Case Roseola Infantum
-
Upload
yovita-triyana -
Category
Documents
-
view
111 -
download
6
Transcript of Case Roseola Infantum
CASE REPORT
ROSEOLA INFANTUM
Disusun oleh :
Mary Soen
0510008
Pembimbing :
dr. Franky S. Supriady , SpA
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2010
I. IDENTITAS PENDERITA
No RM / Reg : 00914711 / 10004511
Nama penderita : An. E.J
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 8 bulan
Masuk melalui : IGDPG
Diagnosa masuk : Obs DHF
Tanggal dirawat : 9 Maret 2010
Tanggal diperiksa : 9 Maret 2010
Ayah : Nama : Tn. D
Umur : 38 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Penghasilan : tidak bersedia menyebutkan
Alamat : Kopo gg. H Yusuf RT: 10 RW:1 Kel. Babakan Asih Kec.
Bojongloa Kaler. Kota Bandung
Ibu : Nama : Ny. K. H
Umur : 37 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : -
Alamat : Kopo gg. H Yusuf RT: 10 RW:1 Kel. Babakan Asih Kec.
Bojongloa Kaler. Kota Bandung
1
II. ANAMNESIS
Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien (9 Maret 2010)
2.1. Keluhan Utama : Panas badan
2.2. Riwayat Perjalanan Penyakit :
Sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit Immanuel pasien panas badan,
timbul mendadak tinggi, terus-menerus dirasakan sepanjang hari, disertai
menggigil, panas tidak pernah turun. Ibu pasien tidak mengukur suhunya dengan
termometer. Kadang-kadang disertai adanya batuk, tidak berdahak. Disangkal
adanya pilek, mimisan, kemerahan pada kulit, kejang, mengigau, penurunan
kesadaran. Disangkal menggunakan obat lain selain obat penurun panas dari
dokter. Sejak sakit, nafsu makan pasien menurun.
BAK : Warna, jumlah dan frekuensi dalam batas normal.
BAB : Konsistensi lembek. Warna, jumlah, dan frekuensi dalam batas normal
RPD : Tidak ada
RPK : Tidak ada
RPL : Tidak ada
UB : Dua hari sebelum masuk rumah sakit Immanuel pasien berobat dan
diberi obat penurun panas tapi tidak ada perbaikan gejala.
2.3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Anak 3 dari 3 anak. Lahir hidup : 3 Lahir mati : 0 Abortus : 0
Lahir aterm, spontan langsung menangis, ditolong oleh dokter.
Berat badan lahir : 3000 gram.Panjang badan lahir : 52 cm.
2.4. Riwayat Tumbuh Kembang
Berbalik : 2 bln Berbicara 1 kata : -
Duduk dengan bantuan : 6 bln Berbicara1kalimat : -
Duduk tanpa bantuan : 7 bln Membaca : -
Berjalan dengan 1 tangan dipegang : - Menulis : -
Berjalan tanpa dipegang : - Sekolah : -
2
2.5. Gigi Geligi
Pertama : 6 bulan
2.6. Susunan Keluarga
No. Nama Umur L/P Keterangan
1 Tn. D 38 tahun L Ayah (sehat)
2 Ny. K.H 37 tahun P Ibu (sehat)
3 D. J. 8 tahun L Anak pertama
4 K.J 5 tahun P Anak kedua
5 E.J 8 bulan L Pasien
2.7. Imunisasi
No Nama Dasar Ulangan No Nama
1 BCG 2 bulan (scar +) - 6 HiB -
2 DPT 2 bulan 4 bulan - - 7 MMR -
3 Polio 0 bulan 2 bulan - - 8 Hep.A -
4 Hep. B 0 bulan 1 bulan - - 9 Cacar air -
5 Campak - -
2.8. Makanan
0-3 bulan : ASI eksklusif on demand
3 bulan- sekarang : ASI + susu botol.
2.9. Penyakit Dahulu
Batuk – pilek : + Difteri : - Campak : -
Diare : - Tetanus : - Ginjal : -
Tifus perut : - Hepatitis : - Asma / sesak : -
Pneumonia : - TBC : - Alergi : -
Batuk rejan : - Cacar air : - Lainnya : -
3
2.10. Penyakit Keluarga
Asma : - Penyakit keganasan : -
TBC : - Kencing Manis : -
Ginjal : - Lainnya : -
Penyakit darah : -
III. PEMERIKSAAN FISIK
3.1. Keadaan umum
Kesadaran penderita : compos mentis
Keadaan sakit penderita : kesan sakit sedang
Posisi : tidak ada letak paksa
Penampilan umum : Mental : normal
Fisik : lemah
3.2. Tanda Vital
9 Maret 2010
Nadi : 120 x / menit / regular / ekual / isi cukup
Respirasi : 30 x / menit , tipe : abdominothorakal
Suhu : 36,4C ( aksiler )
3.3. Pengukuran
Umur : 8 bulan
Berat Badan : 8,6 kg
Panjang Badan : 74 cm
Status gizi : baik
(97,73% menurut standar NCHS BB/U)
(104% menurut standar NCHS TB/U)
(90,53% menurut standar NCHS BB/TB)
Lingkar kepala : 45 cm
Lingkar dada : 41 cm
Lingkar perut : 40 cm
Lingkar lengan atas : 14 cm
4
3.4. Pemeriksaan Sistematik
Kulit : petekie (-), pucat (-), sianosis (-), ikterus (-), turgor kembali cepat
Rambut : hitam, lebat, distribusi merata, tidak mudah dicabut
Kuku : sianosis (-), capillary refill time < 2 detik
Kepala : bentuk dan ukuran simetris, tidak ada kelainan
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
Telinga : sekret -/-
Hidung : pernafasan cuping hidung (-), sekret -/-
Tenggorokan : mukosa hiperemis (+), T1 – T1
Mulut : mukosa basah, bibir lembab, coated tongue (-)
Leher : kaku kuduk (-), tortikolis (-)
Dada
Dinding dada / paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, kanan = kiri,
retraksi (-)
Palpasi : Bentuk dan pergerakan simetris, kanan = kiri,
vokal fremitus tidak diperiksa, ICS tidak melebar
Perkusi : sonor, kiri = kanan
Auskultasi : BBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I & II reguler, murmur (-)
Perut
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : soepel, hepar dan limpa tidak teraba membesar,
nyeri tekan (-), turgor kembali cepat
Perkusi : timpani
Genital : laki-laki, tidak ada kelainan
5
Anus dan rektum : tidak ada kelainan
Anggota gerak dan tulang : akral hangat, capillary refill time <2”
Neurologis : Reflex fisiologis +/+
Reflex patologis -/-
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
9 Maret 2010
Pemeriksaan darah :
Hb 12,1 g/dL
Ht 38 %
Leukosit 6.000 / mm3
Trombosit 229.000 / mm3
V. RESUME
Seorang anak laki-laki berusia 8 bulan dengan berat badan 8,6 kg dan
panjang badan 74cm, status gizi baik (90,53% menurut standar NCHS BB/TB),
datang dengan keluhan utama panas badan sejak 4 hari SMRSI, timbul mendadak
tinggi, continua, disertai menggigil, panas tidak pernah turun. Ibu pasien tidak
mengukur suhunya dengan termometer. Kadang-kadang disertai adanya batuk,
tidak berdahak . Disangkal adanya pilek, mimisan, kemerahan pada kulit, kejang,
mengigau, penurunan kesadaran. Disangkal menggunakan obat lain selain obat
penurun panas dari dokter. Sejak sakit, nafsu makan pasien menurun.
BAK : Warna, jumlah dan frekuensi dalam batas normal.
BAB : Konsistensi agak lembek. Warna, jumlah, dan frekuensi dalam batas
normal
RPD : Tidak ada
RPK : Tidak ada.
RPL : Tidak ada
UB : Dua hari sebelum masuk rumah sakit Immanuel pasien berobat dan
diberi obat penurun panas tapi tidak ada perbaikan gejala.
6
Riwayat imunisasi : tidak lengkap (DPT 3, Hep.B 3, Campak belum)
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan :
Kesadaran : compos mentis
Kesan sakit : sedang
Posisi : tidak terdapat letak paksa
Nadi : 120 x / menit / regular / isi cukup / ekual
Respirasi : 30 x / menit , tipe : thorakoabdominal
Suhu : 36,4C ( aksiler )
Rambut : hitam, lebat, merata
Kuku : sianosis (-), capillary refill time < 2 detik
Kulit : petekie (-), pucat (-), sianosis (-), ikterus (-),
turgor kembali cepat
Kepala : bentuk dan ukuran simetris, tidak ada kelainan
Mata : konj. anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor
Telinga : sekret -/-
Hidung : pernafasan cuping hidung (-), sekret -/-
Tenggorokan : mukosa hiperemis (+), T1 – T1
Mulut : mukosa basah, bibir lembab, coated tongue (-)
Leher : kaku kuduk (-), tortikolis (-)
Dada : bentuk dan pergerakan simetris, retraksi (-)
Paru : sonor, kiri = kanan BBS +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung : bunyi jantung I & II reguler, murmur (-)
Perut : datar, bising usus (+) normal, soepel, hepar dan
limpa tidak teraba membesar, nyeri tekan (-)
Genital : laki-laki, tidak ada kelainan
Anus dan rektum : tidak ada kelainan
Extremitas : akral hangat, capillary refill time < 2”
Neurologis : Reflex fisiologis +/+
Reflex patologis -/-
7
Follow up Harian
9 Maret 2010 10 Maret 2010 11 Maret 2010
S Panas badan , nafsu
makan masih sedikit,
muntah-,
Batuk ±, BAB agak lembek,
warna dan jumlah normal.
masih lemas
Panas badan -, nafsu makan
lebih baik, Batuk ±, BAB
sudah tidak lembek, BAK
kurang karena kurang minum
Panas badan -, Nafsu makan
meningkat. Batuk -
O Tanda vital
N: 120x/menit
R: 30x/menit
S: 36,4°C
N: 120x/menit
R: 28x/menit
S: 36,8°C
N: 120x/menit
R: 28x/menit
S: 36°C
Kulit:
Pucat-,sianosis-,ikterik-,pete
chiae –, Ruam kulit (-)
Ruam makula eritem ukuran 2-
3mm, lokasi di leher,
punggung, kedua lengan atas,
kedua tungkai bawah, hilang
dgn penekanan.
Ruam masih ada, tapi sudah
berkurang.
Mata:
Konjungtiva anemis -/-
Sklera ikterik -/-
THT:
PCH -/-, sekret -/-
Mulut:
Mukosa basah, bibir sedikit
kering, lidah kotor -
Leher :
KGB t.t. m.
Dada:
B/Psimetris, retraksi-
P/ BBS+/+,Rh-/-, Wh-/-
C/ BJ I&II reguler, murmur-
Abdomen:
8
Datar, soepel, BU+ normal
Hepar Lien tidak teraba
Nyeri tekan -
Ekstremitas:
Tonus otot baik, akral
hangat, CRT<2 detik
Neurologis:
RF +/+, RP -/-
A Observasi Febris Roseola Infantum
P Ottopan (Parasetamol) syrup
3x 0,8 cc p.r.n
Starmuno kid: 2 x 0,5 cth
Ottopan (Parasetamol) syrup
3x 0,8 cc p.r.n
Starmuno kid: 2 x 0,5 cth
Caladin lotion dioles di badan
Ottopan (Parasetamol) syrup
3x 0,8 cc p.r.n
Starmuno kid: 2 x 0,5 cth
Caladin lotion dioles di
badan
Pemeriksaan Laboratorium :
9 Maret 2010
Pemeriksaan darah :
Hb 12,1 g/dL
Ht 38 %
Leukosit 6.000 / mm3
Trombosit 229.000 / mm3
VI. DIAGNOSIS
Differential diagnosis : Roseola infantum
Morbili
Diagnosa kerja : Roseola Infantum
Diagnosa tambahan : -
Status gizi : baik
9
VII. USUL PEMERIKSAAN
Isolasi Virus dari sekret hidung : untuk memastikan HHV-6
VIII. PENATALAKSANAAN
Non medikamentosa :
Suportif
Berikan anak banyak makan dan minum untuk meningkatkan daya
tahan tubuh.
Medikamentosa :
Parasetamol sirup 3 x 0,8cc , bila demam
Peningkat daya tahan tubuh: Polinacea, zinc picolinate, vitamin C 2 x
0,5 cth
Caladin lotion dioles di badan.
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam ad bonam
Quo ad functionam ad bonam
X. PENCEGAHAN
Pencegahan terjadinya komplikasi kejang:
Penjelasan kepada orang tua di rumah bila anak panas tinggi, waspada terjadi
kejang, dijelaskan mengenai penatalaksanaan bila terjadi kejang.
XI. PEMBICARAAN
10
ROSEOLA INFANTUM
Sinonim
Exanthema subitum, Pseudorubella, Eksanthema kritikum, Fifth day desease,
Three days fever
Definisi
Suatu penyakit virus akut yang menyerang bayi dan anak kecil, yang ditandai
dengan demam selama 3-5 hari. Waktu perbaikan klinis hampir bersamaan
waktunya dengan munculnya ruam pada kulit.
Etiologi dan Epidemiologi
Human herpesvirus-6 merupakan penyebab utama walaupun virus lain juga
dilaporkan sebagai penyebab roseola infantum. Roseola infantum jarang dijumpai
pada bayi kecil dari 3 bulan dan anak di atas 4 tahun. Kebanyakan bayi
mempunyai antibodi dari ibu pada bulan-bulan pertama kehidupan. Terbanyak
dijumpai pada umur 7-13 bulan. Masa inkubasi 7-17 hari dan umumnya 10 hari.
Penularan mungkin dari saliva orang dewasa yang mengandung virus.
Gambaran Klinik
Gejala timbul mendadak berupa demam tinggi (39,1 0C – 41,2 0C) selama 3-5
hari. Kejang dapat terjadi pada saat ini. Temperatur umumnya turun secara krisis.
Keadaan anak terlihat relatif baik kecuali demam yang tinggi. Batuk serta rhinitis
ringan dapat dijumpai. Anak besar mengeluh sakit kepala dan sakit perut. Muntah
dan diare jarang dijumpai. Terdapat inflamasi ringan faring dan tonsil. Palpebra
terlihat edem sehingga terasa berat ( heavy eyelids ) dan memberikan kesan
mengantuk.
Pemeriksaan Fisik
Eksantema muncul sewaktu suhu menurun atau telah mencapai normal. Lesi
berupa makula erthematous atau makulopapular yang tersebar. Diameter lesi 2-5
mm dan memucat bila ditekan. Lesi terlihat jelas di leher dan punggung. Lesi juga
dapat dijumpai pada ekstremitas bagian proksimal dan muka. Deskuamasi jarang
11
dijumpai dan tidak ada hiperpigmentasi. Lesi biasanya menghilang setelah 24- 48
jam.
Laboratorium
Dalam 23-36 jam dapat terjadi leukositosis (16.000-20.000/ mm3) akan tetapi
kemudian terjadi leukopenia (3.000-5.000/ mm3). Ditemukan juga netropeni
absolut dan limfositosis relatif.
Diagnosis Banding
Pada permulaan demam sulit dibedakan dengan penyakit lainnya sampai ruam
pada kullit muncul. Ruam pada kulit dapat muncul pada rubela, campak, dengue,
dan alergi obat. Pada Rubella munculnya eksanthema disertai demam. Pada
campak dan dengue dapat dibedakan dengan munculnya ruam dan hubunganya
dengan demam serta kelainan klinisnya. Pada campak didahului oleh demam 3-4
hari sebelum munculnya ruam dan masih tetap demam 2 hari berikutnya.
Disamping itu pada campak disertai dengan batuk beringus serta konjungtivitis
dan adanya bercak Koplik.
Komplikasi
Komplikasi yang sering muncul adalah kejang, komplikasi yang lain adalah
kelainan neurologik seperti ensefalitis, hemiplegia, paresis dan retardasi mental.
Pemeriksaan cairan serebrospinal pada umumnya normal dan kadang-kadang
dijumpai pleositosis terutama sel mononuklear.
Pengobatan
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Roseola infantum. Apabila demam
menjadi masalah dapat diberikan asetaminofen. Kejang demam dan penyulit
neurologik lainnya diatasi dengan cara semestinya. Pada umumnya, oleh karena
roseola infantum dapat disebabkan oleh berbagai virus maka tidak ada
pencegahan yang tepat.
12