CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

42
Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologik dan anatomik pada berbagai sistem organ yang berhubungan dengan kehamilan akibat terjadi perubahan hormonal didalam tubuhnya. Perubahan yang terjadi dapat mencakup sistem gastrointestinal, respirasi, kardiovaskuler, urogenital, muskuloskeletal dan saraf. Perubahan yang terjadi pada satu sistem dapat saling memberi pengaruh pada sistem lainnya, dan dalam menanggulangi kelainan yang terjadi harus mempertimbangkan perubahan yang terjadi pada masing- masing sistem, Perubahan ini terjadi akibat kebutuhan metabolik yang disebabkan kebutuhan janin, plasenta dan rahim. Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan, termasuk sistem kardiovaskuler, akan memberikan gejala dan tanda yang sukar dibedakan dari gejala penyakit jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa kelainan yang tidak dapat ditoleransi pada saat kehamilan. Perubahan hemodinamik Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik karena peningkatan volume darah sebesar 30-50%, yang dimulai sejak

description

kardio

Transcript of CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Page 1: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Wanita normal yang mengalami kehamilan akan mengalami perubahan fisiologik

dan anatomik pada berbagai sistem organ yang berhubungan dengan kehamilan

akibat terjadi perubahan hormonal didalam tubuhnya. Perubahan yang terjadi

dapat mencakup sistem gastrointestinal, respirasi, kardiovaskuler, urogenital,

muskuloskeletal dan saraf. Perubahan yang terjadi pada satu sistem dapat saling

memberi pengaruh pada sistem lainnya, dan dalam menanggulangi kelainan yang

terjadi harus mempertimbangkan perubahan yang terjadi pada masing-masing

sistem, Perubahan ini terjadi akibat kebutuhan metabolik yang disebabkan

kebutuhan janin, plasenta dan rahim.

Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan,

termasuk sistem kardiovaskuler, akan memberikan gejala dan tanda yang sukar

dibedakan dari gejala penyakit jantung. Keadaan ini yang menyebabkan beberapa

kelainan yang tidak dapat ditoleransi pada saat kehamilan.

Perubahan hemodinamik

Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik karena peningkatan

volume darah sebesar 30-50%, yang dimulai sejak trimester pertama dan

mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu, dan menetap sampai

aterm. Sebagian besar peningkatan volume darah ini menyebabkan meningkatnya

kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos dan sistem vaskular kulit, dan tidak

memberi beban sirkulasi pada wanita hamil yang sehat. Peningkatan volume

plasma (30-50%) relatif lebih besar dibanding peningkatan sel darah (20-30%),

mengakibatkan terjadinya hemodilusi dan menurunya konsentrasi hemoglobin.

Peningkatan volume darah ini mempunyai 2 tujuan yaitu pertama mempermudah

pertukaran gas pernafasan, nutrient, dan metabolit ibu dan janin dan kedua

mengurangi akibat kehilangan darah yang banyak saat kelahiran.

Peningkatan volume darah ini mengakibatkan cardiac output saat istirahat akan

meningkat sampai 40%. Peningkatan cardiac output yang terjadi mencapai

Page 2: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

puncaknya pada usia kehamilan 20 minggu. Pada pertengahan sampai akhir

kehamilan cardiac output dipengaruhi oleh posisi tubuh. Sebagai akibat

pembesaran uterus yang mengurangi venous return dari ekstremitas bawah. Posisi

tubuh wanita hamil turut mempengaruhi cardiac output dimana bila dibandingkan

dalam posisi lateral kiri, pada saat posisi supinasi maka cardiac output akan

menurun 0,6 l/menit dan pada posisi tegak akan menurun sampai 1,2 l/menit.

Umumnya Perubahan ini hanya sedikit atau tidak memberi gejala, dan pada

beberapa wanita hamil lebih menyukai posisi supinasi. Tetapi pada posisi supinasi

yang dipertahankan akan memberi gejala hipotensi yang disebut supine

hypotensive syndrome of pregnancy. Keadaan ini dapat diperbaiki dengan

memperbaiki posisi wanita hamil miring pada salah satu sisi, Perubahan

hemodinamik juga berhubungan dengan Perubahan atau variasi dari cardiac

output. Cardiac output adalah hasil denyut jantung dikali stroke volume. Pada

tahap awal terjadi kenaikan stroke volume sampai kehamilan 20 minggu.

Kemudian setelah kehamilan 20 minggu stroke volume mulai menurun secara

perlahan karena obstruksi vena cava yang disebabkan pembesaran uterus dan

dilatasi venous bed. Denyut jantung akan meningkat secara perlahan mulai dari

awal kehamilan sampai akhir kehamilan dan mencapai puncaknya kira-kira 25

persen diatas tanpa kehamilan pada saat melahirkan.

Cardiac output juga berhubungan langsung dengan tekanan darah merata dan

berhubungan terbalik dengan resistensi vascular sistemik. Pada awal kehamilan

terjadi penurunan tekanan darah dan kembali naik secara perlahan mendekati

tekanan darah tanpa kehamilan pada saat kehamilan aterm. Resistensi vascular

sistemik akan menurun secara drastis mencapai 2/3 nilai tanpa kehamilan pada

kehamilan sekitar 20 minggu. Dan secara perlahan mendekati nilai normal pada

akhir kehamilan. Cardiac output sama dengan konsumsi oksigen dibagi perbedaan

oksigen arteri-venous sistemik. Konsumsi oksigen ibu hamil meningkat 20 persen

dalam 20 minggu pertama kehamilan dan terus meningkat sekitar 30 persen diatas

nilai tanpa kehamilan pada saat melahirkan. Peningkatan ini terjadi karena

kebutuhan metabolisme janin dan kebutuhan ibu hamil yang meningkat.

Page 3: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Cardiac output juga akan meningkat pada saat awal proses melahirkan. Pada

posisi supinasi meningkat sampai lebih dari 7 liter/menit. Setiap kontraksi uterus

cardiac output akan meningkat 34 persen akibat peningkatan denyut jantung dan

stroke volume, dan cardiac output dapat meningkat sebesar 9 liter/menit. Pada

saat melahirkan pemakaian anestesi epidural mengurangi cardiac output menjadi

8 liter/menit dan penggunaan anestesi umum juga mengurangi cardiac output.

Setelah melahirkan cardiac output akan meningkat secara drastis mencapai 10

liter/menit (7-8 liter/menit dengan seksio sesaria) dan mendekati nilai normal saat

sebelum hamil, setelah beberapa hari atau minggu setelah melahirkan. Kenaikan

cardiac output pada wanita hamil kembar dua atau tiga sedikit lebih besar

dibanding dengan wanita hamil tunggal. Adakalanya terjadi sedikit peningkatan

cardiac output sepanjang proses laktasi.

Perubahan unsur darah juga terjadi dalam kehamilan. Sel darah merah akan

meningkat 20-30% dan jumlah lekosit bervariasi selama kehamilan dan selalu

berada dalam batas atas nilai normal. Kadar fibrinogen, factor VII, X, dan XII

meningkat, juga jumlah trombosit meningkat tetapi tidak melebihi nilai batas atas

nilai normal. Kehamilan juga menyebabkan perubahan ukuran jantung dan

perubahan posisi EKG. Ukuran jantung berubah karena dilatasi ruang jantung dan

hipertrofi. Pembesaran pada katup trikuspid akan menimbulkan regurgitasi ringan

dan menimbulkan bising bising sistolik normal grade 1 atau 2. Pembesaran rahim

keatas rongga abdomen akan mendorong posisi diafragma naik keatas dan

mengakibatkan posisi jantung berobah kekiri dan keanterior dan apeks jantung

bergeser keluar dan keatas. Perubahan ini menyebabkan Perubahan EKG sehingga

didapati deviasi aksis kekiri, sagging ST segment dan sering didapati gelombang T

yang inversi atau mendatar pada lead III.

Distribusi Aliran Darah

Aliran Darah pada wanita hamil tidak sepenuhnya diketahui. Distribusi aliran

darah dipengaruhi oleh resistensi vaskuler lokal. Renal blood flow meningkat

sekitar 30 persen pada trimester pertama dan menetap atau sedikit menurun

sampai melahirkan. Aliran darah kekulit meningkat 40 - 50 persen yang berfungsi

untuk menghilangkan panas. Mammary blood flow pada wanita tanpa kehamilan

Page 4: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

kurang dari 1 persen dari cardiac output. Dan dapat mencapai 2 persen pada saat

kehamilan aterm. Pada wanita yang tidak hamil aliran darah ke rahim sekitar 100

ml/menit (2 persen dari cardiac output) dan akan meningkat dua kali lipat pada

kehamilan 28 minggu dan meningkat mencapai 1200 ml/menit pada saat

kehamilan aterm, mendekati jumlah nilai darah yang mengalir ke ginjalnya

sendiri. Nilai semasa kehamilan pembuluh darah rahim berdilatasi maksimal,

aliran darah meningkat akibat meningkatnya tekanan darah maternal dan aliran

darah. Pada dasarnya wanita hamil selalu menjaga aliran darah ke rahimnya,

apabila redistribusi aliran darah total diperlukan oleh ibu atau jika terjadi

penurunan tekanan darah maternal dan cardiac output, maka aliran darah ke

uterus menurun dan tetap dipertahankan.

Vasokonstriksi yang disebabkan katekolamin endogen, obat vasokonstriksi,

ventilasi mekanik, dan beberapa obat anestetik yang berhubungan dengan pre

eklampsi dan eklampsi akan menurunkan aliran darah ke rahim. Pada wanita

normal aliran darah rahim mempunyai potensi dapat dibatasi. Dan pada wanita

berpenyakit jantung, pengalihan aliran darah dari rahim menjadi masalah karena

aliran darah sudah tidak teratur. Mekanisme perubahan hemodinamik juga tidak

sepenuhnya dimengerti, yang diakibatkan oleh perubahan volume cairan tubuh.

Total cairan tubuh semasa kehamilan meningkat 6 sampai 8 liter yang sebagian

besar berada pada ekstraseluler. Segera setelah 6 minggu kehamilan volume

plasma meningkat dan pada trimester kedua mencapai nilai maksimal 11/2 dan

normal. Masa sel darah merah juga meningkat tetapi tidak untuk tingkatan yang

sama; hematokrit menurun semasa kehamilan meskipun jarang mencapai nilai

kurang dari 30 persen, Perubahan vaskular berhubungan penting dengan

Perubahan hemodinamik pada saat kehamilan. Arterial compliance meningkat dan

terjadi peningkatan kapasitas vaskuler vena. Perubahan ini sangat penting dalam

memelihara hemodinamik dari kehamilan normal. Perubahan arterial yang

berhubungan dengan peningkatan fragilitas bila kecelakaan vaskuler terjadi yang

sering terjadi pada kehamilan dapat merugikan hemodinamik. Peningkatan level

hormon steroid saat kehamilan inilah yang menjadi alasan utama terjadinya

Perubahan pada vaskuler dan miokard.

Page 5: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Perubahan hemodinamik dengan latihan

Kehamilan akan merobah respons hemodinamik terhadap latihan. Pada wanita

hamil derajat exercise yang diberikan pada posisi duduk menyebabkan

peningkatan cardiac output yang lebih besar dibanding dengan wanita tanpa

kehamilan dengan derajat exercise yang sama. Dan maksimum cardiac output

dicapai pada tingkatan exercise yang lebih rendah. Peningkatan cardiac output

relatif lebih besar dari peningkatan konsumsi oksigen, sehingga terdapat

perbedaan oksigen arterio-venous yang lebih lebar dari yang dihasilkan pada

wanita tanpa kehamilan dengan derajat exercise yang sama. Keadaan ini

menunjukkan pelepasan oksigen ke perifer sedikit kurang efisien selama

kehamilan.

Pada wanita tanpa kehamilan, latihan akan meningkatkan stroke volume yang

lebih besar dan sedikit peningkatan denyut jantung dari pada yang didapati pada

individu yang tidak terlatih. Pada saat kehamilan efek latihan ini tidak kelihatan

dan kemungkinan karena peningkatan stroke volume dibatasi akibat kompresi

vena kava inferior atau meningkatnya ketidakmampuan vena. Exercise semasa

kehamilan tidak jelas apakah lebih berbahaya atau lebih bermanfaat pada wanita

dengan penyakit jantung daripada pada wanita tanpa kehamilan. Pada manusia,

diketahui tipe exercise mempengaruhi hemodinamik maternal dan perfusi uterus.

Regular aerobic endurance exercise semasa hamil berhubungan dengan

Page 6: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

berkurangnya berat kelahiran. Sebagian besar pengurangan tersebut karena

berkurangnya massa lemak janin dan tidak jelas apakah hal ini merugikan.

Pada tabel 1 dapat dilihat Perubahan hemodinamik saat kehamilan normal,

melahirkan dan post partum.

Tabel l. Perubahan hemodinamik normal semasa kehamilan

Parameter

hemodinamika

Perubahan saat

kehamilan normal

Perubahan saat

melahirkan

Perubahan masa

post partum

Volume Darah 40 - 50%

Denyut Jantung 10 – 15 beat per menit

Cardiac output 30 – 50% diatas

nilai-nilai normal

Bertambah 50% Mula, dengan pre

load, kemudian

dengan diuresis

Tekanan Darah 10 mm HG Kembali normal

Stroke volume Pada trimester I dan II,

sedikit pada trimester III

(300 – 500 ml

perkontraksi)

Resistensi Vaskular

Sistemik

Kembali normal

Masalah Kardiovaskuler Pada Wanita Yang Berpenyakit Jantung Dengan

Kehamilan

Dahulu penyakit jantung pada wanita dengan kehamilan merupakan penyebab

morbiditas dan mortalitas. Dengan kemajuan diagnostik, pengobatan medik dan

bedah dalam penatalaksanaan penyakit jantung, secara nyata telah menurunkan

morbiditas dan mortalitas penderita penyakit jantung. Tindakan bedah pada

penderita penyakit jantung semasa kanak-kanak menyebabkan sebagian besar

wanita berpenyakit jantung dapat mengalami kehamilan dan melahirkan.

Meskipun demikian beberapa hal yang dihadapi wanita berpenyakit jantung yang

Page 7: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

mengalami kehamilan masih menjadi masalah, karena dapat mengancam jiwa si

ibu dan mempengaruhi keadaan janin. Pada tabel dibawah ini ditunjukkan

beberapa masalah pada wanita hamil dengan penyakit jantung.

Tabel 2. Kelainan kardiovaskuler resiko tinggi terhadap Ibu dan Janin

Dianjurkan menghindarkan kehamilan atau menghentikan

kehamilan

Hipertensi pulmonal

Dilated cardiomyopathy dengan gagal jantung kongestif

Sindroma Marfan dengan dilatasi aorta

PJB sianotik

Kehamilan yang memerlukan konsultasi dan follow up ketat

Katup protesa

Koarktasio aorta

Sindroma Marfan

Dilated cardiomyopathy yang asimtomatik

Lesi obstruktif

Pada saat kehamilan kesehatan ibu dan janin adalah sangat penting dan saling

mempengaruhi. Kondisi janin yang baik sangat diperlukan tetapi keselamatan ibu

menjadi prioritas utama. Idealnya pengobatan ibu dengan obat-obatan,

pemeriksaan diagnostik dan pembedahan perlu dihindarkan pada ibu hamil, tetapi

bila diperlukan dapat dilakukan.

Mengenal kelainan kardiovaskular pada wanita yang mengalami kehamilan sangat

sukar. Gejala penyakit jantung seperti kelelahan, dispnea, ortopnea, edema

tungkai dan rasa tidak enak didada sering didapati pada wanita normal dengan

kehamilan. Pada tabel 1 dapat dilihat beberapa Perubahan kardiovaskular yang

didapati wanita hamil normal. Tetapi dalam pemeriksaan sistem kardiovaskuler

perhatian perlu lebih ditingkatkan untuk mengenali kelainan kardiovaskuler

karena penyakit jantung. Perhatian perlu ditingkatkan bila pada wanita hamil bila

didapati dispnea atau ortopnea yang progressif dan membatasi aktifitas,

hemoptisis, sinkope saat exercise atau nyeri dada saat exercise.

Page 8: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Pemeriksaan fisik yang sering didapati pada wanita hamil seperti edema dorsum

pedis, basilar pulmonary rales, suara jantung ketiga, bising sistolik dan pulsasi

vena leher bisa didapati. Tetapi jika didapati sianosis atau clubbing, bising sistolik

yang kuat (≥ 3/6), kardiomegali, fixed split suara jantung kedua, atau tanda-tanda

hipertensi pulmonal (suara P2 mengeras) merupakan hal yang abnormal pada

wanita hamil dan perhatian perlu ditingkatkan. Bising diastolik yang didapati pada

wanita hamil menunjukkan tanda-tanda penyakit jantung.

Pemeriksaan Diagnostik

Evaluasi status kardiovaskular pada wanita hamil lebih baik hanya dengan

anamnesis dan pemeriksaan fisik. Adakalanya diperlukan pemeriksaan lain yang

harus dilakukan dengan mempertimbangkan resikonya terhadap wanita hamil dan

janin yang dikandungnya. Pemeriksaan oleh orang yang berpengalaman sangat

diperlukan untuk menghindarkan kesalahan dalam diagnosis yang dapat

menimbulkan kecemasan, ketakutan dan biaya yang tidak diperlukan.

Pemeriksaan ekokardiografi

Pemeriksaan ekokardiografi, termasuk Doppler sangat aman dan tanpa resiko

terhadap ibu dan janin. Pemeriksaan transesofageal ekokardiografi pada wanita

hamil tidak dianjurkan karena resiko anestesi selama prosedur Pemeriksaan

radiografi. Semua pemeriksaan radiografi mesti dihindarkan terutama pada awal

kehamilan.

Pemeriksaan radiografi mempunyai resiko terhadap organogenesis abnormal pada

janin, atau malignansi pada masa kanak-kanak terutama leukemia. Jika

pemeriksaan sangat diperlukan sebaiknya dilakukan pada kehamilan lanjut, dosis

radiasi seminimal mungkin dan perlindungan terhadap janin seoptimal mungkin.

Pemeriksaan elektrokardiografi

Pemeriksaan EKG sangat aman dan dapat membantu menjawab pertanyaan rang

spesifik. Kehamilan dapat menyebabkan interpretasi dari variasi gelombang ST-T

lebih sulit dari yang biasa. Depresi segmen ST inferior sering didapati pada

Page 9: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

wanita hamil normal. Pergeseran aksis QRS kekiri sering didapati, tetapi deviasi

aksis kekiri yang nyata (-30°) menyatakan adanya kelainan jantung.

Pemeriksaan radionuklida

Beberapa pemeriksaan radionuklida akan mengikat albumin dan tidak akan

mencapai fetus, pemisahan akan terjadi dan eksposur terhadap janin mungkin

terjadi. Sebaiknya pemeriksaan ini dihindarkan. Adakalanya pemeriksaan ventilasi

pulmonal/perfusi scan atau scan perfusi miokard thallium diperlukan saat

kehamilan. Diperkirakan eksposur terhadap fetus rendah.

Magnetic resonance imaging

Meskipun tidak tersedia informasi mengenai keamanan prosedur MRI pada

evaluasi wanita hamil dengan kehamilan, dilaporkan tidak didapati efek fetal yang

merugikan bila digunakan pada tujuan yang lain. Pemeriksaan ini mesti

dihindarkan pada wanita dengan implantasi pacu jantung atau defibrillator.

Menilai resiko pada pasien yang berpenyakit jantung

Bila memungkinkan wanita yang mempunyai kelainan jantung harus mendapat

nasihat sebelum hamil, termasuk membicarakan kontrasepsi, resiko maternal dan

janin yang dikandungnya saat hamil, kemungkinan jangka panjang mengenai

morbidity dan mortalitas. Fungsional klas dari The New York Heart Association

(NYHA) selalu digunakan sebagai tolok ukur untuk meramalkan akibat dari

penyakit jantung yang diderita pasien. Wanita dengan NYHA klas III dan IV akan

menghadapi mortality rate sampai 7% dan morbiditas rate lebih dari 30% dan

harus mendapat perhatian yang lebih dalam kehamilan. Ada lima faktor yang

dapat dipakai meramalkan komplikasi jantung pada wanita hamil seperti yang

dapat dilihat pada tabel 3.

Page 10: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Tabel 3. Prediktor resiko ibu untuk komplikasi jantung (Predictors of

maternal risk for cardiac complication).

Kejadian pada jantung sebelumnya (gagal jantung, transient ischemic attack,

stroke sebelum kehamilan)

Aritmia jantung sebelumnya (symptomatic sustained tachyarrhytmia atau

bradiaritmia yang memerlukan pengobatan)

NYHA fungsional klas > 2 atau sianosis.

Obstruksi outflow tract atau valvular (aortic valve area <1,5 cm2, mitral valve

area < 2 cm2 atau left ventricular outflow tract peak gradient > 30 mm Hg)

Myocardial dysfunction (L VEF <40% atau restrictive cardiomyopathy atau

hypertrophic cardiomyopathia)

.

Penatalaksanaan Sindroma Kardiovaskuler

Komplikasi kardiovaskuler dapat terjadi pada penderita penyakit jantung yang

memerlukan penatalaksanaan. Penatalaksanaan antara satu penderita dengan

penderita lainnya sangat individual dan berbeda, dibawah ini disampaikan

rekomendasi yang dapat digunakan pada sebagian besar penderita.

Sindroma Cardiac output Rendah

Cardiac output yang rendah merupakan suatu tanda yang tidak menyenangkan

pada setiap penderita, terutama pada wanita hamil. Keadaan ini akan

menimbulkan tanda-tanda perfusi yang jelek seperti gangguan mental, konstriksi

vaskuler perifer, urine output yang berkurang dan tekanan darah yang rendah.

Walaupun keadaan ini dapat diobati tetapi penyakit lain seperti tamponade

jantung, atau stenosis katup yang berat mesti dipertimbangkan, karena akan

menimbulkan berkurangnya volume intravaskuler. Bila memungkin sindroma

Page 11: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

cardiac output yang rendah mesti dicegah dan harus dikoreksi bila diketahui. Pada

setiap wanita hamil berkurangnya volume intravaskuler merupakan hal yang

sangat berbahaya pada lesi jantung yang membatasi aliran darah seperti hipertensi

pulmonal, stenosis pulmonal atau aorta, kardiomiopati hipertropik, atau stenosis

mitral. Tindakan atau sikap yang perlu dilakukan untuk mencegah atau mengobati

penurunan volume darah sentral dapat dilihat pada tabel 4 dibawah.

Tabel 4. Tindakan atau sikap yang perlu dilakukan untuk mencegah

penurunan volume darah sentral.

1. Posisi :

lateral kiri

Trendelenburg 10o

2. Kaus kaki yang menutupi seluruh kaki

3. Volume cairan preload untuk pembedahan atau melahirkan 1500 ml glucose

atau normal saline

4. Obat-obatan:

Hindarkan vasodilator

Efedrin untuk hipotensi bila cairan replacement tidak respons

Anestetik (jika diperlukan)

Regional: bolus kecil dan serial

Umum : ditekankan pada benzodiazepin dan narkotik, bahan inhalasi dosis

rendah

Gagal Jantung kongestif

Penatalaksanaan gagal jantung kongestif pada masa kehamilan tidak banyak

berbeda dengan keadaan gagal jantung lainnya. Masukan garam mesti dikurangi

dan aktifitas fisik dibatasi sampai dibawah tingkatan yang menimbulkan gejala

gagal jantung. Pada wanita dengan gejala gagal jantung yang signifikan atau

edema paru, terapi standar dapat digunakan dengan menggunakan obat-obatan

yang dapat digunakan pada wanita dengan kehamilan . Penggunaan obat ACE

inhibitor mesti dihindarkan. Gagal jantung kongestif pads kehamilan adalah suatu

Page 12: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

keadaan dimana posisi supinasi sangat bermanfaat karena akan mengurangi beban

preload dengan obstruksi aliran darah dari vena cava inferior.

Komplikasi tromboemboli

Resiko untuk mendapat tromboemboli vena meningkat lima kali lipat semasa dan

segera setelah kehamilan dan juga terdapat perdebatan peningkatan dalam

tromboemboli arteri. Kedua hal diatas bisa akibat status hiperkoagulasi wanita

yang meningkat semasa kehamilan, dan kemungkinan untuk terjadinya trombosis

vena meningkat karena stasis vena. Pencegahan merupakan hal yang paling baik

dan dapat dilakukan dengan pemberian heparin dosis penuh atau heparin berat

molekul rendah, terutama pada wanita dengan resiko tinggi komplikasi

tromboemboli, termasuk wanita dengan riwayat tromboemboli semasa kehamilan

sebelumnya (resiko 4-15 persen), defisiensi antitrombin III (resiko 70 persen),

defisiensi protein C (resiko 33 persen), defisiensi protein S dan sindroma anti

cardiolipin antibodi. Mutasi gen protrombin dan mutasi factor V mengakibatkan

resistensi mengaktifasi protein C (didapati 3 - 5 persen pada populasi) yang

akhirnya bisa menjadi alasan untuk terapi profilaksis. Jika trombus stall emboli

diketahui, dianjurkan untuk memberikan terapi heparin intravena selama 5-10 hari

dan diikuti heparin subkutan dosis penuh. Jika tromboemboli mengancam

kehidupan (seperti pada emboli paru yang massif atau trombosis pada katup

protese) terapi trombolitik dapat digunakan.

Hipertensi

Hipertensi bisa didapati sebelum kehamilan (1-5 persen) dan menetap semasa

kehamilan atau dapat terjadi dengan kehamilan. Bila wanita normotensi

mengalami kehamilan, maka hipertensi dapat terjadi sebesar 5-7 persen. Karena

sistemik vaskular resisten yang menurun pada awal kehamilan, maka hipertensi

ini sering tidak didapati hingga pertengahan kedua kehamilan. Keadaan ini disebut

dengan pregnancy-induced atau gestational hypertension atau toxemia. Bila

disertai dengan proteinuria, edema kaki, iritabilitas SSP, peningkatan enzim hati,

gangguan koagulasi, maka sindroma hipertensi ini disebut preeklamsi. Jika

disertai konvulsi maka disebut eklamsi. Tidak jelas apakah hipertensi sendiri

Page 13: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

menempatkan ibu atau janin mempunyai resiko selama kehamilan, tetapi

preeklamsi jelas akan meningkatkan resiko pada ibu (kira-kira 1-2 persen

Perubahan perdarahan SSP, konvulsi atau penyakit sistemik berat lainnya) dan

retardasi perkembangan janin (10-15 persen). Morbiditas dan mortalitas ibu dan

janin meningkat dengan berlanjutnya eklampsi.

Panduan untuk mengatur tekanan darah pada wanita dengan kehamilan belum

ditetapkan dengan sempurna. Hingga saat ini masih didapati perbedaan pendapat

dalam memelihara tekanan darah pada wanita dengan kehamilan dan dianjurkan

tekanan darah sistolik dibawah 160 mmHg dan tekanan darah diastolic dibawah

100 mmHg. Angka ini merupakan batas keselamatan dalam menghadapi episode

hipertensi berat dan untuk meningkatkan survival janin. Terapi non farmakologi

bila memungkinkan lebih disukai, walaupun tidak jelas hasilnya. Meskipun bed

rest yang ketat dapat menurunkan tekanan darah, tetapi umumnya keadaan ini

tidak direkomendasikan. Membatasi aktifitas fisik dan mengurangi stress selalu

dianjurkan. Membatasi masukan garam tidak dianjurkan, kecuali pada penderita

yang jelas diketahui sebelumnya mempunyai hipertensi sensitif terhadap garam

(salt-sensitive hypertension), karena wanita hamil dengan hipertensi mempunyai

volume plasma yang lebih rendah dibanding wanita dengan normotensi. Jika

diperlukan pengobatan farmakologik, methyldopa menjadi menjadi pilihan.

Sebaliknya penggunaan antihipertensi tidak selalu menunjukkan meningkatkan

survival pada janin dan menghasilkan anak dengan mental dan perkembangan

fisik yang normal. Penggunaan obat-obat anti hipertensi lain akan mempunyai

hasil yang sama, tetapi belum diteliti dengan sempurna. Termasuk terapi awal

dengan beta bloker β1 selektif atau diuretik. Calcium channel blocker terbukti

telah efektif dan penggunaan ACE inhibitor tidak boleh digunakan dan keamanan

penggunaan angiotensin II blocking agent belum diketahui.

Hipertensi pulmonal

Hipertensi pulmonal baik itu primer atau sekunder karena pirau kiri-kanan yang

berlangsung lama (Sindroma Eisenmenger), salah-guna obat, sindroma penyakit

vascular primer (primary vascular disease) atau emboli paru berulang, akan

Page 14: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

menyebabkan mortalitas sekitar 30 - 70 persen. Bila ibu selamat, angka kematian

janin lebih dari 40%. Kematian ibu dapat terjadi setiap saat semasa kehamilan,

saat melahirkan dan dalam minggu pertama post partum merupakan masa yang

sangat rawan. Jika hipertensi pulmonal diketahui pada awal kehamilan,

penghentian kehamilan sangat dianjurkan. Bila ibu menolak untuk hal tersebut,

atau hipertensi pulmonal diketahui pada kehamilan yang lanjut maka diperlukan

follow up yang ketal. Deplesi volume intravaskular akan menempatkan pasien

pada resiko yang tinggi. Resistensi vaskular sistemik dan tekanan darah mesti

dijaga pada penderita hipertensi pulmonal dengan pirau kanan-kiri. Perhatian yang

ketat harus dilakukan untuk menghindarkan trombus atau emboli udara yang

berasal dari kateter intravena yang dapat menimbulkan emboli sistemik. Pada saat

melahirkan, vena sentral pertu dipasang untuk memantau pemberian cairan yang

adekuat, dan kateter arteri pertu dipasang untuk memantau tekanan darah dan

saturasi oksigen.

Aritmia

Pada wanita dengan kehamilan yang disertai rasa pusing, palpitasi dan sakit

kepala ringan, aritmia mesti dipertimbangkan sebagai penyebabnya. Tata cara

pengobatan aritmia pada wanita dengan kehamilan sama dengan wanita yang

tidak hamil dengan kemungkinan pengecualian bahwa aritmia dapat menyebabkan

ketidak stabilan hemodinamik dan mesti segera mendapat pengobatan dan agresif

karena pengalihan aliran darah pada aritmia dapat menjauhi rahim. Jika

kemungkinan penyebab reversibel diketahui maka mesti segera dikoreksi. Jika

diperlukan pengobatan maka diperlukan pemeriksaan elektrokardiografi untuk

mencatat irama jantung.

Takiaritmia sering didapati semasa kehamilan dan juga pada keadaan lainnya.

Didapatinya atrial atau ventricular premature beat, atau sinus takikardia, mesti

dicari dan dikoreksi penyebabnya, dan bukan alasan untuk memulai pengobatan

spesifik. Paroksismal supraventrikular takikardia agak sering terjadi semasa

kehamilan dibanding tanpa masa kehamilan, dapat disebabkan mekanisme AV

node reentry ("dual AV node mechanism") atau atrial ventricular reentry

Page 15: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

(accessory pathway mechanism). Paroksismal supraventricular takikardi

merupakan irama abnormal yang paling sering didapati pada masa kehamilan dan

pengobatan awal dengan vagal maneuvers cukup tepat pada waktu lain. Jika

diperlukan terapi medik pemberian adenosine intravena atau verapamil cukup

efektif. Kardioversi dapat dilakukan jika diperlukan, tetapi harus diingat

"kardioversi tidak pernah dilakukan pada penderita sadar" dan hanya dilakukan

semasa kehamilan pada keadaan lainnya. Jika episode tersebut berulang

diperlukan pengobatan hari demi hari dan verapamil atau obat penyekat beta

adalah pilihan optimal. Digoksin juga efektif, walaupun mesti dihindarkan jika

pasien mempunyai preeksitasi. Penatalaksanaan atrial fibrilasi dan atrial fluter

juga seperti pada wanita tanpa kehamilan. Jika kelainan irama ini terdapat pada

wanita dengan stenosis mitral, disfungsi ventrikel kiri yang berat atau riwayat

tromboemboli sebelumnya, maka terapi anti trombotik dengan heparin

diindikasikan.

Ventrikular takikardi dapat terjadi semasa kehamilan. Jika menyokong suatu

takikardia right ventricular outflow tract (left bundle branch block dengan

morfologi aksis vertikal) obat penyekat beta barangkali efektif. Jika takikardia

fasikularventrikular (selalu dengan right bundle branch block dan left axis

deviasi), verapamil atau diltiazem barangkali efektif. Penatalaksanaan emergensi

rapid ventricular tachycardia atau ventricular fibrillasi direkomendasikan seperti

juga pada wanita tanpa kehamilan. Jika memungkinkan pinggul dimiringkan

kekiri untuk meningkatkan aliran darah balik dari ekstremitas bawah. Jika umur

kehamilan lebih dari 24 minggu dan keselamatan ibu dalam pertimbangan,

tindakan seksio sesaria emergensi dapat dipertimbangkan.

Sindroma Interval QT memanjang dapat diagnosis pertama kali saat kehamilan.

Jika keadaan ini ditemui dan merupakan bentuk yang didapat (sering disebabkan

obat-obatan) maka penyebabnya mesti dieliminasi. Jika sindroma ini merupakan

bentuk kongenital obat penyekat beta semasa kehamilan diperlukan. Defibrilator

implantable telah digunakan pada aritmia ventrikel berulang, tetapi hasilnya tidak

terbukti pada sindroma ini, walaupun tidak berhubungan dengan kehamilan. Pada

Page 16: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

penderita dengan sindroma kongenital, transmisi dengan autosomal dominan

dapat mempengaruhi anak.

Bradiaritmia juga dapat terjadi semasa kehamilan, dan mesti dicari penyebabnya

yang reversibel. Pengobatan umumnya tidak diperlukan kecuali mengakibatkan

gangguan hemodinamik. Komplit heart blok yang sering bersifat bawaan pada

kelompok ini, dapat menyelesaikan kehamilan dengan sempurna. Jika diperlukan

dapat dilakukan pemasangan pacemaker permanen.

Serangan kehilangan kesadaran (Loss of consciousness spells)

Melakukan pemeriksaan kehilangan kesadaran pada kehamilan lebih sulit

daripada keadaan yang biasa ditemui. Sindroma supinasi hipotensi dapat

menyebabkan kehilangan kesadaran. Menghindarkan supinasi merupakan salah

satu usaha pengobatan. Diperlukan evaluasi pemeriksaan elektroenselografi untuk

menyingkirkan kejang sebagai penyebab. Jika kejang tidak memungkinkan

sebagai penyebab atau telah disingkirkan, maka sinkop sebagai perlu

dipertimbangkan.

Endokarditis

Endokarditis bisa didapati wanita semasa kehamilan tanpa diketahui adanya

kelainan jantung, dan kelainan struktur jantung merupakan resiko yang terbesar

untuk mengalami infektif endokarditis. Penampilan klinis infektif endokarditis

semasa kehamilan sama dengan kasus infektif endokarditis lainnya. Streptokokus

merupakan penyebab tersering. Stafilokokus sering didapati pada pemakai salah

guna obat intravena dan infeksi gram negatif -terutama Escheria coli- sering

didapati sebagai penyebab pada wanita dengan infeksi traktus urogenital.

Pencegahan untuk terjadinya infektif endokarditis diperlukan dalam

penatalaksanaan infektis endokarditis. Dianjurkan pemberian antibiotika

profilaksis pada saat akan dilakukan pencabutan gigi, tindakan pembedahan atau

saat melahirkan. Jika endokarditis telah terjadi diperlukan terapi medik yang

agresif dan optimal dan tindakan pembedahan dapat dilakukan semasa kehamilan.

Jika tindakan bedah jantung terbuka diperlukan pacta kehamilan lanjut, tindakan

seksio sesaria yang bersamaan dapat dipertimbangkan.

Page 17: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Pembedahan

Kira-kira 0,5 sampai 2 persen wanita hamil mempunyai kesempatan untuk

menjalani pembedahan -meskipun bukan sebagai komplikasi kehamilan- seperti

juga pada wanita tanpa kehamilan. Beberapa persyaratan dan pertimbangan perlu

dipikirkan sebelum melakukan tindakan pembedahan. Venous return mesti dijaga

dan bila memungkinkan pembedahan dilakukan dalam posisi lateral kiri. Bila

tidak didapati gagal jantung kongestif, pemberian cairan 1500 ml cairan NaCl

0,9% sebelum pembedahan atau proses kelahiran diperlukan untuk memenuhi

beban volume. Cairan ini tidak termasuk glukosa pada saat proses kelahiran,

karena dapat terjadi hipoglikemia pada janin setelah proses kelahiran. Jika

diperlukan bantuan ventilasi, hiperventilasi mesti dihindarkan karena dapat

menyebabkan penurunan venous return. Menghilangkan rasa sakit mesti

dilakukan untuk meminimalisir peningkatan kadar katekolamin yang dapat

menurunkan aliran darah kerahim. Monitoring fetus mesti dilakukan. Tindakan

bedah jantung saat kehamilan mempunyai resiko yang sangat tinggi dibanding

wanita tanpa kehamilan dan juga pada janin yang dikandung.

Obat-Obat Kardiovaskuler Dan Kehamilan

Penggunaan obat-obat kardiovaskuler pada masa kehamilan dan menyusukan

sangat penting diketahui dan dikuasai karena hampir sebagian besar obat-obat

kardiovaskuler akan melewati plasenta dan disekresikan melalui air susu ibu. Bila

informasi mengenai penggunaan obat-obat kardiovaskuler tidak lengkap, bila

memungkinkan sangat baik untuk menghindarkan penggunaanya. Rekomendasi

yang definitif mengenai penggunaan obat-obat pada kehamilan sangat sukar,

tetapi jika diperlukan untuk keselamatan ibu maka tidak dapat dihalangi

penggunaannya.

Diuretika

Diuretika dapat digunakan untuk pengobatan gagal jantung kongestif yang tidak

dapat dikontrol dengan restriksi natrium dan merupakan obat lini terdepan untuk

Page 18: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

pengobatan hipertensi. Tidak satu diuretika pun merupakan kontraindikasi dan

yang paling sering digunakan adalah golongan diuretika tiazide dan furosemide.

Diuretika tidak boleh digunakan untuk profilaksis terhadap toksemia atau

pengobatan terhadap edema pedis.

Obat inotropik

Indikasi pengunaan digitalis tidak berobah pada kehamilan. Digoksin dan

digitoksin dapat melalui plasenta dan kadar serum pada janin lebih kurang sama

dengan pada ibu. Digoksin dengan dosis yang sama bila diberikan pada ibu hamil,

akan menghasilkan kadar serum yang lebih rendah bila dibanding diberikan pada

wanita yang tidak hamil. Jika efek klinis yang diinginkan tidak tercapai, maka

perlu diukur kadarnya dalam serum. Digitalis dapat memperpendek masa gestasi

dan kelahiran karena efeknya pada miometrium sama dengan efek inotropiknya

pada miokardium. Bila inotropik intravena atau vasopressor diperlukan, obat-obat

standar seperti dopamin, dobutamin, atau norepineprin dapat digunakan, tetapi

efeknya menbahayakan janin karena akan menurunkan aliran darah ke uterus dan

menstimulasi kontraksi uterus. Efedrin adalah obat awal yang baik pada

percobaan binatang dan tidak mempengaruhi aliran darah ke uterus yang

merugikan. Informasi mengenai keselamatan dan kemanjuran penggunaan

inhibitor fosfodiester terasa seperti amrinone atau milrinone belum ada sehingga

penggunaanya pada wanita hamil masih dipertanyakan.

Obat Penghambat Reseptor Adrenergik

Dalam observasi terlihat bahwa penggunaan obat penghambat beta dapat

menurunkan aliran darah ke umbilikus, memulai kelahiran prematur, dan

mengakibatkan plasenta yang kecil serta infark plasenta dan mempunyai potensi

untuk menimbulkan bayi berat badan lahir rendah, sehingga penggunaannya

memerlukan perhatian. Sebagian besar penelitian tidak menyokong hal ini dan

obat penghambat beta telah banyak digunakan pada wanita hamil tanpa efek yang

merugikan. Sehingga penggunaannya untuk indikasi klinis sangat beralasan.

Semua obat penghambat beta dapat melewati plasenta dan terdapat pada air susu

ibu dan dapat mencapai kadar yang bermakna pada janin atau bayi. Akhir-akhir

Page 19: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

ini perhatian ditujukan pada bayi berat badan lahir rendah yang lahir dari ibu yang

menggunakan atenolol pada awal kehamilan, sehingga membuat penggunaan obat

β1-selektif lebih disukai. Jika obat-obat ini digunakan semasa kehamilan,

diperlukan pemantauan denyut jantung janin, juga denyut jantung bayi, gula darah

dan status respirasi segera setelah kelahiran.

Pengalaman dalam penggunaan obat penghambat alfa seperti fenoksibenzamin

dan pentolamin sangat jarang. Obat klonidin, prasozin, dan labetalol, dengan

gabungan penghambat alfa dan beta, telah digunakan untuk terapi hipertensi,

tetapi efek gangguannya tidak jelas.

Obat Calcium channel blocking

Nifedipin, verapamil, diltiazem, dan isradipin, telah digunakan untuk pengobatan

hipertensi dan aritmia tanpa efek yang merugikan pada janin dan bayi. Obat ini

menyebabkan relaksasi uterus dan nifedipin telah digunakan untuk tujuan

tersebut.

Obat anti aritmia

Menghambat Atrioventrkuler (AV) node kadang-kadang diperlukan semasa

kehamilan. Untuk itu dapat digunakan digoksin, penyekat beta dan penyekat

kalsium. Laporan awal menyokong, penggunaan adenosin yang dapat digunakan

secara aman sebagai obat penyekat nodus. Umumnya lebih disukai untuk

menghindarkan pemakaian obat anti aritmia standar pada pasien semasa

kehamilan. Bila diperlukan untuk aritmia berulang atau untuk keselamatan ibu

maka dapat digunakan. Tidak cukup data yang terkumpul untuk mengetahui

apakah obat anti aritmia menambah resiko atau tidak terhadap tehadap janin atau

anak. Jika obat anti aritmia diperlukan, lidokain merupakan obat garis pertama

yang diberikan. Depresi neonatus transien telah terbukti terjadi bila kadar lidokain

darah pada janin melebihi 2,5 μg/L, untuk itu direkomendasikan untuk

memelihara kadar lidokain darah pada ibu 4 μg/L karena kadar pada janin 60

persen dari kadar pada ibu. Prokainamid atau kuinidin intravena bisa

menyebabkan hipotensi dan tidak ada informasi mengenai amiodaron intravena.

Page 20: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Berdasarkan efek pada tekanan darah ibu, bretilium kelihatannya menurunkan

perfusi uterus.

Jika diperlukan obat anti aritmia oral dapat dimulai dengan kuinidin karena

mempunyai availabilitas jangka panjang. Dan obat ini paling sering digunakan

karena tidak jelas efek yang membahayakan pada bayi. Ada beberapa informasi

mengenai prokainamid, disopiramid, mexiletine tlekainid, dan sotalol, tetapi tidak

cukup untuk merekomendasikan penggunaannya kecuali bila penggunaannya

sangat diperlukan ibu. Informasi awal yang tersedia mengenai amiodaron

menyokong kemungkinan meningkatnya angka kehilangan janin dan deformitas

janin.

Obat vasodilator

Bila diperlukan, pada krisis hipertensi atau untuk mengurangi afterload dan

preload emergensi, nitropruside merupakan obat vasodilator pilihan. Meskipun

informasi mengenai penggunaannya semasa kehamilan masih kurang,

rekomendasi yang kontroversi telah dibuat karena obat ini sangat efektif, bekerja

segera, dan mudah ditoleransi. Juga efeknya segera menghilang bila penggunaan

obat tersebut dihentikan. Perhatian mengenai penggunaan nitroprusside yaitu

metabolit, sianide, dapat dideteksi pada janin, tetapi telah ditunjukkan tidak

menjadi problem yang signifikan pada manusia. Metabolit ini menjadi salah satu

alasan untuk membatasi penggunaan obat ini dalam jangka waktu bila

memungkinkan. Hidralazin, nitrogliserin, atau labetalol intravena adalah pilihan

lain untuk obat parenteral. Reduksi afterload kronik untuk pengobatan hipertensi,

regurgitasi aorta atau mitral, atau disfungsi ventrikel semasa kehamilan telah

didapat dengan obat calcium channel blocker, hidralazin dan metildopa. Efek

yang membahayakan terhadap janin tidak dilaporkan. ACE (Angiotensin

Converting Enzyme) inhibitor merupakan kontra indlkasi pada kehamilan, karena

obat ini menambah resiko untuk terjadinya kelainan pada perkembangan ginjal

janin. Tidak ada data yang tersedia mengenai penggunaan losartan, valsartan dan

penghambat angiotensin II.

Page 21: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Obat Antitrombotik.

Penggunaan warfarin jangka lama berhubungan dengan kecenderungan untuk

terjadinya perdarahan yang bermakna 1 - 5 persen pertahun. Dan lebih penting

lagi dalam penggunaannya semasa kehamilan, karena warfarin dapat melewati

plasenta dan eksposure pada janin dalam 3 bulan pertama kehamilan dan

berhubungan dengan insidens malformasi sebesar 5-25 persen yang terdiri dari

abnormalitas wajah, atropi optik, abnormalitas digital, Perubahan epithelial, dan

kelemahan mental. Wanita yang menggunakan obat ini pada minggu ke 7 sampai

ke 12 kehamilan cenderung mempunyai sindroma ini pada anaknya. Sindroma ini

berhubungan dengan dosis yang digunakan. Suatu penelitian memperlihatkan

bahwa sindroma ini hanya terjadi dengan dosis yang lebih besar dan 5 mg perhari.

Penggunaan warfarin yang terus menerus pada masa kehamilan menambah resiko

untuk terjadinya perdarahan janin dan perdarahan rahim ibu. Pada wanita yang

memerlukan antikoagulan, heparin lebih disukai daripada warfarin. Penggunaan

heparin dosis tinggi subkutan (16.000 sampai 24.000 unit per hari) telah terbukti

dapat dilakukan dengan mudah dan bermanfaat. Obat ini tidak melewati plasenta.

Data yang ada menunjukkan bahwa penggunaan heparin berat molekul rendah,

yang harganya lebih mahal sangat efektif dan mudah digunakan (satu atau dua

kali sehari tanpa memerlukan pemeriksaan darah serial) dan keamanannya sama

dengan terapi standar heparin. Meskipun telah ada evaluasi untuk profilaksis

trombosis vena dalam mencegah tromboemboli ternyata manfaatnya pada pasien

dengan protesa mekanik tidak terbukti.

Bila diperlukan antikoagulan, sebagian penulis menganjurkan menggunakan

heparin untuk trimester pertama dan kemudian dilanjutkkan dengan pemberian

warfarin pada lima bulan berikutnya dan kembali lagi menggunakan heparin

sebelum melahirkan. Walaupun kehamilan yang sukses dapat dicapai dengan cara

ini, penulis memilih untuk menghindarkan penggunaan warfarin selama

kehamilan. Obat anti platelet tenyata meningkatkan kesempatan untuk terjadinya

perdarahan maternal dan dapat melewati plasenta. Sebagian besar penggunaan

aspirin telah diamati dan secara teoritis merugikan, karena aspirin berhubungan

dengan meningkatnya insidens abortus dan retardasi pertumbuhan janin. Juga

aspirin menginhibisi sintesis prostaglandin dan bisa mengakibatkan penutupan

Page 22: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

duktus arteriosus semasa kehidupan janin. Sampai saat ini aspirin sering

digunakan dan masih diindikasikan untuk hal-hal yang spesifik dan juga sebagai

profilaksis pre eklamsi. Penggantian aspirin sulit untuk dievaluasi. Tidak ada data

yang tersedia mengenai efek penggunaan clopidogrel atau ticlopidine selama

kehamilan.

Penggunaan obat anestesi dan obat obstetri sewaktu kehamilan

Obat-obat rang digunakan untuk hal yang spesifik pada kehamilan dapat

menyebabkan Perubahan hemodinamik. Walaupun ada beberapa pertanyaan

terhadap manfaatnya, beta simpatetik amin yang digunakan untuk menghentikan

kelahiran prematur akan menyebabkan takikardia maternal. Ritodrine dan

terbutalin telah dihubungkan dengan edema pulmonal, biasanya bila

glukokortikoid digunakan bersamaan untuk meningkatkan kematangan paru janin.

Edema pulmonal ini memberi reaksi yang segera dengan menghentikan

pemakaian obat tersebut dan memulai terapi dengan diuretik. Pada keadaan lain

prostaglandin E2 dan F2 digunakan untuk merangsang kelahiran dan tidak

mempunyai efek hemodinamik yang bermakna. Oksitosin sintetik (pitocin)

diberikan untuk meminimalisir perdarahan setelah kelahiran. Obat sintetik ini

mencegah vasokonstriksi dan telah dihubungkan dengan hipotensi yang transien.

Anestesi untuk tindakan pembedahan sewaktu kehamilan dan pada saat proses

kelahiran dapat memberikan efek yang merugikan pada wanita dengan penyakit

jantung. Pada sebagian besar kasus anestesi lumbal epidural dengan blok saraf

pudendal untuk meminimalisir rasa sakit terbukti sangat efektif dan sedikit

kemungkinan untuk menimbulkan hemodinamik yang membahayakan.

Page 23: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Tabel 5.1 Obat-obat kardiovaskuler pada kehamilan

Obat Penggunaan Efek samping

potensial

Keamanan Penggunaan

saat

menyusui

Adenosin Aritmia Belum dilaporkan Ya Data tidak ada

Amiodaron Aritmia Retardasi

pertumbuhan intra

uterin, prematuritas

Tidak Data tidak ada

ACE

inhibitor

Hipertensi Oligohidramnion,

Retardasi

pertumbuhan intra

uterin, PDA,

Prematuritas,

hipotensi neonatal,

gagal ginjal, anemia,

kematian,

abnormalitas

muskoloskeletal

Tidak Ok

Penyekat

Beta

Hipertensi,

aritmia Infark

miokard,

iskemia,

kardiomiopati

hipertropik,

hipertiroid,

stenosis mitral,

sindroma

Marfan,

kardiomiopati

Bradikardia janin,

berat badan lahir

rendah, hipoglikemia,

respiratory distress,

partus memanjang

Ya Ok

Digoksin Aritmia, gagal

jantung

Berat badan lahir

rendah, prematuritas

Ya Ok

Diuretika Hipertensi, Mengurangi perfusi Belum Ok

Page 24: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

gagal jantung

kongestif

utero plasenta jelas

Flecainide Aritmia Kematian janin; Data

terbatas

Ya Ok

Lidokain Aritmia,

anestesi

Depresi susunan saraf

pusat neonatus

Ya Ok

Heparin berat

molekul

rendah

Katup

mekanik,

keadaan

hiperkoagulasi,

trombosis vena

dalam,

Fibrilasi

atrium,

Sindroma

Eisenmenger

Perdarahan, Tidak

jelas effeknya

terhadap densitas

mineral tulang

Data

terbatas

Data terbatas

Nitrat Hipertensi Fetal distress dengan

hipotensi maternal

Ya Data tidak ada

Prokainamide Aritmia Tidak dilaporkan Ya Ok

Sodium

nitropruside

Hipertensi,

diseksi aorta

Janin keracunan

tiosianat

Potensial

tidak aman

Data todak

ada

Sotalol Aritmia Bradikardia janin,

retardasi janin intra

uterine

Data

terbatas

Ok

Heparin

unfractioned

Katup

mekanik,

keadaan

hiperkoagulasi,

Trombosis

vena dalam,

Fibrilasi

atrium,

Osteoporosis

maternal Perdarahan,

trombositopenia,

trombosis

Ya Ok

Page 25: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Sindroma

Eisenmenger

Warfarin Katup

mekanik,

keadaan

hiperkoagulasi,

Trombosis

vena dalam,

Fibrilasi

atrium,

Sindroma

Eisenmenger

Embriopati warfarin,

kelainan susunan

saraf pusat nenatus

Ya, setelah

12 minggu

gestasi

Ok

Kardiomiopati

Kardiomiopati Dilatasi

Kehamilan memiliki toleransi yang buruk pada wanita dengankardiomiopati

dilatasi. Resiko kematian 7% dengan NYHA kelas III atau IV dan risiko gagal

jantung, disfungsi ventrikel kiri yang ireversibel dan kematian janin. Dalam suatu

kehamilan yang tidak direncanakan, terminasi kehamilan harus ditawarkan.

Kardiomiopati Hipertrofik

Klinis dan skrining genetik dari keluarga dengan kardiomiopati hipertrofik, serta

penggunaan ekokardiografi telah menyebabkan peningkatan identifikasi kasus.

Kehamilan pada wanita tanpa gejala biasanya perkembangannya baik. Namun,

pada wanita dengan gagal jantung atau gejala-gejala berat sebelum kehamilan, ada

risiko gejala perkembangan, fibrilasi atrium, sinkop, dan kematian ibu.

Kardiomiopati Peripartum

Kardiomiopati peripartum adalah gangguan di mana disfungsi sistolik ventrikel

kiri dan gagal jantung muncul di bulan terakhir kehamilan dan 5 bulan pertama

pasca melahirkan. Ini adalah kondisi yang langka dengan kejadian diperkirakan 1

Page 26: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

kasus per 2.289 kelahiran. Pengobatan adekuat dengan beta-blocker, diuretik,

digoksin, hydralazine dapat mengurangi tingkat kematian dan memperbaiki

prognosis keseluruhan. ACE inhibitors dapat digunakan sebagai pengganti

hydralazine setelah melahirkan. Kehamilan berikutnya setelah diagnosis

kardiomiopati peripartum membawa risiko yang lebih tinggi kambuh jika fungsi

sistolik ventrikel kiri tidak sepenuhnya pulih, bahkan dengan pemulihan penuh,

beberapa risiko tambahan dapat muncul kemudian. Tidak ada konsensus

mengenai rekomendasi apakah wanita yang telah peripartum kardiomiopati

boleh hamil lagi atau tidak.

Page 27: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, T. Bahri. 2004. Wanita Kehamilan Dan Penyakit Jantung. Bagian

Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

Gelson E, Johnson M, Gatzoulis M, Uebing A. Cardiac disease in pregnancy. Part

2: acquired heart disease. The Obstetrician & Gynaecologist 2007;9 :83–

87.

Samuel S, Jack M C. 2004. Cardiovascular problems and pregnancy:An approach

to management. Cleveland Clinic Journal of Medicine vol. 71 no. 12.

Vera R, Carina B, Claudio B, Renata C, Rafael F, Simon R, Christa G, Bulent G.

2011. ESC Guidelines on the management of cardiovascular diseases

during pregnancy. The European Society of Cardiology.

Timothy R. 2008. Diagnosis, Evaluation, and Management of the Hypertensive

Disorders of Pregnancy. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada

Volume 30, Number 3.

Page 28: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

Clinical Science Session

PENYAKIT JANTUNG DALAM KEHAMILAN

Oleh:

PUSPOSARI PURWOKO 0518011024

ADITYO WIBOWO 0518011031

SHINTA SUHARNO 0518011074

Preceptor:

dr. H. Wahdi, Sp.OG

BAGIAN KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN

RUMAH SAKIT UMUM JEND. AHMAD YANI

KOTA METRO

Page 29: CSS Perubahan Kardiovaskuler Pada Wanita Normal Dengan Kehamilan

NOVEMBER 2011