Case Abses Peritonsil

19
ILUSTRASI KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. Ramadian Umur : 33 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Piai Tanah Sirah Suku bangsa : Minangkabau ANAMNESIS Seorang pasien perempuan berumur 33 tahun datang ke poli THT RS. DR. M. Djamil Padang pada tanggal 28 Desember 2009 dengan : Keluhan Utama : Hidung tersumbat sejak tadi malam Riwayat Penyakit Sekarang : Hidung tersumbat sejak tadi malam Sejak jam 12 malam, yang disertai ingus encer berwarna bening jernih. Gatal di hidung, mata dan telinga. Bersin-bersin ada sejak timbul keluhan, ini terutama dipengaruhi oleh cuaca. Namun pasien juga pernah menderita 1

Transcript of Case Abses Peritonsil

Page 1: Case Abses Peritonsil

ILUSTRASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Ramadian

Umur : 33 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Piai Tanah Sirah

Suku bangsa : Minangkabau

ANAMNESIS

Seorang pasien perempuan berumur 33 tahun datang ke poli THT RS. DR. M. Djamil Padang

pada tanggal 28 Desember 2009 dengan :

Keluhan Utama : Hidung tersumbat sejak tadi malam

Riwayat Penyakit Sekarang : Hidung tersumbat sejak tadi malam

Sejak jam 12 malam, yang disertai ingus encer berwarna bening jernih.

Gatal di hidung, mata dan telinga.

Bersin-bersin ada sejak timbul keluhan, ini terutama dipengaruhi oleh cuaca. Namun

pasien juga pernah menderita penyakit ini diakibatkan oleh debu, serbuk sari bunga dan

makanan seperti udang.

Penciuman dirasa berkurang.

Pasien telah sering berobat ke dokter umum dan diberi obat makan tapi pasien tidak tahu

nama obatnya, tidak pernah mendapat obat semprot atau obat tetes hidung.

Cairan yang mengalir dibelakang hidung (+).

Demam (-), pandangan kabur (-), epistaksis (-), tinitus (-).

1

Page 2: Case Abses Peritonsil

Tidak ada riwayat trauma.

Riwayat sakit kepala dan terasa berputar disangkal.

Hidung tersumbat yang berpindah-pindah (-).

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien telah menderita penyakit ini sejak tahun 2000.

Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, dan Kebiasaan :

Pasien adalah seorang Ibu Rumah Tangga.

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit

Kesadaran : Somnolen

Tekanan darah : 110 / 70 mmHg

Frekuensi nadi : 84 x /menit

Suhu : 36,7 oC

Pemeriksaan Sistemik

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Toraks : Paru dan jantung dalam batas normal

Abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Akral hangat, refilling kapiler < 2

2

Page 3: Case Abses Peritonsil

STATUS LOKALIS THT

Telinga

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Daun Telinga

Kel. Congenital Tidak ada Tidak ada

Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tarik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada

Dinding Liang

Telinga

Cukup lapang (N) Cukup lapang (N) Cukup lapang (N)

Sempit

Hiperemi Tidak ada Tidak ada

Edema Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Sekret/serumen

Bau Tidak ada Tidak ada

Warna Coklat kekuningan Coklat kekuningan

Jumlah Sedikit Sedikit

Jenis Basah Basah

Membran timpani

Warna Putih mutiara Putih mutiara

Reflex cahaya Tidak ada Tidak ada

Bulging Tidak ada Tidak ada3

Page 4: Case Abses Peritonsil

Utuh

Retraksi Tidak ada Tidak ada

Atrofi Tidak ada Tidak ada

Perforasi

Jumlah perforasi Tidak ada Tidak ada

Jenis Tidak ada Tidak ada

Kuadran Tidak ada Tidak ada

Pinggir Tidak ada Tidak ada

Gambar

Mastoid

Tanda radang Tidak ada Tidak ada

Fistel Tidak ada Tidak ada

Sikatrik Tidak ada Tidak ada

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Tes garpu tala

Rhine + +

Schwabach Sama dengan

pemeriksa

Sama dengan

pemeriksa

Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi

Kesimpulan normal normal

Audiometri

4

Page 5: Case Abses Peritonsil

Hidung

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Hidung luar

Deformitas Tidak ada Tidak ada

Kel. Congenital Tidak ada Tidak ada

Trauma Tidak ada Tidak ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Sinus paranasal : inspeksi : tanda radang/trauma/sikatrik/massa tidak ada

Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada

Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada

Rinoskopi Anterior

Vestibulum

Vibrise Ada Ada

Radang Tidak ada Tidak ada

Cavum nasi Cukup lapang (N) Cukup lapang (N) sempit

Sempit

Lapang

Lokasi - -

Jenis - -

Jumlah - -

5

Page 6: Case Abses Peritonsil

Sekret

Bau - -

Konka inferior

Ukuran eutrofi hipertrofi

Warna Merah muda livide

Permukaan Licin Licin

Edema Tidak ada Tidak ada

Konka media

Ukuran N Tidak kelihatan

Warna Merah muda

Permukaan Licin

Edema Tidak ada

Septum

Cukup lurus/deviasi Cukup lurus Cukup lurus

Permukaan Licin Licin

Warna Merah muda Merah muda

Spina Tidak ada Tidak ada

Kripta Tidak ada Tidak ada

Abses Tidak ada Tidak ada

Perforasi Tidak ada Tidak ada

Massa

Lokasi - -

Bentuk - -

Ukuran - -

Permukaan - -

Warna - -

Konsistensi - -6

Page 7: Case Abses Peritonsil

Mudah digoyang - -

Pengaruh

vasokonstriktor

- -

Gambar

Rinoskopi Posterior

Tidak dilakukan

Orofaring dan Mulut

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Palatum mole +

arkus faring

Simetris /tidak Tidak simetris Tidak simetris

Warna Hiperemis HIperemis

Edema Ada Ada

Bercak /eksudat Ada Ada

Dinding faring Warna - -

Permukaan - -

Tonsil

Ukuran - -

Warna - -

Permukaan - -

Muara kripti - -

7

Page 8: Case Abses Peritonsil

Detritus - -

Eksudat - -

Perlengketan dengan

pilar

- -

Peritonsil

Warna Merah muda Merah muda

Edema Ada Ada

Abses Ada Ada

Tumor

Lokasi - -

Bentuk - -

Ukuran - -

Permukaan - -

Konsistensi - -

Gigi Karies /radiks Tidak ada Tidak ada

Kesan Higiene mulut kurang

Lidah Warna Pucat Pucat

Bentuk N N

Deviasi Tidak ada Tidak ada

Massa Tidak ada Tidak ada

Gambar

Laringoskopi Indirek8

Page 9: Case Abses Peritonsil

Tidak dilakukan

Pemeriksaan kelenjar getah bening leher

Inspeksi : Tidak terlihat tanda pembesaran kelenjar getah bening

Palpasi : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

9

Page 10: Case Abses Peritonsil

RESUME

Seorang pasien perempuan berumur 33 tahun mengeluhkan nyeri menelan sejak 28 hari yang

lalu. Tidak bisa bernafas melalui hidung. Sejak 2 bulan yang lalu pasien mengeluh sakit gigi.

Dibawa ke dokter dan dinyatakan sakit gigi biasa. 1 bulan yang lalu tenggorokan pasien bengkak

dan semakin membesar sehingga sukar menelan sejak seminggu yang lalu. Air liur banyak,

mulut kotor dan berbau. Sukar menelan, hanya bisa makan bubur. Rahang kaku, tidak bisa

membuka mulut dengan lebar. Pendengaran pasien berkurang sejak > 1 bulan yang lalu. Hidung

tersumbat sejak < 1 bulan yag lalu. Tidak bisa bernafas melalui hidung sejak 2 minggu yang lalu.

Stridor (+) saat tidur dan terjaga. Sulit berbicara dan suara serak. Demam (-), sering keluar cairan

kental bening dari hidung. Pandangan kabur, epistaksis (-), tinitus (-). Tidak ada riwayat trauma.

Riwayat sakit kepala dan terasa berputar disangkal. Sering makan makanan yang mengandung

penyedap makanan.

10

Page 11: Case Abses Peritonsil

1. Diagnosis Kerja

Rhinitis alergi persisten sedang berat

2. Diagnosis Tambahan

3. Diagnosis Banding

Rhinitis Vasomotor

Rhinosinusitis

4. Pemeriksaan Anjuran

- Prick Test

5. Terapi

- Antihistamin

- Kortikosteroid Topikal

6. Terapi Anjuran

- Desensitisasi

7. Prognosis

Quo ed Sanam : dubia ad Bonam

Quo ed Vitam : dubia ad Bonam

8. Nasehat

- Hindari alergen.

11

Page 12: Case Abses Peritonsil

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi E. Arsyad , dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala

Leher. Edisi 6. Jakarta : FKUI. Hal. 226-227.

2. Wikipedia. Peritonsillar Abscess. http://en.wikipedia.org/wiki/Peritonsillar_abscess.

12

Page 13: Case Abses Peritonsil

13

Page 14: Case Abses Peritonsil

Peritonsillar abscessFrom Wikipedia, the free encyclopedia

Peritonsillar abscess, also called PTA or quinsy, is a recognised complication of tonsillitis and consists of a collection of pus beside the tonsil (peritonsillar space).

Causes

PTA usually arises as a complication of an untreated or partially treated episode of acute tonsillitis. The infection, in these cases, spreads to the peritonsillar area (peritonsillitis). This region comprises loose connective tissue and is hence susceptible to formation of abscess. PTA can also occur de novo. Both aerobic and anaerobic bacteria can be causative. Commonly involved species include streptococci, staphylococci and hemophilus.

Symptoms and signs

Unlike tonsillitis, which is more common in the pediatric age group, PTA has a more even age spread — from children to adults. Symptoms start appearing 2–8 days before the formation of abscess. Progressively worsening unilateral sore throat and pain during swallowing usually are the earliest symptoms. As the abscess develops, persistent pain in the peritonsillar area, fever, malaise, headache and a distortion of vowels informally known as "hot potato voice" may appear. Neck pain associated with tender, swollen lymph nodes, referred ear pain and halitosis are also common. Whilst these signs may be present in tonsillitis itself, a PTA should be specifically considered if there is limited ability to open the mouth (trismus).

Physical signs include redness and edema in the tonsillar area of the affected side and swelling of the jugulodigastric lymph nodes. The uvula may be displaced towards the unaffected side. Odynophagia (pain during swallowing), and ipsilateral earache also can occur.

European Super Quinsy

A new fatal and airborne strain, Maximus Peritonsillar Abscess, commonly referred to as European Super Quinsy has recently been discovered. There is so far only one know case and life expectancy is currently unknown.

Treatment

Treatment is, as for all abscesses, through surgical incision and drainage of the pus, thereby relieving the pain of the pressed tissues. The drainage may be performed as an outpatient procedure, using a guarded No. 11 blade in an awake and co-operative patient. More commonly, a needle aspiration using a 9 or 10 gauge needle after a lidocaine and epinephrine gargle is used.

14

Page 15: Case Abses Peritonsil

Antibiotics are also given to treat the infection. Internationally, the infection is frequently penicillin resistant and for this reason it is now common to treat with clindamycin[1]. Treatment can also be given while a patient is under anesthesia, but this is usually reserved for children or increasingly agitated or anxious patients.

Complications associated with peritonsillar abscess

Parapharyngeal abscess Extension of abscess in other deep neck spaces leading to airway compromise

Septicaemia

Possible Necrosis of surrounding deep tissues

In rare cases, Mediastinitis

15