Ari Gunawan

35
Penyalahgunaan dan Sisi Negatif Organisasi Informal MAKALAH Diajukan sebagai Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Komunikasi Organisasi Bidang Studi Public Relations Disusun Oleh : ARI GUNAWAN 44213010030 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 1

description

free to download this

Transcript of Ari Gunawan

Page 1: Ari Gunawan

Penyalahgunaan dan Sisi Negatif Organisasi Informal

MAKALAH

Diajukan sebagai Tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Komunikasi Organisasi

Bidang Studi Public Relations

Disusun Oleh :

ARI GUNAWAN

44213010030

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASIUNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA2015

1

Page 2: Ari Gunawan

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

kepada kita dan tak lupa pula saya mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam,

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Jaringan Komunikasi yang berjudul

“penyalahgunaan dan sisi negatif organisasi informal”  ini dengan lancar.

Makalah Komunikasi Organisasi mengenai Jaringan Komunikasi ini saya susun guna

memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Organisasi yang diberikan oleh Bapak Enjang Pera

Irawan, S.Sos, M. Ikom selaku dosen mata kuliah Komunikasi Organisasi.

Ucapan terimakasih saya ampaikan kepada Bapak Enjang Pera Irawan, S.Sos, M.Ikom

selaku dosen mata kuliah Komunikasi Organisasi yang telah memberikan pengajaran kepada

saya, serta kepada teman-teman yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Namun, makalah Komunikasi Organisasi tentang Masalah sosial Kenakalan Remaja

Kasus Geng Motor ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan

adanya kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Jakarta, 3 Januari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

2

Page 3: Ari Gunawan

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 3

2.1 Jaringan Komunikasi....................................................................................... 3

2.2 Jaringan Organisasi Informal.......................................................................... 8

2.2.1 Terbentuknya Organisasi Informal......................................................... 11

2.2.2 Perbedaan Organisasi Formal dan Informal…………............................ 12

2.2.3 Peranan Komunikasi Informal................................................................ 13

2.2.4 Hubungan Teori dengan Komunikasi Organisasi……………………….. 14

BAB III PEMBAHASAN............................................................................................ 15

2.3 Kasus Masalah Geng Motor............................................................................ 15

2.3.1 Keterkaitan Kasus dengan Teori............................................................. 17

2.3.2 Penyelesaian Masalah........................................................................... 18

KESIMPULAN & SARAN................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 22

BAB I

PENDAHULUAN

3

Page 4: Ari Gunawan

1.1 Latar Belakang

Kegiatan organisasi informal bisa terjadi dengan adanya kegiatan perkumpulan

beberapa orang yang tidak resmi dan mungkin tanpa disadari orang-orang pada umumnya telah

melakukan kegiatan organisasi informal tesebut. Seperti kegiatan belajar bersama, berwisata

bersama teman-teman, makan bersama dan masih banyak lagi contoh yang lainnya.

Dan dalam tulisan ini saya akan mengangkat kasus yang sering di jumpai di lingkungan

masyarakat yaitu mengenai kasus geng motor Saat ini dan geng-geng motor telah menjadi

gejala sosial yang sangat meresahkan masyarakat. Kehadiran kelompok-kelompok remaja

dengan penampilan khasnya itu identik dengan kekerasan. Melalui tayangan televisi, kita dapat

menyimak mereka menjalankan aksi brutal di jalanan. Mereka juga digambarkan sebagai kaum

remaja yang sering membuat keributan dan sudah dicap negative oleh kalangan masyarkat

umum..

Seperti yang diketahui salah satu bagian terpenting organisasi adalah pengelompokan

informal dan hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih berpengaruh disbanding dengan

hubungan formal seperti yang di tunjukan bagan organisasi. Dalam jaringan organisasi informal

hubungan-hubungan antarpribadi dalam Organisasi informal di gambarkan tergantung pada

kebutuhan-kebutuhan mereka.

Komunikasi yang terdistorsi itulah, yang menjadikan anggota-anggota geng lebih

permisif untuk melakukan kekerasan. Itu disebabkan karena mereka telah kehilangan

sensitivitas terhadap kehadiran pihak lain. Bahkan rasa simpati dilenyapkan begitu saja.

Stuktur-struktur jaringan yang informal adalah yang memiliki jalur hubungan minimum

(sedikit) di antara anggota-anggota kelompok. Untuk setiap jalur hubungan, proses seleksi,

encoding, dan decoding harus saling diulang-ulang (Wofford; 1977). Jadi dengan penambahan

setiap jalur hubungan, kemungkinan terjadi distorsi semantik dan masalah-masalah komunikasi

menjadi berganda.

Definisi tentang geng motor itu sendiri sangat jelas identik dengan kehidupan

berkelompok. Hanya saja geng memang memiliki makna yang sedemikian negatif. Geng bukan

sekadar kumpulan remaja yang bersifat informal. Geng (gank) adalah sebuah kelompok

penjahat yang terorganisasi secara rapi. Dalam konsep yang lebih moderat, geng merupakan

sebuah kelompok kaum muda yang pergi secara bersama-sama dan seringkali menyebabkan

keributan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

4

Page 5: Ari Gunawan

1 Pemahaman mengenai Jaringan Komunikasi?

2 Pemahaman mengenai Organisasi informal?

3 Mengapa Organisasi informal muncul?

4 Bagaimana Terbentuknya Organisasi informal?

5 Perbedaan antara organisasi informal dan formal ?

6 Pemahaman mengenai Teori?

7 Pembahasan contoh kasus penyalahgunaan dan sisi negatif organisasi informal?

8 Penyelesaian masalah?

5

Page 6: Ari Gunawan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jaringan Komunikasi

Secara sederhana, definisi jaringan komunikasi adalah ”siapa berbicara dengan siapa

atau kepada siapa” (Beebe dan Masterson, 1994). Selanjutnya De Vito (1997), mendefinisikan

jaringan komunikasi sebagai suatu saluran atau jalan tertentu yang digunakan untuk

meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Kemudian Gonzales dalam Jahi (1993)

mengatakan bahwa hubungan siapa dengan siapa dapat diilustrasikan dalam sebuah

sosiogram yang berguna untuk menelusuri jaringan informasi ataupun difusi suatu inovasi.

Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atau

memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses komunikasi

interpersonal (Seliawan 1983). Oleh karena itu untuk memahami hubungan sosial yang

demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi. Ketika dua orang atau lebih ikut

serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam suatu jaringan komunikasi (Man Lin 1975,

diacu dalam Setyanto 1993). Karena struktur hirarkinya yang ketat, jarak phisik yang jauh dari

orang-orangnya, perbedaan yang besar dalam kompetensinya, dan berbagai tugas khusus

yang harus diselesaikan, maka organisasi maka organisasi harus menciptakan jaringan

komnunikasi yang beragam (Baird, 1977; Kreps, 1990 dalam Devito 1997).

Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu

orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil

sesuai dengan sumberdaya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang

menggabungkan beberapa struktur jarngan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian

merupakan sistim komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan

pesan dari satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bias dipandang sebagai

struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi

organisasi.

Organisasi adalah komposisi sejumlah orang-orang yang menduduki posisi penting atau

peranan tertentu. Di antara orang-orang ini saling terjadi pertukaran pesan. Pertukaran pesan

itu melalui jalan tertentu yang dinamakan jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi

berbeda dalam besar dan strukturnya misalnya mungkin hanya diantara dua orang, 3 atau lebih

dan mungkin juga di antara keseluruhan orang dalam organisasi. Bentuk struktur dari jaringan

itupun juga akan berbeda-beda.

6

Page 7: Ari Gunawan

Peranan individu dalam sistemkomunikasi di tentukan oleh hubungan antara satu

individu dengan individu lainnya dalam organisasi. Hubungan ini ditentukan oleh pola hubungan

interaksi individu dengan arus informasi dalam jaringan komunikasi. Untuk analisis jaringan.

Dari hasil analisis jaringan ini dapat di ketahui bentuk hubungan atau koneksi orang-orang

dalam organisasi serta kelompok tertentu (klik), keterbukaan satu kelompok dengan kelompok

lainnya dan orang-orang yang memegang peranan utama dalam suatu organisasi. Ada enam

peranan jaringan komunikasi yaitu :

1. Opinion leader adalah pimpinan informal dalam organisasi dalam organisasi. Mereka

ini tidaklah selalu orang-orang yang mempunyai otoritas formal dalam organisasi tetapi

membimbing tingkah laku anggota organisasi dan mempengaruhi keputusan mereka.

2. Gate keepers adalah individu yang mengontrol arus informasi di antara anggota

organisasi. Mereka berada di tengah suatu jaringan dan menyampaikan pesan dari

satu orang kepada orang lain atau tidak memberikan informasi. Gate keepers dapat

menolong anggota penting dari organisasi seperti pimpinan, menghindarkan informasi

yang terlampau banyak dengan jalan hanya memberikan informasi yang penting-

penting saja terhadap mereka. Dalam hal ini gate keepers mempunyai kekuasaan

dalam memutuskan apakah sesuatu suatu informasi penting atau tidak.

3. Cosmopolites adalah individu yang menghubungkan oraganisasi dengan

lingkungannya. Mereka ini mengumpulkan informasi dari sumber-sumber yang ada

dalam lingkungan dan memberikan informasi mengenai organisasi kepada orang-

orang tertentu pada lingkungannya.

4. Brigde adalah anggota kelompok atau klik dalam suatu organisasi yang

menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Individu ini

membantu saling memberi informasi di antara kelompok-kelompok dan

mengkoordinasi kelompok.

5. Liaison adalah sama peranannya dengan bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah

anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung di antara satu kelompok

dengan kelompok lainnya. Individu ini juga membantu dalam membagi informasi yang

relevan di antara kelompok-kelompok dalam organisasi.

6. Isolate adalah anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal dengan orang lain

dalam oranisasi. Orang-orang ini menyembunyikan diri dalam organisasi atau

diasingkan oleh teman-temannya.

7

Page 8: Ari Gunawan

Contoh gambar dari jaringan komunikasi pada suatu organisasi misalnya seperti terlihat pada

gambar 11.

GAMBAR 11. Jaringan Komunikasi Dalam Organisasi

Ada bermacam-macam studi yang dilakukan orang mengenai jaringan komunikasi ini di

antaranya studi Schwarth (Goldhaber, 1986) yang mempelajari karakteristik dari liaison atau

orang yang sebagai pengantara dalam jaringan arus informasi formal. Hasil dari studinya

memperlihatkan bahwa orang yang sebagai pengantara memegang posisi atau status yang

lebih tinggi dari orang-orang lain yang bukan sebagai pengantara dan merupakan wakil-wakil

yang kuat dalam struktur pimpinan. Orang yang sebagai pengantara ini terlibat lebih banyak

dalam aktivitas komite daripada temannya dan juga menjadi anggota kelompok koordinasi pada

8

Page 9: Ari Gunawan

tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi. Menurut persepsi temannya orang yang sebagai

pengantara mempunyai kontak yang banyak dan berbeda-beda dalam organisasi. Berinteraksi

dengan orang sebagai pengantara adalah untuk mendapatkan lebih banyak pengaruh dalam

struktur kekuasaan dari organisasi. Penemuan ini menunjukan bahwa peranan komunikasi

sebagai yang diidentifikasi dari sosiometri mempunyai konsekuensi nyata pada tingkatan

kekuasaan (power) dan pengaruh individual dalam suatu organisasi dan konsekuensi ini

tampak bagi yang lain.

Mac Donald mempelajari persepsi orang sebagai pengantara terhadap sistem

komunikasi dalam organisasi dan persepsi diri dari mereka. Hasil dari penelitian tersebut

menunjukan bahwa orang yang sebagai pengantara mempersepsi diri mereka, mempunyai

kontak yang lebih banyak dan lebih berpengaruh dalam organisasi dibandingkan dengan teman

lainnya yang bukan pengantara. Orang yang sebagai pengantara dan koneksi mereka

mempunyai persepsi bahwa mereka mengenal banyak arus pesan sebelumnya mereka tidak

mempersepsi diri mereka mempunyai banyak pesan tetapi karena koneksi mereka mengatakan

demikian mereka terima. Persepsi orang yang sebagai pengantara ini terhadap sistem

komunikasi mengatakan bahwa sistem komunikasi adalah bersifat terbuka dan mereka

menyatakan lebih puas dengan sistem dibandingkan daripada temannya yang bukan sebagai

pengantara.

Selain daripada penelitian diatas ada pula penelitian yang mempelajari peranan jaringan

komunikasi dalam arus infomasi informal. Davis (1953) mempelajari pemindahan desas-desus

dalam suatu organisasi. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa ada kekompakan

kelompok dalam menyampaikan pesan yang bersifat desas-desus ini. Individu yang mempunyai

informasi yang relevan dengan kelompoknya mengkomunikasikan dengan cepat pesan itu

kepada anggota kelompok yang lain, tetapi tidak dikomunikasikan kepada orang lain dari

kelompok lain. Davis menemukan bahwa beberapa individu secara konsisten keluar dari arus

pesan yang bersifat desas-desus dan tidak mengambilnya sebagai sumber informasi. Ini

menunjukan bahwa ada perbedaan peranan informasi dalam suatu organisasi. Ada informasi

yang saling dibagi dalam kelompok dan ada pula yang mengasingkan diri dari informasi. Studi

selanjutnya mengenai desas desus adalah orang yang berperan sebagai pengantara, dan

orang yang banyak menerima desas-desus adalah orang yang berorientasi kepada tugas, dan

orang yang tidak mengirimkan dan menerima desas-desus adalah orang yang mengasingkan

diri dari dalam organisasi.

Ada lagi penelitian lain yang dilakukan oleh Robert dan O’Reilly yang memperbanding-

kan anggota organisasi yang terisolasi dengan partisipan dalam tiga hal yaitu otoritas, keahlian,

9

Page 10: Ari Gunawan

dan hubungan sosial. Mereka menemukan bahwa partisipan mempunyai pengalaman yang

lebih banyak mengenai organisasi, sedangkan orang yang terisolasi kurang matang, kurang

tegas dan mempunyai konsep diri yang lemah dan sangat memerlukan rasa aman. Orang yang

terisolasi cenderung memegang teguh informasi dan kurang puas dengan komunikasi dari

partisipan.

Penemuan ini mempelihatkan bahwa orang yang terisolasi kurang mempunyai

pengalaman, lebih merasa tidak aman, dan kurang mempunyai motivasi untuk mencapai hasil,

diban- dingkan dengan partisipan. Mereka kurang puas dengan komunikasi dan kurang suka

membe- rikan sokongan secara aktif untuk menyebarkan informasi.

Banyak faktor yang mempengaruhi hakikat dan luasnya jaringan komunikasi, diantara-

nya hubungan dalam organisasi, arah dari arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, da nisi

pesan. Beberapa jaringan ditentukan oleh mekanisme yang sangat formal seperti jaringan yang

digambarkan dalam struktur organisasi. Sementara itu ada juga jaringan komunikasi yang

timbul tanpa perhatian dan perencanaan lebih dahulu seperti, jaringan komunikasi informal.

Secara umum, jaringan komunikasi ini dapat di bedakan atas jaringan komunikasi formal

dan jaringan komunikasi informal. Jaringan komunikasi formal salurannya ditentukan oleh

struktur yang telah direncanakan yang tidak dapat dipungkiri oleh organisasi. Komunikasi formal

ini mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian distribusi pekerjaan yang ditetapkan

bagi anggota organisasi yang berbeda. Sedangkan jaringan komunikasi informal tidaklah diren

canakan dan biasanya tidaklah mengikuti struktur formal organisasi, tetapi timbul dari interaksi

sosial yang wajar diantara anggota organisasi. Yang termasuk komunikasi informal ini adalah

berita-berita dari mulut kemulut mengenai diri seseorang, pimpinan maupun mengenai

organisasi yang biasanya bersifat rahasia.

Ada hubungan yang menarik antara jaringan komunikasi formal dengan jaringan

komunikasi informal. Jaringan komunikasi formal kurang memberikan kepuasan kepada

anggota organisasi terhadap kebutuhan akan informasi oleh karena itu, mereka mengembang-

kan kontak informal dengan desas-desus (grapevine) atau berita-berita angina yang belum

tentu benar, untuk memperoleh bermacam-macam informasi yang menarik yang tidak mereka

dapatkan melalui jaringan komunikasi formal. Makin kurang jaringan komunikasi formal diguna-

kan untuk memberikan informasi yang relevan dengan anggota organisasi, makin tergantung

mereka kepada informasi grapevine dan makin mempunyai kekuasaan grapevine. Sebaliknya

makin banyak informasi yang relevan dengan anggota organisasi diberikan melalui jaringan

komunikasi formal semakin kuranglah anggota tergantung kepada informasi grapevine.

10

Page 11: Ari Gunawan

2.2 Jaringan Organisasi Informal

Organisasi Informal adalah komunikasi antara orang yang ada dalam suatu organisasi ,

akan tetapi tidak direncanakan atau tidak ditentukan dalam struktur organisasi . Fungsi

komunikasi informal adalah untuk memelihara hubungan sosial persahabatan kelompok

informal , penyebaran informasi yang bersifat pribadi dan privat seperti isu , gosip , atau rumor .

Tentang komunikasi informal sebaiknya tidak dilakukan berdasarkan informasi yang masih

belum jelas dan tidak akurat , carilah sumber informasi yang dapat dipercaya , selalu gunakan

akal sehat dan bertindak berdasarkan pikiran yang positif .

Informasi dalam komunikasi informal biasanya timbul melalui rantai kerumunan di mana

seseorang menerima informasi dan diteruskan kepada seseorang atau lebih dan seterusnya

sehingga informasi tersebut tersebar ke berbagai kalangan . Implikasinya adalah kebenaran

informasi tersebut menjadi tidak jelas atau kabur . Meski demikian komunikasi informal akan

untuk memenuhi kebutuhan sosial , mempengaruhi orang lain , dan mengatasi kelambatan

komunikasi formal yang biasanya cenderung kaku dan harus melalui berbagai jalur terlebih

dahulu.

Organisasi informal terdiri dari hubungan yang tidak resmi dan dapat dikatakan sebagai

organisasi bayangan dari organisasi formal. Organisasi informal tidak akan muncul selama

organisasi formal tidak terbentuk. Berbeda dengan organisasi formal, struktur organisasi

informal tidak terbentuk secara jelas dan tujuan yang dibentuk berjalan secara incidental (tidak

berkelanjutan). Bahkan banyak organisasi informal yang tidak memiliki tujuan yang jelas.

Bila anggota organisasi berkomunikasi dengan yang lainnya tanpa memperhatikan

posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi. Informasi ini

mengalir ke atas ke bawah atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi,

kalaupun ada mungkin sedikit. Karena komunikasi formal ini menyebabkan informasi pribadi

muncul dari interaksi di antara orang-orang dan mengalir keseluruh organisasi tanpa dapat

diperkirakan. Jaringan komunikasi lebih dikenal dengan desas-desus (grapevine) atau kabar

angin. Informasi yang mengalir dalam jaringan grapevine ini kelihatannya berubah-ubah dan

tersembunyi. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan sebagai metode untuk

menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui jaringan

komunikasi formal.

11

Page 12: Ari Gunawan

Hasil-hasil penelitiannya mengenai desas desus (grapevine) menemukan beberapa atribut

sebagai berikut :

1. Grapevine sangat cepat. Pesan-pesan yang bersifat pribadi bebas mengalir kapan

diingini oleh pengirimnya. Biasanya pesan-pesan yang demikian mengalir dengan

cepat tanpa dapat diduga.

2. Grapevine itu tepat. Berdasarkan hasil penelitian mengenai kebenaran atau

ketepatan berita-berita yang disampaikan dalam jaringan komunikasi ini.

3. Grapevine membawa banyak informasi. Apakah pimpinan menyukai Grapevine atau

tidak, kenyataannya grapevine itu hidup dalam semua organisasi. Oleh karena itu

pimpinan yang bijaksana hendaklah membiarkannya tetap ada.

4. Grapevine tersebar menurut rantaian kelompok. Misalnya anggota kelompok yang

kedua ini menyampaikan pula kepada anggota kelompoknya yang ke tiga. Orang ke

tiga mungkin juga menyampaikannya kepada temannya dari kelompok lain.

Anggota dari kelompok kedua ini menyampaikan pula pada salah seorang

temannya dalam kelompok dan sterusnya sehingga merupakan rantai kelompok.

5. Grapevine itu umumnya berfungsi melai interaksi cerita dari mulut ke mulut.

6. Grapevine umumnya bebas dari pengendalian organisasi atau posisi.

7. Partisan dalam jaringan komunikasi informal cenderung mengambil salah satu dari

tiga peranan yaitu sebagai pengantara, atau sebagai orang yang terisolasi.

8. Makin cepat seseorang mengetahui kejadian tertentu makin cepat dia mau

menyampaikan pesan itu pada temannya yang lain.

9. Arus informasi yang lebih utama cenderung terjadi di dalam kelompok fungsional

daripada antar kelompok.

10. Informasi dari komunikasi informal kurang lengkap dan mejadikan orang mungkin

salah interpretasi mengenai hal itu.

11. Grapevine cenderung memberikan pengaruh kepada organisasi baik maupun

kurang baik. Oleh karena itu adalah penting untuk memahami grapevine.

12. Grapevine tidak dapat ditekan atau dikontrol secara langsung meskipun grapevine

itu dipengaruhi oleh cara-cara pimpinan berhubungan dengan mereka.

13. Pimpinan tidak resmi dalam organisasi sering merupakan pusat penerimaan,

pengin-terpretasian dan penyebaran informasi “grapevine” pada orang lain.

14. Laki-laki dan perempuan sama saja aktifnya dalam komunikasi informal ini.

12

Page 13: Ari Gunawan

15. Aktivitas “grapevine” dalam organisasi bukanlah tanda ketidak sehatan organisasi,

tetapi merupakan gejala yang normal.

Walaupun grapevine itu membawa informasi yang informal tetapi ada manfaatnya bagi

organisasi. Grapevine memberikan balikan kepada pimpinan mengenai sentimen karyawan.

Dengan adanya jaringan komunikasi informal karyawan dapat menyalurkan ekspresi emosional

dari pesan-pesan yang dapat mempercepat permusuhan dan rasa marah bila ditekan.

Grapevine dapat membantu menerjemahkan pengerahan pimpinan kedalam bahasa yang lebi

mudah dipahami oleh karyawan.

Efek dari grapevine yang negatif dapat di kontrol oleh pimpinan, dengan menjaga

jaringan komunikasi formal yang bersifat terbuka, jujur, teliti, dan sensitive terhadap komunikasi

ke atas, ke bawah, dan horizontal. Hubungan yang efektif antara atasan dan bawahan

kelihatannya sangat krusial untuk mengontrol informasi informal. Supervisor dan manajer

hendaklah membiarkan karyawan mengetahui bahwa mereka menerima dan memahami

informasi grapevine, khususnya yang berkenaan dengan pernyataan karyawan walaupun

informasi itu tidak lengkap dan tidak benar.

13

Page 14: Ari Gunawan

2.2.1 Terbentuknya Organisasi Informal

1. Kebutuhan social

Individu membutuhkan lebih dari sekedar komunikasi yang bersifat formal berdasarkan

struktur dalam organisasi formal. Manusia butuh lebih dari itu untuk memenuhi kebutuhan

sosialnya.

2. Pengetahuan tentang perilaku yang dapat diterima

Melalui organisasi informal, individu akan mendapatkan pengetahuan-pengetahuan tentang

berbagai perilaku yang dapat diterima di lingkungan organisasi. Hal tersebut tentu saja

tidak mungkin disampaikan dalam organisasi informal.

3. Perhatian / Simpati

Membangun perhatian atau simpati dapat pula dilakukan melalui organisasi informal,

karena disini individu melakukan proses sosialisasi tanpa adanya batas atau tanpa melihat

posisi dalam organisasi formalnya.

4. Bantuan dalam pencapaian tujuan

Organisasi informal juga membantu organisasi formal dalam mencapai tujuannya, melalui

bentuk komunikasi yang mempermudah anggota organisasi untuk lebih paham tanpa

melalui saluran-saluran yang resmi.

5. Kesempatan berpengaruh dan berkreasi

Melalui organisasi informal, individu diberi kebebasan untuk berkreasi dan memperngaruhi

orang lain. Sesuatu yang mungkin tidak pernah terjadi (karena posisi yang dimilikinya)

dalam organisasi formalnya.

6. Pelestarian nilai-nilai budaya

Secara sadar atau tidak, organisasi informal turut melestarikan dan mensuburkan nila-nilai

budaya yang dimiliki organisasi. Walaupun secara formal budaya ini juga disampaikan dan

dikembangkan pada seluruh anggota organisasi.

7. Komunikasi dan informasi

14

Page 15: Ari Gunawan

Kebutuhan terakhir yang mendasari terbentukanya organisasi informal adalah kebutuhan

akan komunikasi dan informasi. Terutama komunikasi dan informasi yang tidak bisa

disampaikan atau tertutup pada organisasi formal.

2.2.2 Perbedaan Organisasi Formal dan Informal

Beberapa ahli mengemukakan perbedaan mendasar antara oganisasi formal dan

organisasi informal, perbedaan yang pertama yaitu terletak pada hubungan antar pribadi, pada

organisasi formal hubungan antar pribadi nya sudah ditetukan. Ditentukan dalam hal ini

maksudnya adalah ada peraturan yang membatasi status sosial antara individu satu dan yang

lainnya, contohnya ada atasan dan ada bawahan,ada manager dan ada karyawan biasa,

dimana biasanya seseorang dengan jabatan tertinggi lebih berkusa. Sedangkan pada

organisasi informal hubungn antar pribadi tergantung kebutuhan anggota, jadi hanya

disesuaikan dengan situasi dan kondisi disaat tertentu saja ,dan tidak ada aturan yang

mengharuskan seseorang lebih tinggi dan lebih rendah jabatannya, banyak atau sedikit

pekerjaan satu individu dengan individu lain tergantung kebutuhan saja.

Perbedaan kedua dari segi kepemimpinan ,pada organisasi formal ditetapkan dan

ditunjuk sedangkan pada organisasi informal muncul dan dipilih. Pada perusaahaan jabatan

seseorang dapat naik dan turun berdasarkan dengan kinerja mereka dalam bekerja, tidak dapat

naik begitu saja, jika sudah memenuhi standar maka dapar terpilih ke posisi yang lebih tinggi

dan memimpin karyawan-karyawan lain yang dibawahinya. Lain hal nya pada kelas yang terdiri

dari beberapa mahasiswa, untuk memilih siapa yang menjadi ketua kelas terkadang hanya

dilakukan dengan memvoting, siapa yang banyak memiliki teman dalam satu kelas tersebut

biasanya akan mendapat banyak voting tanpa tau terlebih dahulu akan seperti apa cara kerja

orang tersebut.

Perbedaan ketiga yaitu Pengendalian perilaku menjadi perbedaan berikutnya,

Mengendalikan perilaku karyawan melalui balas jasa dan hubungan, terjadi pada organisasi

formal. Balas jasa yang dimaksud seperti gaji atau jabatan yang setimpal dengan hasil kerja

karyawan tersebut. Pada organisasi informal pengendalian dengan pemenuhan kebutuhan,

asalakan kebutuhan dari orang-orang dalam organisasi tersebut akan terpenuhi maka kegiatan

akan berjalan dengan lancar.

15

Page 16: Ari Gunawan

2.2.3 Peranan Komunikasi Informal

Komunikasi informal, bagaimana juga adalah juga bagian penting aliran komunikasi

organisasi. Bentuk komunikasi ini timbul dengan berbagai maksud yang meliputi antara lain:

1. Pemuasan kebutuhan-kebutuhan manusiawi, seperti kebutuhan untuk berhubungan

dengan orang lain

2. Perlawanan terhadap pengaruh-pengaruh yang monoton atau membosankan

3. Pemenuhan keinginan untuk mempengaruhi perilaku orang lain

4. Pelayanan sebagai sumber informasi hubungan pekerjaan yang tidak disediakan

saluran-saluran komunikasi formal.

Tipe komunikassi informal yang paling terkenal adalah “grapevine” (mendengar sesuatu

dari sumber resmi, tetapi dari desas-desus, kabar angin atau “seletingan”). Sistem komunikasi

“grapevine“ cenderung dianggap merusak atau merugikan, karena tidak jarang penyebaran

informasinya tidak tepat, tidak lengkap, dan menyimpang. Selain itu, desas-desus cenderung

bersifat membakar, tidak sesuai dengan kenyataan, lebih bersifat emosional dari pada logika,

dan kadang-kadang dirahasiakan dari anggota yang mempunyai wewenang material lebih

tinggi.

Dilain pihak, komunikasi “grapevine” mempunyai peranan fungsional sebagai alat

komunikasi tambahan bagi organisasi. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa komunikasi

“grepevine” lebih cepat, lebih akurat dan lebih efektif dala menyalurkan informasi. Manajer

dapat mempergunakan komunikasi ini dengan informasi yang sengaja “dibocorkan”.

Manajer harus menyadari bahwa komunikasi informal dan terutama “grepevine” tidak

dapat dihilangkan. Bahkan, sebaliknya manajer perlu memahami dan menggunakan

“grepevine” sebagai pelengkap komunikasi formal. Peran salah satu komunikasi ini dapat

diminimalkan dengan merancang saluran komunikasi formal yang baik, dan menyebarkan

informasi dengan cepat dan tepat.

16

Page 17: Ari Gunawan

2.2.4 HUBUNGAN TEORI ORGANISASI DENGAN TIPE KOMUNIKASI

1. Teori Hubungan Manusia

Teori ini memandang komponen manusia sangat penting dalam organisasi dan

mereka menekankan pentingnya individu dan hubungan social dalam kehidupan

organisasi.

2. Teori Sistem Sosial

Dalam teori system tiap-tiap bagian dari organisasi saling tergantung satu sama lain

dalam mencapai tujuan organisasi. Karena itu perlu adanya interaksi dan koordinasi

antara bagian satu dengan bagian lainnya.

3. Teori Simbolik

Teori simbolik memandang kehidupan berorganisasi sebagai sesuatu yang tidak

tetap selalu berubah-ubah. Tidak sama halnya dengan teori lainnya yang

memandang organisasi secara rasional. Untuk menghadapi keadaan organisasi

yang tidak dapat diperkirakan tersebut orang cenderung kembali kepada keyakinan,

agama, dan konsep-konsep arti.

17

Page 18: Ari Gunawan

BAB III

PEMBAHASAN

2.3 Kasus Masalah Geng Motor

Indonesia adalah salah satu negara besar baik ditinjau dari segi kuantitas penduduk

maupun luas wilayah. Di Indonesia saat ini  banyak sekali bermunculan masalah-maslah sosial

yang mengganggu ketertiban umum, bahkan sampai berujung pada tindak kriminal. Namun

demikian, dari sekian banyak massalah-masalah sosial yang muncul di berbagai daerah di

Indonesia, tidak semua menjadi sebuah masalah ketika dibawa ke daerah lainnya.

Geng motor merupakan kelompok anak muda (remaja) karena ada kesamaan

latar belakang, sekolah, daerah dan lain-lain yang tergabung dalam suatu komunitas

pengguna kendaraan bermotor roda dua. Komunitas bermotor saat ini bukan hanya menjadi

trend masyarakatperkotaan, melainkan sudah menjamur sampai pelosok pedesaan. Hal

tersebut selain semakin mudahnya cara masyarakat memiliki kendaraan berotor roda dua, juga

karena kebutuhan akan transportasi maupun sebagai gaya hidup bagi sebagaian orang.

Geng motor dalam dapat menjadi sebuah masalah sosial di beberapa daerah tertentu

yang ada di Indonesia namun tidak di daerah yang lainnya. Dimensi patologis yang disebabkan

maraknya geng motor yang bermunculan di beberapa daerah yang ada di Indonesia sejatinya

sudah menjadi sebuah akar permasalahan yang memang bisa menyebabkan terjadinya konflik

sosial.

Banyak hal yang kemudian menyebabkan permasalahan sosial muncul dari geng motor

yang berkeliaran di beberapa daerah tertentu yang kemudian menjadi sebuah penyakit sosial.

Fenomena geng motor menyebabkan beberapa masalah soaial baik dalam ranah norma dan

nilai masyarakat maupun dalam konteks Negara dalam mengayomi masyarakat yang kemudian

18

Page 19: Ari Gunawan

melatarbelakangi penulis untuk mengkaji fenomena ini sebagai salah satu dimensi sosial dalam

masyarakat.

Geng motor adalah kumpulan orang-orang pecinta motor yang suka melakukan  kebut-

kebutan, tanpa membedakan jenis motor yang dikendarai. Perlu dibedakan antara geng motor

dengan Club Motor. Club Motor biasanya mengusung merek tertentu atau spesifikasi jenis

motor tertentu dengan perangkat organisasi formal, seperti HDC (Harley Davidson Club),

Scooter (kelompok pecinta Vesva), kelompok Honda, kelompok Suzuki, Tiger, Mio. Ada juga

Brotherhood kelompok pecinta motor besar tua. Tapi kalau soal aksi jalanan, semuanya sama

saja. Kebanyakan sama-sama merasa jadi raja jalanan, tak mau didahului, apalagi disalip oleh

pengendara lain.

.beranggotakan puluhan bahkan ratusan orang. Di jalanan, mereka membentuk gaya

hidup yang terkadang menyimpang dari kelaziman demi menancapkan identitas kelompok.

Ngetrack, kebut-kebutan, dan tawuran adalah upaya dalam pencarian identitas mereka. Selama

ini banyak anggota geng motor itu dari kalangan anak-anak Sekolah Mengah Pertama (SMP)

dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan menggunakan berbagai jenis motor. Mereka

berkeliaran di malam hari sekitar pukul 23.00 sampai 03.00, dan melakukan berbagai keonaran,

penganiayaan dan kejahatan lainnya, bahkan sampai membunuh.

Geng motor merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak keberingasan

anak muda. Perkembangannya, tak lepas dari trend and mode yang sedang berlangsung saat

itu. Aksi brutal itu perlu diredam. Mulanya berbuat jahat dari yang ringan

seperti bolos sekolah,lama-lama mencuri, merampok dan membunuh. Lumrahnya jika sudah

berani jahat ada indikasi mereka mengkonsumsi narkoba.

Begitu pun membenci melawan orang tua. Mereka sadar karena masih sekolah sumber

keuangan ada di orang tua. Oleh karenanya, jika orang tua tak memberi uang cukup, mereka

terpaksa membenci dan mengancam orangtuanya tadi. Sedang aksi kejahatan berupa

perampasan dan perampokan, merupakan jalan lain untuk mendapatkan penghasilan.

Salah satu sebabnya kebrutalan adalah selain dekat dengan minuman keras, anggota

geng motor juga akrab dengan obat-obatatan terlarang. Bahkan, ada satu geng motor yang

ketua dan anggotaya bahkan merupakan pengedar dan pengguna obat-obatan.

Alasan lain untuk menunjukkan eksistensi diri dan mencari uang. Mereka ingin diakui

keberadaannya. Tapi ada juga yang asal mulanya hanya karena senang kebut-kebutan. Soal

sebab tawuran antar geng motor, banyak hal yang bisa menjadi pemicunya. Mulai dari masalah

rebutan wanita, daerah kekuasaan, hingga wilayah pemasaran obat-obatan. Seperti disebutkan

tadi, tidak sedikit anggota geng motor yang terlibat dalam perdagangan narkoba.

19

Page 20: Ari Gunawan

Di tiap wilayah mereka selalu mempunyai pemimpin. Kalau motor hilang dirampas geng

musuh atau polisi, mereka tidak akan rugi. Karena rata-rata mereka memiliki motor itu dari hasil

menjambret atau meminjam motor. Anggota geng sebagian besar adalah remaja tanggung atau

masih duduk di bangku SMU. Mereka belum mempunyai penghasilan sendiri. Karena itulah

mereka sering melakukan kejahatan agar bisa membeli obat-obatan tersebut.

2.3.1 Keterkaitan Kasus dengan Teori

1. Teori Hubungan Manusia

Teori ini memandang komponen manusia sangat penting dalam organisasi dan

mereka menekankan pentingnya individu dan hubungan social dalam kehidupan

organisasi. Dalam hal ini Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang

perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang

disengaja, diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada.

Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan karena si pelaku

tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku

tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu

apa yang dilakukan melanggar aturan

2. Teori Sistem Sosial

Dalam teori system tiap-tiap bagian dari organisasi saling tergantung satu sama lain

dalam mencapai tujuan organisasi. Karena itu perlu adanya interaksi dan koordinasi

antara bagian satu dengan bagian lainnya. menyimpang juga dapat dilihat sebagai

perwujudan dari konteks sistem sosial. Perilaku disorder tidak dapat dilihat secara

sederhana sebagai tindakan yang tidak layak, melainkan lebih dari itu harus dilihat

sebagai hasil interaksi dari transaksi yang tidak benar antara seseorang dengan

lingkungan sosialnya. Ketidak berhasilan belajar sosial atau “kesalahan” dalam

berinteraksi dari transaksi sosial tersebut dapat termanifestasikan dalam beberapa

hal.

3. Teori Simbolik

Teori simbolik memandang kehidupan berorganisasi sebagai sesuatu yang tidak

tetap selalu berubah-ubah. Tidak sama halnya dengan teori lainnya yang

20

Page 21: Ari Gunawan

memandang organisasi secara rasional. Untuk menghadapi keadaan organisasi

yang tidak dapat diperkirakan tersebut orang cenderung kembali kepada keyakinan,

agama, dan konsep-konsep arti. Dalam geng acapkali tumbuh subkultur kekerasan

(subculture of violence). Munculnya subkultur itu disebabkan oleh adanya

sekelompok orang yang memiliki sistem nilai yang berbeda dengan kultur dominan.

Masing-masing subkultur memiliki nilai dan peraturan berbeda-beda yang kemudian

mengatur anggota kelompoknya. Nilai-nilai itu terus berlanjut karena adanya

perpindahan nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya.

2.3.2 Penyelesaian Masalah

Seperti di jelaskan sebelumnya, komunikasi diadakan karena secara sadar/tidak sadar

orang menginginkan mencapai suatu tujuan. Tujuan ini dapat merupakan tujuan pribadi tetapi

dapat juga merupakan merupakan tujuan kelompok geng motor itu sendiri atau tujuan

masyarakat luas. Mengingat bahwa banyak orang dalam masyarakat luas merayu-rayu anggota

masyarakat untuk menerima idenya, maka komunikan dalam masyarakat modern hampir setiap

saat dihadapi dengan proses pengambilan keputusan tidaklah mudah, umum diketahui. Masing-

masing orang harus mempunyai pengalaman atau pengetahuan yang cukup untuk dapat

memilih satu di antara beberapa kemungkinan. Biasanya orang dihadapi dengan persoalan-

persoalan yang belum pernah dialaminya dan hal ini khususnya berlaku untuk masyarakat yang

mengalami perubahan sosial dengan dahsyat seperti geng motor ini.

Sebenarnya keputusan yang di ambil seseorang ditentukan sekali oleh :

Kemampuan/keberanian individu/kelompok yang bersangkutan yang harus mengambil

keputusan

Pendidikan, yaitu pendidikan formal dan informal

Jenis keputusan yang harus diambil

Persoalan sudah sering terjadi atau belum pernah dihadapi

Jumlah faktor yang meminta keputusan adalah sedikit

Selain itu suatu pengambilan keputusan selalu di dahului oleh :

Penyampaian dari sesuatu kepada sesorang melalui lambing komunikasi

Adanya asumsi atau pernyataan tentang masalah

21

Page 22: Ari Gunawan

Selanjutnya adalah setiap keputusan diarahkan kepada pengambilan sikap dan tindakan.

Apabila seleksi/pilihan hanya terbatas pada dua faktor/alternative, pilihan akan jatuh kepada

keputusan yang paling menguntungkan.

Definisi tentang geng itu sendiri sangat jelas identik dengan kehidupan berkelompok.

Hanya saja geng memang memiliki makna yang sedemikian negatif. Geng bukan sekadar

kumpulan remaja yang bersifat informal. Geng dalam bahasa Inggris adalah sebuah kelompok

penjahat yang terorganisasi secara rapi. Dalam konsep yang lebih moderat, geng merupakan

sebuah kelompok kaum muda yang pergi secara bersama-sama dan seringkali menyebabkan

keributan. Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng

motor. Namun, salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng

motor adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orangtua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh

terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih

sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak

dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua.

Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari

lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua

dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan

kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di

tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan

pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan

negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk

mendapatkan pengakuan eksistensinya.

Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih

bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk

mengaktualisasikan dirinya secara positif.

Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar. Padahal, ajang-ajang seperti

ini sangat besar manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang

aktualisasi diri. Karena sarana aktualisasi diri yang positif ini sulit mereka dapatkan, akhirnya

mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi

mencelakakan dirinya dan oranglain.

Sebenarnya tindakan tersebut tidak sepenuhnya efektif. Butuh keberanian yang besar

dan beresiko tinggi untuk melakukannya. Salah satu solusi yang bisa memperbaiki keadaan

22

Page 23: Ari Gunawan

mereka secara efektif adalah peran; kepedulian; dan kasih sayang orang tua mereka sendiri.

Solusi ini akan lebih efektif, mengingat penyebab utama mereka memilih geng motor sebagai

bagian kehidupannya adalah karena mereka merasa jauh dari kasih sayang orang tua.Dalam

menterapi anaknya yang sudah terlanjur terlibat anggota geng motor, orang tua bisa bekerja

sama dengan psikolog yang mereka percayai. Sehingga secara pasikologis sedikit demi sedikit

anak akan mendapatkan kembali kenyamanan berada dalam kasih sayang orang tua serta

Penanaman Nilai-nilai Agama sebagai upaya preventif terhadap peningkatan jumlah anggota

geng motor di kemudian hari, perlu dilakukan penanaman nilai-nilai agama sejak dini. terutama

tentang akhlaq (moral dan etika). Dengan begitu anak akan mengetahui mana yang layak

dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sehingga pada saat mereka sudah mulai

berinteraksi dengan masyarakat mereka tahu batasan-batasan dan aturan yang harus dipatuhi.

Selain itu bagaimana melakukan pengendalian atau kontrol sosial atas merebaknya

geng motor itu? Dalam literatur Jaringan komunikasi dapat di lakukan memalui :

Pertama, Internalisasi atau penanaman nilai-nilai sosial melalui kelompok informal atau

formal. Lembaga-lembaga sosial, seperti keluarga dan sekolah, adalah kekuatan yang dapat

membatasi meluasnya geng motor. Mekanisme pengendalian itu lazim disebut sebagai

sosialisasi. Dalam proses sosialisasi itu, setiap unit keluarga dan sekolah memiliki tanggung

jawab membentuk, menanamkan, dan mengorientasikan harapan-harapan, kebiasaan-

kebiasaan, serta tradisi-tradisi yang berisi norma-norma sosial kepada remaja. Bahkan, hal

yang harus ditegaskan adalah sosialisasi yang bersifat informal dalam lingkup keluarga jauh

lebih efektif. Sebab, dalam domain sosial terkecil itu terdapat jalinan yang akrab antara orang

tua dengan remaja.

Kedua, penerapan hukum pidana yang dilakukan secara formal oleh pihak negara.

Dalam kaitan itu, aparat penegak hukum, seperti kepolisian, pengadilan, dan lembaga

pemenjaraan, digunakan untuk mengatasi geng motor.

Keuntungannya adalah penangkapan dan pemberian hukuman kepada anggota-

anggota geng motor yang melakukan tindakan kriminal mampu memberikan efek jera bagi

anggota-anggota atau remaja lain.

Kerugiannya, aplikasi hukum pidana membatasi kebebasan pihak lain yang tidak

berbuat serupa. Bukankah dalam masyarakat ada kelompok-kelompok pengendara sepeda

motor yang memiliki tujuan-tujuan baik, misalnya untuk menyalurkan hobi automotif

Ketiga, deskriminalisasi yang berarti bahwa eksistensi geng-geng motor justru diakui

secara hukum oleh negara. Tentu saja, deskriminalisasi bukan bermaksud untuk melegalisasi

kejahatan, kekerasan, dan berbagai pelanggaran norma-norma sosial yang dilakukan remaja.

23

Page 24: Ari Gunawan

Deskriminalisasi memiliki pengertian sebagai "kejahatan yang tidak memiliki korban". Prosedur

yang dapat ditempuh adalah pihak pemerintah dan masyarakat membuka berbagai jenis ruang

publik yang dapat digunakan kaum remaja untuk mengekspresikan keinginannya, terutama

dalam menggunakan kendaraan bermotor. Lapangan terbuka atau arena balap bisa jadi

merupakan jalan keluar terbaik.

KESIMPULAN

Pentingnya komunikasi dengan manusia adalah suatu hal yang tidak dapat di pungkiri

manusia, begitu juga halnya organisasi. Tidak hanya pengetahuan dasar tentang organisasi

sebagai suatu lingkungan tetentu yang berstuktur, berkarakteristik, serta memiliki fungsi tertentu

adalah suatu hal yang mendukung kelancaran komunikasi organisasi

Organisasi merupakan sistem yang terpadu, yang di dalamnya terdapat subsistem dan

komponen-komponen yang saling berhubungan.

Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa sekumpulan orang dapat di katakan sebagai

organisasi jika memenuhi empat unsur pokok yaitu :

1. organisasi merupakan sistem;

2. ada pola aktivitas;

3. ada sekelompok orang;

4. ada tujuan yang di tetapkan.

Kemudian tindak kekerasan yang dilakukan geng motor ini merupakan cermin kondisi

masyarakat yang sedang sakit dan tengah mengalami krisis multidimensi yang berkepanjangan.

SARAN

Penanganan geng motor sendiri tidak dapat dilakukan secara represif karena anggota-

anggotanya kebanyakan berasal dari kalangan remaja. ”Hukum memang harus ditegakkan,

tetapi tetap harus dipilah-pilah”.

24

Page 25: Ari Gunawan

mereka yang telah memiliki organisasi agar kerjasama dalam organisasi terus

dipertahankan dan bekerjalah bukan karena ada kepentingan yang ingin di penuhi (kepentingan

pribadi) tapi bekerjalah karena niat ingin memajukan organisasi anda. Jika terjadi konflik

alangkah baiknya jika diselesaikan dengan secepat mungkin sebab jika di tunda-tunda akan

menjadi beban.

Bagi yang belum memiliki organisasi alangkah baiknya jika berusaha untuk mencari

sebuah organisasi. Karena akan ada sesuatu yang berbeda ketika kita sudah memiliki

organasasi

DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Muhammad, Arni. 2000. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Prof.Dr.Khomsahrial , Msi , 2014.Komunikasi Organisasi Lengkap . Jakarta PT.Gramedia

widiasarana Indonesia

http://heomicha.blogspot.com/2010/11/organisasi-informal-tulisan-teori.html

http://sikhodlubis7.blogspot.com/2011/01/organisasi-informal.html

25