CAM CL

43
DARI JURNAL (TRANSLATE) DEWAN KEPERAWATAN TERDAFTAR PO Box 944210 , Sacramento , CA 94244 - 2100 P ( 916 ) 322 - 3350 F ( 916 ) 574 - 8637 | www.rn.ca.gov Louise R. Bailey , MEd , RN , Executive Officer BISNIS , KONSUMEN SER Kejahatan, DAN PERUMAHAN BADAN • GUBERNUR EDMUND G. BROWN JR . NPR - B - 28 02/2000 PELENGKAP DAN ALTERNATIF TERAPI DI TERDAFTAR KEPERAWATAN PRAKTEK Kompetensi perawat terdaftar ( RN ) untuk melakukan keterampilan komplementer dan alternatif terapi dimulai dengan pendidikan keperawatan dan berakhir dengan aman keperawatan praktisi ce keterampilan mereka sedemikian cara " yang menjamin keamanan, kenyamanan , kebersihan pribadi , dan perlindungan pasien, dan kinerja pencegahan penyakit dan tindakan restoratif " ( B & P. § 2725 ) . Sebuah RN dianggap kompeten dalam komplementer dan alternatif th erapies ketika ia / dia konsisten menunjukkan pengetahuan tentang terapi komplementer dan alternatif , dan melakukan tugas-tugas ini dengan aman .

Transcript of CAM CL

DARI JURNAL (TRANSLATE)DEWAN KEPERAWATAN TERDAFTARPO Box 944210 , Sacramento , CA 94244-2100P ( 916 ) 322-3350 F ( 916 ) 574-8637|www.rn.ca.govLouise R. Bailey , MEd , RN , Executive OfficerBISNIS , KONSUMEN SERKejahatan, DAN PERUMAHAN BADAN GUBERNUR EDMUND G. BROWN JR .NPR-B-28 02/2000PELENGKAP DAN ALTERNATIF TERAPI DITERDAFTAR KEPERAWATAN PRAKTEKKompetensi perawat terdaftar ( RN ) untuk melakukan keterampilan komplementer dan alternatifterapi dimulai dengan pendidikan keperawatan dan berakhir dengan aman keperawatan praktisice keterampilan mereka sedemikiancara " yang menjamin keamanan, kenyamanan , kebersihan pribadi , dan perlindungan pasien, dankinerja pencegahan penyakit dan tindakan restoratif " ( B & P. 2725 ) . Sebuah RN dianggapkompeten dalam komplementer dan alternatif therapies ketika ia / dia konsisten menunjukkanpengetahuan tentang terapi komplementer dan alternatif , dan melakukan tugas-tugas ini dengan aman .sejarah :Terapi komplementer dan alternatif didasarkan pada sistem medis kunomasyarakat , termasuk Egyptians , Cina, India Asia , Yunani , dan penduduk asli Amerika . beberapa terapiseperti osteopati dan naturopati telah berevolusi di Amerika Serikat selama dua abad terakhir .Masih pendekatan lain , seperti aplikasi bioelectromagnetic , berada di frontie yangr arus ilmiahpengetahuan dan pemahaman .Praktik Perawatan :Praktek keperawatan secara tradisional dianut konsep sistem ,holistik , dan humanistik teori . Teori-teori ini adalah inti dari praktek keperawatan dan mungkin termasukcomplementary dan terapi alternatif . Karena kecocokan antara teori keperawatanpraktek dan praktek terapi komplementer dan alternatif , RNS berada dalam posisi yang unik untukmenjembatani kesenjangan antara terapi biomedis konvensional dan complementary dan alternatifterapi . Perawat Terdaftar harus bertindak sebagai pendukung bagi klien mereka , dan menyediakan klien denganinformasi yang diperlukan untuk membuat keputusan tentang kesehatan mereka dan perawatan kesehatan ; informasi tersebuttermasuk komplementer dan alternative terapi .Praktik Keperawatan Act ( NPA ) mendefinisikan praktek keperawatan sebagai fungsi-fungsi termasuk "basicperawatan kesehatan , yang membantu orang mengatasi kesulitan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan aktual ataukesehatan atau penyakit potensial problems atau pengobatan daripadanya , dan yang memerlukan sejumlah besarpengetahuan ilmiah atau keterampilan teknis termasuk semua hal berikut : perawatan pasien langsung dan tidak langsunglayanan ... " ( Bagian 2725 ) . ini langsung dan tidak langsung pasien layanan TERMASUKe kompetensi RNSuntuk memberikan informasi tentang terapi komplementer dan alternatif , dan untuk melakukan komplementerdan prosedur alternatif sesuai dengan Standar Kinerja Kompeten ( CCR ,Bagian 1443,5 ) .Kemampuan RNS untuk practice terapi komplementer dan alternatif dimulai di keperawatankurikulum / pendidikan. Perawat memiliki kesempatan pendidikan , baik dalam teori dan praktek , untukmendukung penggunaan beberapa terapi komplementer dan alternatif dengan terapi konvensional .untukMisalnya , mahasiswa keperawatan diajarkan bagaimana mengelola rasa sakit . Para mahasiswa keperawatan kemudian mengajar merekaklien tentang teknik komplementer dan alternatif untuk mengurangi rasa sakit seperti terfokuspernapasan dan relaksasi , pijat , citra dipandu , musik , humor, Dan gangguan , sertaTerapi obat yang digunakan untuk mengurangi rasa sakit ( terapi konvensional . ) komplementer yang lebih kompleksdan terapi alternatif menjadi bagian dari pendidikan lanjutan dan praktek keperawatan , sering dalamkonteks melanjutkan Educatlokakarya atau seminar ion ; contoh termasuk akupresur ,aromaterapi , pijat , yoga , meditasi , dan refleksi . Akupunktur dan chiropractic memerlukanizin praktek di California . Kinesiologi terapan, obat herbal , homeopati , dan ayurveda ,usually memerlukan persiapan pendidikan formal dan praktek , dan dalam beberapa kasus terapi inimemiliki sertifikasi swasta(http://www.rn.ca.gov/pdfs/regulations/npr-b-28.pdf)--

Berpikir Kritis dan Pengetahuan CAM

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBerfikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berfikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berfikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berfikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berfikir kritis, analisis pertanyaan kritis, hubungan pemecahan masalah, pengambilan keputusaan dan kreatifitas dalam berfikir kritis serta factor-faktor yang mempengaruhi berfikir kritis.

Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan kesehatan, yaitu memberi asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berfikir kritis dalam berbagai situasi. Penerapan berfikir kritis dalam proses keperawatan dengan kasus nyata yang akan memberi gambaran kepada perawat tentang pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan bermutu. Seorang yang berfikir dengan cara kreatif akan melihat setiap masalah dengan sudut yang selalu berbeda meskipun obyeknya sama, sehingga dapat dikatakan, dengan tersedianya pengetahuan baru, seorang profesional harus selalu melakukan sesuatu dan mencari apa yang paling efektif dan ilmiah dan memberikan hasil yang lebih baik untuk kesejahteraan diri maupun orang lain.

Proses berfikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membetuk asumsi, ide-ide dan menbuat simpulan yang valid. Semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berfikir dan belajar.1.2 Tujuan PenulisanTujuan penulisan makalah ini, secara umum adalah pembaca dapat memahami bagaimana aplikasi berpikir kritis serta perkembangan Complementer Altrenative Medicine ( CAM) .

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Berfikir Kritis2.1.1. Pengertian Berfikir KritisBerpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.

Proses berpikir ini dilakukan sepanjang waktu sejalan dengan keterlibatan kita dalam pengalaman baru dan menerapkan pengetahuan yang kita miliki, kita menjadi lebih mampu untuk membentuk asumsi, ide-ide dan membuat kesimpulan yang valid, semua proses tersebut tidak terlepas dari sebuah proses berpikir dan belajar. Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.

Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks yang berdasarkan pada pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominator umum untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiran yang disiplin dan mandiri.

Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. (Pery & Potter,2005). Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah, kepercayaan dan tindakan. Menurut Strader (1992), berpikir kritis adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang kejadian atau fakta yang mutakhir dan menginterprestasikannya serta mengevaluasi pandapat-pandapat tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif pandangan baru.

Untuk mendapatkan suatu hasil berpikir yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan asal berpikir yang tidak diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam kehidupan sehari-hari seseorang sering melakukan proses berpikir yang terjadi secara otomatis (missal ; dalam menjawab pertanyaan siapa namamu?). banyak pula situasi yang memaksa seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang memang di rencanakan ditinjau dari sudut apa (what), bagaimana (how), dan mengapa (why). Hal ini dilakukan jika berhadapan dengan situasi (masalah) yang sulit atau baru.Isi suatu kualitas dari kegiatan berpikir harus mengandung unsur-unsur seperti dibawah ini:1. Sistematik dan senantiasa menggunakan criteria yang tinggi (terbaik) dari sudut intelektual untuk hasil berpikir yang ingin dicapai.2. Individu bertanggung jawab sepenuhnya atas proses kegiatan berpikir.3. Selalu mengunakan kriteria berdasar standar yang telah ditentukan dalam memantau proses berpikir.4. Melakukan evaluasi terhadap efektivitas kegiatan berpikir yang ditinjau dari pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.Untuk lebih mengoptimalkan dalam proses berpikir kritis setidaknya paham dan tahu dari komponen berpikir kritis itu sendiri dan komponen berpikir kritis meliputi :1. Pengetahuan dasar spesifik

Komponen pertama berpikir kritis adalah pengetahuan dasar perawat yang spesifik dalam keperawatan. Pengetahuan dasar ini meliputi teori dan informasi dari ilmu-ilmu pengetahuan, kemanusiaan, dan ilmu-ilmu keperawatan dasar.2. PengalamanKomponen kedua dari berpikir kritis adalah pengalaman. Pengalaman perawat dalam peraktik klinik akan mempercepat proses berpikir kritis karena ia akan berhubungan dengan kliennya, melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan membuat keputusan untuk melakukan perawatan terhadap masalah kesehatan. Pengalaman adalah hasil interaksi antara individu melalui alat indranya dan stimulus yang berasal dari beberapa sumber belajar. Menurut Rowntree pada proses belajar ada lima jenis stimulus/ rangsangan yang berasal dari sumber belajar yaitu :a. Interaksi manusia (verbal dan nonverbal), adalah interaksi antara manusia baik verbal maupun nonverbal.b. Realita (benda nyata, orang dan kejadian), adalah rangsangan yang meliputi benda-benda nyata, peristiwa nyata, binatang nyata, dan sebagainya.c. Pictorial representation, adalah jenis rangsangan gambar yang mewakili suatu objek dan peristiwa nyata.

d. Written symbols, adalah lambang tertulis yang dapat disajikan dalam berbagai macam media.

e. Recorded sound, adalah rangsangan dengan suara rekaman yang membantu mengontrol realitas mengingat bahwa suara senantiasa berlangsung atau jalan terus.

3. Kompetensi

Kompetensi berpikir kritis merupakan proses kognitif yang digunakan untuk membantu penilaian keperawatan. Terdapat tiga tipe kompetensi, yaitu:

a. Berpikir kritis umum, meliputi pengetahuan tentang metode ilmiah, penyelesaian masalah, dan pembuatan keputusan.

b. Berpikir kritis secara sepesifik dalam praktik klinik meliputi alasan mengangkat diagnose dan membuat keputusan untuk perencanaan tindakan selanjutnya.

c. Berpikir kritis yang sepesifik dalam keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan (pengkajian sampai evaluasi).

4. Sikap dalam berpikir kritis

Sikap dalam berpikir kritis merupakan sikap yang diperoleh dari proses berpikir kritis dan sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan/ kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus atau objek menurut Newcomb dalam Notoatmodjo (1993), sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. 5. Standar / karakteristik berpikir kritis

Dalam standar berpikir kritis terdapat dua komponen:a. Standar intelektual

Dalam standar intelektual untuk menghasilkan proses berpikir perlu di perhatikan tentang; rasional dan memiliki alasan yang tepat, reflektif, menyelidik, otonomi berpikir, kreatif, terbuka dan mengevaluasi.

b. Standar professional

Pada standar profesioanal keperawatan memiliki kode etik keperawatan dan standar praktek asuhan keperawatan.Ada empat bentuk alasan berpikir kritis yaitu : deduktif, induktif, aktivitas informal, aktivitas tiap hari, dan praktek. Untuk menjelaskan lebih mendalam tentang defenisi tersebut, alasan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan bahasa, perumusan masalah, penjelasan dan ketegasan asumsi, kuatnya bukti-bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara baik dan buruknya argumen serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini benar serta tindakan yang dilakukan.2.1.2 Karakteristik Berpikir Kritis Karakteristik berpikir kritis adalah :

1. Konseptualisasi

Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.

2. Rasional dan beralasan.

Artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.3. ReflektifArtinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta dan kejadian.4. Bagian dari suatu sikap.Yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau lebih buruk dibanding yang lain.5. Kemandirian berpikirSeorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua isu, memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.6. Berpikir adil dan terbukaYaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan.Berpikir kritis digunakan untuk mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.2.1.3. Aspek Aspek Berpikir KritisKegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung. Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:

1.Relevance Relevansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.2.ImportancePenting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.3.NoveltyKebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru orang lain.4. Outside material

Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan (refrence).

5. Ambiguity clarified

Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada ketidakjelasan.

6. Linking ideas

Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan serta mencari data barudari informasi yang berhasil dikumpulkan. 7.JustificationMember bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk di dalalmnya senantiasa memberi penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari suatu situasi atau solusi.8. Critical assessment

Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi / masukan yang datang dari dalam dirinya maupun dari orang lain.

9. Practical utility

Ide-ide baru yang dikemukakan selalu dilihat pula dari sudut keperaktisan / kegunaanya dalam penerapan.

10. Width of understanding

Diskusi yang dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan isi atau materi diskusi. Secara garis besar, perilaku berpikir kritis diatas dapat dibedakan dalam beberapa kegiatan :a. Berpusat pada pertanyaan (focus on question)

b. Analisa argument (analysis arguments)

c. Bertanya dan menjawab pertanyaan untuk klarifikasi (ask and answer questions of clarification and/or challenge)

d. Evaluasi kebenaran dari sumber informasi (evaluating the credibility sources of information)

2.1.4. Model Berpikir Kritis Kataoka-Yahiro dan Saylor (1994) telah mengembangkan suatu model tentang berfikir kritis untuk penilaian keperawatan. Berikut model berfikir kritis menurut Kataoka-Yahiro :

a. Dasar pengetahuan khusus.

b. Berdasarkan pengalaman.

c. Kompetensi.

d. Sikap untuk berfikir kritis.

Model tersebut mendefinisikan hasil dari berpikir kritis sebagai penilaian keperawatan yang relevan dengan masalah keperawatan dalam berbagai lingkup.T = TOTAL RICALL (INGATAN TOTAL)H = HABITS (KEBIASAAN)

I = INQUIRY (PENYELIDIKAN)

N = NEW IDEAS AND KREATIVITY (IDE BARU DAN KREATIVITAS

K = KNOWING HOY YOU THINK (TAU apa yang kamu fikirkan)Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan tiga model, yaitu : feeling, model, vision model, dan examine model yaitu sebagai berikut :1. Feeling Model Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan. Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan, dan perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala, petunjuk, dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.2. Vision Model Model ini digunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir kritis ini digunakan untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat untuk merespon ekspresi.3. Examine ModelModel ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian, dan visi. Perawat menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, menguji, melihat, konfirmasi, kolaborasi, menjelaskan, dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.2.1.5. Tingkatan Berpikir Kritis1. Pemikiran Kritis Dasar

Pada tingkat dasar pembelajar menganggap bahwa yang berwenang mempunyai jawaban yang benar untuk setiap masalah .individu mempunyai keterbatasan pengalaman dalam menerapkan berpikir kritis.di samping kecenderungan untuk diatur oleh orang lain ,individu belajar menerima perbedaan pendapat dan nilai-nilai di antara pihak yang berwenang.

2. Pikikiran Kritis Kompleks

Pada tingkat ini seseorang secara kontinu mengenali keragaman dari pandangan dan persepsi individu.disini yang berubah adalah kemampuan dan inisiatif individu.pengalaman membantu individu mencapai kemampuan untuk terlepas dari kewenangan dan menganalisis serta meneliti secara lebih mandiri dan sistematis. Perawat belajar keragaman dari pendekatan yang berbeda untuk terapi yang sama.

3. Komitmen

Pada tingkat ini perawat memilih tindakan atau keyakinan berdasarkan alternatif yang diidentifikasi pada tingkat berpikir yang kompleks.perwat mampu untuk mengantisipasi kebutuhan untuk membuat pilihan yang kritis setelah menganalisis keuntungan dari alternatif lainnya .

2.1.6. Fungsi Berpikir Kritis dalam KeperawatanBerikut ini merupakan fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai berikut :1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang dilakukan. 6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan. 7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan. 8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data keperawatan. 9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan yang dilakukan. 11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan. 12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai keputusan. 13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan. 2.1.7. Aplikasi Berfikir KritisPertimbangan adalah salah satu contoh orang berfikir. Seseorang mencerminkan dan sampai pada satu keputusan serta memecahkan masalah (Bandman dan bandman).

Contoh: Ketika seorang perawat melihat seorang klien sedang berada diruang pemeriksaan klinik, berbagai pikiran mulai melintas dipikiran perawat. Perilaku klien apa yang dikenali? Apakah ada Perawat yang mengenali perilaku itu sebelumnya? Apa makna dari perilaku tersebut?

Pada saat ini perawat mulai mempertimbangkan apa yanga harus dilakukannya untuk membantu klien sehingga perawat memutuskan apa misalnya yang harus dilakukan apabila klien bertanya kepada perawat.

Klien : Apakah saya harus dirawat dirumah sakit?

Perawat: Hanya dokter Anda yang tahu ( jawaban yang ramah), jangan khawatir Anda pasti akan menjadi lebih baik. Ceritakan kepada saya apa yang membuat anda berfikir bahwa Anda harus dirawat dirumah sakit.

Nah, pada saat ini perawat tidak boleh menyangkal dan tidak menghindri kekhawatiran klien. Sebaliknya, perawat memfasilitasi pertimbangan klien sendiri sehingga klien dapat menyebutkan fakta atau kesimpulan tentang kondisinya sendiri. Bergantung pada apa yang klien katakana kepada perawat , mungkin perawat akan mengajukan pertanyaan lebih lanjut, memilih untuk memeriksa klien, atau barangkali keluar dari ruang pemeriksaan untuk menelaah catatan medis klien.

2.2 Complementary Alternative Medicine2.2.1. Pengertian Complementary Alternatife MedicinePengobatan alternatif adalah setiap praktek penyembuhan, "yang tidak termasuk dalam bidang obat konvensional." CAM adalah upaya penyembuhan penyakit yang berbasis budaya dimana dapat meningkatkan keberhasilan upaya pemulihan (Conward & Ratanakul,1999). Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisonal yang digabungkan dalam pengobatan modern.

Komplementer adalah adalah penggunaan terapi tradisonal kedalam pengobatan modern (Andrews et al., 19990). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan ( Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang memengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

Pendapat lain menyebutkan terapi komplementer dan alternatif sebagai sebuah domain luas dalam sumber daya pengobatan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan adanya teori dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang umum di masyarakat atau budaya yang ada (Complementary and alternantive medicine/CAM Research Methodology Conference, 1997 dalam Synder & Lindquis, 2002). Terapi komplementer dan alternatif termasuk didalamnya seluruh praktik dan ide yang didefinisikan oleh pengguna sebagai pencegahan atau pengobatan penyakit atau promosi kesehatan dan kesejahteraan.

Definisi CAM yang disepakati adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim, modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan. Termasuk di dalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri. CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga untuk meningkatkan taraf kesehatan. Walaupun demikian ada perbedaan antara alternatif dan komplementer.Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah terbukti bermanfaat.

Definisi tersebut menunjukkan terapi komplementer sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diitegrasikan dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan indiviodu dari aspek biologis, psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip keperwatan yang memandang manusia sebgai makhluk yang holistik ( bio, psiko, sosial, dan spiritual).

Prinsip holistik pada keperawatan ini perlu didukung kemampuan perawat dalam menguaisai berbagai bentuk terapi keperawatan termasuk terapi komplementer. Penerapan terapi komplememnter pada keperawatan perlu mengacu kembali pada teori-teori yang mendasari prkatik keperawatan. Teori ini dapat mengembangkan pengobatan tradisional yang menggunakan energi. Teori keperawatan yang ada dapat dijadikan dasar bagi perawat dalam mengembangkan terapi komplementer, misalnya teori transkultural yang dalam praktiknya mengaitkan ilmu fisiologi, anatomi, patofisiolohgi, dan lain-lain. Terapi komplementer meningkatkan kesempatan perawat dalam menunjukkan caring pada klien ( Snyder & Lindquis, 2002).

Berikut jenispelayananpengobatankomplementer alternatif :

a. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga.

b. Sistem pelayanan pengobatan alternative : akupuntur, akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi dan ayurveda.

c. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu, osteopati, pijat dan urut.

d. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, dan gurah.

e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient, dan mikro nutrient.

2.2.2. Sejarah Dan Latar BelakangBeberapa pengobatan komplementer dan alternatif berkembang dari praktek yang diwariskan turun temurun. Masyarakat dahulu mengembangkan pendapat atau teorinya masing-masing tentang penyakit dan praktek untuk menyembuhkan penyakit.

Pada jaman dulu orang mencari pengobatan dari alam sekitarnya, bila mereka menderita berbagai macam penyakit. Pengobatan mulai dari air, pasir, tanaman, maupun melakukan pemijitan. Pengobatan tersebut menjadi sulit dipisahkan dari kepercayaan yang berkembang saat itu2. Pada masyarakat Mesir kuno, kurang lebih tahun 1.500 sebelum Masehi telah dituliskan pada kertas papirus tentang penyakit dan terapi tradisional untuk mengobatinya, termasuk jimat dan benda-benda berkekuatan gaib, dan sepertiga dari semua bahan yang juga dikenal saat ini termasuk Opium dan minyak kastor. Diagnosa dibuat berdasarkan gejala dari panas, nyeri dan benjolan . Pengobatan didasarkan atas diit, tanaman-tanaman obat maupun psikoterapi.

Di India, ditemukan suatu teks tentang pengobatan yang dikenal dengan Athardaveda yang memuat rumus-rumus ramuan magis melawan setan, dan penyembuhan sepenuhnya ada pada tangan Dewa Brahma. Dewa penyembuhnya adalah Dhanvantari. Konsep dasarnya adalah keseimbangan dari tiga unsur dalam tubuh yaitu udara, lendir dan cairan empedu, bila ada gangguan terhadap salah satu diantaranya maka terjadi penyakit. Pengobatan didasarkan atas higiene, diit dan pencahar. Pengobatan Ayurveda ini masih dipraktekkan di India sampai saat ini.

Cina, pengobatan tradisional berkembang pada jaman kaisar Fu Hsi (th 2.800 SM) yang mencanangkan filosofi tentang Yin dan Yang dari alam, Kaisar Shen Nung (2.700 SM) yang mengembangkan pengobatan dengan herbal dan akupuntur; dan Kaisar Huang Ti (2.600 SM) yaitu pengarang teks kedokteran kuno Nei Ching (Kitab dasar kedokteran Cina) yang sangat terkenal hingga saat ini 2,5. Dua unsur dasar yang ada di alam adalah Yang (unsur laki-laki) dan Yin (unsur wanita). Kesehatan merupakan keseimbangan dari kedua hal tersebut sementara energi yang menggerakkan tubuh disebut Qi. Diagnosis dikembangkan dengan mempelajari jenis denyut nadi dan warna lidah. Dasar pengobatan dari China ini adalah akupuntur, di mana jarum kecil ditusukkan ke dalam jalur meridian di tubuh sehingga menimbulkan sirkulasi sistim tubuh yang seimbang5 (akan dibahas lebih lanjut).

Lebih lanjut jaman Hippocrates (460-370 SM) di Roma, beliau adalah orang yang mengembangkan pendapat bahwa penyakit adalah proses alam seperti lingkungan, diet dan gaya hidup. Tubuh membuat sendiri keseimbangan di dalamnya. Tulisannya merupakan pengamatan terhadap kenyataan. Dia dan muridnya menemukan berbagai jenis penyakit dan menekankan latihan, pemijitan, diet dan obat-obat untuk menyembuhkannya.

Pada abad 19 khususnya di Amerika Serikat berkembang Chiropractic, ketika .D.Palmer seorang penyembuh di Iowa menyembuhkan seorang tuli dengan melakukan manipulasi pada daerah servikalnya. Beliau mengembangkan suatu sistim penyembuhan penyakit yang didasarkan atas subluksasio dari vertebra yang menggangu impuls saraf dan menyebabkan gangguan di jaringan pada akhirnya menyebabkan malfungsi dan penyakit.Masih banyak lagi sistim penyembuhan lain yang berkembang seiring dengan waktu. Walaupun saat ini pengobatan komplementer dan alternatif digeser tempatnya oleh pengobatan konvensional yang berkembang sangat pesat melalui penelitian ilmiah, namun pengobatan ini masih mendapat tempat dalam masyarakat terutama mereka yang memiliki masalah penyakit kronis dan tidak puas dengan pengobatan konvensional yang ada.

2.2.3. Jenis-Jenis Terapi KomplementerTerapi komplementer ada yang invasif dan non-invasif. Contoh terapi komplemnter invasif adalah akunpuntur dan cupping ( bekam basah ) yang menggunakan jarum dalam pengobatnnya. Sedangkan jenis non-invasif seperti terapi energi ( reiki, chikung, tai chi, prana terapi suara ), terapi biologis (herbal, terapi nutrisi, food combining, terapi jus, terapi urine, hidroterapi colon, dan terapi sentuhan modalitas; akupresur, pijat bayi, refleksi, reiki, rolfing, dan terapi lainnya (Hitchcock et al., 1999)

National Center for Complementary/Alternative medicine (NCCAM) membuat klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam 5 kategori :

1. Mind-body terapi

Yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik, berdoa, journalin, bio feedback, humor, tai chi, dan terapi seni.

2. Alternatif sistem pelayanan

Yaitu sistem pelayanan kesehatan yang mengembangkan pedekatan pelayanan biomedis berbeda dari barat misalnya pengobatan tradiosonal cina, ayurvedia, pengobatan asli amerika, cundarismo, homeopathy, naturopathy.

3. Terapi Biologis

Yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal dan makanan.

4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh

Yaitu terapi yang didasari oleh manipulasi dan pergerakan tubuh misalnya pengobatan kiropraksi, macam-macam pijat, rolfing, terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.

5. Terapi Energi

Yaitu terapi yang yang fokusnya berasal dari energi dalam tubuh (biofields) atau mendatangkan energi dari luar tubuh misalnya terapeutik sentuhan, pengobatan sentuhan, reiki, external qi gong, magnet.

Klasifikasi lain menurut Smith et al (2004) meliputi gaya hidup ( pengobatan hlistik, nutiris), biotanikal ( homoepati, herbal, aromaterapi; manipulatif ( kiropraktik, akupresur & akupuntur, refleksi dan massage); mind body ( meditasi, guided imagery, biofeedback, color heading, hipnoterapi).

Jenis terapi komplementer banyak sehingga seorang perawat perlu mengetahui pentingnya terapi komplmenter. Perawat perlu mengetahui terapi komplmenter diantaranya untuk membantu mengkaji riwayat kesehatan dan kondisi klien, menjawab pertanyaan dasar tentang terapi komplemnetr dan merujuk klien untuk mendaptkan informasi yang reliabel, memberi rujukan terapis yang kompeten, ataupun memberi sejumlah terapi komplemnter ( Snyder & Lindquis, 2002). Selain itu, perawat juga harus membuka diri untuk perubahan dalam mencapai tujuan perawatan integratif ( Fontaine, 2005).

2.2.4. Riset dan Perkembangan CAMsCAM mulai dikenal pada tahun 1999 yang berarti terapi yang di dapatkan melalui proses sosial yang bukan merupakan sistem yang baku untuk menentukan kepercayaan terhadap penyakit dan penyembuhannya.Hingga saat ini banyak negara yang menggunakan CAM dalam metode penyembuhan, antara lain Amerika, Cina, Jerman, Indonesia dan beberapa negara lainnya. CAM juga berkembang melalui riset, training, pendidikan, dan publikasi penggunaan upaya alternative melahirkan modalitas pentembuhan dan terapi medis alternative.Complementary medicine (kedokteran komplementer / pelengkap) merupakan suatu kelompok diagnostik dan terapi di luar dari pengobatan konvensional yang diajarkan ataupun diberikan di Bangku kuliah kedokteran pada umumnya. Walaupun ada beberapa Institut yang juga mengajarkan hal ini 1,2. Dalam banyak buku istilah Complementary sering dipakai bersama dengan Alternatif dan sering pula terjadi tumpang tindih di antara keduanya. Beberapa ahli menggunakan istilah CAM (Complementary and Alternative Medicine).Meskipun belum banyak data ilmiah yang mendukung sistim terapi ini namun masyarakat tetap mencari pengobatan tersebut. Seperti kita ketahui pasien sering bertanya bagaimana pendapat dokter tentang salah satu dari terapi pelengkap ataupun alternatif ini, sebagai dokter alangkah baiknya kita mengetahui baik tidaknya terapi tersebut.

Menurut data di Amerika Serikat pada tahun awal 1990-an, sepertiga dari 1.530 orang yang disurvei, menggunakan terapi tersebut. Dalam penelitian lebih lanjut dari tahun 1990 sampai 1997, ternyata respondennya bertambah dari 34% menjadi 42%. Dari survei tersebut ditemukan sebagian besar mereka yang menggunakan terapi ini adalah orang-orang dengan taraf pendidikan yang tinggi dan penghasilan yang cukup serta usia berkisar antara 25-49 tahun 3. Hal yang menarik dari penelitian ini bahwa pasien-pasien yang mencari terapi pelengkap dan alternatif adalah mereka yang menderita nyeri pinggang belakang (35,9% tahun 1990; 47,6% tahun 1997, arthritis (17,5%; 26,7%) dan nyeri muskuloskeletal (22,3%; 23,6%) Hal ini sebanding dengan penelitian yang dilakukan di beberapa negara lain seperti Australia, Canada,Inggris dan Belanda.

Dari data di atas kita mengetahui bahwa kebanyakan dari mereka yang mencari terapi komplementer dan alternatif adalah mereka yang menderita penyakit reumatik. Karena penyakit ini umumnya menyebabkan penderita merasa nyeri yang mengganggu dan terutama lagi pengobatannya membutuhkan waktu yang lama dan kadang pula menyebabkan penderita menjadi frustasi dengan pengobatan konvensional yang ada. Di samping harga obat yang umumnya mahal, kita ketahui pula bahwa efek samping dari pengobatan OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid) konvensional, mulai dari perdarahan saluran cerna bagian atas, gangguan ginjal dan disfungsi trombosit4. Karena itu dibutuhkan pengetahuan dan dasar ilmu yang cukup bagi seorang dokter mengenai terapi komplementer dan alternatif supaya dapat mendampingi pasiennya dalam memilih terapi secara bijaksana dan sesuai.

Hasil penelitian terapi komplementer yang dilakukan belum banyak dan tidak dijelaskan dilakukan oleh perawat atau bukan. Beberapa yang berhasil dibuktikan secara ilmiah misalnya terapi sentuhan untuk meningkatkan relaksasi, menurunkan nyeri, mengurangi kecemasan, mempercepat penyembuhan luka, dan memberi kontribusi positif pada perubahan psikoimunologik ( Hitchcock et al., 1999). Terapi pijat (massage) pada bayi yang lahir kurang bulan dapat meningkatkan berat badan, memperpendek hari rawatan, dan meningkatkan respon. Sedangkan terapi pijat pada anak autis mengingkatkan perhatian dan belajar. Terapi pijat juga dapat meningkatkan pola makan dan meningkatkan citra tubuh serta menurunkan kecmasan pada anak susah makan ( Stanhop, 2004). Terapi hiropraksi terbukti dapat menurunkan nyeri haid dan level plasma prostaglandin selama haid ( Fontaine, 2005)

Hasil lainnya yang dilaporkan misalnya penggunaan aromaterapi. Salah satu aromaterapi berupa penggunaan minyak esensial berkhasiat untuk mengatasi bakteri dan jamur (Buckle, 2003). Minyak lemon thyme mampu membunuh bakteri Streptokokus dan stafilokokus serta tuberculosis (Smith et al., 2004). Tanaman lavender dapat mengontrol minyak kulit. Sedangkan teh dapat memebersihkan jerawat dan membatasi kekambuhan (Key, 2008). Dr. Carl menemukan bahwa penderita kanker lebih cepat sembuh dan berkurang rasa nyerinya dengan meditasi dan imagery ( Smith et al., 2004). Hasil riset juga menunjukkan hipnoterapi meningkatkan suplai oksigen perubahan vaskular dan termal, mempengaruhi aktivitas gastrointestinal dan mengurangi kecemasan (Fontaine, 2005).Hasil-hasil tersebut menyatakan terapi komplementer sebagai suatu paradigma baru (Smith et al., 2004). Bentuk terapi yang digunakan dalam terapi komplemnter ini beragam sehingga disebut juga dengan terapi holistik. Terminologi kesehatan holistik mengacu pada integrasi secara menyeluruh dan mempengaruhi kesehatan, prilaku postif, memiliki tujuan hidup, dan pengembangan spiritual ( Hitchcock et al., 1999).BAB IIIPENUTUP3.1. Kesimpulan Berfikir kritis adalah suatu proses dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi untuk membuat sebuah penilaian atau keputusan berdasarkan kemampuan, menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik. Yang penting bagi berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuan dan mengarah ke sasaran yang membantu individu membuat penilaian berdasarkan kata bukan pikiran. Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komersial untuk keperawatan profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk pemecahan masalah.Untuk mendapatkan suatu hasil berpikir yang kritis, seseorang harus melakukan suatu kegiatan (proses) berpikir yang mempunyai tujuan (purposeful thinking), bukan asal berpikir yang tidak diketahui apa yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Artinya, walau dalam kehidupan sehari-hari seseorang sering melakukan proses berpikir yang terjadi secara otomatis (missal ; dalam menjawab pertanyaan siapa namamu?). banyak pula situasi yang memaksa seseorang untuk melakukan kegiatan berpikir yang memang di rencanakan ditinjau dari sudut apa (what), bagaimana (how), dan mengapa (why). Hal ini dilakukan jika berhadapan dengan situasi (masalah) yang sulit atau baru.Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisonal yang digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah adalah penggunaan terapi tradisonal kedalam pengobatan modern (Andrews et al., 19990). Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan ( Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh bentuk terapi yang memengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

CAM adalah upaya penyembuhan penyakit yang berbasis budaya dimana dapat meningkatkan keberhasilan upaya pemulihan (Conward & Ratanakul,1999). Dimana CAM mulai dikenal pada tahun 1999 yang berarti terapi yang di dapatkan melalui proses sosial yang bukan merupakan sistem yang baku untuk menentukan kepercayaan terhadap penyakit dan penyembuhannya.3.2. Saran Untuk memahami secara keseluruhan berpikir kritis dan complementary alternative medicine dalam keperawatan kita harus mengembangkan pikiran secara rasional dan cermat, agar dalam berpikir kita dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan. Serta menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi, penyebab, tujuan, dan tingkat hubungan dalam keperawatan dan beragam cara pengobatan yang diyakini dapat menyembuhkan. Sehingga saat berpikir kritis dalam keperawatan pasien akan merasa lebih nyaman dan tidak merasa terganggung dengan tindakan perawat serta pada pengobatan CAM pasien dapat mendapat alternative yang dapat menyembuhkan berbagai penyakitnya.DAFTAR PUSTAKAPotter & perry.(2006). Fundamental keperawatan konsep, proses & praktik. Jakarta:EGC.Buckle, S.(2003). Aromatherapy .http//.www.naturalhealthweb.com/articles,diperoleh 25 april 2008.Fontaine, K.L.(2005).complementary & alternative therapies for nursing practice.2th Ed.New Jersey:Pearson prentice Hall.Hitchcock, J.E, Schubert, P.E., Thomas, S.A,(1999).community health nursing:caring in action. USA:Delmar Publisher.Snyder, M. & Lindquis, R. (2002).complementary/alternative therapies in nursing.4th ed .New York : Spinger.

Patricia A. Potter. Fundamental keperawatanmodel berfikir kritis & penerapan berfikir kritis

Modul 2 ilmu keperawatan dasar 1 holistice care dan transcultural.

http://kti-akbid.blogspot.com/2011/03/makalah-berpikir-kritis-dalam.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Alternative_medicine

http://obstetriginekologi.com/penelitian-cam-dalam-asuhan-maternitas(http://jabbarbtj.blogspot.com/2012/02/berpikir-kritis-dan-pengetahuan-cam.html)

(http://eprints.undip.ac.id/33316/1/JESSICA_CHRISTANTI.pdf)