BUKU RESPONSI 2010

download BUKU RESPONSI 2010

of 157

Transcript of BUKU RESPONSI 2010

RESPONSI

GEOLOGI DASAR

2010IDENTITAS PEMILIK : Nama NPM Alamat : : : .. Email : : No. TelpJika anda ingin anak anda memiliki kehidupan yang damai, biarkan mereka menderita sedikit kelaparan dan kedinginan.--- Pepatah Cina.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN

KM HMG ARC-SINKLIN 2010 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Tidaklah mudah menggalang kekuatan Bagi suku yang beraneka warna Syarat utama adalah kesatuan Yakinlah teman temanku Tiada kekuatan tanpa kesatuan Bukannya kesatuan yang dipaksakan Melainkan kesatuan yanmg disadari sebagai keharusan untuk hidup Kepemimpinan bersangkutan dengan tindakan nyata tenaga, pikiran, dan waktu tercurah tak tersisa bila semua tak dapat kau cerna nurani kami bertanya haruskah kami bangga...??

dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (Al-Hijr : 19) dan kamu liahat gunung gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Al Qasas : 88)

Ya Allah bina, bentuk, dan tempalah adik Kami, adik yang cukup kuat menyadari dirinya manakala dia lemah, adik yang berani untuk menghadapi dirinya manakala dia takut. Jadikanlah adik Kami seorang yang menerima kesalahannya sebagai sesuatu yang berharga, dan menganggap kemenangan sebagai sesuatu kebutuhan keksatriaannya. Bentuklah adik kami menjadi manusia yang mengerti bahwa menemukan dan mengenal pribadinya adalah dasar segala ilmu yang benar. Ya Malikul Mulki jangan adik kami dibimbing di jalan yang enak dan lunak, tetapi di bawah desakan, tekanan, dan tantangan hidup. Bimbinglah adik Kami menjadi manusia yang berhati jernih dengan cita-cita setinggi langit, seorang adik yang mampu memimpin dirinya sebelum berhasrat memimpin orang lain, seorang adik yang menjangkau hari esok tanpa melepaskan hari-hari kemarinnya dan telah menyadari miliknya. Ya Mutakabbir semoga adik Kami dilengkapi sedikit perasaan jenaka, agar dia dapat hidup bersungguh-sungguh tanpa menganggap dirinya terlampau serius. Berikanlah kepadanya kerendahan hati dan keagungan hakiki; Adik Kami yang tetap berdiri di atas kaki yang dahsyat, adik kami yang berbelas kasihan terhadap mereka yang gagal, dan berikanlah dia kelembutan sebagai kekuatan yang sebenarnya Kami sebagai Kakaknya memberanikan diri untuk berucap: Hidup Kami tidaklah sia-sia(diadaptasi dari : Soldier Praying for His Son, Douglas McArthur)

KATA PENGANTARPuji dan Syukur Kehadirat Illahi Rabbi, yang telah memberikan rahmat dan petunjuk-Nya, sehingga buku yang bersifat panduan ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.

Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi serta proses-proses yang berlangsung pada komponen-komponen penyusunnya, mulai dari waktu,

mekanisme pembentukannya sampai terbentuknya kembali komponen-komponen tersebut. Dalam mempelajari geologi, tidak cukup hanya dengan mempelajari teoriteori yang didapat di bangku kuliah saja, tetapi juga harus dapat melihat keadaan sebenarnya di lapangan, karena keadaan di lapangan jauh berbeda dengan teoriteori yang diberikan di perkuliahan.

Sebagaimana kami sadari bahwa karya ini tidak akan jauh berbeda dari pesan yang ingin disampaikan kepada adik adik kami HMG angkatan 2010 dengan para alumni dan pendahulu kita sebelumnya, yaitu bahwa jadikan buku ini sebagai pengikat persaudaraan, selain dari materi geologi dasar yang sangat penting untuk dipahami dan dikaji.

Tentunya kajian ilmu khususnya yang berkaitan dengan ilmu geologi sangat luas dan ilmu geologi bukanlah hanya sebatas ilmu teori dan hitungan belaka, pemahaman seluruh konsep dasarnya memerlukan suatu peninjauan khusus dilapangan, dan mudah mudahan sepenggal dan secercah torehan tinta ini dapat membantu dalam menyelami samudera ilmu geologi yang sangat luas.

Kami tidak menutup kemungkinan akan kesalahan-kesalahan kami dalam penyusunan buku panduan ini. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak, mudah-mudahan buku dapat bermanfaat dan menumbuhkan kreativitas berpikir kita semua.

Kami ucapkan terima kasih kepada : 1. Institusi beserta civitas akademika Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran. 2. Bapak M. Sapari Dwi Hadian, ST., MT. dan Bapak Faisal Helmi, ST., selaku Pembina 3. Bapak Djadjang J. Setiadi, Ir., MSc, selaku Dosen Mata Kuliah Stratigrafi yang telah banyak memberikan masukan dan kritik bagi kami. 4. Seluruh Anggota Himpunan Mahasiswa Geologi UNPAD, terutama angkatan Komodo 2007 atas persaudaraan, kekeluargaan, serta canda tawanya selama ini......!!!! Pastikan hal ini selalu tetap

terjaga....Amien......!!! 5. Adik-adik kami angkatan 2010 yang telah memberikan kami cobaan, kekuatan dan keyakinan......!!! 6. Seluruh pihak yang telah membantu kami baik dalam segi moral maupun material dalam penyusunan buku ini.

Jatinangor, Desember 2010 HMG UNPAD 2007

DAFTAR ISIHalaman Halaman Persembahan Halaman Khusus Curhat Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Bagian I Pendahuluan Bagian II Batuan dan Mineral Batuan Beku Batuan Sedimen Batuan Metamorf Mineral Bagian III Struktur Geologi Perlipatan (folding) Sesar (fault) Kekar (joint) Bagian IV Fosil dan Stratigrafi Fosil Stratigrafi Bagian V Peta dan Peralatan Geologi Peta Peralatan Geologi Lapangan Daftar Pustaka Lampiran

i i ii 1 12 13 23 42 55 58 61 68 74 77 77 84 102 102 132 1411 143

DAFTAR TABELTabel 2.1.1 2.1.2 2.2.1 2.3.1 2.3.2 2.4.1 2.4.2 3.1.1 Klasifikasi batuan beku Contoh fisik batuan beku Skala Wentworth Diagram alir untuk identifikasi batuan metamorf Klasifikasi batuan metamorf Skala Kekerasan Mohrs Alat penguji kekerasan Klasifikasi lipatan berdasarkan rapat sudut dihedralnya Halaman 17 18 29 52 54 57 57 65

i

DAFTAR GAMBARGambar 1.1.1 1.1.2 1.1.3 1.1.4 1.1.5 2.1.1 2.1.2 2.1.3 2.1.4 2.1.5 2.1.6 2.1.7 2.1.8 2.1.9 2.1.10 2.1.11 2.1.12 2.1.13 2.1.14 2.1.15 2.2.1 2.2.2 2.2.3 2.2.4 2.2.5 2.2.6 2.2.7 2.2.8 2.2.9 2.2.10 2.2.11 2.3.1 2.3.2 2.3.3 2.3.4 2.3.5 Halaman 3 7 8 11 11 12 13 13 14 14 14 15 16 19 20 20 20 21 21 22 24 25 28 31 33 37 37 38 39 40 41 42 43 44 44 45

Bagan geologi beserta cabang cabang ilmu lainnya Interior dalam bumi Aliran konveksi Tipe tipe batas cekungan Lempeng lempeng dunia Rock Cycle Bentuk tubuh sill Bentuk tubuh Laccolith Bentuk tubuh Lapolith Bentuk tubuh Phacolith Bentuk tubuh Dike Bentuk tubuh intrusi secara umum Deret reaksi Bowen Contoh holohyalin Contoh hipokristalin/hipohyalin Contoh holokristalin Bentuk Kristal Batuan dengan struktur vesikuler Batuan dengan struktur lava bantal Batuan dengan struktur columnar joint. Aliran lamina dan aliran turbulen Perilaku partikel dalam pergerakan fluida Bentuk butir Struktur sedimen Pemilahan batuan Klasifikasi Folk Klasifikasi Dunham Klasifikasi Embry & Klovan Struktur sedimen pada batugamping Grafik Log Simbol yang digunakan dalam pembuatan grafik log Batuan asal yang mengalami metamorfisme tingkat rendah medium dan tingkat tinggi Kontak disekitar intrusi batuan beku Penampang lokasi batuan metamorf Fasies batuan metamorf Fasies batuan metamorf dan hubungannya dengan temperature, tekanan dan kedalamanii

2.3.6 2.3.7 2.3.8 2.4.1 3.1.1 3.1.2 3.1.3 3.1.4 3.1.5 3.1.6 3.1.7 3.1.8 3.1.9 3.1.10 3.1.11 3.1.12 3.1.13 3.1.14 3.1.15 3.1.16 3.1.17 4.1.1 4.1.2 4.1.3 4.2.1 4.2.2 4.2.3 4.2.4 4.2.5 4.2.6 4.2.7 4.2.8 4.2.9 5.1.1 5.1.2 5.1.3 5.1.4 5.1.5 5.1.6 5.1.7 5.1.8 5.1.9 5.1.10

Struktur batuan metamorf dan korelasinya terhadap batuan yang terbentuk Tekstur batuan metamorf Struktur pada migmatit Macam macam mineral Jenis-jenis deformasi Jenis deformasi batuan Gaya yang berlawanan arah, tapi bekerja dalam satu garis Gaya yang berlawanan arah, tapi bekerja dalam satu bidang Gaya yang berlawanan arah, tapi bekerja pada kedua ujung Kedudukan bidang,garis dan sudut dalam ruang Mekanisme terjadinya perlipatan Unsur struktur lipatan Jenis-jenis lipatan Geometri chevron fold Rekonstruksi lipatan Unsur geometri patahan Arah tegasana yang bekerja pada patahan Jenis-jenis patahan Hubungan kekar dengan arah gaya yang bekerja Jenis - jenis kekar Jenis kekar berdasarkan kedudukannya Macam macam pengawetan fosil Sistem pengawetan fosil Jejak fosil Kolom stratigrafi Initial horizontality Lateral continuity Prinsiple of cross cutting relationship Perlapisan Unconformity Pembentukan Disconformity Pembentukan Nonconformity Skala waktu Geologi Bagian bagian kontur Proyeksi peta topografi Macam - macam pola pengaliran Simbol litologi dalam peta geologi Simbol symbol dalam peta geologi Hukum V Penyelesaian secara grafis terhadap metode tiga titik Blok diagram penyelesaian metode 3 titik tipe kedua Penelusuran kontak suatu bidang melalui topografi Bagian bagian kompas geologiiii

47 49 51 56 58 59 59 59 60 61 62 63 66 66 67 69 71 72 75 75 76 78 79 79 86 87 87 88 90 94 95 96 99 108 111 114 120 121 122 127 128 131 133

I HEAR AND I FORGET I SEE AND I REMEMBER I DO AND I UNDERSTAND THERE IS NO RIGHT OR WRONG IN INTERPRETATION. INSTEAD, THERE IS A MAKE-SENSE INTERPRETATION OR A NOT MAKESENSE INTERPRETATION

iv

BAB

PendahuluanKebanyakan orang mengatakan bahwa kecerdasanlah yang melahirkan seorang ilmuwan besar. Mereka salah, karakterlah yang melahirkannya. (Albert Einstein)

Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu geo (bumi) dan logos (ilmu). Jadi Geologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang Bumi, meliputi proses-proses yang berlangsung atau dinamika, dan pengaruhnya terhadap Bumi itu sendiri. Secara lebih terperinci, geologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari material penyusun kerak bumi, proses-proses yang berlangsung selama dan atau setelah pembentukannya, serta makhluk hidup yang pernah ada atau hidup di bumi. Cabang-cabang geologi: Petrologi Studi tentang batuan (batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf), asal mula pembentukannya, klasifikasinya, tempat pembentukan dan pengendapannya, serta penyebarannya baik di dalam maupun di permukaan bumi. Mineralogi Studi tentang mineral, cara mendeskripsi suatu mineral pembentuk batuan secara megaskopis (melalui sifat fisiknya, seperti belahan, goresan, kilap, dan lain-lain) dan menentukan nama mineral dari hasil deskripsi tersebut dan kegunaan mineral. Sedimentologi Studi yang mempelajari batuan sedimen, meliputi pembentukan batuan sedimen dan proses sedimentasinya. Mempelajari, mengenali dan menafsirkan struktur sedimen, macam model fasies, dan lingkungan pengendapannya. Geomorfologi Studi tentang bentang-alam (morfologi alam), mempelajari prinsip-prinsip geomorfologi dalam kaitannya dengan geologi serta mengidentifikasi ragam

BAB I Pendahuluan

bentang-alam, juga mempelajari deskripsi bentang-alam dan aplikasi geomorfologi untuk penelitian dan pemetaan. Geologi struktur Studi mengenai perubahan bentuk-bentuk kerak bumi yang diakibatkan oleh adanya proses gerak pada bumi itu sendiri sehingga menghasilkan struktur geologi berupa lipatan, patahan, kekar dan lain-lain. Paleontologi Studi tentang segala aspek kehidupan masa lampau berupa fosil, baik makro maupun mikro, yang ditemukan dalam batuan. Dapat digunakan untuk menentukan umur relatif dan lingkungan pengendapan serta menjelaskan perubahan-perubahan geologi sepanjang sejarah bumi. Stratigrafi Studi tentang urut-urutan perlapisan batuan, pemeriannya, dan proses-proses sepanjang sejarah pembentukan perlapisan batuan tersebut. Geologi Terapan Penerapan geologi untuk kepentingan manusia pada bidang tertentu, misalnya: Geologi Pertambangan, Geologi Batubara, Geologi Minyak dan Gas Bumi, Hidrogeologi, Geofisika, Geotermal, Geologi Teknik, dan sebagainya.

Divisi Akademik HMG 2010

|2

BAB I Pendahuluan

Gambar 1.1.1 Bagan geologi beserta cabang-cabang ilmu lainnya. (Hirnawan, 2000, Geologi UNPAD)

Sejarah Ilmu Geologi Bangsa Yunani sejak 2300 tahun yang lalu telah menulis tentang fosil, batu permata, gempabumi, dan gunungapi. Filsuf yang paling menonjol adalah Aristoteles. Beliau mengatakan bahwa batuan terbentuk karena pengaruh bintang-bintang dan gempabumi terjadi akibat meledaknya udara yang padat di bumi karena adanya proses pemanasan oleh pusat api. Frank D. Adams mengatakan dalam Geological Sciences (New York: Devor, 1938) bahwa : Selama masa-masa pertengahan Aristoteles dihormati sebagai kepala dan pimpinan semua filosof, yang pendapatnya pada subyek apapun merupakan hokum dan merupakan hasil akhir.

Divisi Akademik HMG 2010

|3

BAB I Pendahuluan

Katastrofisme Baron Georges Cuvier (1810), berkebangsaan Perancis, melihat adanya kenyataan bahwa pada masa lampau telah terjadi kepunahan beberapa spesies flora dan fauna yang kemudian timbul kembali spesies flora dan fauna yang baru. Semua peristiwa tersebut terjadi karena adanya bencana (catastroph) secara mendadak dengan sangat dahsyat dan berlangsung di seluruh muka bumi. Konsep ini dikenal sebagai teori Malapetaka atau Katastrofisme (Catastrophism). Uniformitarianisme Akhir abad ke-18 dianggap sebagai permulaan geologi modern. James Hutton (1795), seorang ahli fisika Skotlandia, bapak geologi modern, menerbitkan buku Theory of the Earth. Dimana ia mencetuskan: The present is the key to the past. Kejadian yang terjadi sekarang ini, berlangsung pula pada masa lalu. Proses di Bumi terjadi secara berulang-ulang. Maka saat ini ditambahkan pula : The present is the key to the future.

(B. G. Cuvier)

(James Hutton)

Charles Lyell (17971875) membuat sebelas edisi dari hasil pekerjaan besarnya, antara lain : Principles of Geology (Prinsip-prinsip Geologi). Buku ini berusaha menjelaskan perubahan-perubahan lebih lanjut dari permukaan bumi, dengan referensi dari sebabsebab yang berlaku sekarang. Ia mengilustrasikan konsep-konsep kesamaan dari alam sesuai dengan waktu. Ia dapat memperlihatkan bahwa proses-proses geologi yang dapat diamati sekarang dapat disimpulkan berlaku juga pada masa lalu. Walaupun teori uniformitarianisme tidak dimulai dari Lyell, dia adalah orang yang lebih sukses dalam menginterpretasi dan mempublikasikan pada masyarakat luas. INTERIOR BUMI Secara umum, bumi terdiri dari daratan (benua, pulau-pulau, lembah-lembah, dan pegunungan) serta lautan (lembah, palung, dan pegunungan bawah laut). Puncak gunung tertinggi 8,850 m dpl (Mount Everest, Pegunungan Himalaya), sedangkan palung yang terdalam mencapai kedalaman 11.033 m di bawah permukaan laut (Palung Mariana).Divisi Akademik HMG 2010

|4

BAB I Pendahuluan

Susunan interior bumi diketahui berdasarkan informasi seismologi. Berdasarkan penyelidikan H. Jeffreys dan K. E. Bullen (1932-1942) yang mengacu pada penyelidikan E. Wiechert (1890-an) dengan menggunakan cepat rambat gelombang P dan S, didefinisikan pembagian bentuk dalam (lapisan-lapisan) dari interior bumi. Struktur dalam bumi dibedakan secara komposisi dan rheologi. Struktur dalam bumi berdasarkan komposisinya: 1. Inti bumi (Core) Terletak mulai dari kedalaman 2.883 km sampai ke pusat bumi. Densitasnya berkisar dari 9,5 gr/cc di dekat mantel dan membesar kea rah pusat hingga 14,5 gr/cc. Berdasarkan besarnya densitas ini, inti bumi diperkirakan memiliki campuran dari unsur-unsur yang memiliki densitas besar, yaitu Nikel (Ni) dan besi (Fe). Oleh karena itu, inti bumi juga sering disebut sebagai lapisan Nife. a. Inti dalam (inner core) Kedalaman 5.140-6.371 km. Berfasa padat, berat, dan sangat panas. b. Inti luar (outer core) Kedalaman 2.883-5.140 km. Berfasa cair dan sangat panas. 2. Mantel (Mantle) Merupakan lapisan yang menyelubungi inti bumi. Merupakan bagian terbesar dari bumi, 82.3 % dari volume bumi dan 67.8 % dari massa bumi. Ketebalannya 2.883 km. Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc di dekat inti dan 3.3 gr/cc di dekat kerak bumi. 3. Kerak bumi (Crust) Merupakan lapisan terluar yang tipis, terdiri batuan yang lebih ringan dibandingkan dengan batuan mantel di bawahnya. Densitas rata-rata 2.7 gr/cc. Ketebalannya tidak merata, perbedaan ketebalan ini menimbulkan perbedaan elevasi antara benua dan samudera. Pada daerah pegunungan ketebalannya > 50 km dan pada beberapa samudera < 5 km. berdasarkan data kegempaan dan komposisi material pembentuknya, para ahli membagi menjadi kerak benua dan kerak samudera.

a.

b.

Kerak benua, terdiri dari batuan granitik, ketebalan rata-rata 45 km, berkisar antara 3050 km. Kaya akan unsur Si dan Al, maka disebut juga sebagai lapisan SiAl. Kerak samudera, terdiri dari batuan basaltik, tebalnya sekitar 7 km. Kaya akan unsur Si dan Mg, maka disebut juga sebagai lapisan SiMa.

Divisi Akademik HMG 2010

|5

BAB I Pendahuluan

Bumi berdasarkan kajian rheologi: 1. Mesosfir Lapisan padat dalam mantel yang memiliki kekuatan relatif tinggi dinamakan mesosfir (lapisan menengah, intermediate or middle sphere). Lapisan ini terletak antara batas inti dan mantel (kedalaman 2.883 km) hingga kedalaman sekitar 350 km. 2. Astenosfir Lapisan mantel bagian atas, pada kedalaman antara 350 km 100 km di bawah permukaan bumi, adalah lapisan yang dinamakan asthenosphere (lapisan lemah, weak sphere). Keseimbangan suhu dan tekanan di sini sedemikian rupa sehingga menjadikan materialnya dalam keadaan mendekati titik leburnya. Para ahli geologi menyatakan bahwa batuan di mesosfir dan astenosfir mempunyai komposisi yang sama. Perbedaan satu-satunya hanyalah pada sifat fisiknya, kekuatan. 3. Litosfir Terletak di atas astenosfir, lapisan setebal 100 km dari permukaan bumi ini merupakan lapisan yang batuannya lebih dingin, lebih kuat, dan lebih kaku (rigid) dibandingkan astenosfir yang plastis. Lapisan terluar yang keras ini meliputi mantel bagian atas dan seluruh kerak bumi. Komposisi kerak dan mantel memang berbeda, namun yang membedakan litosfir dan astenosfir adalah kuat batuan (rock strength), bukanlah komposisinya. Bidang-bidang diskontinu 1. Bidang Moho Seorang ahli seismologi Yugoslavia, Andrija Mohorovicic, mempelajari data gempa dan menjumpai kecepatan gelombang gempa yang naik dengan tiba-tiba di bawah kedalaman 50 km. Bidang batas perubahan atau bidang diskontinuitas ini ternyata merupakan bidang batas antara lapisan kerak bumi dan mantel atas. Maka, bidang batas ini dikenal dengan sebutan Bidang Mohorovicic atau Bidang Moho. 2. Bidang Gutenberg Beberapa tahun kemudian, seorang ahli gempa Jerman, Beno Gutenberg, menemukan batas lain. Bidang dimana gelombang P dibelokkan, atau bidang antara mantel dengan inti bumi disebut bidang diskontinu Gutenberg atau bidang Gutenberg.

Divisi Akademik HMG 2010

|6

BAB I Pendahuluan

Gambar 1.1.2 Interior dalam bumi (Skinner et al., 2004)

Kerak bumi yang merupakan bagian teratas dari interior bumi yang langsung kontak dengan oksigen dan merupakan tempat akumulasi mineral-mineral batuan merupakan sasaran utama dari ilmu genesa endapan bahan galian untuk dapat mengetahui sebaran mineral-mineral berharga. Keterdapatan mineral-mineral berharga tersebut sangat bergantung pada jumlah (konsentrasi) mineral-mineralnya, serta letak dan bentyk endapannya. Kerak bumi merupakan padatan yang relative dingin, rapuh, dan kaku (rigid) dengan massa jenis lebih rendah sehingga seolah-olah mengapung di atas mantel. Ini adalah bagian yang berada di permukaan bumi hingga kedalaman 100 km. Karena adanya perbedaan panas yang sangat tinggi antara bagian bumi yang tengah dengan bagian bumi yang lebih luar, maka akan terjadi perbedaan tekanan dimana tekanan pada bagian dalam lebih besar, sehingga pergerakan magma akan menghasilkan aliran konveksi di dalam mantel. Lelehan magma yang lebih panas akan bergerak ke atas dan lelehan magma yang lebih dingin akan tenggelam (seperti gerakan aliran konveksi air pada waktu kita memanaskan air di atas kompor).Divisi Akademik HMG 2010

|7

BAB I Pendahuluan

Gambar 1.1.3. Aliran konveksi pada air di atas kompor dan aliran konveksi magma

Akibat aliran konveksi lelehan magma tersebut, lapisan kerak bumi yang padat dan relative rapuh yang ada di atasnya (mengapung) ikut bergerak sesuai dengan gerakan lelehan magma. Pada suatu tempat tertentu, lapisan kerak bumi akan retak dan bergerak saling menjauh, dan rekahan yang ditinggalkannya akan segera terisi oleh lelehan magma yang kemudian juga akan membeku (disebut sebagai daerah regangan dimana lempengan kerak bumi yang saling berdekatan menjauh), contoh Mid Oceanic Ridges yang berada di dasar samudra Atlantik, dan rifting yang terjadi antara benua Afrika dengan Jazirah Arab yang membentuk Laut Merah. Pada bagian bumi lain akan terjadi tumbukan antara lempeng-lempeng yang saling mendekat. Lempeng yang relatif lebih tipis (lempeng samudera) akan menunjam ke bawah lempeng benua yang relatif lebih tepal, zona ini disebut sebagai zona subduksi (subduction zone). Contohnya adalah zona subduksi yang memanjang dari Sumatra, Jawa, hingga ke Nusa Tenggara Timur. Pada bagian yang menunjam akan meleleh menjadi magma dan bagian dari lempeng yang lain akan mengalami perlipatan, pengangkatan, dan pensesaran. Dengan adanya retakan/bukaan akibat terbentuknya sesar-sesar tersebut, maka pada bagian-bagian tertentu pada zona tersebut kadang-kadang diterobos oleh lelehan magma panas dari mantel dan membentuk kantong-kantong magma, yang disebut sebagai dapur magma (magma chamber). Jika penerobosan tersebut berlangsung hingga mencapai permukaan bumi, maka terjadilah pembentukan deretan gunungapi. Magma yang keluar akan menghasilkan material hasil letusan gunungapi yang berupa tuff, lahar, maupun menghasilkan aliran lava panas yang akan membentuk batuan lava di permukaan. Magma yang tidak

Divisi Akademik HMG 2010

|8

BAB I Pendahuluan

mencapai permukaan akan membeku di dalam bumi membentuk bermacam-macam jenis batuan beku.

TEORI TEKTONIK LEMPENG Teori Tektonik Lempeng berasal dari Hipotesis Pergeseran Benua (continental drift) yang dikemukakan Alfred Wegener (1912), dan dikembangkan lagi dalam bukunya The Origin of Continents and Oceans (1915). Ia mengemukakan bahwa benua-benua yang sekarang ada dulu adalah satu bentang muka yang bergerak menjauh sehingga melepaskan benua-benua tersebut dari inti bumi seperti 'bongkahan es' dari granit yang bermassa jenis rendah yang mengambang di atas lautan basal yang lebih padat. Teori ini mengatakan bahwa kerak-kerak bumi tidak bersifat permanen, tetapi bergerak secara mengapung, mulai diperkenalkan pada awal abad ke-20. Setelah melalui berbagai perdebatan selama beberapa tahun, teori ini awalnya ditolak oleh sebagian besar ahli ilmu bumi. Namun, selama periode tahun 1950-an hingga 1960-an banyak bukti-bukti yang ditemukan oleh para peneliti yang mendukung teori tersebut, sehingga teori yang sudah pernah ditinggalkan ini mulai diperhatikan kembali. Pada tahun 1968, teori tentang kontinen mengapung telah diterima secara luas, dan selanjutnya disebut Teori Tektonik Lempeng Plate Tectonic. Teori tektonik lempeng mempelajari hubungan antara deformasi dengan keberadaan dan pergerakan lempeng di atas mantel atas yang plastis. Batas-batas Lempeng Batas-batas lempeng ada tiga macam, dibedakan dari jenis pergerakannya, yaitu: 1. Divergen Lempeng-lempeng bergerak saling menjauh, menyebabkan naiknya material dari mantel bumi dan membentuk lantai samudera baru yang luas. Contoh: Mid Oceanic Ridges yang berada di dasar samudra Atlantik, dan rifting yang terjadi antara benua Afrika dengan Jazirah Arab yang membentuk Laut Merah.

Divisi Akademik HMG 2010

|9

BAB I Pendahuluan

2. Konvergen Lempeng-lempeng bergerak saling mendekat. a. Subduksi (Subduction) Lempeng benua dengan lempeng samudera. Pada peristiwa ini, lempeng samudera menunjam ke bawah dengan sudut 45 atau lebih, menyusup di bawah lempeng benua. Contoh: palung (trench) yang memanjang dari Sumatra, Jawa, hingga ke Nusa Tenggara Timur akibat tumbukan antara lempeng benua Asia Tenggara dengan lempeng samudra Hindia Australia.

Obduksi (Obduction) Kenampakan dimana kerak benua menunjam di bawah kerak samudera. Ada beberapa hipotesis tentang mula terjadi obduksi, yang paling memungkinkan adalah bahwa diawali oleh penunjaman kerak samudera dengan kerak benua di belakangnya. Penunjaman bisa terjadi karena perubahan dari batas lempeng divergen menjadi konvergen. Kelanjutan penunjaman membawa kerak benua berbenturan dengan kerak samudera dan pada awalnya, kerak samudera naik ke atas kerak benua, sebelum akhirnya penunjaman di tempat itu berhenti dan berpindah ke tempat lain yang dapat mengakomodasi konvergensi antar lempeng. c. Collision Lempeng benua bertemu dengan lempeng benua. Kedua lempeng tersebut tidak ada yang tertunjam karena keduanya memiliki massa jenis yang sama, hal ini mengakibatkan pembentukan pegunungan lipatan yang biasanya sangat tinggi. Contoh : pegunungan Himalaya yang diakibatkan interaksi antara lempeng Eurasia dengan India. 3. Transform Lempeng-lempeng bergerak saling berpapasan, tanpa membentuk atau merusak litosfir, menghasilkan suatu sesar mendatar jenis Strike Slip Fault. Contoh : sesar San Andreas di Amerika Serikat yang merupakan pergeseran lempeng samudra Pasifik dengan lempeng benua Amerika Utara.

b.

Divisi Akademik HMG 2010

| 10

BAB I Pendahuluan

Gambar 1.1.4. Tipe-tipe batas lempeng

Gambar 1.1.5. Lempeng-lempeng dunia Divisi Akademik HMG 2010

| 11

BAB

Batuan dan MineralThe difference between a successful person and others is not a lack of strength, not a lack of knowledge, but rather in a lack of will. Vince Lombardi

Dalam The Penguin Dictionary of Geology, yang dinamakan dengan batuan (rock) adalah material penyusun kerak bumi yang tersusun baik oleh satu jenis mineral (monomineralic) maupun oleh banyak jenis mineral (polymineralic). Berdasarkan proses terjadinya batuan dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Batuan beku (Igneous rock) 2. Batuan sedimen (Sedimentary rock) 3. Batuan metamorf/malihan (Metamorphic rock)

Gambar 2.1.1 Rock Cycle

BAB 2 Batuan dan Mineral

2.1 BATUAN BEKU (IGNEOUS ROCK)Batuan ini adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan maupun di atas permukaan. Magma merupakan cairan silikat kental dan pijar yang bersifat mobile dengan suhu berkisar 1500-2500C terdapat pada kerak bumi bagian bawah.

JENIS JENIS BATUAN BEKU Jenis Batuan beku berdasarkan genetiknya 1. Batuan beku intrusif Batuan beku yang berasal dari pembekuan magma di dalam bumi, disebut juga dengan batuan plutonik. Berdasarkan kontak dengan batuan sekitarnya, tubuh batuan beku intrusi dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu: a. Konkordan, yaitu intrusi yang sejajar dengan perlapisan batuan di sekitarnya, antara lain: 1. Sill: intrusi yang melembar (sheetlike) sejajar dengan batuan sekitar dengan ketebalan beberapa milimeter sampai beberapa kilometer.

Gambar 2.1.2 bentuk tubuh sill

2.

Laccolith: sill dengan bentuk kubah (planconvex) di bagian atasnya.

Gambar 2.1.3 bentuk tubuh Laccolith Divisi Akademik HMG 2010

| 13

BAB 2 Batuan dan Mineral

3.

Lopolith: bentuk lain dari sill dengan ketebalan 1/10 sampai 1/12 dari lebar tubuhnya dengan bentuk seperti melensa dimana bagian tengahnya melengkung ke arah bawah karena elastisitas batuan di bawahnya lebih lentur.

Gambar 2.1.4 bentuk tubuh lapolith

4.

Phacolith: massa intrusi yang melensa yang terletak pada sumbu lipatan.

Gambar 2.1.5 bentuk tubuh phacolith

b.

Diskordan, intrusi yang memotong perlapisan batuan di sekitarnya, antara lain: 1. Dike: intrusi yang berbentuk tabular yang memotong struktur lapisan batuan sekitarnya.

Gambar 2.1.6 bentuk tubuh dike Divisi Akademik HMG 2010

| 14

BAB 2 Batuan dan Mineral

2. 3.

Batholith: intrusi yang tersingkap di permukaan, berukuran >100km2, berbentuk tak beraturan, dan tak diketahui dasarnya. Stock: intrusi yang mirip dengan batholith, dengan ukuran yang tersingkap di permukaan 65% 2. Batuan beku menengah: silika 65-52% 3. Batuan beku basa: silika 52-45% 4. Batuan beku ultrabasa: silika < 45% Jenis Batuan Beku berdasarkan indeks warna Berdasarkan indeks warna/komposisi mineral gelapnya (mafic), maka batuan beku terbagi atas: 1. Leucocratic: batuan beku dengan kandungan mineral mafic berkisar 0-30% 2. Mesocratic: batuan beku dengan kandungan mineral mafic berkisar 30-60% 3. Melanocratic: batuan beku dengan kandungan mineral mafic berkisar 60-90% 4. Hypermelanic: batuan beku dengan kandungan mineral mafic berkisar 90-100%Divisi Akademik HMG 2010

| 15

BAB 2 Batuan dan Mineral

REAKSI DERET BOWEN Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh N.L.. Bowen (kanada) disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowens Reaction Series

Gambar 2.1.8 Deret reaksi bowen

Catatan !! Apabila temperatur magma turun hingga mencapai titik jenuhnya maka magma tersebut mulai mengkristal Unsur-unsur yang sukar larut akan mengkristal terlebih dahulu, misalnya mineral asesoris (apatit, zirkon, ilmenit, magnetit, rutil, titanit, chromit dll) Mineral utama pembentuk batuan yang mula-mula mengkristal adalah olivin, Mg piroksen (ortho piroksen), klino piroksen, amfibol, plagioklas dst Deret Bowen Unsur-unsur yang mudah larut akan mengkristal paling akhir dan akan terjebak di sekitar kristal yang telah terbentuk dahulu.

Dari Deret Bowen ini dikenal dua kelompok mineral utama pembentuk batuan, yaitu: 1. Mineral mafic, mineral-mineral utama pembentuk batuan yang bewarna gelap, hal ini disebabkan oleh kandungan kimianya, yaitu Magnesium dan FerrumDivisi Akademik HMG 2010

| 16

BAB 2 Batuan dan Mineral

2.

(Mafic=Magnesium Ferric). Yang termasuk mineral ini adalah: olivin, piroksen, amfibol, dan biotit. Mineral felsic, mineral-mineral utama pembentuk batuan beku yang bewarna terang, hal ini disebabkan oleh kandungan kimianya, yaitu feldspar + lenad (mineral-mineral feldsparthoid) + silika. Yang termasuk mineral ini adalah: plagioklas, kalium feldspar (potassium feldspar), muskovit dan kuarsa.

Mineral pembentuk batuan beku berdasarkan kejadiannya, dibedakan menjadi : 1. Mineral Primer:Terjadi pada saat proses pembentukan batuan. 2. Mineral Sekunder : Terbentuk pada saat setelah proses pembekuan batuan (leburan silikat) berakhir. KLASIFIKASI BATUAN BEKUNama Batuan Intrusi Granit Adamelit Granodiorit Syienit Diorit Monzonit Gabro Peridotit Ekstrusi Ryolit Ryodasit Dasit Trachyt Andesit Trachyt andesit Basalt Dunit Sifat Kandungan Silika (%) Kandungan Mineral Mafic (%) 0-30 Indeks Warna

Asam

>65

Leucocratic

Menengah Basa Ultrabasa

65-52 52-45 < 45

30-60 60-90 90-100

Mesocratic Melanocratic Hypermelanic

Tabel 2.1.1 Klasifikasi batuan beku

CONTOH GAMBAR BATUAN BEKU Nama Batuan Intrusi Granit Ekstrusi Ryolit

Divisi Akademik HMG 2010

| 17

BAB 2 Batuan dan Mineral

Granodiorit

Dasit

Syienit

Trachyt

Diorit

Andesit

Gabro

Basalt

Peridotit

Dunit

Tabel 2.1.2 Contoh fisik batuan beku Divisi Akademik HMG 2010

| 18

BAB 2 Batuan dan Mineral

Deskripsi Batuan Beku 1. Nama batuan 2. Warna Warna terbagi dua, yaitu: a. Warna Segar : warna segar adalah warna yang belum terkontaminasi oleh lingkungan sekitar (warna di bagian dalam batu). b. Warna Lapuk : warna lapuk adalah warna yang telah terkontaminasi oleh lingkungan sekitar (warna dibagian luar batu). 3. Komposisi mineral Dapat ditentukan berdasarkan indeks warnanya, apakah leucocratic, mesocratic, melanocratic, atau hypermelanic. Lihat juga komposisi mineral pembentuk batuannya, misalnya: kuarsa, plagioklas, dll. 4. Tekstur (properties of individual grain) Tekstur dibagi lagi menjadi: a. Granularitas (grain size) Granularitas terbagi tiga, yaitu: i. Afanitik: berbutir halus atau besar butiran (phenocryst) < 1mm, tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. ii. Porfiritik: berbutir sedang atau besar butiran (phenocryst) 1-5mm, dapat dilihat dengan bantuan loupe. iii. Faneritik: berbutir kasar atau besar butiran (phenocryst) > 5mm, dapat dilihat dengan mata telanjang. b. Derajat Kristalisasi Umumnya menunjukkan kecepatan pendinginan. Derajat Kristalisasi terbagi tiga, yaitu: i. Holohyalin: secara keseluruhan tersusun atas gelas/massa dasar. Hal ini terjadi karena pendinginan cepat.

Gambar 2.1.9 contoh holohyalin

Divisi Akademik HMG 2010

| 19

BAB 2 Batuan dan Mineral

ii.

Hipokristalin/Hipohyalin: tersusun atas kristal (phenocryst) dan gelas (groundmass).

Gambar 2.1.10 contoh hipokristalin/hipohyalin

iii.

Holokristalin: secara keseluruhan tersusun atas kristal (phenocryst). Hal ini terjadi karena pendinginan lambat.

Gambar 2.1.11 contoh holokristalin

c.

Bentuk Kristal Umumnya menunjukkan rangkaian kristalisasi. Bentuk kristal terbagi tiga, yaitu: i. Euhedral: bentuk kristalnya masih utuh (apakah ia kubik, monoklin, triklin atau yang lainnya). ii. Subhedral: bentuk kristalnya sebagian tidak utuh. iii. Anhedral: bentuk kristalnya sudah tidak utuh lagi sehingga tidak dapat dilihat apakah ia kubik, monoklin, atau yang lainnya.

Keterangan: A: Anhedral B: Subhedral C: Euhedral

Gambar 2.1.12 Bentuk kristal

Divisi Akademik HMG 2010

| 20

BAB 2 Batuan dan Mineral

5. Struktur - Masif: secara keseluruhan kenampakan batuan terlihat seragam/ monoton. - Vesikuler: pada massa batuan terdapat lubang-lubang kecil yang berbentuk bulat atau elips dengan penyebaran yang tidak merata. Lubang ini merupakan ruang tempat gas terperangkap pada waktu magma membeku.

Gambar 2.1.13 Batuan dengan struktur vesikuler

- Amigdaloidal: vesikuler yang telah terisi oleh mineral sekunder. - Scorius: vesikuler yang penyebarannya merata. - Lava bantal (Pillow lava): lava yang memperlihatkan struktur seperti kumpulan bantal, Ini disebabkan karena ia terbentuk di laut (gunungapi bawah laut).

Gambar 2.1.14 Batuan dengan struktur lava bantal

Divisi Akademik HMG 2010

| 21

BAB 2 Batuan dan Mineral

- Columnar joint: struktur yang memperlihatkan bentuk seperti kumpulan tiang, ini disebabkan adanya kontraksi saat proses pendinginannya.

Gambar 2.1.15 Batuan dengan struktur columnar joint

6. Bentuk tubuh/kenampakan di lapangan Apakah ia intrusi atau ekstrusi, lihat perbedaannya dari tekstur batuan dan strukturnya.

Divisi Akademik HMG 2010

| 22

BAB 2 Batuan dan Mineral

2.2 Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)Kata sedimen berasal dari bahasa latin sedimentum, yang berarti penenggelaman atau secara sederhana dapat diartikan dengan endapan, yang digunakan untuk material padat yang diendapkan oleh fluida. Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil dari rombakan batuan lainnya (batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen itu sendiri) melalui proses pelapukan (weathering), erosi, pengangkutan (transport), dan pengendapan, yang pada akhirnya mengalami proses litifikasi atau pembatuan. Mekanisme lain yang dapat membentuk batuan sedimen adalah proses penguapan (evaporasi), longsoran, erupsi gunungapi. Batuan sedimen hanya menyusun sekitar 5% dari total volume kerak bumi. Tetapi karena batuan sedimen terbentuk pada permukaan bumi, maka meskipun jumlahnya relatif sedikit akan tetapi dalam hal penyebaran batuan sedimen hampir menutupi batuan beku dan metamorf. Batuan sedimen menutupi sekitar 75% dari permukaan bumi.

Pelapukan Pelapukan atau weathering (weather) merupakan perusakan batuan pada kulit bumi karena pengaruh cuaca (suhu, curah hujan, kelembaban, atau angin). Karena itu pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Pelapukan dapat dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Pelapukan fisika, adalah proses dimana batuan hancur menjadi bentuk yang lebih kecil oleh berbagai sebab, tetapi tanpa adanya perubahan komposisi kimia dan kandungan mineral batuan tersebut yang signifikan. 2. Pelapukan kimia, adalah proses dimana adanya perubahan komposisi kimia dan mineral dari batuan. 3. Pelapukan biologi, Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.Divisi Akademik HMG 2010

| 23

BAB 2 Batuan dan Mineral

Erosi Erosi adalah suatu pengikisan dan perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Erosi tidak sama dengan pelapukan, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.

Transportasi Transportasi adalah pengangkutan suatu material (partikel) dari suatu tempat ke tempat lain oleh suatu gerakan media (aliran arus) hingga media dan material terhenti (terendapkan). Media transportasi (fluida) antara lain gravitasi, air, es, dan udara. Gerakan fluida dapat terbagi ke dalam dua cara yang berbeda. 1. Aliran laminar, semua molekul-molekul di dalam fluida bergerak saling sejajar terhadap yang lain dalam arah transportasi. Dalam fluida yang heterogen hampir tidak ada terjadinya pencampuran selama aliran laminar. 2. Aliran turbulen, molekul-molekul di dalam fluida bergerak pada semua arah tapi dengan jaring pergerakan dalam arah transportasi. Fluida heterogen sepenuhnya tercampur dalam aliran turbulen.

Gambar 2.2.1 Aliran Lamina dan aliran turbulen Divisi Akademik HMG 2010

| 24

BAB 2 Batuan dan Mineral

Partikel semua ukuran digerakkan di dalam fluida oleh salah satu dari tiga mekanisme 1. Menggelinding (rolling) di dasar aliran udara atau air tanpa kehilangan kontak dengan permukaan dasar. 2. Saltasi (saltation), bergerak dalam serangkaian lompatan, secara periode meninggalkan permukaan dasar dan terbawa dengan jarak yang pendek di dalam tubuh fluida sebelum kembali ke dasar lagi. 3. Suspensi (suspension), turbulensi di dalam aliran dapat menghasilkan

gerakan yang cukup untuk menjaga partikel bergerak terus di dalam fluida.

2.2.2 Perilaku partikel dalam pergerakan fluida

Sedimentasi Sedimentasi adalah proses pengendapan sedimen oleh media air, angin, atau es pada suatu cekungan pengendapan pada kondisi P dan T tertentu. Pettijohn (1975) mendefinisikan sedimentasi sebagai proses pembentukan sedimen atau batuan sedimen yang diakibatkan oleh pengendapan dari material pembentuk atau asalnya pada suatuDivisi Akademik HMG 2010

| 25

BAB 2 Batuan dan Mineral

tempat yang disebut dengan lingkungan pengendapan berupa sungai, muara, danau, delta, estuaria, laut dangkal sampai laut dalam.

Litifikasi Proses perubahan sedimen lepas menjadi batuan disebut litifikasi. Salah satu proses litifikasi adalah kompaksi atau pemadatan. Pada waktu material sedimen diendapkan terus menerus pada suatu cekungan. Berat endapan yang berada di atas akan membebani endapan yang ada di bawahnya. Akibatnya, butiran sedimen akan semakin rapat dan rongga antara butiran akan semakin kecil. Proses lain yang merubah sedimen lepas menjadi batuan sedimen adalah sementasi. Material yang menjadi semen diangkut sebagai larutan oleh air yang meresap melalui rongga antar butiran, kemudia larutan tersebut akan mengalami presipitasi di dalam rongga antar butir dan mengikat butiran butiran sedimen. Material yang umum menjadi semen adalah kalsit, silika dan oksida besi.

Klasifikasi Batuan Sedimen Berdasarkan proses terjadinya, maka batuan sedimen terbagi menjadi empat kategori, yaitu : 1. Terrigeneous Clastics Terbentuk dari hasil rombakan batuan lainnya melalui proses pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi dan pembatuan (litifikasi). Pelapukan yang berperan disini adalah pelapukan yang bersifat fisika. Contoh: breksi, konglomerat, batupasir, batulempung. 2. Biochemical-Biogenic-Organic Deposits Batuan sedimen ini terbentuk dari akumulasi bahan-bahan organik (baik flora maupun fauna) dan proses pelapukan yang terjadi pada umumnya bersifat kimia. Contoh: batugamping, batubara, rijang, dll.

Divisi Akademik HMG 2010

| 26

BAB 2 Batuan dan Mineral

3.

Chemical Precipitates-Evaporates Batuan sedimen jenis ini terbentuk dari akumulasi kristal-kristal dan larutan kimia yang diendapkan setelah medianya mengalami penguapan. Contoh: gipsum, batugaram, dll.

4.

Volcaniclastics (Pyroclastic) Batuan sedimen jenis ini dihasilkan dari akumulasi material-material gunungapi. Contoh: agglomerat, tuf, breksi, dll.

I. Deskripsi Batuan Sedimen Klatika (pasir sangat kasar pasir sangat halus) 1. Nama batuan

2. Warna Terdiri dari warna segar dan warna lapuk, sertakan pula variasi warnanya untuk memperjelas pemerian. Contoh: batupasir berwarna segar kelabu kehijau-hijauan. Pemerian warna ini mencerminkan tingkat oksidasi, kandungan mineral, dan lingkungan pengendapan batuan itu sendiri. - Warna merah: menunjukan keadaan oksidasi > non marin, mengan-dung Fe (umumnya hematit). - Warna hijau: merupakan reduksi dari warna merah, mengandung glaukonit, zeolit atau chamosite. - Warna kelabu: menunjukan keadaan reduksi > marin, kaya akan bahan organik. - Warna, kuning-coklat: menunjukan keadaan oksidasi, mengandung limonit, goethite, dan oksida besi.

3. Tekstur (properties of individual grain/sifat-sifat butiran) Meliputi: a. Besar butir (grain size), ditentukan dengan cara membanding-kannya dengan Skala Wentworth, kalau perlu bisa dibantu dengan manggunakan loupe, untuk breksi dan konglomerat dapat ditentukan dengan bantuan mistar kecil,Divisi Akademik HMG 2010

| 27

BAB 2 Batuan dan Mineral

kemudian tentukan pula ukuran minimal dan maksimal dari butiran atau komponennya. Contoh: batupasir berbutir sedang (114mm-112mm). Breksi dengan ukuran butir 7cm-12cm (Berangkal, 64mm-256mm). Besar butir ini mencerminkan energi hidrolik lingkungannya, dalam artian jika ia berbutir kasar maka dahulunya ia diendapkan dengan arus yang cepat dan begitu pula sebaliknya.

b.

Bentuk Butir (grain shape), ditentukan dengan bantuan chart yang telah tersedia pada komparator dan gunakan istilah: - Sangat menyudut (very angular) - Menyudut (angular) - Menyudut tanggung (subangular) - Membundar tanggung (subrounded) - Membundar (rounded) - Sangat membundar (very Rounded)

Gambar 2.2.3 Bentuk butir

Untuk melihat bentuk butiran ini dapat dilakukan dengan bantuan loupe (terutama untuk batupasir), dan tentukan pula kisarannya. Contoh: batupasir menyudut-menyudut tanggung. Bentuk butir ini mencerminkan tingkat transportasi butirannya, dalam artian bahwa jika ia memiliki bentuk butir yang membundar maka ia cenderung telah tertranspor jauh dari batuan asalnya.Divisi Akademik HMG 2010

| 28

BAB 2 Batuan dan Mineral

Tabel 2.2.1 Skala Wentworth

Divisi Akademik HMG 2010

| 29

BAB 2 Batuan dan Mineral

c.

Kemas (fabric/grain packing), adalah derajat keterkaitan antar butiran penyusun batuan atau hubungan antar butir, dan ini dapat mencerminkan viscositas (kekentalan) medianya. Bila butirannya saling bersentuhan maka dinyatakan dengan kemas tertutup (berarti dia diendapkan oleh media yang cair/encer, sehingga kemungkinan mengandung semen-matrik). Bila

butirannya tidak saling bersentuhan maka dinyatakan dengan kemas terbuka (berarti dia diendapkan oleh media yang pekat). Selain itu perhatikan pula apakah butirannya memperlihatkan pengarahan (imbrikasi) atau tidak. Kemas merupakan salah satu hal penting terutama dalam pen-deskripsian breksi atau konglomerat, dan bisa langsung diten-tukan tanpa menggunakan loupe.

4. Struktur Sedimen Berguna dalam menentukan top & bottom suatu lapisan, arah arus-purba (Paleocurrent) dan lingkungan pengendapan.

Secara garis besar struktur sedimen terbagi menjadi dua katagori, yaitu: a. Struktur sedimen primer (depositional structures), struktur sedimen yang terbentuk bersamaan dengan terbentuknya suatu batuan, contohnya adalah: graded bedding, parallel lamination, ripple mark, dune and sand wave, cross stratification, shrinkage crack (mud crack), flacer, lenticular, dll. b. Struktur sedimen sekunder (post-deposition structures), struktur sedimen yang terbentuk setelah proses litifikasi. Struktur sedimen sekunder meliputi: - Struktur erosional, terbentuk karena erosi, contohnya: flute cast, groove cast, tool marks, scour marks, channel, dll. - Struktur deformasi, terbentuk oleh adanya gaya, contohnya: slump, convolute, sand dyke, dish, load cast, nodule, dll. - Struktur biogenik, terbentuk oleh adanya aktivitas makhluk hidup, contohnya: bioturbation, trace fossils, rootlet bed, dll.

Divisi Akademik HMG 2010

| 30

BAB 2 Batuan dan Mineral

A

B

C

D

E

F

Gambar 2.2.4 Struktur sedimen, A : Wavy, B : Cross Stratification, C : Mudcrack, D : Flute cast, E : Bioturbation, F : Load Cast.

Divisi Akademik HMG 2010

| 31

BAB 2 Batuan dan Mineral

5. Permeabilitas Adalah kemampuan suatu batuan untuk meloloskan fluida. Cara menentukannya yaitu: a. Teteskan air di atas permukaan sampel yang akan diperiksa. b. Perhatikan apakah air tersebut diserap atau tidak oleh batuan ter-sebut. c. Bila cairan diserap dengan cepat, maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya baik. d. Bila cairan diserap dengan cukup cepat, maka nyatakanlah bahwa permeabilitasnya sedang. e. Bila cairannya diserap dengan lambat, maka nyatakanlah bahwa

permeabilitasnya buruk.

6. Porositas Adalah perbandingan volume rongga-rongga pori terhadap volume total seluruh batuan, dan dinyatakan dalam persen, = Volume Pori-Pori Volume total batuan Sedangkan dalam penentuannya di lapangan gunakan istilah porositas baik jika permeabilitasnya baik, porositas sedang jika permebili-tasnya sedang, dst. x 100%

7. Pemilahan (Sorting) Adalah tingkat keseragaman besar butir penyusun batuan, mencer-minkan viskositas media pengendapan serta energi mekanik/arus ge-lombang medianya. Jika pemilahannya baik maka ia diendapkan oleh media yang cair/encer dengan energi arus yang kecil, dan begitu pula dengan sebaliknya. Gunakan istilah: a. Terpilah baik (well sorted) jika besar butirannya seragam. b. Terpilah sedang (medium sorted) jika besar butirannya relatif sera-gam. c. Terpilah buruk (poorly sorted) jika besar butirannya tidak seragam.Divisi Akademik HMG 2010

| 32

BAB 2 Batuan dan Mineral

Dan untuk menentukan pemilahan ini dapat dibantu dengan menggu-nakan loupe (misalnya untuk Batupasir).

Gambar 2.2.5 Pemilahan batuan

8. Kandungan CaC03 Ditentukan dengan jalan meneteskan larutan HCl 0,1 Normal pada permukaan sampel batuan yang masih segar, jika ia berbuih/bereaksi (ngecos!) maka batuan tersebut bersifat karbonatan (calcareous), dan begitu pula sebaliknya.

9. Kandungan mineral Mineral-mineral sekunder yang umum terdapat dalam batuan sedimen misalnya kalsit (ngecos oleh HCl, sedangkan kuarsa tidak), aragonit (memiliki habit yang menjarum), pirit (kuning pucat seperti emas de-ngan bentuk kristal kubik), glaukonit (berwarna hijau kotor), kaolinit (serbuk putih seperti bedak), dll.

Divisi Akademik HMG 2010

| 33

BAB 2 Batuan dan Mineral

10. Kandungan fosil Yang dapat ditentukan di lapangan tentu saja fosil-fosil yang bersifat makro (besar). Dalam penentuannya, sebutkan minimal kelas atau filumnya, jika ia berongga atau bolong-bolong maka itu adalah koral (filum coelenterata, artinya rongga), jika ia memiliki dua cangkang yang tidak sama besar (memiliki bagian ventral dan dorsal) maka itu adalah brachiophoda, jika ia memiliki dua cangkang yang sama besar, maka itu adalah moluska. Jika ia berbentuk menyerupai keong mas, maka itu adalah gastrophoda, dan jika ia berbentuk seperti bintang laut, maka itu adalah echinodermata, dll.

11. Kekerasan Merupakan tingkat kekuatan partikel batuan terhadap disagregasi. Gunakan istilah: a. Kompak, bila tidak dapat dicukil dengan jarum penguji. b. Keras, bila masih dapat dicukil dengan jarum penguji. c. Agak keras, bila dapat hancur ketika ditekan dengan jarum penguji. d. Lunak, bila dapat dipotong-potong dengan mudah menggunakan jarum penguji. e. Dapat diremas, bila dapat diremas dengan jari tangan. f. Spongi, bila sifatnya seperti karet busa. Jika ditekan balik lagi ke asal.

12. Kontak (hubungan dengan batuan sekitarnya) Perhatikan hubungan tiap satuan batuannya, apakah ia selaras (tentukan kontaknya apakah tegas, gradasi, atau interkalasi) atau tak selaras (ditandai dengan bidang erosi: angular unconformity, disconformity, paraconformity, atau nonconformity).

II. Deskripsi Batuan Sedimen Klatika (Batulanau dan batulempung) Yang termasuk dalam kelompok ini adalah batulanau, batulempung, napal, serpih. Pada kelompok in yang tidak dideskripsi adalah tekstur, pemilahan, porositas, dan permeabelitas.

Divisi Akademik HMG 2010

| 34

BAB 2 Batuan dan Mineral

Namun ada pula yang harus ditabahkan dalam pendeskripsiannya, yaitu kilap (luster). Kilap dapat membantu pembedaan asal warna. Istilah istilah yang dipakai untuk ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Dull : Mati atau warnanya gelap Earthy: Seperti tanah Scoty : Seperti jelaga (katel gosong) Oily : Seperti minyak Silky : Seperti sutra Velvel : Seperti beludru Resinous: Seperti lemak Waxy : Seperti lilin Soapy : Seperti sabun

III. Deskripsi Konglomerat, Breksi, Breksi Gunungapi, Agglomerat. Untuk breksi, konglomerat, begitu pula breksi gunungapi dan agglomerat (detritus kasar), yang harus di deskripsi adalah komponen dan matriknya. Komponen Dalam pendeskripscan komponen dalam breksi dan konglomerat, dilakukan secara biasa, namun yang perlu diperhatikan: a. Komposisi, apakah monomik (jika klastika terdiri dari satu tipe litologi), Oligomik (terdiri dari 2-3 tipe klastika), polimik (klastika terdiri lebih dari 3 jenis litologi). Dan tentukan pula jenis jenis batuannya, jika batuan beku tentukan sifatnya apakah basaltis atau andesitis.Divisi Akademik HMG 2010

| 35

BAB 2 Batuan dan Mineral

b.

Ukuran komponen, tentukan ukuran maksimal dan minimal dari besar komponennya.

c.

Kemas, tentukan kemasnya (terbuka atau tertutup). Dan lihat jika ada imbrikasi

d.

Kekompakan, apakah komponennya lepas lepas, atau monolitik (komponen dan matriks tak dapat dipisahkan)

Matrik Dalam pendeskripsian matrik pada breksi dan konglomerat, dilihat apakah terdiri satu jenis batuan atau campuran, kemudian deskripsi seperti biasa.

IV. Deskripsi Batuan Karbonat (Batugamping) Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat lebih dari 50%. Pada umumnya, mineral karbonat adalah kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg (Co3)2). Batuan karbonat umumnya terdiri atas batugamping (kalsit sebagai mineral utama) dan batudolomit (dolostone). Secara umum, beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan akumulasi maksimum sedimen karbonat adalah lingkungan yang mempunyai: 1. 2. 3. 4. Kedalaman yang cukup (umumnya pada laut dangkal 2 mm dinamakan kalsirudit (disebut konglomerat pada sedimen non-karbonat), 63 mikron - 2 mm disebut kalkarenit (disebut batupasir pada sedimen non-karbonat), dan yang ukuran butirnya