Case Report Vertigo
-
Upload
muhammad-agung-swasono -
Category
Documents
-
view
24 -
download
0
description
Transcript of Case Report Vertigo
SEORANG PEREMPUAN 35 TAHUN DENGAN VERTIGO PERIFER YANG DISEBABKAN OLEH BENIGNA PAROXYMAL POSITIONAL
VERTIGO
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Profesi Dokter Pada Bagian Stase Saraf di RSUD Karanganyar
Pembimbing :
dr. Listyo Asist, M.Sc, Sp.S
Diajukan Oleh :
Ayu Lintang Putri
J500100084
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
CASE REPORT
VERTIGO PERIFERYANG DISEBABKAN OLEHBENIGNA PAROXYMAL POSITIONAL VERTIGO
Yang diajukan oleh :
Ayu Lintang Putri S. Ked
J500100084
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Pendidikan Profesi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pada tanggal Desember 2014
Pembimbing I
dr. Listyo Asist P, M.Sc, Sp.S (..........................................)
Pembimbing II
dr. Eddy Nugroho, Sp.S (..........................................)
Disahkan Ka Profesi FK UMS
dr. Dewi Nirlawati (..........................................)
2
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Umur : 35 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Ngenatak, Kalijirak
Agama : Islam
Pekerjaan : Karyawan
MRS : 27 November 2014
B. ANAMNESIS
Alloanamnesis dan Auatoananmnesis dilakukan pada tanggal 27 November
2014.
Keluhan Utama
Pusing berputar.
Riwayat penyakit sekarang :
HMRS
Pasien datang ke RSUD karanganyar dengan keluhan pusing berputar
sejak pagi,secara mendadak,sensasi pusing yang dirasakan seperti dunia
yang berputar sampai pasien menutup matanya karena tidak kuat melihat
objek (ruangan) yang seakan-akan berputar,dan pada saat serangan pasien
menutup mata, diluar serangan pasien tidak mengeluhkan adanya
gangguan pengelihatan, kemudian pasien banyak mengeluarkan keringat
dingin disertai dengan mual muntah, muntah sebanyak 3 kali.Durasi
serangan pusing berputar yang dirasakan pasien berkisar selama kurang
dari 5 menit.Pusing juga diperberat oleh perubahan posisi kepala atau
badan,pusing terasa berkurang walaupun tidak hilang sama sekali bila
penderita tidur berbaring terlentang.
Tidak dijumpai gangguan pendengaran (telinga berdenging), gangguan
kesadaran (-), riwayat kelemahan, kesemutan dan baal pada lengan dan
3
tungkai (-) Riwayat kesemutan dan baal sekitar mulut (-),gangguan
menelan, mencong, pelo,gangguan berkomunikasi (-),Riwayat demam,
batuk, pilek sebelumnya (-), tidak didapatkan keluhan dalam BAB &
BAK.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat keluhan yang sama (+) 1 tahun yang lalu
Riwayat penyakit hipertensi (-)
Riwayat penyakit diabetes melitus (+)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat trauma kepala (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat keluhan yang sama (-)
Riwayat penyakit hipertensi (-)
Riwayat penyakit diabetes melitus (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Anamnesis sistemik
Serebrospinal : penurunan kesadaran (-), pusing (+),
demam (-), kejang (-)
Kardiovaskuler : nyeri dada (-) berdebar-debar (-)
Otonom : gemetar (+), keringat dingin (+)
Respirasi : batuk (-) pilek (-) sesak (-)
GIT : kesulitan menelan (-),mual (+),muntah (+)
diare (-) BAB normal
Musculoskeletal : nyeri otot (-), kelemahan anggota gerak (-)
Integumen : bintik merah (-) gatal (-)
Urogenital : BAK normal
C. RESUME ANAMNESIS
4
Seorang wanita usia 55 th, datang ke IGD RSUD KRA,
dengan keluhan :
pusing berputar sejak pagi
pusing terjadi secara mendadak.
pada saat serangan pasien mengeluhkan
pandangannya mendadak buram.
pasien banyak mengeluarkan keringat dingin
mual muntah
pusing diperburuk dengan perubahan posisi
kepala atau badan
pusing terasa berkurang walaupun tidak hilang
sama sekali bila penderita tidur berbaring
terlentang.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign :
T : 110/70mmHg
N : 60 x/mnt
R : 21 x/mnt
S : 36,5 ºC
Kesadaran : Compos Mentis
GCS (Mata, Bicara, Motorik): E4 V 5M 6
Status Generalis
Kepala : Bentuk dan ukuran normal, pupil isokor, reflek cahaya
(+/+).
Mata : Konjungtivaanemis (-), sklera ikterik (-), refleks cahaya
+/+, isokor.
Leher : Bentuk normal, pembesaran KGB (-), JVP dbn.
Dada
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tak terlihat, massa (-).
5
Palpasi : teraba di SIC V linea
midclavicularis sinistra, kuat angkat (+).
Perkusi : redup, kesan tak tampak
kardiomegali.
Auskultasi : bunyi jantung 1-2 reguler murni,
bising (-), gallop (-), murmur (-).
Paru
Inspeksi : simetris, retraksi (-).
Palpasi : ketinggalan gerak (-), fremitus
kanan kiri sama.
Perkusi : sonor.
Auskultasi : vesikuler, wheezing (-), ronki basah
(-), ronki kering (-).
Abdomen
Inspeksi : simetris, tidak ada darm contour,
tidak ada darm steifung, tidak ada bekas luka
operasi.
Auskultasi : peristaltik usus normal.
Perkusi : timpani tersebar merata di keempat
kuadran abdomen.
Palpasi : tidak teraba massa, terdapatnyeri
tekan pada daerah epigastrium.
Hati : pembesaran hati (-).
Limpa : pembesaran limpa (-).
Status Psikis
Cara berpikir : Baik
Orientasi : Baik
Perasaan hati : Baik
Tingkah laku : Normal
Ingatan : Baik
Kecerdasan : Baik
6
Status Neurologis
Kepala
Bentuk : Normal
Nyeri tekan : (-)
Simetris : Ya
Leher
Sikap : Normal
Pergerakan : Normal
Kaku kuduk : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Bentuk vertebra : Normal
Bising karotis : (-/-)
Bising subklavia : (-/-)
Tes nafziger : (-)
Tes valsava : (-)
Tes brudzinski : (-)
Status Neurologis Nervi Cranialis
N. I (Olfaktorius)
N. II (Opticus)
Kanan Kiri
Daya penglihatan >3/60 >3/60
7
Kanan Kiri
Subjektif N N
Dengan bahan N N
Pengenalan warna N N
Medan penglihatan N N
N.III (Okulomotorius)
8
Kanan Kiri
Ptosis - -
Gerakan mata ke
atas/medial/bawah
N N
Pupil
Besar N (3 mm) N (3 mm)
Bentuk Bulat,isokor Bulat,isokor
Ref. Cahaya langsung + +
Refleks Konsensual + +
Daya akomodatif N N
Strabismus divergen - -
Diplopia - -
N. IV (Trochlearis)
Kanan Kiri
Pergerakan mata ke
lateral bawah N N
Strabismus konvergen - -
Diplopia - -
N. V (Trigeminus)
Membuka mulut N
Menggigit N
Sensibilitas Muka kanan kiri : + / + /+
Refleks kornea +
Refleks bersin +
Refleks maseter +
9
Trismus -
N. VI (Abdusens)
Kanan Kiri
Pergerakan mata (ke
lateral)N N
Strabismus
konvergen - -
Diplopia - -
N. VII (Facialis)
Kerutan kulit dahi +
Kedipan mata + / +
Lipatan naso-labial +/+
Sudut mulut N
Mengerutkan dahi +
Mengerutkan alis +
Menutup mata +
10
Meringis +
Menggembungkan pipi +/+
Tiks fasial -/-
Lakrimasi N/N
Daya kecap lidah 2/3 depan N
Bersiul +
Reflek visuopalpebra N
Reflek glabela N
Reflek aurikulo palpebra N
Tanda Myerson -
Tanda Chovstek -
N. VIII (Acusticus)
Kanan Kiri
Detikarloji N N
Suaraberbisik N N
Tes Rinne N N
Tes Schwabach N N
11
Tes Webber N N
N. IX (Glosofaringeus)
Daya kecap lidah 1/3 belakang N
Arkus faring Uvula di tengah
Reflek muntah +
Tersedak -
Sengau -
N. X (Vagus)
Arkus faring Uvula di tengah
Nadi N
Gangguan menelan -
Bersuara N
N.XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala +/+
12
Sikap bahu N
Mengangkat bahu +/+
Trofi otot bahu eutrofi
N. XII (Hipoglosus)
Meningeal Sign
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski 1 : (-)
Brudzinski II : (-)
Brudzinski III : (-)
Brudzinski IV : (-)
13
Sikap lidah N
Tremor lidah -
Artikulasi N
Menjulurkan lidah + ( LURUS)
Kekuatan lidah +
Trofi otot lidah -
Fasikulasi lidah -
Kernig :(-)
Badan
Anggota Gerak Atas
Drop hand -
Pitcher’s hand -
Warna kulit Sawo matang
Claw hand -
Kontraktur -
Palpasi Tak ada kelainan
14
Trofi otot punggung Eutrofi
Nyeri membungkukkan badan -
Kolumna vertebralis N
Trofi otot dada Eutrofi
Palpasi dinding perut Supel, distensi (-). NT (+)
Gerakan Bebas
Refleks dinding perut N
Refleks kremaster -
Lengan atas Lengan bawah Tangan
Gerakan bebas/bebas bebas/bebas bebas/bebas
Kekuatan 5/5 5/5 5/5
Tonus normotonus normotonus normotonus
Trofi eutrofi eutrofi eutrofi
Nyeri N/N N/N N /N
Termis Normal Normal Normal
Taktil N/N N/N N/N
Diskriminasi N/N N/N N/N
Posisi N/N N/N N/N
Anggota Gerak Bawah
Drop foot -/-
Palpasi: oedem -/-
Kontraktur -/-
Warna kulit Sawo matang
15
Tungkai atas Tungkai
bawah
Kaki
Gerakan bebas/bebas bebas/bebas bebas/bebas
Kekuatan 5/5 5/5 5/5
Tonus normotonus normotonus normotonus
Trofi eutrofi eutrofi eutrofi
Nyeri N/N N/N N/N
Termis N/N N/N N/N
Taktil N/N N/N N/N
Diskriminasi N/N N/N N/N
Posisi N/N N/N N/N
Vibrasi N/N N/ N N/N
Patella Achilles
Reflek fisiologis +/+ +/+
Perluasan refleks -/- -/-
16
Refleks silang -/- -/-
Refleks patologis
Babinski -/-
Chaddock -/-
Oppenheim -/-
Gordon -/-
Schaeffer -/-
Tes Laseugue : -/-
Tes O’Connel : -/-
Tes Patrick : -/-
Tes Kontra patrick : -/-
Koordinasi gait keseimbangan
Cara berjalan : lambat/berhati-hati
Tes Romberg : (+)
Diadokokinesis : (-)
Ataksia : (-)
Disemetri : (-)
Nistagmus : (-)/(-)
Gerakan abnormal
Clonus : (-)
17
Tremor : (-)
Alat vegetative
Miksi : normal
Defekasi : normal
RESUME PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign :
Vital sign :
T : 110/70mmHg
N : 60 x/mnt
R : 21 x/mnt
S : 36,5 ºC
Kesadaran : Compos Mentis
GCS (Mata, Bicara, Motorik): E4 V 5M 6
Status generalis : dbn
Nervi cranialis : VIII (N.Acusticus, Romberg test (+))
Kekuatan otot
5 5
5 5
Gerakan
Bebas Bebas
Bebas Bebas
Tonus
Normal Normal
Normal Normal
Klonus
18
- -
Reflek fisiologis
+ +
+ +
Reflek Patologis
- -
- -
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 13,3 (12-16 g%)
Leukosit : 9,9 mm3 (5000-10000/mm3)
Eritrosit : 4,02 juta/mm3(4,0-5,0 juta/mm3)
Hematokrit : 35,8 vol% (37-43 vol%)
Trombosit : 223.000 (150000-300000 mm3)
GDS : 153 (sampai 150 mg/100ml)
Usulan pemeriksaan
CT Scan
EKG
EEG
Diagnosa
Diagnosa Klinis : pusing berputar
Diagnosa Topis : organon vestibular
DiagnosaEtiologi : BPPV
Diagnosa Banding
19
1. Vertigo sentral
2. Meniere syndrome
3. Neuritis vestibular
GVV
P + +
AEK
G+ +
GS J
P J S
KRB
KCL
20
BPPV Meniere
syndrome
Neuritis
vestibular
Vertigo hebat Vertigo hebat Vertigo hebat
Disebabkan karena adanya
debris/partikel di canalis
semicircularis
Idiopatik virus
Durasi serangan cepat /sebentar
(<5 menit)
Durasi lama
(berlangsung
beberapa menit
sampai beberapa
hari)
durasi lebih
panjang
Disertai gangguan pendengaran Disertai
gangguan
pendengaran
Tanpa diserta
gangguan
pendengaran
Gejala diperberat dengan
perubahan posisi.
Gejala berat
tanpa
dipengaruhi
perubahan posisi
Gejala berat
tanpa
dipengaruhi
perubahan posisi
Penatalaksanaan
Umum
21
Infus RL 20 tpm
Khusus
Medikamentosa
Ondansetron iv 4mg /6jam
Betahistine mesylate 6mg 3 X 1
Ginko biloba 40 mg / 0-1-0
Non medikamentosa
o Latihan vertigo
Prognosis
Death : ad bonam
Disease : dubia ad bonam
Disability : dubia ad bonam
Discomfort : dubia ad bonam
Dissatisfaction : dubia ad bonam
BAB II
PEMBAHASAN
22
Vertigo merupakan keluhan yang sering dijumpai dalam praktek; yang
sering digambarkan sebagai rasa berputar, rasa oleng, tak stabil (giddiness,
unsteadiness) atau rasa pusing (dizziness); deskripsi keluhan tersebut penting
diketahui agar tidak dikacaukan dengan nyeri kepala atau sefalgi, terutama karena
di kalangan awam kedua istilah tersebut (pusing dan nyeri kepala) sering
digunakan secara bergantian.
Vertigo – berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar – merujuk
pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang,
umumnya disebabkan oleh gangguan system keseimbangan.
A. Definisi
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau
seolah-olahbenda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya
disertai dengan mual dankehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung
hanya beberapa saat atau bisa berlanjutsampai beberapa jam bahkan hari.
Penderita kadang merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus
berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
B. Jenis vertigo
Vertigo diklasifikasikan menjadi dua kategori berdasarkan saluran
vestibular yang mengalami kerusakan, yaitu vertigo periferal dan vertigo
sentral.Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang
senantiasa mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga
keseimbangan.Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang
disebut kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan.Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo
perifer antara lain penyakit-penyakit seperti benign parozysmal positional vertigo
(gangguan akibat kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan
keseimbangan yang sering kali menyebabkan hilangpendengaran), vestibular
neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan), dan labyrinthitis(radang di
23
bagian dalam pendengaran). Sedangkan vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu
yang tidak normal di dalam otak, khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu
daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil) misalnya seperti stroke
vertebrobasilar, trauma, migren basilar, neoplasma, degenerasi spinosereblar.
C. Patofisiologi
Setiap individu mampu berorientasi dengan lingkungansekitardisebabakan
adanya informasi yang datang dari indra. Tetapi apabila terjadi hal yang
menyimpang, unit pemroses sentral tidak dapat memproses informasi secara wajar
yang akhirnya memberikan tanda peringatan. Tanda tersebut dapat dalam bentuk
yang disadari, seperti :
1. Bersumber dari pusat vertibular ialah vertigo
2. Bersumber dari sistem saraf otonom ialah mual, muntah.
3. Bersumber dari sistem motorik ialah rasa tidak stabil
yang tidak disadari : terutama bersumber dari otot mata yaitu timbulnya
nistagmus.
D. Diagnosis
Sebelum memulai pengobatan, harus ditentukan sifat dan penyebab dari
vertigo.Gerakanmata yang abnormal menunjukkan adanya kelainan fungsi telinga
bagian dalam atau saraf yangmenghubungkannya dengan otak.Nistagmus adalah
gerakan mata yang cepat dari kiri ke kananatau dari atas ke bawah.Arah dari
gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa.Nistagmus bisa
dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba.Untuk
menguji keseimbangan kita dapat mengujinya dengan test Romberg.
1. Romberg test :
a. Pemeriksa berada dibelakang pasien.
b. Pasien berdiri tegak dengan kedua tangan di dada, kedua mata
terbuka diamati selama 30 detik.
24
c. Setelah itu pasien diminta menutup mata selama dan diamati
selama 30 detik.
d. Jika pada keadaan mata terbuka pasien sudah jatuh berarti kelainan
pada cereblum.
e. Jika pada mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi berarti
kelainan di vestibular/propioseptif.
2. Test romberg dipertajam
a. Pemeriksa berada dibelakang pasien, tumit pasien beada didepan
ibu jari kaki yang lainnya.
b. Pasien diamati 30 detik dalam keadaan mata terbuka, kemudian
pasien menutup mata dan diamati selama 30 detik.
c. Interpretasi = test Romberg.
3. Test past pointing
a. Pada posisi duduk, pasien diminta untuk mengangkat suatu tangan
dengan jari mengarah keatas.
b. Jari pemeriksa diletakkan didepan pasien, pasien diminta dengan
ujung jarinya menyentuh ujung jari pemeriksa beberapa kali
dengan mata terbuka.
c. Setelah itu dengan cara yang sama dengan mata tertutup
4. Test fukuda
a. Pemeriksa berada dibelakang pasien, tangan diluruskan ke depan,
mata pasien ditutup.
b. Pasien diminta berjalan ditempat 50 langkah. Test Fukuda
dianggap abnormal jika deviasi ke satu sisi > 300 atau maju/mundur
> 1 meter.
c. Test fukuda ini menunjukkan lokasi kelainan disisi kanan atau kiri.
5. Dix-Halipke test
a. Pasien menoleh 450 ke satu sisi, setelah itu pasien dijatuhkan
sehingga kepala menggantung 150 di bidang datar. Diamati adakah
25
nistagmus atau tidak. Kemudain pasien tegak kembali dan diamati
adakah nistagmus atau tidak.
b. Hal yang sama dilakukan kembali pada sisi yang lainnya.
E. Terapi
1. Betahistine mesylate (merislon)
Senyawa betahistine yang dapat meningkatkan sirkulasi di telinga dalam, dapat
diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Betahistine mesylate dapat diberi
dengan dosis 6-12 mg. 3x seharimaksimum 6 tablet dibagi dalam beberapa dosis
sehari. Efek samping betahistine ialah gangguan dilambung, rasa enek dan
sesekali rash di kulit.Hati-hati menggunakannya pada penderita dengan riwayat
tukak lambung dan asma bronchial.
2. Dimenhydrinate
Lama kerja obat ini adalah 4-6 jam. Dapat diberi per oral atau parenteral
(intramuscular atau intravena).Dapat diberi dengan dosis 25-50 mg, 4x
sehari.Efek samping nya adalah mengantuk.
Benigna paroxysmal positional vertigo
BPPV adalah vertigo yang timbul bila kepala mengambil posisi atau sikap
tertentu.diantara vertigo yang berasal dari kelainan perifer, maka BPPV lah yang
paling sering dijumpai yaitu sekitar 30 %.
BPPV merupakan suatu sindrom yang paling sering dijumpai pada usia
decade ke-5 dan ke-6, dan insiden meningkat 38% pada decade berikutnya: wanita
agak lebih sering daripada pria. BPPV juga jarang ditemui pada anak-anak atau
orang yang sangat tua. BPPV ialah suatu gerakan vestibular perifer yang
menyebabkan serangan vertigo yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 1
menit. Biasanya penderita mengeluhkan vertigo yang menghilang setelah
beberapa detik bila ia tidak menggerakan kepalanya lagi. Serangan sering terjadi
di pagi hari bila ia bangun dari tempat tidur atau berguling. Dapat juga terjadi bila
ia merebahkan diri di tempat tidur, atau menggerakan kepala nya ke belakang atau
bila ia mengadah.
26
Etiologi
Pada sekitar 50% kasus penyebabnya tidak diketahui.Beberapa kasus
BPPV dijumpai setelahjejas atau trauma kepala atau leher, infeksi telinga tengah,
atau operasi stapedektomi.Banyak kasus BPPV yang timbul spontan, disebabkan
oleh Kristal kalsium karbonat (otoconia) yang berpindah tempat dari macula
urtikel ke bejana semi sirkular posterior.Otoconia mengapung bebas di bejana
semisirkular (canalithiasis) atau oleh otoconia yang melekat pada capsula
(capulalithiasis) yang pindah dari macula urtikel jatuh ke bejana semisirkular
posterior.
BAB III
ANALISA KASUS
27
Gejala Vertigo perifer Vertigo sentral Gejala pasien
Kejadian Mendadak perlahan Mendadak
Gejala vertigo Objektif Subjektif Objektif
Ketidakseimbangan Ringan Berat Ringan
Gangguan pendengaran Sering Jarang -
Perubahan mental/kesadaran Jarang Kadang-kadang -
Mual muntah + + +
Perubahan Posisi + - Vertigo perifer
BPPV Menier syndrome Neuritis Gejala pasien
28
vestibular
Vertigo hebat Vertigo hebat Vertigo hebat Vertigo hebat
Berlangsung cepat / sebentar < 5
menit
Durasi lama
(berlangsung
beberapa menit
sampai beberapa
hari)
durasi lebih
panjang
Berlangsung
cepat kurang
dari 5 menit
Disertai gangguan pendengaran Disertai gangguan
pendengaran
Tidak disertai
gangguan
pendengaran
Tidak disertai
gangguan
pendengaran
Gejala diperberat dengan
perubahan posisi.
Gejala berat tanpa
dipengaruhi
perubahan posisi
Gejala berat
tanpa
dipengaruhi
perubahan posisi
Gejala
diperberat
dengan
perubahan
posisi
BPPV
Salah satu penyebab vertigo perifer adalah BPPV (Benigna Paroxymal
Posisitonal Vertigo). BPPV ialah suatu gangguan vestibular perifer yang
menyebabkan serangan vertigo yang berlangsung singkat, biasanya kurang dari 5
menit. Serangan dapat terjadi bila ia merebahkan diri ke tempat tidur atau
menggerakan kepalanya kebelakang atau bila ia mengadah. Pasien juga
mengeluhkan gangguan keseimbangan dan mengalami kesulitan bila ia berjalan.
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok studi vertigo., 2012. Modul Workshop Vertigo. Perdossi
29
Lumbantobing, S.M., 2011. Neurogeriatri.Jakarta : FKUI
Sidharta, P., 2008. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta : Dian Rakyat.
Lumbantobing, S.M., 2000. Neurologi klinik. Jakarta : FKUI
Harsono., 2009. Kapita Selekta Neurologi. Edisi kedua. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
30
31