Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

11
BAB XVIII. Akreditasi: Perannya dalam Mengendalikan Akuntabilitas Pelayanan Kesehatan Latar Belakang dan Terminologi Akuntabilitas dijelaskan sebagai “prosedur dan proses dengan satu pihak memberikan pembenaran dan dibebani tanggung jawab atas tindakannya oleh pihak lain yang tertarik pada aksi tersebut” (Emanuel dan Emanuel, 1996; Emanuel, 1996). Akuntabilitas dalam pelayanan kesehatan digerakkan oleh tiga hal: pasar, regulasi dan profesionalisme. Dalam pelayanan kesehatan, pihak-pihak yang mungkin mengejar akuntabilitas antara lain mereka yang secara langsung dipengaruhi oleh layanan kesehatan (pasien) dan yang secara langsung atau tidak langsung membayar untuk pelayanan tersebut (para penjamin, pimpinan perusahaan, pekerja atau pembayar pajak). Akuntabilitas dapat dicapai dengan cara informal yang subjektif atau melalui pertukaran informasi melalui serangkaian metrik. Salah satu mekanisme untuk menciptakan akuntabilitas adalah akreditasi. Akreditasi adalah proses ketika kelompok di luar organisasi yang menyediakan barang atau jasa mengevaluasi organisasi yang bersangkutan terhadap susunan persyaratan dan memperlihatkan hasil-hasilnya kepada secara publik. Sertifikasi sering digunakan untuk menerangkan proses yang serupa, namun sertifikasi lebih sering digunakan dalam referensi daripada penentuan kompetensi individual atau keputusan pemerintah mengenai pemenuhan syarat oleh organisasi untuk berpartisipasi dalam program pemerintah. Akreditasi dan sertifikasi pada dasarnya bersifat suka rela, sebaliknya pemberian izin selalu wajib dari pemerintah dan menuntut organisasi untuk memenuhi persyaratan tertentu supaya dapat menjalankan kegiatannya. Regulasi dan Akreditasi Di kebanyakan situasi, akreditasi ada ketika terdapat dorongan profesional untuk menyusun dan mempertahankan standar, serta tekanan pasar atau peraturan yang mendorong akreditasi sebagai alternatif dari regulasi atau pelaporan non standardisasi kepada setiap kelompok yang menginginkan informasi. Beberapa manfaat relatif dari akreditasi:

Transcript of Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

Page 1: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

BAB XVIII. Akreditasi: Perannya dalam Mengendalikan Akuntabilitas

Pelayanan Kesehatan

Latar Belakang dan Terminologi

Akuntabilitas dijelaskan sebagai “prosedur dan proses dengan satu pihak

memberikan pembenaran dan dibebani tanggung jawab atas tindakannya oleh pihak

lain yang tertarik pada aksi tersebut” (Emanuel dan Emanuel, 1996; Emanuel, 1996).

Akuntabilitas dalam pelayanan kesehatan digerakkan oleh tiga hal: pasar, regulasi

dan profesionalisme. Dalam pelayanan kesehatan, pihak-pihak yang mungkin

mengejar akuntabilitas antara lain mereka yang secara langsung dipengaruhi oleh

layanan kesehatan (pasien) dan yang secara langsung atau tidak langsung membayar

untuk pelayanan tersebut (para penjamin, pimpinan perusahaan, pekerja atau

pembayar pajak). Akuntabilitas dapat dicapai dengan cara informal yang subjektif

atau melalui pertukaran informasi melalui serangkaian metrik.

Salah satu mekanisme untuk menciptakan akuntabilitas adalah akreditasi.

Akreditasi adalah proses ketika kelompok di luar organisasi yang menyediakan

barang atau jasa mengevaluasi organisasi yang bersangkutan terhadap susunan

persyaratan dan memperlihatkan hasil-hasilnya kepada secara publik. Sertifikasi

sering digunakan untuk menerangkan proses yang serupa, namun sertifikasi lebih

sering digunakan dalam referensi daripada penentuan kompetensi individual atau

keputusan pemerintah mengenai pemenuhan syarat oleh organisasi untuk

berpartisipasi dalam program pemerintah. Akreditasi dan sertifikasi pada dasarnya

bersifat suka rela, sebaliknya pemberian izin selalu wajib dari pemerintah dan

menuntut organisasi untuk memenuhi persyaratan tertentu supaya dapat

menjalankan kegiatannya.

Regulasi dan Akreditasi

Di kebanyakan situasi, akreditasi ada ketika terdapat dorongan profesional

untuk menyusun dan mempertahankan standar, serta tekanan pasar atau peraturan

yang mendorong akreditasi sebagai alternatif dari regulasi atau pelaporan non

standardisasi kepada setiap kelompok yang menginginkan informasi. Beberapa

manfaat relatif dari akreditasi:

Page 2: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

Standar dapat diciptakan, diubah dan diperbarui secara berkala dengan dasar

ilmiah dan norma profesional

Ambangnya dapat diatur di atas batas minimum yang ditentukan untuk

perizinan atau tinjauan wajib pemerintah

Umpan balik yang diberikan kepada perusahaan atau pihak yang dievaluasi

biasanya lebih beragam daripada keputusan perizinan dan dapat memuat

informasi substansial untuk meningkatkan mutu dan keselamatan.

Beberapa kerugian relatif dari akreditasi:

Jika badan akreditasi tampak dikendalikan oleh industri yang dievaluasinya,

mungkin akan muncul kekhawatiran bahwa standar dan proses evaluasi tidak

cukup rinci untuk memenuhi minat masyarakat.

Jika ada banyak badan pengakreditasi yang menyediakan akreditasi untuk satu

jenis kelompok pelayanan kesehatan, persaingannya akan membuat masing-

masing badan menetapkan standar yang terlalu mudah untuk dipenuhi.

Proses dan Isi Akreditasi

Akreditasi didasarkan pada premis bahwa menetapkan atribut-atribut

penting pada mutu dan keamanan produk atau jasa pelayanan kesehatan dan

menciptakan metode untuk mengukur pencapaian kinerja itu tidak mustahil. Atribut-

atribut kritis dapat berlaku untuk aktivitas administratif maupun klinis, dapat

berdasarkan opini ahli, konsensus atau riset ilmiah. Pengukuran dapat meliputi

pengamatan di lapangan, tinjauan terhadap kebijakan, tinjauan atau inti sari data

dari catatan administratif atau klinis, survei dan wawancara dengan staf penyedia

atau pasien. Setelah pengukuran, akreditor menganalisis data, mengubahnya

menjadi informasi tentang kinerja badan usaha yang dievaluasi. Kemudian, badan

pengakreditasi membagikan informasi terkait hasil-hasilnya kepada kelompok yang

dievaluasi dan juga pihak-pihak yang memerlukan (pasien, pemerintah, konsumen,

dll.).

Cakupan dan Penggunaan Akreditasi dalam Pelayanan Kesehatan: Keberhasilan

dan Kegagalan

Page 3: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

Rumah Sakit

Akuntabilitas mutu rumah sakit di A.S. pada dasarnya bergantung pada

regulasi dan akreditasi. Perizinan rumah sakit tersusun dalam undang-undang pada

tingkat negara bagian dan biasanya diatur oleh dewan medis atau rumah sakit yang

ditunjuk oleh negara bagian. Untuk akreditasi yang dimulai pada Januari 2004, The

Joint Commission menentukan tujuh perubahan signifikan yang dirancang agar

akreditasi menjadi proses yang lebih berkesinambungan dalam memelihara dan

meningkatkan kinerja organisasi pelayanan kesehatan dan menyediakan informasi

yang lebih bermanfaat mengenai badan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

1. Menulis dan mengatur ulang standar-standar menjadi sejelas mungkin dan

menghilangkan yang tidak berhubungan erat dengan keselamatan pasien dan

mutu perawatan.

2. Memperkenalkan persyaratan agar organisasi menyelenggarakan evaluasi

kinerja tahunan mengenai pemenuhan standar-standar.

3. Memasukkan informasi dari berbagai sumber, termasuk data MedPar dan ORYX,

ke dalam perangkat fokus prioritas.

4. Selama survei lapangan, para surveyor memeriksa wilayah-wilayah fokus

prioritas dengan menggunakan metodologi jejak.

5. Para surveyor menggunakan penemuan mereka untuk menjalankan analisis

sistem untuk mengidentifikasi dan memeriksa kekuatan dan kelemahan dalam

sistem klinis maupun organisasional rumah sakit.

6. Jika TJC menerima bukti-bukti pemenuhan standar suatu organisasi, TJC akan

mengakreditasinya. Akreditasi hanya diberikan jika The Joint Commission

menganggap organisasi memenuhi semua standarnya.

7. Laporan kinerja organisasi yang diletakkan di website The Joint Commission

tidak hanya memuat status akreditasi organisasi, tetapi juga performa absolut

dan komparatif sehubungan dengan tujuan-tujuan keselamatan pasien dan

mutu berdasarkan data ORYX.

Selain rumah sakit, The Joint Commission mengakreditasi beberapa

organisasi pelayanan kesehatan lainnya seperti perawatan rumahan, hospice

(fasilitas pelayanan khusus untuk pasien sakit parah), panti, pusat rawat jalan pasca

Page 4: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

pembedahan, praktik rawat jalan, program kesehatan terkait perilaku, dan

laboratorium.

Penjamin

Sebelum ada HMO (1970), para penjamin diatur secara mendasar melalui

hukum asuransi negara bagian. Akuntabilitas pelayanan di HMO yang

mempekerjakan dokter atau menyelenggarakan rumah sakit berpokok pada standar

perizinan dan akreditasi yang sama dengan rumah sakit dan dokter lainnya.

Akuntabilias HMO tumbuh seiring dengan desakan pasar, khususnya dari pembeli

pelayanan kesehatan yang menuntut informasi rinci tentang mutu pelayanan yang

disediakan oleh HMO. Maka dari itu, proses akreditasi oleh National Committee for

Quality Assurance (NCQA) disusun. Hingga kini, regulasi perencanaan kesehatan yang

lebih luas dan detail, khususnya perencanaan HMO, serta partisipasinya dalam

program Medicare telah pula mengundang tekanan regulasi.

NCQA bermula sebagai komite organisasi perdagangan terkait dengan

rencana-rencana kesehatan, Group Health association of America. Kemudian,

sebagai tambahan atas kepentingan perencanaan kesehatan itu sendiri, para

pembeli pribadi menuntut adanya akuntabilitas. Akibatnya NCQA berkembang

secara independen dengan dewan direksi terdiri atas konsumen, pembeli, penyedia

dan sektor-sektor pelayanan kesehatan lainnya. Faktor lain yang menandai

perkembangan NCQA adalah pengembangan dan implementasi serangkaian ukuran

kinerja klinis yaitu Health Plan Employer Data and Information Set, yang kemudian

berganti menjadi Healthcare Effectiveness Data and Information Set (HEDIS). Kini,

NCQA melaporkan penetapan akreditasinya di website dengan kategori sempurna,

patut dipuji, terakreditasi, sementara, atau ditolak (Romano, 1993). Website

tersebut juga memuat informasi perencanaan secara spesifik mengenai kinerjanya

terhadap standar-standar akreditasi dan ukuran-ukuran HEDIS yang dikelompokkan

ke dalam lima kategori (akses-pelayanan, penyedia yang memenuhi syarat, tetap

sehat, membaik, dan sakit seumur hidup). NCQA juga membangun sistem laporan

dan penilaian mandiri berbasis web untuk berbagai proses akreditasinya,

memperkecil kebutuhan akan peninjauan lapangan atas bahan-bahan dan program-

program. NCQA pun telah memperluas jangkauan program akreditasinya dengan

Page 5: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

meliputi pengendalian perilaku hidup sehat, penatalaksanaan penyakit, dan praktik-

praktik himpunan dokter.

Bagi HMO, peran pasar dalam evolusi akuntabilitas lebih besar daripada

dalam sektor kedokteran atau rumah sakit. Pengaturan oleh negara bagian dan

pemerintah federal bergerak melampaui regulasi penjaminan, namun belum

konsisten atau tersebar luas, dan melalui HMO, terdapat sedikit akuntabilitas

penjamin.

Panti

Akreditasi panti terbatas, umumnya karena dominasi program-program

Medicaid dan pihak swasta membayar sebagai pembiayaan perawatan olah panti.

CMS (Medicare dan Medicaid) dan negara bagian telah mengembangkan susunan

standar regulasi serta survei pemerintah dan program sertifikasi untuk mendorong

pengaturan panti. Tidak ada perundang-undangan yang memberi kewenangan

kepada CMS atau negara bagian untuk memperbolehkan status pertimbangan di

Medicare atau Medicaid agar badan-badan akreditasi swasta menggantikan survei

pemerintah dan sertifikasi panti-panti. Pengaturan ini berkebalikan dengan yang

berlaku pada rumah sakit. The Joint Commission dan lainnya menawarkan akreditasi

kepada panti, namun hanya sedikit yang mengajukan diri karena status dalam

pertimbangan dan tidak ada keuntungan pasar. Meski demikian, survei pemerintah

telah menunjukkan bahwa panti-panti terakreditasi memiliki tingkat kemunduran

serius lebih rendah daripada panti yang tidak berakreditasi.

Pelayanan pada Rawat Jalan

Akreditasi pada praktik-praktik rawat jalan semakin banyak, tetapi masih

sangat belum berkembang jika dibandingkan dengan sektor rumah sakit atau HMO.

Perkecualian pada renal dialysis, dominasi Medicare sebagai pembayar dan

keberadaan status dipertimbangkan untuk beberapa bagian dalam program CMS

telah hampir menyerupai program-program akreditasi universal. Walau demikian,

kebanyakan penjamin hanya menentukan sedikit persyaratan untuk berpartisipasi

dalam program selain perizinan untuk fasilitas rawat jalan. Lagipula, kecenderungan

tradisional pada profesionalisme terkait kualitas tinggi lebih kuat di bidang rawat

Page 6: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

jalan, yang didominasi oleh praktik dokter swasta. Kemunculan organisasi besar

regional atau nasional yang mencari keuntungan dengan menyediakan pemindaian,

renal dialysis, perawatan terhadap kanker dan pelayanan lainnya, dipadukan dengan

pengakuran dari pembeli, penjamin dan masyarakat atas mutu dan biaya pelayanan

rawat jalan, telah mendorong sejumlah program dan badan usaha untuk

menawarkan akreditasi bagi program-program rawat jalan.

Masa Depan Akreditasi: Tantangan dan Perubahan

Jika akreditasi terus menjadi bagian penting dan pemastian akuntabilitas,

akreditasi harus berkembang seiring dengan tekanan pasar dan evolusi sistem

pelayanan kesehatan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah barang-barang dan

jasa baru serta jenis organisasi yang menyediakannya. Akreditasi harus cepat

berevolusi menuju proses yang lebih fleksibel, mencakup banyak bidang, berasaskan

kinerja untuk melayani keinginan publik maupun tuntutan dari aktivitas-aktivitas

baru ini. Akreditasi juga harus mampu mengatasi masalah-masalah terkait koordinasi

pelayanan pasien dan pengelolaan data bersama antara kelompok-kelompok yang

semakin terkotak-kotak dalam pelayanan kesehatan.

Adapun tuntutan masyarakat akan informasi menjadi penyebab

pembandingan petugas klinis secara individu, grup, rumah sakit dan perencanaan

kesehatan sehubungan dengan mutu dan biaya klinis. Kebutuhan akan data

pengukuran mutu yang digunakan sebagai dasar pembayaran dalam program-

program pembayaran berdasarkan laporan atau kinerja yang semakin banyak juga

mendorong permintaan atas informasi ini (Rosenthal dkk., 2006). Dengan adanya

biaya pengumpulan informasi dan batas-batas fiskal yang semakin rendah di segala

sektor pelayanan kesehatan, akreditor dan lainnya perlu mencari cara pengurangan

jumlah standar dan ukuran yang berlebihan serta biaya pengumpulan data. Tanpa

itu, upaya peningkatan akuntabilitas pada level provider sepertinya akan

menghasilkan evaluasi yang berlebihan dan disfungsional, juga memperparah

penolakan dari pihak-pihak yang dievaluasi.

NCQA kini memasukkan ukuran-ukuran kinerja sebagai bagian akreditasi

HMO dan melaporkan informasi akreditasi dari HMO dan PPO di berbagai tingkat

kinerja. The Joint Commission pun melaporkan data komparatif sehingga publik dan

Page 7: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

pembeli lebih mudah memilih organisasi penyedia pelayanan kesehatan. Walaupun

demikian, saat ini informasi tentang ukuran-ukuran kinerja klinis tidak dapat

dilaporkan dengan andal untuk sebagian besar ukuran pada tingkat dokter. Sistem

yang menampung perawatan dari dokter pun mempengaruhi hasil perkembangan

pasiennya (Krein dkk., 2002). Oleh sebab itu, pengumpulan informasi yang

mendalam dan jamak akan menjadi tantangan berat.

Tetap saja, minat terhadap pengukuran kinerja di tempat-tempat praktik

dokter bertambah karena semakin banyaknya permintaan atas pembelian berbasis

nilai. Akreditasi tidak dapat menjadi peran utama dalam akuntabilitas di masa

mendatang, kecuali dapat menyediakan informasi komparatif yang valid dan

terpercaya tentang mutu dan keamanan kepada masyarakat. Harapan jangka

panjang untuk akreditasi dan informasi yang lebih efektif terkait mutu tergantung

pada kemajuan penggunaan teknologi informasi di pelayanan kesehatan. Koleksi

data yang tersedia secara luas dan mudah diakses akan melancarkan akreditasi

berdasarkan pengukuran nyata atas ukuran-ukuran struktur, proses dan hasil klinis,

yang dapat pula dimanfaatkan dalam pemantauan mutu.

Akreditasi Meletakkan Batasnya Terlalu Rendah

Permasalahan

Akreditasi harus dibangun untuk menentukan tingkat dasar mutu yang dapat

diterima yang setidaknya mencakup tingkat minimal yang disyaratkan oleh hukum

dan peraturan. Jika persyaratan menurut peraturan dianggap level kinerja minimum

yang harus dicapai agar bisnis tetap berjalan, akreditasi dapat dijelaskan sebagai

tingkat dasar mutu dan keamanan yang harus diraih. Ketika akreditasi bukan

kewajiban, pihak-pihak yang tidak mengejar akreditasi akan menghindari biaya

akreditasi dan risiko tidak lulus. Tanpa desakan berpartisipasi, para penyedia layanan

enggan mencari akreditasi karena risiko gagal jauh lebih buruk daripada tidak

dievaluasi sama sekali. Lebih menantang lagi ketika terdapat banyak badan

pengakreditasi yang bersaing. Kehendak suatu badan akreditasi menaikkan standar

akan dipandang oleh pesaingnya sebagai peluang memenangkan saham pasar

dengan menetapkan standar yang lebih rendah. Pengelolaan banyak badan

akreditasi juga menjadi persoalan. Badan-badan pengakreditasi yang berstatus

Page 8: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

dipertimbangkan menurut pemerintah federal seharusnya tidak mengejar

keuntungan; bagaimana pun komposisi dewan pimpinannya, mereka harus bertindak

demi kepentingan publik.

Analisis dan Tanggapan

Masalah meletakkan batas terlalu rendah sering kali terselesaikan dengan

sendirinya, karena hampir semua program akreditasi menerapkan standar-standar

dan persyaratan baru yang menaikkan batasnya secara berkala. Selain itu, penting

pula memasukkan standar peningkatan mutu yang mendorong pembuktian

peningkatan pada ukuran-ukuran klinis, kinerja relatif dari suatu kelompok pada

ukuran-ukuran klinis sebagai bagian dari skor akreditasinya, dan menambahkan

tujuan-tujuan keselamatan pasien dalam proses akreditasi. Salah satu cara untuk

menentukan level “kelulusan” adalah dengan mencari input secara luas dari pihak-

pihak yang diakreditasi dan yang menginginkan akuntabilitas melalui badan-badan

formal seperti dewan penasehat yang terdiri atas stakeholder tunggal atau banyak.

Cara lainnya adalah mendirikan dewan direksi atau komite untuk badan akreditasi

yang berwenang memutuskan, sehingga mereka mewakili semua kelompok

stakeholder.

Satu faktor penting mengenai manfaat akreditasi adalah penentuan basis

kepentingan dan fakta dari standar. Standar yang baik harus didasarkan pada

ketentuan terstruktur tentang bukti yang dapat ditemukan dan didokumentasikan

untuk mendukung pernyataan bahwa standar yang dipertanyakan itu penting bagi

mutu dan keselamatan. Standar juga harus terhubung dengan definisi kolektif

mengenai mutu, definisi dari IOM (2001) harus diterapkan: taraf yang harus dicapai

dalam jasa pelayanan kesehatan bagi seseorang atau masyarakat untuk

meningkatkan hasil yang diinginkan dan konsisten dengan bidang ilmu yang

bersangkutan.

Batas ambang yang terlihat penting dan dapat diharapkan oleh pihak-pihak

berkepentingan harus menjadi standar, namun ada proses konsensus untuk

menentukan cakupan dan definisi hasil kritis. Jika ada wilayah administratif, maka

penelitian eksperimental mengajukan keterkaitannya dengan hasil kesehatan, dan

sebagian besar hubungan tersebut bergantung pada validitas permukaan dan opini

Page 9: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

ahli. Untuk menghindari standar administrasi yang tak berarti dan membebani,

diadakan dialog dan peninjauan secara teliti oleh para ahli yang bukan anggota dari

badan akreditasi. Dalam pelayanan klinis, fakta harus diperoleh dari penelitian

eksperimental dan, jika mungkin, dari percobaan terkontrol acak.

Untuk mengubah standar menjadi informasi tentang kinerja organisasi,

akreditasi harus mencakup beberapa metrik atau proses verifikasi, agar terjamin

bahwa organisasi telah memenuhi standar dan kriteria yang ditentukan. Ukuran-

ukuran performa klinis dan survei pengalaman pasien hanya memberitahukan

tinjauan mutu yang tidak tersedia dalam struktur dan proses administratif. Jika

dikumpulkan dari kerangka pengambilan sampel yang sesuai dan dilaporkan tepat

waktu, maka ukuran-ukuran kinerja dapat digunakan sebagai ukuran peningkatan

mutu internal oleh organisasi yang dievaluasi. Apabila ternyata pengukuran tersebut

tidak sesuai, mungkin ukurannya tidak relevan sebagai pengukur akuntabilitas.

Pengukuran eksternal hasil mungkin menjadi tujuan utama banyak instansi,

tetapi untuk area tertentu seperti keselamatan, struktur atau proses, ukuran-ukuran

pengukuran risiko perlu dilakukan jika hasil yang diharapkan tidak muncul. Di

berbagai kasus, verifikasi elemen-elemen struktural atau proses yang penting bagi

mutu dan keselamatan menjadi bagian dari akreditasi. Lagipula, karena masalah

pengkodean dan laporan, ukuran sampel yang tidak sesuai, kurangnya sistem

informasi elektronik yang kuat, ukuran-ukuran kinerja yang valid dan bisa diandalkan

pada berbagai aspek mutu menjadi mustahil dan terlalu mahal untuk diperoleh. Oleh

sebab itu, metrik-metrik selain ukuran-ukuran kinerja tetap memainkan peran utama

dalam menetapkan akuntabilitas bagi kualitas.

Akreditasi Gagal Menyajikan Informasi Penting yang Diperlukan Konsumen untuk

Memutuskan atau dalam Peningkatan Mutu

Permasalahan

Informasi lulus/gagal akreditasi dapat dianggap sebagai pemenuhan syarat-

syarat dasar akreditasi, namun kebanyakan proses akreditasi saat ini meliputi

beragam informasi yang dapat digunakan sebagai pembanding atau pilihan. Pada

akhirnya, level data yang dilaporkan secara publik mencerminkan pengaruh relatif

Page 10: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

dari pihak-pihak yang menginginkan pembatasan laporan eksternal dan yang

mengharapkan lebih banyak akuntabilitas publik.

Analisis dan Tanggapan

Akreditasi adalah pembeda nyata dari status tak terakreditasi, tetapi semakin

banyak konsumen dan pembayar yang meminta informasi lebih mendalam tentang

mutu pelayanan kesehatan, dan kenyataan bahwa suatu organisasi terakreditasi

tidak terlalu berarti lagi. Dengan informasi akreditasi yang lebih meyakinkan,

organisasi dapat memanfaatkan akreditasi lebih dari sekadar dasar penopang dan

memberikan informasi agar masyarakat dapat membuat keputusan mengenai mutu.

Beberapa program akreditasi telah mengembangkan susunan metrik mereka lebih

dari inspeksi dan verifikasi. NCQA dan The Joint Commission tidak lagi semata-mata

menyatakan “terakreditasi/tidak terakreditasi”. NCQA melaporkan status akreditasi

di salah satu publikasi tahunannya dan dalam rangkaian data yang tersedia untuk

publik, baik sebagai kategori terurut berdasarkan skor akreditasi maupun sebagai

tingkat akreditasi tertentu. The Joint Commission pun menetapkan tingkatan yang

serupa, memberikan informasi berdasarkan penyakit tertentu pada ukuran-ukuran

ORYX terpilih. Kini, badan-badan akreditasi lainnya (misal URAC, AAAHC) hanya

mengungkapkan status organisasi telah meraih akreditasi atau sertifikasi.

Biaya Akreditasi Tidak Sepadan dengan Manfaatnya

Permasalahan

Setiap proses pengaturan atau peningkatan mutu mengandung biaya, namun

karena biaya pelayanan kesehatan yang semakin tinggi, investasi dalam bentuk

akreditasi tidak memberikan nilai yang nyata, entah itu bagi penyedia melalui

peningkatan mutu maupun bagi pengguna jasa melalui pemastian kualitas atau

pilihan, perlu dipertanyakan.

Analisis dan Tanggapan

Perkara jaminan pelayanan kesehatan serta kualitas dan keamanan

perawatan di rumah sakit menyebabkan organisasi memerlukan akuntabilitas. Nilai

pilihan-pilihan paling umum untuk akreditasi dalam memastikan akuntabilitas masih

Page 11: Chapter 18 Buku The Health care Quality Book

jauh dari kenyataan. Di satu sisi, mungkin regulasi pemerintah lebih diharapkan

daripada akreditasi secara sukarela. Meski begitu, regulasi sering menjadi proses

berlawanan yang hasilnya ditentukan oleh kekuasaan politik, bukan analisis berbasis

fakta. Di sisi lain, akreditasi dapat menciptakan dialog aktif antara pihak-pihak yang

dianggap memegang tanggung jawab dan yang mengharapkan akuntabilitas.

Tindakan dari pembuat undang-undang juga tidak diharuskan, sehingga badan-

badan pengakreditasi dapat lebih cepat menyesuaikannya ke dalam cakupan, mode,

dan teknologi layanan yang disampaikan. Ujung-ujungnya, penyedia layanan

kesehatan yang mengejar akreditasi suka rela berkeinginan untuk memegang hak

dan tanggung jawab atas kinerjanya, tidak semata-mata memenuhi persyaratan

pihak luar.

Kesimpulan

Dulu, secara tradisional akreditasi telah menyediakan pendekatan yang

sukses dalam mengukur dan melaporkan akuntabilitas di wilayah pelayanan

kesehatan tertentu. Jelas bahwa pelayanan kesehatan butuh akuntabilitas yang lebih

baik. Hal ini memerlukan susunan metrik yang lebih tegas dan akuntabilitas di

bermacam level sistem pelayanan kesehatan. Tantangannya adalah

mengembangkan akreditasi agar memenuhi tuntutan akuntabilitas yang baru

tersebut. Cakupan akreditasi yang lebih luas dapat membantu mengatasi tantangan

ini, tetapi halangan-halangan utama harus ditangani lebih dulu agar perluasan

cakupan tersebut dapat menepati potensinya.

Sumber : Chapter 18 Buku The Health care Quality Book