Cerebral Palsy

download Cerebral Palsy

of 8

description

Cerebral Palsy

Transcript of Cerebral Palsy

Cerebral PalsyA. PengertianSeorang dokter bedah kebangsaan inggris bernama William Little pada tahun 1860, pertama kali mendeskripsikan satu penyakit yang pada saat itu membingungkan yang menyerang anak-anak usia tahun pertama yang menyebabkan kekakuan otot tungkai dan lengan. Anak-anak tersebut mengalami kesulitan memegang obyek, merangkak dan berjalan. Penderita tersebut tidak bertambah baik dengan bertambahnya usia tetapi juga tidak bertambah memburuk. Kondisi tersebut disebut littles disease selama beberapa tahun, yang saat ini dikenal sebagai spastic diplegia. Penyakit ini merupakan salah satu dari penyakit yang mengenai pengendalian fungsi pergerakan dan digolongkan dalam terminologi cerebral palsy atau umumnya disingkat CP. Suharso(2006:3) Sebagian besar penderita tersebut lahir premature atau mengalami komplikasi saat persalinan dan lilttle menyatakan kondisi tersebut merupakan hasil dari kekurangan oksigen tersebut merusak jaringan otak yang sensitif yang mengendalikan fungsi pergerakan. Tetapi pda tahun 1897, psikiatri terkenal Sigmund Freud tidak sependapat. Dalam penelitiannya, banyak dijumpai pada anak-anak CP mempunyai masalah lain misalnya retardasi mental, gangguan visual dan kejang. Freud menyatakan bahwa penyakt tersebutmungkin sudah terjadi pada awal kehidupan, selama perkembangan otak janin. Cerebral palsy merupakan brain injury yaitu suatu kondisi yang mempengaruhi pengendalian sistem motorik sebagai akibat lesi dalam otak, atau suatu penyakit neuromuskuler yang disebabkan oleh gangguan perkembangan atau kerusakan sebagian dari otak yang berhubungan dengan pengendalian fungsi motorik. Somantri (2007:12) The American Academy of Cerebral Palsy mendefinisikan yaitu berbagai perubahan gerakan atau fungsi motor tidak normal dan timbul sebagai akibat kecelakaan, luka atau penyakit pada susunan saraf yang terdapat pada rongga tengkorak. Pengertian selengkapnya dapat dikutip dari the united cerebral palsy association, cerebral palsy menyangkut gambaran klinis yang diakibatkan oleh luka pada otak, terutama pada komponen yang menjadi penghalang dalam gerak sehingga keadaan anak yang dikategorikan cerebral palsy (CP) dapat digambarkan sebagai kondisi semenjak kanak-kanak dengan kondisi nyata, seperti lumpuh, lemah, tidak adanya koordinasi atau penyimpangan fungsi gerak yang disebabkan oleh patologi pusat kontrol gerak diotak. Efendi (2006:118). Cerebral palsy merupakan kelainan diakibatkan adanya kesulitan gerak berasal dari disfungsi otak, ada juga kelainan gerak atau palsy yang diakibatkan bukan karena disfungsi otak, tetapi disebabkan poliomyelitis disebut dengan spinal palsy atau organ palsy yang diakibatkan oleh kerusakan otot (distophy mascular). Karena adanya disfungsi otak, maka penyandang cerebral palsy mempunyai kelainan dalam bahasa, bicara, menulis, emosi, belajar, dan gangguan-gangguan psikologis. Cerebral palsy didefinisikan sebagai laterasi perpindahan yang abnormal atau fungsi otak yang muncul karena kerusakan, luka, atau penyakit pada jaringan saraf yang terkandung dalam rongga tengkorak. Delphie (2006:123)

B. Penyebab Cerebral PalsyCerebral palsy tidak disebabkan oleh satu penyebab. Cerebral palsy merupakan serangkaian penyakit dengan masalah mengatur gerakan, tetapi memiliki penyebab yang berbeda. Untuk mengetahui penyebab CP perlu digali mengenai hal bentuk cerebral palsy, riwayat kesehatan ibu dan anak serta onset penyakitnya. Sekitar 10-20% di USA anak penderita cerebral palsy disebabkan karena penyakit setelah lahir (prosentase tersebut akan lebih tinggi pada negara-negara yang belum berkembang). CP juga bisa terjadi karena kerusakan otak pada bulan-bulan pertama atau tahun-tahun pertama kehidupan yang merupakan sisa dari infeksi otak, misalnya miningitis, bakteri atau encephalitis virus atau merupakan hasil dari trauma kepala yang sering diakibatkan karena kecelakaan lalu lintas, jatuh dan penganiayaan anak. Suharso (2006:10)CP kongenital, pada satu sisi lainnya tampak pada saat kelahiran. Pada banyak kasus, penyebab CP kongenital sering tidak diketahui. Diperkirakan terjadi dengan kejadian spesifik pada masa kehamilan atau sekitar kelahiran dimana terjadi kerusakan motorik pada otak yang sedang bekembang. Suharso (2006:10). Beberapa penyebab CP kongenital adalah:1. Infeksi selama kehamilan Rubella dapat menginfeksi ibu hamil dan fetus dalam uterus, hal ini akan menyebabkan kerusakan sistem saraf yang sedang berkembang. Infeksi lain yang dapat menyebabkan cedera otak fetus meliputi cytomegalovirus dan toxoplasmosis. Pada saat ini sering dijumpai infeksi maternal lain yang dihubungkan dengan cerebral palsy.2. Ikterus neonatorumPigmen bilirubin merupakan komponen yang secara normal dijumpai dalam jumlah kecil dalam darah, ini merupakan hasil produksi dari pemecahan eritrosit. Jika banyak eritrosit mengalami kerusakan dalam waktu yang singkat, misalnya dalam keadaan Rh/ABO inkompatibilitas, bilirubin indirek akan meningkat dan menyebabkan ikterus. Ikterus berat dan tidak diterapi dapat merusak sel otak secara permanen. 3. Kekurangan oksigen berat (hipoksia iskemik) pada otak atau trauma kepala selama proses persalinanAsfiksia sering dijumpai pada bayi-bayi dengan kesulitan persalinan. Asfiksia menyebabkan rendahnya suplai oksigen pada otak bayi pada periode lama, sehingga anak tersebut akan mengalami kerusakan otak yang dikenal hipoksik iskemik encephalopathi. Angka mortalitas meningkat pada kondisi asfiksia berat, tetapi beberapa bayi yang bertahan hidup dapat menjadi cerebral palsy, dimana dapat bersama dengan gangguan mental dan kejang. Kriteria yang digunakan untuk memastikan hipoksik intrapartum sebagai penyebab cerebral palsy : a. Metabolik asidosis pada janin dengan pemeriksaan darah arteri tali pusat janin atau neonatal dini Ph yaitu 7 dan BE yaitu 12 mmol/L.b. Neonatal enselofati dini berat sampai sedang pada bayi >34 minggu gestasi. c. Tipe cerebral palsy spastic quadriplegia atau diskinetik.d. Tanda hipoksik pada bayi segera setalah lahir atau selama persalinan.e. Penurunan detak jantung janin cepat, segera dan cepat memburuk segera setelah tanda hipoksik terjadi dimana sebelumnya diketahui dalam batas normal.f. Apgar score 0-6 selama 5 menitg. Multi sistem tubuh terganggu segera setelah hipoksik.4. StrokeKelainan koagulasi pada ibu atau bayi dapat menyebabkan stroke pada fetus atau bayi baru lahir. Pendarahan di otak terjadi pada beberapa kasus. Stroke yang terjadi pada fetus atau bayi baru lahir, akan menyebabkan kerusakan jaringan otak dan menyebabkan masalah neurologis. Selain itu, ada hal lain yang diperkirakan sebagai penyebab CP, yaitu sebagai berikut:1. Pranatala. Infeksi intrauterine: TORCH dan sifilisb. Radiasic. Asfiksia intrauterine (abrupsio plasenta, plasenta previa, anoksia maternal, kelainan umbilicus, perdarahan plasenta, ibu hipertensi, dan lain-lain)d. Toksemia gravidarume. DIC oleh karena kematian prenatal pada salah satu bayi kembar.2. Perinatala. Anoksia/hipoksiab. Perdarahan otakc. Prematuritasd. Postmaturitase. Hiperbilirubinemiaf. Bayi kembarTernyata bahwa makin canggih unit perawatan intensif neonatal, makin tinggi angka kejadian cerebral palsy. Sehingga dikatakan bahwa cerebral palsy adalah produk sampah dari suatu kemajuan unit perawatan intensif neonatal.3. Postnatala. Trauma kepalab. Meningitis/ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama kehidupan.c. Racun: logam berat, CO

C. KlasifikasiTerdapat bermacam-macam klasifikasi cerebral palsy, tergantung berdasarkan apa klasifikasi tersebut dibuat.1. Berdasarkan gejala klinis cerebral pasly dibagi menjadi sebagai berikut.a. Spastik1) Monoparesis2) Hemiparesisa) Kongenitalb) Postnatal3) Diplegia4) Triplegia5) Kuadriplegiab. Athetoid (diskinetik, distonik)c. Rigidd. Ataksiae. Tremorf. Atonik/hipotonikg. Campuran1) Spastik-athetoid2) Rigid-spastik3) Spastik-ataksik2. Berdasarkan derajat kemampuan fungsional, cerebral palsy dibagi menjadi:a. golongan ringanPenderita masih dapat melakukan pekerjaan/aktivitas sehari-hari, sehingga sama sekali/hanya sedikit membutuhkan bantuan.b. Golongan sedangAktivitas sangat terbatas sekali. Penderita membutuhkan bermacam-macam bantuan/pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, bergerak atau berbicara sehingga dapat bergaul di tengah masyarakat dengan baik.c. Golongan beratPenderita sama sekali tidak dapat melakukan aktivitas fisik dan tidak mungkin dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pendidikan/latihan khusus sangat sedikit hasilnya. Sebaiknya penderita seperti ini ditampung pada tempat perawatan khusus. Lebih-lebih apabila disertai dengan retardasi mental atau yang diperkirakan akan menimbulkan gangguan sosial-emosional baik bagi keluarga maupun lingkungannya.

D. Diagnosis dan Gejala KlinisUntuk menetapkan diagnosis cerebral palsy diperlukan beberapa kali pemeriksaan. Terutama untuk kasus baru atau yang belum kita kenal, harus dipastikan bahwa proses gangguan otak tersebut tidak progresif. Untuk itu diperlukan anamnesis yang cermat dan pengamatan yang cukup, agar dapat menyingkirkan penyakit atau sindrom lain yang mirip denga cerebral palsy.Pemeriksaan perkembangan motorik, sensorik dan mental perlu dilakukan secermat mungkin. Walaupun pada cerebral palsy kelainan gerakan motorik dan postur merupakan cirri utama, tetapi tidak boleh dilupakan bahwa sering juga disertai gangguan bukan motorik, seperti retardasi mental, kejang-kejang, gangguan psikologik, dan lainnya.Manifestasi dari gangguan motorik atau postur tubuh dapat berupa spastisitas, rigiditas, ataksia, tremor, atonik/hipotonik, tidak adanya reflex primitive (pada fase awal) atau reflex primitive yang menetap (pada fase lanjut), diskinesia (sulit melakukan gerakan volunteer). Gejala-gejala tersebut dapat timbul sendiri-sendiri ataupun merupakan kombinasi dari gejala-gejala tersebut di atas.Bank (dikutip dari Thamrinsyam), memberikan criteria diagnostic sebagai berikut:1. Masa Neonatala. Depresi/asimetri dari reflex primitive (releks Moro, rooting, sucking, tonic neck, palmar, stepping)b. Reaksi yang berlebihan terhadap stimulus.c. Kejang-kejangd. Gejala neurologic lokal.2. Masa umur kurang dari 2 tahuna. Keterlambatan perkembangan motorik, seperti duduk atau jalan.b. Terdapat paralisis spastik. c. Terdapat gerakan-gerakan involunter.d. Menetapnya reflex primitive.e. Tidak/keterlambatan timbulnya refleks-refleks yang lebih itnggi, seperti reflex Landau sesudah umur 10 bulan, refleks parasut setelah umur 1 tahun.3. Anak yang lebih besara. Keterlambatan milestone perkembangan.b. Disfungsi dari tangan.c. Gangguan dari cara berjalan.d. Terdapat spastisitas.e. Terdapat gerakan-gerakan involunter.f. Retardasi mental.g. Kejang-kejang.h. Gangguan bicara, pendengaran, penglihatan.E. PenatalaksanaanPerlu ditekankan pada orangtua dari anak dengan kelainan ini, bahwa tujuan pengobatan bukan membuat anak menjadi seperti anak normal lainnya. Tetapi mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak tersebut seoptimal mungkin, sehingga diharapkan anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpabantuan atau dengan sedikit bantuan.Sehingga dalam menangani anak dengan cerebral palsy, harus memperhatikan berbagai aspek dan diperlukan kerjasama multidisiplin seperti disiplin anak, saraf, mata, THT, berdah ortopedi, bedah saraf, psikologi, rehabilitasi medis, ahli wicara, pekerja sosial, guru sekolah luar biasa. Di samping itu juga harus disertakan peranan orangtua dan masyarakat. Secarta garis besar, penatalaksanaananak dengan cerebral palsy adalah sebagai berikut:1. Aspek Medisa. Aspek medis umumb. Terapi dengan obat-obatanc. Terapi melalui pembedahan ortopedid. Fisioterapie. Terapi okupasif. Ortotikg. Terapi wicara2. Aspek NonMedisa. Pendidikanb. Pekerjaanc. Problem sosial

.