CSS Ambliopia New Ada Gambar Anaknya
-
Upload
aghniajolanda -
Category
Documents
-
view
220 -
download
5
description
Transcript of CSS Ambliopia New Ada Gambar Anaknya
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penglihatan merupakan salah satu indra penting bagi manusia yang
berfungsi sebagai indra penglihatan selain itu membantu dalam perkembangan
identitas diri, kepandaian dan keterampilan. Proses penglihatan mengalami
perkembangan dimulai sejak bayi lahir. Terdapat beberapa periode kritis untuk
mencapai tingkat yang matang. Periode kritis pertama yang paling menentukan
ialah 6 bulan pertama kehidupan, kemudian sampai 2 tahun, berikutnya sampai 5
tahun. Sesudah 5 tahun masih ada perkembangan, tetapi sudah tidak begitu pesat
lagi sampai usia 9 tahun. Selama masa ini sistem penglihatan peka terhadap faktor
ambliopiogenik yaitu deprivasi cahaya, kurang fokusnya alat optic dan
strabismus. Hal ini dapat menyebabkan penurunan ketajaman secara perlahan
yang pada akhirnya menetap. 1,2
Sistem penglihatan saat lahir belum sempurna dengan tajam penglihatan 1
per tak terhingga. Perkembangan tajam penglihatan berlangsung selama bulan
pertama dalam kehidupan. Retina, nervus optikus dan korteks visual mulai
berkembang pada umur 1 minggu. Mielinisasi saraf optic, perkembangan korteks
visual dan pertumbuhan badan genikulatum lateral berlangsung selama dua tahun
pertama kehidupan. Fovea yang merupakan bagian dari retina yang paling
sensitive, perkembangan sempurna pada umur 4 tahun. Rangsangan penglihatan
penting untuk perkembangan penglihatan normal. Perkembangan jaras
penglihatan di sistem saraf pusat membutuhkan otak yang menerima banyangan
dengan jelas dan seimbang. Berbagai proses yang mempengaruhi atau
menghambat perkembangan jaras penglihatan pada otak dapat menimbulkan
ambliopia.2
Ambliopia adalah keadaan berkurangnya tajam penglihatan tapi tidak
disertai kelainan organik pada mata dan tidak dapat diperbaiki dengan kaca mata.
1
Ambliopia merupakan kelainan fungsi penglihatan dan masih merupakan salah
satu masalah kesehatan di dunia. Penyebab ambliopia terbanyak adalah
strabismus. Insiden ambliopia pada tahun awal sebelum anak sekolah lebih kurang
0,4 % per tahunnya. Dapat diasumsikan 2-3 % balita yang lahir tiap tahunnya
dapat kehilangan tajam penglihatan akibat ambliopia.2
Ampliopia dapat dicegah dan diobati khususnya bila dapat terdeteksi dini.
Oleh karena itu upaya yang sangat penting dalam penanggulangannya ialah dalam
hal melakukan deteksi dini kasus-kasus ambliopia dan langkah – langkah
pengobatan secara dini dan adekuat berdasarkan hal di atas maka perlu diketahui
cara diagnosis dini bagi penderita ambliopia.
Batasan Masalah
Pembahasan clinical science session (CSS) ini dibatasi pada patofisiologi
dan klasifikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan ambliopia.
Tujuan Penulisan
Penulisan CSS ini bertujuan untuk memahami dan menambah
pengetahuan tentang ambliopia.
Metode Penulisan
Metode penulisan CSS ini adalah tinjauan kepustakaan berdasarkan
beberapa literatur .
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Ambliopia berasal dari bahasa Yunani amblys yaitu kabur, dan ops adalah
penglihatan. Ambliopia adalah suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan
tidak mencapai optimal sesuai dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya. Anak-anak rentan menderita ambliopia hingga usia
7 tahun dan biasanya terjadi pada satu mata, namun dapat juga terjadi pada kedua
bola mata. Keadaan ini tidak berhubungan langsung dengan kelainan struktur
mata atau kelainan pada jalur visual posterior. Kurangnya tajam penglihatan pada
ambliopia tidak dapat dikoreksi dengan kaca mata dan tidak ditemukan kausa
organik pada pemeriksaan fisik mata. Pada kasus yang keadaannya baik dapat
dikembalikan fungsi penglihatan dengan pengobatan. 1,3,4
Patofisiologi dan Klasifikasi
Pada ambliopia terjadi penurunan tajam penglihatan unilateral atau
bilateral disebabkan karena kehilangan pengenalan bentuk, interaksi binocular
abnormal, atau keduanya pada masa perkembangan penglihatan. Perkembangan
tajam penglihatan mata normal pada bayi dimulai sejak bayi baru lahir dimana
bayi akan menggerakkan kepala ke sumber penerangan yang kuat. Pada usia 6
minggu mulai melakukan fiksasi, 3 bulan dapat menggerakkan mata kearah benda
yang bergerak, 4-6 bulan terjadi koordinasi penglihatan dengan gerakan mata
selanjutnya 6-8 bulan dapat melihat dan mengambil objek.1
Pada masa perkembangan penglihatan anak-anak sensitif terhadap
stimulus abnormal yang disebabkan deprivasi stimulus, strabismus, atau kelainan
refraksi yang signifikan. Secara umum, periode kritis pada ambliopia deprivasi
stimulus terjadi lebih awal daripada strabismus atau anisometropia. Selain itu,
3
waktu yang diperlukan untuk terjadi ambliopia lebih singkat pada deprivasi
stimulus daripada strabismus atau anisometropia. Mekanisme ambliopia secara
neurofisiologi masih belum jelas.
Tabel I. Perkembangan Penglihatan Milestones.4
I. Ambliopia Strabismik
Ambliopia yang terjadi akibat juling lama (biasanya juling ke dalam pada
anak sebelum penglihatan tetap). Ambliopia strabismik ini merupakan salah satu
bentuk ambliopia yang paling sering ditemukan dengan onset dini (usia <6 – 8
tahun). Pada ambliopia strabismik terjadi supresi pada mata untuk mencegah
gangguan penglihatan (diplopia), dimana kedudukan bola mata tidak sejajar
sehingga hanya satu mata yang diarahkan pada benda yang dilihat.1,2
Ambliopia strabismik terjadi pada sekitar 50% pasien dengan esotropia
kongenital (konstan tropia), tetapi sangat jarang pada pasien dengan strabismus
intermiten (misal, eksotropia intermiten) atau pada pasien strabismus yang disertai
4
penyakit lain (misal, Duane’s sindrom) karena mereka dapat mengkompensasi
dengan cara memalingkan wajah saat melihat. Ambliopia strabismik dapat
menjadi berat dan pada beberapa kasus visusnya 20/200 bahkan bisa lebih
buruk.3,4
II.Ambliopia Anisometropia
Ambliopia anisometropia merupakan jenis ambliopia terbanyak kedua
setelah ambliopia strabismus. Ambliopia anisometropia berkembang ketika terjadi
kelainan refraksi yang tidak sama pada dua mata yang menyebabkan bayangan
pada satu retina tidak fokus secara berkesinambungan. Kondisi ini sebagian
dihasilkan dari efek langsung bayangan kabur pada perkembangan tajam
penglihatan pada mata yang dipengaruhi dan sebagian dari kompetisi interocular
atau hambatan yang sama (tapi tidak perlu identik) bertanggungjawab untuk
ambliopia strabismus. Secara relatif hiperopia derajat ringan atau anisometropia
astigmat (1-2 D) dapat memicu ambliopia ringan. Anisometropia miopia ringan
(kurang dari -3 D) biasanya tidak menyebabkan ambliopia, tapi miopia tinggi
unilateral (-6 D atau lebih) sering menghasilkan kehilangan penglihatan ambliopia
berat. Kalau strabismus ada, mata anak dengan ambliopia isometrik terlihat
normal pada keluarga dan dokter layanan primer, secara khas menyebabkan
terlambat dideteksi dan diobati.3
III. Ambliopia deprivasi
Ambliopia deprivasi dulu disebut dengan ambliopia ex anopsia dan
ambliopia nirpakai kadang masih digunakan, yang disebabkan oleh obstruksi
visual aksis. Penyebab terbanyak adalah katarak kongenital atau katarak didapat
dini, tapi kekeruhan kornea, perdarahan vitreus mungkin terlibat. Ambliopia
deprivasi paling sedikit terjadi tetapi paling merusak dan paling sulit diobati.
Kehilangan penglihatan ambliopia merupakan hasil dari oklusi unilateral aksis
visual cenderung lebih buruk daripada yang dihasilkan dari deprivasi bilateral
dengan derajat yang sama karena efek interokular menambahkan pengaruh
5
perkembangan langsung degradasi bayangan berat. Bahkan pada kasus bilateral,
bagaimanapun, ketajaman penglihatan dapat 20/200 atau lebih buruk.3
Pada anak yang lebih kecil dari 6 tahun, densitas katarak kongenital yang
menempati daerah sentral, 3 mm atau lebih dianggap dapat menyebabkan
ambliopia berat. Kepadatan lensa yang sama didapat pada usia lebih dari 6 tahun
secara umum sedikit lebih berbahaya. Small polar katarak, dapat dilihat dengan
retinoskopi, dan katarak lamelar dapat dilihat gambaran fundusnya dengan baik,
dapat menyebabkan ambliopia ringan sampai sedang atau dapat juga tidak berefek
pada perkembangan penglihatan. Ambliopia oklusi adalah bentuk dari ambliopia
deprivasi yang bisa dilihat dari terapi oklusi.3
Diagnosis
Ambliopia didiagnosis ketika penurunan ketajaman penglihatan tidak
dapat dijelaskan berdasarkan abnormalitas pemeriksaan fisik dan ditemukan
berkaitan dengan penemuan kondisi yang bisa menyebabkan ambliopia.
Karakteristik penglihatan tidak dapat dibedakan secara nyata antara ambliopia
dengan kehilangan penglihatan lainnya. Sebagai contoh crowding phenomenon
bukan suatu patognomonik pada ambliopia.3
Beberapa pemeriksaan digunakan untuk menegakkan diagnosis dan derajat
ambliopia. Pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan tajam penglihatan sejak
bayi sampai usia 9 tahun perlu untuk mencegah keadaan terlambat untuk
melakukan perawatan. Pemeriksaan kedudukan mata dan adanya reaksi pupil
selain pemeriksaan fundus.1
1. Penilaian ketajaman penglihatan
a. Ketajaman penglihatan jauh
b. Ketajaman penglihatan dekat
2. Tes crowding phenomenon
6
Penderita diminta membaca huruf kartu snellen sampai huruf terkecil yang
dibuka satu persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka satu persatu
dan pasien diminta membaca sebaris huruf yang sama. Bila terjadi penurunan
ketajaman penglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam baris maka ini disebut
adanya fenomena crowding pada mata tersebut. Mata ini menderita ambliopia.1
3. Uji densiti filter netral
Dasar uji adalah diketahuinya bahwa pada mata yang ambliopia secara
fisiologik berada dalam keadaan beradaptasi gelap, sehingga bila pada mata
ambliopia dilakukan uji penglihatan dengan intensitas sinar yang direndahkan
(memakai filter densiti netral) tidak akan terjadi penurunan ketajaman
penglihatan.1
Dilakukan dengan memakai filter yang perlahan-lahan digelapkan
sehingga tajam penglihatan pada mata normal turun 50% pada mata ambliopia
fungsional tidak akan atau hanya sedikit menurunkan tajam penglihatan pada
pemeriksaan sebelumnya.1
Bila ambliopia adalah fungsional maka paling banyak tajam penglihatan
berkurang satu baris atau tidak terganggu sama sekali. Bila mata tersebut
ambliopia organik maka tajam penglihatan akan sangat menurun dengan
pemakaian filter tersebut.1
4. Uji Worth’s Four Dot
Uji untuk melihat penglihatan binokular, adanya fusi, korespondensi retina
abnormal, supresi pada satu mata dan juling. Penderita memakai kacamata dengan
filter merah pada mata kanan dan filter biru pada mata kiri lalu melihat pada objek
4 titik dimana satu berwarna merah, 2 hijau, 1 putih. Lampu atau titik putih akan
terlihat merah oleh mata kanan dan hijau oleh mata kiri. Lampu merah hanya
dapat dilihat oleh mata kanan dan lampu hijau hanya dapat dilihat oleh mata kiri.
Bila fusi baik maka akan terlihat 4 titik dan sedang lampu putih terlihat sebagai
lampu campuran hijau dan merah. 4 titik juga akan dilihat oleh mata juling akan
tetapi telah terjadi korespondensi retina yang tidak normal. Bila terdapat supresi
7
maka akan terlihat hanya 2 merah bila mata dominan kanan atau 3 hijau bila mata
kiri dominan. Bila terlihat 5 titik (3 merah dan 2 hijau yang saling bersilangan)
berarti mata dalam keadaan eksotropia dan bila tidak bersilangan berarti mata
berkedudukan esotropia.1
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan ambliopia termasuk sebagai berikut yaitu:
1. Menghilangkan yang menghalangi penglihatan seperti katarak
2. Koreksi kelainan refraksi yang signifikan
3. Memaksa menggunakan mata yang lemah dengan membatasi
penggunaan mata yang sehat
Langkah awal dalam terapi ambliopia strabismus adalah mengoreksi
penuh saja jarang memberikan hasil perbaikan dari ketajaman penglihatan. Oleh
karena itu, terapi oklusi dan terapi aktif dari penglihatan ataupun konsultasi
dengan ahli mata juga merupakan bagian dari rencana terapi pada ambliopia
strabismik.4
Banyak ahli mata merekomendasikan terapi oklusi pada mata yang sehat,
karena oklusi nantinya dapat memperbaiki ketajaman penglihatan dari mata
ambliopia tersebut. Kesulitan dari terapi oklusi ini adalah pada anak-anak yang
suka membuka penutup (oklusi) pada matanya. Lama dari terapi oklusi ini lebih
kurang 6-11,5 bulan, dengan efek maksimal oklusi tercapai pada 3-4 bulan
pertama.4
8
Gambar 1. Pasien anak yang menggunakan penutup mata dan kaca mata untuk terapi
ambliopia.5
Penatalaksanaan ambliopia anisometropia pada dasarnya adalah mengobati
penyebabnya termasuk memperbaiki kekeruhan media, koreksi refraksi dan dikuti
dengan saran untuk menggunakan mata yang ambliopia. Follow-up jangka
panjang diperlukan untuk mendeteksi kekambuhan. Terapi oklusi dan atropine
penalization merupakan terapi yang paling umum. Optical penalization dapat
digunakan pada kasus tertentu dan biasanya digunakan bersamaan dengan
farmakologi penalization. Terapi pemeliharaan penting untuk mengurangi
rekurensi tapi bukti ilmiah tidak mendokumentasikan penggunaan maintenance
therapy. Jika anak gagal merespon terapi, investigasi terhadap kelainan retina
ataupun kelainan saraf optik harus dilakukan.2
Penanganan ambliopia deprivasi, ketika obstruksi fisik signifikan jalur
visual (sebagai contoh : katarak kongenital) terdiagnosis dini, maka penanganan
utama harus melibatkan ahli ophtalmologi untuk menghilangkan obstruksi dalam
waktu 2 bulan pertama kehidupan. Pada kasus obstruksi fisik bilateral,
pembedahan pada mata yang kedua dilakukan 1-2 minggu setelah pembedahan
pertama untuk meminimalisasikan periode dari hambatan binokular. Kelainan
refraksi lainnya harus segera dikoreksi , lebih disenangi dengan memakai kontak
lens , dalam waktu 1 minggu setelah pembedahan. Mungkin juga dianjurkan
untuk oklusi part-time (2 jam perhari) dikombinasikan dengan teknik stimulasi
visual. Direkomendasikan untuk follow up pasien dengan interval 1 x dalam 2-4
minggu selama 1 tahun untuk memonitor ketajaman visual dan perkembangan
penglihatan binocular. Apabila dalam waktu 1 tahun koreksi optic memuaskan,
9
fisiologi kornea normal dan ketajaman visual meningkat dan stabil, maka pasien
kemudian dapat dimonitor dalam interval 1x 6 bulan.4
Pada pasien dengan usia lebih dari 12 bulan yang memiliki obstruksi fisik,
timbul pertanyaan kondisi ini terjadi secara kongenital atau didapat saat usia 4-6
bulan pertama kehidupan. Pada kasus ini, prognosis untuk peningkatan signifikan
tajam penglihatan adalah buruk. Direkomendasikan test elektrodiagnostik untuk
menetapkan prognosis sebelum memulai terapi atau konsultasi bedah.4
Prognosis
Prognosis ambliopia bergantung pada umur pasien, beratnya ambliopia
dan tipe ambliopia. Semakin dini ambliopia itu muncul dan semakin lama ia
mendapatkan pengobatan, maka semakin buruk prognosanya. Secara umum,
ambliopia bilateral lebih baik daripada ambliopia unilateral dan ambliopia
anisometropik miopik lebih baik dibandingkan ambliopia anisometropik
hipermetropik.4
DAFTAR PUSTAKA
10
1. Ilyas, Prof. Dr. H. Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai
Penerbit FKUI. Jakarta.
2. Press L, Coats D. 2004. Amblyopia. Harley Pediatric Ophtalmology fifth.
Edition. Philadelphia, Pennsylvania.
3. American Academy Ophtalmology. 2006. Pediatric Ophtalmology. San
Fransisco.
4. Wright, Kenneth W, et.al. 2006. Handbook of Pediatric Ophtalmology and
Strabismus. Springer: New York.
5. National Eye Institute, 2008. Amblyopia. Diakses dari
http://www.nei.nih.gov/health/amblyopia/. Tanggal 3 Januari 2009.
11