budidaya VANNAME
-
Upload
arief-hidayatullah -
Category
Documents
-
view
218 -
download
5
description
Transcript of budidaya VANNAME
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga tersusunnya makalah
“Budidaya Udang Vannamei” ini. Kemudian shalawat serta salam kita
sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW yang akan memberikan
syafaat di hari akhir nanti.
Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan tentang
budidaya udang vannamei dan merupakan salah satu tugas dari kuliah
pengantar ilmu perikanan di program studi Perikanan Universitas
Padjadjaran..
Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan membantu
siapa saja yang membaca dan membutuhkan data-data tentang
budidaya udang vannameii. Kami juga mengharapkan ada saran yang
membangun untuk makalah ini, supaya kedepannya dapat lebih baik
lagi.
Jatinangor, 22 Oktober 2014
Arief Hidayatullah
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Udang vannamei (litopenaeus vannameii) merupakan salah satu
komoditas perikanan yang sedang dikembangkan dalam usaha
budidaya di tambak karena produktivitasnya tinggi. Di Lampung
(Dipasena), tambak untuk budidaya udang sebagian besar merupakan
tambak semi intensif. Sebelum udang vanamei masuk ke Indonesia
tahun 2000, petambak masih membudidayakan udang windu sebagai
komoditas unggulan. Namun udang windu sering mengalami gagal
panen akibat serangan penyakit akibat virus dan bakteri. Hal ini yang
menyebabkan banyak tambak di Lampung tidak dikelola.
Dengan masuknya udang vanamei di Indonesia tahun 2000,
maka tambak-tambak yang tidak dikelola dapat terisi dengan
komoditas udang vanamei yang tahan terhadap serangan penyakit.
Namun, dalam praktiknya di lapangan udang vannamei masih banyak
yang terserang penyakit, diantaranya penyakit white spot. Maka dari
itu, saya membuat makalah ini supaya para pembudidaya udang
vannamei tidak resah akibat faktor penyakit pada udang vannamei.
II. TUJUAN
1. Dapat mengetahui cara berbudidaya udang vannamei
2. Dapat terhindar dari penyakit yang sering menyerang udang
vannamei.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum melakukan budidaya udang vannamei, ada hal yang harus
diperhatikan yaitu :
PERSIAPAN TAMBAK ( tambak plastik )
1.Pengeringan/pengolahan tanah dasar
Air dalam tambak dibuang, ikan-ikan liar diberantas dengan saponin,
genangaan air yang masih tersisa di beberapa tempat harus di buang
keluar baik dengan selang spiral atau dari filter yang ada di tambak.
Selanjutnya tambak dikeringkan sampai retak-retak kalau perlu di
balik dangan cara ditraktor sehingga H²S menghilang karena
teroksidasi. Pengeringan secara sempurna juga dapat membunuh
bakteri patogen yang yang ada di pelataran tambak. Kemudian pada
pinggiran tambak yang terdapat teritip, dihilangkan dengan cara di
gesek dengan benda keras seperti dayung.Pemberian kaptan untuk
menurunkan ph ,
dolomite sama untuk menetralkan amonia. Setelah rata, tambak diisi
air.
2.pemupukan
Pupuk urea dan TSP untuk menumbuhkan fitoplankton dan
zooplankton.
3.Pemberantasan hama
Pemberantasan ikan-ikan dengan saponin 15kg/tambak dengan tinggi
air tembak 10cm
Setelah itu, isi air lagi dan tambah pupuk 1-2 kg supaya kandungan
dalam tambak baik.
4.Pengisian air
Pengisian air dilakukan setelah seluruh persiapan dasar tambak telah
selesai dan air dimasukkan ke dalam tambak secara bertahap.
Ketinggian air tersebut dibiarkan dalam tambak selama 2-3 minggu
sampai kondisi air betul-betul siap ditebari benih udang. tinggi air di
petak pembesaran diupayakan ≥1,0m.
Penebaran
Penebaran benur udang vannamei dilakukan setelah plangton
tumbuh baik (7-10 hari) sesudah penumpukan. Benur vanname yang
digunakan adalah PL 10 - PL 12 berat awal 0,001g/ekor diperoleh dari
hatchery yang telah mendapatkan rekomendasi bebas patogen,
Spesific Pathogen Free (SPF). Kreteria benur vannamei yang baik
adalah mencapai ukuran PL - 10 atau organ insangnya telah sempurna,
seragam atau rata, tubuh benih dan usus terlihat jelas, berenang
melawan arus.
Kemudian dilakukan pemasangan selang spiral untuk menyekat
plastic benur. Supaya tidak kemana-mana Sebelum benuh di tebar
terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi terhadap suhu dengan cara
mengapungkan kantong yang berisi benuh ditambak dan menyiram
dengan perlahan-lahan. Sedangkan aklimatisasi terhadap salinitas
dilakukan dengan membuka kantong dan diberi sedikit demi sedikit
air tambak selama 15-20 menit. Hal ini dilakukan supaya udang tidak
stress. Selanjutnya kantong benur dimiringkan dan perlahan-lahan
benur vannamei akan keluar dengan sendirinya. Penebaran benur
vannamei dilakukan pada saat siang hari.
Untuk tebar di atas 30ribu ekor, 1 hari setelahnya diberi pakan.
Kalau di bawah 30ribu ekor bisa sampai 5 hari tidak dikasih pakan,
karena pakan alami sudah mencukupi.
Pemeliharaan
Selama pemeliharaan, dilakukan monitoring kualitas air
meliputi : suhu, salinitas, transparasi, pH dan kedalaman air dan
oksigen setiap hari. Selain itu, juga dilakukan pemberian pemupukan
urea dan TSP susulan setiap 1 minggu sebanyak 5-10% dari pupuk
awal. (urea 150kg/ha) dan hasil fermentasi probiotik yang diberikan
seminggu sekali guna menjaga kestabilan plangton dalam tambak.
Pengapuran susulan dengan dolomit super dilakukan apabila pH
berfluktuasi. Pakan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu
dukungan pakan alami (plangton) sudah berkurang atau pertumbuhan
udang mulai lambat. Dosis pakan yang di berikan 5-2% dari biomassa
udang dengan frekuensi pemberian 3kali /hari yakni 30% pada jam
7.00 dan 16.00 serta 40% pada jam 22.00.Pergantian air yang pertama
kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari dengan volume
pergantian 10% dari volume total, sedangkan pada bukan berikutnya
hingga panen, volume pergantian air ditingkatkan mencapai 15-20%
pada setiap periode pasang. Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60
hari hanya dilakukan penambahan air sebanyak yang hilang akibat
penguapan atau rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran
vannamei adalah salinitas optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu
28-31°C, oksigen >4ppm, amoniak <0,1ppm, pH 7,5-8,2 dan H²S
<0,003ppm.
Untuk kondisi tambak normal, tahan tidak isi air sampai 15
hari. Setiap 1minggu ditambah 5-10cm dan diberi pupuk urea 1kg.
Pemberian pakan setengah kg 2kali, pagi dan sore no.0 . Menurut
penelitian dalam pemberian pakan dilihat dari isi ancho pada tambak,
ada berapa ekor udang di sana. Untuk udang di bawah 1 bulan itu
pemberian pakannya disebut ‘pakan buta’ karena tidak menghitung
jumlah pakan yang diberikan yang penting pakan hanya diperkirakan.
Setelah 1 bulan, ganti air dengan membuangnya sekitar 10 cm,
kemudian masukkan air baru sekitar 10cm lagi. Semakin besar udang,
semakin sering ganti air karena sisa pembusukan dan kotoran udang
semakin banyak.
Ukuran ancho biasanya 1m2. Jika pemberian pakan 1kg, maka
di ancho diberikan pakan 1% dari jumlah pakan keseluruhan. Jika
dalam waktu 4 jam sudah habis, besok sudah bisa ditambah pakan.
Budidaya udang vannamei ini biasanya sampai 2,5 – 3 bulan .
Musim panas menyebabkan pertumbuhan cendrung lambat
karena kadar garamnya tinggi, hingga menyebabkan udang kurang
molting.
Factor penyakit dari udang vannamei :
a. Kondisi air tidak stabil sehingga pertumbuhan udang jadi
bervariasi. Ada yang besar ada juga yang kecil.
b. Cuaca yang tadinya panas panjang kemudian ada hujan yang
deras dalam beberapa hari, dapat menimbulkan penyakit karena
kondisi air berubah sehingga menyebabkan nafsu makan udang
berkurang. Dengan kurangnya nafsu makan, udang mudah
terserang penyakit karena kondisi tubuhnya lemah.
Pengelolaan Pakan
a. Kebutuhan Nutrisi
Pakan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan nutrisi
udang vanname. Nutrisi yang dibutuhkan udang vanname antara lain
protein , lemak, vitamin, asam amino esensial. Nutrisi tersebut
digunakan aktivitas pertumbuhan dan reproduksi udang. (Haliman
R.W dan Adijaya D.S, 2005).
Lemak dan karbohidrat merupakan sumber energy. Mineral dan
vitamin berfungsi memperlancar proses metabolisme didalam tubuh
udang. Secara khusus, mineral membantu transportasi energy,
menjaga keseimbangan osmosis, serta membantu menyusun enzim
dan hormon serta membantu menyusun ekoskeleton. (Haliman R.W
dan Adijaya D.S, 2005).
b. Waktu dan Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan buatan berbentuk pelet dapat dilakukan sejak
benur ditebar hingga udang siap panen. Namun ukuran dan jumlah
pakan harus diperhatikan secara cermat dan tepat sehingga udang
tidak kekurangan pakan (underfeeding) atau kelebihan pakan
(overfeding). (Haliman R.W dan Adijaya D.S, 2005).
Seperti udanng pada umumnya vannamei bersifat noktural atau
aktif pada malam hari. Frekuensi pemberian pakan dapat
diperhitungkan dengan adanya sifat tersebut untuk mendapat nilai
FCR atau nilai konversi yang ideal. Saat pemberian pakan sebaiknya
kincir dimatikan untuk menghindari terbawanya pakan oleh arus air.
Namun demekian oleh karena kincir air berfungsi membantu
ketersediaan oksigen terlarut maka saat mematikanya perlu
pertimbangan waktu.
Pakan sebaiknya diberikan di daerah pakan. Dengan adanya
daerah pakan, udang akan muda menemukan pakan yang disebar.
Area daerah pakan berkisar 4-6 m dari tepi tambak. (Haliman R.W
dan Adijaya D.S, 2005).
PENGELOLAAN KESEHATAN UDANG
Pengamatan dan monitoring kesehatan udang di tambak
dilakukan melalui pengamatan secara visual terhadap nafsu
makan, pertumbuhan, kelengkapan organ dan jaringan tubuh.
- Pengamatan Rutin
Pengamatan dilakukan untuk melihat populasi dan
kesehatan setiap saat
a. Ciri-ciri udang yang kurang sehat adalah :
• Terdapat bakteri Zoothammium sp pada insang dan tubuh
• Karapas (kepala) dan kulit abdomen (badan) berlumut
• Ekor gerepes, insang kotor, antena putus
• Daging udang keropos, warna tubuh dan ekor kemerahan.
b. Ciri-ciri udang sehat adalah :
• Gerakan aktif, berenang normal dan melompat bila anco di
angkat
• Respon positif terhadap arus, cahaya, bayangan dan sentuhan
• Tubuh bersih, licin, berwarna cerah, belang putih yang jelas
• Tubuh tidak keropos, anggota tubuh lengkap
• Kotoran tidak mengapung
• Ujung ekor tidak geripis
• Ekor dan kaki jalan tidak menguncup
• Insang jernih atau putih serta bersih
• Kondisi usus penuh, tidak terputus-putus Pencegahan
Penyakit
• Air pemeliharaan diusahakan bebas kontaminasi virus dengan
kaporit atau pengendapan dan filtrasi dengan biofilter
• Pemeliharaan fitoplankton sebagai penyerap racun melalui
aplikasi pupuk urea
• Pengamatan secara rutin terhadap pH, suhu, salinitas dan
kecerahan air
• Lakukan disiplin kaidah, aturan dan prinsip utama budidaya
udang yang berwawasan lingkungan
PANEN
Panen harus mempertimbangkan aspek harga,
pertumbuhan dan kesehatan udang. Panen dilakukan setelah
umur pemeliharaan 100-110 hari. Perlakukan Sebelum panen,
biasanya pada malam menjelang pagi, disiapkan es, jala, jarring,
fibber, basket, dan sebagainya. Kemudian air dibuang sampai
ketinggian 10cm. Di bagian central tambak ditebari pupuk TS
5kg mencapai radius 10M dari central. Tujuannya untuk
mengeraskan kulit udang karena biasanya banyak udang yang
molting pada saat pembuangan air dalam jumlah banyak.
Setelah semuanya selesai, dilakukan penangkapan udang
dengan jala dan jaring. Udang hasil tangkapan juga harus di
cuci kemudian direndam es, selanjutnya dibawa ke cold storage.
ukuran panen normal antara 55-65 ekor/kg.
MAKALAH BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGANTAR ILMU PERIKANAN
DOSEN : Prof.Dr.Ir.Masyamsir,MS.
DISUSUN OLEH :
Arief Hidayatullah (230110140041)
Kelas : A-Perikanan
UNIVERSITAS PADJAJARAN
SUMEDANG
2014