CA MAMAE.docx

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kanker paling tua pada manusia. Penyakit kanker payudara telah dikenali sejak zaman Mesir Kuno ±1600 SM. Para ahli menemukan beberapa kasus yang berhubungan dengan kanker payudara dan cara penanganannya (Anonim, 2011). Menurut WHO, sekitar 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250000 kasus baru kanker payudara terdiagnosis di Eropa dan kurang dari 175000 di Amerika Serikat (Anonim, 2011). Menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki peringkat pertama diantara kanker lainnya yang biasa dialami oleh wanita (Anonim, 2011). Kanker payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak yang dialami wanita Indonesia setelah kanker mulut rahim (kanker serviks). Oleh karena itu, memeriksa 1

Transcript of CA MAMAE.docx

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang

Kanker payudara merupakan salah satu penyakit kanker paling tua pada manusia. Penyakit kanker payudara telah dikenali sejak zaman Mesir Kuno 1600 SM. Para ahli menemukan beberapa kasus yang berhubungan dengan kanker payudara dan cara penanganannya (Anonim, 2011).Menurut WHO, sekitar 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250000 kasus baru kanker payudara terdiagnosis di Eropa dan kurang dari 175000 di Amerika Serikat (Anonim, 2011).Menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700000 meninggal karenanya. Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki peringkat pertama diantara kanker lainnya yang biasa dialami oleh wanita (Anonim, 2011).Kanker payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak yang dialami wanita Indonesia setelah kanker mulut rahim (kanker serviks). Oleh karena itu, memeriksa payudara merupakan hal yang sangat penting (Manuaba, 2009).Kanker payudara menduduki tempat kedua dari insidens semua tipe kanker di Indonesia, baik menurut penyelidikan Bagian Patologi Universitas Indonesia maupun registrasi yang terbaru dari proyek penelitian registrasi kanker di RS Cipto Mangunkusumo pada tahun 1975-1978. Penelitian tersebut menemukan 2606 kasus kanker. Kanker serviks (633 kasus) yang terbanyak, kanker payudara (385 kasus) yang nomor 2 terbanyak, dan kanker nasofarinks nomor 3 yaitu 282 kasus (Prawirohardjo, 2008).Umur penderita kanker payudara yang termuda adalah 20-29 tahun, yang tertua 80-89 tahun, dan terbanyak berumur 40-49 tahun, yaitu 130 kasus (Prawirohardjo, 2008).Secara epidemiologi, orang melihat tendensi penyakit ini familial, artinya seorang wanita dengan ibu penderita kanker payudara mempunyai kemungkinan lebih banyak mendapat kanker payudara daripada wanita-wanita dari ibu yang tidak menderita penyakit tersebut. Wanita yang infertil juga lebih tinggi kemungkinan mendapat kanker payudara daripada wanita yang fertil (Prawirohardjo, 2008).Berdasarkan data di atas, maka makalah ini akan membahas mengenai kanker payudara dimulai dari pengertian hingga pelaksanaan kanker payudara.

B. Tujuan Penulisan

1. Diperolehnya pengertian kanker payudara.2. Diperolehnya etiologi kanker payudara.3. Diperolehnya tanda dan gejala kanker payudara.4. Diperolehnya tanda dan gejala kanker payudara.5. Diperolehnya klasifikasi kanker payudara.6. Diperolehnya patofisiologi kanker payudara.7. Diperolehnya pelaksanaan kanker payudara.

BAB IIKONSEP DASARA. PengertianCa mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker tidak terkontrol, sel-sel kanker bias bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening ketiak ataupun diatas tulang belikat. Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. (Erik T, 2005)Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)Ca mammae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).Carsinoma mammaeatau kanker payudaraadalah neoplasma ganas dengan pertumbuhan jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase ( Soeharto Resko Prodjo, 1995).Kanker payudara adalah terjadinya gangguan pertumbuhan yang ganas yang terjadi pada jaringan payudara.Kanker biasanya terdiri dari gumpalan yang keras dan kenyal tanpa adanya batas.Mungkin adanya garis asimetris antara kedua payudara.Bila kankersudah berkembang, tanda-tanda akan lebih nyata sepeti jaringan menjadi merah,borok,membengkak dan kanker terlihat dengan jelas.Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang terbanyak ditemukan diIndonesia.Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40-49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas (Arif Mansjoer,Kapita selecta kedokteran Edisi 2 ).

B. EtiologiSebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu: Mekanisme hormonalSteroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589). VirusInvasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi. GenetikCa mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya linkage genetic autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan (Reeder, Martin, 1997).Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002). Defisiensi imunDefesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor.

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :a. Tinggi melebihi 170 cmb. Masa reproduksi yang relatif panjang.c. Faktor Genetikd. Ca Payudara yang terdahulue. KeluargaDiperkirakan 5 % semua kanker adalah predisposisi keturunan ini, dikuatkan bila 3 anggota keluarga terkena carsinoma mammae.f. Kelainan payudara ( benigna )Kelainan fibrokistik ( benigna ) terutama pada periode fertil, telah ditunjukkan bahwa wanita yang menderita atau pernah menderita yang poliferatif sedikit meningkat.g. Makanan, berat badan dan faktor resiko lainh. Faktor endokrin dan reproduksii. Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan graviditas lebih dari 30 tahun, Menarche kurang dari 12 tahunj. Obat anti konseptiva oralk. Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.

C. Tanda dan Gejala

Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang terasa berbeda pada payudara. Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri. Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau puting susu.Berikut merupakan gejala kanker payudara, yaitu:1) Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.2) Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk).3) Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar, salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau hilang.4) Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.5) Kulit payudara terasa seperti terbakar.6) Payudara mengeluarkan darah atau cairan yang lain, tanpa menyusui.7) Adanya borok (ulkus). Ulkus akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara.8) Payudara sering berbau dan mudah berdarah (Anonim, 2009).

D. Klasifikasi (stadium)

1. Stadium ITumor yang berdiameter kurang 2 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.Tumor terbatas pada payudara dan tidak terfiksasi pada kulit dan otot pektoralis.

2. Stadium IIaTumor yang berdiameter kurang 2 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter kurang 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

3. Stadium IIbTumor yang berdiameter kurang 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh atau tumor yang berdiameter lebih 5 cm tanpa keterlibatan limfonodus (LN) dan tanpa penyebaran jauh.

4. Stadium IIIaTumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) tanpa penyebaran jauh.

5. Stadium IIIbTumor yang berdiameter lebih 5 cm dengan keterlibatan limfonodus (LN) dan terdapat penyebaran jauh berupa metastasis ke supraklavikula dengan keterlibatan limfonodus (LN) supraklavikula atau metastasis ke infraklavikula atau menginfiltrasi / menyebar ke kulit atau dinding toraks atau tumor dengan edema pada tangan.Tumor telah menyebar ke dinding dada atau menyebabkan pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara. Didiagnosis sebagai Inflamatory Breast Cancer. Bisa sudah atau bisa juga belum menyebar ke pembuluh getah bening di ketiak dan lengan atas, tapi tidak menyebar ke bagian lain dari organ tubuh.

6. Stadium IIIcUkuran tumor bisa berapa saja dan terdapat metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mammaria interna dan metastase kelenjar limfe aksilar, atau metastasis kelenjar limfe supraklavikular ipsilateral.

7. Stadium IVTumor yang mengalami metastasis jauh, yaitu : tulang, paru-paru, liver atau tulang rusuk.

Status penampilan (performance status) kanker menurut WHO (1979) :1. 0 : Baik, dapat bekerja normal.2. 1 : Cukup, tidak dapat bekerja berat namun bekerja ringan bisa.3. 2 : Lemah, tidak dapat bekerja namun dapat berjalan dan merawat diri sendiri 50% dari waktu sadar.4. 3 : Jelek, tidak dapat berjalan, dapat bangun dan merawat diri sendiri, perlu tiduran lebih 50% dari waktu sadar.5. 4 : Jelek sekali, tidak dapat bangun dan tidak dapat merawat diri sendiri, hanya tiduran saja.

E. PatofisiologiSel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi:a. Fase InisiasiPada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.b. Fase PromosiPada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena kanker (Maternity Nursing, 1997). Penyebab pasti belum diketahui, namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya keganasan pada mammae, yaitu:a. Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002).Dimana salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae. Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih dari 30 tahun.b. Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.c. Genetik1) Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya linkage genetic autosomal dominan.2) Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17 mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.3) mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).d. Defisiensi imunDefesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor. Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7 tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi ulserasi pada kanker lanjut.Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d orange). Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang tengkorak, vertebredan panggul).Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan sebagai kakeksi kanker.F. Pathway

G. Pelaksanaan1. Pembedahana. Mastectomy radikal yang dimodifikasiPengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.b. Mastectomy totalSemua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak diangkat.c. Lumpectomy/tumorPengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.d. Wide excision/mastektomy parsial.Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.e. Ouadranectomy.Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.2. RadiotherapyBiasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.3. ChemotherapyPemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.4. Manipulasi hormonal.Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

BAB III

KONSEP KEPERAWATANA. Data FokusI. Pengkajian1. Riwayat Kesehatan SekarangBiasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak dan nyeri.2. Riwayat Kesehatan DahuluAdanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.3. Riwayat Kesehatan KeluargaAdanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.4. Pemeriksaan Fisika. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau dorange, dumpling, ulserasi atau tanda-tanda radang.i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordona. Persepsi dan ManajemenBiasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya ke rumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.b. Nutrisi MetabolikKebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.c. EliminasiBiasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.d. Aktivitas dan LatihanAnoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.e. Kognitif dan PersepsiBiasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.f. Istirahat dan TidurBiasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.g. Persepsi dan Konsep DiriPayudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.h. Peran dan HubunganBiasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.i. Reproduksi dan SeksualBiasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.j. Koping dan Toleransi StressBiasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan keputus asaan.k. Nilai dan KeyakinanDiperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya dengan lapang dada.6. Pemeriksaan Diagnostik1. Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi metastatik dan evaluasi.2. biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA23. Penanda tumor4. Mammografi5. sinar X dada

B. Diagnosa Keperawatan1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksia2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringan4. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .5. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan kurang pemajanan informasi6. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuhC. Perencanaan DIAGNOSA KEP.NOCNIC

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan, mis; anoreksiaNOC :1. Nutritional Status : food and Fluid IntakeKriteria Hasil :1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi5. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berartiNIC :Nutrition Management1. Kaji adanya alergi makanan2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C5. Berikan substansi gula6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi7. Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.9. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi11. Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring1. BB pasien dalam batas normal2. Monitor adanya penurunan berat badan3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukanMonitor interaksi anak atau orangtua selama makan4. Monitor lingkungan selama makan5. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan6. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi7. Monitor turgor kulit8. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah9. Monitor mual dan muntah10. Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht11. Monitor makanan kesukaan12. Monitor pertumbuhan dan perkembangan13. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva14. Monitor kalori dan intake nuntrisi15. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.16. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahanNOC :1. Pain Level,2. Pain control,3. Comfort levelKriteria Hasil :1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang5. Tanda vital dalam rentang normalNIC :Pain Management1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau6. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan9. Kurangi faktor presipitasi nyeri10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan inter personal)11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri15. Tingkatkan istirahat16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil17. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi3. Cek riwayat alergi4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali9. Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah jaringanNOC: 1. Tissue Integrity : Skin and Mucous MembranesKriteria Hasil :1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi)2. Tidak ada luka/lesi pada kulit3. Perfusi jaringan baik4. Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang5. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alamiNIC:Pressure Management1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar2. Hindari kerutan padaa tempat tidur3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali5. Monitor kulit akan adanya kemerahan6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien8. Monitor status nutrisi pasien

Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya .NOC :1. Anxiety control2. CopingKriteria Hasil :1. Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas3. Vital sign dalam batas normal4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasanNIC :Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)1. Gunakan pendekatan yang menenangkan2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis6. Dorong keluarga untuk menemani anak7. Lakukan back / neck rub8. Dengarkan dengan penuh perhatian9. Identifikasi tingkat kecemasan10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi12. Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi13. Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan,pengobatankurang paparan terhadap informasiNOC :1. Knowledge : disease process2. Knowledge : health BehaviorKriteria Hasil :1. Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan2. Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar3. Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

NIC :Teaching : Dissease Process1. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang proses penyakit2. Jelaskan tentang patofisiologi penyakit, tanda dan gejala serta penyebabnya3. Sediakan informasi tentang kondisi klien4. Berikan informasi tentang perkembangan klien5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit6. Jelaskan alasan dilaksanakannya tindakan atau terapi7. Gambarkan komplikasi yang mungkin terjadi8. Anjurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit9. Gali sumber-sumber atau dukungan yang ada10. Anjurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan

Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan fungsi tubuhTujuan : Percaya diri klien meningkatKriteria Hasil :1. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.2. Klien dapat menerima efek pembedahan.1. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah2. Tinjau ulang efek pembedahanRasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.3. Berikan dukungan emosi klien.Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.4. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

D. PelaksanaanImplementasi atau perencanaan merupakan langkah keempat dari proses keperawatan dan merupakan wujud nyata dari rencana keperawatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan pasien. Pada klien dengan penyakit Ca Mamae implementasi dilaksanakan sesuai dengan pelaksanaan perawatan yang meliputi tindakan-tindakan yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien.

E. EvaluasiAdapun evaluasi akhir yang diharapkan pada klien dengan ca hepar adalah:1. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi.2. Terpenuhinya rasa nyaman dengan kualitas nyeri berkurang sampai hilang.3. Terpenuhinya rasa nyaman dengan cemas berkurang atau hilang4. Berkurangnya resiko ketidaktahuan terhadap penyakit5. Pasien merasa percaya diri.BAB IV

4.1 KesimpulanCa mammae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005). Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti (Price & Wilson, 1995), namun ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:a. Mekanisme hormonalb. Virusc. Genetikd. Defisiensi imunEtiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :a. Tinggi melebihi 170 cmb. Masa reproduksi yang relatif panjang.c. Faktor Genetikd. Ca Payudara yang terdahulue. KeluargaDan berikut merupakan gejala kanker payudara, yaitu:a. Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.b. Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat hingga seperti kulit jeruk).c. Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar, salah satu puting susu tiba-tiba lepas atau hilang.d. Bila tumor sudah besar, muncul rasa sakit yang hilang timbul.e. Kulit payudara terasa seperti terbakar.5. Patofisiologi sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi. Penatalaksanaan dari penyakit ini adalah pembedahan yang meliputi mastectomy total, Lumpectomy/tumor, Wide excision/mastektomy parsial, Ouadranectomy, Radiotherapy, Chemotherapy, dan Manipulasi hormonal.

4.2 SaranDengan di selesaikannya makalah ini, penulis mengetahui bahwa masih banyak kekurangan untuk itu penulis berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar dalam pembuatan makalah yang akan datang bisa lebih baik dari yang sekarang dan semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang Tanggung jawab dan Wewenang Perawat lulusan DIII.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002.Keperawatan Medikal Bedah vol 2.Jakarta : EGCMansjoer, Arif. 2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta : Media AesculapiusMarilyan, Doenges E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatyan px)Jakarta :EGCCloskey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996).Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book.Johnson,Marion, dkk. (2000).Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-BookJuall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10.Jakarta:EGCPrice Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGCSjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta.Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar IlmuBedah, EGC, JakartaWiley dan Blacwell. (2009).Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd

26