promosi)
Tabel 4.61 Jawaban dari pedagang sayur
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 23 100%
Lain-lain 0 0%
23 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 23 pedagang sayur menyatakan tidak pernah
melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang
digunakan minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
121
4. Pedagang Pakaian
a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan
pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar
Ngaliyan?
Tabel 4.62 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Baju 3 15,78%
Tidak ada perubahan 16 82,21%
19 100%
Tabel 4.63 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Celana 1 5,26%
Tidak ada perubahan 18 94,73%
19 100%
Tabel 4.64 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Rok 2 10,52%
Tidak ada perubahan 17 89,47%
19 100%
Tabel 4.65 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Kerudung 4 21,05%
Tidak ada perubahan 15 78,94%
19 100%
122
Tabel 4.66 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Pakaian dalam 3 15,78%
Tidak ada perubahan 16 84,21%
19 100%
Tabel 4.67 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Sandal 1 5,26%
Tidak ada perubahan 18 94,73%
19 100%
Tabel 4.68 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Sepatu 2 10,52%
Tidak ada perubahan 17 89,47%
19 100%
Tabel 4.69 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Tas 1 5,26%
Tidak ada perubahan 18 94,73%
19 100%
Dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responen 3 pedagang
(15,78%) menyatakan adanya penurunan omzet penjualan baju, 1
pedagang (5,26%) menyatakan adanya penuunan omzet penjualan
123
pada celana, 2 pedagang (10,52%) menyatakan adanya perbedaan
omzet penjualan pada rok, 4 pedagang (21,05%) menyatakan adanya
perbedaan omzet penjualan kerudung, 3 pedagang (15,78%)
menyatakan adanya perbedaan omzet penjualan pakaian dalam, 1
pedagang (5,26%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan
sandal, 2 pedagang (10,52%) menyatakan adanya perubahan omzet
penjualan sepatu, dan 1 pedagang (5,26%) menyatakan adanya
perubahan omzet penjualan tas. Sedangkan sisanya menjawab tidak
adanya perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran
minimarket sekitar pasar Ngaliyan.
b. Apakah ada perbedaan omzet penjualan baju setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.70 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 3 15,78%
Tidak 16 84,21%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
penjualan baju sebanyak 16 Orang (84,21%), dan 3 Orang (15,78%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
124
c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan celana setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.71 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 1 5,26%
Tidak 18 94,73%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
penjualan baju sebanyak 18 Orang (94,73%), dan 1 Orang (5,26%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan rok setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.72 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 2 10,52%
Tidak 17 89,47%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
125
penjualan baju sebanyak 17 Orang (89,47%), dan 2 Orang (10,52%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan daster setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.73 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 19 100%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya
perubahan pada omzet penjualan daster.
f. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kerudung setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.74 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 4 21,05%
Tidak 15 78,94%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
126
penjualan kerudung sebanyak 15 Orang (78,94%), dan 4 Orang
(21,05%) lainnya menyatakan adanya perubahan.
g. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pakaian dalam setelah
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.75 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 3 15,78%
Tidak 16 84,21%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
penjualan pakaian dalam sebanyak 16 Orang (84,21%), dan 3 Orang
(15,78%) lainnya menyatakan adanya perubahan.
h. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sandal setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.76 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 1 5,26%
Tidak 18 94,73%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
127
penjualan sandal sebanyak 18 Orang (94,73%), dan 1 Orang (5,26%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
i. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sepatu setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.77 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 2 10,52%
Tidak 17 89,47%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
penjualan sepatu sebanyak 17 Orang (89,47%), dan 2 Orang (10,52%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
j. Apakah ada perbedaan omzet penjualan tas setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.78 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 1 5,26%
Tidak 18 94,73%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 19 pedagang pakaian yang
menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan omzet
128
penjualan tas sebanyak 18 Orang (94,73%), dan 1 Orang (5,26%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
k. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket)
memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.79 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 18 94,73%
Tidak 1 5,26%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dampak negatif dari
keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional ngaliyan, dari 19
pedagang 18 (94,73%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak
keberadaan minimarket disekitar mulai banyak.
l. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar
modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.80 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 3 15,78%
Tidak 16 84,21%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
129
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 19 pedagang
pakaian yang menjadi responden yang menyatakn tidak ada
pelanggannya yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak
dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di
Ngaliyan sebanyak 16 Orang (84,21%), dan 3 Orang (15,78%)
menyatakan konsumennya yang beralih ke minimarket disekitar pasar
tradisional Ngaliyan.
m. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
1) Product (Produk)
Tabel 4.81 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 19 100%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 201
Dari 19 pedagang pakaian menyatakan tidak ada strategi
khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan.
Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum
dipasaran, karena terkendala dengan modal.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
130
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
2) Price (Harga)
Tabel 4.82 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 19 100%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 201
Dari 19 pedagang pakaian menyatakan bahwa dalam
menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga dipasar, ini
dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang
sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan
harga seperti yang ada di minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
3) Place (Tempat)
Tabel 4.83 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 19 100%
Lain-lain 0 0%
19 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 201
131
Dari 19 pedagang pakaian menyatakan tidak pernah
melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati
los-los atau dasar terbuka yang telah di sediakan oleh pengelola
pasar
4) Promotion (Promosi)
Tabel 4.84 Jawaban dari pedagang pakaian
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0 %
Tidak 19 100 %
Lain-lain 0 0 %
19 100 %
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 19 pedagang pakaian menyatakan tidak pernah
melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang
digunakan minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
132
5. Pedagang Daging dan Ikan
a. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan
pendapatan setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar
Ngaliyan?
Tabel 4.85 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Daging sapi 2 10%
Tidak ada perubahan 18 90%
20 100%
Tabel 4.86 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Daging ayam 5 25%
Tidak ada perubahan 15 75%
20 100%
Tabel 4.87 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Baso 9 45%
Tidak ada perubahan 11 55%
20 100%
Dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responen
hanya 2 pedagang (10%) yang merasakan adanya perubahan omzet
penjualan daging sapi, 5 pedagang (75%) menyatakan adanya
perubahan omzet penjualan daging ayam, dan 9 pedagang (45%) yang
133
merasakan adanya perubahan omzet penjualan baso. sedangkan
sisanya menjawab tidak adanya perubahan/penurunan pendapatan
setelah kehadiran minimarket sekitar pasar Ngaliyan.
b. Apakah ada perbedaan omzet penjualan daging sapi setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.88 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 2 10%
Tidak 18 90%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 20 pedagang daging dan ikan
yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan
omzet penjualan tas sebanyak 18 Orang (90%), dan 2 Orang (10%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
c. Apakah ada perbedaan omzet penjualan ayam setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.89 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 5 25%
Tidak 19 95%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
134
Berdasarkan tabel di atas dari 20 pedagang daging dan ikan
yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan
omzet penjualan tas sebanyak 19 Orang (95%), dan 1 Orang (5%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
d. Apakah ada perbedaan omzet penjualan ikan setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.90 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 20 100%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 20 pedagang daging dan ikan
yang menjadi responden (100%), tidak ada yang menyatakan adanya
perubahan pada omzet penjualan daster.
e. Apakah ada perbedaan omzet penjualan baso setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Tabel 4.91 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 9 45%
Tidak 11 55%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
135
Berdasarkan tabel di atas dari 20 pedagang daging dan ikan
yang menjadi responden yang menyatakan tidak adanya perubahan
omzet penjualan tas sebanyak 11 Orang (55%), dan 9 Orang (45%)
lainnya menyatakan adanya perubahan.
f. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket)
memberi dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.92 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 17 85%
Tidak 3 15%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dampak negatif dari
keberadaan minimarket di sekitar pasar tradisional ngaliyan, dari 20
pedagang 17 (85%) menyatakan adanya dampak negatif semenjak
keberadaan minimarket disekitar mulai banyak.
g. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar
modern (minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang
berdekatan dengan pasar tradisional di Ngaliyan?
Tabel 4.93 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 2 10%
Tidak 18 90%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
136
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat dari 20 pedagang daging
dan ikan yang menjadi responden yang menyatakn tidak ada
pelanggannya yang beralih ke pasar modern (minimarket) semenjak
dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar tradisional di
Ngaliyan sebanyak 18 Orang (90%),dan 3 Orang (10%) menyatakan
konsumennya yang beralih ke minimarket disekitar pasar tradisional
Ngaliyan.
h. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak
kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
1) Product (Produk)
Tabel 4.94 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 20 100%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 20 pedagang daging menyatakan tidak ada strategi
khusus dalam pengadaan/menyediakan produk yang disediakan.
Mereka hanya menyediakan barang dagangan yang sudah umum
dipasaran, karena terkendala dengan modal.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
137
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
2) Price (Harga)
Tabel 4.95 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 20 100%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 20 pedagang daging menyatakan bahwa dalam
menentukan harga mereka hanya mengacu pada harga dipasar, ini
dikarenakan jalur pendistribusian produk yang cukup panjang
sehingga tidak dapat membuat strategi khusus untuk penetapan
harga seperti yang ada di minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
3) Place (Tempat)
Tabel 4.96 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 20 100%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
138
Dari 20 pedagang daging menyatakan tidak pernah
melakukan strategi pemilihan tempat, mereka hanya menempati
los-los atau dasar terbuka yang telah di sediakan oleh pengelola
pasar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
4) Promotion (Promosi)
Tabel 4.97 Jawaban dari pedagang Daging dan Ikan
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 20 100%
Lain-lain 0 0%
20 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Dari 20 pedagang daging menyatakan tidak pernah
melakukan atau membuat promosi ini dikarenakan kurangnya
pengetahuan dari pedagang dalam bidang pemasaran seperti yang
digunakan minimarket sekitar.
Tidak adanya strategi yang digunakan oleh pedagang pasar
tradisional selain terkendala modal ini juga dikarenakan kurangnya
informasi tentang tumbuh kembangnya usaha ritel, disertai latar
belakang pendidikan pedagang yang minim.
139
6. Untuk Konsumen
a. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan
praktek gisyah (mencampurkan barang-barang jelek ke dalam barang
yang berkualitas baik) sehingga pembeli akan kesulitan mengetahui
barang yang berkualitas bagus?
Tabel 4.98 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 22 33,84%
Tidak 43 66,15%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan bahwa pedagang di pasar tradisional tida pernah
melakukan praktek gisyah (mencampurkan barang-barang jelek ke
dalam barang yang berkualitas baik) sehingga pembeli akan kesulitan
mengetahui barang yang berkualitas bagus sebanyak 43 Orang
(66,15%), dan 22 orang (33,84%) menyatakan bahwa pedagang pasar
tradisional pernah melakukannya.
140
b. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan
praktek tahfif (tindakan pedagang mengurangi timbangan dan takaran
barang yang dijual)?
Tabel 4.99 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 19 29,23%
Tidak 46 70,76%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan pedagang di pasar tradisional tidak pernah melakukan
praktek tahfif (tindakan pedagang mengurangi timbangan dan takaran
barang yang dijual) sebanyak 46 Orang (70,76%),dan yang 19 Orang
(29,23%) menyataka pernah melakukan tahfif.
c. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan
tallaqqi rukhban (mencegat pedagang yang membawa barang dari
tempat produksi sebelum sampai pasar)?
Tabel 4.100 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 2 3,07%
Tidak 63 96,92%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
141
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyakan bahwa pedagang di pasar tradisional tidak pernah
melakukan talaqqi rukhban (mencegat pedagang yang membawa
barang dari tempat produksi sebelum sampai pasar) sebanyak 63 Orang
(96,92%).
d. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan
perdagangan najasyi (praktek perdagangan di mana seseorang berpura-
pura sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang dengan
disertai memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak wajar
tujuannya untuk menaikkan harga barang)?
Tabel 4.101 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 65 100%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden (100%),
menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional tidak pernah melakukan
perdagangan najasyi (praktek perdagangan di mana seseorang berpura-
pura sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang dengan
disertai memuji-muji kualitas barang tersebut secara tidak wajar
tujuannya untuk menaikkan harga barang)
142
e. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah
memperdagangkan barang haram atau memperjualbelikan barang-
barang yang telah dilarang dan diharamkan oleh al-Qur’an seperti babi,
darah, dll.?
Tabel 4.102 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 0 0%
Tidak 65 100%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden (100%),
menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional tidak pernah
memperdagangkan barang haram atau menjualbelikan barang-barang
yang telah dilarang dan diharamkan dalam al-Qur'an seperti babi,
darah, dll.
f. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan
perdagangan secara riba (pengambilan tambahan dalam transaksi jual
beli ataupun pinjam meminjam yang berlangsung secara zalim dan
bertentang dengan prinsip-prinsip mu’amalah secara islami)?
Tabel 4.103 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 21 32,30%
Tidak 44 67,69%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
143
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan bahwa pedagang pasar tradsional tidak perah melakuukan
perdagangan secara riba sebanyak 44 Orang (67,69%). Sedangkan
sisanya 21 konsumen (32,30%) menyatakan pedaagang pasar
tradisional pernah melakukan perdagangan secara riba.
g. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional pernah ada yang
menyembunyikan atau tidak memberitahukan kecacatan pada produk
yang dijual?
Tabel 4.104 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 26 40%
Tidak 39 60%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan pedagang pasar tradisional yang menyembunyikan atau
tidak memberitahukan kecacatan pada produk yang dijual sebanyak 39
Orang (60%), karena menurut konsumen banyak yang mendapati
barang belanjaan mereka tidak sesuai pada saat terjadi transaksi.
144
h. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional memberikan
pelayanan yang baik selama anda berbelanja?
Tabel 4.105 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 32 49,23%
Tidak 33 50,76%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan pelayanan yang kurang baik di pasar tradisional sebanyak
33 orang (50,76%), karena menurut mereka pada saat berbelanja
banyak para pedagang yang bersikap ketus ketika berbelanja pertama
kali.
i. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional dalam menentukan
harga sesuai dengan keinginan pasar?
Tabel 4.106 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 21 32,30%
Tidak 44 67,69%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkn tabel di atas dari 65 konsumen responden yng
menyatakan bahwa pedagang pasar tradisional dalam mnentukan harga
tidak sesuai keinginan konsumen sebanyak 44 Orang (67,69%) karena
145
menurut konsumen mereka memberi harga yang tinggi pada awalnya
dengan harapan adanya tawar menawar namun ini tidak seperti
keinginan konsumen karena merasa kasihan untuk konsumen yang
kurang pintar menawar.
j. Apakah menurut anda pasar tradisional harus memperbaiki
infrastrukturnya agar dapat mengimbangi keberadaan pasar modern?
Tabel 4.107 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 49 75,38%
Tidak 16 24,61%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari65 konsumen responden yang
menyatakan perlunya perbaikan infrastruktur di pasar tradisional
sebanyak 49 Orang (75,38%), dan 16 Orang (24,61%) menytakan tidak
perlu.
k. Apakah menurut anda pasar tradisional harus memperbaiki sarana dan
prasarana seperti toilet, tempat parkir dan tempat beribadah?
Tabel 4.108 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 56 86,15%
Tidak 9 13,84%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
146
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan perlunya perbaikan sarana dan prasarana di pasar
tradisional sebanyak 56 Orang (86,15%), karena menurut konsumen
sarana dan prasarana di pasar tradisional kurang mendukung dan
kurang teratur.
l. Apakah menurut anda perlu diadakannya renovasi terhadap pasar
tradisional?
Tabel 4.109 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 59 90,76%
Tidak 6 9,23%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan perlunya renovasi pada pasar tradisional Ngaliyan
sebanyak 59 Orang (90,76%), karena menurut para konsumen ini perlu
dilakukan untuk mengimbangi kehadiran minimarket disekitar yang
menawarkan kenyamanan berbelanja untuk menarik konsumen.
147
m. Apakah menurut anda pasar tradisional harus melakukan penataan
tempat berdagang mereka untuk menciptakan ketertiban dan
kenyamanan?
Tabel 4.110 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 43 66,15%
Tidak 22 33,84%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan perlunya penataan tempat berdagang dipasar tradisional
sebanyak 43 Orang (66,15%), ini dikarenakan keberadaan tempat
pedagang dipasar tradisional kurang teratur penataannya sehingga
menimbulkan kesan tidak nyaman pada konsumen.
n. Apakah menurut anda pasar tradisional harus membuat promosi atau
iklan?
Tabel 4.111 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 18 27,69%
Tidak 47 72,30%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan tidak perlunya pasar tradisional membuat promosi atau
148
iklan sebanyak 47 orang (72,30%) ,ini dikarenakan karena mereka
melihat keterbatasan modal yang dimiliki dibandingkan dengan pasar
modern sekitar.
o. Menurut anda apakah diperlukan peran pemerintah untuk mengatasi
persaingan pasar modern dan pasar tradisional?
Tabel 4.112 Jawaban dari Konsumen
Jawaban Jumlah Prosentase
Ya 61 93,86%
Tidak 4 6,15%
Lain-lain 0 0%
65 100%
Sumber Data : Data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dari 65 konsumen responden yang
menyatakan diperlukannya peran pemerintah untuk mengatasi
persaingan antara pasar tradisional dan pasar modern sebanyak 61
Orang (93,86%), ini dikarenakan keperdulian mereka melihat kondisi
pasar tradisional yang mulai tergeser oleh pasar modern disekitar dan 4
Orang (6,15 %) menyatakan tidak perlu.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Dampak Kemunculan Pasar modern di Ngaliyan.
Dari data penelitian, yang paling merasakan dampak kehadiran
pasar modern adalah pedagang kelontong. Dari sebanyak 71 pedagang, 37
pedagang (52,11%) mengalami penurunan pendapatan beras, 52 pedagang
149
(73,23%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan telur, 44
pedagang (61,97%) mengalami penurunan pendapatan pada penjualan gula
pasir, 40 pedagang (56,33%) mengalami penurunan pendapatan pada
penjualan minyak goeng, 53 pedagang (74,47%) mengalami penurunan
pendapatan pada penjualan mie instan, 65 pedagang (91,54%) mengalami
penurunan pendapatan pada penjualan susu, 23 pedagang (32,39%)
mengalami penurunan pendapatan pada penjualan tepung terigu, 39
pedagang (54,92%) mengalami penurunan pendapatan pada sabun
cuci/detergen, 47 pedagang (66,197%) mengalami penurunan pendapatan
pada penjualan sabun mandi, 38 pedagang (53,52%) mengalami
penurunan pendapatan pada penjualan shampo, 59 pedagang (83,09%)
mengalami penurunan pendapatan pada penjualan pasta gigi.
Hampir semua kebutuhan pokok sehari-hari yang mereka jual
mengalami penurunan pendapatan karena menurut mereka barang-barang
yang mereka jual kebanyakan tersedia juga di pasar modern sekitar dengan
harga yang lebih murah dari harga di pasar tradisional. Dan ironisnya
mereka mengaku dalam menjual satu jenis barang dagangan saja
diperlukan waktu berbulan-bulan.40
Bahkan pedagang yang mempunyai
warung makan di pasar Ngaliyan mengakui untuk membeli gula saja
mereka lebih memilih pergi ke minimarket dengan alasan lebih nyaman
dan mendapatkan keuntungan yang lebih apabila mempunyai semacam
member card.
40
Wawancara dengan pedagang
150
Dari 12 pedagang buah yang menjadi responen 4 pedagang
(33,33%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan apel fuji, 6
pedagang (50%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan jeruk
ponkam, 5 pedagang (41,66%) menyatakan adanya perubahan omzet
penjualan jeruk santang, 2 pedagang (16,66%) menyatakan adanya
perubahan omzet penjualan pisang, 3 pedagang (25%) menyatakan adanya
perubahan omzet penjualan anggur merah, 1 pedagang (8,33%)
menyatakan adanya perubahan omzet penjualan pear,dan 2 pedagang
(16,66%). Sedangkan sisanya menjawab tidak adanya
perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar,
menurut pengakuan mereka keberadaan pasar modern tidak terlalu
memberikan dampak negatif meskipun Supermarket dan minimarket di
sekitar menyediakan buah seperti yang mereka jual. Karena menurut
mereka masih banyak konsumen yang berbelanja buah di pasar dengan
alasan masih bisa ditawar.
Dari 23 pedagang sayur yang menjadi responen menyatakan
adanya perubahan omzet penjualan terjadi pada sayur yang tidak mudah
busuk 16 pedagang (69,56%) menyatakan adanya perubahan omzet
penjualan bawang merah, 14 pedagang (60,86%) menyatakan adanya
perubahan omzet penjualan bawang putih, 4 pedagang (17,39%)
menyatakan adanya perubahan omzet penjualan cabe, dan 5 pedagang
(21,73%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan bawang bombai
yang juga disediakan di minimarket sekitar pasar Ngaliyan. Sedangkan
151
sisanya menjawab tidak adanya perubahan/penurunan pendapatan setelah
kehadiran minimarket sekitar, mereka mengaku tidak merasakan dampak
negatif keberadaan pasar modern disekitar. Walaupun Supermarket dan
Minimarket di sekita menyediakan sayur, masih banyak konsumen yanmg
memilih kepasar dengan alasan banyak pilihan dan lebih murah.
Dari 19 pedagang pakaian yang menjadi responen 3 pedagang
(15,78%) menyatakan adanya penurunan omzet penjualan baju, 1
pedagang (5,26%) menyatakan adanya penuunan omzet penjualan pada
celana, 2 pedagang (10,52%) menyatakan adanya perbedaan omzet
penjualan pada rok, 4 pedagang (21,05%) menyatakan adanya perbedaan
omzet penjualan kerudung, 3 pedagang (15,78%) menyatakan adanya
perbedaan omzet penjualan pakaian dalam, 1 pedagang (5,26%)
menyatakan adanya perubahan omzet penjualan sandal, 2 pedagang
(10,52%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan sepatu, dan 1
pedagang (5,26%) menyatakan adanya perubahan omzet penjualan tas.
Sedangkan sisanya menjawab tidak adanya perubahan/penurunan
pendapatan setelah kehadiran minimarket sekitar pasar Ngaliyan. Karena
menurut mereka Supermarket di sekitar juga menyediakan barang-barang
yang sama dengan yang mereka jual yang ditujukan untuk kalangan
menengah kebawah.
Dari 20 pedagang daging dan ikan yang menjadi responen hanya 2
pedagang (10%) yang merasakan adanya perubahan omzet penjualan
daging sapi, 5 pedagang (75%) menyatakan adanya perubahan omzet
152
penjualan daging ayam, dan 9 pedagang (45%) yang merasakan adanya
perubahan omzet penjualan baso. sedangkan sisanya menjawab tidak
adanya perubahan/penurunan pendapatan setelah kehadiran minimarket
sekitar pasar Ngaliyan, mereka mengaku tidak begitu merasakan dampak
negatif dari pasar modern. Karena menurut mereka meskipun pasar
modern menjual daging dalam bentuk kornet dan naget, masih banyak
konsumen yang memilih berbelanja daging di pasar tradisional dengan
alasan masih segar dan masih terjadinya tawar menawar untuk
mendapatkan harga yang cocok menurut mereka.
Beralihnya pembeli dari pasar tradisional Ngaliyan ke supermarket
dan Minimarket dipicu banyak faktor. Di antaranya karena kondisi
sebagian pasar Ngaliyan masih menyedihkan, seperti kios yang kurang
tertata dan jalan dalam pasar yang rusak. Saat hujan jalan becek dan
berbau karena drainase dan sanitasi yang ada kurang memadai. Saat
musim kemarau pun pengunjung kepanasan dan bermasalah dengan debu.
2. Strategi yang digunakan untuk mengantisipasi beralihnya konsumen dari
pasar tradisional ke supermarket/minimarket di Ngaliyan.
Dengan melihat beberapa faktor di bab sebelumnya kita dapat
menarik kesimpulan bahwa dengan adanya pasar modern (minimarket)
bisa mematikan pedagang kecil, dengan kata lain perekonomian pedagang
kecil akan terlambat. Karena kurangnya keinginan masyarakat untuk
berbelanja dipasar tradisional. Meskipun banyak faktor kelemahan dalam
pasar tradisional akan tetapi ada juga kelebihan yang seharusnya kita
153
perhatikan. salah satunya adalah harga barang yang kita inginkan jauh
lebih murah dan bisa ditawar lagi. Jadi kita harus dapat mengangkat pasar
tradisional menjadi pasar yang nyaman, dan dengan menjaga kebersihan.
Kesimpulannya, karena segmen pasar yang dilayani pasar
tradisional dan modern berbeda, selama mereka berkonsentrasi kepada
segmen pasarnya masing-masing, keberadaan pasar modern tidak akan
sampai mematikan pasar tradisional. Selain itu, pasar tradisional juga
masih memiliki beberapa keunggulan yang masih membuatnya bisa terus
bertahan.
Dari 65 konsumen responden yang menyatakan bahwa pedagang
di pasar tradisional tidak pernah melakukan praktek gisyah
(mencampurkan barang-barang jelek ke dalam barang yang berkualitas
baik) sehingga pembeli akan kesulitan mengetahui barang yang berkualitas
bagus sebanyak 43 Orang (66,15%), dan 22 orang (33,84%) menyatakan
bahwa pedagang pasar tradisional pernah melakukannya, dari 65
konsumen responden yang menyatakan pedagang di pasar tradisional tidak
pernah melakukan praktek tahfif (tindakan pedagang mengurangi
timbangan dan takaran barang yang dijual) sebanyak 46 Orang
(70,76%),dan yang 19 Orang (29,23%) menyatakan pernah melakukan
tahfif, dari 65 konsumen responden yang menyatakan bahwa pedagang
pasar tradisional tidak perah melakukan perdagangan secara riba sebanyak
44 Orang (67,69%). Sedangkan sisanya 21 konsumen (32,30%)
menyatakan pedagang pasar tradisional pernah melakukan perdagangan
154
secara riba, dari 65 konsumen responden yang menyatakan pedagang pasar
tradisional yang menyembunyikan atau tidak memberitahukan kecacatan
pada produk yang dijual sebanyak 39 Orang (60%), karena menurut
konsumen banyak yang mendapati barang belanjaan mereka tidak sesuai
pada saat terjadi transaksi, dari 65 konsumen responden yng menyatakan
bahwa pedagang pasar tradisional dalam mnentukan harga tidak sesuai
keinginan konsumen sebanyak 44 Orang (67,69%) karena menurut
konsumen mereka memberi harga yang tinggi pada awalnya dengan
harapan adanya tawar menawar namun ini tidak seperti keinginan
konsumen karena merasa kasihan untuk konsumen yang kurang pintar
menawar.
Dari hasil data konsumen yang pernah berbelanja di pasar modern
dan pasar tradisional dapat dijadikan strategi oleh pasar tradisional untuk
menarik konsumen:
a. Pedagang pasar tradisional harus memberikan pelayanan yang sesuai
dengan harapan konsumen untuk meraih kepuasan masyarakat dengan
menyediakan produk-produk yang berkualitas dan pelayanan yang
baik.
b. Memberikan kepuasan kepada konsumen dengan meningkatkan
kemampuan secara teknik, sosial dan perilaku.
c. Pedagang pasar tradisional dalam menjual produknya harus jujur dan
menyampaikan keadaan produknya apabila terjadi kerusakan.
155
d. Pasar tradisional harus memperbaiki infra strukturnya untuk
mengimbangi keberadaan pasar modern yang berdiri di sekitar.
e. Pasar tradisional harus mengadakan perbaikan sarana dan prasarana
seperti toilet, tempat parkir dan tempat beribadah apabila disediakan,
untuk menunjang keinginan masyarakat.
f. Pasar tradisional perlu mengadakan renovasi dan penataan ulang
tempat sesuai dengan jenis dagangan mereka.
3. Pandangan Syariah tentang konsep berdagang.
Berdagang (Bisnis) adalah bagian dari muamalah. Karena itu,
berdagang (bisnis) juga tidak terlepas dari hukum-hukum yang mengatur
masalah muamalah. Persaingan bebas yang menghalalkan segala cara
dihilangkan karena bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah islami.
Dalam berdagang (bisnis), setiap orang akan berhubungan dengan pihak-
pihak lain seperti teman berdagang dan pesaing bisnis lainnya. Sebagai
hubungan interpersonal, seorang pedagang muslim tetap harus berupaya
memberikan pelayanan terbaik kepada mitra bisnisnya. Dalam
berhubungan dengan rekanan bisnis, setiap pebisnis muslim haruslah
memperhatikan hukum-hukum Islam yang berkaitan dengan akad-akad
bisnis. Dalam berakad, haruslah sesuai dengan kenyataan tanpa
manipulasi. Misalnya, memberikan sampel produk dengan kualitas yang
sangat baik, padahal produk yang dikirimkan itu memiliki kualitas jelek.
Dalam bab sebelumnya telah dijelaskan konteks perdagangan adil yang
diperintahkan Rasulullah adalah untuk menegakkan kejujuran dalam
156
transaksi serta menciptakan hubungan baik dalam berdagang.
Ketidakjujuran dalam perdagangan sangat dilarang oleh Nabi. Bahkan,
beliau menyatakan bahwa perdagangan sebagai suatu hal yang haram, bila
keuntungan individu yang diperoleh dari transaksi perdagangan itu akan
mendatangkan kerugian dan penderitaan pada beberapa orang lain atau
pada masyarakat lebih luas. Untuk menjadi pedagang yang baik, Islam
telah mengatur agar persaingan antar pedagang di pasar dilakukan dengan
cara yang adil dan jujur. Segala bentuk transaksi yang menimbulkan
ketidakadilan serta berakibat terjadinya kecenderungan meningkatnya
harga barang-barang secara zalim sangat dilarang oleh Islam. Rasulullah
saw. memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik. Ketika
berdagang, Rasul tidak pernah melakukan usaha untuk menghancurkan
pesaing dagangnya. Walaupun ini tidak berarti Rasulullah berdagang
seadanya tanpa memperhatikan daya saingnya. Yang beliau lakukan
adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan menyebutkan
spesifikasi barang yang dijual dengan jujur termasuk jika ada cacat pada
barang tersebut. Secara alami, hal-hal seperti ini ternyata justru mampu
meningkatkan kualitas penjualan dan menarik para pembeli tanpa
menghancurkan pedagang lainnya.
Namun pada kenyatanya cara bersaing yang dapat kita lihat antara
pasar tradisional dengan minimarket disekitar jauh dari aturan-aturan
bermuamalah dalam Islam. Persaingan bebas yang menghalalkan segala
cara pun dilakukan, minimarket disekitar tidak memberi peluang pada
157
pasar tradisional dalam kemitraan usaha. Praktek monopolipun digunakan
dimana pusat kontrol pasokan (supply) barang atau jasa dipegang oleh
peritel besar seperti minimarket sekitar. Mereka yang mengontrol pasokan
barang dan menetapkan harga yang menguntungkan baginya, tetapi
keuntungannya tidak bermanfaat bagi pedagang kecil seperti di pasar
trdisional.
158
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Keberadaan pasar modern (Hypermarket, Supermarket, dan Minimarket)
di sekitar pasar Ngaliyan memberikan dampak negatif. Terutama para
pedagang yang barang dagangannya disediakan juga di pasar modern
seperti kebutuhan pokok sehari-hari, makanan ringan, dan roti. Ini juga
dikarenakan ruang bersaing pasar tradisional Ngaliyan mulai terbatas
dengan adanya beberapa pasar modern yang berdiri di sekitarnya. Selain
itu Pasar tradisional Ngaliyan tidak mampu bersaing harga dengan pasar
modern di sekitar karena rantai distribusi produk yang sangat panjang di
bandingkan dengan pasar modern sehingga dalam membuat harga sedikit
lebih mahal dibandingkan dengan harga pasar modern.
2. Strategi yang harus di gunakan oleh pedang di pasar tradisional adalah
memberikan pelayanan yang lebih baik pada saat terjadi transaksi maupun
sesudahnya, menyediakan barang dagangan yang berkualitas untuk bisa
mengimbangi keberadaan pasar modern, memberikan kepuasan kepada
konsumen dengan meningkatkan kemampuan secara teknik, sosial dan
perilaku. Disamping itu pasar tradisional harus memperbaiki sarana dan
prasarana, dan lebih meningkatkan lagi keamanan di pasar tradisional.
159
B. Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka saran yang dapat di ajukan
adalah :
1. Bagi pedagang (tempat penelitian) hendaknya berusaha senantiasa
meningkatkan keragaman produk terutama pada ketersediaan produk
secara lengkap dan berkualitas, serta memberikan pelayanan yang lebih
baik kepada konsumen. Dan lebih perduli untuk menambah wawasan
dalam bidang usaha ritel.
2. Bagi Pemerintah seharusnya perlu memikirkan kelangsungan hidup
pedagang pasar tradisional Ngaliyan, ini dapat diwujudkan dengan
mengatur tata letak (lokasi) pasar modern dengan pasar Tradisional. Dan
pemerintah harus melakukan perlindungan usaha kecil ritel dengan
mengeluarkan kebijakan yang memfasilitasi terciptanya equal playing filed
(harmoni)antara usaha kecil, menengah dan besar.
3. Memberikan kesempatan para pedagang pasar tradisional untuk
mengambil keuntungan dari peluang pertumbuhan permintaan masyarakat
serta membantu mengantisipasi perubahan lingkungan yang akan
mengancam keberadaan pasar tradisional. Ini dikarenakan sifat para
pedagang tradisional yang pada umumnya lemah dalam banyak hal, maka
diperlukan peran pemerintah untuk secara aktif memberdayakan pedagang
tradisional. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membantu memperbaiki
akses mereka dalam mendapatkan informasi, modal, dan hubungan dengan
produsen atau supplier (pemasok).
160
4. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya untuk memperluas penelitian
sehingga diperoleh informasi yang lebih lengkap tentang dampak
keberadaan minimarket terhadap pasar tradisional.
C. Penutup
Alhamdulillah, dengan rasa syukur ke hadirat Allah SWT akhirnya
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Penulis menyadari
meskipun telah berusaha semaksimal mungkin, namun kekurangan dan
kesalahan tetaplah menjadi suatu keniscayaan atas diri manusia. Penulis
berharap setitik usaha berupa penelitian ini bermanfaat bagi penulis sendiri,
pedagang dan pengelola pasar tradisional Ngaliyan, Semarang dan siapapun
yang membaca hasil penelitian ini. Penulis sadar sepenuhnya akan segala
kekurangan dalam berbagai hal. Untuk itu, kritik dan saran senantiasa
penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini ke depan serta perluasan
pengetahuan keilmuan bagi kita semua.
Akhirnya, hanya pada Allah yang menjadi tumpuan untuk
memohon pertolongan, penulis mengharapkan keridlaan dan petunjuk dalam
mencari jalan yang baik dan benar sehingga dapat memberikan kemanfaatan
bagi kita semua. Semoga ini menjadi bagian dari setetes pengetahuan yang
Allah berikan pada umat manusia dari selaksa samudera ilmunya. Amin.
161
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Johan, Etika Bisnis Islami, Semarang: Walisongo Press, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-13,
2006.
_________________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Yogyakarta: Rineka Cipta, 1996.
Asauari, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2007.
____________, Manajemen Pemasaran (Dasar, Konsep dan Strategi), Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Azwar, Saifudin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Off Set, cet. Ke-
1, 1998.
Chasanah, Ifah, “Keberadaan Pasar Tradisional Wage Wadas Lintang Sebagai
Pusat Kegiatan Ekonomi, Sosial, Dan Budaya Masyarakat Wadaslintang
Kabupaten Wonosobo Tahun 1998-2005” Skripsi Fakultas Ilmu Sosial,
Semarang, Universitas Negri Semarang, 2007.
Cholifah (062411013), Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas
Pelanggan Pada Butik Busana Muslim Di Kota Semarang, Semarang:
Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo, 2010.
Damim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: CV PUSTAKA SETIA,
2002.
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 1987.
___________________, al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: PT Syaamil
Cipta Media, 1987.
Dokumen Pasar Ngaliyan Tahun 2010.
Waluyo, Hari, Sosialisasi Pasar Tradisional Sebagai Aset Wisata Budaya di
Lampung.
http://bataviase.co.id/node/330206 “Modernisasi Pasar Tradisional”, 24-2-2011
19:42.
http://didikachmadi.blogspot.com/2010/01/pasar-tradisional-vs-pasar-modern-
pasar.html 24-2-2011 19:56
162
Jaya, Hermawan, Kerta, & Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing, Bandung:
Mizan.
Jusmaliani dkk, Bisnis Berbasis Syariah, Jakarta : Bumi Aksara , 2008.
Kafi, Kurnia, 2000, “Kompetisi”, 26 Februari, No.15/VI,
http://www.gatranews.net/VI/15/INTI-15.html , 24-2-2011 20:05.
Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Kotler, Philip & A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia. Jakarta
:salemba empat, 2001, Buku II.
__________________________, Manajemen pemasaran Di Indonesia Analisis,
perencanaan, Implementasi dan pengendalian, Jakarta: Salemba Empat,
2000, buku I.
Nitisemito, Alex S, Marketing, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1981.
Pariaman Sinaga. Makalah Pasar Modern VS Pasar Tradisional. Kementerian
Koperasi dan UKM. Jakarta: Tidak Diterbitkan. 2004.
Peraturan Presiden RI.112, Penataan dan Pembinaan pasar tradisional, pusat
perbelanjaan dan toko modern, 2007.
Sudjana, Metode Statistik, Bandung : TARISTO, Edisi Ke-5, 1989.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D, Bandung:
Alfabeta, 2008.
________, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung:
ALFABET, Cet. Ke-7, 2009.
________, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: ALFABETA, 2007.
Sula, Hermawan Kerta Jaya dan muhammad Syukir, Syariah Marketing,
Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2006.
TH Tambunan, Tulus, Dyah Nirmalawati, Arus Akbar Silondae, "Kajian
Persaingan Dalam Industri Ritail", Komisi Pengawas Persaingan Usaha
(kppu), 2004.
Yusanto, Muhammad, Ismail, dan Muhammad Karebet Widjajakusuma,
Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: GEMA INSANI PRESS, 2002.
163
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ani Nur Fadhilah
NIM : 062411004
Fakultas : Syari’ah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 30 Maret 1988
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gamblok Raya No.36 Rt.03 Rw.05 Ngroto, Gubug,
Grobogan.
Pendidikan :
- TK pertiwi Ngroto Lulus Tahun 1995
- Sekolah Dasar Negeri (SDN) Ngroto Lulus Tahun 2000
- Madrasah Tsanawiyah (MTs) YASPIA Ngroto Lulus Tahun 2003
- Madrasah Aliyah Negri (MAN) Demak Lulus Tahun 2006
- Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
Semarang, 30 Juni 2011
Ani Nur Fadhilah
164
BIODATA DIRI
Nama Lengkap : Ani Nur Fadhilah
Tempat, Tanggal Lahir : Grobogan, 30 Maret 1988
NIM : 062411004
Jurusan : Ekonomi Islam
Fakultas : Syari’ah
Nama Orang Tua
Bapak : M. Toha
Ibu : Nanik Hernawati
Alamat : Jl. Gamblok Raya No. 36 Rt. 03 Rw. 05 Ngroto,
Gubug, Grobogan.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenar-benarnya, untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Semarang, 30 Juni 2011
Ani Nur Fadhilah
165
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG BUAH
1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan
setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Jawaban: ………….
2. Apakah ada perbedaan omzet penjualan apel fuji setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jeruk ponkam setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jeruk santang setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pisang setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
6. Apakah ada perbedaan omzet penjualan anggur merah setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
166
7. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pear setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
8. Apakah ada perbedaan omzet penjualan buah naga setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
9. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pepaya setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
10. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kelengkeng setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
11. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi
dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
12. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar
tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
167
13. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Product (Produk)
………………...
………………...
b. Price (Harga)
………………...
………………...
c. Place (Tempat)
………………...
………………...
d. Promotion (Promosi)
………………...
………………...
168
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG DAGING DAN IKAN
1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan
setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Jawaban: ………….
2. Apakah ada perbedaan omzet penjualan daging sapi setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan ayam setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan ikan setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan baso setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
6. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi
dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
169
7. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar
tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
8. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Product (Produk)
………………...
………………...
b. Price (Harga)
………………...
………………...
c. Place (Tempat)
………………...
………………...
d. Promotion (Promosi)
………………...
………………...
170
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG KELONTONG
1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan
setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Jawaban: ………….
2. Apakah ada perbedaan omzet Penjualan beras setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan telur setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan gula pasir setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan minyak goreng setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
6. Apakah ada perbedaan omzet penjualan mie instan setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
171
7. Apakah ada perbedaan omzet penjualan susu setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
8. Apakah ada perbedaan omzet penjualan tepung terigu setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
9. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sabun cuci/detergen setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
10. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sabun mandi setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
11. Apakah ada perbedaan omzet penjualan shampoo setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
12. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pasta gigi setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
172
13. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi
dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
14. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar
tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
15. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Product (Produk)
………………...
………………...
b. Price (Harga)
………………...
………………...
c. Place (Tempat)
………………...
………………...
d. Promotion (Promosi)
………………...
………………...
173
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG PAKAIAN
1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan
setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Jawaban: ………….
2. Apakah ada perbedaan omzet penjualan baju setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan celana setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan rok setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan daster setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
6. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kerudung setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
174
7. Apakah ada perbedaan omzet penjualan pakaian dalam setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
8. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sandal setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
9. Apakah ada perbedaan omzet penjualan sepatu setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
10. Apakah ada perbedaan omzet penjualan tas setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
11. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi
dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
12. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar
tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
175
13. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Product (Produk)
………………...
………………...
b. Price (Harga)
………………...
………………...
c. Place (Tempat)
………………...
………………...
d. Promotion (Promosi)
………………...
………………...
176
PERTANYAAN DAMPAK UNTUK PEDAGANG SAYUR
1. Menurut Anda barang-barang apa saja yang mengalami penurunan pendapatan
setelah kehadiran pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
Jawaban: ………….
2. Apakah ada perbedaan omzet penjualan wortel setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
3. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kol setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
4. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kacang panjang setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
5. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang merah setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
6. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang putih setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
177
7. Apakah ada perbedaan omzet penjualan cabe setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
8. Apakah ada perbedaan omzet penjualan jagung manis setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
9. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kembang kol setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
10. Apakah ada perbedaan omzet penjualan brokoli setelah kehadiran pasar
modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
11. Apakah ada perbedaan omzet penjualan bawang bombai setelah kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
12. Apakah ada perbedaan omzet penjualan kapri setelah kehadiran pasar modern
(minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
178
13. Menurut anda secara umum keberadaan pasar modern (minimarket) memberi
dampak negatif terhadap pasar tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
14. Menurut anda apakah ada pelanggan anda yang beralih ke pasar modern
(minimarket) semenjak dibukanya minimarket yang berdekatan dengan pasar
tradisional di Ngaliyan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain: ………….
15. Strategi apa yang telah anda lakukan untuk mengantisipasi dampak kehadiran
pasar modern (minimarket) di sekitar Ngaliyan?
a. Product (Produk)
………………...
………………...
b. Price (Harga)
………………...
………………...
c. Place (Tempat)
………………...
………………...
d. Promotion (Promosi)
………………...
………………...
179
PERTANYAAN UNTUK KONSUMEN
1. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan praktek
gisyah (mencampurkan barang-barang jelek ke dalam barang yang berkualitas
baik) sehingga pembeli akan kesulitan mengetahui barang yang berkualitas
bagus?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
2. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan praktek
tahfif (tindakan pedagang mengurangi timbangan dan takaran barang yang
dijual)?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
3. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan tlaqqi
rukhban (mencegat pedagang yang membawa barang dari tempat produksi
sebelum sampai pasar)?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
4. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan
perdagangan najasyi (praktek perdagangan di mana seseorang berpura-pura
sebagai pembeli yang menawar tinggi harga barang dengan disertai memuji-
muji kualitas barang tersebut secara tidak wajar tujuannya untuk menaikkan
harga barang)?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
180
5. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah memperdagangkan
barang haram atau memperjualbelikan barang-barang yang telah dilarang dan
diharamkan oleh al-Qur’an seperti babi, darah, dll.?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
6. Menurut anda apakah pedagang di pasar tradisional pernah melakukan
perdagangan secara riba (pengambilan tambahan dalam transaksi jual beli
ataupun pinjam meminjam yang berlangsung secara zalim dan bertentang
dengan prinsip-prinsip mu’amalah secara islami)?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
7. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional pernah ada yang
menyembunyikan atau tidak memberitahukan kecacatan pada produk yang
dijual?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
8. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional memberikan pelayanan yang
baik selama anda berbelanja?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
9. Apakah menurut anda pedagang pasar tradisional dalam menentukan harga
sesuai dengan keinginan pasar?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
181
10. Apakah menurut anda pasar tradisional harus memperbaiki infrastrukturnya
agar dapat mengimbangi keberadaan pasar modern?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
11. Apakah menurut anda pasar tradisional harus memperbaiki sarana dan
prasarana seperti toilet, tempat parkir dan tempat beribadah?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
12. Apakah menurut anda perlu diadakannya renovasi terhadap pasar tradisional?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
13. Apakah menurut anda pasar tradisional harus melakukan penataan tempat
berdagang mereka untuk menciptakan ketertiban dan kenyamanan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
14. Apakah menurut anda pasar tradisional harus membuat promosi atau iklan?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..
15. Menurut anda apakah diperlukan peran pemerintah untuk mengatasi
persaingan pasar modern dan pasar tradisional?
a. Ya
b. Tidak
Jawaban Lain : ……………..