UTS hadist
-
Upload
johan-mustiko-w -
Category
Documents
-
view
38 -
download
0
description
Transcript of UTS hadist
STUDI HADIST
(Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester mata kuliah Studi Hadist)
Oleh :
JOHAN MUSTIKO W (12520066)
Dosen Pengampu
1. Dr. H. Muhtadi Ridwan, MA.
2. Anas Budiharjo, SHI., CIFP.
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
OKTOBER 2013
Biografi Imam Muslim
Nama Lengkapnya adalah Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim al-Qusyairi
(Bani Qusyair adalah sebuah kabilah Arab yang cukup dikenal an-Naisaburi. Seorang imam
besar dan penghapal hadits yang ternama. Imam Musli ini terlahir di Naisabur pada tahun 204
H. Para ulama sepakat atas keimamannya dalam hadits dan kedalaman pengetahuan nya
tentang periwayatan hadits
Kehidupan untuk Mencari Ilmu
Ia belajar hadits sejak masih dalam usia dini, yaitu mulaii tahun 218 H. Ia pergi ke
Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara negara lainnya.
Dalam perjalannanya Imam Muslim banyak mengunjungi ulama-ulama kenamaan
untuk berguru hadits kepada mereka. Di Khurasan, ia berguru kepada Yahya bin Yahya dan
Ishak bin Rahawaih; di Ray ia berguru kepada Muhammad bin Mahran dan Abu ‘Ansan. Di
Irak ia belajar hadits kepada Ahmad bin Hambal dan Abdullah bin Maslamah; di Hijaz
belajar kepada Sa’id bin Mansur dan Abu Mas’Abuzar; di Mesir berguru kepada ‘Amr bin
Sawad dan Harmalah bin Yahya, dan kepada ulama ahli hadits yang lain.
Muslim berkali-kali mengunjungi Baghdad untuk belajar kepada ulama-ulama ahli
hadits, dan kunjungannya yang terakhir pada 259 H. di waktu Imam Bukhari datang ke
Naisabur, Muslim sering datang kepadanya untuk berguru, sebab ia mengetahui jasa dan
ilmunya. Dan ketika terjadi fitnah atau kesenjangan antara Bukhari dan Az-Zihli, ia
bergabung kepada Bukhari, sehingga hal ini menjadi sebab terputusnya hubungan dengan Az-
Zihli. Muslim dalam Sahihnya maupun dalam kitab lainnya, tidak memasukkan hadits-hadits
yang diterima dari Az-Zihli padahal ia adalah gurunya. Hal serupa ia lakukan terhadap
Bukhari. Ia tidak meriwayatkan hadits dalam Sahihnya, yang diterimanya dari Bukhari,
padahal iapun sebagai gurunya. Nampaknya pada hemat Muslim, yang lebih baik adalah
tidak memasukkan ke dalam Sahihnya hadits-hadits yang diterima dari kedua gurunya itu,
dengan tetap mengakui mereka sebagai guru.
Guru-gurunya
Selain yang telah disebutkan di atas, Muslim masih mempunyai banyak ulama
yang menjadi gurunya. Di antaranya : Usman dan Abu Bakar, keduanya putra Abu Syaibah;
Syaiban bin Farwakh, Abu Kamil al-Juri, Zuhair bin Harb, Amr an-Naqid, Muhammad bin
al-Musanna, Muhammad bin Yassar, Harun bin Sa’id al-Ayli, Qutaibah bin Sa’id dan lain
sebagainya.
Keahlian dalam Hadits
Apabila Imam Bukhari merupakan ulama terkemuka di bidang hadits sahih,
berpengetahuan luas mengenai ilat-ilat dan seluk beluk hadits, serta tajam kritiknya, maka
Imam Muslim adalah orang kedua setelah Imam Bukhari, baik dalam ilmu dan
pengetahuannya maupun dalam keutamaan dan kedudukannya.
Imam Muslim banyak menerima pujian dan pengakuan dari para ulama ahli hadits
maupun ulama lainnya. Al-Khatib al-Baghdadi berketa, “Muslim telah mengikuti jejak
Bukhari, memperhatikan ilmunya dan menempuh jalan yang dilaluinya.” Pernyataan ini tidak
berarti bahwa Muslim hanyalah seorang pengekor. Sebab, ia mempunyai cirri khas dan
karakteristik tersendiri dalam menyusun kitab, serta metode baru yang belum pernah
diperkenalkan orang sebelumnya.
Abu Quraisy al-Hafiz menyatakan bahwa di dunia ini orang yang benar-benar ahli di
bidang hadits hanya empat orang; salah satu di antaranya adalah Muslim (Tazkiratul Huffaz,
jilid 2, hal. 150). Maksud perkataan tersebut adalah ahli ahli hadits terkemuka yang hidup di
masa Abu Quraisy, sebab ahli hadits itu cukup banyak jumlahnya.
Karya-karya Imam Muslim
Imam Muslim meninggalkan karya tulis yang tidak sedikit jumlahnya, di antaranya :
1. Al-Jami’ as-Sahih (Sahih Muslim).
2. Al-Musnadul Kabir (kitab yang menerangkan nama-nama para perawi hadits).
3. Kitabul-Asma’ wal-Kuna.
4. Kitab al-’Ilal.
5. Kitabul-Aqran.
6. Kitabu Su’alatihi Ahmad bin Hambal.
7. Kitabul-Intifa’ bi Uhubis-Siba’.
8. Kitabul-Muhadramin.
9. Kitabu man Laisa lahu illa Rawin Wahid.
10. Kitab Auladis-Sahabah.
11. Kitab Awhamil-Muhadditsin.
Kitab Sahih Muslim
Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfat luas, serta masih
tetap beredar hingga kini ialah Al Jami’ as-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim. Kitab ini
merupakan salah satu dari dua kitab yang paling sahih dan murni sesudah Kitabullah. Kedua
kitab Sahih ini diterima baik oleh segenap umat Islam.
Imam Muslim telah mengerahkan seluruh kemampuannya untuk meneliti dan
mempelajari keadaan para perawi, menyaring hadits-hadits yang diriwayatkan,
membandingkan riwayat riwayat itu satu sama lain. Muslim sangat teliti dan hati-hati dalam
menggunakan lafaz-lafaz, dan selalu memberikan isyarat akan adanya perbedaan antara lafaz-
lafaz itu. Dengan usaha yang sedeemikian rupa, maka lahirlah kitab Sahihnya.
Bukti kongkrit mengenai keagungan kitab itu ialah suatu kenyataan, di mana Muslim
menyaring isi kitabnya dari ribuan riwayat yang pernah didengarnya. Diceritakan, bahwa ia
pernah berkata: “Aku susun kitab Sahih ini yang disaring dari 300.000 hadits.”
Diriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, yang berkata : “Aku menulis bersama Muslim
untuk menyusun kitab Sahihnya itu selama 15 tahun. Kitab itu berisi 12.000 buah hadits.”
Dalam pada itu, Ibn Salah menyebutkan dari Abi Quraisy al-Hafiz, bahwa jumlah
hadits Sahih Muslim itu sebanyak 4.000 buah hadits. Kedua pendapat tersebut dapat kita
kompromikan, yaitu bahwa perhitungan pertama memasukkan hadits-hadits yang berulang-
ulang penyebutannya, sedangkan perhitungan kedua hanya menghitung hadits-hadits yang
tidak disebutkan berulang.
Imam Muslim berkata di dalam Sahihnya: “Tidak setiap hadits yang sahih menurutku,
aku cantumkan di sini, yakni dalam Sahihnya. Aku hanya mencantumkan hadits-hadits yang
telah disepakati oleh para ulama hadits.” .
Imam Muslim pernah berkata, sebagai ungkapan gembira atas karunia Tuhan yang
diterimanya: “Apabila penduduk bumi ini menulis hadits selama 200 tahun, maka usaha
mereka hanya akan berputar-putar di sekitar kitab musnad ini.”
Ketelitian dan kehati-hatian Muslim terhadap hadits yang diriwayatkan dalam
Sahihnya dapat dilihat dari perkataannya sebagai berikut : “Tidaklah aku mencantumkan
sesuatu hadits dalam kitabku ini, melainkan dengan alasan; juga tiada aku menggugurkan
sesuatu hadits daripadanya melainkan dengan alasan pula.”
Imam Muslim di dalam penulisan Sahihnya tidak membuat judul setiap bab secara
terperinci. Adapun judul-judul kitab dan bab yang kita dapati pada sebagian naskah Sahih
Muslim yang sudah dicetak, sebenarnya dibuat oleh para pengulas yang datang kemudian. Di
antara pengulas yang paling baik membuatkan judul-judul bab dan sistematika babnya adalah
Imam Nawawi dalam Syarahnya.
Imam Muslim wafat pada ahad sore, dan dikebumikan di kampung Nasr Abad, salah
satu daerah di luar Naisabur, pada hari Senin, 25 Rajab 261 H. dalam usia 55 tahun.
Hadist dan Penjelasan Makna dari Hadist
1. Shalat Dua Hari Raya Adalah Sebelum Khutbah
ب�ي أ� و� ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه� الل�ه� ل�ى ص� الل�ه� ن�ب�ي� ع� م� ط�ر� ال�ف� ة� ال� ص� د�ت� ه� ش� ال� ق� ع�ب�اس% اب�ن� ع�ن�
ل�ى ص� الل�ه� ن�ب�ي) ل� ن�ز� ف� ال� ق� ي�خ�ط�ب� ث�م� ط�ب�ة� ال�خ� ب�ل� ق� ا ل�يه� ي�ص� م� ك�ل)ه� ف� و�ع�ث�م�ان� ر� و�ع�م� ب�ك�ر%
اء� ج� ت�ى ح� م� ه� ق) ي�ش� ب�ل� أ�ق� ث�م� ب�ي�د�ه� ال� ج� الر� ل�س� ي�ج� ين� ح� �ل�ي�ه� إ أ�ن�ظ�ر� ك�أ�ن�ي ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه� الل�ه�
ال� أ�ن� ع�ل�ى ي�ب�اي�ع�ن�ك� ن�ات� ؤ�م� ال�م� اء�ك� ج� إ�ذ�ا الن�ب�ي) ا �ي)ه� أ ي�ا ال� ق� ف� Jل ب�ال� ع�ه� و�م� اء� الن�س�
ع�ل�ى �ن�ت�ن� أ ا ن�ه� م� غ� ر� ف� ين� ح� ال� ق� ث�م� ا ن�ه� م� غ� ر� ف� ت�ى ح� ي�ة� اآل� ذ�ه� ه� ت�ال� ف� ي�ئPا ش� ب�الل�ه� ر�ك�ن� ي�ش�
ن� م� ين�ئ�ذ% ح� ى ي�د�ر� ال� الل�ه� ن�ب�ي� ي�ا ن�ع�م� ن� ن�ه� م� ا ه� غ�ي�ر� ب�ه� ي�ج� ل�م� Jد�ة و�اح� Jأ�ة ر� ام� ال�ت� ق� ف� ذ�ل�ك�
ع�ل�ن� ج� ف� م�يأ� و� ب�ي
أ� ل�ك�ن� ف�دPى ل�م� ه� ال� ق� ث�م� ب�ه� ث�و� Jل ب�ال� ط� ب�س� ف� د�ق�ن� ت�ص� ف� ال� ق� ه�ي�
ل% ب�ال� ث�و�ب� ف�ي ات�م� و� ال�خ� و� ت�خ� ال�ف� ين� ي�ل�ق�
431. Dari Ibnu Abbas RA, dia berkata, "Aku telah mengikuti shalat hari raya Fithri pada
masa Nabi SAW, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Semuanya melakukan shalat Idul Fithri
sebelum berkhutbah, baru kemudian khutbah." Kemudian Ibnu Abbas mengatakan bahwa
Rasulullah SAW turun dari mimbar, sepertinya aku sempat melihat beliau ketika menyuruh
orang-orang lelaki duduk dengan isyarat tangan beliau. Lalu beliau lewat di tengah sehingga
beliau mendatangi orang-orang perempuan disertai Bilal, dan beliau membaca ayat yang
artinya: "Wahai Nabi! Apabila datang kepadamu wanita-wanita beriman untuk mengadakan
janji setia bahwa mereka tidak akan mempersekutukan sesuatu dengan Allah... " Beliau
membaca ayat itu hingga selesai. Setelah selesai lalu beliau bertanya, "Apakah kalian ingin
termasuk seperti yang disebutkan ayat itu? Seorang perempuan —tanpa ada perempuan lain
yang— menjawab, "Ya, Wahai Nabi." Saat itu beliau tidak tahu siapa perempuan tersebut.
Beliau menjawab, "Kalau demikian, maka bersedekahlah" Lalu Bilal membentangkan
kainnya, kemudian dia mengatakan, "Ayolah! Sungguh sedekah ini menjadi penebus kalian
(dari siksa neraka)!" Maka para wanita itu meletakkan cincin di kain Bilal. {Muslim 3/18}
Penjelasan Hadist: Dijelaskan dalam Hadist ini saat hari raya pada masa Nabi SAW, Abu
Bakar, Umar dan Utsman. Semuanya melakukan shalat Idul Fithri dahulu barulah
dilaksanakan khutbah. Ini jelas menerangkan pada saat Hari raya Idul Fithri dan Idul Adha
urutanya adalah Melakukan Sholat Id terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan Khutbah
setelah nya.
2. Barang Siapa Mendatangi Dukun {Juru Ramal}, Maka Shalatnya Tidak Diterima
ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه� الل�ه� ل�ى ص� الن�ب�ي� و�اج� أ�ز� ب�ع�ض� ع�ن� ي�ة� ف� ص� ع�ن�
ا Pاف ع�ر� أ�ت�ى م�ن� ال� ق� ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه� الل�ه� ل�ى ص� الن�ب�ي� ع�ن�
Pل�ي�ل�ة ب�ع�ين� ر�أ� Jة ال� ص� ل�ه� ب�ل� ت�ق� ل�م� ء% ي� ش� ع�ن� أ�ل�ه� ف�س�
1502- Dari Shafiyah, puteri Abu Ubaid dari salah seorang istri Rasulullah SAW, dari Nabi
Muhammad, bahwasanya beliau telah bersabda, "Barang siapa mendatangi juru ramal
{dukun}, kemudian ia bertanya sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak diterima selama
empat puluh malam" {Muslim 7/37}
Penjelasan Hadist: Dari Hadist di atas jelas Rasulullah melarang kita umat Islam datang ke
tempat peramal ataupun dukun dan bertanya sesuatu apapun itu seperti minta diramalkan
keadaanya. Maka sholat Orang itu tidak akan diterima empat puluh hari, secara logika ini
adalah perbuatan syiriq yang menyekutukan Allah. Allah pun tidak suka perbuatan seprti itu
3. Puasa Orang yang Makan dan Minum karena Lupa
الل�ه�. ول� س� ر� ال� ق� ال� ق� ع�ن�ه� الل�ه� ي� ض� ر� ة� ي�ر� ر� ه� ب�يأ� ع�ن�
و� � أ أ�ك�ل� ف� Jائ�م ص� و�ه�و� ي� ن�س� م�ن� ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه� الل�ه� ل�ى ص�
اه� ق� و�س� الل�ه� ه� أ�ط�ع�م� ا إ�ن�م� ف� ه� و�م� ص� ل�ي�ت�م� ف� ر�ب� ش�
591- Dari Abu Hurairah RA, dia berkata, "Rasulullah SAW pernah bersabda, 'Barang siapa
lupa bahwa dia sedang berpuasa, lalu dia makan atau minum, maka hendaklah dia
menyempurnakan puasanya. Karena sesungguhnya dia telah diberi makan dan minum oleh
Allah.'" {Muslim 3/160}
Penjelasan Hadist: Hadist di atas menjelaskan, jika seseorang pada bulan Ramadhan sedang
berpuasa Ramadhan lalu dia tanpa sengaja makan atau minum pada saat menjalankan puasa
maka Puasa nya itu tidak lah batal, Allah memberi keringanan pada kita yang lupa jadi kita
tetap dapat tetap melanjutkan puasa dan agar kita menyempurnakan puasa kita.
4. Larangan Untuk Memakai Cincin Emas, Minum dengan Wadah dari Perak dan
Mengenakan Kain Sutera
: الل�ه�. ل�ى ص� الل�ه� ول� س� ر� ن�ا ر� م�أ� قال ع�از�ب% ب�ن� اء� ال�ب�ر� عن
ال�م�ر�يض� ب�ع�ي�اد�ة� ن�ا ر� م�أ� ب�ع% س� ع�ن� ان�ا ن�ه� و� ب�ع% ب�س� ل�م� و�س� ع�ل�ي�ه�
و� � أ م� س� ال�ق� ار� �ب�ر� إ و� ال�ع�اط�س� م�يت� ت�ش� و� ة� ن�از� ال�ج� ات�ب�اع� و�
اء� إ�ف�ش� و� الد�اع�ي اب�ة� إ�ج� و� ال�م�ظ�ل�وم� ر� ن�ص� و� م� س� ال�م�ق�
و�ع�ن� ب�الذ�ه�ب� ت)م% ت�خ� ع�ن� و�أ� ات�يم� و� خ� ع�ن� ان�ا ن�ه� و� م� ال� الس�
ل�ب�س� و�ع�ن� ي� س� ال�ق� و�ع�ن� ي�اث�ر� ال�م� و�ع�ن� ة� ض� ب�ال�ف� ب% ر� ش�
. الد�يب�اج� و� ق� ت�ب�ر� �س� و�اإل� ر�ير� ال�ح�
1376- Dari Al Barra' bin Azib RA, dia berkata, "Rasulullah SAW telah menganjurkan kami
tujuh hal dan melarang kami tujuh hal; Beliau menganjurkan kami untuk menjenguk orang
sakit, menuturkan jenazah, mendoakan orang bersin, melaksanakan sumpah dengan benar,
menolong orang yang teraniaya, menghadiri undangan, dan menyebarkan salam. Beliau
melarang kami untuk memakai cincin emas, minum pada wadah yang terbuat dari perak,
hamparan kain sutera, pakaian terbuat dari sutera, mengenakan sutera biasa, sutera tebal, dan
sutera halus." {Muslim 6/135}
Penjelasan Hadist: Dari Hadist ini dijelaskan kita muslim mendapat anjuran untuk menjenguk
orang sakit, menuturkan jenazah, mendoakan orang bersin, melaksanakan sumpah dengan
benar, menolong orang yang teraniaya, menghadiri undangan, dan menyebarkan salam.
Karena hubungan persaudaraan kita terhadap sesama muslim baik juga sesama manusia.
Dalam sisi lain dalam Hadist tersebut memberi kita Muslim larangan terutama laki-laki
memakai cincin emas atau perak, alat makan dari logam emas juga perak serta mengenakan
Sutera dengan alasan, yang jaman sekarang ini dapat dijelaskan secara ilmiah juga memang
itu sebuah larangan bagi kita.
5. Setiap Minuman yang Memabukkan Adalah Haram
ع�ل�ي�ه� الل�ه� ل�ى ص� الل�ه� ول� س� ر� ئ�ل� س� ال�ت� ق� ة� ع�ائ�ش� ع�ن�
Jام ر� ح� و� ه� ف� ك�ر� س�أ� اب% ر� ش� ك�ل) ال� ق� ف� ال�ب�ت�ع� ع�ن� ل�م� و�س�
1270- Dari Aisyah RA, dia berkata, "Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah SAW
tentang arak dari madu. Maka beliau pun menjawab, 'Setiap minuman yang memabukkan
adalah haram.'" {Muslim 6/99}
Penjelasan Hadist: Terbuat dari apapun suatu minuman, entah madu, buah atau apapun,
semua minuman itu adalah Haram jika minuman tersebut memiliki sifat memabukan. Dan
kita umat muslim tidak boleh meminum sesuatu yang haram.
Biografi Imam al-Bukhari
Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim dijuluki dengan Abu
Abdillah. Ia lahir di Bukhara pada tahun 194 H. Semua Ulama, baik dari gurunya maupun
dari sahabatnya memuji dan mengakui ketinggian ilmunya, Ia seorang Imam yang tidak
tercela hapalan haditsnya dan kecermatannya. Ia mulai menghapal hadits ketika umurnya
belum mencapai 10 tahun, ia mencatat dari seribu guru lebih, ia hapal 100.000 hadits shahih
dan 200.000 hadits tidak shahih.
Dia mengarang kitab besar Al-Jami’ ash Shahih yang merupakan kitab paling shahih
sesudah Al-Quran, hadits yang ia dengar sendiri dari gurunya lebih dari 70.000 buah, ia
dengan tekun mengumpulkannya selama 16 tahun.a hafiz mempunyai beberapa komentar
terhadap sebagian haditsnya, mereka telah melontarkan kritik atas 110 buah diantaranya. Dari
110 hadits itu ditakhtijkan oleh Imam Muslim sebanyak 32 hadits dan oleh dia sendiri
sebanyak 78 hadits. Ibnu Hajar al-Asqalani berpendapat bahwa hadits hadits yang
dipersoalkan ini “ tidak seluruhnya ber’illat tercela, melainkan kebanyakan jawabannya
mengandung kemungkinan dan sedikit dari jawabannya menyimpang”.
Kitab Shahih Bukhari mempunyai banyak syarah yang oleh pengarang kitab Kasyf
adh-Dhunun disebutkan 82 syarah diantaranya. Tetapi yang paling utama adalah syarah Ibnu
Hajar al-Asqalani yang bernama Fat al-Bari, dan berikutnya syarah Al-Asthalani, kemudian
syarah al-Aini Umdat al Qari.
Al Bukhari mempunyai banyak kitab, antara lain At-Tawarikh ats Tsalatsah al-Kabir
wal Ausath wash Shaghir (Tiga Tarikh: Besar, sedang, dan Kecil), kitab al-Kuna, Kitab Al-
Wuhdan, kitab al-Adab al-Mufrad dan kitab Adl-Dlu’afa dan lain lainnya.
At-Tirmidzi berkata tentangnya:”Saya tidak pernah melihat orang yang dalam hal
illat dan rijal, lebih mengerti daripada Al-Bukhari”.
Ibnu Khuzaimah berkata:” Aku tidak melihat dibawah permukaan langit seseorang
yang lebih tahu tentang hadits Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wassalam daripada Muhammad
bin Ismail Al-Bukhari”.
Muslim bin al Hajjaj pernah datang kepadanya lalu mencium antara kedua matanya,
seraya berkata:” Biarkan saya mencium kedua kakimu, wahai guru para guru, pemimpin para
ahli hadits dan dokter penyakit hadits.”
Abu Nu’im dan Ahmad ibn Ahmad berkata:” Al-Bukhari adalah faqih (ahli hukum)
dari ummat ini.”
Abu Muhammad Abdullah bin Abdurahman Ad-Darimy berkata:” Muhammad ibn
Ismail (Bukhari) orang yang tercakap dalam bidang hukum dari antara kami dan lebih
banyak mencari hadits.”
Telah dipaparkan dalam pembahasan hadits Maqlub, ketika para ulama baghdad
sengaja memutar balikan seratus hadits, lalu Al-Bukhari mengembalikan setiap matan kepada
sanad yang sebenarnya dan setiap sanad kepada matannya, sehingga membuat para ulama
kagum akan hapalan dan kecermatannya. Dalam rangka meneliti dan menghapal hadits, Al
Bukhari tidak segan segan melakukan perjalanan ke Syam, Mesir, Baghdad, Kufah, Jazirah,
Hijaz dan Basrah
Al-Bukhari adalah salah seorang dari imam Mujtahid dalam bidang fiqh dan dalam
bidang mengistibathkan hukum dari hadits.
Al-Bukhari meriwayatkan hadits bersumber dari Adl-Dlahhak bin Mukhallad Abu
Ashim an-Nabil, Makki bin Ibrahim al-Handlali, Ubaidullah bin Musa al-Abbasi, Abdullah
Quddus bin al-Hajjaj, Muhammad bin Abdullah al-Anshari dan lain lain.
Sedangkan yang meriwayatkan darinya banyak sekali diantaranya: At-Tirmidzi,
Muslim, An-Nasa’I, Ibrahim bin Ishak al-Hurri, Muhammad bin Ahmad ad-Daulabi, dan
orang terakhir yang meriwayatkan darinya adalah Manshur bin Muhammad al Bazwadi.
Imam al-Bukhari rahimahullah wafat di daerah Khartank, sebuah negeri yang terletak
dekat dari Samarkand pada malam Idul Fitri tahun 256 H pada usia 62 tahun kurang tiga
belas hari. Muhammad al-Jurjani rahimahullah berkata: “Aku mendengar Abdulwahid bin
Adam at-Tawawisi berkata: aku bermimpi melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersama sekumpulan sahabat beliau. Nabi berdiri di sebuah tempat, lalu aku mengucapkan
salam dan beliau pun menjawab salamku. Aku bertanya: mengapa engkau berdiri, wahai
Rasulullah? Beliau menjawab: Aku menunggu Muhammad bin Ismail al-Bukhari.
Beberapa hari setelah itu sampai kepadaku kabar tentang kematian al-Bukhari, setelah aku
perhatikan ternyata beliau meninggal pada waktu aku bermimpi bertemu Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam.
Hadist dan Penjelasan Makna dari Hadist
1.Keutamaan Melayat dan Shalat Jenazah
ول� الل�ه� - صلى الله س� ة� أ�ن� ر� ي�ر� ر� ب�ى ه�� ع�ن� أ
ل�م% ة� م�س� ن�از� ال� م�ن� ات�ب�ع� ج� عليه وسلم - ق�
ل�ى ت�ى ي�ص� ع�ه� ح� ابPا ، و�ك�ان� م� ت�س� انPا و�اح� إ�يم�
ع� م�ن� ج� �ن�ه� ي�ر� إ ا ، ف� ن�ه� غ� م�ن� د�ف� ر� ي�ف� ا ، و� ع�ل�ي�ه�
د% ، و�م�ن� ث�ل� أ�ح� اط% م� ير� اط�ي�ن� ، ك�ل) ق� ير� ر� ب�ق� األ�ج�
ع� ج� �ن�ه� ي�ر� إ ب�ل� أ�ن� ت�د�ف�ن� ف� ع� ق� ج� ا ث�م� ر� ل�ى ع�ل�ي�ه� ص�
اط% ير� ب�ق�
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda, "Barangsiapa melayat jenazah muslim karena iman dan ikhlas, ia menyertainya
hingga shalat jenazah dan menyelenggarakan pemakamannya, maka dia membawa pahala
dua qirath, satu qirath semisal bukit uhud. Dan barangsiapa ikut shalat jenazah kemudian
pulang sebelum jenazah itu dimakamkan, maka ia membawa pulang pahala satu qirath.
Penjelasan Hadist: Seperti dijelaskan dalam hadits mengenai hak dari seorang muslim, salah
satunya haknya adalah diiringi jenazahnya ketika ia meninggal. Mengantar dan mengiringi
jenazah artinya mengantarkannya sampai dimakamkan, termasuk menshalatinya sebelum
dimakamkan. Shalat jenazah merupakan salah satu fardhu kifayah, sehingga secara umum
seseorang yang mengiringi jenazah dan menshalatinya akan mendapatkan pahala fardhu
kifayah tersebut. Inilah pahala melayat jenazah, menshalati dan memakamkannya. Jika
ketiganya dilakukan oleh seorang muslim, maka muslim tersebut mendapatkan pahala dua
qirath, semisal dua bukit uhud. Adakalanya seorang muslim hanya sempat melayat dan ikut
shalat jenazah tetapi tidak bisa mengantarkannya ke pemakaman. Untuk golongan yang
seperti ini, dia mendapatkan pahala satu qirath, yaitu semisal satu bukit Uhud.
2.Kasih Sayang Allah kepada Hamba-Nya yang Muslim Bukhari ke-41:
ع� م� �ن�ه� س� ه� أ ب�ر� د�ر�ى� أ�خ� ع�يد% ال�خ� ب�ى س�ع�ن� أ�
ول� ول� الل�ه� - صلى الله عليه وسلم - ي�ق� س� ر�
ر� الل�ه� ع�ن�ه� ه� ي�ك�ف� ال�م� ن� إ�س� ح�س� ل�م� ال�ع�ب�د� ف� �ذ�ا أ�س� إ
ا ، و�ك�ان� ب�ع�د� ذ�ل�ك� ه� ل�ف� ي�ئ�ة% ك�ان� ز� ك�ل� س�
�ل�ى ا إ ث�ال�ه� م�ر� أ� ن�ة� ب�ع�ش� س� اص� ، ال�ح� ص� ال�ق�
ا إ�ال� أ�ن� ث�ل�ه� ي�ئ�ة� ب�م� ع�ف% ، و�الس� ائ�ة� ض� ب�ع�م� س�
ا ز� الل�ه� ع�ن�ه� او� ي�ت�ج�Dari Abu Sa'id Al Khudri r.a., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Apabila seseorang masuk
Islam kemudian Islamnya menjadi baik, maka Allah akan menghapus segala kejahatan yang
telah dilakukannya. Setelah itu, ia akan diberi balasan yaitu setiap kebaikannya akan dibalas
Allah sepuluh hingga tujuh ratus kali. Sedangkan kejahatannya dibalas setimpal dengan
kejahatannya itu, kecuali jika Allah memaafkannya "
Penjelasan Hadist: Barang siapa seseorang dari musyrik atau non Muslim masuk Islam dan
keislamannya bukan sebatas identitas atas agama yang dianut, melainkan ia bersungguh-
sungguh berislam, jujur dalam memeluk Islam, dan memenuhi ajaran Islam. Baik lahir
maupun batin ia berislam. Hatinya benar beriman, dan dibuktikan dengan ketundukan dirinya
dalam menjalankan ibadah-ibadah umat Islam, musyrik atau kafir yang masuk Islam. Segala
dosanya semasa dihapuskan dengan syahadat yang ia Lisankan. Dosa apapun. Bahkan, dosa
membunuh seorang mujahid yang dilakukan sewaktu masih kafir pun akan diampuni oleh
Allah jika ia masuk Islam dan bersungguh-sungguh dengan keislamannya.
3.Puasa Ramadhan dengan Ikhlas adalah Sebagian dari Iman hadits Shahih Bukhari ke-
38:
ول� الل�ه� - صلى س� ال� ر� ال� ق� ة� ق� ي�ر� ر� ب�ى ه�� ع�ن� أ
انPا ان� إ�يم� م�ض� ام� ر� الله عليه وسلم - م�ن� ص�
د�م� م�ن� ذ�ن�ب�ه� ا ت�ق� ر� ل�ه� م� ابPا غ�ف� ت�س� و�اح�Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa berpuasa Ramadhan
karena iman dan mengharap perhitungan (pahala), maka diampuni dosanya yang telah lalu"
Penjelasan Hadist: Orang Yag Beriman Berpuasa di bulan Ramadhan dengan Ikhlas dan
mengharap ridho Allah SWT, dan juga mengamalkan Ibadah di malam hari seperti sholat
Tarawih juga Witir, Maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya atas ibadah yang ia
kerjakan di bulan Ramadhan tersebut.
4. Menyebarkan Salam Bagian Dari Islam Bukhari ke-28:
ول� س� أ�ل� ر� الP س� ج� ر%و أ�ن� ر� ع�ن� ع�ب�د� الل�ه� ب�ن� ع�م�
ال�م� ى) اإل�س�الل�ه� - صلى الله عليه وسلم - أ�
ال�م� ع�ل�ى أ� الس� ر� ت�ق� ال� ت�ط�ع�م� الط�ع�ام� ، و� ي�رJ ق� خ�
ف�ت� و�م�ن� ل�م� ت�ع�ر�ف� م�ن� ع�ر�
Dari Abdullah bin Amr, bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW, "Islam
bagaimanakah yang lebih baik?" Maka beliau menjawab, "Memberi makan dan mengucap
salam kepada orang yang engkau kenal dan tidak engkau kenal."
Penjelasan Hadist: Kepada sesama saudara Muslim kita harus saling mengasihi dan
membantu dalam berbagai hal yang berhubunga dengan kebaikan itulah kewajiban
sesama manusia terutama sesama Muslim. Dengan begini Islam menunjukkan bahwa
kita harus ber baik-baik kepada orang yang kita kenal maupun tidak. Dan menjadi
manusia sebaik-baiknya
5. Hadits 16: Manisnya Iman
ة� - - ال�و� ح� د� و�ج� ف�يه� ك�ن� م�ن� Jث�ال�ث ال� ق� وسلم عليه الله صلى الن�ب�ى�
ء� ر� ال�م� ب� ي�ح� أ�ن� و� ، ا م� و�اه� س� م�م�ا �ل�ي�ه� إ ب� أ�ح� ول�ه� س� و�ر� الل�ه� ي�ك�ون� أ�ن� ان� اإل�يم�
ف�ى ذ�ف� ي�ق� أ�ن� ه� ي�ك�ر� ا ك�م� ر� ال�ك�ف� ف�ى ي�ع�ود� أ�ن� ه� ي�ك�ر� أ�ن� و� ، ل�ل�ه� إ�ال� ب)ه� ي�ح� ال�
الن�ار�
Dari Anas, dari Nabi SAW beliau bersabda: "Tiga hal, barangsiapa memilikinya maka ia
akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai dari
selainnya, mencintai seseorang semata-mata karena Allah, dan benci kembali kepada
kekufuran sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka."
Penjelasan Hadits: tersebut menjelaskan tentang manisnya merasakan iman, kita dapat
merasakan manisnya iman apabila kita mempunyai iman kuat dan kita dapat merasakan
kenikmatan tersebut. Sama seperti kondisi tumbuh sehat kita makan makanan pun akan terasa
enak sebaliknya jika dalam keadaan sakit, begitu pula dengan iman. Dengan Iman yang kuat
kita akan bisa merasakan nikmat dan anugerah dari Allah SWT
Sumber:
http://www.bersamadakwah.com/search/label/Hadits
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/09/29/imam-muslim-202-261-h/
https://dl.dropboxusercontent.com/s/8qk5zn83wrxguxa/Shahih%20Muslim.chm?
token_hash=AAGVn5B6erlGnH9HR5Ga3esYO1ngco-iOkC8T4HTMDVgjg&dl=1
http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/08/30/imam-al-bukhari-wafat-256/