Akalah Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Eliminasi

25
AKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI (kelompok 3) MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI DI SUSUN OLEH: INKA FEBRYRIA PERTIWI KARTA ADI WIBOWO IRWANSYAH ALFIANEDI AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Makalah Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi Pada Lansia” Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan Gerontik. Selain itu diharapkan makalah ini dapat membantu teman-teman yang lain dalam memahami konsep eliminasi pada lansia khususnya. Harapan kami mudah-mudahan makalah kami ini bermanfaat. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik pembaca sangat kami harapkan sebagai masukan perbaikan makalah kami berikutnya. Sampit, Maret 2012 Penulis, BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan – lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi

description

R6URT

Transcript of Akalah Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Gangguan Eliminasi

AKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI (kelompok 3)MAKALAHASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN ELIMINASI

DI SUSUN OLEH:

INKA FEBRYRIA PERTIWIKARTA ADI WIBOWOIRWANSYAHALFIANEDI

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR2012KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudulMakalah Asuhan Keperawatan Gangguan Eliminasi Pada LansiaMakalah ini disusun untuk melengkapi tugas Keperawatan Gerontik. Selain itu diharapkan makalah ini dapat membantu teman-teman yang lain dalam memahami konsep eliminasi pada lansia khususnya.Harapan kami mudah-mudahan makalah kami ini bermanfaat. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik pembaca sangat kami harapkan sebagai masukan perbaikan makalah kami berikutnya.

Sampit, Maret 2012

Penulis,BAB IPENDAHULUAN

I.LATAR BELAKANGMenua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multi dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan sistem. Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem pencernaan.Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental, khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal, seperti berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya daya tahan tubuh , lebih mudah terkena konstipasi merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi mereka masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.

II.TUJUAN PENULISANSetelah menyelesaikan tugas keperawatan gerontik diharapkan:1.Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan pada lansia.2.Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan ganguan eliminasi.3.Dapat menambah pengetahuan bagi mahasiswa tentang penanganan pada lansia dengan gangguan eliminasi.

III.RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia) dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi.

IV.METODE PENULISANMetode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode kepustakaan dan dikutip dari sumber-sumber yang dapat dibuktikan kebenarannya.

V.SISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan makalah ini yaitu kata pengantar, daftar isi, bab I pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka. Bab III penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar pustaka.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

I.KOSEP DASAR ELIMINASIEliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolism tubuh baik yang berupa urine maupun fekal (Tarwoto dan wartonah, 2010).Eliminasi UrineEliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma darah diglomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk keginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2 liter saja yang dapat berupa urine, sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali ditubulus ginjal untuk dimanfaatkan tubuh.

Karakteristik urine normal:a.Volume berkisar 250-400ml yang dikeluarkan setiap kali berkemih.b.Warna normal kekungin-kunginan jernih. Pada dehidrasi warna kuning gelap atau kuning coklat, sedangkan karena obat urine dapat berwarna merah atau orange gelap.c.Bau bervariasi tergantung komposisi, bau urine yang aromatic yang menyengat atau memusingkan timbul karena mengandung amonik.d.pH sedikit asam yaitu antara 4,5-8 atau rata-rata 6,0. Namun demikian, pH dipengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin pada vegetarian menjadi sedikit basa.e.Berat jenis 1.003-1.030.f.Komposiss air 93-97%.g.Osmolaritas (konsentrasi osmotic) 855-1.335 mOsm/literh.Bakteri tidak ada.

Komposisi Urinea.Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin, amoniak, asam urat serta urobilin.b.Hasil nutrient dari metabolism seperti karbohidrat, keton, lemak, dan asam amino.c.Ion-ion seperti natrium, klorida, kaliun dan magnesium

Faktor-FaktoryangMempengaruhi Eliminasi urine1.Diet dan intakeJumlah dan tipe makanana mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar.2.Respon keinginan awal untuk berkemihBeberapa masyarakat mempunyai kebiasaan yang mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan dalam kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kamdung kemih yang lebih dari normal.3.Gaya hidupBanyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.4.Stress psikologiMeningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitif untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine yang diproduksi.5.Tingkat aktivitasAktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus spingter internal dan eksternal.6.Tingkat perkembanganTingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau adanya7.Kondisi patologisSaat seseorang dalam keadaan sakit,produksi urinnya sedikit hal ini disebabkan oleh keinginan untuk minum sedikit.

Masalah-masalah eliminasi urine:1.Retensio urine. Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih dan ketidakmampuan pada kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Penyebab distensi kandung kemih adalah urine yang terdapat dalam kandung kemih melebihi 400 ml normalnya 250-400 ml.2.Inkontinensia urine. Ketidakmampuan otot sfingter eksternal sementara atau menetap untuk mengontrol ekskresi urine. Ada dua jenis inkontinensia urina, yaitu,Inkontinensia stresadalah strea yang terjadi pada saat tekanan intraabdomen meningkat.Inkontinensia urgensiadalah inkontinensia yang terjadi saat klien terdesak ingin berkemih, terjadi akibat ISK bagian bawah atau spasme kandung kemih.3.Enuresis. Ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol) yang diakibatkan ketidakmampuan untuk mengendalikan sfingter eksterna .

Perubahan pola berkemih:1.Frekuensi : meningkatnya frekuensi berkemih tanpa intake cairan yang meningkat, biasanya terjadi pada sistitis, stres, wanita hamil2.Urgensi. Perasaan segera ingin berkemih yang biasanya terjadi pada anak karena kemampuan sfingter untuk mengontrol berkurang.3.Disuria: rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih misal, ISK.4.Poliuri (diuresis): produksi urine melebihi normal tanpa peningkatan intake cairan, misal pada pasien DM.5.Urinari suppression: keadaan ginjal tidak memproduksi urine secara tiba-tiba. Anuria (urine kurang dari 100 ml/24jam) dan oliguria (urine berkisar 100-500ml/24jam).

Eliminasi fekalEliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran pencernaan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan proses penernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus. Organ utama yang berperan dalam eliminasi fekal adla usus besar. Usus besar memiliki beberapa fungsi utama yaitu mengabsorpsi cairan dan elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan mensekresikan mukus yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan aktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan berkontraksi.Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena adanya feses dalam rectum.Proses Eliminasi1.Sistem digestif (GIT) bertambah lambat sehingga menyebabkan sekresi cairan digestif dan peristaltik lamban sehingga terjadi penurunan kemampuan untuk mengkonsumsi makanan tertentu.2.Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan kadangkadang tak cukup cairan untuk mencerna sehingga timbul konstipasi.. konstipasi dapat juga terjadi karena tidak mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang melakukan latihan fisik.3.Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari penurunan respon terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar dan haus, perubahan pada gigi (karena sakit/trauma) sehingga sulit untuk mengunyah.4.Keadaan sakit, misalnya : stroke akan menimbulkan kesulitan untuk mengunyah/menelan.5.Kadang lupa dalam konsumsi makanan.6.Penggunaan laksatif yang berlebihan dapat menurunakan penyerapan vitamin-vitamin tertentu yang larut dalam lemak (A, D, E, K).7.Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak biasanya akibat makanan yang kurang bisa dicernakan akibat :a)Menurunnya fungsi kelenjar pencernaan.b)Menurunnya toleransi terhadap makanan berlemak.8.Konstipasi dapat terjadi karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan akibat gigi sudah lepas.

Masalah-masalah umum pada eliminasi Fekal1.Konstipasi: gangguan eliminasi yang mengakibatkan adanya feses yang keras melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh po\la defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif dalam jangka waku yang lama, stress fsikologis, obat-obatan, kuang aktifitas dan usia.2.Imfaksi fekal : massa fees yang keras di lipatan rectum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material yang berkepanjangan. Biasanya disebabkan oleh konstipasi.3.Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang air besar akibat cepatnya kimus melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu cukup untuk menyerap air. Diare disebabkan oleh stress fisik, obat-obatan,alergi dan lain-lain.4.Inkontinensia alvi : hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaaran feses dan gas yang melalui spingter anus akibat kerusakan fungsi spingter / persarafan didaerah anus. Penyebabnya karena penyakit neoromuskular, atau tumor spingter anus eksternal.5.Kembung : platus yang berlebihan didaerah intestinal, sehingga menyebabkan distensi intestinal, dapat disebakan karena konstipasi, mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek anestesi.6.Hemoroit : kelebran vena didaerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan darah tersebut. Penyebabnya adalah, konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan, dan obesitas.

II.KONSEP DASAR KEPERAWATAN GERONTIK1.GerontologiBerbagai istilah berkembang terkait denganlanjut usia(lansia), yaitu gerontologi, geriatri, dan keperawatan gerontik. Gerontologi berasal dari kataGeros: lanjut usia danLogos: ilmu. Jadi Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yang menyangkutlanjut usia.Gerontologi Ilmu yang mempelajari seluruh aspek menua (Kozier, 1987) Cabang ilmu yang mempelajari proses menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990).

2.GeriatriGeriatri berasal dari kataGeros: Lanjut usia danEatrie: kesehatan/medikal.Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit padalanjut usiaCabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun terapeutis bagi klienlanjut usia.Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat akibatnya pada tubuh manusia. Dengan demikian jelaslah bahwa objek dari geriatri adalah manusialanjut usia.Bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan penyakit dan kekurangan-kekurangannya padalanjut usia.Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada masalah kedokteran yaitu penyakit yang timbul padalanjut usia(Black & Matassari Jacob, 1997).

3.Geriatric Nursing :a.Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (Kozier, 1987).b.Spesialis keperawatanlanjut usiayang dapat menjalankan peranya pada tiap tatanan pelayanan dengan menggunakan pengetahuan, keahlian dan keterampilan merawat untuk meningkatkan fungsi optimallanjut usia/lansiasecara komprehensif. Oleh karena itu, perawatan lansia yang menderita penyakit (geriatric nursing) dan dirawat di rumah sakit merupakan bagian dariGerontic nursing.

4.Proses MenuaMenua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994). Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Proses menua sertiap individu pada organ tubuh juga tidak samacepatnya, adakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda)tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok (Deskripansi).Menurutundang-undang no. 9 tahun 1960 tentang pokok-pokok kesehatan pasdal 8ayat 2, berbunyi :Dalam istilah sakit termasuk cacat, kelemahan danlanjut usia.Berdasarkan pernyataan ini, maka lanjut usia dianggap sebagaisemacam penyakit. Hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain,sebab lanjut usia bukan suatu penyakit melainkan suatu masa/tahap hidupmanusia, yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan prosesberkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalamtubuh maupun dari luar tubuh. Walaupun demikian memang harus diakuibahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usiadewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot,susunan syaraf, dan jaringan lain sehinggatubuh mati sedikit demisedikit.Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan prosesmenua, mulai dari teoridegeneratifyang didasari oleh habisnya dayacadangan vital, teori terjadinyaatrofi, yaitu : teori yang mengatakanbahwa proses menua adalah proses evolusi dan teoriimunologik, yaitu :teori adanya produk sampah/waste products dari tubuh sendiri yang makin bertumpuk. Tetapi seperti diketahuilanjut usiaakan selalu bergendengandengan perubahan fisiologik maupun psikologik. Yang penting untukdiketahui bahwa aktivitas fisik dapat menghambat/memperlambatkemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan bertambahnya umur.

5.Teori-Teori Proses Menuaa.Secara individual1.Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda.2.Masing-masinglanjut usiamempunyai kebiasaan yang berbeda.3.Tidak ada satu factor pun ditemukan untuk mencegah proses menua.b.Teori-teori biologi1.Teori genetik dan mutasi(Somatic Mutatie Theory)Menurut teori ini semua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).2.Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah (terpakai).3.Pengumpulan dari pigmen/lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dariproduk sisa. Sebagai contoh adanya pigmenLipofuchinedi sel otot jantung dan sel susunan syaraf pusat pada oranglanjut usiayang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu sendiri.4.Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.5.Tidak ada perlindungan terhadap : radiasi, penyakit dan kekurangan gizi.6.Reaksi dari kekebalan sendiri(Auto Immune Theory)Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak itu terjadilah kelainan autoimun. (Menurut Goldteris & Brocklehurst, 1989).c.Teori immunologik slow virus (Immunology slow virus theory)Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.d.Teori stressMenua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.e.Teori radikal bebasRadikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini meyebabkan selsel tidak dapat regenerasi.f.Teori rantai silangSel-sel yang tua/usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya fungsi.g.Teori programKemampuan organisme untuk menetapakan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel tersebut mati.

6.Teori Kejiwaan Sosiala)Aktivitas atau kegiatan (Activity Taheory)Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung. Teori ini menyatakan bahwa padalanjut usiayang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial.Ukuran optimum(pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari usia pertengahan kelanjut usia.b)Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yanglanjut usiasangat dipengaruhi oleh tipepersonalityyang dimilikinya.c)Teori Pembebasan (Disengagement Theory)Putusnya pergaulan/hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya. Pada lanjut usia pertama diajukan oleh Cumming and Henry 1961. teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia seseorang secara berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sociallanjut usiamenurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda(Triple loos),yakni:1.Kerhilangan peran(Loss of Role)2.Hambatan kontak sosial(Restraction of Contacts and Relation Ships)3.Berkurangnya komitmen(Redused commitmen to social Mores and Values).

7.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaana.Hereditas : Keturunan/genetikb.Nutrisi : Makananc.Status kesehatand.Pengalaman hidupe.Lingkunganf.Stress

8.Batasan-Batasan Lanjut UsiaMengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan. Dibawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.Menurut organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :a)Usia pertenggahan(middle age),ialah kelompok usia 45-59 tahun.b)Lanjut usia(elderly): antara 60 dan 70 tahunc)Lanjut usia tua(old): antara 75 dan 90 tahun.d)Usia sangat tua(very old): diatas 90 tahunMenurut Dra. Ny. Jos masdani (Psikolog UI)Mengatakan :lanjut usiamerupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagian, yaitu :a)Fase iuventus, antara 25 dan 40 tahunb)Fase verilitas, antara 40 dan 50 tahunc)Fase praesenium, antara 55 dan 65 tahund)Fase senium, antara 65 hingga tutup usia.

9.Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut UsiaPerubahan-perubahan fisikSel1.Lebih sedikit jumlahnya2.Lebih besar ukurannya.3.Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.4.Menurunnya proporsi protein diotak, otot, ginjal, darah dan hati.5.Jumlah sel otak menurun.6.Terganggunya mekanisme perbaikan sel.7.Otak menjadi atrofis beratny berkurang 5-10 %.

Sistem persyarafan1.Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam setiap harinya).2.Cepatnya menurun hubungan persarafan.3.Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.4.Mengecilnya saraf panca indera.5.Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.6.Kurang sensitif terhadap sentuhan.

Sistem pendengaran1.Presbiakus(gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara/nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.2.Membran tympanymenjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.3.Terjadinya penggumpalan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.

Sistem penglihatan1.Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar2.Kornea lebih berbentuk sferis (bola)3.Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.4.Meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.5.Hilangnya daya akomodasi.6.Menurunnya lapangan pandang : berkurang luas pandangannya.7.Menurunnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

Sistem kardiovaskuler1.Elastisitas, dinding aorta menurun.2.Katup jantung menebal dan menjadi kaku.3.Kemempuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.4.Kehilangan elastisitas pembuluh darah; kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).5.Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistolis normal 170 mmHg. Diastolis normal 90 mmHg.

Sistem pengaturan temperatur tubuhPada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain :1.Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik 35C ini akibat metabolisme yang menurun.2.Keterbatasan refleks menggigl dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.

Sistem respirasi1.Otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.2.Menurunnya aktivitas dari silia.3.Paru-paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman bernafas menurun.4.Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.5.O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg6.CO2 pada arteri tidak berganti7.Kemampuan untuk batuk berkurang.8.Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring dengan pertambahan usia.

Sistem gastrointestinal1.Kehilangan gigi, penyebab utama adanya Periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.2.Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam dan pahit.3.Esofagus melebar.4.Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.5.Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.6.Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu)7.Liver (hati), makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

Sistemreproduksi1.Menciutnya ovari dan uterus.2.Atrofi payudara.3.Pada laki-laki testis masih dapat memproduksi spermatozoa meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur.4.Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi kesehatan baik), yaitu :1.Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.2.Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksual.3.Tidak perlucemas karena merupakan perubahan alami.4.Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan-perubahan warna.

Sistemgenitourinaria1.GinjalMerupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, fungsi tubulus berkurang akibatnya: kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun, proteinuria (biasanya + 1); BUN (blood urea nitrogen) meningkat sampai 21 mg %, nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.2.Vesika urinaria (kandung kemih) : otot-otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin.3.Pembesaran prostat 75 % dialami oleh pria usia diatas 65 tahun.4.Atrofi vulva5.VaginaOrang-orang yang makin menua, sexual intercourse masih juga membutuhkannya. Tidak ada batasan umur tertentu untuk fungsi sexual seseorang berhenti. Frekuensi sexual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.

Sistem endokrin1.Produksi dari hampir semua hormon menurun2.Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.3.Pituitari : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam pembuluh darah: berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.4.Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR (basal metababolic rate) dan menurunnya daya pertukaran zat.5.Menurunnya produksi aldosteron.6.Menurunnya sekresi hormon kelamin, misalnya : progesteron, estrogen dan testeron.

Sistem kulit (integumentary system)1.Kulit mengerut/keriput akibat kehilangan jaringan lemak.2.Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk-bentuk sel epidermis).3.Menurunnya respon terhadap trauma.4.Mekanisme proteksi kulit menurun :a.Produksi serum menurunb.Penurunan produksi VTD.c.Gangguan pigmentasi kulit5.Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.6.Rambut dalam hidung dan telinga menebal.7.Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.8.Pertumbuhan kuku lebih lambar9.Kuku jari lebih menjadi keras dan rapuh.10.Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk.11.Kelenjar keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya.12.Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya.

Sistem muskuloskeletal (musculosceletal system)1.Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.2.Kifosis3.Pinggang, lutu dan jari-jari pergelangan terbatas.4.Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang).5.Persendian membesar dan menjadi kaku.6.Tendon mengerut dan mengalami sklerosis.7.Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor.8.Otot-otot polos tidak begitu berpengaruh.

III.ASUHAN KEPERAWATAN\Asuhan keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang mengarahkan perawat dalam memberikan asuhan. Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses ini yaitu meliputi pengumpulan dan analisa data dan menghasilkan diagnosa keperawatan. Pengkajian yang berfokus pada keperawatan sangat penting untuk menetukan diagnosa keperawatan yang dapat menentukan intervensi dan implementasi keperawatan.

1.Pengkajiana.Eliminasi urine1.Urine. Warna : Normal kuning jernih. Bau : Normal aromatik amonia. Pada overhidrasihampir tidak berwarna. Pada dehidrasi orange-kecoklatan.2.Jumlah urine bervariasi tergantung intake. Normal 1 x BAK 250-400 ml.3.Distensi kandung kemih inkontinensia (tidak dapat menahan BAK)4.Frekuensi BAK, tekanan dan desakan.5.Kondisi-kondisi tertentu misalnya :a)Disuria, keadaan nyeri waktu BAK.b)Nokturia, keadaan BAK sering pada malam hari.c)Enurisis, keadaan sadar BAK (umumnya pada anakanak).d)Polyurie, peningkatan jumlah BAK baik frekuensi maupun volume.e)Oliguri, penurunan jumlah BAK frekuensi/jumlahnya.f)Anuri, produksi urine