BUDIDAYA KARET

34
BUDIDAYA KARET

description

BUDIDAYA KARET. Indonesia merupakan negara kedua penghasil karet alami di dunia (sekitar 28 persen dari produksi karet dunia di tahun 2010), sedikit di belakang Thailand (sekitar 30 persen). - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of BUDIDAYA KARET

Page 2: BUDIDAYA KARET

Indonesia merupakan negara kedua penghasil karet alami di dunia (sekitar 28 persen dari produksi karet dunia di tahun 2010), sedikit di belakang Thailand (sekitar 30 persen).

Pengembangan karet Indonesia dalam kurun waktu 3 dekade mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, peningkatan ekspor karet cukup signifikan, dari volume ekspor tahun 2002 sebesar 1.496 ribu ton senilai US$ 1.038 juta meningkat menjadi 2.100 ribu ton pada tahun 2009

Sedangkan dari aspek penyerapan tenaga kerja, pertanaman karet mampu menyerap lebih dari 2 juta tenaga kerja, belum termasuk tenaga kerja yang terserap dalam berbagai sub sistem lainnya.

Page 3: BUDIDAYA KARET

Tanaman karet merupakan tanaman tahunan yang mampu memberikan manfaat dalam pelestarian lingkungan, terutama dalam hal penyerapan CO2 dan penghasil O2. Bahkan ke depan, tanaman karet merupakan sumber kayu yang potensial yang dapat mensubtitusi kebutuhan kayu hutan alam yang dari tahun ke tahun ketersediaannya semakin menurun.

Page 4: BUDIDAYA KARET

Botani Tanaman Karet

Klasifikasi tanaman karet adalah sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Euphorbiales Family : Euphorbiaceae Genus : Hevea Spesies : Hevea brasiliensis Muell Arg.

Page 5: BUDIDAYA KARET

Tanaman karet memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar lateral yang menempel pada akar tunggang dan akar serabut. Pada tanaman yang berumur 3 tahun kedalaman akar tunggang sudah mencapai 1,5 m. Apabila tanaman sudah berumur 7 tahun maka akar tunggangnya sudah mencapai kedalaman lebih dari 2,5 m. Pada konsisi tanah yang gembur akar lateral dapat berkembang sampai pada kedalaman 40-80 cm. Akar lateral berfungsi untuk menyerap air dan unsur hara dari tanah. Pada tanah yang subur akar serabut masih dijumpai sampai kedalaman 45 cm. Akar serabut akan mencapai jumlah yang maksimum pada musim semi dan pada musim gugur mencapai jumlah minimum (Basuki dan Tjasadihardja, 1995).

Page 6: BUDIDAYA KARET

Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan betina yang terdapat dalam malai payung yang jarang. Pada ujungnya terdapat lima taju yang sempit. Panjang tenda bunga 4-8 mm. Bunga betina berambut, ukurannya sedikit lebih besar dari bunga jantan dan mengandung bakal buah yang beruang tiga. Kepala putik yang akan dibuahi dalam posisi duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh benang sari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi dalam 2 karangan dan tersusun lebih tinggi dari yang lain (Marsono dan Sigit, 2005).

Page 7: BUDIDAYA KARET
Page 8: BUDIDAYA KARET
Page 9: BUDIDAYA KARET

TEKNOLOGI BUDIDAYA KARET

Untuk membangun kebun karet diperlukan manajemen dan teknologi budidaya tanaman karet yang mencakup, kegiatan sbb :

Syarat tumbuh tanaman karetKlon-klon karet rekomendasiBahan tanam/bibitPersiapan tanam dan penanamanPemeliharaan tanaman: pengendalian gulma, pemupukan dan pengendalian penyakitPenyadapan/panen

Page 10: BUDIDAYA KARET

SYARAT TUMBUH TANAMAN KARET

Pada dasarnya tanaman karet memerlukan persyaratan terhadap kondisi iklim untuk menunjang pertumbuhan dan keadaan tanah sebagai media tumbuhnya.

Iklim Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai produksinya juga terlambat. Indonesia : 6º LU (Lintang Utara) dan 11º LS (Lintang SelatanCurah hujan Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000 mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian, jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang.

Tinggi tempat Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m dari permukaan laut. Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak cocok untuk tumbuh tanaman karet. Suhu optimal diperlukan berkisar antara 25ºC sampai 35ºC.

Page 11: BUDIDAYA KARET

Angin Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya

kurang baik untuk penanaman karet

TanahLahan kering untuk pertumbuhan tanaman karet pada

umumnya lebih mempersyaratkan sifat fisik tanah dibandingkan dengan sifat kimianya.

Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m.

Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3,0 - pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0.

Page 12: BUDIDAYA KARET

Sifat-sifat tanah yang cocok untuk tanaman karet

pada umumnya antara lain :• Sulum tanah sampai 100 cm, tidak

terdapat batu-batuan dan lapisan cadas• Aerase dan drainase cukup• Tekstur tanah remah, poreus dan dapat

menahan air• Struktur terdiri dari 35% liat dan 30% pasir• Tanah bergambut tidak lebih dari 20 cm• Kandungan hara NPK cukup dan tidak

kekurangan unsur hara mikro• Reaksi tanah dengan pH 4,5 - pH 6,5• Kemiringan tanah < 16% dan• Permukaan air tanah < 100 cm.

Page 13: BUDIDAYA KARET

KLON-KLON KARET REKOMENDASI

Pemerintah telah menetapkan sasaran pengembangan produksi karet alam Indonesia sebesar 3 - 4 juta ton/tahun pada tahun 2025. Sasaran produksi tersebut hanya dapat dicapai apabila minimal 85% areal kebun karet (rakyat) yang saat ini kurang produktif berhasil diremajakan dengan menggunakan klon karet unggul.

Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet 2005, telah direkomendasikan klon-klon unggul baru generasi-4 untuk periode tahun 2006 – 2010, yaitu klon: IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, IRR 104, IRR 112, dan IRR 118. Klon IRR 42 dan IRR 112 akan diajukan pelepasannya sedangkan klon IRR lainnya sudah dilepas secara resmi. Klon-klon tersebut menunjukkan produktivitas dan kinerja yang baik pada berbagai lokasi, tetapi memiliki variasi karakter agronomi dan sifat-sifat sekunder lainnya. Oleh karena itu pengguna harus memilih dengan cermat klon-klon yang sesuai agroekologi wilayah pengembangan dan jenis-jenis produk karet yang akan dihasilkan.

Page 14: BUDIDAYA KARET

BAHAN TANAMHal yang paling penting dalam penanaman karet adalah

bibit/bahan tanam, dalam hal ini bahan tanam yang baik adalah yang berasal dari tanaman karet okulasi. Persiapan bahan tanam dilakuka paling tidak 1,5 tahun sebelum penanaman. Dalam hal bahan tanam ada tiga komponen yang perlu disiapkan, yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batang atas (budwood), dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahan tanam.

Persiapan batang bawah merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh bahan tanam yang mempunyai perakaran kuat dan daya serap hara yang baik.

Untuk mencapai kondisi tersebut, diperlukan pembangunan pembibitan batang bawah yang memenuhi syarat teknis yang mencakup persiapan tanah pembibitan, penanganan benih, perkecambahan, penanaman kecambah, serta usaha pemeliharaan tanaman di pembibitan

Page 15: BUDIDAYA KARET

ESTIMASI PRODUKSIProduksi lateks per satuan luas dalam kurun

waktu tertentu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain klon karet yang digunakan, kesesuaian lahan agroklimatologi, pemeliharaan tanaman belum menghasilkan, sistem dan manajemen sadap, dan lainnya. Dengan asumsi bahwa pengelolaan kebun plasma dapat memenuhi seluruh kriteria dengan dikemukakan dalam kultur tehnis karet diatas, maka estimasi produksi dapat dilakukan dengan mengacu pada standar produksi yang dikeluarkan oleh Dinas Perkebunan setempat atau Balai Penelitian Perkebunan yang bersangkutan.

Karena produksi kebun karet adalah lateks, maka estimasi produksi per hektar per tahun dikonversikan ke dalam satuan getah karet basah seperti pada Tabel berikut :

Page 16: BUDIDAYA KARET

KEBUTUHAN BIBIT Dengan jarak tanam 7m x 3m (untuk tanah landai), diperlukan bibit tanaman karet untuk penanaman sebanyak 476 bibit, dan cadangan untuk penyulaman sebanyak 47 (10%) untuk setiap hektar kebun diperlukan sebanyak 523 batang bibit karet.

PENANAMANPada umumnya penanaman karet di lapangan dilaksanakan pada musim penghujan yakni antara bulan September sampai Desember dimana curah hujan sudah cukup banyak, dan hari hujan telah lebih dari 100 hari.

Pada saat penanaman, tanah penutup lubang dipergunakan top soil yang telah dicampur dengan pupuk RP 100 gram per lubang, disamping pemupukan dengan urea 50 gram dan SP - 36 sebesar 100 gram sebagai pupuk dasar (RP = Rock Phospate)

Page 17: BUDIDAYA KARET

PEMELIHARAAN TANAMAN

Pemeliharaan dilakukan pada perkebunan tanaman karet meliputi pengendalian gulma, pemupukan dan pemberantasan penyakit tanaman.

PENGENDALIAN GULMAAreal pertanaman karet, baik tanaman belum menghasilkan (TBM) dan tanaman sudah menghasilkan (TM) harus bebas dari gulma seperti alang-alang, Mekania, Eupatorium, dll sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Untuk mencapai hal tersebut, penyiangan pada tahun pertama dilakukan berdasarkan umur tanaman seperti berikut:

Page 18: BUDIDAYA KARET

PROGRAM PEMUPUKANProgram pemupukan secara berkelanjutan pada

tanaman karet harus dilakukan dengan dosis yang seimbang dua kali pemberian dalam setahun. Jadwal pemupukan pada semeseter I yakni pada Januari/Februari dan pada semester II yaitu Juli/Agustus.

Seminggu sebelum pemupukan, gawangan lebih dahulu digaru dan piringan tanaman dibersihkan. Pemberian SP-36 biasanya dilakukan dua minggu lebih dahulu dari Urea dan KCl. Dosis pemupukan tanaman karet secara umum dapat dilihat pada Tabel 5 & 6.

Page 19: BUDIDAYA KARET

Umur Tanaman

Urea(g/ph/th)

SP 36(g/ph/th)

KCl(g/ph/th)

Frekuensi Pemupukan

Pupuk Dasar

- 125 - -

12345

250250250300300

150250250250250

100200200250250

2 kali/th2 kali/th2 kali/th2 kali/th2 kali/th

Tabel 5. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan

Page 20: BUDIDAYA KARET

Umur Tanaman

Urea(g/ph/th)

SP 36(g/ph/th)

KCl(g/ph/th)

Frekuensi Pemupukan

6 – 15

16 – 25

> 25 s/d 2 thn sblm

peremajaan

350

300

200

260

190

-

300

250

150

2 kali/th

2 kali/th

2 kali/th

Tabel 6. Rekomendasi Umum Pemupukan Tanaman Menghasilkan

Page 21: BUDIDAYA KARET

MENYADAP KARET

a. Pada awalnya lateks akan mengalir cepat kemudian lambat, hingga akhirnya berhentib. Terhentinya aliran lateks karena terjadi penyumbatan pada ujung pembuluh lateks karena gumpalan lateksc. Lateks akan mengalir bila lapisan sumbatan dibuang dengan mengiris kulit pada sadapan berikutnyad. Irisan tipis cukup untuk membuang sumbatan tersebut

1) Frekuensi penyadapan: jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka

waktu tertentu2) Penentuan frekuensi penyadapan berkaitan dengan panjang irisan dan

intensitas penyadapan3) Panjang irisan: ½ S (spiral)4) Frekuensi penyadapan: 2 tahun pertama: d/3 (3 hari sekali) tahun

selanjutnya: d/2 (2 hari sekali) panjang irisan dan frekuensi penyadapan bebas.

Page 22: BUDIDAYA KARET

Penyadapan

Suatu tindakan membuka pembuluh lateks agar lateks yangterdapat di dalam tanaman karet keluar.

Syarat Penyadapan yang Baik

? Menghasilkan lateks banyak? Biayanya rendah? Tidak mengganggu kesinambungan produksi tanaman.

Matang Sadap Pohon

Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon.Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampudiambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terh adappertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupantanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan“umur dan lilit batang”.

Page 23: BUDIDAYA KARET

Umur Tanaman dan Pengukuran Lilit Batang

Penyadapan dapat dilakukan sekitar umur 4.5-6 tahun tergantung pada klon dan lingkungan. Umur tersebut tidakdapat dijadikan pedoman baku untuk menentukan matangsadap, sehingga yang hanya dapat dijadikan pedomanuntuk menentukan matang sadap adalah dengan melakukanpengukuran lilit batang.

Pengukuran lilit batang terhadap pohon yang sudah masukmatang sadap dapat dilakukan dengan:1. Lilit batang 45 cm atau lebih2. Ketinggian 100 cm dpo (di atas pertautan okulasi).

Page 24: BUDIDAYA KARET

Penggambaran Bidang Sadap

1) Dilakukan pada pohon dan kebun yang sudah matang sadap2) Ditetapkan berdasarkan: a. Tinggi bukaan sadap b. Arah dan sudut kemiringan irisan sadap c. Panjang irisan sadap d. Letak bidang sadap3) Penggambaran bidang sadap: a. Tanaman okulasi 130 cm dpo b. Tanaman seedling 100 cm c. Arah: dari kiri atas ke kanan bawahAlasannya: Pembuluh lateks posisinya dari kanan atas ke kiribawah membentuk sudut 3.7° dengan bidang datar.

4) Sudut kemiringan sadap a. Bidang sadap bawah: 30°-40° terhadap bidang datar. b. Bidang sadap atas: 45°.

Page 25: BUDIDAYA KARET

Kedalaman Irisan Sadap

Kedalaman irisan sadap dianjurkan 1–1.5 mm dari kambiumDasar pemikiran:1) Di dalam kulit batang terdapat pembuluh lateks, semakin ke dalam semakin banyak2) Jangan sampai terjadi kerusakan kambium agar kulit pulihan dapat terbentuk dengan baik3) Lamanya penyadapan 25–30 tahun.

Page 26: BUDIDAYA KARET

Kemiringan Irisan Sadap Berpengaruh pada1) Jumlah pembuluh lateks yang terpotong2) Aliran lateks ke arah mangkuk sadap (membeku, menyimpang dari alur aliran lateks).

Panjang Irisan Sadap (pis) Berpengaruh pada1) Produksi dan pertumbuhan2) Konsumsi kulit3) Keseimbangan produksi jangka panjang4) Kesehatan tanaman. Anjuran pis: ½ S (irisan miring sepanjang ½ spiral (lingkaran))5) Letak bidang sadap6) Arah Timur Barat (pada jarak antar tanaman yang sempit). Tujuannya: pelaksanaan penyadapan cepat dan mudah dikontrol.

Pemasangan Talang Sadap dan Mangkuk Sadap1) Setelah penggambaran bidang sadap2) Diletakkan di bawah ujung irisan sadap bagian bawah, tujuannya: a. Agar tidak mengganggu penyadapan b. Lateks dapat mengalir dengan baik c. Tidak banyak meninggalkan bekuan.3) Mangkuk sadap diletakkan di atas cincin mangkuk dan diikat dengan tali ke batang.

Page 27: BUDIDAYA KARET

Waktu PenyadapanSebaiknya penyadapan dilakukan Jam 5.00-7.30 pagi hari, dengan dasar pemikirannya:a. Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh tekanan turgor sel

b. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar, kemudian menurun bila hari semakin siang

c. Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan baik bila hari sudah cukup terangE. SISTEM EKSPLOITASI

1) Kemampuan tanaman karet dalam menghasilkan lateks berubah dari waktu ke waktu

2) Aturan penyadapan harus disesuaikan. Cara penyadapan menurut aturan-aturan tertentu yang dilakukan pada suatu periode, tersusun dalam suatu sistem disebut sistem sadap

3) Beberapa sistem sadap yang dirangkai dan dilakukan secara berurutan. Sepanjang waktu produksi tanaman.

Page 28: BUDIDAYA KARET

Cara Menyadap yang baik

Page 29: BUDIDAYA KARET
Page 30: BUDIDAYA KARET
Page 31: BUDIDAYA KARET

Pohon karet segera diremajakan

Page 32: BUDIDAYA KARET

Penyakit tanaman karet yang umum ditemukan pada perkebunan adalah :

• Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus)Penyakit akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus (Rigidoporus lignosus). Penyakit ini mengakibatkan kerusakan pada akar tanaman.

Pengobatan tanaman sakit sebaiknya dilakukan pada waktu serangan dini untuk mendapatkan keberhasilan pengobatan dan mengurangi resiko kematian tanaman. Bila pengobatan dilakukan pada waktu serangan lanjut maka keberhasilan pengobatan hanya mencapai di bawah 80%.

Cara penggunaan dan jenis fungisida anjuran yang dianjurkan adalah :Pengolesan : Calixin CP, Fomac 2, Ingro Pasta 20 PA dan Shell CP.Penyiraman : Alto 100 SL, Anvil 50 SC, Bayfidan 250 EC, Bayleton 250 EC, Calixin 750 EC, Sumiate 12,5 WP dan Vectra 100 SC.Penaburan : Anjap P, Biotri P, Bayfidan 3 G, Belerang dan Triko SP+

Page 33: BUDIDAYA KARET

Hama bubuk pada karet

Serangan hama bubuk tersebut bermula dari terjadinya KAS total di panel bawah dan penanggulangan yang terlambat. Pada saat kunjungan tanaman tersebut tidak disadap lagi. Saran tindakan selanjutnya adalah sebagai berikut ; batang yang terserang disemprot dengan insektisida ( a.l menggunakan Matador, atau Decis atau Sumithion 0,3%). Dua hari kemudian kulit kering di panel bawah dibuang (digebal) sampai ketemu kulit yang sehat, lalu diolesi lagi dengan insektisida, sebanyak 3 kali dengan interval 5 hari sekali. Setelah itu ditutup dengan kulter bebas asam atau TB 192. Agar tanaman yang terserang hama bubuk ini tidak segera tumbang, maka topping pada ketinggian 10-13 m dari permukaan tanah dilakukan. Tanaman demikian dapat disadap di panel lain yang sehat.

Page 34: BUDIDAYA KARET

• Kekeringan Alur Sadap (Tapping Panel Dryness, Brown Bast)

Penyakit kekeringan alur sadap mengakibatkan kekeringan alur sadap sehingga tidak mengalirkan lateks, namun penyakit ini tidak mematikan tanaman.

Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan:Menghindari penyadapan yang terlalu sering dan mengurangi pemakaian Ethepon terutama pada klon yang rentan terhadap kering alur sadap yaitu BPM 1, PB 235, PB 260, PB 330, PR 261 dan RRIC 100.

Pengerokan kulit yang kering sampai batas 3-4 mm dari kambium dengan memakai pisau sadap atau alat pengerok. Kulit yang dikerok dioles dengan bahan perangsang pertumbuhan kulit NoBB atau Antico F-96 sekali satu bulan. Pengolesan NoBB harus diikuti dengan penyemprotan pestisida Matador 25 EC pada bagian yang dioles sekali seminggu untuk mencegah masuknya kumbang penggerek.