Chapter III VI
-
Upload
anditha-namira-rs -
Category
Documents
-
view
150 -
download
0
description
Transcript of Chapter III VI
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam penelitian ini
adalah:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional
3.2.1. Variabel Independen: Status Gravida
a. Definisi
Status gravida adalah status kehamilan wanita sekarang.
b. Cara Ukur
Status gravida diukur melalui anamnesa pasien langsung.
c. Hasil Ukur
Status gravida dinyatakan ke dalam dua pembagian, yaitu primigravida
dan bukan primigravida (multigravida).
d. Skala Pengukuran
Status gravida dinyatakan dengan skala nominal.
3.2.2. Variabel Dependen: Hipertensi dalam Kehamilan
a. Definisi
Status Gravida Hipertensi dalam Kehamilan
Universitas Sumatera Utara
Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah sistolik ≥ 140
mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg saat hamil.
b. Cara Ukur
Tekanan darah diukur dengan cara:
1) Pasien dalam posisi duduk atau berbaring ke sebelah kanan.
2) Posisi lengan kanan sejajar dengan jantung.
3) Melilitkan bagian bladder cuff di medial lengan atas, tepat di atas
arteri brakialis, bagian bawah cuff berada 2,5 cm proksimal fossa
antekubiti, sejajar dengan letak jantung.
4) Pengukuran tekanan darah dilakukan dua kali dengan selang waktu
pemeriksaan 15 menit.
5) Tekanan darah sistolik adalah saat mulai terdengarnya bunyi
Korotkoff I, sedangkan tekanan darah diastolik adalah Korotkoff
V.
c. Alat Ukur
Tekanan darah diukur dengan Sphygmomanometer (tensimeter air
raksa) Riester dan Littmann Stethoscope. Yang mengukur tekanan
darah satu orang, yaitu peneliti.
d. Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran dinyatakan dengan hipertensi dalam kehamilan dan
tidak hipertensi dalam kehamilan.
e. Skala Pengukuran
Skala pengukuran hipertensi dalam kehamilan adalah skala nominal. 3.3. Hipotesis Dengan mempertimbangkan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ada hubungan status gravida dan hipertensi dalam kehamilan di RSUP
Haji Adam Malik Medan tahun 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain
cross sectional (potong lintang). Dalam studi cross sectional, variable independen
(factor risiko) dan variable dependen (efek) dinilai secara simultan pada suatu saat
(Ghazali, 2008).
4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
4.2.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik
Medan. RSUP Haji Adam Malik dipilih sebagai tempat penelitian karena
merupakan rumah sakit rujukan dan salah satu rumah sakit tipe A di Medan.
4.2.2. Waktu Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus
dan September 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1. Populasi
Populasi target dalam penelitian ini adalah semua wanita hamil status
primigravida atau bukan primigravida rawat jalan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP
Haji Adam Malik Medan, sedangkan populasi terjangkaunya adalah semua wanita
hamil status primigravida atau bukan primigravida rawat jalan di Poliklinik Ibu
Universitas Sumatera Utara
Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan selama bulan Agustus dan September
2011.
4.3.2. Sampel
Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah wanita hamil status
primigravida atau bukan primigravida rawat jalan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP
Haji Adam Malik Medan selama bulan Agustus dan September 2011 yang
memenuhi kriteria inklusi serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi.
a. Kriteria Inklusi
1. Kehamilan tunggal.
2. Bersedia menjadi sampel penelitian.
b. Kriteria Eksklusi
1. Riwayat hipertensi kronik sebelum hamil.
2. Hipertensi pada kehamilan pertama (untuk responden
multigravida).
3. Riwayat hipertensi pada keluarga.
Metode pengambilan sampel adalah dengan teknik consecutive sampling
di mana semua ibu hamil yang berkunjung ke Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSUP
Haji Adam Malik pada bulan Agustus dan September 2011 yang memenuhi
kriteria inklusi dan serta tidak termasuk dalam kriteria eksklusi dijadikan sampel
penelitian. Nilai α yang dipergunakan adalah sebesar 5% (CI 95%).
4.4. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti (Wahyuni, 2008).
4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
4.5.1. Pengolahan Data
Universitas Sumatera Utara
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan
atau angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu(Wahyuni, 2008):
1. Editing
Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.
2. Coding
Data yang telahterkumpul dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya
kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah
dengan komputer.
3. Entry
Data yang telah dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam program
komputer (SPSSVersi 17).
4. Cleaning
Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam computer
guna menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.
5. Saving
Penyimpanan data untuk siap dianalisis.
4.5.2. Analisis Data
Data kemudian dianalisis melalui perhitungan statistik untuk melakukan
uji hipotesis dengan metode uji Chi Square (X2). Metode statistik ini dipilih
karena baik variabel independen (status gravida) maupun variabel dependen
(hipertensi dalam kehamilan) merupakan data beskala kategori.
Persyaratan uji X2 adalah (Tumbelaka et al, 2008):
1. Jumlah subjek total > 40, tanpa melihat nilai expected, yaitu nilai yang
dihitung bila hipotesis nol (H0) benar.
2. Jumlah subjek antara 20 dan 40, dan semua nilai expected > 5.
Tabel 4.1.Variabel Independen dan Dependen
Universitas Sumatera Utara
Hipertensi dalam Kehamilan Status Gravida
Ya Tidak
Jumlah
Primigravida a b a+b Multigravida c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d Jika persyaratan untuk uji Chi Square tidak terpenuhi, maka akan
digunakan uji Fischer Exact Test. Nilai p (nilai signifikansi) akan dilihat di mana
jika p < 0,05 berarti hasil bermakna secara statistik. Selain itu, karena
menggunakan desain cross sectional, dapat dihitung Rasio Prevalens (RP). RP
menunjukkan peran faktor risiko dalam terjadinya efek pada studi cross sectional
(Ghazali et al, 2008).
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil (PIH) Rumah Sakit Umum
Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) kota Medan Provinsi Sumatera Utara.
RSUP Haji Adam Malik berlokasi di Jalan Bunga Lau no. 17, Kelurahan
Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah Sakit ini merupakan
Rumah Sakit Pemerintah dengan Kategori Kelas A. Selain itu, RSUP Haji Adam
Malik Medan juga merupakan rumah sakit rujukan untuk Wilayah Sumatera yang
meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai
pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991,
RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Dengan metode consecutive sampling, didapatkan 60 responden ibu hamil
yang berkunjung ke Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSUP Haji Adam Malik Medan
selama bulan Agustus dan September 2011 yang memenuhi kriteria inklusi dan
tidak termasuk kriteria eksklusi. Dari keseluruhan responden, gambaran
Universitas Sumatera Utara
karakteristik yang diamati adalah umur, paritas, usia kehamilan, dan pekerjaan.
Gambaran karakteristik umur responden dapat dilihat pada Tabel 5.1 di bawah ini.
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Umur Responden
No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 < 20 2 3,3 2 20 – 29 24 40 3 30 – 39 30 50 4 40 – 49 4 6,7 Total 60 100
Dari Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden terbanyak berada pada
rentang umur 30 – 39 tahun yaitu 30 orang (50%). Kelompok responden paling
sedikit berada pada rentang umur < 20 tahun, yaitu sejumlah 2 orang (3,3%).
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Paritas Responden
No Paritas Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Nullipara 29 48,3 2 Primipara 14 23,3 3 Multipara 16 26,7 4 Grande-Multipara 1 1,7
Total 60 100
Gambaran karakteristik paritas responden dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Distribusi paritas pada Tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah
nullipara yaitu sebesar 48,3% (29 orang). Kelompok responden terkecil adalah
grande-multipara yaitu sebesar 1,7% (1 orang).
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Usia Kehamilan Responden
No Usia Kehamilan Jumlah (orang) Persentase
Universitas Sumatera Utara
(%) 1 Trimester I 0 0 2 Trimester II 10 16,7 3 Trimester III 50 83,3
Total 60 100
Gambaran karakteristik usia kehamilan responden dapat dilihat pada Tabel
5.3. Dari Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa usia kehamilan responden paling banyak
terletak pada trimester III yaitu sebanyak 50 orang (83,3%), sedangkan pada
trimester II sebanyak 10 orang (16,7%). Tidak ada responden yang berada pada
trimester I (0%).
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden
No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Ibu Rumah Tangga 41 68,3 2 Pegawai Negeri Sipil 10 16,7 3 Perawat 4 6,7 4 Bidan 1 1,7 5 Petani 1 1,7 6 Wiraswasta 3 5
Total 60 100
Gambaran karakteristik pekerjaan responden dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Dari Tabel 5.4 dapat dilihat bahwa sejumlah 41 orang (68,3%) responden
berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Sementara jenis pekerjaan responden paling
sedikit adalah sebagai bidan dan petani yaitu sejumlah masing-masing 1 orang
(1,7%).
5.1.3. Hasil Analisis Data
a. Status Gravida
Pada penelitian ini, responden dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok primigravida dan kelompok bukan primigravida (multigravida). Jumlah
responden dalam masing-masing kelompok dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Gravida
Jumlah (orang) Persentase (%) Primigravida 27 45 Multigravida 33 55
Total 60 100
Dari Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa responden paling banyak berada pada
kelompok multigravida yaitu sebesar 33 orang (55%). Pada kelompok
primigravida, responden berjumlah 27 orang (45%).
b. Hipertensi dalam Kehamilan
Deskripsi tekanan darah responden dapat dilihat pada Tabel 5.6 di bawah
ini.
Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah
Jumlah(orang)
Nilai Minimum (mmHg)
Nilai Maksimum
(mmHg)
Mean Std. Deviasi
Varian
TDD 60 60 110 75,67 11,255 126,67TDS 60 80 200 117,50 19,189 368,22
TDS = Tekanan Darah Sistolik TDD = Tekanan Darah Diastolik
Dari Tabel 5.6 terlihat bahwa rata-rata tekanan darah sistolik responden
adalah 117,50 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastolik responden adalah
75,67 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah responden
berada pada batas normal.
Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Prevalensi Hipertensi
Jumlah (orang) Persentase (%) Hipertensi 10 16,7
Tidak Hipertensi 50 83,3 Total 60 100
Universitas Sumatera Utara
Tekanan darah responden diklasifikasikan menjadi dua, yaitu hipertensi
dan yang bukan hipertensi. Dari Tabel 5.7 di atas didapatkan bahwa prevalensi
responden yang tidak hipertensi lebih besar yaitu 50 orang (83,3%) daripada
responden yang hipertensi yaitu sejumlah 10 orang (16,7%).
c. Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan
Hubungan status gravida dan hipertensi dalam kehamilan dapat dilihat
pada Tabel 5.8. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 27 orang pada
kelompok primigravida, 3 orang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan 24
orang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan. Pada kelompok
multigravida, dari 33 orang, 7 orang di antaranya mengalami hipertensi dalam
kehamilan sementara 26 orang lainnya tidak. Berdasarkan hasil uji statistik
dengan menggunakan Fischer Exact Test diperoleh nilai p (nilai signifikansi) >
0,05 (0,488) (CI 95%). Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara status
gravida dan hipertensi dalam kehamilan.
Tabel 5.8. Hubungan Status Gravida dan Hipertensi dalam Kehamilan
Status Gravida
Kelompok Total Nilai p* Hipertensi Tidak hipertensi
n n n Primigravida 3 (a) 24 (b) 27 0,488 Multigravida 7 (c) 26 (d) 33 Total 10 50 60 * Hasil uji Fischer Exact Test
Perhitungan Rasio Prevalen (RP) adalah sebagai berikut.
523,033
7:
27
3
)267(
7:
)243(
3
)(:
)(
dc
c
ba
aRP
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil perhitungan didapatkan RP = 0,523 (RP < 1) yang menunjukkan
bahwa status primigravida bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi
dalam kehamilan.
5.2. Pembahasan
Hipertensi dalam kehamilan adalah hipertensi yang dicetuskan oleh
kehamilan. Dikatakan hipertensi dalam kehamilan jika tekanan darah sistolik
sebesar 140 mmHg atau lebih dan/atau tekanan darah diastolik sebesar 90 mmHg
atau lebih. Preeklampsia adalah salah satu bentuk dari hipertensi dalam
kehamilan dan merupakan penyebab kematian maternal ketiga setelah perdarahan
dan infeksi. Pada penelitian ini, tidak terdapat hubungan antara status gravida dan
hipertensi dalam kehamilan (p > 0,05). Dari 27 orang primigravida, 3 orang
mengalami hipertensi dalam kehamilan dan 24 orang tidak mengalami hipertensi
dalam kehamilan. Pada kelompok multigravida, dari 33 orang, 7 orang di
antaranya mengalami hipertensi dalam kehamilan sementara 26 orang lainnya
tidak. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Lydakis, et al., (2001) di
mana prevalensi preeklampsia pada kelompok responden normotensive dan
hypertensive tidak dipengaruhi oleh etnis, status gravida (primigravida maupun
multigravida), merokok, dan umur. Dalam penelitiannya didapatkan prevalensi
preeklampsia lebih tinggi pada penderita hipertensi kronik.
Pada penelitian ini lebih banyak multigravida yang mengalami hipertensi
dalam kehamilan (7 orang) dibandingkan dengan primigravida (3 orang). Hal ini
disebabkan responden multigravida usianya lebih tua dibandingkan dengan
responden primigravida. Pada orang yang lebih tua tekanan darah cenderung lebih
tinggi. TDS (tekanan darah sistolik) meningkat sesuai dengan peningkatan usia,
sementara TDD (tekanan darah diastolik) meningkat seiring dengan TDS sampai
sekitar usia 55 tahun (Suhardjono, 2006).
Walaupun demikian, peneliti lebih banyak mendapatkan literatur yang
menyatakan ada hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan
seperti penelitian Herna´ndez-Dı ´az (2009) di Swedia, risiko kejadian
preeklampsia sebesar 4,1% pada kehamilan pertama dan 1,7% pada kehamilan
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya. Hal ini sejalan dengan penelitian Artikasari (2009) di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta di mana dari 60 responden primigravida, 35 orang (29,2%)
mengalami preeklampsia, sedangkan dari 60 responden multigravida, 24 orang
(20,0%) mengalami preeklampsia. Berdasarkan penelitian Sharma, et al., (2003)
kejadian hipertensi gestasional adalah 8 – 10% pada nullipara. Hipertensi
gestasional lebih cenderung terjadi pada primigravida dibandingkan dengan
multigravida (p < 0,004) (Saeed, 2011). Hal ini menunjukkan bahwa status
primigravida berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, baik itu preeklampsia maupun hipertensi gestasional.
Tidak adanya hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam
kehamilan pada penelitian ini disebabkan oleh sedikitnya jumlah sampel, tingkat
pengetahuan ibu hamil yang sudah lebih baik, kejadian hipertensi dalam
kehamilan yang rendah di RSUP Haji Adam Malik Medan, faktor risiko lain yang
tidak dapat dikendalikan, dan faktor risiko status gravida (primigravida) yang
bukan merupakan faktor risiko tinggi terjadinya preeklampsia.
Sedikitnya jumlah sampel menyebabkan sampel yang ada tidak
representatif terhadap populasi. Selain itu, jumlah kasus preeklampsia di RSUP
Haji Adam Malik Medan tidak tinggi. Pada tahun 2009, kasus preeklampsia
adalah sebesar 22 kasus, sedangkan pada tahun 2010 terdapat 28 kasus
preeklampsia. Walaupun terjadi peningkatan kasus preeklampsia pada tahun 2010,
jumlah kasus tersebut masih tergolong sedikit. Hal ini berdampak kepada
sedikitnya kasus preeklampsia yang dapat dinilai faktor risikonya.
Berdasarkan observasi peneliti, di Poliklinik Ibu Hamil (PIH) RSUP Haji
Adam Malik dilakukan penyuluhan kesehatan ibu hamil dan janin oleh dokter
muda dan perawat yang sedang berada pada stase Obgyn. Para dokter muda dan
perawat yang sedang menjalani minggu ke-3 di stase Obgyn akan melakukan
penyuluhan tentang HIV, sedangkan pada minggu ke-6 memberikan penyuluhan
tentang kesehatan ibu dan anak. Penyuluhan dilakukan kepada pasien yang berada
di lorong tempat menunggu dekat PIH. Dengan adanya kegiatan ini, pengetahuan
para pasien, terutama ibu hamil, tentang kesehatan ibu dan anak seperti, pola diet,
pentingnya antenatal care, pengenalan tanda bahaya selama kehamilan, serta
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan HIV menjadi lebih baik. Dengan demikian, ibu hamil lebih menjaga
kesehatan kehamilannya sehingga penyakit dan komplikasi selama kehamilan,
salah satunya hipertensi dalam kehamilan, dapat dicegah. Selain itu, kesadaran
tentang pentingnya antenatal care akan mendorong ibu hamil tersebut untuk rutin
kontrol kehamilan sesuai yang dianjurkan dokter. Tingkat pengetahuan dan
kesadaran ibu hamil terhadap kesehatan kehamilannya ini dapat menjadi salah
satu faktor sedikitnya kejadian hipertensi dalam kehamilan di RSUP Haji Adam
Malik Medan.
Hipertensi dalam kehamilan, khususnya preeklampsia, dipengaruhi oleh
banyak faktor risiko, di antaranya nullipara terutama usia < 20 tahun, riwayat
hipertensi dan penyakit ginjal, riwayat preeklampsia/eklampsia sebelumnya,
kehamilan multifetus, DM, mola hidatidosa, multipara dengan usia > 35 tahun.
(Roeshadi, 2006). Beberapa faktor risiko lain yang mempengaruhi kejadian
preeklampsia adalah penyakit vaskularmaternal, penyakit autoimun, serta genetik
maternal dan paternal (Matthiesen, et al., 2005).
Faktor risiko riwayat hipertensi sebelumnya menunjukkan bahwa ada
faktor genetik hipertensi berperan terhadap terjadinya preeklampsia. Berdasarkan
penelitian Zhu, et al (2001) dan Angius, et al (2002) terhadap 15 keluarga di
Finlandia mendapatkan bahwa ada overlapping lokus pada kromosom 2p25 yang
berhubungan dengan preeklampsia dengan lokus gen yang berperan pada
hipertensi general.
Selain itu, BMI (Body Mass Index), diet, stres, dan kecemasan
berpengaruh terhadap kejadian preeklampsia. Berdasarkan penelitian Saeed et al
(2011) didapatkan bahwa risiko terjadinya baik hipertensi nonproteinuria (Mean
BMI= 27.16±5.46) maupun preeklampsia (Mean BMI= 27.39±6.15) meningkat
secara konsisten dengan peningkatan BMI. Dari penelitian Jain, et al (2011)
didapatkan bahwa penurunan kadar kalsium, magnesium, dan zinc pada serum
wanita hamil merupakan salah satu faktor penyebab preeklampsia. Dengan
pemberian 1 gr kalsium per hari akan menurunkan risiko preeklampsia sebesar
30% (Duley, 2003). Stres dan kecemasan selama kehamilan juga dapat
mempengaruhi kejadian preeklampsia. Riwayat gangguan mood dan kecemasan
Universitas Sumatera Utara
pada wanita hamil akan meningkatkan risiko preeklampsia sebesar 2,12 kali (Qiu,
et al, 2009).
Dalam penelitian ini hanya dinilai satu faktor yang diduga sebagai faktor
risiko hipertensi dalam kehamilan, sementara faktor-faktor risiko lainnya seperti
yang disebutkan di atas tidak dapat dikendalikan. Dapat ditemukan responden
yang memiliki faktor risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan sebanyak dua,
tiga, dst, sementara di sisi lain lebih banyak responden yang tidak memiliki faktor
risiko lebih dari satu. Ketidaksetaraan faktor risiko yang dimiliki oleh responden
bisa menjadi salah satu penyebab tidak adanya hubungan antara status gravida dan
hipertensi dalam kehamilan.
Penyebab tidak adanya hubungan status gravida dan hipertensi dalam
kehamilan lainnya adalah faktor risiko status gravida bukanlah merupakan faktor
risiko tinggi penyebab preeklampsia. Faktor risiko tinggi dalam menyebabkan
preeklampsia adalah riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya, penyakit
ginjal kronik, penyakit autoimun seperti SLE atau Sindrom Antifosfolipid,
Diabetes Tipe 1 atau Tipe 2, dan hipertensi kronik. Status primigravida
merupakan faktor risiko sedang terjadinya preeklampsia di samping faktor risiko
lain seperti umur 40 tahun atau lebih, interval kehamilan lebih dari 10 tahun, BMI
35 kg/m2 atau lebih pada kunjungan pertama, riwayat keluarga dengan
preeklampsia, dan kehamilan multifetus (NICE Clinical Guideline, 2010).
Penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan sebab dan akibat yang
paling baik adalah dengan desain cohort di mana pengamatan dan follow up
dilakukan sampai periode tertentu di masa depan untuk melihat terjadinya efek
atau penyakit yang diteliti. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional di
mana pengamatan dan pengambilan data hanya dilakukan pada satu waktu saja
sehingga sulit untuk menentukan sebab akibat. Selain itu, pada penelitian dengan
desain cross sectional dibutuhkan jumlah sampel yang besar, sementara pada
penelitian ini jumlah sampel cukup sedikit.
Walaupun dalam penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada hubungan
antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan, tetapi berdasarkan studi
literatur yang dilakukan oleh peneliti terdapat hubungan antara status gravida dan
Universitas Sumatera Utara
hipertensi dalam kehamilan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lagi yang
dalam pelaksanaannya mengatasi masalah-masalah yang dikemukakan di atas
terutama dalam hal jumlah sampel yang lebih banyak dan desain penelitian agar
didapatkan hasil yang lebih valid dan reliable.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, kesimpulan yang dapat
diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Prevalensi primigravida adalah 45% (27 orang), sedangkan prevalensi
multigravida adalah 55% (33 orang).
2. Prevalensi hipertensi dalam kehamilan adalah 16,7% (10 orang) di mana 3
orang di antaranya adalah primigravida.
3. Tidak ada hubungan antara status gravida dan hipertensi dalam kehamilan
di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2011 dengan nilai p 0,488 (CI
95%) menggunakan uji Fisher Exact Test.
4. Pada penelitian ini didapatkan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 0,523
(RP < 1) yang berarti status gravida bukan merupakan faktor risiko
terjadinya hipertensi dalam kehamilan.
6.2. Saran
Beberapa hal yang direkomendasikan dari hasil penelitian ini, yaitu:
1. Perlu dilaksanakan lebih banyak penelitian yang memperdalam lebih jauh
topik tentang status gravida dan hipertensi dalam kehamilan dengan
cakupan jumlah responden dan lokasi penelitian yang lebih besar lagi.
2. Banyak faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi dalam kehamilan,
khusunya preeklampsia. Oleh sebab itu, perlu dilaksanakan lebih banyak
penelitian yang meneliti faktor risiko lain seperti riwayat keluarga,
obesitas, DM, dll.
3. Penelitian dalam topik ini dilakukan dengan desain cohort (studi
prospektif) agar hasilnya lebih valid dan reliabel.
Universitas Sumatera Utara