CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

15
CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada negara-negara maju terjadi perubahan dramatik demografi penduduknya, yaitu meningkatnya populasi usia lanjut. Populasi usia diatas 65 tahun di Amerika Serikat diduga meningkat dari 33,5 juta pada tahun 1995 menjadi 39,4 juta pada tahun 2010 dan diperkirakan menjadi lebih dari 69 juta pada tahun 2030. Dengan peningkatan ini muncul masalah-masalah penyakit pada usia lanjut. Laporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut diatas 60 tahun adalah 7,2 % (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). Peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi . Kira- kira 5 % usia lanjut 65 - 70 tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Peningkatan angka kejadian dan prevalensi kasus demensia mengikuti meningkatnya usia seseorang. Dan menurut Dr Nora Sondakh, MA, lebih dari 50 % kasus demensia tergolong pada demensia tipe Alzheimer (AD). Setelah lewat usia 60 tahun, prevalensi dari demensia Alzheimer berlipat dua setiap kenaikan 5 tahun usia. “Dengan meningkatnya usia harapan hidup suatu populasi diperkirakan akan meningkat pula prevalensi demensia,” ujar Dr Nora sambil menambahkan kalau di seluruh dunia, diperkirakan lebih dari 30 juta penduduk menderita demensia dengan berbagai sebab. BAB II ISI Tujuan Instruksional :

description

semoga bisa menjadi referemsi

Transcript of CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

Page 1: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPada negara-negara maju terjadi perubahan dramatik demografi penduduknya, yaitu meningkatnya populasi usia lanjut. Populasi usia diatas 65 tahun di Amerika Serikat diduga meningkat dari 33,5 juta pada tahun 1995 menjadi 39,4 juta pada tahun 2010 dan diperkirakan menjadi lebih dari 69 juta pada tahun 2030. Dengan peningkatan ini muncul masalah-masalah penyakit pada usia lanjut. Laporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut diatas 60 tahun adalah 7,2 % (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). Peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi . Kira-kira 5 % usia lanjut 65 - 70 tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Peningkatan angka kejadian dan prevalensi kasus demensia mengikuti meningkatnya usia seseorang. Dan menurut Dr Nora Sondakh, MA, lebih dari 50 % kasus demensia tergolong pada demensia tipe Alzheimer (AD). Setelah lewat usia 60 tahun, prevalensi dari demensia Alzheimer berlipat dua setiap kenaikan 5 tahun usia.“Dengan meningkatnya usia harapan hidup suatu populasi diperkirakan akan meningkat pula prevalensi demensia,” ujar Dr Nora sambil menambahkan kalau di seluruh dunia, diperkirakan lebih dari 30 juta penduduk menderita demensia dengan berbagai sebab.

BAB IIISI

Tujuan Instruksional :Setelah memeperlajari materi ini, peserta didik keperawatan diharapkan memiliki kemampuan untuk dapat memahami perawatan terhadap lansia yang mengalami gangguan mental meliputi :A. Lansia yang mengalami ketakutanB. Lansia yang menunjukkan agresiC. Lansia yang menunjukkan kemarahanD. Lansia yang mengalami kecemasanE. Lansia yang mengalami DepresiF. Lansia yang mengalami ketergantunganG. Lansia yang mengalami kekacauanH. Lansia yang mengalami manipulasi

LANSIA YANG MENGALAMI KETAKUTANA. Ketakutan adalah suatu reaksi emossonal yang diakui sebagai sumber gejala umum :a. Penolakan terhadapa pengobatanb. Sering membunyikan bel

Page 2: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

c. Selalu membuat permintaan yang tidak pentingd. Selalu menyenangkan hati perawate. Selalu menangisf. Agresif atau kritis terhadap petugasg. Merasa ada tekan yang aneh dalam peruth. Keluhan somatik seperti diare dan mual

B. Pertimbangan khusus dalam perawatan, tujuan dan tindakan :a. Pertolongan segera dalam menghadapi ketakutani. Berusaha mengenali sumber ketakutan yang luasii. Gunakan pertanyaan yang terbukaiii. Berikan keterangan dengan hati – hati tentang semua kejadianiv. Anjurkan klien untuk mengulangi keterangan yang di berikanv. Jika tidak berhasil konsultasi pada dokterb. Peralihan Pelaksanaan siri sendirii. Luangkan waktu untuk bersama klien minimal 15 menit sehariii. Dorong dan dengarkan untuk menceritakan tentang kejadian berbahaya atau perubahan besar dalam hidupnyaiii. Jangan mambuat keputusan untuk klieniv. Bantu klien untuk menceritakan tentang kemajuan diagnosa dan ahsil penyakitnya

c. Menolong sesama untuk membantu klien secara tepati. Arahkan pada dokter pertanyaan tentang diagnosa dan pengobatan dan klien lansia memerlukan jawaban tersebutii. Ikut serta dan berikan penerangan pada orang lain yang berminat.iii. Berikan kesempatan teman dan keluarganya mengekpresikan ketakutan mereka untuk memberi dorongan pada klien.

LANSIA YANG MENUNJUKKAN AGRESIA. PengertianAgresi adalah suatu tindakan yang bersifat menyerang sisertai dengan kekuatan. Tindakan ini dapat berupa tindakan fisik, kata – kata atau simbolis. Tindakan ini mungkin saja realistis dan dilakukan demi penjagaan diri ; seringkali mengungkapkan keyakinan yang sangat tinggi atau mungkin merupakan tindakan yang tidak realistis dan ditujukan terhadap lingkungan atau bahkan ditujukan kepada dirinya sendiri.B. Gejala – gejala umum:a. Adanya tuntutan yang terus – menerus yang ditujukan terhadap petugasb. Penolakan untuk mendengarkan petugasc. Selalu atau kadang – kadang melawan bila ada perubahan tindakan perawatand. Berbicara kasare. Bertingkah laku kasarf. Selalu atau akdang – dakang tidak memperdulikan perintah – perintah dokterC. Pertimbangan khusus dalam perawatan, tujuan dan tindakana. Tindakan keperawatan segera, untuk mengenal tingkah laku agresif dengan jalan :i. Batasi tingkah laku fisik yang membahayakan serta terangkan kepada klien lansia mengapa tindakan tersebut diambil

Page 3: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

ii. Kuatkan fungsi fisik, emosi yang sebelumnya memang befungsi baik, (agresi sering kali berhubungan dengan rasa takut)iii. Selalu memberitahukan kepada klien lansia tetang tindakan – tindakan yang dilaksanakaniv. Mendorong dan memfasilitasi klien lansia untuk mengungkapkan perasaanya berhubungan dengan penyakit serta perawatannya dengan :• Mempergunakan pertanyaan yang bersifat terbuka• Duduk mendampingi dan mendengarkan klien lansia• Menerangkan bahwa agresi klien lansia itu dapat di karenakan rasa takut, mengkatnya rasa ketergantungan dan kekhawatirannya• Jangan mencoba untuk mempertahankan diri, memeprtahankan para petugas, ataupun memeprtahankan perawatan di rumah sakit, hal yang demikian hanya kan meningkatkan agitasi klien lansia, untuk dengarkan apa yang dikatakan olehklien lansia. Perhatian semacam ini di berikan pailng tidak sehari sekali.b. Peralihan pelaksanaan perawatan diri sendiri: membimbing atau mengarahkan kembali ungkapan – ungkapan kebutuhan guna memperlihatkan kebebasan kontrol.i. Rencanakan tindakan perawatan, juga yang bersifat rutin datu sehari – hari bersama dengan klien lansia. Berikan keleluasaan sebanyak mungkin salam mengambil keputusan.ii. Lakukan penilaian tindakan perawatan tersebut bersama klien lansiaiii. Berikan klien lansia kesempatan untuk merencanakan serta melakukan hal – hal yang disukainya; tidaur terlambat, membaca atau merenda.iv. Berikan pujian terhadap usaha klien lansia dalam mengontrol atau mengekpresikan tingkah laku agresifnya secara konstruktif.c. Menolong sesama dengan tujuan membantu klien lansia secara tepati. Menerangkan sebab- sebab tingkah laku klien terhadap orang yang dekat dengan klien lansia, mengendalikan diri serta mengatasi situasi perawatan sirumah sakit, ketakutan kehilangan kontrol yang mungkin muncul.ii. Memberikan pujian terhadap usah – usaha orang lain itu dalam rangka membantu klien lansia untuk mengatasi hal – hal tersebut.iii. Menekankan kepada petugas perawatan tentang pentingnya untuk tidak menghukum berat atau menolak usaha – usaha klien lansia dalm mengatasi masalahnya dengan mempergunakan tingkah lakunya yang secara fisik merusak.

III LANSIA YANG MENUNJUKKAN KEMARAHANA. PengertianKemarahan adalah perasaan tidak senang yang kuat, bisanya karena konflik pertentangan.B. Gejala – gejala umum :a. Berbicara sembaranganb. Sikap berbicara yang selalu buruk tehadap orang lain, terutama terhadap petugas atau perawatan.c. Menolak makan atau minumd. Menolak ketergantungan dengan petugase. Melemparkan makanan atau barang – barang lainf. Mengacaukan peralatan perobatan pada dirinya, misalnya mencabut set infus atau IVC. Pertimbangkan dalam perawatan, tujuan serta tindakannya :a. Perawatan diri atau segeran demi penyadaran sikap marah, mengurangi atau bila perlu menghilangkan kemarahan fisik yang memabahayakan dengan jalan:

Page 4: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

i. Beritahukan kepada klien lansia bahwa ada tidak akan membiarkan dirinya melanjutkan tindakan kerasii. Luangkan waktu untuk klien lansia, tanyakan kepadanya kenapa marah. Bila klien menolak untuk menjawab berikanlah contoh tentang hal – hal yang menyebabkan kemarahaniii. Bantu dan dorong klien untuk mengekspresikan kemarahan kedalam kata – kata dan puji usaha klien lansia yang mau ikut bersama menggali sebab-sebab kemarahan tersebutb. Peralihan pelaksanaan perawatan diri – sendiri. Mempermudah klien lansia untuk mengungkapkan perasaanya terhadap penyakit, perawatan serta pengobatannya:i. Mengajak klien lanisa untuk turut dalam merencanakan perawatannyaii. Melibatkan klien lansia dalam perawatannya sendiri dengan sadariii. Mintalah klien lansia mengerjakan bagian – bagian perawatan yang khusus, sedang selama itu anda mengejakan bagian yang lainnya.iv. Mengadakan penilaian terhadap tindakan perawatan bersama klien lansia sendiriv. Meluangkan waktu bersama klien lansia setiap hari, ajaklah bercakap – cakap. Arahkan pembicaraan kepada segi – segi dari penyakitnya yang mengarah kepada perasaan tak senang dari klien lansia, pergunakanlah pertanyaan – pertanyaan terbukac. Menolong sesama dengan tujuan membantu klien lansia secara tepat :i. Mempermudah kebutuhan klien lansiauntuk mengungkapkan perasaan positif maupun perasan negatif melalui orang lain.ii. Luangkan waktu bersama klien lansia, orang lain yang dekat dengan klien lansia untuk menerangkan kebutuhan akan perasaan positif maupun perasan negatif terhadap segala sesuatu yang sedang atau menimpa dirinya.iii. Puji usaha orang yang dekat dengan klien lansia tersebut yang mendorong klien lansia untuk mengekpresikan kemarahannya secara kontruktif.iv. Puji usaha – usahanya mengungkapkan perasaanya terhadap sesuatu yang sedang terjadi ; dukunglah usahanya untuk tetap bertahan serta berikan waktu untuk menerangkan kemarahannya.

IV. LANSIA YANG MENGALAMI KECEMASANA. PengertianKecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Ini terjadi sebagai rekasi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang.B. Gejala – gejala umuma. Perubahan tingkah lakub. Bicara cepatc. Meremas – remas tangand. Bertanya berulang – ulange. Tidak mampu berkonsentrasi atau tidak mengerti penjelasan – penjelasan.C. Pertimbang – pertimbangan khusus dalam perawatan, tujuan dan tindakana. Perawatan segera untuk mengenali penolakani. Berusahan mengindentifikasi pikiran – pikiran yang paling membahayakan dengan cara mengobservasi klien lansia bila sedang mengalami puncak reaksinya. Misalnya pada suatu saat dimana klien lansia mendapat diet 1000 kalori dan kebetulan anggota keluarga membawakan makanan yang berlemak.ii. Berusaha mengemukakan kenyataan secara perlahan – lahan dimulai dari kenyataan terkecil yang merisaukan misalnya klien dengan kolostomi yang menolak untuk mulai memperhatikan

Page 5: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

atau merawat kolostominya. Dalam situasi demikian mulailah membicarakan masalah diet bersama klien tetapi kemudian arahkan pembicaraan segera perlahan – lahan pada masalah diet untuk klien dengan kolostomi.iii. Jangan menyokong penolakan klien lanisa, akan tetapi berikan perawatan yang cocok bagi para klien dan bicarakan sesering mungkin bersamanya, jangan samapai menolak.b. Pelaksanaan perawatan diri sendiriMemeprmudah proses penerimaan dirinya sendiri agar klien lansia aktif ikut serta.i. Melibatkan klien lansia dalam perawatannya. Misalnya dalam perencanaan waktu, tempat, dan macam perawatannya.ii. Puji klien lansiauntuk mengungkapkan keresahan atau perasaan sedihnya dengan mempergunakan pertanyaan – pertanyaan terbuka, mendengarkan dan meluangkan waktu untuk bersamanya setiap hari.c. Menolong sesama dengan tujuan untuk membantu klien lansia secara tepat.i. Melibatkan orang lain dalam membantu klien lansia menetukan perasaanyaii. Meluangkan waktu utnuk menerangkan kepada mereka yang bersangkutan tentang apa yang sedang terjadi pada diri klien lansia serta hal – hal yang dapat dilakukan dalam rangka membantu.iii. Hendaknya pihak- pihak lain tersebut memuji usaha klien lanisa untuk menerima kenyataan.iv. Menyadarkan pihak – pihak lain akan pentingnya pemerian hukuman (bukan hukuman fisik) apabila klien lansia mempergunakan penolakan (denial).V.LANSIA YANG MENGALAMI KETERGANTUNGANA. PengetianKetergantungan adalah meletakkann kepercayaan kepada orang lain atau benda – benda lain untuk bentuan yang terus – menerus, penetraman hati serta pemenuhan kebutuhanB. Gejala – gejala umum :a. Menolak untuk ikut serta dalam perawatan diri sendirib. Terus menerus meminta staf perawat untuk melaksanakan apa yang sanggup ia lakukan sendiric. Terus menerus menyatakan dengan kata – kata dan kelakuan, bahwa ia tidak berdaya dan tidak mampu mengerjakan sesuatu pun sendiri.d. Menolak untuk mempelajari cara – cara baru dalam merawat diri sendiri yang telah berbeda.e. Menolak dan atau tidak mampu mengambil keputusan.f. Minta supaya tidak dipindahkan dari bagian – bagian khusus kebagian – bangian lain.C. Pertimbangan – pertimbngan khusus dalam perawatan, tujuan dan tindakana. Perawatan segera dalam menanggapi adanya kelakuan ketergantungani. Usahakan untuk mengetahui sumber – sumber ketergantungan klien lansia.ii. Jangan mencela atau menunjukkan kelakuan ketergantungan klien lansia .iii. Setelah dijelaskan dengan hati – hati tentukan batas- batas untuk banyak dan jenis kelakuan yang bisa diterima oleh staf perawat.iv. Berikan perhatian sebentar – sebentar dan seringv. Beritahukan kepadanya bila perawat akan datang lagi, kembalilah pada waktu tersebut atau kirim orang lain untuk mengganti bila berhalangan.vi. Duduklah bersama klien sekurang – kurangnya sehari sekali.vii. Terangkan kepadanya bahwa anda tidak akan mengizinkan untuk terlalu tergantung karena anda menghormatinya dan sadari bahwa ia sanggup melakukan hal – hal untuk dirinya sebelum dirawat dan anda tidak mau merebut kemampuannya itub. Peralihan pelaksanaan diri sendiri

Page 6: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

i. Perlahan – lahan ikut sertakan klien lansia dan mulai dengan stu macam kegiatan dulu.beri pujian bila ia turut ambil bagian, tapi jangan dibesar – besarkan.ii. Berikan bantuan dan pujian atas usahanya yang mengarah kepada kemampuan berdiri sendiriiii. Ikut sertakna dalam membuat rencanan perawatannya, birakan ia mengambil keputusan, mulailah dengan satu atau dua keputusan, jangan semuanya.c. Menolong sesama dengan tujuan membantu pihak lain untuk menolong klien lansia secara tepat. Untuk memudahkan pihak lain mengenali usaha klien lansia untuk bergantung pada orang lain, dan untuk memudahkan usaha pihak lain dalam membantu klien klanisa memperolaeh kemampuan berdiri sendiri.i. Beri penjelasan, dengan hati – hati mengenai kebutuhan klien lansia untuk menjadi lebih baik tidak tergantung pada keluarga dan teman – teman.ii. Katakan bahwa orang – orang yang enting kaitannya dengan klien lansia bahwa mereka akan sangat membantu dengan membiarkan klien lansia melakukan beberapa hal sendiri, kemudian emberikan pujian atas usahnya tersebut.iii. Puji orang – orang yang paling pentinghubungannya dengan klien bila mereka membantu klien lansia untuk menjadi tidak lansung.VI. LANSIA YANG MENGALAMI DEPRESIA. PengetianDepresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa sandaran yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (wahjudi Nugroho, 1995:77)B. Penyebaba. Faktor biologikUsia lanjut mengalami kebilangan dan kerusakan banyak sel syaraf maupun zat neurotransmitter, resiko genetik maupun adanya penyakit tertentu (kanker, diabetes, post stroke dll) memudahkan terjadinya depresi.b. Faktor psikologikRasa rendah diri atau kurang percaya diri, kurang rasa keakraban dan ketidakberdayaan karena menderita penyakit kronis.c. Faktor sosialBerkurangnya interaksi sosial, kesepian berkabung, kemiskinan.C. Gejala – gejala umuma. Pandangan kosongb. Kurang atau hilangnya perhatian diri, orang lain dan lingkunganc. Inisiatif menurun dan apatisd. Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau membuat keputusane. Perasaan tidak berharga dan rasa bersalah yang berlebihanf. Penarikan diri dari aktifitas sosialg. Aktifitas menurunh. Kurangnya nafsu makani. Megeluh tidak enak badan, kehilangan semangat, sedih atau cepat capekj. Susah tidur malam hari dan bangun terlambatD. Gejala – gejala umuma. Terapi psikososialTujuan terapi lebih bersifat suportif, membimbing pasien untuk lebih mengenal aspek – aspek salam kehidupannya. Berdamai dengan kekurangan dan kekecewaan hidupnya,serta

Page 7: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah.b. Terapi biologikBerupa obat – obatan anti depresan. Dimulai dengan dosis kecil, dinaikan secara bertahap, selanjutnya dosis pemeliharaan dipertahankan selama 2 sampai 6 bulan.E. Pertimbangan – pertimbangan khusus dalam perawatan, tujuan dana tindakana. Pertolongan segera untuk mengatasi depresib. Peralihan pelaksanaan perawatan diri sendiric. Menolong sesama dengan tujuan membantu klien lanjut usia secara tepat memudahkan kemampuan staf memulai mengubah klien lanjut usia.Konsep asuhan keperawatanA. Pengkajian Fokusa. Data subjektif• Penolakan untuk bersosialisasi dengan sesama lansia• Inisiatif menurun• Aktivitas menurun• Penurunan nafsu makan• Susah tidur atau insomnia• Kurang memeperhatikan perawatan dirib. Data objektif• Menarik diri dari lingkungan klien merasa bersalah dan tetekan• Suka menyendiri• Menolak ikut serta dalam perawatan• Kebersihan tidak terjada• Pandangan kosongB. Diagnosa Keperawatan dan Intervensia. Kurang perawatan diri berubungan dengan depresi atau keputusasaan, ditandai dengan :Ketidakmampuan untuk mengatasi AKS, penampilan yang tidak terpeliharaIntervensi :• Tentukan kemampuan saat ini (skala 0-4)dan hambatan untuk partisipasi dalam perawatan• Ikut sertakan pasein dalam formulasi rencaa perawatan pada tingkat kemampuan• Dorong perawatan diri• Berikan dan tingkatkan pribadi, termasuk selama mandi• Gunakan perlengkapan khusus sesuai kebutuhan, misal kursi untuk memindahkan, bangku toilet yang dapat diangkat.• Berikan mandi dalam bak, gunakan 2 orangan atau pengangkat mekanis jika dipelukan, hindari kedinginan.• Berikan keramas rambut sesuai kebutuhan dan perawatan kuku.• Dapatkan pakaian dengan memodifikasi kencing sesuai indikasi• Dorong/bantu dengan perawatan mulut/gigi setiap hari• Kolaborasi dengan ahali terapi fisik dan dokterb. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan perasaan tidak berharga dan kegagalan sekunder, ditandai dengan:• Pengungkapan diri yang negative• Ekspresi rasa besalah• Buruknya penampilan tubuhIntervensi :(miller,1999)

Page 8: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

• Kenali individu berdasarkan namanya• Gunakan nada suara yang anda gunakan untuk kelompok sebaya anda• Hindari kata – kata yang berkaitan dengan bayi ( misal popok)• Tanyakan tentang foto keluarga, barangn – barang pribadi dan pengalaman masa lalu.• Hindari memberi atribut ketidakmampuan dengan ”usia tua”• Ketuk pintu kamar tidur dan kamar mandi• Berikan individu cukup waktu untuk mnyelesaikan tugas dalam batas kemampuannya.c. Isolasi sosial berhubungan dengan ketidak mampuan untuk memulai aktifitas untuk mengurangi isolasi sekunder akibat tingkat enegi rendah, ditandai dengan :• Ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan membuat keputusan.• Perasaan penolakan dan tidak berguna kurang aktifitas• Menolak untuk berinteraksi dengan orang lainIntervensi :• Kontak dengan keluarga dan teman dekat• Dorong berhubungan dengan orang lain• Masuklah dalam kelompok aktivitas, misal kelompok pengajian.• Buat jadwal kontak sosial secara teratur.d. Ganguaan pola tidur behubungan dengan faktor internal : Stress psikologis ditandai dengan :• Keluhan kesulitan terlelap atau tidak merasa segar• Tidur terganggu, terbangun lebih dini dari lingkungan• Peubahan pada prilaku atau penampilan yang emningkatkan peka rangsang, malasIntervensi :• Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi.• Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misal bantal, guling.• Cocokkan dengan sekamar yang mempunyai pola tidur serupa dan kebutuhan malam hari.• Dorong beberapa aktifitas fisik ringan selama siang hari, jamin pasien berhenti beraktifitas beberapa jam sebelum tidur.• Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misal : mandi hangat dan masase serta segelas susu hangat.• Instruksikan tindakan relaksasi• Kurangi kebisingan dan lampu• Dorong posisi nyaman, bantu dalam mengubah posisi• Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi, rendahkan temat tidur bila mungkin.VII. LANSIA YANG MENGALAMI KEKACAUANKonsep dasarA. PengertianKekacauan adalah sifat atau kadaan yang sering membingungkan merupakan ketidak sanggupan untuk atau merangkaikan kata atau peristiwa secara khusus. Keadaan ini dapt bersifat sementara atau menetap.B. Gejala – gejala umuma. Kabur atau tak dapat mengidentifikasi waktu, tempat dan orang.b. Tampak ngantuk sepanjang hari.c. Menurunnya perhatiand. Daya ingat terhadap hal – hal yang baru terjadi terganggue. Ketidak mampuan untuk menyimpan informasi yang berikanf. Lebih kacau pada waktu malam hari dari pada siang hari.

Page 9: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

g. Gelisah, banyak gerak tanpa tujuan.h. Serangan jasmaniKonsep Asuhan keperawatanA. Pengkajian fokusa. Data subjektifi. Ketidakmampuan untuk menyimpan infromasi yang diberikan.ii. Daya ingat tehadap hal – hal yang baru terjadi terganggu.iii. Menurunnya pehatian.b. Data objektifi. Tampak ngantukii. Gelisah, banyak gerak tanpa tujuan.iii. Serangan jasmaniB. Diagnosa keperawatana. Koping individu tidak berhubungan dengan gangguan emosional, di manifestasikan dengan :• Klien sering keliahatan marah• Sebagian teman sekamar dan sewisma kurang menyenangi karena sering marah.• Klien selalu cemberut bila ditanya oleh temannya.• Klien langsung menghindar jika temannya berusaha untuk mendekatinya.Intervensi• Mencari penyebab kekacauan dan jika ada, apakah dapat dihilangkan misalnya: ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan kekacauan itu akan hilang.• Bersikap jujur pada klien.• Tetap melibatkan klien dalam beraktivitas, mislaanya : latihan olahragadan berbicara.• Tetap menginginkan bahwa klien mempunyai kebutuhan dan hasrat.b. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan rasa takut akan pendekatan dan kegagalan interaksi, dimanefesatsikan dengan :• Sebagian teman klien menghindari jika klien berusaha mendekatinya• Klien sering kelihatan cepat marah dan emosi atau ucapa temannya.Intevensi :• Meluangkan waktu utnuk bersama beserta perawat atau klien lenajut usia yang lebih tenag terutama waktu makan.• Mempersilahkan klien duduk dengan orang lain.• Bawa klien keluar dari kamrnya, sedapat mungkin bersama dengan klien lain, juga mengajak bila masuk kamar.• Puji klien dalam usahanya untuk kebersamaan dengan orang lain dan ikut serta dalam lingkungannya.• Lakukan tindakan pengamanan untuk mencegah luka pada klien dan orang lain.

VIII. LANSIA YANG MENUNJUKKAN GEJALA MANIPULASIKonsep DasarA. PengertianManipulasi dalah proses bertingkah laku seseorangan dalam menghadapi orang lain dengan tujuan untuk sekedar memuaskan kehendak oranglain maupun diri sendiri dengan cara cerdik atau bahkan tidak jujur penuh tipu muslihat.B. Gejala – gejala umum :a. Pura – pura tidak membutuhkan bantuan

Page 10: CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN TERHADAP LANSIA YANG MENGALAMI GANGGUAN MENTAL.docx

b. Mengadu domba antara petugas, perawat dan dokterc. Pura – pura beriskap memuji perawat atau petugas bila sedang berhadapan langsung akan tetapi segera menjelekkannya di hadapan orang lain.d. Selalu menunjukkan tuntutan – tuntutan yang tidak jelas.C. Pertimbangan – pertimbagan khusus dalam perawatan, tujuan dan tindakan perawatan.a. Perawatan segera dalam menghadapai tingkah laku manipulatif . bertujuan mengurangi derajat tingkah laku.b. Peralihan ke pelaksanaan perawtan dari diri sendiric. Menolong sesuai dengan tujuan membantu klien lanjut usia secara tept.menyadarkan klien lanjut usia akan tingkah laku akan tingkah laku manipulasinya serta pengaruh – pengaruh muncul terhadap orang lain

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulana. Perawatan terhadap lansia yang mengalami gangguan mental meliputi :Lansia yang mengalami ketakutan, Lansia yang menunjukkan agresi, Lansia yang menunjukkan kemarahan,Lansia yang mengalami kecemasan, Lansia yang mengalami Depresi, Lansia yang mengalami ketergantungan, Lansia yang mengalami kekacauan, Lansia yang mengalami manipulasib. Ketakutan adalah suatu reaksi emossonal yang diakui sebagai sumber gejala umum :c. Manipulasi dalah proses bertingkah laku seseorangan dalam menghadapi orang lain dengan tujuan untuk sekedar memuaskan kehendak oranglain maupun diri sendiri dengan cara cerdik atau bahkan tidak jujur penuh tipu muslihat.d. Depresi adalah suatu perasaan sedih dan pesimis yang berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa sandaran yang ditujukan pada diri sendiri atau perasaan marah yang mendalam (wahjudi Nugroho, 1995:77)e. Kekacauan adalah sifat atau kadaan yang sering membingungkan merupakan ketidak sanggupan untuk atau merangkaikan kata atau peristiwa secara khusus. Keadaan ini dapt bersifat sementara atau menetap.f. Kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan atau ketakutan yang tidak jelas dan hebat. Ini terjadi sebagai rekasi terhadap sesuatu yang dialami oleh seseorang.g. Kemarahan adalah perasaan tidak senang yang kuat, bisanya karena konflik pertentangan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2003. Keperawatan Medikal Bedah 3. EGC. Jakarta.Doenges E. Merilyn. 2004. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta.Mansjoer, Arif. 2004. Kapita Selecta Jilid I. EGC. Jakarta.Hardywinoto; Setiabudhi, Tony : Panduan Gerontologi Tinjauan dari Berbagai Aspek : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005 Category: Pelajaran Kirimkan Ini lewat Email