Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

37
Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan” Celaan Terhadap Ulama Hadist , Al-Albani Buku yang satu., ini buah pena Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub MA, yang oleh sementara kalangan dianggap sebagai ahli hadits Indonesia. Pembaca mungkin menduga kalau buku tersebut hanya memuat penjelasan seputar hadits-hadits palsu yang berkaitan dengan bulan Ramadhan. Ternyata tidak, penulis menyisipkan satu bab terakhir “Mengkritisi Pemikiran Hadits al-Albani”. Mungkin saja bab ini merupakan kritikan terhadap ketergelinciran Syaikh aL-Albani sesuai kaidah-kaidah ilmiah sebagai wujud nasehat disertai adab, sebab tidak ada orang yang mashum selain Nabi. Syaikh al-Albàni sendiri tidak pernah mengakui bahwa dirinya ma’shum dari kesalahan (2). Ditambah lagi judul kitabnya memberikan kesan suatu pembahasan ilmiah, bukan pembahasan khusus bersifat bantahan terhadap Syaikh

description

hadist

Transcript of Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Page 1: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Celaan Terhadap Ulama Hadist

, Al-Albani

Buku yang satu., ini buah pena Prof. KH. Ali Mustafa Yaqub

MA, yang oleh sementara kalangan dianggap sebagai ahli hadits Indonesia.

Pembaca mungkin menduga kalau buku tersebut hanya memuat

penjelasan seputar hadits-hadits palsu yang berkaitan dengan bulan Ramadhan.

Ternyata tidak, penulis menyisipkan satu bab terakhir “Mengkritisi Pemikiran Hadits al-Albani”.

Mungkin saja bab ini merupakan kritikan terhadap ketergelinciran

Syaikh aL-Albani sesuai kaidah-kaidah ilmiah sebagai wujud nasehat disertai

adab, sebab tidak ada orang yang mashum selain Nabi.

Syaikh al-Albàni sendiri tidak pernah mengakui bahwa

dirinya ma’shum dari kesalahan (2).

Ditambah lagi judul kitabnya memberikan kesan suatu

pembahasan ilmiah, bukan pembahasan khusus bersifat bantahan terhadap Syaikh

al-Albani. Ternyata tidak demikian, bab tersebut sarat dengan celaan,

kebohongan, dan tuduhan palsu terhadap al-Albani seperti: al-Albani menentang ijma’ ulama, mernbodoh-bodohkan para

ulama salaf, mencela kitab shahih Bukhani dan Muslim, serta tuduhan-tuduhan

bath lainnya!

Page 2: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Ulasan benikut bukanlah bentuk fanatisme kepada Syaikh

al-Albani ataupun kultus. Sama sekali bukan, karena kami meyakini, agama kita

dibangun di atas dalil, bukan orang. Tetapi tujuan ulasan ini tak lain

merupakan pembelaan kepada seorang ulama yang terzhalirni, sekaligus bantahan

terhadap gelombang yang ingin meruntuhkan dakwah salafiyah melalui celaan dan

hujatan terhadap para ulamanya.

Kami hanya.mengangkat beberapa masalah karena keterbatasan.

1. Profesor Tidak Selektif Mengambil Ucapan Orang, yang Pentingg Mengkritik

al-Albani.

Pada hal.125, bapak profesor mengatakan, “Al-Albani

akhirnya benar-benar memetik apa yang ía harapkan. Ia digebuk ramai-ramai oleh

para ulama, dan Syiria, Libanon, Saudi Arabia, Maroko, India, dan lain-lain.

Maka menurut catatan kami, sekurang-kurangnya

Ada 17 buah buku yang membantah Al-Albaniseputar fatwa dan

pendapat-pendapatnya.Pada hal.137-139 Prof. Menyebutkan nama-nama tersebut.

Jawaban : Apakah bapak

Profesor telah memeriksa kredibilitas dan kapasitas keilmuan par-a penulisnya menurut

pandangan par-a ulama terkemuka? Ataukah bapak sudah tahu dan setuju dengan isinya karena mendukung

hasrat anda? Sebenarnya buku-buku tersebut telah dijawab oleh Syaikh al-Albani

Page 3: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

sendiri, para murid dan simpatisannya dengan argumenargumen yang sangat kuat.

Untuk mengetahui jati din ‘para ulama’ tersebut berikut ulasannya secara

ringkas.

I. Abdullab al-Harari alHabsyi

Dia berasal dan Habasyah (Ethiopia) yang sekarang menetap

di Libanon. Lajnah Da’imah Saudi Arabia 12/3O8323(3l telah mempelajari sepak

terjang, pemikiran, dan penyimpangannya secara detail. Ringkasnya sebagai

berikut: “Dia orang jelek, tokoh kebid’ahan dan kesesatan. Di antara

kesesatannya, dia dan pengikutnya berfaham irja’, membolehkan isti ‘anah, isti

adzah dan istighatsah kepada orang-orang yang telah mati, AlQur’an hakekatnya

bukanlab KaLamullah, wajibnya mentakwiL daliL-dalil tentang sifat-sifat ALloh

yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadits, menghina sebagian sahabat Nabi

seperti menegaskan Muawiyah adalah fasik, meLecehkan para ulama bahkan

mengkafirkan mereka seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan Syaikh Muhammad

bin Abdil Wahhab.

Adapun kitab bantahannya terhadap al-Albani Rohimuhullah

yang

berjudul At-Ta’aqqub Al-Hatsits ‘ala Man Tha ‘ana Jima

Shahha min al-Hadits sudah dijawab

secara tuntas oLeh Syaikh aL-Albani sendiri datam Majalah

Page 4: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

AtTamaddun

al-Islami kemudian dibukukan secara khusus dengan

judulAr-Raddu ‘ala at-Ta’aqqub al-Hatsits.(4).

2. Hasan as-Saqqaf

Orang ini tidak jauh beda dengan sebelumnya. Lihat kembati

Edisi 1O/Th.IV. Sebagai tambahan, dia sering melecehkankan hadits Nabi

Shallallahu alaihi wa sallam seperti ucapannya pada haL 188, tentang hadits

budak perempuan riwayat MusLim 537, “Itu lafazh yang keji!” Pada haL 188, “Kita

menegaskan bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengucapkan: ‘Di mana

Allah?”, memuji para tokoh ahLi bid’ah, Lebih-lebih gurunyà yang bernama

Muhammad Zahid aL-Kautsari, panglima Jahmiyah pada zaman sekarang, sering

metakukan kedustaan, tadlis (penipuan), dan talbis (kerancuan).

Adapun kitab bantahannya terhadap al-Albani Rohimuhullah

yang berjudul Tanaqudhat al-Albani telah dikomentari oleh Syaikh al-Albani

Rohimuhullah secara ringkas, “Kitab tersebut sarat dengan tuduhan tuduhan keji

dan kebohongan sebagaimana adat kebiasaannya.” (Lihat SitsiLah Ahadits

ash-Shahihah 1/17).

Kitab tersebut juga telah dibantah oleh Syaikh Ali bin

Hasan al-Halabi dalam kitabnya Al-Anwar al-Kasyifah Ii Tanaqudhat atKhassaf

az-Zaifah dan Syaikh Khalid al-Anbari, salah seorang murid al-Albani, datam

Page 5: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

risalahnya If tira’aat as-Saqqaf al-Atsim ‘ala al-Albani Syaikh Muhadditsin.

(Tuduhan-Tuduhan as-Saqqaf, Si Pendosa, Terhadap al-Albani, Syaikh AhLi

Hadits).

3. Abdullah al-Ghumari

Dia tokoh tarekat, sufi tuten,

banyak Lakukan bid’ah, benci kepada ulama saLaf seperti Ibnu Taimiyah, lbnul

Qayyim, Muhammad bin Abdil Wahhab, dan lain-lainnya. Dia menulis buku berjudulAl-Qaulul

Muqni’fi arRaddi ‘ala al-Albani al-Mubtadi’ (Bantahan memuaskan terhadap

Al-Albani, si pembuat bid’ah). Dia juga banyak melontarkan tuduhan tuduhan keji

terhadap Syaikh al-Albani. Buku mi tetah dikomentari Syaikh aL-ALbani

Rohimuhullah dalam Silsilah adh-Dhaifah 3/8-9.

Banyak ulama yang membongkar kedok aL-Ghumari mi, di

antaranya:

a. Syaikh AI-Allamah Hammad Anshari, ahli hadits Madinah,

beliau menulis kitab bantahan terhadap aL-Ghumari berjuduL Tuhfatul Qarii fi

ar-Raddi ‘ala al-Ghumari.

b. Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi dalam risalah Kasyfu

al-Mutawari minTalbisaat al-Ghumari.

c. Syaikh Abu Ishaq aL-Huwaini datam kitabnya Az-Zandu al-

Page 6: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Wari fi ar-Raddi ‘ala al-Ghumari

4. Habibur Rahman aI-A’zhami

Dia disifati oLeh Syaikh aLAlbani Rohimuhullah

sebagai “satah satu musuh sunnah, ahli hadits, dan ahli tauhid yang terkenal,

fanatik buta kepada madzhab Hanafi”(5)’ .

Syaikh Dr. Abdur Rahman arRiryawaai juga berkomentar

tentangnya, “Syaikh Habibur Rahman aL-Azhami, salah seorang tokoh madzhab

Hanafiyah yang cukup populer pada zaman mi. - - Dia sangat fanatik dan ekstrim

terhadap madzhab Hanafi

sebagaimana narnpak nyata dalam tuLisan-tulisannya

berbahasa Urdu seputar masalah-masaLah fiqih dan perdebatannya bersama para

uLama ahli hadits. .“‘ Orang ini membaptah al-Albani dengan menulis kitab

“Al-Albani, Syudzudzuhu wa Akhta’uhu (Keganjilan dan kesalahan kesatahan

aL-Albani) dengan nama samaran Arsyad Salafi dan teLah dibantah aL-Albani daLam muqadimah Adab Zifaf

haL.8.

Para ulama tainnya juga membantah kitab tersebut, di

antaranya:

a. Syaikh Salim al-HilaLi dan Syaikh All Hasan al-HaLabi

daLam kitab Ar-Raddu al-Ilmi ‘ala Habi bin Rahman al-A ‘zhami dan telah

Page 7: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

tercetak dua juz (aslinya tiga juz— pen) (7) Daiam muqaddimahnya haL.6,

kedua syaikh mensifati kitab ini “penuh dengan maki makian, pembodohan,

pelecehan, cercaan, dan celaan”.

b. Syaikh Abu lshaq aL-Huwaini datam muqaddimah risalahnya

Nahyu Shuhbah ‘an Nuzul bi Rukbah hal.9-12.

c. Syaikh Shalah MaqbuL Ahmad dalam Zawabi’ fi Wajhi Sunnah

haL.345- 354.

d. Syaikh Dr. Ashim at-Qaryuthi dalam makalahnya yang

dimuat dalam Majalah Salafiyyah jilid 16 edisi 10 dan 11 DzuL Qa’dah 1404 H dan

Rabi’ul Awwa[ 1405 hal.52- 74.

5. Abdul Fattah Abu Ghuddah.

Dia beraqidah sufi, sangat benci kepada dakwah salafiyah

dan para ulamanya, fanatik buta terhadap madzhab Hanafi, pengagum berat

Muhammad Zahid at-Kautsari, pendekar Jahmiyah masa kini. Kedoknya teLah

dibongkar oLeh Syaikh aL-Albani.

dalam Muqaddimah Syarh Aqidah Thahawiyyah dan Kasyfu Niqab

Ammo fi Kalimaat Abu Ghuddah minal Abathil wal Ifthi ra’at

(menyingkap tabir kebatiLan dan kebohongan Abu Ghuddah).

Page 8: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Para ulama Lain nya yang menyingkap penyimpangannya adalah:

a. AL-Allamah Muhammad Bahjah at-Baithar.

b. AL-Ustadz Muhammad Fahri dalam At-Tashawwuf bainal Haq

wal Khalq hat.220.

c. Syaikh Abdul Aziz ar-Rubayyi’an dalam

As-Saifash-ShaqiIal-Abqary ‘ala Abhathil Tilmidz al-Kautsari.

d. AL-Ustadz Zuhair as-Syawisy datam At-Taudzih.

e. Abduttah bin Shatih at-Madani datam kata pengantar kitab

AlMuqabalah bainal Huda wa Dhalal o[eh Syaikh AL-AlLamah Abdur

Razzaq Hamzah (8)

B. Membodoh-bodohkan

al-Albani

Pada ha[.135: “Ungkapan ini konkritnya adalah: al-Albani

adaLah seorang yang bodoh.”

HaL.133: “Maka tidak heran apabiLa ahli hadits dari Maroko,

Page 9: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

SyaikhAbdullah aL-Ghumari, menyatakan bahwa al-Albani tidak dapat dipertanggung

jawabkan dalam menetapkan nilai hadits, baik shahih atau dha’if. Tidak

mengherankan pula apabila Syaikh Muhammad Yasin aL-Fadani, uLama Saudi Arabia

keturunan Sumatera Barat mengatakan: ‘AL-Albani adaLah orang sesat dan

menyesatkan.”

Jawaban: Dunia

mendustakan tuduhan profesor hadits ini. Imam Nawawi berkata dalam Irsyad

alHaqa’iq (1/498), “Ilmu hadits merupakan ilmu yang sangat mulia, sesuai dengan

adab dan akhlak mulia.Dia Termasuk ilmu akherat, bukan iLmu dunia. Barangsiapa

yang diharamkan mendapatkan ilmu tersebut, berarti dia diharamkan meraih

kebaikan yang banyak dan barangsiapa yang diberi karunia memperolehnya, berarti

dia mendapatkan keutamaan yang melimpah.”

Maka sudah selayaknya profesor mengaca diri lalu mawas diri

dan bertanya dalam hati, “Apakah saya telah memetik buah pelajaran ilmu

hadits?!’ Seperti inikah adab pelajar hadits terhadap sosok seorang uLama yang

menghabiskan umurnya untuk meneliti dan membeta hadits Nabi?l . Bukankah

profesor sendiri sering mengakui: “Kami hanya seorang santri pinggiran yang

baru betajar itmu hadits kemarin sore, tentu kami beLum banyak memahami

kitab-kitab hadits. “(9)

Lantäs pantaskah bagi santri pinggiran yang baru

belajar iLmu hadits kemarin sore dan belum banyak memahami kitab-kitab hadits

untuk metontarkan kata kata “bodoh” terhadap seorang uLama yang menghabiskan

Page 10: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

umurnya selama enam puLuh tahun Lebih dalam peneLitian dan pembelaan hadits

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam,?!!

Anehnya, dalam buku profesor terpampang namanya “Pengasuh

Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darus Sunnah”, “Guru Besar Ilmu Hadits Institut

Ilmu AL-Qur’an (IIQJ

Jakarta”.

Para ulama bersepakat memuji al-ALbani dan mengakui

keungguLannya daLam ilmu hadits. Kami sebutkan sebagian saja. BeLiau memperoLeh

Piagam Penghargaan Hadiah Raja FaishaL pada tahun 1419 H/1999 M, sebagai

penghargaan atas segaLa kesungguhan dan jenh payah beLiau yang sangat

bernilai.dalam berkhidmah kepada hadits hadits Nabi Shallallahu alaihi wa

sallam dalam bentuk pentakhrijan, penelitian, dan pendalamannya. Beliau dipuji

oLeh Syaikh aL-Muhaddits Abdush Shamad Syarafuddin, ahLi hadits India, pengedit

kitab Sunan Kubra karya Imam Nasá’i dan Tuhfatul Asyraf oleh al-Imam al-Mizzi,

Samahatusy Syaikh aL-Allamah Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh Rohimuhullah,

mufti kerajaan Saudi Arabia sebeLum Ibnu Baz, Samahatusy Syaikh Allamah Abdul

Aziz bin Baz Rohimuhulloh, Syaikh Muhammad bin ShaLih al-Utsaimin Rohimuhulloh,

Syaikh al Allamah AbduL Muhsin bin Hamd aL-Abbad, Syaikh Dr. Bakr bin AbduLLah

Abu Zaid, anggota komisi fatva Saudi Arabia sekarang, Syaikh Abdul Aziz Alu

Syaikh, Mufti Saudi Arabia sekarang, Syaikh Dr. AbduLLah bin Abdur Rahman al

Jibrin, Syaikh Muqbil bin Hadi aLWadi’i (ahli hadits Yaman), Syaikh Humud

at-Tuwaijiri, Syaikh al Allamah Hammad Anshari (ahLi hadits Madinah) dan banyak

Page 11: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

lagi.

Timbul tanda tanya besar, mungkinkah pujian para uLama

tersebut tidak diketahui oteh prof. yang mengaku pernah beLajar di Riyadh?!

Ataukah para utama tersebut bodoh sehingga memuji aL-Albani?

B. Albani Mendha’ifkan Hadist Bukhari-Muslim dan Menjugkir

balikkan Kaidab Ulama Hadits.

Hal.93: “Dan kami sungguh tidak mengerti sikap al-Albani

ini, apakah memang dia itu tidak mengerti itmu hadits, seperti dituduhkan oleh

banyak ulama padanya, atau dia itu membuat kaidah-kaidah sendiri untuk

mendhaifkan atau menshahihkan hadits di Luar kaidah-kaidah yang teLah baku dan

disepakati para ulama dalam disiplin ilmu hadits. Sekali lagi, kami tidak

mengerti.

Yang jelas aL-Albani memang mendhaifkan hadits-hadits

riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim dan menshahihkan hadits hadits yang oleh

para ulama dinilal sebagai hadits dha’if seperti hadits Jabir ini.”

Hal.136: “Di sini jelas sekali aL-ALbani teläh menjungkirbalikkan

kaidah-kaidah yang telah dilakukan dan disepakati oleh ahli-ahli hadits. Di

satu sisi aLAtbani mendha ifkan hadits-hadits aL-Bukhari dan MusLim yang tetah

disepakati oteh para uLama,

Page 12: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

sementara di sisi Lain al-Albani menshahihkan hadits Jabir

yang dinyatakan sebagai hadits semipalsu oLeh para ulama.”

Jawaban: Tuduhan ini

sangat jelas kebohongannya bagaikan matahari di siang bolong. Bapak prof.

nampaknya ingin membentuk opini publik bahwa al-Albani Rohimuhulloh mencela

hadits-hadits Bukhar’i Muslim dan membuat kaidah-kaidah sendiri di luar

kaidah ahli hadits yang telah baku.

Bapak prof. bukanlah orang pertama yang menuduh Syaikh

al-Albani seperti itu. Pada masa hidupnya, Syaikh al-Albani pernah dituduh

dengan tuduhan serupa, lalu beliau membantahnya,

“Sungguh ini tuduhan yang sangat keji. Maha Suci ALloh, ini

adaLah kedustaan yang sangat besar terhadap seorang muslim yang bernadzar untuk

mencurahkan waktu dan jiwa raganya dalam membela Sunnah dan menepis para

penghujatnya selama lebih dad Lima puluh tahun lamanya tanpa rasa lelah dan

bosan. Dia juga memiliki karya-karya ilmiah yang direkomendasi oleh para ulama

akan pentingnya dan membuahkan manfaat bagi jutaan para penuntut ilmu di setiap

negeri Islam, bahkan sebagian judul kitabnya sangat jelas menunjukkan

pembelaannya terhadap hadits seperti Difa’ anil Hadits Nabawl (Membela Hadits

Nabi), Manzilah Sunnah fil Islam (Kedudukan Sunnah DaLam Islam), Adz-Dzabbul

Ahmad ‘an Musnad Imam Ahmad (Membela Musnad Imam Ahmad), kitab ini belum tercetak

(10), isinya adalah bantahan terhadap orang yang mengingkari keabsahan kitab

Page 13: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Musnad Imam Ahmad. “(11).

Menyibak

Tirai Kedustaan

Syaikh al-Albani Rohimuhulloh dalam Muqaddimah Syarh

atThahawiyyah

haL.22-23, beliau berkata: “Shahih Bukhari dan Muslim

adalah dua kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’an berdasarkan kesepakatan

seluruh ahli hadits dan selainnya, di mana dua kitab tersebut Lebih ungguL

daripada kitab-kitab hadits lainnya dalam menghimpun hadits-hadits yang paling

shahih serta meninggalkan hadits-hadits dha ‘if dengan berpedoman pada

kaidah-kaidah yang kokoh dan persyaratan yang sangat ketat. Sungguh mereka

(Bukhari-Muslim) mendapatkan taufiq daLam upaya tersebut, yang tidak diberikan

pada para ulama ahli hadits setelahnya yang ingin mengikuti langkah keduanya

dalam menghimpun hadits-hadits shahih seperti Ibnu Khuzaimah, Ibnu

Hibban, aL-Hakim dan Lainnya. Sehingga menjadi tradisi yang umum bila ada suatu

hadits diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim atau saLah satunya, maka hadits itu sudah

pasti shahih.

HaL itu tak diragukan Lagi dan itulah kaidah asaLnya menurut

keyakinan kami, tetapi bukanLah berarti bahwa setiap huruf dan Lafazh atau

kalimat yang terdapat

Page 14: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

dalam Shahih Bukhari-Muslim sepertiAl-Qur’an kedudukannya,

yakni tidak mungkin ada kekeliruan atau ketergelinciran yang ada pada sebagian

rawi. Sekali-kali tidak, kita tidak berkeyakmnan ada suatu kitab yang ma’shum

setelah AL-Qur’an sebagaimana dikatakan oleh Imarn Syafi’i dan selainnya,

“Alloh enggan untuk menyempurnukan kitab apa pun selain kitab-Nya.” Dan tidak

akan ada satu pun dan kalangan ahli ilmu yang mempelajani dua kitab Shahih

tersebut dengan jeli dan teliti, tanpa fanatik madzhab, berpedoman pada

kaidah-kaidah iLmu hadits, bukan hawa natsu pribadi atau pendidikan yang jauh

dari Islam serta kaidah-kaidah ulama, akan mengklaim demikian.

Sebagai contoh, hadits yang diriwayatkan oleh Irnam Bukhani

dan Muslim dengan sanadnya dari Ibnu Abbas RodhiAllohuanhuma bahwa “Nabi Shallallahu alaihi wa sallam menikahi Maimunah dalam keadaan ihram”. Padahal yang telah shahih dari

Maimunah sendiri bahwa Nabi menikahinya bukan dalam keadaan ihram. OLeh karena

itu, al-ALLamah aL-Muhaqqiq Muhammad bin Abdil Hadi mengatakan dalam Tanqih

Tahqiq (2/104/1) setelah menyebutkan hadits Ibnu Abbas di atas, “Hadits mi

dianggap sebuah kesaLahan yang ada dalam Shahih, karena Maimunah telah

menginformasikan bahwa mi tidak terjadi, padahal peLaku kejadian tentu

lebih paham tentang keadaan dirinya.”

Jadi, Syaikh al-ALbani Rohimuhulloh setuju dengan kesepakatan

pendapat seluruh ahLi hadits untuk menerima kitab Shahih Bukhari dan

Muslim,(12) bahkan beliau mengcounter sebagian kaLangan yang tidak menghargai

kesepakatan ini.(13).Adapun kritik beliau terhadap hadits Bukhari-Musim

jumlahnya sedikit sekali.(14)

Page 15: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Kontradiksi Profesor

Coba kita perhatikan bukti berikut. :

1. Para ulama ahLi hadits

semenjak dahulu telah mengkritik beberapa hadits Shahih

Bukhari dan Shahih Muslim seperti Imam Daruqutni, Ibnu Hazm, Ibnu Ammar

asy-Syahid, Abu Mas’ud ad-Dimasyqi, Abu Ali aL-Jayyani, aI-Mundziri, Ibnu

Shalah, Ibnu Taimiyah, Ibnul Qayylm, Adz

Dzahabi, Muhammad bin Abdil Hadi, al-Iraqi, Ibnu Hajar,

asSuyuthi, dan Lainnya. (15)

Mengapa profesor tidak mengatakan para ulama tersebut adalah

pencela Shahih Bukhari dan Muslim? Bukankah kaidah yang dipakai Syaikh

aL-Albani juga kaidah yang dipakai mereka?

2. Orang-orang yang dijadikan rujukan oleh prof. juga

rnengkritik hadits Bukhari-MusLim tetapi dengan landasan yang kropos dan hawa

nafsu semata. Lantas

mengapa mereka tidak dianggap sebagai pencela Shahih

BukhariMusIim? Seharusnya bapak kyai mengarahkan bidikan kepada mereka, bukan

kepada pembela Sunnah semisaL al-Albani! Supaya pembaca tahu, berikut buktinya:

Page 16: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

a. Hasan as-Saqqaf

melemahkan cukup banyak hadits shahih Bukhari-Muslim. Salah satu

contohnya, dia mengingkari hadits riwayat MusLim no.537

tentang pertanyaan “Di mana Alloh?” seperti disebut di muka.

b. AbdulLah aL-Ghumari

melemahkan hadits riwayat Muslim no.203 tentang orang tua

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam di Neraka datam Ta’Liqnya terhadap

Al-Maqasidhul Hasanah hal.25 karya Imam as-Sakhawi.

c.Abu Ghuddah melemahkan

hadits riwayat MusLim no.399 datam Ta’liqnya terhadap Ar-Raf’u wa Takmil

hal.134-135 karya al Luknawi.

D. al-Albani Membodoh-bodohkan Ulama Salaf .

HaL. 124: “Kami tidak tahu persis, apakah tidak adanya

kritik itu—selain dari aL-Habsyi—pada awaLnya, tetah menyebabkan al-

Albani—seperti dituduh banyak ulama—menjadi orang yang sangat sombong di mana

al-Albani berani membodoh-bodohkan para utama salaf, termasuk Imam Bukhari dan

Imam MusLim? Apabila hal itu benar, maka kritik adalah sesuatu yang sangat

mewah, karena Ia dapat meredam arogansi seorang.”

Page 17: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

.Jawaban: Subhanalloh,

mengapa mudahnya kebohongan ini dilontarkan. Demi Alloh, tuduhan prof. sungguh

sangat ketertaluan. Aduhai, apakah pak kyai tidak takut kepada adzab Alloh?!

Siapakah ulama yang menuduh aL-ALbani demikian? Apakah

mereka adalah ulama-ulama Ahlu Sunnah seperti Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, Shalih

aL-Fauzan, dan ulama Sunnah Lainnya?! Ataukah yang dimaksud adalah orang-orang

macam aL-Habsyl, as-Saqqaf, alGhumari, Abu Ghuddah, Habibur Rahman aL-A’zhami

dan keLompoknya dan kalangan ahLi bid’ah dan pengekor hawa?!

Ketahuilah wahai saudara pembaca—semoga ALLoh

merahmatimu—tuduhan seperti di

atas tidaklah terlontar kecuaLi dari mulut ahli bid’ah atau

para pendengki, karena Syaikh alALbani Rohimuhulloh. berlepas diri dari tuduhan

bohong in bahkan sebaliknya beliau sangat dikenaL menghormati ulama salaf dan

membela mereka. Bagi orang yang membaca dan menelaah kitab- kitab aL-Albani

niscaya mengetahul dan ini tidak tersembunyi bagi profesor.

al-Albani Memuji Imam Bukhari dan

Muslim

Bagaimana mungkin Syaikh al- ALbani mencela Imam Bukhari

atau Imam Muslim, padahal beliau sendiri selalu memuji keduanya. Beliau

Page 18: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

mensifati Imam Bukhari sebagai “Imam Dunia”,(16) “Amirul Muhadditsin (pemimpin

ahli hadits)”,(17) “Imam alMuhadditsin” (18) Beliau juga berkata daLam

kaset Man Huwa Kafir…, “Sesungguhnya Imam Bukhari tidak membutuhkan pujian

orang, karena Alloh telah menjadikan kitab Shahihnya pada tingkatan seteLah

ALQur’an yang mulia dan diterima oLeh seLuruh kaum muslimin di setiap penjuru

dunia yang notabene berbeda beda.” Demikian pula Syaikh alAlbani Rohimuhulloh

menggolongkan Imam Muslim termasuk deretan para Imam pakar hadits.(19)

Apakah karena pujian di atas, beliau lalu dituduh membodoh

bodohkan Imam Bukhari dan Muslim?!!

Sesungguhnya itu adalah salah satu bencana yang amat besar.

(QS.AL-Muddatstsir: 35)

Bagaimanakah kamu mengambil keputusan? (QS.AL-Qalam:36)

al-Albani Membela Ulama

Adapun pembetaan Syaikh at Albani Rohimuhulloh terhadap

para ulama salaf, sudah dikenal luas, baik daLam kitab maupun kasetnya.

Cukuptah sebagai contoh, beLiau

mengedit kitab At-Takmil bimaa fi Ta’nibi hi Al-Kautsari

minal Abathil karya Syaikh Abdur Rahman bin Yahya al-Mu’allimi, ahli hadits

Yaman. Kitab ini berisi bantahan

Page 19: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

terhadap aL-Kautsari(20), guru dan idolanya para pengkritik

aL-Albani seperti as-Saqqaf’(21)’, Abu Ghuddah”(22) ’, Mahmud Sa’id Mamduh’23’,

dan sejenisnya.

Syaikh aL-Albani Rohimuhulloh juga membela para ulama

seperti Abu Hanifah, Ibnu Hajar, an-Nawawi, Ibnu Hazm, Ibnu aL-Jauzi dan

semisalnya yang dituduh sebagai

ahlu bid’ah karena terjatuh dalam beberapa kesalahan dan

penyimpangan. Semua itu

terekam dalam sebuah kaset berjudul Man Huwa Kafir wa Man

huwa al-Mubtadi’. Syaikh al Albani Rohimuhulloh juga membela Syaikhul IsLam

Ibnu Taimiyah, Syaikh

Muhammad bin Abdil Wahhab, Samahatusy Syaikh aL-Allamah

Abdul Aziz bin Baz, dan banyak lagi.

Kontradiksi

Profesor

Dengan keterangan di atas, jelaslah bagi orang yang

memiliki akal sehat bahwa Syaikh al-Albani berlepas diri dari tuduhan ini.

Sekarang tiba giliran bagi sang penuduh. Kita tanyakan kepada ‘ahLi

Page 20: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

hadits’ ini, “Mengapa anda jauh-jauh menuduh at-Albani

membodohkan para ulama, padahal orang-orang yang anda pakai

sebagai senjata untuk menyerang al-Albani tetah membodoh-bodohkan para utama,

bahkan mengkafirkan mereka. Mengapa anda tidak melancarkan serangan kepada

mereka?ll” agar tidak dikatakan mengada-ada perhatikan beberapa contoh berikut:

a. At-Habsyi aL-Harari

Lihat kembati profilnya di muka. Dia mengatakan tentang

Imam adz-Dzahabi: “Katau dia dibilang orang yang khabits (keji), maka itu wajar

saja.” Menilal Syaikh Sayyid Sabig: “Dia adatah orang Majusi sekalipun mengaku

sebagai umat Muhammad (24)

b. Hasan as-Saqqaf

Lihat profitnya di muka.(25)

c. Abduttah aL-Ghumani

Orang ini memuji dirinya sundul langit (meminjam istilah

prof.) dalam kitabnya Bida’ Tafasir hal l77-l78 tetapi malah menceLa Syaikh

aL-Allamah at-Muhaddits Ahmad Syakir. Katanya, “Padahat dia tidak termasuk ahli

hadits, kodifikasi Musnad Ahmad yang dikerjakan bukantah kodifikasi hadits,

bahkan banyak sekali kesalahan dalam penshahihan dan pendha’ifan hadits,… dan

Page 21: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

kadang-kadang berbicara rawi diLandasi fanatisme bangsa (Mesir).” Dia juga

memvonis kafir Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim seperti diceritakan Syaikh Abu

Ishaq at-Huwaini dalam Nahyu Shuhbah hat. 18 dan temannya, Abu Hudzaifah

as-Salafi.

d. Habibur Rahman al-A’zhami Dia berkata tentang aL-Hafizh Ibnu Hajar daLam kitabnya

A1-Albani, Aktha ‘uhu wa Syudzudzuhu hat.85:

“AL-Hafizh (Ibnu Hajar) bukantah orang yang dapat dijadikan

pegangan dan hujjah daLam masalah jarh wa ta’dil, dia hanya penukil perkataan

para imam saja, tak lebih dari itu!” Anehnya, ucapan ini dinukil dan disetujui

oleh Syaikh ,IsmaiL al-Anshari dalam risalahnya Ibahah Dzahab al-Muhallaq.

Wa-Allohu al Musta’an.

E.

al-Albani Melawan ijma’

Pada hat.125: “Ia (al-Albani pent) bukan hanya berani

melawan arus pemikiran IsLam yang sedang berkembang, tetapi melawan

gelombang-gelombang raksasa pemikiran Islam yang sudah mapan selama empat belas

abad”

Lanjutnya: “Di luar itu masih banyak fatwa-fatwa dan

pendapat pendapat al-Albani yang melawan gelombang kaidah-kaidah yang sudah

baku, bahkan sudah menjadi ijma’ uLama dalam ilmu hadits.”

Page 22: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Jawaban: Nampaknya

profesor ingin mengatakan bahwa al-Albani menyelisihi ijma’ (kesepakatan)

ulama, menggugat dan menentangnya, atau minimal al Albani menyeLisihi jumhur/

mayoritas ulama.

Kalau Syaikh al-Albani dikatakan kadang-kadang menyelisihi

jumhur ulama, ini memang benar. Namun, apakah al Albani tercela kanenanya?

Apakah jumhur/mayoritas merupakan barometer kebenanan? Bukankah anda mengetahui

bahwa pada saat hendak memenangi orang-orang murtad, Abu Bakar ash-Shiddiq

menyeLisihi mayoritas para

sahabat, tetapi toh kebenaran pada Abu Bakar

ash-Shiddiq?!(26) Adapun, kalau Syaikh al-Albani dikatakan menyelisihi

ijma’ ulama, maka kami katakan:

Alangkah buruknya kata-kata yang kefuar dad mulut mereka;

mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. (QS.At-Kahfi:5)

Sungguh merupakan kedustaan yang sangat keterlahian, kalau

Syaikh al-Albani Rohimuhulloh dianggap menentang ijma’ ulama. Bagaimana tidak,

beliau sangat dikenal sebagai seorang tokoh ulama yang sangat konsisten

terhadap manhaj sataf, menghormati ulama salaf dan membela mereka dalam setiap

kesempatan. Sebagai penjelasan persoatan ini, maka kami katakan:

Page 23: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

Pendapat

al-Albani tentang Ijma’

Sesungguhnya Syaikh al-Albani Rohimuhulloh secara tegas

menyatakan bahwa ijma’ sahabat adalah hujah (27) , beliau juga seringkati

menukil ijma’ ulama dalam kitab kitabnya sebagai hujah (28), bahkan beliau

mengingkari orangorang yang menyelisihi ijma’ ulama, kata beliau: “Ijma’

sebagaimana kalian ketahui bersama memiliki definisi yang cukup banyak. Dan

yang kami yakini bahwa pengingkar ijma’ yang tidak diberi udzur, bahkan kafir

adalah ijma’ dalam perkara agama yang diketahui oleh semuanya sebagaimana

ditegaskan Ibnu Hazm. Adapun ijma’ sekelompok atau mayoritas ulama dengan

adanya orang yang menyelisihinya, hal ini tidak termasuk ijma’ (yang divonis

kafir orang yang menyelisihinya). Meskipun demikian, saya katakan bahwa ijma’

seperti ini hendaknya diikuti kecuali berdasarkan argumen kuat yang dapat

menjadikan seorang boleh untuk menyelisihi jumhur, tetapi bila dia tidak

memiliki hujjah yang kuat, maka hendaknya dia mengikuti pendapat jumhur. Inilah

salah satu makna ayat Alloh :

Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudab jelas kebenaran

baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan

ía leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ía

ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. (QS.An-Nisa:

115) (29)

Beliau Rohimuhulloh juga menegaskan untuk menerima ijma’

Page 24: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

dengan

syarat nukilan ijma’ tersebut betul-betul valid dan shahih.

Dan apabila beliau meragukan keabsahan suatu ijma’, maka hat itu karena dua

alasan:

Pertama: Ijma dalam istilah ushul fiqih tidak mungkin

diterapkan kecuali pada masalah masalah yang diketahui secara dharuri (pasti)

sebagaimana ditegaskan oleh para ulama pakar seperti Ibnu Hazm datam Ushul

Ahkam, asy-Syaukani datam Irs yad al-Fuhul dan at-Ustadz Abdul Wahhab Khallaf

dalam kitabnya Ushul Fiqih°°’, dan Lain sebagainya. Hal ini telah diisyaratkan

oleh Imam Ahmad dalam ucapannya yang amat masyhur,

“Barangsiapa yang menceritakan ijma maka sungguh dia dusta,

karena siapa tahu kalau ternyata ada ulama yang rnenyelisihinya.” (Riwayat

• Abdutlah datamAt-Masait)

Kedua: Berdasarkan penetitian dan penyelidikan, beberapa

masalah yang dianggap sebagai ijma’ ternyata dijumpai ada • perselisihan

pendapat dalam masalah tersebut, bahkan berbeda dengan pendapat mayoritas

ulama. Contohnya banyak sekali, di antaranya nukilan Imam Nawawi

• bahwa shalat jenazah tidak dibenci pada waktu-waktu yang

tertarang (adalah ijma’), padahal masalah ini diperselisihkan ulama, bahkan

Page 25: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

mayoritas utama menyelisihi ijma’ tersebuti (31)

Untuk lebih rnengetahui dan memahami seputar ijma’ dan

sikap beliau terhadapnya silakan membaca kitab beliau Adab az- Zifaf pada bab

pengharaman emas melingkar bagi wanita. Karena pada masalah inilah beliau

sering disudutkan dan dikatakan menyelisihi ijma’.

Wallahu Ta’ala a’lam bish-shawab .

Foot note :

(1) Diringkas dan buku ‘Syaikh al-AibaniAhil Hodics Yang

Terzholimi” (Kritik Buku ‘Hadits-Hadits Palsu Seputan Ramadhan’ oleh Prof. KH.

All Mustafa Yaqub MA), karya Al-Ustadz Abu Ubaidab Yusuf bin Mukhtar al-Atsarl

dengan beberapa penyesuaian.

(2) Lihat Silsilah Ahadits ash-Shahihal, 2/5.

(3)’Yang diketuai oleh Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin

Baz. Lihat pula Mausuah Ahli Sunnah f’i Naqdi Firqah aI-Ahbasy oleh Syaikh

Abdur Rahman ad-Dimasyqiyah (2 jilid) dan Kutub Hadzdzana minha al-Ulama

317-321 oleh Syaikh Masyhur Hasan Salman.

I ada 17 buah buku yang membantah al-Albani seputar

Page 26: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

fatwa dan pendapatpendapatnya.” Pada haL.137-139 prof.

menyebutkan 17 nama-nama buku tersebut.

(4) Lihat footnote SjIsilah Ahadits adh-Dha’ifah iuz I

hal.45.

(5) Lihat Muqaddimah Mab az-Zifaf hatS cet.Maktabah

Islamiyah.

(6) Llhat Juhud Mukhlishah hal. 139 dan Zawabi ft Wahi

Sunnah hal.349-350 oleh Syalkh Shalah Maqbul

Ahmad.

(7) Footnote Muqaddimah Mab az-Zifaf haI.8.

(8) Lihat Zawabi’ Ii whI Sunnah hal.375-376 oleh Syaikh

Maqbul Ahmad.

(9) Lihat Hadits-Hadits Palsu Seputar Ramadhan hal 91 dan

116 Pustaka Firdaus.

(10) Kitab mi sekarang telah tercetak terbitan Dar

ash-Shiddlq. Kitab ini sebenarnya atas permintaan Syaikh Ibnu Baz. namun baru

terbit setelah Syaikh ibnu Baz wafat.

Page 27: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

(11) Silsilah ,Al Hadist adh-Dha’ifah 3/6-7.

(12) Lihat Muqaddimah beliau terhadap Mukhtashar Shahih

Muslim hal5-6 oleh al-Mundziri.

(13) Lihat Ta’Iiq beliau terhadap Nuzhah Nazhar oleh Ibriu

Hajar haL74—dicetak bersama An-Nukat Syaikh All Hasan al-Halabi.

(I4) Lihat Ta’liq beliau terhadap Ai-Baitsul Hatsits

1/125 oleb Syaikh Ahmad Syakir.

(15) Lihat teks ucapan mereka dalam Dirasat fi Sirab Shahih

Muslim oleh Syaikh ,Ali bin Hasan al-Halabi.

(16) Silsilah ash-Shahihab 4/ 1”

(17) ldem )/._j,

(18) Idem 6/980.

(19) Silsilah ash-Shahihah 2/735

(20) Syaikh Al-.Allamah Abdul Aziz bin Baz mensifatinya

dalam kata pengantar buku Baraah Ahli Sunnab karya Syalkh Bakr Abu Zaid:

Al-Affak (penuduh/pendusta). al-Atsiim( banyak dosa). al-Maftun (terkena

Page 28: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

itnah).”

(21) Dia berkata dalam Ta”liq Daf’u Syubahi Tasybih hal.249

karya Ibnu al-Jauzi, “Saya menasehatkan kepada pars penuntut ilmu dan ahli ilmu

agar membaca kitab-kftab Imam (!) al-Kautsari, khususnya kitabnya yang berjudul

M-Maqalat

(22) Dia berkata mensifati al-Kautsari dalam Ta’Iiq

Ar-Raf’u wa Takmil: “Hadiah untuk ruh ustadz al-Muhaqqiqin, al-Hujjah,

al-Muhaddits, al-Faqih, alI Ushuli, al-Mutakallim, ai-Muarrikh, an-Nuqqad,

al-Imam!”

(23) “Dia mensifati aJ-Kautaari dalam kitabnya At-Tansyif

hal.205: ‘Al-Allamah, Al-Muarrikh, An-Naqid”, bahkan pada hal.284 dia

mensifatinya dengan “Syaikhul Islam”!!!

(24) Lihat Kutub Hadzdzara minha al-Ulama 1/318-319

oleb Syaikh Masyhur Hasan Salman.

(25) Lihat Iftlraat as-Saqqaf al-Atsiim ala al-Albani

Syaikh al-Muhadditsin hal.5-6 oleh Syalkli Khalid Al-Anbari dan lihat pula

Bara’ah AhIi Sunnah karya

Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid. Kata pengantar oleh

Syaikh Abdul Aziz bin Baz.

Page 29: Buku “ Hadist- Hadist Palsu Seputar Ramadhan”

(26) Lihat An-Nubadz fi Ushul Fiqih hal88 karya Imam Ibiru

Hazmi.

(27) Footnote Shahih lbnu Majah 2/48.

(28’) Seperti dalan Tahdzir Sajid hal.44 tentang haramnya

membangun kuburan di masjid. Silsilah ash-Shahihah 1/605 tentang najisnya darah

haidh,

Muqaddimah Mukhtashar Uluw hal.52 tentang ketinggian Alloh

di atas langit. Ats-Tsamar al-Mustatab 1/301 dan Ar-Raddu aI-Mufhim hal.3 I

tentang wanita dalarn shalat dan ihram tidak boleh menutup wajahnya. Dan masih

banyak sekali contoh lainnya.

(29) Serial kaset berjudul As’ilah Yamaniab Masail

Haditsiyyah wal Fiqhiyyah.

(30) Kitab ini pernah diajarkan oleh Syaikh al-Albani

sebagaimana dalam Hayah al-Albani 1/57 oleh asy-Syaibani. Dalam kitab tersebut

haL47 Syaikh Abdul Wahhab KhalIaf menjelaskan tentang hujjahnya ijma’ beserta

dalil-daiilnya. Al-Albani mengajarkannya sekitar pada tahun 1949-1950 M.

Sumber

: Majalah Al Furqon Edisi 2 Tahun V.