DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain),...

48

Transcript of DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain),...

Page 1: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,
Page 2: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

1

DAFTAR ISI

Hal.

DELINEASI WILAYAH 2

ISU DAN PERMASALAHAN 6

KEUNGGULAN WILAYAH 24

KONSEP AWAL PENGEMBANGAN 26

KETERANGAN COVER:

Asia Afrika dan Gedung Merdeka – indonesia .travel

Auditorium Sasana Budaya Ganesha – www.sabugacenter.com

Tari Merak – www.aerowisatahotels.com

Factory Outlet di Bandung – www.kamarbaca.com

Page 3: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

2

DELINEASI WILAYAH

Perkembangan metropolitan yang pesat harus diantisipasi dengan perencanaan

dan pengelolaan pembangunan. Dalam lingkup metropolitan, terlebih dahulu

dilakukan delineasi wilayah yang mempunyai ciri metropolitan sebagai basis

perencanaan dan pengelolaan pembangunan metropolitan. Delineasi dilakukan

berdasarkan jumlah penduduk, luas kawasan terbangun, serta karakteristik

ekonomi.

Berdasarkan analisis delineasi, pada tahun 2010, terdapat 56 kecamatan yang

telah mempunyai ciri perkotaan di Kota Bandung, Kota Cimahi, sebagian

Kabupaten Bandung, sebagian Kabupaten Bandung Barat, dan sebagian Kabupaten

Sumedang. 56 kecamatan tersebut termasuk ke dalam delineasi Metropolitan

Bandung Raya dengan jumlah penduduk sebesar 5.813.269 jiwa dan luas wilayah

sebesar 106.015 Ha. Sementara itu, pada tahun 2010 luas kawasan terbangun

mencapai 26.142 Ha atau sekitar 25 persen dari luas wilayah keseluruhan.

Delineasi Metropolitan Bandung Raya pada tahun 2010 dapat dilihat pada Gambar

1.

GAMBAR 1 METROPOLITAN BANDUNG RAYA 2010

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

Page 4: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

3

Analisis delineasi juga dilakukan dengan menggunakan proyeksi jumlah penduduk

pada tahun 2015, 2020, dan 2025.

Wilayah Metropolitan Bandung Raya berdasarkan proyeksi tahun 2015 mencakup

61 kecamatan di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten

Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang dengan jumlah penduduk sebesar 9,9

juta jiwa. Delineasi kawasan Metropolitan Bandung Raya tahun 2015 digambarkan

pada gambar berikut.

GAMBAR 2 METROPOLITAN BANDUNG RAYA 2015

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

Wilayah Metropolitan Bandung Raya berdasarkan proyeksi tahun 2020 mencakup

68 kecamatan di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten

Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang dengan jumlah penduduk sebesar 11,4

juta jiwa. Delineasi kawasan Metropolitan Bandung Raya tahun 2020 digambarkan

pada Gambar 3.

Page 5: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

4

GAMBAR 3 METROPOLITAN BANDUNG RAYA 2020

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

Wilayah Metropolitan Bandung Raya berdasarkan proyeksi tahun 2025 mencakup

71 kecamatan di Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten

Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang dengan jumlah penduduk sebesar 12,8

juta jiwa. Delineasi kawasan Metropolitan Bandung Raya tahun 2025 digambarkan

pada Gambar 4.

Page 6: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

5

GAMBAR 4 METROPOLITAN BANDUNG RAYA 2025

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

Perkembangan karakteristik metropolitan ini diharapkan dapat tumbuh dengan

terkendali. Delineasi ini menjadi acuan untuk penyusunan konsep pengembangan

Metropolitan Bandung Raya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan 12,8 juta

penduduk di 71 kecamatan. Implementasi konsep pengembangan diupayakan

untuk menyelesaikan isu dan permasalahan di wilayah ini serta mengoptimalan

berbagai keunggulan dan potensi metropolitan.

Page 7: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

6

ISU DAN PERMASALAHAN

Perkembangan penduduk di Metropolitan Bandung Raya diikuti dengan munculnya

isu dan permasalahan dari berbagai aspek, terutama dalam hal ketersediaan

infrastruktur. Isu dan permasalahan infrastruktur transportasi, perumahan,

jaringan air bersih, fasilitas pengelolaan persampahan akan menjadi pertimbangan

dalam penyusunan konsep pengembangan Metropolitan Bandung Raya.

TRANSPORTASI

Sistem transportasi merupakan hal yang penting dalam pengembangan

metropolitan yang mempunyai intensitas pergerakan penduduk yang tinggi.

Transportasi berperan sebagai penghubung pusat kegiatan penduduk. Isu dan

permasalahan transportasi akan muncul ketika ketersediaan infrastruktur

transportasi tidak seimbang dengan tingginya permintaan perjalanan.

Salah satu permasalahan transportasi yang kerap muncul adalah kemacetan lalu

lintas. Setidaknya terdapat 32 titik kemacetan di Kota Bandung yang disebabkan

oleh kegiatan ekonomi (pasar, pedagang kaki lima, pusat perbelanjaan, dan lain-

lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota

Bandung, 2009). Titik-titik kemacetan tersebut akan bertambah pada waktu

puncak dan pada hari libur. Kemacetan juga terjadi di wilayah sekitar Kota

Bandung, terutama di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Bandung.

Prediksi Permintaan Perjalanan dan Kinerja Jaringan Jalan

Berdasarkan studi Penyusunan Rencana Induk Angkutan Umum di PKN Bandung

(Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012), total produksi perjalanan di

Metropolitan Bandung Raya pada tahun 2012 mencapai 1,53 juta smp per hari

(keterangan: smp = satuan mobil penumpang). Dengan asumsi okupansi setiap

kendaraan adalah 2,34 orang per kendaraan, diperkirakan total pergerakan

penumpang di Metropolitan Bandung pada tahun adalah 2012 sebesar 3,57 juta

orang/hari.

Diperkirakan dalam waktu 20 tahun ke depan (tahun 2032), akan terdapat 2,46

juta smp/hari kendaraan yang akan beroperasi atau sebanyak 5,75 juta orang/hari

yang akan melakukan perjalanan di Metropolitan Bandung Raya. Dengan kata lain,

tingkat perjalanan dalam kurun waktu 20 tahun ke depan akan meningkat 1,61 kali

lipat dibandingkan dengan kondisi tahun 2012.

Page 8: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

7

Sementara itu, rata-rata jarak perjalanan di Metropolitan Bandung Raya adalah

13,85 km. Pada tahun 2012, kecepatan perjalanan rata-rata di Metropolitan

Bandung Raya mencapai 12,5 km/jam (waktu perjalanan rata-rata sekitar 1,1

jam/trip). Berdasarkan prediksi tahun 2032, kecepatan perjalanan rata-rata akan

turun hingga sekitar 4,5 km/jam (waktu perjalanan rata-rata 3,2 jam/trip).

Kondisi Infrastruktur Transportasi

Metropolitan Bandung Raya memiliki infrastruktur transportasi yang lengkap yaitu

transportasi darat dan transportasi udara. Metropolitan Bandung Raya dilalui oleh

jalan arteri primer, rel kereta api, dan beberapa ruas jalan tol. Selain itu, terdapat

pula terminal tipe A yaitu Terminal Cicaheum dan Terminal Leuwipanjang di Kota

Bandung. Untuk transportasi udara, terdapat Bandara Husein Sastranegara.

GAMBAR 5 INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI METROPOLITAN BANDUNG RAYA 2010

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010

Walaupun demikian, kapasitas jaringan jalan di Metropolitan Bandung Raya saat

ini sudah hampir mencapai titik jenuh, ditandai dengan nilai perbandingan volume

dan kapasitas yang hampir mendekati 1. Hal inilah yang mengakibatkan kemacetan

di beberapa ruas di waktu puncak. Jika hal ini dibiarkan, maka transportasi

Metropolitan Bandung Raya akan lumpuh dalam waktu yang singkat.

Page 9: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

8

Kondisi tersebut juga dialami oleh simpul-simpul transportasi seperti terminal.

Volume pergerakan di terminal dan bandara juga sudah melebihi kapasitasnya

sehingga sering terjadi penumpahan kendaraan ke jalan di sekitarnya yang

mengakibatkan kemacetan.

Saat ini Metropolitan Bandung Raya masih mengandalkan transportasi publik

utama berupa minibus (dikenal dengan angkutan kota atau angkot) yang

mempunyai kapasitas kecil dan bus dengan jumlah moda dan jalur yang terbatas.

Sementara itu, angkutan umum berbasis rel hanya melayani pergerakan dengan

jalur barat-timur dan tidak berperan secara signifikan dalam melayani kebutuhan

pergerakan masyarakat. Terlebih lagi, kualitas angkutan umum yang terus

menurun mengakibatkan banyaknya masyarakat yang beralih ke kendaraan

pribadi. Sementara itu, jumlah dan kualitas jalan eksisting tidak memadai untuk

menampuny besarnya peningkatan jumlah kendaraan pribadi pada beberapa

tahun terakhir. Akibatnya, terjadi kemacetan lalu lintas, terutama di waktu puncak.

Oleh karena itu, dibutuhkan sistem transportasi publik yang dapat melayani

pergerakan penduduk di Metropolitan Bandung Raya.

PERUMAHAN

Kondisi Perumahan

Kondisi perumahan di Metropolitan Bandung Raya dapat digambarkan melalui luas

lantai tempat tinggal yang ditempati oleh rumah tangga. Hasil Sensus Penduduk

2010 menunjukkan bahwa masih banyak rumah tangga di wilayah perkotaan

dengan luas lantai tempat tinggal di bawah standard kelayakan.

Kriteria wilayah perkotaan ini merupakan klasifikasi yang digunakan oleh BPS RI

berdasarkan skor yang dihitung dari kepadatan penduduk, presentase rumah

tangga yang bekerja di bidang pertanian, dan tersedianya fasilitas kota seperti

sekolah, pasar, rumah sakit, jalan aspal, dan listrik. Berikut merupakan jumlah

rumah tangga yang tersebar di wilayah perkotaan di Kota Bandung, Kota Cimahi,

Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.

Page 10: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

9

TABEL 1

JUMLAH RUMAH TANGGA DI WILAYAH PERKOTAAN BANDUNG RAYA TAHUN 2010

Kabupaten/ Kota Jumlah Rumah Tangga di Wilayah Perkotaan

Kota Bandung 684.812

Kota Cimahi 135.884

Kabupaten Bandung 242.010

Kabupaten Bandung Barat 639.366

Kabupaten Sumedang 145.555

Sumber: Sensus Penduduk, 2010; Analisis WJPMDM, 2013

Kondisi perumahan dapat digambarkan melalui luas lantai tempat tinggal yang

ditempati rumah tangga. Luas lantai adalah jumlah luas lantai dari setiap bagian

bangunan (sebatas atap) yang dihuni dan digunakan untuk keperluan sehari-hari,

termasuk teras, garasi, tempat mencuci, WC, dan gudang. Luas lantai tempat

tinggal rumah tangga tidak termasuk ruangan khusus untuk usaha.

Berikut jumlah rumah tangga berdasarkan luas tempat tinggal di Wilayah

Perkotaan Bandung Raya tahun 2010.

TABEL 2

JUMLAH RUMAH TANGGA BERDASARKAN LUAS TEMPAT TINGGAL

DI WILAYAH PERKOTAAN BANDUNG RAYA TAHUN 2010

Kab/Kota Luas Tempat Tinggal (m2)

<20 20-29 30-39 40-49 50-99 100-199 200-299 300+ Jumlah

Kota Bandung 175.703 83.419 48.277 52.690 152.833 88.576 23.476 14.392 639.366

Kota Cimahi 38.617 16.273 10.590 13.772 42.408 19.157 3.418 1.320 145.555

Bandung 77.167 110.877 104.344 94.568 218.152 67.212 9.324 3.168 684.812

Bandung Barat 18.757 35.340 41.131 37.600 80.651 23.518 3.501 1.512 242.010

Sumedang 24.114 17.342 22.426 19.083 38.907 11.754 1.642 616 135.884

Jumlah 334.358 263.251 226.768 217.713 532.951 210.217 41.361 21.008 1.847.627

Sumber: Sensus Penduduk, 2010; Analisis WJPMDM, 2013

Berdasarkan data tersebut, terlihat bahwa sebagian besar rumah tangga di Jawa

Barat menempati rumah dengan luas lantai di bawah 100 m2. Selain itu, masih

terdapat pula 597.609 rumah tangga atau sekitar 32 % yang menempati luas lantai

di bawah 30 m2.

Page 11: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

10

Untuk mengetahui tingkat kelayakan luas rumah, digunakan dasar perhitungan

berupa standard minimum luas tempat tinggal sebesar 9 m2 untuk setiap orang

berdasarkan Undang-Undang nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman. Hal tersebut dapat diketahui melalui jumlah rumah tangga

berdasarkan luas tempat tinggal per kapita pada tabel berikut

TABEL 3

JUMLAH RUMAH TANGGA BERDASARKAN LUAS TEMPAT TINGGAL PER KAPITA DI

WILAYAH PERKOTAAN BANDUNG RAYA TAHUN 2010

Kab/Kota Luas Lantai Tempat Tinggal per Kapita (m2)

< 2 2-3 4-5 6-7 8-9 10-12 13+ Jumlah

Kota Bandung 3.957 59.803 76.569 70.428 61.902 81.462 285.245 639.366

Kota Cimahi 1.470 13.015 15.591 16.393 13.480 18.608 66.998 145.555

Bandung 1.956 30.577 65.605 83.356 77.211 110.671 315.436 684.812

Bandung Barat 44 7.928 20.374 27.420 26.604 41.620 118.020 242.010

Sumedang 141 4.275 10.040 14.322 18.171 25.219 63.716 135.884

Jumlah 720.632 1.126.995 1.847.627

Sumber: Sensus Penduduk, 2010; Analisis WJPMDM, 2013

Terlihat bahwa terdapat 720.632 rumah tangga atau 39% dari jumlah rumah

tangga di Wilayah Perkotaan Metropolitan Bandung Raya yang setiap anggota

rumah tangganya menempati luas tempat tinggal perkapita di bawah standard

minimum, yaitu di bawah 9 m2.

Kebutuhan Perumahan

Perhitungan kebutuhan perumahan di Metropolitan Bandung Raya dilakukan

dengan mempertimbangkan asumsi-asumsi dasar, antara lain:

Jumlah rumah tangga

Jumlah penduduk

Jumlah rata-rata anggota keluarga, yaitu 4 orang

Jumlah rumah yang sudah tersedia

Berdasarkan hal tersebut, formula yang digunakan adalah:

Jumlah rumah yang dibutuhkan =

(Jumlah penduduk/4) – Jumlah rumah yang sudah tersedia

Page 12: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

11

Pada tahun 2010, jumlah rumah tangga di Metropolitan Bandung Raya mencapai

1.453.317 rumah tangga, dengan rincian pada tabel sebagai berikut.

TABEL 4

JUMLAH RUMAH TANGGA DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA TAHUN 2010

Kabupaten/Kota Jumlah Rumah Tangga

Kota Bandung 598.408

Kota Cimahi 135.285

Kabupaten Bandung 492.414

Kabupaten Bandung Barat 200.217

Kabupaten Sumedang 26.994

JUMLAH 1.453.317

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Sementara itu, jumlah rumah yang tersedia di Metropolitan Bandung Raya dihitung

berdasarkan persentase jumlah rumah di Jawa Barat. Jumlah rumah di Jawa Barat

yaitu sebesar 75,67% dari jumlah rumah tangga di di Jawa Barat sehingga

didapatkan angka sebesar 8.133.251 rumah. Selanjutnya jumlah rumah di masing-

masing kota dan kabupaten dihitung berdasarkan persentase jumlah penduduk,

sehingga jumlah rumah di Metropolitan Bandung Raya yaitu 1.099.725 rumah

dengan rincian sebagai berikut.

TABEL 5

JUMLAH RUMAH YANG TERSEDIA DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA TAHUN 2010

Kabupaten/Kota Jumlah Rumah di

Jawa Barat Persentase

Jumlah Rumah

yang Tersedia

Kota Bandung

8.133.251

5,57 452.816

Kota Cimahi 1,26 102.370

Kab. Bandung 4,58 372.609

Kab.Bandung Barat 1,86 151.504

Kab. Sumedang 0,25 20.426

JUMLAH 1.099.725

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Berdasarkan hal tersebut, dengan membandingkan jumlah kebutuhan rumah

dengan jumlah rumah yang tersedia, maka terdapat backlog perumahan sebesar

353.593 rumah dengan rincian sebagai berikut.

Page 13: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

12

TABEL 6

BACKLOG PERUMAHAN DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA TAHUN 2010

Kabupaten/Kota

Jumlah

Kebutuhan

Rumah

Jumlah Rumah

yang Tersedia Backlog

Kota Bandung 598.408 452.816 145.592

Kota Cimahi 133.285 102.370 32.915

Kabupaten Bandung 492.414 372.609 119.805

Kabupaten Bandung Barat 200.217 151.504 48.713

Kabupaten Sumedang 26.994 20.426 6.568

JUMLAH 353.593

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Dengan jumlah backlog tersebut, maka terdapat kebutuhan lahan untuk menutupi

backlog perumahan tersebut. Diasumsikan bahwa satu orang membutuhkan

minimum 9 m2, maka satu rumah membutuhkan lahan sebesar 36 m2. Dengan

demikian, di Metropolitan Bandung Raya dibutuhkan lahan sebesar 1.272,93 Ha

untuk menutupi backlog perumahan.

Perhitungan juga dilakukan dengan menggunakan prediksi jumlah rumah tangga

tahun 2025 untuk mengetahui kebutuhan perumahan tahun 2025.

TABEL 7

PREDIKSI JUMLAH RUMAH TANGGA DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA TAHUN 2025

Kabupaten/Kota Prediksi Jumlah Rumah Tangga

Kota Bandung 1.089.645

Kota Cimahi 246.341

Kabupaten Bandung 1.160.325

Kabupaten Bandung Barat 569.296

Kabupaten Sumedang 134.393

JUMLAH 3.200.000

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Dengan asumsi ketersediaan perumahan tidak bertambah hingga tahun 2025

(skenario do nothing), maka didapatkan backlog jumlah perumahan pada tahun

2025.

Page 14: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

13

TABEL 8

BACKLOG PERUMAHAN DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA TAHUN 2025

Kabupaten/Kota

Jumlah

Kebutuhan

Rumah tahun

2025

Jumlah Rumah

yang Tersedia

tahun 2010

Backlog

Kota Bandung 1.089.645 452.816 636.829

Kota Cimahi 246.341 102.370 143.971

Kabupaten Bandung 1.160.325 372.609 787.716

Kabupaten Bandung

Barat 569.296

151.504

417.792

Kabupaten Sumedang 134.393 20.426 113.967

JUMLAH 2.100.275

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2013

Berdasarkan perhitungan tersebut, backlog perumahan pada tahun 2025 adalah

sebesar 2.100.275 rumah. Dengan asumsi bahwa satu orang membutuhkan

minimum 9 m2, maka satu rumah membutuhkan lahan sebesar 36 m2, maka

didapatkan kebutuhan lahan perumahan sebesar 7.560,99 Ha.

Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk, jumlah backlog perumahan akan

terus bertambah pula. Sementara itu, lahan untuk pengembangan perumahan

semakin terbatas. Dengan demikian, perumahan baru harus dikembangkan secara

vertikal untuk meminimalisasi penggunaan lahan. Selain itu, dapat dilakukan pula

redevelopment pada beberapa kawasan perumahan yang tidak tertata dengan

baik, misalnya permukiman kumuh dan padat. Dengan penataan kembali menjadi

perumahan vertikal, maka akan tersedia lahan untuk perumahan yang lebih

banyak sehingga dapat mengatasi backlog perumahan.

PENYEDIAAN AIR BERSIH

Kebutuhan Air Bersih

Perhitungan kebutuhan air bersih di Metropolitan Bandung Raya didasarkan pada

standar kebutuhan minimum air bersih di Wilayah Metropolitan. Terdapat tiga

standar yang digunakan, antara lain:

Page 15: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

14

1. Berdasarkan kesepakatan Konferensi Air PBB di Mal del Plata Argentina

tahun 1977, kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi setiap orang

adalah sebanyak 50 liter/hari

2. Berdasarkan Permendagri no. 23 tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan

Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Air Minum,

kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi setiap orang adalah sebanyak

60 liter/hari

3. Berdasarkan standar kebutuhan air bersih menurut Ditjen Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum, kebutuhan dasar air bersih disarankan bagi

setiap orang adalah sebanyak 160 liter/hari

Dengan memperhatikan jumlah penduduk di Metropolitan Bandung Raya pada

tahun 2010, maka kebutuhan air bersih adalah sebagai berikut.

TABEL 9

KEBUTUHAN AIR BERSIH METROPOLITAN BANDUNG RAYA TAHUN 2010

Kabupaten/Kota

Kebutuhan Air Bersih (l/hari)

Konferensi Air

PBB

Permendagri

23/2006 PU Cipta Karya

Kota Bandung 119.681.650 143.617.980 382.981.280

Kota Cimahi 27.056.950 32.468.340 86.582.240

Kab. Bandung 98.482.700 118.179.240 315.144.640

Kab. Bandung

Barat

40.043.400 48.052.080 128.138.880

Kab. Sumedang 5.398.750 6.478.500 17.276.000

JUMLAH 290.663.450 348.796.140 930.123.040

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Perhitungan kebutuhan air bersih juga dilakukan untuk memprediksi kebutuhan air

bersih pada tahun 2015, 2020, dan 2025, baik kebutuhan air bersih untuk kegiatan

domestik maupun non-domestik. Untuk perhitungan selanjutnya, kebutuhan air

bersih dilakukan dengan menggunakan standar menurut Ditjen Cipta Karya

Kementerian Pekerjaan Umum, yaitu sebanyak 160 liter/hari.

Prediksi kebutuhan air bersih domestik pada tahun 2010, 2015, 2020, dan 2025

dapat dilihat pada Tabel 10.

Page 16: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

15

TABEL 10

KEBUTUHAN AIR BERSIH DOMESTIK DI WILAYAH METROPOLITAN BANDUNG RAYA

BERDASARKAN DPU CIPTA KARYA (160 LITER/ ORANG/ HARI)

Kabupaten/

Kota

Kebutuhan Air Bersih Domestik Berdasarkan DPU Cipta Karya

(liter/ orang/ hari)

2010 2015 2020 2025

Kota Cimahi 86.582.240 138.617.858 145.950.909 157.658.070

Kota Bandung 382.981.280 613.151.664 645.588.124 697.372.687

Kab. Bandung 315.144.640 546.532.793 667.894.267 742.608.057

Kab. Bandung

Barat 128.138.880 250.084.352 284.941.936 364.349.481

Kab. Sumedang 17.276.000 35.613.333 79.624.764 86.011.706

TOTAL 930.123.040 1.584.000.00

0

1.824.000.00

0

2.048.000.00

0

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Untuk kebutuhan air bersih non domestik, perhitungan dilakukan berdasarkan

asumsi kebutuhan air untuk kegiatan non domestik adalah sebesar 20 persen dari

ebutuhan air domestik. Perhitungan kebutuhan air non domestik di Metropolitan

Bandung Raya dapat dilihat pada Tabel 11.

TABEL 11

KEBUTUHAN AIR BERSIH NON DOMESTIK DI WILAYAH METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Kabupaten/ Kota

Kebutuhan Air Bersih Non Domestik Proxy 20 Persen

(liter/ orang/ hari)

2010 2015 2020 2025

Kota Cimahi 17.316.448 27.723.572 29.190.182 31.531.614

Kota Bandung 76.596.256 122.630.333 129.117.625 139.474.537

Kab. Bandung 63.028.928 109.306.559 133.578.853 148.521.611

Kab. Bandung Barat 25.627.776 50.016.870 56.988.387 72.869.896

Kab. Sumedang 3.455.200 7.122.667 15.924.953 17.202.341

TOTAL 186.024.608 316.800.000 364.800.000 409.600.000

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Dengan demikian, dapat diketahui perhitungan kebutuhan air bersih di

Metropolitan Bandung Raya, seperti yang dapat dilihat pada Tabel berikut:

Page 17: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

16

TABEL 12

TOTAL KEBUTUHAN AIR BERSIH DOMESTIK DAN NON DOMESTIK

DI WILAYAH METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Kabupaten/ Kota

Total kebutuhan air bersih domestik dan non domestik

Proxy 20 Persen (liter/ orang/ hari)

2010 2015 2020 2025

Kota Cimahi 103.898.688 166.341.429 175.141.091 189.189.684

Kota Bandung 459.577.536 735.781.996 774.705.749 836.847.225

Kab. Bandung 378.173.568 655.839.352 801.473.120 891.129.668

Kab. Bandung Barat 153.766.656 300.101.223 341.930.324 437.219.377

Kab. Sumedang 20.731.200 42.736.000 95.549.717 103.214.047

TOTAL 1.116.147.648 1.900.800.000 2.188.800.000 2.457.600.000

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa kebutuhan air

bersih di Metropolitan Bandung Raya tergolong sangat besar sehingga perlu

berbagai inovasi dalam mengembangkan ketersediaan sumber daya air serta

dalam pelayanan pendistribusian air untuk melayani kebutuhan penduduk.

Kondisi Eksisting Sistem Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih yang ada saat ini belum mampu memenuhi seluruh

kebutuhan air bersih masyarakat di Metropolitan Bandung Raya. Masalah utama

yang dihadapi antara lain:

1. Keterbatasan pasokan air baku, yang disebabkan oleh:

Tingginya ketergantungan pada sumber air baku yang berasal dari air

permukaan (sungai, danau, waduk)

Fluktuasi debit air permukaan (khususnya sungai) menyebabkan

kapasitas produksi berfluktuasi dan saat ini lebih banyak beroperasi

dibawah kapasitas desain

Tingginya pencemaran sumber air

Besarnya biaya investasi yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas

air (dari sumber air yang tercemar)

Debit mata air cenderung menurun, akibat adanya perubahan fungsi

lahan

Page 18: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

17

2. Sistem penyediaan air bersih yang belum terpadu

3. Tingkat kebocoran yang tinggi

4. Keterbatasan kapasitas dan kompetensi SDM penyedia layanan air bersih

Berdasarkan data tahun 2009, cakupan pelayanan air bersih di Metropolitan

Bandung Raya adalah sebagai berikut.

TABEL 13

CAKUPAN PELAYANAN AIR BERSIH METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Kab/Kota Penyedia

Layanan

Kapasitas Produksi*)

(liter/detik) Jumlah

Sambungan*)

Persentase

Layanan*) Terpasang Terpakai

Kota Bandung PDAM

Tirtawening 2.953 2.707 144.114 64,10 %

Kab. Bandung

PDAM Tirta

Raharja

394 321 30.130

Kab. Bandung

Barat 160 109 8.508 12,54 %

Kota Cimahi 208 154 14.408

Kab.

Sumedang

(Jatinangor,

Cimanggu,

Cikeruh,

Tanjungsari)

PDAM Tirta

Medal 97 83 5.739 11,53 %

Total 3.812 3.374 202.899

*) data tahun 2009

Sumber: materi workshop I SPAM Bandung Raya, Dirjen Ciptakarya, Kementerian PU, 2010

Idle Capacity : 438 liter/detik

Potensi Air Baku

Sumber air baku berasal dari sungai dan waduk di sekitar Metropolitan Bandung

Raya.

Page 19: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

18

TABEL 14

SUMBER AIR BAKU DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sungai/Waduk Debit andalan untuk air bersih (l/s)

Sungai Citarik/ Waduk Citarik 100

Sungai Cimahi/ Waduk Sukawana 791

Sungai Cikapundung/ Waduk

Cikapundung-Cicukang

323

Sungai Ciwidey 1.148

Sungai Cimeta 594

Sungai Cisangkuy/ Situ Cipanunjang dan

Situ Cileunca

1600 (untuk PDAM Kota Bandung)

500 (untuk PDAM Kab. Bandung)

Sungai Cisangkuy-Cikalong 2380

Sungai Cisangkuy-Kamasan 440

Sungai Citarum 821 (Tentakel Selatan)

562 (Tentakel Utara)

Waduk Santosa 2300

Sumber: Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum Regional Metropolitan Bandung

Potensi Air Tanah

Air tanah merupakan sumber daya alam yang ketersediaannya baik kuantitas

(jumlah) maupun kualitas (mutu) air tanahnya sangat tergantung pada kondisi

lingkungan dimana proses pengimbuhan pengaliran, dan pelepasan air tanah

tersebut berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan air tanah

(groundwater basin).

Di Wilayah Metropolitan Bandung, terdapat 7 cekungan air tanah sebagai berikut :

1. Cekungan Air Tanah (CAT) yang berada dalam wilayah kabupaten :

a. CAT Lembang: Kabupaten Bandung

b. CAT Sumedang: Kabupaten Sumedang

2. CAT terlampar lintas batas kabupaten/kota, yaitu :

a. CAT Ciater: Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang dan Kabupaten

Sukabumi

b. CAT Bandung-Soreang: Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota

Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut

c. CAT Cibuni: Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung

Page 20: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

19

d. CAT Banjarsari: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut

e. CAT Malangbong: Kabupaten Garut, Kabupaten Majalengka dan

Kabupaten Sumedang

TABEL 15

CEKUNGAN AIR TANAH DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

CEKUNGAN AIR TANAH (CAT)

Kabupaten/Kota

Jumlah Air Tanah (juta

m3/thn)

No. Nama Luas

(km2)

Bebas

(Q1)

Tertekan

(Q2)

1. Ciater 566 Kab. Purwakarta

Kab. Subang

Kab. Bandung

413 30

2. Lembang 169 Kab. Bandung 164 16

3. Bandung -

Soreang

1.716 Kota Bandung

Kab. Bandung

Kota Cimahi

Kab. Sumedang

Kab. Garut

795 117

4. Cibuni 621 Kab. Cianjur

Kab. Bandung

595 28

5. Banjarsari 605 Kab. Bandung

Kab. Garut

550 30

6. Malangbong 514 Kab. Garut

Kab. Majalengka

Kab. Sumedang

415 30

7. Sumedang 483 Kab. Sumedang 519 28

Sumber: Laporan Akhir Penyusunan Rencana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum Regional Metropolitan Bandung

Akibat keidakseimbangan antara recharge dan discharge, terjadi penurunan muka

air tanah. Selain itu, penurunan muka air tanah disebabkan oeh eksploitasi air

tanah yang tidak terkendali. Berdasarkan data yang diperoleh dari Litbang ESDM &

Distamben Provinsi Jawa Barat, terjadi di beberapa daerah seperti yang terlihat

pada kedua tabel di bawah ini.

Page 21: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

20

TABEL 16

PENURUNAN MUKA AIR TANAH DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

No. Daerah Kondisi Awal

Kondisi MAT (m) Tahun MAT (m)

1. Batujajar 1910 + 25 -8 s/d -58 (thn

2004)

2. Cimahi Selatan

Margaasih

1904 + 19,5 -18 s/d -86 (thn

2004)

3. Margahayu

Katapang

Soreang

1953 + 4,84 -1 s/d -29 (thn

2004)

4. Bandung Kulon

Andir

1953 + 13,4 -38 s/d -57 (thn

2004)

5. Dayeuhkolot 1919 + 3,0 -20 s/d -80 (thn

2004)

6. Batununggal

Kiaracondong

1919 + 17,5 -39 s/d -47 (thn

2004)

7. Kantor PJKA (viaduct) 1977 + 4,0 -65,14 (thn 2006)

8. Stasiun 1991 + 11 -55,50 (thn 2006)

Sumber : Litbang ESDM & Distamben Provinsi Jawa Barat

TABEL 17

TOTAL DAN RATA-RATA PENURUNAN MUKA AIR TANAH

DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

No. Daerah Total Penurunan (cm) Rata-rata Penurunan

Per Tahun (cm)

1. Cimahi - Leuwigajah 84,5 21,1

2. Bojongsoang 83,9 20,9

3. Kopo 18,9 4,7

4. Banjaran 63,9 15,9

5. Dayeuhkolot 20,8 5,2

6. Gedebage 24,3 6,1

7. Ujung Berung 20,6 5,2

8. Majalaya 8,4 2,1

9. Rancaekek 11,8 2,9

10. Cicalengka 44,5 11,1

Sumber : Land Subsidence (1996 – 2000), Source : Abidin (2000)

Page 22: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

21

FASILITAS PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Prediksi Volume Sampah

Berdasarkan standard Kementerian Negara Lingkungan Hidup, setiap orang rata-

rata menghasilkan 0,8 kg sampah domestik per hari. Dengan demikian, dapat

dihitung jumlah sampah per hari yang dihasilkan di Metropolitan Bandung Raya.

TABEL 18

PREDIKSI VOLUME SAMPAH PER HARI DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

BERDASARKAN STANDAR 0,8 KG/HARI

Kabupaten Kota Volume Sampah per Hari (kg)

2010 2015 2020 2025

Kota Cimahi 1352,85 2165,90 2280,48 2463,41

Kota Bandung 5984,08 9580,49 10087,31 10896,45

Kabupaten Bandung

4.924,14

8.539,57

10.435,85

11.603,25

Kabupaten Bandung

Barat 2002,17 3907,57 4452,22 5692,96

Kabupaten Sumedang

269,94

556,46

1.244,14

1.343,93

Jumlah 14533,18 24750,00 28500,00 32000,00

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2013

Perhitungan volume sampah juga dilakukan dengan menggunakan standar lain

yaitu 2,5 L sampah perhari untuk setiap orangnya.

TABEL 19

PREDIKSI VOLUME SAMPAH PER HARI DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

BERDASARKAN STANDAR 2,5 L/HARI

Kabupaten/Kota Volume Sampah per Hari (L)

2010 2015 2020 2025

Kota Cimahi 1352850 2165900 2280480 2463410

Kota Bandung 5984083 9580495 10087314 10896448

Kabupaten Bandung 4924135 8539575 10435848 11603251

Kabupaten Bandung Barat 2002170 3907568 4452218 5692961

Kabupaten Sumedang 269938 556458 1244137 1343933

14533175 24749996 28499997 32000003

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2013

Page 23: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

22

Dengan tingginya volume sampah tersebut, dibutuhkan penanganan masalah

sampah baik secara lokal maupun regional. Penanganan sampah secara lokal yaitu

dengan membangun TPS di setiap lingkungan perumahan, sedangkan TPA

direncanakan dibangun di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung. Selain itu,

diperlukan pula upaya edukasi masyarakat untuk mengurangi produksi sampah

dari sumbernya.

Kebutuhan Tempat Pembuangan Sementara (TPS)

Berdasarkan prediksi volume sampah tersebut, dapat diketahui jumlah fasilitas

penampungan sampah sementara yang dibutuhkan. Dengan standar kapasitas TPS

sebesar 1.000 m3, maka diketahui jumlah TPS yang dibutuhkan sampai tahun 2025.

TABEL 20

PREDIKSI JUMLAH KEBUTUHAN TPS DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Kabupaten/Kota 2010 2015 2020 2025

Kota Cimahi 1,35 2,17 2,28 2,46

Kota Bandung 5,98 9,58 10,09 10,90

Kabupaten Bandung 4,92 8,54 10,44 11,60

Kabupaten Bandung Barat 2,00 3,91 4,45 5,69

Kabupaten Sumedang 0,27 0,56 1,24 1,34

Jumlah 14,53 24,75 28,50 32,00

Jumlah (pembulatan) 15 25 28 32

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2013

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa Metropolitan Bandung Raya

membutuhkan 32 TPS dengan masing-masing TPS berkapasitas 1.000 m3 pada

tahun 2025 untuk menampung produksi sampah.

Ketersediaan Fasilitas Pengolahan Sampah

TPA Regional yang beroperasi di Metropolitan Bandung Raya saat ini adalah TPA

Sarimukti di Kabupaten Bandung Barat. Selain itu, terdapat pula TPA lainnya tetapi

masih menggunakan sistem pengolahan Open Dumping. Sementara itu, TPA

Leuwigajah di Kota Cimahi sudah dinyatakan tidak aktif dan memerlukan

revitalisasi.

Page 24: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

23

Kondisi TPA ini tidak cukup untuk menampung seluruh sampah di Metropolitan

Bandung Raya. Dengan demikian, dibutuhkan TPA regional untuk menampung

sampah dalam jangka panjang.

GAMBAR 6 FASILITAS PENGELOLAAN SAMPAH DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010.

Page 25: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

24

KEUNGGULAN WILAYAH

METROPOLITAN BANDUNG RAYA Metropolitan Bandung Raya memiliki keunggulan-keunggulan yang dapat

memaksimalkan potensi wilayah, baik keunggulan masing-masing kabupaten/kota

maupun keunggulan regional. Keunggulan tersebut diklasifikasikan menjadi

absolut advantage, comparative advantage, dan competitive advantage.

Absolut advantage atau keunggulan absolut adalah keunggulan yang dimiliki suatu

wilayah dari keberadaan sumber daya alam dan sejarah yang dimilikinya

dibandingkan dengan yang dimiliki wilayah lain. Metropolitan Bandung Raya

memiliki keunggulan absolut dari Kota Bandung yang merupakan Ibukota Provinsi

Jawa Barat. Keunggulan absolut lainnya yaitu dari segi geografis, peninggalan

sejarah, dan budaya.

Comparative advantage atau keunggulan komparatif yaitu keunggulan yang

dimiliki suatu wilayah karena memiliki sumber daya produksi yang lebih banyak/

unggul dibandingkan dengan yang dimiliki wilayah lain. Aksesibilitas menjadi salah

satu keunggulan komparatif Metropolitan Bandung Raya yang menyebabkan

wilayah ini menjadi mudah dijangkau dengan menggunakan berbagai moda

transportasi. Keunggulan komparatif lainnya yaitu ketersediaan fasilitas

perdagangan dan industri, serta tenaga kerja industri tekstil dan pengolahan

makanan.

Competitive advantage adalah keunggulan yang dimiliki suatu wilayah karena

sudah berpengalaman atau karena penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi

sehingga menciptakan keunggulan dalam persaingan antar wilayah. Metropolitan

Bandung Raya memiliki keunggulan kompetitif dalam hal sumber daya manusia

dan komunitas yang kreatif dan inovatif. Selain itu, wilayah ini juga merupakan

rumah bagi perguruan tinggi yang berkelas dunia dari berbagai bidang ilmu serta

fasilitas riset dan pengembangan.

Page 26: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

25

TABEL 21

KEUNGGULAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Keunggulan Absolut Keunggulan Komparatif Keunggulan Kompetitif

• Secara geografis

berbentuk cekungan

sehingga dikelilingi

pegunungan

• Terdapat berbagai

objek wisata alam

• Mempunyai

peninggalan sejarah

berupa bangunan

bersejarah dan

warisan budaya

• Aksesibilitas

• Jalur transportasi

darat melalui Jalan Tol

Cipularang, Nagreg,

Jalan Raya Lembang,

dll.

• Simpul transportasi:

Terminal, Bandara

Husein Sastranegara,

Stasiun Bandung

• Infrastruktur

perdagangan

• Infrastruktur industri

• Tenaga kerja industri

(tekstil dan makanan)

• Komunitas yang kreatif

• Sumber daya manusia

yang inovatif

• Perguruan tinggi

berkelas dunia

• Fasilitas riset dan

pengembangan

Sumber: Hasil Analisis WJPMDM, 2012

Page 27: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

26

KONSEP AWAL PENGEMBANGAN

METROPOLITAN BANDUNG RAYA Dengan merespon berbagai isu dan permasalahan serta mengoptimalkan

keunggulan-keunggulan di Metropolitan Bandung Raya, maka disusunlah konsep

pengembangan Metropolitan Bandung Raya sebagai penghela percepatan

pembangunan di Jawa Barat. Berdasarkan keunggulan yang paling potensial,

konsep pengembangan yang diusung yaitu “Metropolitan Bandung Raya sebagai

metropolitan modern dengan sektor unggulan wisata perkotaan, industri kreatif,

serta pengembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni)”.

PENGEMBANGAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA SEBAGAI

METROPOLITAN MODERN

Sebagai metropolitan modern, di Metropolitan Bandung Raya akan dikembangkan

berbagai infrastruktur modern yang memadai dan dapat mengakomodasi kegiatan

perekonomian serta aktivitas penduduk. Infrastruktur modern yang akan

dikembangkan antara lain:

Perumahan vertikal skala besar

Dengan tingginya pertumbuhan Metropolitan Bandung Raya, pengembangan

perumahan horizontal tidak memungkinkan lagi sehingga perumahan

diutamakan untuk dikembangkan secara vertikal, terutama di pusat-pusat

kegiatan di wilayah urban.

Sistem angkutan umum massal

Tingginya pergerakan penduduk di Metropolitan Bandung Raya membutuhkan

transportasi publik yang dapat diandalkan. Oleh karena itu, dibutuhkan

angkutan umum massal yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan.

Peningkatan kualitas pelayanan infrastruktur publik

Kualitas pelayanan infrastruktur publik akan ditingkatkan seiring dengan

pertumbuhan Metropolitan Bandung Raya sesuai dengan standard

metropolitan, meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan persampahan,

jaringan drainase, air kotor, telekomunikasi, energi, dll.

Page 28: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

27

Ruang terbuka publik multifungsi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membebaskan lahan-lahan masing-masing

seluas 5 Ha yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan, antara lain untuk

kegiatan sektor informal, keagamaan, festival, dan komunitas. Ruang publik

multifungsi ini akan berlokasi di pusat-pusat kegiatan dan terintegrasi dengan

simpul transportasi publik.

Pelayanan fasilitas kegiatan sesuai standar metropolitan, meliputi:

- pendidikan

Kegiatan pendidikan di Wilayah Metropolitan Bandung Raya dilakukan

dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menyiapkan

masyarakat untuk menghadapi pembangunan Metropolitan Bandung Raya.

Kegiatan pendidikan meliputi kegiatan pendidikan usia dini, usia remaja, dan

usia dewasa. Kegiatan pendidikan diarahkan untuk berlokasi secara merata

sesuai dengan hirarki skala pelayanan yang melayani pusat-pusat kegiatan

perumahan skala besar.

- pelayanan kesehatan

Kegiatan pelayanan kesehatan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan di

Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit, Puskesmas, dan Fasilitas Rehabilitasi.

Kegiatan pelayanan kesehatan diarahkan untuk berlokasi secara merata

sesuai dengan hirarki skala pelayanan yang melayani pusat-pusat kegiatan

perumahan skala besar.

- peribadatan

Kegiatan peribadatan meliputi kegiatan-kegiatan yang dilakukan di tempat

peribadatan di masjid, gereja, pura, wihara, dan sarana peribadatan lainnya

sesuai kebutuhan. Kegiatan peribadatan diarahkan untuk berlokasi secara

merata sesuai dengan hirarki skala pelayanan yang melayani pusat-pusat

kegiatan perumahan skala besar. Selain itu, terdapat pula fasilitas

peribadatan sebagai pusat kegiatan peribadatan seluruh penduduk

metropolitan, misalnya di Masjid Agung Kota Bandung.

- komersil dan ritel

Kegiatan komersil dan ritel skala besar, diarahkan untuk berlokasi di pusat-

pusat kegiatan metropolitan dengan harga lahan tinggi, berlokasi dekat

dengan kegiatan lain, seperti perkantoran, simpul transportasi dan kegiatan

Page 29: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

28

jasa keuangan. Sementara itu, kegiatan komersil dan ritel skala menengah

dan skala kecil diarahkan untuk berlokasi mendekati pusat-pusat kegiatan

perumahan

- hotel dan restoran

Kegiatan hotel berlantai lebih dari 10 (sepuluh), diarahkan untuk berlokasi di

pusat-pusat kegiatan metropolitan dengan harga lahan tinggi, berlokasi

dekat dengan kegiatan lain seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, simpul

transportasi dan kegiatan jasa keuangan. Sementara itu, kegiatan hotel

berlantai kurang dari 10 (sepuluh), diarahkan untuk berlokasi di kawasan

dengan daya tarik alam dengan penekanan pada unsur pariwisata. Kegiatan

restoran terwaralaba diarahkan untuk berlokasi di pusat perbelanjaan skala

besar dan pusat-pusat kegiatan metropolitan dengan harga lahan tinggi,

berlokasi dekat dengan kegiatan lain seperti perkantoran, lokasi seluas 5 Ha

pada simpul transportasi dan kegiatan jasa keuangan. Kegiatan restoran

yang disediakan oleh masyarakat diarahkan untuk berlokasi di pusat-pusat

kegiatan perumahan dengan penekanan lebih kepada fungsi pelayanan

sehari-hari.

- industri

Dalam rangka menjamin keberlangsungan dan kelancaran kegiatan industri

di Wilayah Metropolitan Bandung Raya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat

akan mengarahkan perkembangan kegiatan industri yang ramah lingkungan,

berteknologi tinggi dan mampu membangkitkan kegiatan ekonomi wilayah,

mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri mikro, kecil dan

menengah yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar,

mengembangkan kawasan industri yang terintegrasi, serta meningkatkan

ketersediaan infrastruktur pendukung kegiatan industri. Khusus industri

tekstil di Kabupaten Bandung akan dikendalikan dan diarahkan ke Kawasan

Industri Aerocity di Kabupaten Majalengka.

- perkantoran

Kegiatan perkantoran meliputi kegiatan di bidang jasa keuangan dan

perbankan, meliputi kegiatan di bidang perbankan, asuransi, keuangan non-

bank, dan pasar modal; jasa profesi, meliputi jasa pengacara, dokter, dan

psikologi, jasa pelayanan, meliputi kegiatan di bidang komunikasi, konsultan,

dan kontraktor.

Page 30: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

29

- wisata dan rekreasi.

Kegiatan wisata dan rekreasi diarahkan untuk berkembang di wilayah yang

memiliki potensi khusus untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata dan

rekreasi, serta wilayah yang terjangkau dari perumahan skala besar,

sehingga dapat dijangkau masyarakat dengan mudah. Untuk mendukung

keberlangsungan kegiatan wisata dan rekreasi pemerintah daerah akan

mempertahankan objek wisata dan rekreasi yang sudah ada sebelumnya,

mengembangkan kegiatan pariwisata dan rekreasi berdasarkan dengan asas

konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di Metropolitan

Bandung Raya, melengkapi objek wisata dan rekreasi dengan sarana dan

prasarana minimum untuk menunjang aktivitas di dalam objek tersebut,

serta menyediakan pusat informasi wisata dan rekreasi di tiap pintu masuk

Metropolitan Bandung Raya

- pelestarian lingkungan

Kegiatan pelestarian lingkungan dilakukan dalam upaya menjaga dan

meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang sehat, nyaman dan

berkelanjutan. Kegiatan pelestarian lingkungan meliputi kegiatan

pelestarianruang terbuka hijau, taman kota, kuburan, serta lingkungan

sepanjang sungai

- sektor informal

Kegiatan sektor informal diarahkan untuk dilakukan di lokasi seluas minimal

5 Ha di sekitar tiap simpul transportasi yang dimiliki dan dikelola oleh

pemerintah daerah

- kesenian dan kebudayaan

Kegiatan pengembangan seni dan budaya dilakukan dengan menyediakan

gedung, padepokan, sanggar, convention hall dan tempat sejenisnya untuk

menampung aktivitas seni dan budaya

- festival

Untuk mewujudkan keberlangsungan kegiatan festival, Pemerintah Provinsi

Jawa Barat akan mengatur perizinan dan ketentuan lokasi, membuka

kesempatan bagi pihak swasta dan masyarakat untuk mengorganisir

kegiatan festival, dan meningkatkan keamanan. Kegiatan festival diarahkan

Page 31: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

30

di lokasi seluas minimal 5 Ha di sekitar tiap simpul transportasi yang dimiliki

dan dikelola oleh pemerintah daerah, sesuai dengan lokasi kegiatan sektor

informal.

- apresiasi sejarah, seni, dan budaya

Untuk mewujudkan keberlangsungan dan kelancaran aktivitas apresiasi

sejarah, seni dan budaya, pemerintah daerah akan menyediakan museum

dan galeri seni. Penyediaan Musem dan Galeri Seni dilakukan secara

terintegrasi dengan penyediaan gedung, sanggar dan padepokan di Wilayah

Metropolitan Bandung Raya

- penitipan anak balita dan pra usia sekolah

Untuk menjamin kelancaran aktivitas orang tua tunggal dan ibu bekerja di

Wilayah Metropolitan Bandung Raya, pemerintah daerah akan menyediakan

tempat-tempat penitipan anak balita dan usia pra sekolah. Tempat-tempat

penitipan anak balita dan usia pra sekolah diarahkan untuk berlokasi di

sekitar perumahan vertikal skala besar dan sekitar pusat aktivitas

perkantoran masyarakat.

- perawatan masyarakat lanjut usia

Untuk mewujudkan kesejahteraan masyakarakat lanjut usia, akan disediakan

fasilitas nursing home di Wilayah Metropolitan Bandung Raya.

- pengembangan literasi

Untuk mewujudkan keberlangsungan dan kelancaran aktivitas literasi, akan

disediakan perpustakaan serta ruang baca publik

- penyampaian aspirasi

Untuk mewujudkan keberlangsungan aktivitas menyampaikan aspirasi

publik, akan disediakan ruang-ruang penyampaian aspirasi publik. Ruang-

ruang penyampaian aspirasi publik diarahkan untuk berlokasi di tempat

tertentu yaitu di sekitar tiap simpul transportasi seluas 5 Ha.

- olahraga

Kegiatan olahraga professional fungsi tunggal, diarahkan untuk berlokasi

dalam pusat-pusat olahraga di pusat-pusat kegiatan metropolitan bernilai

lahan tinggi dengan akses transportasi masal yang memadai. Kegiatan

Page 32: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

31

olahraga professional multi fungsi, diarahkan untuk berlokasi dalam pusat-

pusat olahraga di pusat-pusat suburban dengan akses transportasi masal

yang memadai. Kegiatan olahraga amatir, diarahkan untuk berlokasi di

pusat-pusat perumahan skala besar dengan penekanan pada fungsi

pelayanan olahraga sehari-hari. Kegiatan olahraga massal, diarahkan untuk

dapat diadakan di metropolitan dengan perencanaan dan izin khusus.

- pelestarian bangunan dan kawasan bersejarah

Untuk mempertahankan keberadaan bangunan dan kawasan cagar budaya,

maka akan diadakan kegiatan pelestarian bangunan dan kawasan cagar

budaya.

- perparkiran

Pusat kegiatan-kegiatan yang berpotensi menarik jumlah kendaraan

bermotor dalam jumlah besar dan rutin diwajibkan untuk menyediakan

sarana perparkiran mandiri yang memadai. Kegiatan pelayanan perparkiran

vertikal berskala besar diarahkan untuk berlokasi di pusat-pusat kegiatan

metropolitan bernilai lahan tinggi dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan,

perkantoran, pusat kegiatan olahraga profesional, lokasi seluas 5 Ha pada

simpul transportasi dan pusat jasa keuangan. Kegiatan perparkiran di atas

bahu jalan di jalan-jalan sibuk pusat-pusat kegiatan metropolitan yang

dibatasi dengan pemberlakuan tarif parkir tinggi dan pembatasan waktu

parkir menggunakan meteran parkir.

- kegiatan komunitas

Kegiatan komunitas meliputi komunitas skateboard, komunitas bersepeda,

komunitas sepatu roda, kegiatan sosial, kelompok hobi, dan sejenisnya.

Kegiatan kelompok komunitas hobi yang membutuhkan ruang seperti

komunitas skateboard, sepatu roda, dll diarahkan di lokasi seluas minimal 5

Ha di sekitar tiap simpul transportasi yang dimiliki dan dikelola oleh

pemerintah daerah, sesuai dengan lokasi kegiatan sektor informal. Kegiatan

komunitas lainnya diarahkan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan

ketentuan yang berlaku.

Page 33: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

32

- kegiatan malam perkotaan

Kegiatan malam mencakup kegiatan di bidang kuliner, seni dan budaya,

hiburan rakyat, hiburan malam, informasi dan telekomunikasi, serta

kegiatan lainnya dengan tetap melarang kegiatan perjudian dan pelacuran.

PENGEMBANGAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA DENGAN SEKTOR

UNGGULAN WISATA PERKOTAAN

Sektor unggulan yang akan dikembangkan di Metropolitan Bandung Raya adalah

sektor perdagangan dan jasa untuk pengembangan wisata perkotaan, industri

kreatif, serta pendidikan tinggi sebagai pusat perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni. Pengembangan sektor-sektor tersebut merupakan upaya

dalam mewujudkan Metropolitan Bandung Raya sebagai penghela percepatan

pembangunan di Jawa Barat.

Sektor unggulan wisata perkotaan yang diunggulkan antara lain yaitu perpaduan

wisata belanja, kuliner, budaya, pendidikan. Pengembangan wisata juga termasuk

wisata alam di sekitar Metropolitan Bandung Raya. Hal ini dimaksudkan agar

Metropolitan Bandung Raya dapat menjadi show window untuk memasarkan

produk Jawa Barat ke masyarakat luas dan wisatawan. Selain itu, Metropolitan

Bandung Raya juga berperan sebagai zona destinasi wisatawan yang kemudian

menyebar ke objek wisata di sekitar Bandung Raya melalui akses transportasi.

Untuk dapat mengembangkan wisata perkotaan dengan optimal, infrastruktur

yang akan dikembangkan antara lain:

Fasilitas transportasi regional untuk akses wisatawan: akses jalan raya, jalan tol,

pengembangan bandara, pengembangan jalur kereta api regional,

pengembangan stasiun dan terminal.

Fasilitas perdagangan, meliputi mall, trade center, dan kawasan pertokoan

Restoran, rumah makan, hotel

Pusat informasi pariwisata

Fasilitas wisata dan budaya, meliputi gedung kesenian, museum, theater

Page 34: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

33

PENGEMBANGAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA DENGAN SEKTOR

UNGGULAN INDUSTRI KREATIF

Industri kreatif akan dikembangkan sebagai sektor ekonomi basis untuk

menghasilkan produk-produk kreatif bernilai ekonomi tinggi. Kegiatan industri

kreatif yang dimaksud meliputi periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan,

desain, fesyen, film, video dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni

pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak,

radio dan televisi, riset dan pengembangan.

Untuk mendukung pengembangan industri kreatif, Pemerintah Provinsi Jawa Barat

akan mengembangkan ruang-ruang publik untuk aktivitas komunitas dan

pengembangan industri kreatif. Kegiatan industri kreatif dapat dilakukan di ruang

publik multifungsi yang terdapat di tiap simpul transportasi. Selain itu, akan

dibangun pula sentra industri kreatif yang terdiri dari galeri seni, gedung

pertunjukan, convention hall, pusat penjualan produk industri kreatif, dan fasilitas

publik untuk kegiatan komunitas. Kegiatan yang akan dilakukan di sentra industri

kreatif tersebut meliputi kegiatan pertunjukan, workshop, pameran, pemutaran

film indie, kegiatan perdagangan industri kreatif, dan kegiatan komunitas kreatif

lainnya.

PENGEMBANGAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA DENGAN SEKTOR

UNGGULAN ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI (IPTEKS)

Sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, di

Metropolitan Bandung Raya akan dikembangkan perguruan tinggi dengan bidang

keilmuan yang kompetitif. Selain itu, infrastruktur riset dan pengembangan juga

akan dioptimalkan. Untuk itu, infrastruktur yang perlu dikembangkan diantaranya:

Cluster-cluster pendidikan tinggi

Infrastruktur yang terintegrasi dengan kampus, yaitu perumahan/asrama, akses

transportasi, dan sebagainya.

Page 35: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

34

KONSEP PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR DAN PRASARANA WILAYAH

1. Konsep Pengembangan Infrastruktur Transportasi

Pengembangan transportasi di Metropolitan Bandung Raya akan mengadaptasi

konsep Integrated Transport System untuk melayani pergerakan antar pusat

kegiatan, baik di wilayah urban maupun di wilayah suburban.

GAMBAR 7 KONSEP INTEGRATED TRANSPORT SYSTEM

Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011

Pusat-pusat kegiatan di wilayah urban akan dilayani oleh transportasi umum,

sedangkanpergerakan penumpang dan barang dari suburban ke urban dan

sebaliknya dilayani dengan prasarana berkapasitas besar. Pergerakan penumpang

dan barang antar suburban dilayani dengan Suburban Ring Road (R1). Sementara

itu, pergerakan penumpang dan barang eksternal ke eksternal pada jalur Timur-

Barat atau Utara-Selatan diarahkan melalui Regional Ring Road (R2).

Angkutan umum di Metropolitan Bandung Raya akan dikembangkan sesuai dengan

hirarki pusat-pusat kegiatan di Metropolitan Bandung Raya. Berikut merupakan

konsep hirarki pusat kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang kota dan

kabupaten di wilayah Metropolitan Bandung Raya.

Page 36: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

35

GAMBAR 8 KONSEP HIRARKI PUSAT KEGIATAN DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012.

Berdasarkan hirarki pusat kegiatan tersebut, didapatkan koridor-koridor yang

menghubungkan pusat-pusat kegiatan sesuai dengan jaringan jalan eksisting.

GAMBAR 9 KONSEP JARINGAN ANGKUTAN UMUM DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012.

Page 37: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

36

Konsep hirarki jaringan tersebut kemudian disederhanakan menjadi 8 koridor

angkutan umum.

GAMBAR 10 KORIDOR ANGKUTAN UMUM UTAMA DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012.

Berdasarkan prediksi kebutuhan kapasitas di masing-masing koridor, maka dapat

diketahui moda angkutan yang sesuai untuk tiap koridor.

Page 38: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

37

TABEL 22

ALTERNATIF MODA ANGKUTAN UMUM DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

No Koridor Asal – tujuan

Kebutuhan

kapasitas

(penumpang/jam)

Alternatif teknologi

angkutan massal yang

memenuhi

1 Koridor Ujung

Berung

• Ujung Berung-

Cicaheum-CBD

• Arcamanik-Jalan

Jakarta-CBD

• 12.284

• 4.095

• BRT,LRT,LRRT, AGT,

Tram

• Bus

2 Koridor Gede

Bage

• Gedebage-Kordon-

Buahbatu-CBD

• Derwati-Kiara

Condong-CBD

• Cicalengka-

Jatinangor-

Gedebage-CBD

• Dayeoukolot-

Kordon-CBD

• 7.359

• 8.298

• 8.298

• 7.359

• BRT, AGT

• BRT, AGT

• BRT, AGT

• BRT, AGT

3 Koridor

Dayehkolot

• Banjaran-M Toha-

CBD

• 12.335 • BRT,LRT,LRRT, AGT,

Tram

4 Koridor

Soreang

• Soreang-Kopo-CBD • 16.086 • BRT,LRT,LRRT, AGT,

Tram

5 Koridor Cimahi

Selatan

• Cijerah-Terusan

Pasir Koja-CBD

• Padalarang-Cimahi-

CBD (via Cibeureum)

• 3.902 • Bus

6 Koridor Cimahi

Utara

• Padalarang-Cimahi-

CBD (via Djunjunan)

• 7.191 • BRT, AGT

7 Koridor

Lembang

• Lembang- Ledeng-

Cihampelas-CBD

• Setrasari-Pasteur-

CBD

• 2.148

• 1.432

• Bus, Car Cable

• Bus, Car Cable

8 Koridor Dago • Dago-Merdeka-CBD

• Sadang Serang-

Pahlawan-CBD

• 1.057

• 865

• Bus, Car Cable

• Bus, Car Cable

Sumber: Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, 2012.

Sementara itu, angkutan massal berbasis rel juga akan dikembangkan sebagai

alternatif dari angkutan massal berbasis jalan, baik jaringan eksisting maupun

Page 39: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

38

pembangunan jaringan baru. Jaringan rel kereta api eksisting di Metropolitan

Bandung Raya (Padalarang-Cicalengka) akan dikembangkan sebagai jaringan

commuter dengan elektrifikasi dan double-track.

Jalur baru untuk angkutan massal berbasis rel juga akan dibangun. Konsep awal

angkutan massal tersebut diinisiasikan oleh Panghegar Group yang akan

mengembangkan monorail. Pembangunan monorail tersebut terdiri dari 3 rute.

Rute pertama yaitu Taman Hutan Raya hingga Terminal Leuwi Panjang yang

sebagian besar dibangun di sepanjang bantaran Sungai Cikapundung. Rute kedua

menggunakan jalur jalan raya eksisting, yaitu Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya dari

Kota Baru Parahyangan di Padalarang hingga ke Jatinangor. Rute ketiga yaitu dari

Soekarno-Hatta hingga Alun-alun Soreang.

GAMBAR 11 PENGEMBANGAN MONORAIL DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sumber: Panghegar Group dan Analisis WJPMDM, 2013.

Jalan tol juga akan dikembangkan, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Dalam lingkup internal, akan dikembangkan jalan tol dalam kota atau lebih dikenal

dengan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) serta Tol Soreang-Pasirkoja.

Sementara itu, konektivitas antara Metropolitan Bandung Raya dengan wilayah

lain di Jawa Barat juga terus ditingkatkan melalui pembangunan jalan tol an

reaktivasi rel kereta api. Jalan Tol Cileungi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) dan

pembangunan jalur KA Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari akan menghubungkan

Page 40: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

39

Metropolitan Bandung Raya dengan Metropolitan Cirebon Raya. Selain itu

terdapat pula pembangunan jalan tol Ciranjang Padalarang yang menghubungkan

Metropolitan Bandung Raya dengan bagian barat dan reaktivasi jalur kereta api

Cikudapateuh-Ciwidey yang akan membuka akses ke bagian selatan Jawa Barat.

GAMBAR 12 RENCANA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI

DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sumber: RTRW Provinsi Jawa Barat 2009-2029

2. Konsep Pengembangan Perumahan

Pengembangan Perumahan Vertikal Skala Besar

Pengembangan perumahan merupakan tantangan karena berhadapan pada lahan

yang semakin terbatas. Dalam mengatasi hal ini, pengembangan perumahan

vertikal merupakan solusi untuk meminimalkan penggunaan lahan. Dengan

demikian, terdapat lebih banyak ruang untuk pengembangan hal lain, terutama

peningkatan ruang terbuka hijau dan ruang publik untuk memfasilitasi berbagai

kegiatan penduduk.

Mengingat perkembangan penduduk Metropolitan Bandung Raya yang sangat

pesat dan akan bsangat besar pada tahun 2025, maka perumahan vertikal yang

akan dikembangan merupakan perumahan skala besar. Setiap perumahan vertikal

terdiri dari minimal 10 tower dengan masing-masing tower terdiri dari 10 lantai.

Page 41: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

40

Lokasi perumahan vertikal skala besar tersebut diutamakan di wilayah urban.

Sementara itu, pengembangan perumahan di wilayah suburban akan disesuaikan

dengan jumlah penduduk dan kondisi lingkungan, sehingga skala perumahan akan

bervariasi dari skala menengah hingga rendah.

Berikut konsep lokasi perumahan di Metropolitan Bandung Raya tahun 2025.

GAMBAR 13 KONSEP LOKASI PERUMAHAN DI METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sumber: Analisis WJPMDM, 2013

Penataan Kawasan

Pengembangan perumahan di Metropolitan Bandung Raya akan dilakukan melalui

penataan kawasan/ redevelopment. Wilayah Metropolitan Bandung Raya dibagi

menjadi blok-blok kawasan yang potensial untuk redevelopment. Pengembangan

kawasan dapat dilakuan oleh BUMD, swasta, koperasi, atau masyarakat sesuai

dengan ketentuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengambil inisiatif membebaskan lahan-lahan

yang tersebar di wilayah metropolitan Bandung Raya masing-masing seluas 5 Ha

yang berfungsi sebagai awal kegiatan penataan kawasan di Metropolitan Bandung

Page 42: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

41

Raya. Lahan 5 Ha tersebut digunakan pertama kali untuk relokasi penduduk yang

kawasannya akan dikembangkan kembali (redevelopment).

Berikut ilustrasi pengembangan kawasan di Metropolitan Bandung Raya.

GAMBAR 14 ILUSTRASI PENATAAN KAWASAN METROPOLITAN BANDUNG RAYA

Sumber: Hasil Kajian WJPMDM, 2012

3. Konsep Penyediaan Air Bersih

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bandung Raya

Permasalahan penyediaan air minum di Metropolitan Bandung Raya perlu

diselesaikan secara sistemik, mulai dari strategi peningkatan ketersediaan air baku,

pengelolaan, finansial, kelembagaan, hingga sumber daya manusia.

Dari segi teknis, penyediaan air bersih perlu memperhatikan ketersediaan jaringan,

baik jaringan perpipaan maupun dengan jaringan lainnya. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam jaringan perpipaan meliputi unit air baku, unit produksi, unit

distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sementara itu, selain melalui

jaringan perpipaan, penyediaan air bersih dapat dilakukan melalui sumur dangkal,

sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air,

instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mengupayakan penyediaan air bersih dengan

menyusun rencana induk Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Bandung Raya

sebagai perencanaan jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan air minum di

Page 43: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

42

Metropolitan Bandung Raya. SPAM Bandung Raya dibagi menjadi dua bagian, yaitu

SPAM Regional Bandung Barat-Timur dan SPAM Regional Bandung Selatan

GAMBAR 15 SPAM REGIONAL BANDUNG RAYA

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2011.

SPAM Regional Bandung Selatan meliputi sebagian wilayah Kota Bandung

(Kecamatan Kiaracondong, Bandung Kidul dan Bojongloa Kidul) dan Kabupaten

Bandung (Kecamatan Katapang, Soreang, Margahayu, dan Margaasih). Tahap

pertama akan dilakukan pada tahun 2011 hingga tahun 2015 dengan debit air

sebesar 1400 liter/detik. Sumber yang akan dikembangkan adalah:

a. Alternatif 1 : Pemanfaatan Idle SIPA S. Cisangkuy sebesar 350 l/det, dan

ditambah dari supplesi Waduk Santosa ke Sungai Cisangkuy sebesar 800 l/det

dan kekeurangannya akan diambil dari Tentakel Saguling Selatan sebesar 250

l/det.

Page 44: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

43

b. Alternatif 2 : Pemanfaatan Idle SIPA Sungai Cisangkuy sebesar 350 l/det, dan

kekurangannya akan diambil dari Tentakel Saguling Selatan sebesar 1.050 l/det.

Sementara itu, tahap kedua akan dilaksanakan pada tahun 2016 hingga 2030

dengan penambahan debit kebutuhan air sebesar 1150 l/det. Sumber air baku

yang akan dikembangkan adalah DAS Sungai Cisangkuy dengan pengembangan

waduk Santosa dan Codetan S. Cibatarua yang keduanya akan disambungkan ke

Situ Panunjang dan Situ Cileunca. Semuanya akan mengalir ke Intake Cikalong

Sungai Cisangkuy, yang memiliki debit andalan sebesar > 2300 l/det.

SPAM Regional Bandung Barat-Timur meliputi sebagian wilayah Kota Bandung

(Kecamatan Andir, Bandung Kulon, Bojongloa Kaler, Babakan Ciparay, Rancasari,

Cibiru, dan Ujungberung), sebagian Kabupaten Bandung (Kecamatan Cileunyi,

Rancaekek, dan Cicalengka), serta Kota Cimahi. Pada tahap (2011-2015), sesuai

penambahan kebutuhan sebesar 3600 l/det, sumber yang akan dikembangkan

adalah:

a. Alternatif 1: Sungai Citarum (Stasiun PDA Nanjung)

b. Alternatif 2 : Memanfaatkan rencana waduk Citarik dan waduk Cikukang, untuk

pelayanan wilayah Bandung Timur. Waduk Sukawana, Waduk Cimeta dan

Waduk Cipanengah 1,2,3 untuk wilayah pelayanan Bandung Barat dan sebagian

ke wilayah Bandung Timur.

Untak tahap kedua (2016-2030), sesuai penambahan debit kebutuhan air sebesar

3900 l/det sumber yang akan dikembangkan adalah waduk-waduk kecil yang ada

di Cekungan Bandung seperti Waduk Citarik, Cikukang, Ciawiruka, Cipanengah

1,2,3 untuk Bandung Timur, serta Waduk Sukawana, Waduk Cimeta dan waduk

Ciwidey untuk Bandung Barat. Waduk-waduk tersebut memiliki debit andalan

sebesar > 4000 l/det hingga diperkirakan mencukupi kebutuhan hingga tahun 2030

jika waduk waduk tersebut dibangun sejak dari sekarang. Jika pembangunan

waduk-waduk yang direncanakan belum ada kepastian untuk dibangun, maka

digunkanan alternatif pemanfaatan Sungai Citarum hilir (PDA Nanjung) yang

memiliki debit andalan 8.000 l/detik. Kapasitas ini diperkirakan mencukupi untuk

memenuhi kebutuhan air minum wilayah Perkotaan Bandung Raya sistem

Bandung Barat-Timur sampai dengan tahun 2030.

Page 45: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

44

4. Konsep Pengelolaan Persampahan

Pengelolaan sampah di Metropolitan Bandung Raya dilakukan dengan dua

pendekatan, yaitu pengurangan produksi sampah dari sumbernya (domestik dan

non domestik) serta pemerosesan sampah melalui penyediaan fasilitas

pengumpulan dan pengolahan sampah.

Pengurangan produksi sampah, pemilahan sampah, dan daur ulang sampah

merupakan langkah jangka panjang dalam penanganan masalah persampahan. Hal

ini dapat meminimalisasi jumlah sampah yang menumpuk di TPA. Untuk itu,

diperlukan strategi edukasi dan sosialisasi masyarakat untuk menanamkan

kesadaran tentang pentingnya mengurangi jumlah sampah dan mengolah sampah

sendiri sebelum dibuang ke TPA.

GAMBAR 16 PENGOLAHAN DAN PEMROSESAN SAMPAH

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2013.

Pemrosesan sampah dilakukan di Tempat Pengumpulan Sementara (TPS) dan

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). TPS berlokasi di pusat kegiatan untuk skala

komunal, sedangkan TPA berskala regional. Berdasarkan Undang-Undang nomor

18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, TPA dengan menggunakan sistem

open dumping sudah tidak diperkenankan lagi mulai tahun 2011. Dengan demikian

Page 46: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

45

sistem yang dianjurkan adalah controlled landfill untuk kota kecil dan sanitary

landfill untuk kota besar. Sementara itu, penggunaan insinerator untuk limbah

medis dan pengelolaan limbah B3 merupakan pilihan terbuka.

TPA akan dibangun secara berjenjang mulai dari TPA kabupaten/kota hingga TPA

regional yang berskala metropolitan.

GAMBAR 17 TEMPAT PEMROSESAN AKHIR (TPA)

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2013.

Pemrosesan akhir sampah yang dianjurkan adalah dengan menggunakan sistem

sanitary landfill. Sanitary landfill adalah sistem pembuangan akhir sampah yang

dilakukan dengan cara sampah ditimbun di TPA sampah yang sudah disiapkan

sebelumnya dan telah memenuhi syarat teknis. Setelah ditimbun, sampah lalu

dipadatkan dengan menggunakan alat berat seperti buldozer maupun track loader,

kemudian ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup setiap hari pada setiap

akhir kegiatan. Hal ini dilakukan terus menerus secara berlapis-lapis sesuai rencana

yang telah ditetapkan.

Page 47: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

46

GAMBAR 18 ALUR PENGOLAHAN AKHIR SAMPAH

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2013.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengembangkan TPA Regional Legoknangka yang

berlokasi di Desa Ciherang, Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung sebagai TPA

Regional Wilayah Metropolitan Bandung Raya.

Page 48: DAFTAR ISI - Metropolitanmetropolitan.jabarprov.go.id/sources/download/paper/6f79c-06... · lain), ruas jalan yang sempit, dan persimpangan (Masterplan Transportasi Kota Bandung,

47

GAMBAR 19 SITEPLAN DAN ALUR PENGOLAHAN SAMPAH DI TPA LEGOKNANGKA

Sumber: Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat, 2013.

TPA Legoknangka mempunyai kapasitas sebesar 1000 ton per hari. Fasilitas yang

terdapat di TPA Legoknangka meliputi infrastruktur jalan operasi, drainase, IPAL,

bufferzone, jembatan timbang, hanggar dan alat pemilahan, mesin pemilahan, ITF

(sarana pengomposan, sarana daur ulang, pengolahan sampah menjadi bahan

bakar/RDF (Refuse Derived Fuel), serta pemrosesan akhir. TPA ini direncanakan

untuk mulai beroperasi pada tahun 2016.