Case Padang Pasir Vertigo

download Case Padang Pasir Vertigo

of 22

description

metha-fk unand 2009

Transcript of Case Padang Pasir Vertigo

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi

Vertigo adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenarnya. Penderita merasa dirinya berputar atau lingkungannya yang bergerak mengelilinginya.1 Gowers (1893) mendefinisikan vertigo sebagai perasaan seolah-olah penderita berputar-putar terhadap ruangan atau ruangan berputar terhadapnya disertai perasaan pusing, sempoyongan, rasa seperti melayang, atau merasakan badan atau lingkungan sekelilingnya berputar atau berjungkir balik.1 Vertigo adalah perasaan abnormal dan mengganggu bahwa seseorang seakan-akan bergerak terhadap lingkungannya (vertigo subjektif), atau lingkungan seakan-akan bergerak padahal sebenarnya tidak (vertigo objektif).2

1.2. Anatomi dan Fisiologi Sistem Vestibularis 3,4,5

Aparatus vestibularis merupakan komponen khusus dalam telinga dalam yang memberikan informasi tentang sensasi keseimbangan serta koordinasi gerakan-gerakan kepala, gerakan mata, dan postur tubuh. Bagian vestibular dari membran labirin terdiri dari 3 kanalis semisirkularis, yaitu anterior, posterior, dan horizontal. Labirin juga terdiri dari dua struktur otolit yaitu utrikulus dan sakulus yang mendeteksi akselerasi linier termasuk pengaruh gravitasi. Kupula adalah sensor gerakan dari kanalis semisirkularis dan diaktivasi oleh aliran endolimf.

1.3. Patofisiologi dan Etiologi

Vertigo timbul bila terdapat gangguan pada alat-alat vestibuler atau pada serabut-serabut yang menghubungkan nukleus vestibularis dengan pusatnya di serebelum atau di korteks cerebri. Sebagian besar kasus vertigo dianggap sebagai ketidakseimbagangan impuls sensorik yang berhubungan dengan pergerakan yang mencapai otak melalui tiga sistem persepsi yang berbeda, yaitu visual, vestibular, dan somatosensorik. 2

Gangguan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal yang dapat dikelompokkan menjadi :

1. Fisiologis, seperti mabuk kendaraan

2. Kelompok penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian perifer dari susunan vestibularis, diantaranya :

Penyakit-penyakit telinga

Peradangan, perdarahan, trauma, hydrops, gangguan sirkulasi darah.

Neuronitis vestibularis

Vertigo posisional benigna

Penyakit meniere 23. Kelompok penyakit yang menimbulkan gangguan di bagian sentral dari susunan vestibularis, antara lain :

Encephalitis

Multiple sklerosis

Trauma kapitis

Neoplasma

Migren basiler

Gangguan di serebelum

Epilepsi

Stroke batang otak atau TIA di daerah arteri vertebro basilaris

Spondilitis servikalis, dll 64. Kelompok penyakit sistemik yang menimbulkan gangguan di bagian perifer atau sentral, seperti Diabetes Mellitus, hipoglikemi, anemia, hipotensi postural, dll.

1.4. Gejala Klinis 1,3,7,8

Keluhan dari pasien dapat berupa rasa berputar, atau tempat di sekitarnya bergerak atau perasaan bahwa mereka mengelilingi sekitarnya dan tidak dapat menentukan tempatnya. Beberapa orang menggambarkan perasaan tertarik ke arah lantai atau ke arah satu sisi ruangan, sukar untuk memfokuskan penglihatan dan merasa tidak enak untuk membuka mata selama serangan. Disertai pula dengan mual muntah, keringatan dan dada berdebar-debar.

Dari gejala yang didapatkan dapat dibedakan apakah kelainannya di perifer atau sentral, seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan vertigo tipe perifer dengan sentral

GejalaPeriferSentral

OnsetTiba-tibaPerlahan

Beratnya keluhanGejala hebat, episodikGejala ringan, kontiniu

Durasi dan GejalaBeberapa menit sampai jamKronik

Sifat vertigoRasa berputarRasa melayang, hilang keseimbangan, light headed

Menutup mataMeringankan gejalaMemperberat gejala

Perubahan posisi kepalaMempengaruhi gejalaTidak mempengaruhi

Nistagmus(+) satu arah (dengan fase cepat atau lambat)Kadang-kadang dua arah

Fiksasi visualDihambat oleh nistagmus dan vertigoTidak ada hambatan

Arah post pointingKe arah fase lambatBerubah-ubah

Arah jatuh pada Romberg testKe arah fase lambatBerubah-ubah

Gangguan lainTuli, tinitus, mual, muntahJarang

Fase latenMempunyai fase laten 2-30 detikTidak mempunyai fase laten

1.5. Diagnosis 6,91. Anamnesis

Anamnesis merupakan bagian pemeriksaan yang paling penting untuk penderita vertigo, oleh sebab itu diperlukan anamnesis yang cermat dan banyak memerlukan waktu.

Penderita diminta melukiskan dengan kata-kata sendiri apa yang dimaksudnya dengan pusing

Anamnesis khusus dengan vertigonya

Adakah kekhususan sifat vertigo yang timbul, keparahan vertigonya

Intensitas timbulnya vertigo berkaitan dengan perjalanan waktu

Bagaimana timbul dan bagaimana berakhirnya

Pengaruh lingkungan atau situasi

Keluhan lain seperti telinga berdenging, mual, muntah dll

Anamnesis untuk keluhan-keluhan lain (drop attack, gangguan penglihatan, disatria, disfonia, gangguan pergerakan atau sensibilitas) bilamana keluhan ini ada dan bersamaan dengan penurunan kesadaran maka perlu dicurigai kelainan serebrovaskuler.

Anamnesis intoksikasi/pemakaian obat-obatan, sepeti streptomisin, anti konvulsan, gentamisin, anti hipertensi, kanamisin, penenang, neomisin, alkohol, fenilbutazol, kinin, asam eta-akrinik, tembakau.2. Pemeriksaan Fisik 10

Pemeriksaan mata dilakukan pada kondisi mata bergerak dan dalam posisi netral. 1. Mencari adanya strabismus dan atau diplopia

2. Mencari adanya nistagmus

Pemeriksaan nistagmus dilakukan waktu memeriksa gerakan bola mata. Waktu memeriksa gerak bola mata, harus diperhatikan apakah ada nistagmus. Nistagmus ialah gerak bolak balik bola mata yang involunter dan ritmik. Untuk maksud ini penderita disuruh melirik terus ke satu arah (misalnya ke kanan, ke kiri, ke atas, bawah) selama jangka waktu 5 sampai 6 detik. Jika ada nistagmus hal ini akan terlihat dalam jangka waktu tersebut. Akan tetapi, mata jangan terlalu jauh dilirikkan, sebab hal demikian dapat menimbulkan nistagmus pada orang yang normal (end position nystagmus; nystagmus posisi ujung).

Bila dijumpai nistagmus harus diperiksa:

a. Jenis gerakannya

Nistagmus pendular : nistagmus yang tidak memiliki fase cepat dan lambat.

Nistagmus vertikal yang murni : nistagmus yang geraknya ke atas dan ke bawah

Nistagmus rotarorri yang murni : nistagmus yang geraknya berputar

Gerakan nistagmoid : gerakan bola mata yang bukan nistagmus sebenarnya

Nistagmus tatapan yang murni : nistagmus yang berubah arahnya bila arah lirik mata berubah.

b. Bidang gerakannya: horizontal, ventrikal, rotatoar, atau campuran

c. Frekuensinya (cepat atau lambat)

d. Amplitudonya (besar atau kecil, kasar atau halus)

e. Arah gerakannya yaitu arah komponen cepatnya. Bila dikatakan nistagmus horizontal kanan, ini berarti komponen cepatnya ialah horizontal kanan. Sebetulnya lesi berada di arah komponen lambatnya, karena komponen lambat inilah yang esensial pada nistagmus: timbulnya nistagmus ialah karena lemahnya mata untuk mengadakan deviation conjuge yang volunter.

f. Derajatnya

Derajat 1 : nistagmus timbul bila melirik ke arah komponen cepat

Derajat II : juga ada bila melihat ke depan

Derajat III : juga ada abila melirik ke arah komponen lambat.

g. Lamanya : apakah menetap (permanen), atau berlalu (menghilang setelah beberapa waktu, hari, atau minggu)

Di samping itu perlu pula diselidiki hal berikut:

a. Apakah nistagmus fisiologis atau patologis.

b. Apakah kongenital atau didapat

c. Apakah vestibular (Perifer, yaitu kelinannya pada labirin, NVIII) atau sentral.

d. Apakah ada nistagmus sikap. Nistagmus sikap (nistagmus posisi) ialah nistagmus yang terjadi atau bertambah hebat pada posisi tertentu dari kepala.

Pemeriksaan nistagmus dengan tes elektronistagmografi

Pemeriksaan dengan alat ini diberikan stimulus kalori ke liang telinga dan lamanya serta cepatnya nistagmus timbul dapat dicatat pada kertas, menggunakan teknik yang mirip dengan elektrokardiografi.

3. Manuver Hallpike atau Nylen-Barany

Pada tes ini pasien disusruh duduk di tempat tidur periksa. Kemudian ia direbahkan sampai kepalanya tergantung di pinggir dengan sudut sekitar 30 derajat di bawah horizontal. Selanjutnya kepala ditolehkan kekiri. Tes kemudian diulangi dengan kepala melihat lurus dan diulangi lagi dengan kepala menoleh ke kanan. Penderita disuruh tetap membuka matanya agar nistagmus agar pemeriksa dapat melihat munculnya nistagmus. Perhatikan kapan nistagmus muncul, berapa lama berlangsungnya, serta jenis nistagmusnya. Kemudian kepada penderita ditanyakan apa yang dirasakannya. Apakah ada vertigo dan apakah vertigo yang dialami pada tes ini serupa pada vertigo yang pernah dialaminya.

Pada lesi perifer, vertigo lebih berat dan didapakan masa laten selama sekitar 2-30 detik yang dimaksud dengan masa laten adalah nistagmus tidak segera timbul begitu kepala mengambil posisi yang kita berikan, nistagmus baru muncul setelah beberapa detik berlalu, yaitu sekitar 2-30 detik. Pada lesi perifer vertigo biasanya berat, lebih berat dari pada sentral. Pada lesi perifer nistagmus akan capai, maksudnya setelah beberapa saat nistagmus akan berkurang dan kemudian berhenti, walaupun kepala masih tetap dalam posisinya. Selain itu, pada lesi perifer, jika manuver ini diulang-ulang, jawaban nistagmus akan berkurangdan kemudian tidak muncul lagi. Hal ini disebut habituasi. Pada lesi vestibular sentral tidak didapatkan masa laten. Nistagmus segera muncul, nistagmus tidak berkurang atau mereda, tidak menjadi capai dan nistagmus akan tetap muncul bila manuver ini diulang-ulang (tidak ada habituasi).

4. Pemeriksaan Keseimbangan

Tes Romberg

Penderita diminta berdiri dengan kedua tumit saling merapat. Pertama kali dengan mata terbuka kemudian penderita diminta menutup mata. Pemeriksa menjaga jangan sampai penderita jatuh tanpa menyentuh penderita. Hasil positif didapatkan apabila penderita jatuh pada satu sisi.

Tes romberg dipertajam

Pada tes ini penderita berdiri dengan kaki yang satu di depan kaki lainnya, tumit kaki yang satu berada di depan jari-jari kaki yang lainnya. Lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Tes ini berguna menilai adanya disfungsi sistem vestibular. Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap ini selama 30 detik atau lebih.

Tes melangkah di tempat (stepping test)Penderita disuruh berjalan di tempat, dengan mata ditutup, sebanyak 50 langkah dengan kecepatan seperti berjalan biasa. Sebelumnya dikatakan kepadanya bahwa dia harus berusaha agar tetap di tempat dan tidak beranjak dari tempatnya selama tes ini. Tes ini dapat mendeteksi gangguan vestibular. Hasil tes ini dianggap abnormal bila kedudukan akhir penderita beranjak lebih dari 1 meter dari tempat semula atau badan terputar lebih dari 30 derajat.

Tes tandem gait

Penderita diminta berjalan pada satu garis lurus diatas lantai, dengan cara menempatkan satu tumit langsung di depan ujung jari kaki berlawanan, baik dengan mata terbuka atau tertutup.

Tes past pointingPenderita disuruh merentangkan lengannya dengan telunjuknya menyentuh telunjuk pemeriksa. Kemudian ia disuruh menutup mata, mengangkat lengannya tinggi-tinggi (sampai vertikel) dan kemudian kembali ke posisi semula. Pada ganggua vestibular didapatkan salah tunjuk (deviasi), demikian juga dengan gangguan serebelar. Tes ini dilakukan dengan lengan kanan dan lengan kiri, selain penderita disuruh mengangkat lengannya tinggi-tinggi, dapat pula dilakukan dengan menurunkan lengan ke bawah sampai vertikal dan kemudian ke posisi semula.3. Pengobatan 6,9

1. Medikamentosa

Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Beberapa obat yang dapat diberikan antara lain sebagai berikut :

1. antikolinergik/parasimpatolitik

2. antihistamin

3. penenang minor dan mayor

4. simpatomimetik

5. vasodilator

Pengobatan vertigo : Terapi kausal : merupakan pengobatan terbaik yaitu sesuai dengan etiologi

Pengobatan terhadap kelainan susunan saraf pusat seperti iskemia, hipotensi, infeksi, trauma kepala, tumor, migren

Pengobatan kelainan sistem vaskuler perifer seperti kelainan telinga tengah/dalam Terapi simptomatik (medika mentosa) ditujukan kepada 2 gejala

a. rasa vertigo, mutar melayang

b. gejala otonom (mual, muntah)

Pemilihan obat: sesuai efek obat, berat dan fase vertigo

Golongan obat :

a. Menekan irritabilitas vestibular

- Anti histamin: dimenhidrinat (dramamin)

- Prometazine (phenergan)

- Sinarizin (vertizin, stugoron)

- Benzodiazepin

- Beta blocker : carvedilol

- Ca entry blocker (flunarizine)

b. Memperbaiki aliran darah ke labirin dan batang otak (meningkatkan oksigenasi)

- Histaminik : betahistin (merislon)

- Ca entry blocker (flunarizine)

c. Mengatasi mual, muntah

Fenotiazine (proklorperazin, stemetil)

2. Fisioterapi

Bertujuan untuk mempercepat tumbuhnya mekanisme kompensasi/ adaptasi atau habituasi sistem vestibuler yang mengalami gangguan tersebut.

Terapi rehabilitatif

Meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pasien dengan gangguan vestibular

Menimbulkan habituasi, yaitu berkurangnya respon terhadap stimulasi yang dilakukan berulang-ulang

Pada suatu penelitian yang membandingkan efek terapi farmakologi dan rehabilitasi terhadap penyembuhan dan kualitas hidup pasien dengan vertigo didapakan hasil bahwa terapi rehabilitasi memberikan penyembuhan lebih cepat dan sempurna dibanding dengan terapi farmakologi saja. 11UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur: Nn. DN /Perempuan/19 tahunb. Pekerjaan/pendidikan: Mahasiswac. Alamat

: Jalan Padang Pasir IV no 8A Padang 2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan

: Belum Menikahb. Jumlah Anak

: -c. Status Ekonomi Keluarga: Berasal dari golongan ekonomi ke bawah dengan penghasilan orang tua perbulan sekitar 2.000.000 yang bekerja sebagai petani.d. KB

: Tidak adae. Kondisi Rumah

:Pasien tinggal di rumah salah seorang keluarga (saudara nenek) dengan kondisi rumah:

Rumah permanen, 4 kamar tidur, pekarangan cukup luas Ventilasi dan penerangan cukup Listrik ada

Sumber air minum : PDAM (mandi, minum), galon isi ulang WC ada 3 buah, septik tank ada Sampah dibuang di bak pembuangan sampah dan diangkut oleh petugas sampah

Jumlah penghuni 6 orang; pasien, keluarga saudara nenek pasien (nenek, anak nenek, menantu, 1 orang cucu), dan pekerja rumah tangga.Kesan : Higiene dan sanitasi baik

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.3. Aspek Psikologis di keluarga

Pasien tinggal bersama dengan saudara nenek di Padang. Seluruh anggota keluarga tinggal di Lubuk Alung. Hubungan dengn saudara kandung dan orang tua baik. Hubungan di dalam keluarga saudara nenek dan lingkungan sekitarnya baik.4. Riwayat Penyakit Dahulu / Penyakit Keluarga

Riwayat pusing berputar ada Riwayat telinga berair, telinga berdenging tidak ada Riwayat trauma kepala tidak ada Riwayat DM disangkal Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita sakit seperti ini.

5. Keluhan Utama

Kepala terasa pusing berputar sejak 2 hari sebelum berobat ke puskesmas.6. Riwayat Penyakit Sekarang

Kepala terasa pusing berputar, terasa sekeliling berputar sejak 2 hari sebelum berobat ke puskesmas, timbul secara tiba-tiba, pusing terasa meningkat selama 15 menit saat membuka mata dan berubah posisi kepala. Pusing berkurang dengan memejamkan mata. Pusing menyebabkan pasien tidak dapat beraktivitas seperti biasa.

Pusing disertai dengan mual, tapi muntah tidak ada, disertai dengan keringat dingin. Sakit kepala (+) diseluruh lapangan kepala, sakit kepala terasa berdenyut, disertai berat pada daerah tengkuk, dan berkurang saat istirahat. Telinga berdenging (-), pandangan ganda(-). Riwayat trauma tidak ada

Demam sebelumnya tidak ada

Riwayat sakit kepala yang semakin meningkat sebelumnya (-) Riwayat pemakaian obat-obatan lama (-)

Riwayat memakai kacamata (+), saat masih SMA. Ukuran kacamata tidak diketahui karena sudah hampir 1 tahun tidak dipakai. Buang air kecil dan buang air besar biasa

7. Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Keadaan Umum

: Sedang

Kesadaran

: CMC

Nadi

: 89x/ menit

Nafas

: 20x/menitTD

: 100/60 mmHg

Suhu

: afebris

BB

: 45 KgTB

: 148 cm

Indeks Massa Tubuh

: 45_ = 20,54 (normal)

(1,48)2Mata: Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik

Kulit

: Turgor kulit baik

Dada

Paru

Inspeksi

: simetris ki=ka

Palpasi

: fremitus ki=ka

Perkusi

: sonor

Auskultasi

: vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)

Jantung

Inspeksi

: iktus tidak terlihat

Palpasi: iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Perkusi

:

Kiri: 1 jari medial LMCS RIC V

Kanan: LSD

Atas: RIC II

Auskultasi: bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit

Palpasi

: Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )

Perkusi : Timpani

Auskultasi

: BU (+) N

Status Neurologis :

1. GCS 15 : E4 M6 V5

2. Tanda rangsangan meningeal :

- Kaku kuduk (-)

- Brudzinsky I (-)

- Brudzinsky II (-)

- Kernig (-)

3. Tanda peningkatan tekanan intrakranial :

- Cushing sign (-)

- Papil oedem : tidak diperiksa

4. Nn Kranialis :

- Nervus Kranialis:

Nervus I

: penciuman baik

Nervus II

: tajam penglihatan baik, lapangan pandang baik, pupil isokhor, diameter 3mm, reflek cahaya +/+

Nervus III,IV,VI: ptosis (-), bola mata bisa digerakkan ke segala arah, Nistagmus (-), diplopia (-)

Nervus V

: buka mulut (+), mengigit (+), menguyah (+)

Nervus VII

: raut muka simetris kiri dan kanan, menutup mata +/+, mengerutkan dahi (+), plika nasolabialis kiri=kanan Nervus VIII

: Pendengaran baik Nervus IX

: Refleks muntah (+) Nervus X

: Arkus faring simetris, uvula ditengah, menelan(+), artikulasi baik Nervus XI

: dapat menoleh dan mengangkat bahu kiri dan kanan Nervus XII

: kedudukan lidah normal, deviasi (-)Pemeriksaan Keseimbangan

Tes romberg (+) ke kanan

Tes romberg dipertajam (+) ke kanan

Stepping test (+)

Tandem gait test (+)

Pemeriksaan koordinasi

Tes telunjuk hidung: tidak terganggu

Test supinasi-pronasi: tidak terganggu

5. Motorik : 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Sensorik

- Eksteroseptif: rasa raba, tekan dan nyeri baik

- Proprioseptif: rasa getar dan posisi sendi baik

Fungsi otonom : BAK dan BAB normal, sekresi keringat normal Reflek fisiologis : Reflek biseps +/+, Reflek triceps +/+, Reflek KPR +/+, Reflek APR +/+

Reflek patologis : Reflek Hoffman Trommer -/-, Reflek Babinsky Group -/-Status Lokalis THT

PemeriksaanKelainanDekstraSinistra

Daun telingaKel kongenitalTidak adaTidak ada

TraumaTidak adaTidak ada

RadangTidak adaTidak ada

Kel. MetabolikTidak adaTidak ada

Nyeri tarikTidak adaTidak ada

Nyeri tekan tragusTidak adaTidak ada

Dinding liang telingaCukup lapang (N)Cukup lapang (N)Cukup lapang(N)

Sempit

HiperemisTidak Tidak

EdemaTidak adaTidak ada

MassaTidak adaTidak ada

Sekret/serumenAda / TidakAdaAda

BauTidak berbauTidak berbau

Warnakekuningankekuningan

JumlahSedikit Sedikit

Jenis--

Membran timpani

UtuhWarnaputih mengkilatputih mengkilat

Reflek cahaya+ arah jam 5+ arah jam 7

Bulging--

Retraksi--

Atrofi--

PerforasiJumlah perforasi--

Jenis--

Kwadran--

PinggirTidak rataTidak rata

MastoidTanda radangTidak adaTidak ada

FistelTidak adaTidak ada

SikatrikTidak adaTidak ada

Nyeri tekan Tidak adaTidak ada

Nyeri ketokTidak adaTidak ada

Tes garpu talaRinneTidak dilakukanTidak dilakukan

SchwabachTidak dilakukanTidak dilakukan

WeberTidak dilakukan

Kesimpulan

Audiometri Tidak dilakukanTidak dilakukan

kesan: dalam batas normal

8. Laboratorium : Tidak Dilakukan 9. Diagnosis Klinis: Vertigo tipe perifer

Diagnosis Topik: Apparatus vestibularis

Diagnosis Etiologi: Vertigo posisional

10. Diagnosis Banding: vertigo sentral11. Manajemen

a. Preventif:

Istirahat yang cukup.

Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu terutama sebelum berdiri dari tempat tidur dikarenakan vertigo akan semakin meningkat terutama saat perubahan posisi. Menghindari posisi membungkuk dalam mengangkar barang yang dapat mencetuskan rasa pusing berputar. Asupan nutrisi sehat dan pola gizi seimbang

b. Promotif:

Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyakitnya yaitu vertigo yang biasanya disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan di daerah telinga.c. Kuratif:

Betahistin mesylat tab 6 mg 3x1 tab/hari Vit. B kompleks 3x1 tab Domperidon tab 10 mg 3x1 tab sampai mual terasa hilang Melakukan latihan Brandt Daroff yaitu pasien melakukan gerakan-gerakan posisi duduk dengan kepala menoleh ke kiri 450, lalu badan dibaringkan ke sisi yang berlawanan, dipertahankan selama 30 detik. Selanjutnya pasien kembali ke posisi duduk 30 detik dan lakukan pada sisi sebelahnya. Latihan ini dilakukan secara rutin 10-20 kali sebanyak 3 seri dalam sehari.d. Rehabilitatif :

Kontrol teratur ke Puskesmas untuk menilai efek pengobatan yang diberikan (1 minggu setelah pengobatan).

s

12. PrognosisAd vitam:bonam

Ad sanam:bonam

Ad fungsionam:bonamDOKUMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

1. Lukman, krisna, 1981. Masalah nistagmus dan vertigo. Dibacakan pada pertemuan ilmiah bagian ilmu faal fakultas kedokteran Universitas Andalas Padang, 22 Juni 1981

2. Baehr, M, M. Frotscher. 2012. Diagnosis Topik Neurologi Duus, Anatomi, Fisiologi, Tanda, dan Gejala. Jakarta: EGC

3. Terry, D. 2009. Benign Paroxismal Posistional Vertigo, Semin Neural4. Breven, M, Radtke A, Lesius F et al. 2007. Epidemiology of BPPV; a population based study, J. Neurol Neurosurgery Psychiatry. P710-7155. Solomon D, 2000. BPPV, current treatment option in Neurology. P417-4236. Marill, A Keith. 2013. Central Vertigo. diakses dari www.medscape.com pada tanggal 28 Desember 2015

7. Bhattachanyya, N, Reginald F, Baugh et al. 2008. Clinical practice guideline, BPPV, Otolaryngology head and Neck Surgery, s47-s818. Barton, J. 2012. BPPV, literature review current through. 20. 3: Jan 20129. Li, C John. 2013. Benign Paroxismal Posistional Vertigo. diakses dari www.medscape.com pada tanggal 28 Desember 2015

10. Lumbantobing. 2011. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta :Balai Penerbit FKUI

11. Maslovara, Sinisa, Silva Butkovic, et al, 2012. Benign Paroxysmal Posistional Vertigo: Influence of Pharmacotheraphy and Rehabilitation theraphy on patients recovery rate and life quality. Diakses dari : iospress.metapress.com/content/1174483rvn08q26t/ pada tanggal 28 Desember 2015Dinas Kesehatan Kodya Padang

Puskesmas Padang Pasir

Dokter: Metha

Tanggal: 23 Desember 2015

R/ Betahistin Mesylat tab 6 mgNo. XXI

S3 dd tab I

__________________________________________

R/ Vit. B kompleks No.XXI

S3 dd tab I

__________________________________________

R/ Domperidon tab 10 mgNo.X

S3 dd tab I

__________________________________________

Pro : Nn. DN

Umur : 19 tahun