CASE 6

download CASE 6

If you can't read please download the document

description

kmkjl

Transcript of CASE 6

CASE 6

Diare Akut

Penulis

1.Cecep Kurnia S.111 0211 0672.Mutiara Sundasari111 0211 0633.Oktari Dwi Yanti111 0211 0254.Illina Dewi Nur111 0211 1125.Ristia Fithri111 0211 119

Tutorial Case

Overview Case

Interpretasi Kasus

Diare

Intoleransi Laktosa

Tatalaksana Diare (ABC) A. Tutorial Case

Case 6

Gastro Intestinal System

Page 1

Anamnesis

Seorang anak perempuan bernama Kirana, umur 4 tahun 2 bulan, diperiksa di polikloinik karena mencret sejak dua hari yang lalu, buang air besar (BAB) sehari 6 kali, konsistensi cair. Ibu tidak bisa menjelaskan apakah tinja berdarah atau berlendir karena keseharian anak diasuh oleh asisten rumah tangga (ibu bekerja). Selain mencret, Kirana juga mengalami muntah-muntah sebanyak 3 kali, disertai kembung dan demam.

Menurut Ibu Kirana, Kirana selalu makan di rumah, minum susu sehari 2 kali dan tidak pernah jajan sembarangan. Anak Kirana lahir cukup bulan, spontan dengan berat badan cukup dan kondisi baik. Riwayat imunisasi dasar lengkap. Tidak didapatkan riwayat operasi termask operasi perut. Riwayat alergi disangkal. Tidak terdapat riwayat pemakaian antibiotic beberapa hari terakhir.

Sebelumnya anak sudah diberi obat mencret berupa sirup pereda diare yang diberi ibu Kirana di toko obat, namun belum ada perbaikan. Sejak mencret, anak tidak mau makan dan selalu minta minum air putih.B. Overview Case

KASUS VI, DIARE AKUT

An. Kirana, 4 y 2 m

KU = mencret sejak 2 hari lalu

RPS

RPSOS

R. Kelahiran, Tumbuh- BAB sehari 6 x

-Selalu makan dirumah

-Cukup bulan-Konsistensi cair

-Susu sehari 2x

-BB cukup-Tidak bs dijelaskan

-Tidak jajan

berdarah, berlendir

sembarangan

-Muntah 3x

-Sejak mencret tidak

-Perut kembung

mau makan, selalu

-Demam

minta air putih

Imunisasi dan Operasi

Imunisasi lengkap

Tdk riwayat operasi terutama perut

RPO

Tdk menggunakan antibiotic bbrp hari terakhir

Diberi sirup pereda diare

HIPOTESIS1. Diare Akut ec. :2. Dehidarsi 3. Intoleransi- RotavirusLaktosa- Cholera

- Disentri

Pemeriksaan Fisik :

KU= Sakit sedang

Kesadaran = sadar

TV= Nadi : 120 x/mnt

RR : 35 x/mnt

Suhu : 37,5 C

BB= 15 kg (diantara -1 Z score dan 0 )

TB= 100 kg (diantara -1 Z score dan 0)

Mata = cekung, tidak terdapat air mata

Mulut = Mukosa kering

Thoraks= dbn

Abdomen = datar, lemas, BU meningkat,

hepar dan lien tdk teraba, turgor kulit lambat

Anus= Tampak kemerahan

Ekstremitas = hangat, cap.refill > 2 detik

Pemeriksaan penunjang :

Hb: 11, 5 g/dl (n)

Ht: 34,4 % (n)

Leukosit : 6.000 (n)

Trombosit : 210.000 /uL (n)

Diff count : 0/1/5/61/31/2 (n)

Na: 129 mEq/L (sedikit menurun)

Kalium : 3,1 mEq/L (n)

Klorida : 96 mEq/L (sedikit menurun)

Feses

Makroskopis : tinja cair berbau asam, warna kuning, tidak ada lendir, tidak ada darah Mikroskopis : leu (-), Eritrosit (-), telur cacing

tidak ditemukan

DIARE AKUT SASPEK ROTAVIRUS dengan INTOLERANSI LAKTOSA dengan DEHIDRASI SEDANG

Rencana terapi B ( WHO )C. Interpretasi Kasus

An. Kirana, 4 tahun 6 bulan ( faktor resiko diare terutama dibawah 5 tahun )

RPS

BAB sehari 6 x : merupakan diare. Definisi diare adalah BAB lebih dari 3x sehari, disertai perubahan konsistensi cair yang berlangsung kurang dari satu minggu. Namun pada bayi yang minum ASI frekuensi 3-4x masih normal, kemungkinan ada intoleransi laktosa

Konsistensi cair : salah satu syarat diare

Tidak bisa dijelaskan berdarah, berlendir : tidak dapat membedakan etiologi. Jika berlendir karena Vibrio cholerae sedangkan darah biasanya karena Shigella sehingga penyebab belum bisa dipastikan. Namun, paling banyak disebabkan oleh Rotavirus

Muntah 3x : dikhawatirkan dehidrasi

-Perut kembung:

-Demam: Terdapat infeksiRPSOS

-Selalu makan dirumah : kebersihan/ higienitas makanan terjaga berarti bukan karena

makanan

-Susu sehari 2x: tidak ada alergi terhadap komponen susu, namun perlu

dipastikan lebih lanjut lagi apakah baru menganti susu atau tidak. Belum dapat dipastikan

ada intoleransi laktosa atau tidak-Tidak jajan sembarangan: resiko penularan bukan dari makanan

Sejak mencret tidak mau makan, selalu minta air putih : Kemungkinan anak mengalami dehidrasi sehingga ingin minum terus menerus dan tanda ini termasu dalam penilaian

dehidrasi Stadium B pada tabel penilaian WHO

R. Kelahiran, Tumbuh

-Cukup bulan: kelainan kongenital dapat disangkal, termasuk intoleransi laktosa yang

kongenital

-BB cukup: dehidrasi belum mepengaruhi berat badanR. Imunisasi dan Operasi-Imunisasi lengkap: menurunkan resiko infeksi, sudah mempunyai kekebalan

Tdk riwayat operasi terutama perut :menurunkan resiko infeksi karena pembedahan

sebelumnya

RPO

Tdk menggunakan antibiotic bbrp hari terakhir : penggunaan antibiotik dapat membunuh flora normal untuk membunuh jamur dan bakteri dalam usus, sehingga infeksi lebih mudah berkembang

-Diberi sirup pereda diare: sirup tidak tepatHIPOTESIS

DIARE

DEHIDRASIINTOLERANSI LAKTOSA

+ BAB 6x/hari

+ muntahperlu dipastikan lebih lanjut

+ usia 4y 6m

+ Ingin minum air putihlagi apakahbaru menganti

+ konsitensi cair

terussusuatautidak.Belum

Rotavirus:Palingsering+ perut kembungdapatdipastikanada

patut dicurigai + demam

intoleransilaktosaatau

Rencana terapi B ( WHO )

tidak

Cholera:tidakdapat

dipastikanada lendiratau

tidak (dinilai di RT) +

demam

Shigella:tidakdapat

dipastikanada darahatau

tidak (dinilai di RT) +

demam

Pemeriksaan Fisik :

KU= Sakit sedang

Kesadaran = sadar

TV= Nadi : 120 x/mnt :sedang nilai score 1 pada tabel Maurice King

RR : 35 x/mnt : ada peningkatan RR

Suhu : 37,5 C (n) : masih mungkin ada infeksi virus yang suhu nya dapat normal

ataupun subfebril namun bukan karena bakteri atau parasit.

BB= 15 kg (diantara -1 Z score dan 0 ) normal = diantara -1 dan +1 Z score

TB= 100 kg (diantara -1 Z score dan 0) normal = diantara -1 dan +1 Z score

Mata= cekung, tidak terdapat air mata : dehidrasi ( lihat tabel Maurice King )

Mulut= Mukosa kering : dehidrasi ( lihat tabel Maurice King )

Thoraks= dbn

Abdomen = datar, lemas, BU meningkat (menunjukan motilitas menningkat karena adanya diare), hepar dan lien tdk teraba, turgor kulit lambat (terdapat dehidrasi, lihat tabel Maurice King)

Anus = Tampak kemerahan = Eritema Natum merupakan tanda adanya intoleransi laktosa Ekstremitas = hangat, cap.refill > 2 detikTabel Maurice King

Hasil :

0-2= ringan3 6= sedang7 12= berat

An. Kirana score nya = 4, maka termasuk dehidrasi derajat sedang

Pemeriksaan penunjang :

Hb: 11, 5 g/dl (n)

Ht: 34,4 % (n)

Leukosit : 6.000 (n) pada infeksi virus leukosit dapat normal atau menurun, menguatkan adanya infeksi Rotavirus

Trombosit : 210.000 /uL (n)

Diff count : 0/1/5/61/31/2 (n) tidak infeksi karena bakteri atau parasit, mencoret cholera dan shigella

Na: 129 mEq/L (sedikit menurun) hiponatremi dikarenakan dehidrasi

Kalium : 3,1 mEq/L (n), jika terdapat hipokalemia maka BU akan menurun atau baha=kan sama seklai tidak ada

Klorida : 96 mEq/L (sedikit menurun) menurun disebabkan dehidrasi

Feses

Makroskopis : tinja cair berbau asam(*), warna kuning(*), tidak ada lendir(*), tidak ada darah(*)

Mikroskopis : leu (-), Eritrosit (-), telur cacing tidak ditemukan (bukan infeksi parasit)GejalaRotavirusShigellakolera

Masa tunas17-72 jam24-48 jam48-72 jam

Demam+++-

Nyeri perutTenesmusTenesmus, krampkramp

LendirTidak ada (*)Ttidak adaAda

DarahTidak ada (*)adaTidak ada

BauAsam (*)-/+Amis khas

WarnaKuning hijau (*)Merah hijauSpt cucian beras

DIAGNOSA :

DIARE AKUT SASPEK ROTAVIRUS dengan INTOLERANSI LAKTOSA dengan DEHIDRASI SEDANG

PENATALAKSANAAN :

Rencana terapi B ( WHO )

Pada anak dibawah 5 tahun yang Intoleransi Laktosa dapat diberiksan susu fomula rendah laktos saja karena cenderung pergantian sel mukosanya lebih cepat daripada usia dibawah 6 bulan.

D. Mikrobiologi pada GIS

Mikroorganisme Patogen Pada Sistem Gastrointestinal

Bakteri

Virus

Jenis pewarnaan bakteri:

Pewarnaan Negative

Pewarnaan Sederhana

Pewarnaan Diferensial

Pewarnaan Khusus

Perbedaan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif:

Gram positifGram negatif

Dinding selTebalTipis

Struktur dinding sel

LipoproteinRendahTinggi

PeptidoglikanTinggiRendah

LipopolisakaridaRendahTinggi

ToksinEksotoksinEndotoksin

Bakteri

1. Escherichia

Family: Enterobactericeae

Genus: Escherichia

Spesies: Escherichia Coli

Identifikasi

Bentuk: Cocobasil

Susunan: Tunggal

Warna: Merah

Sifat: Gram Negatif

Metode: Pewarnaan Gram

Habitat

: Saluran cerna manusia, sebagai glora normal di usus besarSifat pertumbuhan: Oportunis, heterotrof, fakultatif anaerob, pathogen bila

jumlahnya lebih dari 106Uji kulture

Media: Endo Agar

Koloni

Bentuk koloni: Bulat, cembung, halus, tepi rata

Warna koloni: Kilat logam

Warna perbenihan: MerahUji biokimia: Meragi semua gula-gula dan menghasilkan gasStrain E. Coli

a. EPEC

Penyakit: Diare pada anak, di negara berkembang

Infeksi: Bakteri melekat pada sel epitel mukosa usus halus

Gejala: Diare cair, sembuh sendirib. ETEC

Penyakit: Travelers Diarrhea

Toksin: Labile Toxine (LT, tidak tahan panas)c. EHEC

Komplikasi: anemia hemolitik mikriangiopati, trombositopenia,

colitis haemorrhagic, uremia

Toxin: Verotoxind. EIEC

Penyakit: Mirip Shigellosis

Sifat: Seperti Shigella, non laktosa, non motil,

Toxin: Enterotoxin

Infeksi: Invasi ke sel epitel mukosa ususe. EAEC

Penyakit: Diare akut dan kronik di negara berkembang2. Shigella

Identifikasi

Bentuk: Batang Pendek, Non Flagel, Non Motil, Non Kapsul, Non Spora

Susunan: Tunggal

Warna: Merah

Sifat: Gram Negatif

Metode: Pewarnaan Gram

Penyakit: Disentri basiler

Gejala klinis : Demam, diare, tenesmus, feces berdarah dan berlendir, Frekuensi

diare sering.

Transmisi: Food, fingers, faeces, flies.

Preventif: Makanan bersih, cuci tangan, asepsis, cegah tercemar lalat

Sifat pertumbuhan : Aerob & fakultatif anaerob

Spesies Shigella diklasifikasi menjadi empat serogroup

Serogroup a: S. dysentriae

Serogroup b: S. flexneri

Serogroup c: S. boydii

Serogroup d: S. sonnei

Uji kultur

Media selektif: SSA

Koloni: Bulat, jernih/transparan

Media diferens: Agar Darah

Koloni: Bulat, putih

Uji biokimia: Tidak meragi laktosa (kecuali s. Sonnei), meragi glukosa

dan tidak menghasilkan gas.

3. Vibrio

Famili: Vibrionaceae

Genus: Vibrio

Spesies : Vibrio cholerae

Identifikasi

Bentuk: Batang bengkok seperti koma, flagel monotrikh, sangat motil,

non spora,

Susunan: Tunggal

Warna: Merah

Sifat: Gram Negatif

Metode: Pewarnaan Gram

Penyakit: Kolera

Gejala klinis : Mual, muntah, kram perut, diare seperti air cucian beras,

kolaps sirkulasi, anuria

Sifat pertumbuhan : Aerob atau fakultatif anaerob

Stabilitas: Tidak tahan asamUji kultur

Media: TCBS (Thiosulfate Citrate Bilesalt Sucrose)

Koloni

Bentuk : Bulat, cembung, halus, keruh;

Warna: Kuning

Uji biokimia: Meragi sukrosa dan tidak menghasilkan gas4. Salmonella

Famili

: EnterobactericeaeGenus

: SalmonellaSpesies : Salmonella typhi, Salmonella paratyphiIdentifikasi

Bentuk

: Batang, Non Spora, Flagel Peritrikh

Susunan: Tunggal

Warna

: Merah

Sifat

: Gram NegatifMetode: Pewarnaan GramStruktur antigen

Antigen o: Antigen SomatikStabilitas: Tahan pemanasan 1000c, alkohol dan asam

Antibodi utamanya IgMAntigen h: Antigen FlagelStabilitas: Rusak pada pemanasan 600c, alkohol, asam

Antibodi utamanya IgGAntigen vi: Antigen Permukaan/KapsularStabilitas: Rusak pada pemanasan 600c selama satu jamPenyakit: Demam Typhoid

Gejala klinis ada empat sindrom:

Gastroenteritis,

Demam typhoid,

Bakterremia, septikemia,

Carrir asimptomatik

Gejala klinis awal: Nausea, vomitus, demam, nyeri abdomen, diare.Port dentre: Usus; transmisi: faecal-oralSifat pertumbuhan: Aerob dan fakultatif anaerob,Stabilitas: Mati pada 560c atau kering, tahan empat minggu di air, subur

pada medium mengandung garam empedu.Uji kultur

Media universal: Agar DarahKoloni

: Bulat, cembung, jernihMedia diferensial: MCA (Mac Conkey Agar)Koloni

: Tidak berwarnaMedia spesifik

: SSAKoloni

: Bulat, cembung, beningVirus

1.Rotavirus

Penyakit

: Diare anak dan bayi, gastroenteritis,

Infeksi

: Menginfeksi sel sel dalam vili usus halus

Penatalaksanaan: Terapi suportif, Rehidrasi2.Hepatitis

a. Hepatitis A

Famili: Picornaviridae

Genus: Heparnavirus

Genom : ssRNA

Stabilitas: Tahan panas dan asam

Transmisi: Faecal-oral

Penyakit: Akut, tidak kronik

Kadar IgM: Meningkat

Hepatitis B

Famili : Hepadnaviridae Genus : Orthohepadnavirus Genom : dsDNA

Stabilitas : Sensitif asam

Transmisi : Parenteral

Penyakit: Sering menjadi kronik

Kadar IgM : Normal atau sedikit naik

Hepatitis C

Famili : Flaviviridae

Genus: Hepatitis C Virus

Genom: ssRNA

Stabilitas : Sensitif eter

Transmisi : Parenteral

Penyakit: Sering menjadi kronik

Kadar IgM : Normal atau sedikit naik

E. Diare

Diare berasal dari kata diarrola (bahasa Yunani) yang berarti mengalir terus

Orang dewasa normal :

Berat tinja 100-200g/hari. Dg kandungan air tinja 100-200ml/ haari dan frekuensi 1x tiap2 hari sampai 3kali dlm 24jam

Diare : berat tinja >200g/24 jam dan kandungan air tinja>200ml/24jam serta frekuensi >3x/24 jam Definisi

Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dan frekuensinya lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali. Sedangkan untuk bayi berumur lebih dari satu bulan dan anak, dikatakan diare bila frekuensinya lebih dari 3 kali.

Klasifikasi

Diare akut : diare yg berlangsung 15 hari

Departemen Kesehatan RI (2000), mengklasifikasikan jenis diare menjadi empat kelompok yaitu:

Diare akut: yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh hari),

Disentri; yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya,

Diare persisten; yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus menerus,

Diare dengan masalah lain; anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

Epidimiologi

Penyebab utama kematian didunia, terutama negara berkembang

>> anak2

3,5jt kematian/ tahun, 80% anak2 dibawah 5tahun

Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare menempati urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia

Etiologi diare akut

Faktor infeksi

Infeksi enteral yaitu : infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama

pada anak. Infeksi enteral meliputi :

Infeksi bakteri : Vibrio, E coli (EPEC, ETEC, EHEC, EIEC), Salmonela, Shigella, Campylobacter, Yersinia, aeromonas dsb.

Infeksi Virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, astovirus dan lain-lain.

Infestasi parasit : Cacing (ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa ( E. Histolytica,

Giardia lambia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans).

Infeksi paraenteral yaitu : infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopnemonie, Enchepalitis dan

sebagainya.

2. Faktor Malabsopsi

Malabsobsi karbohidrat, Malabsobsi lemak ,Malabsobsi protein

Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

Faktor Psikologis : rasa takut dan cemas, walaupun jarang menimbulkan diare

terutamapada anak besar.6Faktor Resiko

1. Host

bayi yang mendapat asi lebih jarang menderita diare karna infeksi enteral dan parenteral. Hal ini disebabkan karna berkurangnya kontaminasi bakteri serta terdapatnya zat-zat anti infeksi dalam ASI

Campak : tjd penurunan kekebalan tubuh penderita

Faktor umur

komplikasi lbh banyak terjadi pada umur 5 tahun200 300 ml

800 1000 ml/hari ( 4 5

bungkus)

Plan B

Digunakan pada diare dengan derajat dehidrasi ringan dan sedang

Rencana pengobatan:

- Dalam 3 jam pertama berikan cairan sebanyak 75 ml/kgBB

- Jika BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel :

Umur

< 1 Tahun

1 5 Tahun

> 5 Tahun

Jumlah Oralit

300 ml

600 ml

1.200 ml

- Teruskan pemberian ASI pada bayi

- Setelah 3 4 jam, nilai kembali derajat dehidrasi dan pilih kembali

rencana pengobatan yang sesuai

Plan C

Digunakan pada kasus diare dengan derajat dehidrasi berat

Rencana Pengobatan :

- Pertama-tama diberikan cairan intravena

-Dilakukan penilaian kembali setelah 3 jam jika keadaan sudah cukup membaik berikan oralit

-Setelah 3 4 jam, nilai kembali derajat dehidrasi dan pilih kembali rencana pengobatan yang sesuai.

Terapi Nutrisi

Yang perlu diperhatikan dalam terapi nutrisi : cara pemberian dan macam makanan yang tepat sehingga tidak menimbulkan gangguan gizi ataupun gangguan pertumbuhan pasca diare.Nasogastric Tube (NGT)

Fungsi :

Memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu mengkonsumsi makanan, cairan dan obat-obatan secara oral

Mengeluarkan isi lambung dengan cara disedot

Indikasi pemasangan NGT :

Anomali anatomi jalan makan (anomali saluran cerna)

Kelemahan refleks menelan

Distress pernapasan

Tidak sadarkan diri

Terapi Zinc

Terapi zinc utk pencegaham Indikasi :

- BB utk umur saat diperiksa 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari.

BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI

Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat

Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan

Beri makanan kaya Kalsium seperti sari buah segar, pisang, air kelapa hijau.

Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)

Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2 minggu

ANTIBIOTIK SELEKTIF

Antibiotik hanya diberikan sesuai indikasi. Misal: disenteri, kolera dll NASIHATI IBU/ PENGASUH

Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila :

Berak cair lebih sering

Muntah berulang

Sangat haus

Makan dan minum sangat sedikit

Timbul demam

Berak berdarah

Tidak membaik dalam 3 hari

RENCANA TERAPI B

Diare dehidrasi Ringan/ Sedang

Bila terdapat dua tanda atau lebihGelisah, rewel

Mata cekung

Ingin minum terus, ada rasa haus

Cubitan kulit perut / turgor kembali lambat

RENCANA TERAPI B

UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG

1. JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA DI SARANA KESEHATAN

Bila BB tidak diketahui berikan oralit sesuai tabel di bawah ini:

ORALIT yang diberikan = 75 ml x BERAT BADAN anak

Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.

Bujuk ibu untuk meneruskan ASI.

Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100-200 ml air masak selama masa ini.

Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan oralit

Beri obat Zinc selama 10 hari berturut-turut

AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN ORALIT:

Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan.

Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas.

Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah.

Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI.

Beri oralit sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah hilang.

SETELAH 3-4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN, KEMUDIAN PILIH RENCANA TERAPI A, B ATAU C UNTUK MELANJUTKAN TERAPI

Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing kemudian mengantuk dan tidur.

Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang, ulangi Rencana Terapi B

Anak mulai diberi makanan, susu dan sari buah.

Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C

BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B

Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam Terapi 3 jam di rumah.

Berikan oralit 6 bungkus untuk persediaan di rumah

Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah

RENCANA TERAPI C

Diare dehidrasi Berat

Bila terdapat dua tanda atau lebihLesu, lunglai / tidak sadar

Mata cekung

Malas minum

Cubitan kulit perut / turgor kembali sangat lambat RENCANA TERAPI C

UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI BERAT DI SARANA KESEHATAN

Referensi:

Departemen Kesehatan RI, 2011, Buku Saku Petugas Kesehatan: Lintas Diare.