Chapter 8 (I Made Ari Mahadi Dkk) TAK
-
Upload
dennis-de-silaban -
Category
Documents
-
view
41 -
download
0
description
Transcript of Chapter 8 (I Made Ari Mahadi Dkk) TAK
CHAPTER 8
LEARNING OBJECTIVE I
PROPRIETARY AND ENTITY THEORY
Terdapat dua teori untuk membantu memahami akuntansi, kedua teori tersebut
adalah Teori Kepemilikan (Proprietary Theory) dan Teori Entitas (Entity Theory).
Teori Kepemilikan (Proprietary Theory) dibuat berdasarkan gagasan bahwa
proprietor (atau pemilik) adalah centre of attention (pusat dari perhatian). Pada
pandangan ini, semua konsep, prosedur dan aturan akuntansi diformulasikan
dengan kepentingan pemilik. Sementara, Teori Entitas menerangkan bahwa bisnis
adalah entitas yang terpisah dan akuntansi mencatat transaksi dari entitas.
Proprietary Theory
Proprietorship merepresentasikan “kekayaan bersih” (net worth) pemilik, dan
dapat direpresentasikan dengan persamaan akuntansi sebagai berikut:
Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik, atau P = A - L
Di mana P mewakili “kekayaan bersih” (net worth) pemilik dari suatu bisnis.
Seperti yang Sprague tekankan:
Neraca dari Proprietorship merupakan penjumlahan semua elemen pada
waktu tertentu yang membentuk kekayaan dari beberapa orang atau kumpulan
orang...
Maksud secara keseluruhan dari usaha bisnis adalah meningkatkan kekayaan,
yang juga mengarah pada peningkatan Proprietorship.
Di sini aset dimiliki oleh Proprietor dan liabilities menjadi kewajiban dari
Proprietor. Konsep dari pendapatan meningkatkan kekayaan bersih, yang mana
CHAPTER 8
merupakan return untuk entrepreneurship. Ketika pemilik atau perwakilan dari
pemilik melakukan keputusan dan aksi, maka perusahaan akan memperoleh
pendapatan, dan di sisi lain, beban pun akan timbul akibat keputusan tersebut.
Pendapatan dan beban ini merupakan cabang dari akun P, yang secara sementara
terpisah untuk maksud menentukan profit dari pemilik. Pendapatan meningkat di
Proprietorship; beban berkurang di Proprietorship. Vatter menjelaskan:
Teori dari double entry didasarkan dari ide bahwa akun expense and revenue
memiliki karakteristik secara aljabar yang sama sebagai “kekayaan bersih”,
misalnya akun-akun yang condong untuk meningkatkan kekayaan bersih
meningkat di sisi kredit, akun-akun yang condong menurunkan kekayaan
bersih berada di sisi yang berbeda.
Perubahan pada net worth berasal dari pendapatan-aktivitas produksi seperti
perubahan pada nilai aset. Misalnya, nilai intrinsik pada headline koran akan
meningkatkan nilai dan dapat menarik perhatian pembaca ketika koran tersebut
dijual. Pada kasus ini,argumennya adalah peningkatan pada kekayaan bersih dari
proprietor harus diakui, meskipun perubahan pada kekayaan merupakan pendapat
saja sampai saatnya koran benar-benar terjual kepada pihak ketiga. Permasalahan
akuntansi di sini adalah mengukur pendapat perubahan pada nilai.
Pada jangkauan yang besar, praktik akuntansi saat ini berdasarkan Teori
Kepemilikan. Dividen dipertimbangkan sebagai distribusi dari profit daripada
beban karena mereka merupakan pembayaran kepada pemilik. Di sisi lain, bunga
pinjaman dan pajak penghasilan dipertimbangkan sebagai beban karena mereka
mengurangi kekayaan pemilik. Untuk persero dan persero komanditer, gaji yang
dibayar kepada pemilik yang bekerja dalam bisnis tidak dipertimbangkan sebagai
beban, karena pemilik dan perusahaan adalah entitas yang sama, sehingga tidak
dapat diperhitungkan sebagai beban. Metode ekuitas untuk investasi jangka
panjang mengakui kepemilikan atau kepentingan kepemilikan dari perusahaan
investor. Itu juga mengotorisasi perusahaan investor untuk mencatat sebagai profit
CHAPTER 8
setiap persentase kepemilikan dari profit investee. Pada laporan keuangan
konsolidasi, perusahaan induk menggunakan teori kepemilikan, dimana
perusahaan induk dilihat sebagai “pemilik” dari perusahaan cabang, sedangkan
para minority interest merepresentasikan kelompok outsiders. Jangkauan dari
minority interest dianggap sebagai pengurangan dalam kepemilikan.
Dalam pandangan proprietary, tidak ada perbedaan antara aset milik proprietor
dan aset milik entitas. Jadi semua profit entitas didistribusikan kepada pemilik
perusahaan. Pandangan proprietary mengenai akuntansi berkembang ketika bisnis
masih kecil dan sebagian besar proprietorship dan partnership. Ketika perusahaan
berkembang lebih besar, teori ini terbukti tidak cukup menjelaskan akuntansi
perusahaan, karena:
• Perusahaan terpisah dari pemiliknya
• Perusahaan merupakan entitas hukum dalam menjalankan haknya
• Sharehoders bergantung pada manajer untuk mendapatkan informasi
• No longer so relevant
Entity Theory
Teori Entitas diformulasikan pada cela pandangan proprietary dengan
mempertimbangkan pemisahan status legal dari perusahaan. Teori Entitas
memandang entitas sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda dari mereka yang
menyediakan modal bagi entitas tersebut. Teori ini dimulai dengan fakta bahwa
perusahaan adalah entitas yang terpisah dengan indentitas kepemilikan. Martin
merangkum dua asumsi terkait yang terkandung dalam pendapat dari accounting
entity:
1. Separation (pemisahan)
Untuk maksud akuntansi, perusahaan dipisah dari pemiliknya.
CHAPTER 8
2. Viewpoint
Prosedur akuntansi dijalankan dari viewpoint perusahaan. Meskipun teori
entitas ini lebh cocok untuk corporate accounting, para pendukung
percaya bahwa itu dapat diterapkan di proprietorship, partnership dan
bahkan perusahaan nirlaba, yang menyediakan:
- Akun dan transaksi yang diklasifikasikan dan dianalisis dari point of
view entitas sebagai operating unit, dan
- Prinsip dan prosedur akuntansi tidak diformulasikan dalam single
interest seperti proprietorship.
Memang benar bahwa entitas bukan merupakan orang dan tidak dapat bertindak
atas kesepakatannya sendiri. Entitas merupakan sebuah institusi, walaupun begitu
entitas merupakan “benda yang sangat nyata”, argumen dari Paton. Untuk
perusahaan, ketika share capital diterbitkan, hidup dari perusahaan tidak
tergantung dari hdup shareholder-nya. Dapat dikatakan bahwa, dari perspektif
akuntansi, sebuah entitas dapat didefinisikan sebagai area manapun dari
kepentingan ekonomi yang memiliki keberadaan yang terpisah dari pemiliknya.
Ketika perspektif entitas diambil, tujuan akuntansi dapat menjadi stewardship atau
accountability. Versi tradisional dari teori entitas adalah bahwa perusahaan bisnis
beroperasi untuk kebaikan atau memberikan manfaat bagi equityholders, mereka
yang menyediakan dana untuk entitas. Entitas harus melaporkan kepada
equityholders mengenai status dan konsekuensi dari investasi mereka. Pada
interpretasi yang lebih baru, memandang bahwa entitas sebagai bisnis untuk
dirinya sendiri dan tertarik dengan kelangsungan hidupnya sendiri. Karena hal ini
berkaitan dengan kelangsungan hidupnya sendiri, entitas bisnis melaporkan
kepada equityholders agar memenuhi persyaratan hukum dan dapat menjalin
hubungan yang baik dengan mereka ketika banyak dana dibutuhkan di masa yang
akan datang.
CHAPTER 8
Meskipun kedua pandangan berfokus pada entitas sebagai unit yang independen,
pandangan tradisional melihat equityholders sebagai “mitra” dalam bisnis,
sedangkan pandangan yang sekarang melihat mereka sebagai outsiders. Dalam
teori entitas ini, fokus persamaan akuntansi adalah aset dan kewajiban. Kekayaan
bersih dari proprietor bukanlah konsep yang tidak berguna, karena entitas
merupakan pusat dari perhatian. Pemilik dan creditors dipandang sebagai
equityholders, penyedia dana. Persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
Assets = Equities atau Aset = Ekuitas
Aset milik perusahaan dan liabilities merupakan kewajiban perusahaan, bukan
pemilik. Hal ini memang diperdebatkan karena dana yang diinvestasikan oleh
equityholders harus dihitung, tujuan ini secara logis akan mengarahkan pada
penggunaan historical cost untuk non-monetary assets, karena total di sisi kanan
dari posisi laporan keuangan harus sama dengan sisi kiri laporan keuangan.
Setelah menerima dana yang disediakan oleh equityholders, perusahaan
menginvestasikan dana tersebut ke dalam aset. Untuk non-monetary assets, ini
merupakan harga beli original. Current value mendukung teori entitas
mengasumsikan investor tidak cukup dekat terlibat dalam bisnis untuk membuat
penyesuaian nilai mereka sendiri. Oleh karena itu, akuntabilitas harus
menyiratkan penyesuaian ini, atau perubahan dalam nilai, harus dilaporkan. Hal
ini juga dapat diperdebatkan bahwa entitas perlu untuk tahu current value dari
asetnya ntuk membuat keputusan yang benar.
Dalam pandangan entitas, pendapatan didefinisikan sebagai arus masuk dari aset
karena transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dan beban yang berkaitan
dengan biaya dari aset dan jasa lain yang digunakan oleh perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan pada periode tersebut. Konsep proprietor memfokuskan
pada P dari persamaan akuntansi. Konsep entitas memfokuskan pada sisi lain dari
persamaan, aset.
CHAPTER 8
Karakteristik dasar dari pendapatan adalah menghasilkan lebih banyak aset
padahal beban pada akhirnya memperkecil aset:
Teori akuntansi, oleh karena itu, harus menjelaskan konsep dari penerimaan
(pendapatan) dan beban dimana aset perusahaan berubah daripada
peningkatan atau pengurangan dalam ekuitas shareholders atau proprietors.
Kesimpulannya, kita dapat mengatakan bahwa baik teori proprietary dan entity
berpengaruh secara praktek. Teori akuntansi tradisional/konvensional berdasarkan
konsep entitas, dan laporan keuangan merefleksikan pandangan entitas, dengan
fokus pada dividen dan EPS. Perusahaan trade dalam saham mereka, yang
menganjurkan pasar menerima bahwa mereka merupakan entitas terpisah.
Bagaimanapun, teori proprietary berpengaruh. Sebagai contoh, berdasarkan
konsep proprietary, perubahan suku bunga dianggap sebagai beban dan dividen
sebagai distribusi keuntungan.
CHAPTER 8
LEARNING OBJECTIVE II
LIABILITIES DEFINED
Utang merupakan elemen kunci dalam akuntansi. Akuntan wajib
mempertimbangkan bagaimana mendefinisikan utang, kapan mereka seharusnya
diakui dan bagaimana mengukur mereka. IASB Framework paragraph 49(b)
mendefinisikan liabilitas sebagai:
Kewajiban saat ini dari entitas yang muncul dari kejadian masa lampau,
yang mana penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan pada
pengeluaran sumber daya perusahaan yang membentuk keuntungan
ekonomi.
Dari definisi tersebut, dapat memperoleh dua komponen utama, yaitu:
Keberadaan kewajiban saat ini, mengharuskan penyelesaian di masa depan
Hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu
Present Obligation
Definisi Framework menyatakan bahwa liabilitas diharapkan untuk memberikan
peningkatan pengeluaran dari keuntungan ekonomi. Definisi ini, mirip dengan
aset, berfokus pada „kejadian di masa mendatang‟. Karena itu, pengorbanan aktual
sudah dilakukan. Pertimbangan yang mendasarinya adalah bahwa kewajiban
sudah muncul dalam hubungannya dengan pengorbanan di masa mendatang.
Framework, paragraph 62, mengakui bahwa penyelesaian kewajiban dapat
dilakukan dengan beberapa cara seperti pembayaran kas, memberikan aset lain,
ketentuan jasa, penggantian kewajiban dengan kewajiban lain, perubahan
CHAPTER 8
kewajiban menjadi modal, atau kreditur melepaskan kewajiban. Dari metode-
metode penyelesaian kewajiban ini, hanya dua metode pertama yang meliputi
pengeluran aset yang diakui oleh entitas.
Past Transaction
Persyaratan bahwa kewajiban seharusnya merupakan hasil dari kejadian di masa
lampau, memastikan bahwa liabillitas di masa sekarang yang dicatat dan bukan
yang pada masa mendatang. Namun, kondisi di masa lalu seperti apakah yang
dapat diterima? Persyaratan ini merupakan hal yang paling penting dalam
menentukan ada atau tidaknya kewajiban.
Kontrak yang sudah dilakukan secara keseluruhan merupakan hal menarik untuk
menginterpretasikan “kejadian masa lalu”. Pertanyaannya adalah apakah
menandatangani kontrak menciptakan kewajiban? Sebagai contoh, apakah
kewajiban membeli yang tidak bersyarat merupakan kewajiban? Pertimbangkan
situasi di mana pembeli setuju untuk membayar sejumlah uang tertentu secara
berkala untuk memperoleh barang atau jasa, dan pembayaran ini dilakukan tanpa
memperhatikan apakah pembeli sudah menerima barang atau jasa tersebut.
Pembeli diwajibkan membuat pembayaran secara berkala, bahkan jika jasa
tersebut gagal memuat kuantitas minimum. Pada tahap ini, ada persetujuan di
antara dua pihak, yang mana belum dilakukan oleh keduanya. Dengan
mengasumsikan bahwa pembeli harus melakukan pembayaran tanpa
memperhatikan produk atau jasa diterima, keharusan untuk mengorbankan
keuntungan ekonomi di masa mendatang (dengan membayar uang) kepada entitas
lain muncul sejak penandatanganan kontrak. Oleh karena itu, kewajiban
pembelian tidak bersyarat merupakan liabilitas, yang mana muncul dari peristiwa
di masa lalu, yaitu penandatanganan kontrak. Kewajiban muncul meskipun belum
dilakukan.
CHAPTER 8
Liability Recognition
Pada saat definisi dari liabilitas ditemukan, akuntan membutuhkan aturan untuk
menentukan bagaimana hal ini harus diakui. Jenis aturan yang digunakan
sebelumnya mirip dengan yang digunakan dalam pengakuan aset, meliputi:
Bergantung pada hukum
Jika ada tuntutan hukum yang memaksa secara legal, maka sedikit
keraguan bahwa liabilitas tersebut ada. Meskipun kewajiban yang adil atau
konstruktif tercakup dalam definisi liabilitas, kebanyakan liabilitas
ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya tuntutan legal terhadap entitas
yang harus dipenuhi.
Penentuan substansi ekonomi dari peristiwa
Apakah kewajiban “nyata” yang muncul? Seberapa penting bagi pengguna
pencatatan dan penyajian liabilitas pada neraca? Perusahaan James Hardie
menemukan bahwa beberapa karyawanny dan keluarga mereka menderita
penyakit karena konsekuensi pertambangan dan tinggal di anatara asbes di
Wittenoom di Australia Barat. Perusahaan mengakui hal ini memiliki
kewajiban “nyata” untuk menyediakan kompensasi untuk penderita
penyakit yang berhubungan dengan asbes ini. Selain itu, juga diketahui
bahwa pemegang saham, investor, dan karyawan (pengguna informasi
keuangan) akan sangat memperhatikan jumlah yang ditunjukkan dalam
neraca untuk liabilitas (yaitu perkiraan kewajiban perusahaan). Pemegang
saham dan investor memperhatikan jumlah yang pengeluaran keuntungan
ekonomi yang berhubungan dengan penyelesaian tuntutan kompensasi,
sementara itu karyawan dan keluarga mereka memperhatikan seberapa
banyak yang sudah disediakan perusahaan untuk memenuhi tuntutan
sekarang dan yang potensial di masa mendatang. Beberapa tahun
belakangan ini, banyak pemangku kepentingan (seperti pemegang saham,
kreditur, karyawan, dan kelompok komunitas) yang lebih memperhatikan
kewajiban perusahaan yang berhubungan dengan pengaruhnya pada
lingkungan.
CHAPTER 8
Kemampuan untuk mengukur nilai dari liabilitas
Kriteria ini berhubungan dengan menentukan nilai liabilitas. Untuk
beberapa liabilitas, nilai diwakilkan dengan nilai kontrak, seperti jumlah
uang yang dibayarkan untuk barang dan jasa yang diterima. Dalam hal
pesangon, jumlah nominal dari liabilitas mewakili jumlah yang harus
dibayar untuk menyelesaikan liabilitas. Namun, liabilitas yng meliputi
periode lebih dari 12 bulan, kita harus memperhitungkan nilai waktu dari
uang. Oleh karena itu, perhitungan nilai liabilitas akan berdasarkan pada
nilai sekarangg dari aliran kas yang diharapkan pada masa mendatang, dan
bukan nilai nominal.
Penggunaan prinsip konservatif
Sejak dulu, akuntan sudah mengambil pendekatan konservatif untuk
mengakui asset dan liabilitas. Secara umum, mereka mencatat liabilitas
lebih awal daripada asset karena lebih aman untuk kurang catat asset
daripada liabilitas. Tetapi, ada permasalahan utama dengan keputusan
perusahaan untuk mengadopsi pendekatan konservatif untuk pengukuran.
Pada titik mana perusahaan terlalu konservatif, sehingga bias terjadi dalam
pengukuran? Pembuat keputusan mencari informasi netral (tidak bias)
untuk membuat keputusan. Jika informasi bias, karena perusahaan
menginginkan menampilkan gambaran tertentu melalui informasi
keuangannyam pembuat keputusan memiliki informasi yang “berisik”
untuk mendasari keputusannya. Pada kenyataanya, mereka bahkan
membuat keputusan yang berbeda jika informasi yng tidak bias yang
ditampilkan.
IASB Framework
IASB Framework menyediakan panduan dalam hal mengakui elemen-elemen
dalam neraca dan laporan laba rugi. Paragraf 82 menyatakan bahwa jenis yang
memenuhi definisi dari elemen harus diakui jika:
CHAPTER 8
(a) item ini memungkinkan (probable) keuntungan ekonomi di masa
mendatang yang berhubungan dengan jenis yang akan mengalir
menuju atau dari entitas; dan
(b) item ini memiliki biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal.
Paragraf 91 memberikan panduan spesifik tambahan, menyatakan bahwa liabilitas
diakui dalam neraca ketika hal ini memungkinkan (probable) pengeluaran sumber
daya yang pembentuk keuntungan ekonomi yang mana merupakan penyelesaian
dari kewajiban masa sekarang dan jumlah penyelesaian dapat diukur secara andal.
Dalam praktiknya, sangat sulit untuk menerapkan criteria ini. Misalnya, apa yang
dimaksud dengan mungkin (probable)? Hal ini dapat diartikan lebih mungkin
daripada kurang mungkin (more likely than less likely). Namun, perbedaan
perkiraan kemungkinan dari sebuah kejadian oleh individu dapat bervariasi
sehingga menyebabkan ketidakkonsistenan dalam pengukuran.
Apakah yang dimaksud dengan pengukuran yang andal? Frameworks menyatakan
bahwa pengukuran yang andal merupakan pengukuran yang bebas dari kesalahan
dan bias yang material; lebih jauh, bahwa jenis tersebut diukur sehingga
“faithfully represents” apa yang menjadi pokok untuk diwakilkan (paragraf 31).
Framework menyatakan secara spesifik bahwa liabilitas tidak dapat dimasukkan
jika mereka tidak dapat diukur secara andal (para. 86). Satu contoh adalah
tindakan hukum. Jika kerugian yang dibayar tidak dapat diestimasikan secara
andal, maka jenis tersebut tidak dapat diakui sebagai liabilitas. Contoh tindakan
hukum mengilustrasikan pilihan yang dibuat antara relevance dan reliability.
Pengeluaran keuntungan ekonomi di masa mendatang yang mungkin yang mana
berhubungan dengan perkara hukum merupakan informasi yang relevan, tetapi
untuk mengakui jumlah yang tidak tepat dapat menyesatkan pengguna informasi
keuangan.
CHAPTER 8
Beberapa orang memandang pengukuran yang andal berarti pengukuran yang
dapat dibuktikan, yaitu pengukuran dari liabilitas dapat dihubungkan dengan bukti
yang objektif seperti jumlah kontrak atau nilai pasar. Tetapi, dalam banyak kasus
akuntan harus menggunakan penilaian untuk membuat perkiraan terbaik mereka
untuk liabilitas. Misalnya kewajiban untuk penuntutan garansi. Akuntan
menggunakan data masa lalu yang relevan (seperti tingkat penuntutan
sebelumnya) dan informasi yang diprediksi (seperti tingkat penjualan) untuk
memperkirakan liabilitas. Jika perkiraan cukup andal (yang mana hanya dapat
diketahui di masa mendatang) maka informasi ini dapat juga relevan bagi
pengguna informasi keuangan. Bukti bahwa ada perbedaan pandangan mengenai
bagaimana mendefinisikan dan kapan bag mengakui liabilitas muncul sebagai
bagian dari proyek IASB/FASB pada conceptual framework.
CHAPTER 8
LEARNING OBJECTIVE III
LIABILITY MEASUREMENT
Kerangka (framework) yang ada menyediakan sedikit petunjuk mengenai cara
untuk mengukur liability yang dapat memenuhi kriteria definisi dan recognition.
Berdasarkan IFRS, metode yang banyak dipakai untuk mengukur liability adalah
biaya historis (historical cost). Sedangkan pengukuran dengan fair value
digunakan dalam pengukuran awal transaksi liability yang berhubungan dengan
lease (ISA 17), Recognition and measurement of financial instrument (IAS 39),
share based payment (IFRS 2) dan business combination (IFRS 3).
Dalam IAS 17 paragraf 4, konsep fair value dijelaskan sebagai jumlah pertukaran
aset atau liability yang ditetapkan oleh pihak-pihak dalam transaksi. Sehingga,
pengukuran liability yang timbul dari finance lease diakui berdasarkan fair value
dari lease (harga pasar dari property lease) atau nilai sekarang dari pembayaran
minimum lease apabila jumlahnya lebih kecil (IAS 17 paragraf 20). Pada tahun-
tahun berikutnya, pengukuran liability didasarkan pada metode biaya amortisasi,
di mana biaya liability awal disesuaikan dengan dasar tahunan untuk
mencerminkan estimasi current value. Saldo beredar dari liability didasarkan pada
metode effective interest rate dari amortisasi (paragraf 25). Pada kasus lainnya,
pengukuran liability dengan fair value menimbulkan beberapa penolakan.
Bagaimana cara mengestimasi fair value dari liability yang tidak memiliki nilai
pasar? Banyak liability yang ditetapkan (settled), bukan diperjualbelikan.
Tabel di bawah menunjukkan jenis-jenis metode pengukuran liability dalam IFRS.
Metode yang paling banyak digunakan adalah metode amortised cost yang
merupakan modifikasi dari metode historical cost. Dua contoh di mana
pengukuran fair value digunakan adalah pada post employment obligation seperti
pensiun (IAS 19/AASB 119 employee benefit) dan provision jangka panjang (IAS
37/AASB 137 Provisions, Contingent liabilities and contingent assets). Keduanya
kasus tersebut merupakan liabilitas jangka panjang dan dipengaruhi oleh time
CHAPTER 8
value of money. Semakin lama waktu jatuh temponya, maka present value dari
liabilitas akan lebih rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan memperoleh
keuntungan dari kemampuan untuk mendapatkan bunga dari dana yang saat ini
tidak digunakan untuk membayar liabilitas.
Subsequent measurement of liabilities in IFRS consolidated financia lstatement
Usual measurement basis allowed
by IFRS and adopted in practice
Fair Value
Option
Non Current Liabilities
Long term borrowing amortised cost No
Finance lease obligation amortised cost No
Defined benefit post
employment obligation
present value of expected payment
less fair value of plan assets No
Deferred tax expected payment No
Long term provisions present value of expected payment No
Current Liabilities
Trade payable amortised cost No
Derivative fair value -
Short term borrowing amortised cost No
Ourrent portion of long
term borrowing amortised cost No
Other financial liabilities amortised cost Yes
Current tax payable expected payments No
Short-term provision expected payments No
Employee Benefits- Pension (Superannuation) Plans
Di banyak negara, perencanaan pensiun ditetapkan oleh pemberi kerja untuk
menyediakan manfaat retirement bagi pekerja. Pemberi kerja melakukan
pembayaran kepada dana pensiun untuk membiayaan pembayaran ketika pekerja
pensiun. Perencanaan pensiun dapat contributory (pekerja dan pemberi kerja
berkontribusi terhadap dana) maupun non contributory (hanya pemberi kerja).
Dana pensiun dapat fully funded, partially funded atau unfunded. Perencanaan
fully funded memiliki kas atau investasi yang cukup untuk memenuhi kewajiban
pendanaan kepada anggota. Sebaliknya, perencanaan unfunded tidak memiliki kas
atau investasi untuk menutupi kemungkinan pengeluaran dalam perencanaan.
Sampai tingkat mana jumlah yang dipegang dan dibayarkan kepada dana pensiun
CHAPTER 8
tidak cukup memenuhi kewajiban yang seharusnya sesuai dengan perencanaan,
maka dana pensiun dikatakan underfunded.
Karena dana pensiun merupakan entitas legal dan terpisah dari perusahaan, maka
ada anggapan bahwa perencanaan dengan komitmen unfunded bukan merupakan
liabilitas perusahaan pemberi kerja untuk membayarkan dana. Tetapi, ada
pendapat bahwa perusahaan memiliki kewajiban yang pantas untuk memenuhi
komitmen unfunded tersebut, sehingga memiliki liabilitas. Whittred, Zimmer dan
Taylor memberikan contoh dari sebuah perusahaan yang membiarkan dana
pensiun gagal, kemudian konsekuensinya perusahaan kehilangan reputasi di mata
buruh dan pasar. Berdasarkan framework dan IAS 37/AASB 137, sulit untuk
memperlihatkan bahwa komitmen unfunded bukanlah liabilitas.
Perencanaan pensiun dapat dipandang sebagai sebuah perjanjian dari entitas untuk
menyediakan uang pensiun kepada pekerja sebagai pengembalian dari jasa pekerja
sekarang dan masa lalu. Manfaat pensiun menjadi kompensasi yang diberikan
oleh perusahaan, di mana pekerja menerima kompensasi lebih rendah saat ini
untuk pengembalian pensiun di masa mendatang.
Provisions and Contingencies
Provisions dan contingencies muncul ketika batasan antara obligasi present dan
future menjadi kabur. IAS 37/AASB 137 Provision, Contingent Liabilities and
Contingent Asset, menyatakan bahwa semua provision menjadi contingent karena
memiliki waktu atau jumlah yang tidak pasti. Mencoba untuk membedakan antara
kewajiban present, future dan potential (contingent) tidak mudah, dipengaruhi
oleh tingkat sifat dasar (nature) dari past event.
IAS 37 / AASB 137 paragraf 10 mendefinisikan contingent liability sebagai:
a. Kewajiban yang mungkin timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaanya diperjelas oleh kejadian peristiwa masa depan yang tidak
pasti, bukan dari pengendalian perusahaan.
CHAPTER 8
b. Kewajiban saat ini yang timbul dari peristiwa masa lalu tetapi tidak diakui
karena:
Tidak mungkin bahwa outflow dari manfaat ekonomis penambahan
sumber daya akan dibutuhkan untuk menyelesaikan kewajiban
Jumlah kewajiban tidak dapat diukur dengan cukup andal.
Pada IAS 37/AASB 137 paragraf 14, kriteria pengakuan provision konsisten
dengan kriteria framework untuk pengakuan liabilitas. Misalnya liabilitas dan
provision dapat diakui ketika terdapat present obligation, mungkin bahwa outflow
dari manfaat ekonomis penambahan sumber daya digunakan untuk menyelesaikan
kewajiban dan jumlah kewajiban dapat diukur dengan andal. Sedangkan
contingent liability tidak memenuhi kriteria tersebut. Paragraf 27 menyatakan
kategori bahwa contingent liabilities tidak diakui dalam laporan keuangan. IAS
37 sekarang berada dibawah tinjauan IASB pada bagian projek liabilitas. Salah
satu proposal adalah untuk mengeliminasi istilah provision dan contingent
liability menjadi non financial liability.
IAS 37 berdampak membatasi kegunaan provision. Berdasarkan IAS 37, liabilitas
tidak dapat diakui sampai dengan kejadian dari suatu peristiwa mengharuskan
sacrifice of assets melalui laporan entitas. Pada paragraf 86, dinyatakan bahwa
dalam beberapa keadaan, catatan akun diharuskan karena pengetahuan liabilitas
tersebut relevan bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya yang langka. Sehingga,
future settlement mungkin diharuskan, tetapi estimasi kemungkinannya tidah
cukup besar untuk menjamin pengakuan secara formal. Tes probabilitas subjektif
menyediakan peluang bagi perusahaan untuk meniadakan liabilitas dari laporan
keuangan. Tetapi, liabilitas harus tetap diungkapkan ketika informasi
mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna.
Owners’ Equity
Modal merupakan konsep fundamental terakhir yang terangkum dalam persamaan
akuntansi, yang mana mewakili nilai net assets (assets dikurangi liabilities).
CHAPTER 8
Modal merepresentasikan kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Modal juga
merupakan klaim atau hak sang pemilik atas aset bersih perusahaan. Modal
bukanlah kewajiban untuk menyerahkan aset kepada perusahaan, melainkan
sebuah klaim. Sebagai akibat dari nature-nya, jumlah yang tertera di balance
sheet tergantung pada tidak hanya bagaimana aset dan kewajiban diakui, akan
tetapi juga bagaimana mereka diukur. Pertanyaan yang paling sering terlintas
ketika menyajikan nilai equity adalah apakah item tersebut merepresentasikan
kewajiban ataukah modal perusahaan bersangkutan. Terdapat 2 buah petunjuk
yang dapat membantu dalam menentukan apakah mengarah pada kewajiban
ataukah modal perusahaan, yakni:
1. Rights of the parties
Hak untuk pihak-pihak yang terlibat dapat berasal dari hukum ataupun
kebijakan perusahaan sehubungan dengan hak terhadap entitasnya. Hak
kreditor dan pemilik berkaitan dengan penggunaan aset atau operasi bisnis
perusahaan. Kreditor tidak memiliki hak untuk menggunakan aset yang
dimiliki perusahaan, selain yang tertulis dalam kontrak. Kreditor juga tidak
memiliki hak untuk mengambil keputusan strategis yang berkaitan dengan
bisnis. Namun, terkadang dalam kontrak disebutkan bahwa kreditor dapat
terlibat dalam penentuan retained earnings dan aset mana saja yang bisa
dijual berdasarkan persetujuan mereka. Di sisi lain, pemilik modal memiliki
hak untuk menjalankan otoritasnya terkait bisnis perusahaan.
2. Economic substance
Baik kewajiban dan modal perusahaan mengandung klaim terhadap entitas.
Yang membedakan hanyalah seberapa besar risiko yang ditanggung.
Umumnya kreditor menanggung risiko yang lebih rendah dibandingkan
dengan pemilik modal. Pada beberapa perusahaan, derajat risiko untuk
kreditor dan pemilik modal bergantung pada hak yang dimiliki. Kreditor
memiliki hak untuk ikut serta dalam settlement (penyelesaian). Sementara,
pemilik modal memiliki hak untuk berpartisipasi dalam operasi bisnis.
Kreditor menanggung less risk, dan mendapatkan imbal hasil yang tetap
(fixed return). Di sisi lain, pemilik modal menanggung risiko yang lebih
besar namun menghasilkan imbal hasil yang bervariari (kadangkala tinggi).
CHAPTER 8
Berikut merupakan hubungan antara economic substance dan rights:
Pemilik modal memiliki kontrol dalam akuisisi, komposisi, penggunaan dan
disposisi dari aset perusahaan. Mereka juga memiliki kontrol atas operasi bisnis
dan bertanggungjawab atas berjalannya kegiatan usaha untuk tetap bertahan dalam
pasar dan meraih profitabilitas.
Concept of Capital
Perlakuan akuntansi untuk shareholders’ equity dipengaruhi oleh hukum dan
legal. Modal dapat dikonseptualisasikan sebagai invested money atau sebagai
invested financial capital atau sebagai physical capital perusahaan. Lebih lanjut,
modal dapat diukur dengan nominal mata uang atau skala purchasing power.
Classifications within owners’ equity
Retained earnings mungkin cocok untuk tujuan tertentu, namun yang perlu digaris
bawahi adalah retained earnings bukanlah aset. American Accounting
Association menjelaskan bahwa terdapat 3 tipe apropriasi retained earnings:
Didesain untuk menjelaskan kebijakan manajerial dalam reinvestasi
Diharapkan membatasi dividen sesuai hukum atau kontrak
Disediakan untuk mengantisipasi kerugian
RIGHTS
Interest & settlement;
Participation in profits
Use of assets
ECONOMIC SUBSTANCE
Risk and return
Control
CHAPTER 8
LEARNING OBJECTIVE IV
CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS
Debt vs Equity Distinction
Berdasarkan definisi serta kriteria pengakuannya, saham yang diisukan kepada
investor merupakan ekuitas sedangkan pinjaman dari kreditor merupakan
liabilitas. Namun seringkali muncul perdebatan pada kasus hybrid instruments.
Hybrid instrument adalah instrumen keuangan yang memiliki karakter utang dan
ekuitas sekaligus. Contohnya adalah convertible bonds dan preference shares.
Preference shares atau saham preferen diakui sebagai bagian dari ekuitas namun
juga memiliki karakteristik sebagai liabilitas seperti adanya prioritas atas saham
biasa dalam pembagian return atau imbal hasil, kreditur memiliki klaim tetap,
tidak memiliki hak voting, dan tidak berpartisipasi atas dividen selain yang sudah
ditetapkan.
IAS 32/AASB 132 menyatakan bahwa saham preferen yang menyediakan
mandatory redemption (perintah penebusan) dari pihak yang mengisukan saham
tersebut untuk sejumlah nominal uang yang telah ditentukan pada tanggal di masa
depan yang juga telah ditentukan, maka harus diklasifikasikan sebagai liabilitas
keuangan. Begitu juga dengan instrumen keuangan yang memberikan hak bagi
pemegangnya untuk mengembalikan instrumen kepada pihak yang mengisukan
untuk sejumlah uang atau aset juga diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan.
Klasifikasi instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas memberi dampak
pada neraca karena klasifikasi tersebut menentukan apakah bunga, dividen,
kerugian mapun keuntungan terkait instrumen tersebut diakui sebagai pendapatan
atau beban, atau apakah mereka diperlakukan sebagai distribusi keuntungan.
Pengklasifikasian instrumen keuangan lebih berdasar pada substansi ekonominya
dibandingkan dengan bentuk hukumnya. Tujuan dari pembedaan antara liabilitas
CHAPTER 8
dan ekuitas pemilik adalah untuk meningkatkan kegunaan informasi dalam
pembuatan keputusan. Namun, banyak pihak yang mengkritik standar tersebut
karena kesulitan dalam pengaplikasiannya dan malah bisa menyebabkan salah
mengklasifikasikan instrumen keuangan.
Extinguishing Debt
IAS 32/AASB 132 menyatakan penghapusan utang, di mana pihak peminjam
(debtor) dapat menghapus utang dari neracanya dan melaporkan net financial
asset or liability hanya jika entitas tersebut memiliki hak secara hukum untuk
menghapus (set-off) jumlah yang diakui dan bermaksud untuk (a)
menyelesaikannya secara net basis atau (b) mengakui aset dan menyelesaikan
liabilitas secara simultan.
Selain penghapusan utang secara normal, dikenal juga “in-substance defeasance”
yakni suatu proses di mana utang entitas disingkirkan dari neraca namun tidak
sesungguhnya dihapus atau telah diselesaikan. Substansi ekonomi yang terlibat
dalam transaksi untuk menempatkan risk-free assets atau kas untuk pembayaran
utang adalah serupa dengan penghapusan utang. Lalu kapan liabilitas berhenti
diakui? Liabilitas berhenti diakui ketika aset atau jasa telah ditransfer kepada
entitas lain. Jika pihak trustee ternyata tidak dapat diandalkan dan aset yang
ditransfer tersebut hilang atau disalahgunakan maka pihak peminjam (debtor)
harus memunculkan kembali liabilitasnya. Keuntungan bagi perusahaan debtor
adalah: (1) utang tersebut dapat disingkirkan dari neraca sehingga debt to equity
ratio meningkat, (2) profit untuk tahun berjalan meningkat karena adanya gain,
(3) memungkinkan perusahaan mengelola sisi liabilitas di neracanya.
Perusahaan umumnya mempunyai insentif untuk menyingkirkan beberapa item
dari neracanya atau memastikan bahwa item-item tertentu tidak muncul di neraca
perusahaan. Hal semacam itu dapat menjadi kendala bagi pengguna laporan
CHAPTER 8
keuangan dalam menaksir risiko perusahaan. Sehingga IASB mengusulkan
adanya single concept of control serta pengungkapan yang lebih luas, maka
pengguna laporan keuangan dapat lebih memahami hubungan antara aset yang
ditransfer dengan liabilitas yang terkait.
Saham Pegawai (Share-based payment)
Akuntan memperdebatkan apakah pembayaran berdasarkan-saham akan
meningkatkan beban. Aspek isu yang lain yaitu apakah remunerasi yang diberikan
kepada pegawai dengan opsi saham (opsi untuk membeli saham) meningkatkan
kewajiban atau ekuitas. Rencana pembayaran berdasarkan saham biasanya
mencakup beberapa tahun. Ketika saham atau opsi telah ditawarkan pada sebuah
rencana, namun sebelum isu saham, apakah perusahaan memiliki kewajiban?
Apakah manfaat ekonomi yang dikorbankan di masa depan? Ketika saham
dikeluarkan dalam rencana, apakah ekuitas meningkat, atau hanya direstribusi?
Mereka yang berpendapat bahwa isu saham membuat beban dan kewajiban
berpendapat pegawai memperoleh suatu nilai, oleh sebab itu, ada biaya yang
ditanggung perusahaan. Biaya ini adalah beban, dan bersamaan dengan itu
kewajiban ada sampai itu diselesaikan dengan saham, ketika ekuitas meningkat
karenanya. Mereka yang berpendapat bahwa isu saham untuk rencana
pembayaran berdasarkan-saham bukan merupakan pembayaran atas beban
pemeliharaan yang mana perspektif entitas menganggap bahwa suatu entitas tidak
dapat mengorbankan manfaat ekonomi masa depan melalui isu ekuitasnya sendiri
ketika ia tidak memberikan sesuatu. Mereka berpendapat bahwa perusahaan tidak
menjadi lebih buruk dengan mengeluarkan tambahan saham. Sebaliknya,
shareholders yang merupakan individu pemegang saham dapat mengalami
penurunan nilai.
CHAPTER 8
IASB memutuskan memperlakukan remunerasi berdasarkan-saham sebagai
beban. IFRS 2/AASB 2 pembayaran berdasarkan-saham dibedakan antara
pembayaran berdasarkan-saham yang cash-settled dan yang equity-settled. Ketika
barang dan jasa diberikan atau diperoleh berdasarkan transaksi pembayaran
berdasarkan-saham, entitas mencatat kejadian ketika memperoleh barang atau jasa
diterima. Jika barang atau jasa diterima berdasarkan transaksi pembayaran
berdasarkan-saham equity-settled, entri sisi kredit merupakan owners’ equity.
Sebaliknya, jika barang atau jasa diterima dalam transaksi yang dilakukan dengan
kas, entri kredit-nya adalah kewajiban (liability).
Pendekatan saat ini di IFRS 2/AASB 2 menyebabkan perlakuan yang berbeda
untuk perubahan fair value terkait dengan equity-settled dibandingkan dengan
rencana cash-settled. Fair value atas transaksi di rencana equity-settled ditentukan
pada tanggal diberikan dan perubahan selanjutnya diabaikan. Namun, transaksi
yang diklasifikasikan sebagai kewajiban (liability) atas rencana cash-settled
disesuaikan dengan fair value setiap balance date, dengan keuntungan dan
kerugian dimasukkan ke pendapatan (income). Perbedaan perlakuan menimbulkan
pertanyaan apakah item dengan substansi yang sama (pembayaran berdasarkan-
saham) seharusnya dipertanggungjawabkan dengan cara yang berbeda.
Isu Bagi Auditor
Kelengkapan pengakuan kewajiban (liability) pada neraca dan catatan
pengungkapan mengenai kemungkinan dan kewajiban yang lain merupakan isu
utama untuk auditor. Mereka membutuhkan menggabungkan bukti-bukti atas
hutang dagang, accruals, dan kewajiban yang lain yang termasuk kewajiban bagi
entitas kepada pihak lain. Auditor butuh mempertimbangkan kemungkinan waktu
yang tidak beraturan, di mana kewajiban masuk pada akhir periode akuntansi
sebelumnya yang tidak dicatat oleh entitas sampai periode akuntansi yang baru.
Tes cut-off dirancang untuk mengumpulkan bukti bahwa transaksi dicatat pada
CHAPTER 8
periode yang seharusnya. Lalu, auditor butuh menguji apakah kewajiban dicatat
pada nilai yang sebenarnya.
Penyembunyian oleh manajer atas kewajiban entitas contohnya seperti tambahan
kewajiban, garansi pinjaman, atau komitmen dengan berbagai kesepakatan
kontraktual, understates kewajiban, dan membuat solvabilitas yang lebih besar
untuk perusahaan. Pada kasus yang ekstrim, penyembunyian berarti sesuatu yang
tidak tepat atas laporan keuangan yang disiapkan untuk basis going concern, dan
auditor akan gagal untuk qualify opini audit. Standar audit ASA 570
membutuhkan auditor untuk mempertimbangkan secara spesifik apakah
manajemen penggunaan basis going concern dengan tepat dan, jika ada yang
meragukan, apakah keadaan yang relevan telah diungkapkan dengan benar. Jika
auditor menyimpulkan bahwa entitas tidak dapat melanjutkan going concern,
auditor akan menyatakan opini adverse jika laporan keuangan yang telah
disiapkan pada basis going concern (ASA 570 para.63).
Meskipun kewajiban yang understatement merupakan perhatian bagi auditor,
khusunya jika menimbulkan keraguan tentang solvabilitas perusahaan,
overstatement juga menimbulkan isu bagi auditor. Umumnya dinamakan
cadangan „cookie-jar‟, ketentuan untuk pengeluaran masa depan, seperti
pemeliharaan, memperbolehkan perusahaan untuk „menyimpan‟ earning yang
kelebihan untuk „rainy day’. Seperti yang telah didiskusikan sebelumnya,
penggunaan teknik ini yang berlebihan sekarang telah dibatasi oleh IAS 37/
AASB 137, namun auditor masih dapat melakukan tes kelayakan atas ketentuan
tersebut.