Budidaya dan Pasca Panen...

103
ii Budidaya dan Pasca Panen KARET Budidaya dan Pasca Panen KARET Penyusun : - Dr. S. Damanik - Dr. M. Syakir - Dr. Made Tasma - Dr. Siswanto Redaksi Pelaksana : - Ir. Yusniarti - Agus Budiharto Desain dan foto sampul : Agus Budiharto Tata Letak : Agus Budiharto Foto oleh: Agus Budiharto Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Hak Cipta dilindungi Undang-undang 2010 Budidaya dan Pasca Panen Karet ISBN :

Transcript of Budidaya dan Pasca Panen...

ii Budidaya dan Pasca Panen KARET

Budidaya dan Pasca PanenKARET

Penyusun :- Dr. S. Damanik- Dr. M. Syakir- Dr. Made Tasma- Dr. Siswanto

Redaksi Pelaksana :- Ir. Yusniarti- Agus Budiharto

Desain dan foto sampul :Agus Budiharto

Tata Letak :Agus Budiharto

Foto oleh:Agus Budiharto

Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanHak Cipta dilindungi Undang-undang 2010

Budidaya dan Pasca Panen Karet

ISBN :

Budidaya dan Pasca Panen KARET iii

Kata Pengantar

Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) merupa-kan salah satu komoditas ekspor yangmenjadi sumber pemasukan untukpendapat-an negara dan permintaan karetdunia meningkat dari tahun ke tahun.Indonesia mempunyai peluang paling besaruntuk memanfaatkan potensi pasartersebut.

Salah satu usaha untukmeningkatkan

produksi nasional adalah mendukung pengembangan karetmelalui buku petunjuk Budidaya dan Pasca Panen yang dapatmembantu masyarakat pekebun untuk berusaha tani secaratepat dan optimal serta menguntungkan.

Buku ini memuat pedoman awal dan umum untukdilaksanakan di lapangan secara operasional denganmengikuti kaidah-kaidah yang benar dan sistematik. Bahan-bahan yang disajikan pada buku ini bersumber dari berbagaipihak dan melalui kegiatan penelitian yang sudah dilakukanselama kurun waktu tertentu.

Secara khusus disampaikan terima kasih kepada parapeneliti bidang perkebunan dan semua pihak yang telahmembantu terbitnya buku ini. Masukan dan saran masihterbuka untuk perbaikan buku pedoman ini. Semoga buku ini

iv Budidaya dan Pasca Panen KARET

bermanfaat bagi masyarakat pekebun dan bagi upayapengembangan tanaman karet di bumi persada Indonesia.

Bogor, Nopember 2010Kepala Pusat,

Dr. M. Syakir

Daftar Isi

Halaman

Kata Pengantar ............................................................................. iiiDaftar Isi ......................................................................................... iv

I. Pendahuluan 1

II Persyaratan Tumbuh Tanaman Karet 3A. Iklim ................................................................................... 3B. Curah Hujan.................................................................... 3C. Tinggi Tempat................................................................ 3D. Angin................................................................................. 4E. Tanah................................................................................. 4

III. Bahan Tanaman 5A. Menyiapkan Batang Bawah ...................................... 6B. Menyiapkan Batang Atas........................................... 14C. Kegiatan Okulasi ........................................................... 17D. Pelaksanaan Okulasi .................................................... 19E. Bentuk Bibit Okulasi .................................................... 22F. Jenis Bibit Okulasi......................................................... 24

IV. Pengolahan Lahan dan Penanaman 29

Budidaya dan Pasca Panen KARET v

A. Pengolahan Lahan........................................................ 29B. Penanaman ..................................................................... 31C. Penanaman Tanaman Penutup Tanah.................. 36

V . Pemeliharaan Tanaman 38A. Pemeliharaan Tanaman Sebelum Berproduksi.. 38B. Pemeliharaan Masa Produksi................................... 42

VI . Pengendalian Hama dan Penyakit 47A. Hama................................................................................. 47B. Penyakit ........................................................................... 52

VII. Penyadapan 64A. Penentuan Matang Sadap ....................................... 64B. Peralatan Sadap ............................................................ 65C. Pelaksanaan Penyadapan.......................................... 70D. Frekuensi dan Intensitas Sadapan.......................... 73E. Sistem Eksplotasi .......................................................... 75

VIII. Pengolahan 80

IX. Analisis Usahatani Karet 82

Bahan Bacaan 85

vi Budidaya dan Pasca Panen KARETvi Budidaya dan Pasca Panen KARET

Budidaya dan Pasca Panen KARET 1

BAB

Pendahuluan

Tanaman karet (Hevea brasiliensis) termasuk dalamfamili Euphorbiacea, disebut dengan nama lain rambung,getah, gota, kejai ataupun hapea. Karet merupakan salahsatu komoditas perkebunan yang penting sebagai sumberdevisa non migas bagi Indonesia, sehingga memilikiprospek yang cerah. Upaya peningkatan produktivitastanaman tersebut terus dilakukan terutama dalam bidangteknologi budidaya dan pasca panen .

Agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik danmenghasilkan lateks yang banyak maka perlu diperhatikansyarat-syarat tumbuh dan lingkungan yang diinginkantanaman ini. Apabila tanaman karet ditanam pada lahanyang tidak sesuai dengan habitatnya maka pertumbuhantanaman akan terhambat. Lingkungan yang kurang baikjuga sering mengakibatkan produksi lateks menjadi rendah.Sesuai habitat aslinya di Amerika Selatan, terutama Brazilyang beriklim tropis, maka karet juga cocok ditanam diIndonesia, yang sebagian besar ditanam di Sumatera Utaradan Kalimantan.

Luas areal perkebunan karet tahun 2008 tercatatmencapai lebih dari 3,5 juta hektar yang sebagian besaryaitu 85% merupakan perkebunan karet rakyat dan hanya8% perkebunan besar milik swasta serta 7% perkebunanbesar milik negara.

2 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Sejak dekade 1980 hingga saat ini tahun 2010,perma-salahan karet Indonesia adalah rendahnyaproduktivitas dan mutu karet yang dihasilkan, khususnyaoleh petani karet rakyat. Sebagai gambaran produksi karetrakyat hanya 600 - 650 kg KK/ha/thn.

Meskipun demikian, peranan Indonesia sebagaiprodusen karet alam dunia masih dapat diraih kembalidengan memperbaiki teknik budidaya dan pascapanen/pengolahan, sehingga produktivitas dan kualitasnyadapat ditingkatkan secara optimal.

Secara umum ada dua jenis karet, yaitu karet alamdan karet sintetis. Setiap jenis karet mempunyai/memilikikarakteristik yang berbeda, sehingga keberadaannya salingmelengkapi. Saat ini karet yang digunakan di Industri terdiridari karet alam dan karet sintetis. Adapun kelebihan yangdimiliki karet alam adalah:

(a) memiliki daya lenting dan daya elastisitas yang tinggi,(b) memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya

mudah(c) mempunyai daya aus yang tinggi(d) tidak mudah panas (low heat build up) dan memiliki

daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groovecracking resistance).

Selanjutnya karet sintetis memiliki kelebihan tahanterhadap berbagai zat kimia. Karet sintetis dibuat denganmengandalkan bahan baku minyak bumi.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 3

BAB

Persyaratan Tumbuh TanamanKaret

Membangun kebun karet diperlukan teknologibudidaya karet yang mencakup beberapa kegiatan yaitu:syarat tumbuh tanaman karet, klon-klon rekomendasi,bahan tanam/bibit, pemeliharaan tanaman, pemupukan,pengendalian hama/ penyakit dan penyadapan/panen.Syarat tumbuh tanaman karet memerlukan kondisi-kondisitertentu yang merupakan syarat hidupnya. Lebih rinci syarattumbuh diuraikan sebagai berikut:

A. IklimDaerah yang cocok adalah pada zone antara 150 LS

dan 150 LU, dengan suhu harian 25 – 30oC.

B. Curah hujan

Tanaman karet memerlukan curah hujan optimalantara 2.000-2.500 mm/tahun dengan hari hujan berkisar100 s/d 150 HH/tahun. Lebih baik lagi jika curah hujanmerata sepanjang tahun. Sebagai tanaman tropis, karet

4 Budidaya dan Pasca Panen KARET

membutuhkan sinar matahari sepanjang hari, minimum 5- 7jam/hari.

C. Tinggi tempat

Tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendahdengan ketinggian 200 m – 400 m dari permukaan laut(dpl). Pada ketinggian > 400 m dpl dan suhu harian lebihdari 30oC, akan mengakibatkan tanaman karet tidak bisatumbuh dengan baik.

D. Angin

Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnyakurang baik untuk penanaman karet. Tanaman karetmerupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatangbesar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 - 25 m. Batangtanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabanganyang tinggi di atas.

E. Tanah

Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarattumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis maupun alluvial.Pada tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baikterutama struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah,aerasi dan drainase, tetapi sifat kimianya secara umumkurang baik karena kandungan haranya rendah.

Sedangkan tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapisifat fisikanya kurang baik sehingga drainase dan aerasenyakurang baik. Tanah-tanah kurang subur seperti podsolikmerah kuning yang ada di negeri ini dengan bantuanpemupukan dan pengelolaan yang baik bisa dikembangkanmenjadi perkebunan karet dengan hasil yang cukup baik.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 5

Padas pada lapisan olah tanah tidak disukai tanamankaret karena mengganggu pertumbuhan danperkembangan akar, sehingga proses pengambilan haradari dalam tanah terganggu. Derajat keasaman mendekatinormal cocok untuk tanaman karet, yang paling cocokadalah pH 5-6. Batas toleransi pH tanah adalah 4-8.

Sifat-sifat tanah yang cocok pada umumnya antaralain; aerasi dan drainase cukup, tekstur tanah remah,struktur terdiri dari 35% tanah liat dan 30% tanah pasir,kemiringan lahan <16% serta permukaan air tanah < 100cm.

BAB

Bahan Tanaman

Produktivitas tanaman karet ditentukan oleh mutubahan tanaman/bibit yang ditanam, mutu bibit/benihdipengaruhi oleh mutu genetik, mutu fisiologi, mutu fisik.Persiapan bahan tanam dilakukan sebelum penanamandengan tenggang waktu kira-kira 1,0- 1,5 tahun.

Klon-klon unggul anjuran pada tanaman Karet yangdikeluarkan Balai Penelitian Sembawa yaitu :

a. Klon penghasil lateks; BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR104, PB 217, PB 260.

6 Budidaya dan Pasca Panen KARET

b. Klon penghasil lateks dan kayu; AVROS 2037, BPM 1, IRR5, IRR 32, IRR 39, IRR 112, IRR 118, PB 330, PB 340, RRIC100.

c. Klon penghasil kayu; IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78.

Khusus bahan tanaman ada tiga komponen yang perludisiapkan yaitu: batang bawah (root stoct), entres/batangatas (budwood) dan okulasi (grafting) pada penyiapan bahantanam.

Persiapan batang bawah adalah suatu kegiatan untukmemperoleh bibit yang perakarannya kuat dan daya seraphara yang baik. Oleh karena itu diperlukan pembibitanbatang bawah yang memenuhi syarat teknis mencakuppersiapan tanah pembibitan, penanganan benih,perkecambahan, penanaman kecambah serta pemeliharaantanaman di pembibitan.

Produktivitas tinggi hanya bisa diperoleh dari bibitklon unggul yang telah melewati ujicoba di lapangan,dianjurkan memilih klon yang direkomendasi.

Persiapan bahan tanaman dijelaskan sebagai berikut :

A. Menyiapkan Batang Bawah

Langkah pertama kegiatan pembibitan karet adalahmenyiapkan batang bawah yang berasal dari biji tanamankaret. Penyiapan batang bawah ini meliputi kegiatan seleksibiji, pengecambahan, dan penyemaian.

Seleksi biji. Biji-biji karet yang dikumpulkan dilapangan harus diseleksi berdasarkan kemurnian klon dan

Budidaya dan Pasca Panen KARET 7

daya kecambah yang baik termasuk ukuran biji dankesegaran biji.

Biji karet memiliki daya kecambah baik adalah bijiyang masih dalam keadaan segar. Artinya, baru jatuh daripohonnya atau paling lambat empat hari setelah jatuh.Tidak disarankan menggunakan biji-biji yang dikumpulkanpada hari pertama pengumpulan karena tidak diketahuikapan biji-biji tersebut jatuh. Pada pengumpulan haripertama bisa jadi biji-biji tersebut sudah jatuh padabeberapa minggu atau bahkan beberapa bulan sebelumnya,sehingga sudah tidak segar lagi.

Biji yang dikumpulkan pada hari kedua dan seterusnyakeadaannya bisa dipastikan masih segar, dengan catatanpada pengumpulan hari pertama semua biji yangberjatuhan di permukaan lahan diambil semua. Dengandemikian, biji-biji yang dikumpulkan pada hari kedua danberikutnya benar-benar baru jatuh dari pohonnya.

Daya kecambah biji juga bisa diperkirakanberdasarkan ukurannya. Setelah dilakukan pengukuran, biji-biji karet dapat dikelompokkan menjadi lima ukuran sepertiterlihat di Tabel1.

Tabel 1. Ukuran rata-rata biji karet

Ukuran Panjang(cm)

Lebar(cm)

Tebal(cm)

Jumlah(butir/kg

)

Berat(gram/butir

)Terkecil 1,733 1,545 1,393 508 1,650Agak kecil 1,887 1,670 1,464 434 2,064Kecil 1,978 1,733 1,536 410 2,231Sedang 2,060 1,794 1,626 310 2,840Besar 2,291 1,928 1,750 287 3,300

Sumber: Indriaty Indyah S dalam Tim Penulis PS, 1991

8 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Biji ukuran sedang memiliki daya kecambah palingbaik dibandingkan dengan ukuran lainnya dan dayakecambah biji berukuran besar lebih baik daripada bijiukuran kecil. Melalui pengamatan, biji karet yang memilikidaya kecambah baik adalah yang berkulit luar mengkilap.Sementara itu, berdasarkan daya lentingnya, biji yangdijatuhkan di ubin dan memantul berarti keadaannya cukupbaik.

Cara terakhir untuk mengetahui daya kecambah bijiadalah melalui pembelahan. Pembelahan ini dilakukandengan metode sample. Sekitar 100 biji karet dari 200 kgbiji diambil secara acak dan kemudian dibelahmenggunakan batu atau palu. Setelah dibelah, ada enamkriteria daya kecambah biji karet yang bisa disimpulkanberdasarkan warna belahannya. Keenam kriteria tersebutsebagai berikut.

(1) Belahan biji berwarna putih dinilai sangat baik.(2) Belahan biji berwarna kekuningan dinilai baik.(3) Belahan biji kekuningan agak kehijauan dinilai cukup

baik.(4) Belahan biji kekuningan berminyak dinilai jelak.(5) Belahan biji kekuningan gelap dinilai rusak.(6) Belahan biji kecokelatan hingga kehitaman dinilai busuk.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 9

Biji karet

Biji karet yang baik setelah dilakukan pembelahanberwarna putih, tetapi kondisi ini sangat sulit ditemukan.Akan tetapi bila ada warna kekuningan sebanyak 80%sudah bisa disebut baik.

Bila biji karet yang terseleksi dari suatu areal melaluiperjalanan yang relatif jauh dan memakan waktu lama, bisamenurunkan kecambah sebesar 50%. Untuk mengurangiresiko penurunan daya kecambah sebaiknya perjalanandalam waktu singkat.

Perendaman dengan cara memasukkan biji-biji karetke dalam karung plastik dan selanjutnya merendamnyadalam air bersih selama empat malam. Harus diusahakankarung terendam di dalam air seluruhnya. Karenanya, diatasnya perlu diberi beban. Setelah empat malam terendam,karung diangkat dan ditiriskan, selanjutnya biji-biji tersebutdihamparkan atau dikeringanginkan di atas anyamanbambu di dalam ruangan bersirkulasi udara baik hingga

Budidaya dan Pasca Panen KARET 9

Biji karet

Biji karet yang baik setelah dilakukan pembelahanberwarna putih, tetapi kondisi ini sangat sulit ditemukan.Akan tetapi bila ada warna kekuningan sebanyak 80%sudah bisa disebut baik.

Bila biji karet yang terseleksi dari suatu areal melaluiperjalanan yang relatif jauh dan memakan waktu lama, bisamenurunkan kecambah sebesar 50%. Untuk mengurangiresiko penurunan daya kecambah sebaiknya perjalanandalam waktu singkat.

Perendaman dengan cara memasukkan biji-biji karetke dalam karung plastik dan selanjutnya merendamnyadalam air bersih selama empat malam. Harus diusahakankarung terendam di dalam air seluruhnya. Karenanya, diatasnya perlu diberi beban. Setelah empat malam terendam,karung diangkat dan ditiriskan, selanjutnya biji-biji tersebutdihamparkan atau dikeringanginkan di atas anyamanbambu di dalam ruangan bersirkulasi udara baik hingga

10 Budidaya dan Pasca Panen KARET

kering. Saat pengeringan di dalam ruang ini tebal hamparansebaiknya tidak lebih dari 5 cm.

Agar terlindung dari infeksi bakteri ataumikroorganisme lainnya, biji-biji tersebut disemprotmenggunakan fungisida Actiodane dengan kepekatan0,05%. Setelah disemprot dan kering, biji karet siap dikirimke tempat pesemaian yang jaraknya relatif jauh.

Pengecambahan. Biji-biji yang telah diseleksi berdasarkankemurnian klon dan daya kecambah seperti telah diuraikan,harus segera dikecambahkan. Ada dua tempat untukpengecambahan berdasarkan jumlah biji karetnya. Jikajumlah biji karetnya sedikit, pengecambahan bisamenggunakan peti kayu dan jika biji karetnya banyakpengecambahan dilakukan di atas lahan.

Pengecambahan menggunakan peti kayu. Ukuran petikayu yang digunakan disesuaikan dengan jumlah biji karetyang akan dikecambahkan. Di dasar peti ditaburkan tanahhalus sampai setengah tinggi peti, kemudian ditaburkanpula pasir halus sampai sekitar 15 cm dari permukaan peti.

Biji karet dibenamkan sampai 75% dengan perut bijiterletak di bawah, perlakuan penyiraman tetap dilakukansebanyak dua kali sehari agar keadaan tetap lembap. Petidapat ditutup kawat kasa agar tidak mendapat gangguandari binatang (tikus).

Pasir

Biji karet

15 cm

Budidaya dan Pasca Panen KARET 11

Penampang peti perkecambahan

Pengecambahan di lahan. Pengecambahan dipilihdekat sumber air agar selalu lembap. Setelah itu tanahdibersihkan dari batu-batuan, gulma, tunggul-tunggul kayu,sisa-sisa akar, dan kotoran lainnya sambil dicangkul sedalam15 cm. Selanjutnya dibuat bedengan dengan lebar 120 cmdan panjang sesuai keadaan lahan. Dan ditaburkan pasirsecara merata diatas permukaan tanah.

Agar terhindar dari terpaan matahari dan guyuranhujan, bedengan harus diberi atap dengan tiang di sebelahtimur lebih tinggi daripada tiang sebelah barat. Denganperbedaan ketinggian seperti itu, pada pagi hari bedenganmendapat sinar matahari dan terlindung pada siang hari.

Bedengan perkecambahan di lahan

naungan

Tanahhalus

150 cm90 cm

bedengan

120 cm

12 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Setelah bedengan siap, biji-biji dibenamkan dipermukaannya dengan jarak antarbiji 1 cm, sehingga setiapmeter persegi bedengan bisa memuat 1.000 biji. Agarpermukaan bedengan tetap lembab, penyiraman dilakukansecara teratur 2 - 3 hari sekali atau tergantung padakeadaan cuaca. Jika bijinya memang cukup bagus dankegiatan pengecambahan dilakukan secara benar, sekitar 10hari kemudian biji-biji akan berkecambah.

Penyemaian. Setelah biji berkecambahan dipindahkan ketempat peemaian di sinilah biji yang sudah berkecambahdibesarkan untuk diokulasi dan dipindahkan ke lahan. Bijiyang sudah berkecambah harus segera dipindahkan ketempat pesemaian untuk meningkatkan pertumbuhannya.Prinsip pemindahan ini adalah semakin cepat dipindahkansemakin baik. Paling baik pemindahan dilakukan saatkecambah belum berdaun. Kecambah yang sudah berdaunakan cepat layu dan mati saat berada di tempat pesemaian.Batas waktu toleransi pemindahan maksimum 3 minggusetelah berkecam-bah, kalau lewat dari itu biji akan lemahdan pertumbuhannya menjadi lambat.

Kecambah biji karet mempunyai akar menghunjam ketanah disebut dengan akar tombak. Bentuk akar tombakada yang lurus dan bercabang ada pula yang terpelintir.Bentuk lurus adalah akar tombak terbaik untuk pindah kelahan pesemaian. Semakin tua akar tombak akan semakindalam masuk ke tanah, sehingga pengambilannya relatifsulit karena kemungkinan akar patah dan terputus sangatbesar.

Kecambah karet diambil dengan cara dicungkilmenggunakan sebilah bambu yang diruncingkan.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 13

Pencungkilan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar akartombaknya tidak tersentuh, apalagi sampai bengkok ataupatah. Pengambilan dan pemindahan kecambah daritempat perkecambahan ke tempat pesemaian sebaiknyadilakukan saat matahari tidak bersinar terik, yakni sebelumpukul 10.00 atau setelah pukul 16.00. Tempat pesemaianbisa berupa lahan atau kantong plastik.

Biji yang sudah berkecambah dibesarkan untuk diokulasidan dipindahkan ke lahan (Didit Herusetiawan, 2008)

Budidaya dan Pasca Panen KARET 13

Pencungkilan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar akartombaknya tidak tersentuh, apalagi sampai bengkok ataupatah. Pengambilan dan pemindahan kecambah daritempat perkecambahan ke tempat pesemaian sebaiknyadilakukan saat matahari tidak bersinar terik, yakni sebelumpukul 10.00 atau setelah pukul 16.00. Tempat pesemaianbisa berupa lahan atau kantong plastik.

Biji yang sudah berkecambah dibesarkan untuk diokulasidan dipindahkan ke lahan (Didit Herusetiawan, 2008)

14 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Sebaiknya lahan untuk pesemaian menggunakanmedia atau tanah yang subur, remah, bertekstur gembur,kaya bahan organik, dan dekat dengan areal pertanaman.Tanah terpilih tersebut selanjutnya dibersihkan daribebatuan dan kotoran lainnya, kemudian diolah dengancara dicangkul sedalam 50—70 cm. Setelah diolah, lahanpesemaian dibuat menjadi bedengan-bedengan denganlebar 12 meter dan panjang 25 meter. Di antara bedengandibuat selokan-selokan yang terdiri dari selokan primer dansekunder untuk mengeluarkan air, sehingga lahan tidakakan tergenang air. Selokan primer lebarnya 50 cm dengankedalaman 40 cm dan selokan sekunder lebar 30 cm dandalam 25 cm.

Jika bedengan telah siap, kecambah bisa segeraditanam. Kecambah yang akar tombaknya sudah panjangharus dibuatkan lubang tanam dan jika akar tombaknyapendek atau sama sekali belum berakar tidak perludibuatkan lubang tanam. Jarak tanam tergantung padaukuran kecambahnya, untuk stum tinggi jarak tanamnya 60x 90 cm dan untuk stum rendah 60 x 60 cm.

Kegiatan perawatan saat bibit berada di lahan meliputipenyiraman, pemupukan, penyiangan, dan pemberantasanhama. Penyiraman harus dilakukan secara rutin mengingatbibit karet sangat peka terhadap kondisi kekeringan.Penyiraman sebaiknya dilakukan dua kali sehari atautergantung pada keadaan lahan. Yang pasti lahanpesemaian harus dalam keadaan lembap.

Pemberian pupuk saat bibit di pesemaian sangatdianjurkan karena bisa memacu pertumbuhan tanaman.Pupuk yang dianjurkan adalah pupuk yang memilikikandungan hara makro lengkap, seperti NPK sebanyak 10

Budidaya dan Pasca Panen KARET 15

gram/bibit dan diberikan sebulan setelah bibit berada dilahan. Cara pemberiannya, pupuk dimasukkan ke dalamlubang melingkar berjarak 7 cm dari bibit dan kemudianlubang ditutup tanah lagi.

Tiga bulan kemudian dilakukan pemupukan lagimenggunakan pupuk yang sama dengan dosis 15gram/bibit. Kali ini, pupuk cukup ditaburkan di antarabarisan tanaman dan selanjutnya tanah digemburkan agarpupuk masuk ke dalamnya.

Gulma yang tumbuh di antara bibit karet harus diatasi.Jika tidak, akan terjadi persaingan dengan tanaman utamadalam mencari hara di dalam tanah. Saat tanaman masihsangat muda, kegiatan penyiangan harus hati-hati agartidak mengganggu perakaran tanaman.

Hama yang sering mengganggu bibit karet adalahbelalang yang memakan daun-daunnya. Penyemprotaninsektisida Thiodan dengan dosis 1,5 ml/liter air lima harisekali dapat mengendalikan serangan belalang tersebut.

Penyemaian menggunakan kantong plastik.Kantong plastik atau polibag yang digunakan untuk tempatmenyemaikan bibit karet sebaiknya berukuran 25 x 56 cmatau diperkirakan dapat menampung sekitar 10 kg tanah.Sebelum tanah dimasukkan ke dalamnya, dasar plastikharus diberi lubang sebagai tempat keluarnya air siraman.

Tanah untuk media tanam ini harus subur danberhumus yang bisa diambil dari tanah permukaan (top soil)dengan kedalaman maksimum 15 cm. Tanah tidak perludicampur pupuk kandang, pasir, atau bahan-bahan lainnya.Setelah itu, kecambah karet ditanam dengan cara yang

16 Budidaya dan Pasca Panen KARET

sama dengan menanam kecambah pada pesemaian dilahan.

Kantong-kantong plastik tempat pesemaian harusdiletakkan di lokasi yang setiap pagi dan sore mendapatsinar matahari. Kantong-kantong plastik tersebut kemudiandiletakkan di dalam alur sedalam 20 cm, setelah ituditimbun, sehingga yang muncul ke permukaan hanya 5 cm.Jarak antar kantong plastik dalam barisan sekitar 20 cm danantar barisan 30 cm. Setiap dua baris kantong plastik dibuatjalan selebar 75 cm untuk kegiatan perawatan tanaman.

Perawatan bibit karet di dalam kantong plastik padadasarnya sama dengan yang di lahan, yakni meliputipenyiraman, penyiangan, pemupukan, dan pemberantasanhama. Hanya, untuk pemupukan cukup dengan TSP dengandosis 10 gram dan 15 gram/bibit saat bibit berumur sebulandan tiga bulan setelah tanam.

B. Menyiapkan Batang Atas

Klon karet yang akan dijadikan batang atas dipilihsesuai dengan rekomendasi berdasarkan tipe iklim diberbagai provinsi. Memudahkan kegiatan okulasi sebaiknyasetiap perkebunan karet memiliki lahan khusus berisi klon-klon karet yang akan dijadikan sebagai batang atas.Berkaitan dengan penyiapan batang atas ini ada beberapaistilah yang harus dipahami.

Kayu okulasi. Kayu okulasi yang juga sering disebutdengan batang atas merupakan tunas atau dahan mudayang memiliki beberapa mata tunas sebagai bahan utamakegiatan okulasi. Kayu okulasi bisa diambil dari pohon induk

Budidaya dan Pasca Panen KARET 17

atau tanaman karet ditanam secara khusus untukmenghasilkan kayu okulasi.

Mendapatkan kayu okulasi dari pohon induk dalamjumlah besar bisa dilakukan dengan cara memotongranting-ranting tanaman karet seukuran pergelangantangan. Dalam waktu tidak terlalu lama akan muncul tunas-tunas baru. Tunas-tunas baru ini 1 - 2 tahun kemudian atauketika kulitnya sudah bergabus bisa dijadikan untuk kayuokulasi. Kayu okulasi yang diperoleh dengan cara ini disebutdengan kayu okulasi dahan.

Kayu okulasi bisa diambil dari kebun khusus ataukebun batang atas, yang memang dibuat untukmenghasilkan bahan tersebut. Karena hanya dijadikansebagai sumber batang atas, jarak tanam di lahan khusus inibisa dibuat rapat, yakni 50 x 100 cm atau 100 x 100 cm.

Batang atas yang diambil dari kebun khusus ini bisadikirimkan ke kebun-kebun pembibitan yang tidak memilikikebun batang atas. Caranya, batang atas dipotongsepanjang 100 cm dan kedua ujungnya diolesi parafin agartidak terjadi penguapan. Setiap batang dimasukkan kedalam plastik sesuai dengan ukurannya dan ditata di dalampeti kayu. Menjaga kelembaban di sela-selanya bisadilakukan dengan menyelipkan sabut kelapa basah. Beratsetiap peti maksimum 25 kg dan kegiatan okulasi palinglambat tiga hari kemudian.

Mata tunas. Mata tunas adalah bagian tanamanbatang atas yang akan diokulasikan dengan batang bawah.Mata tunas ini setelah menyatu dengan batang bawah akantumbuh menjadi batang tanaman karet. Mata tunas ini

18 Budidaya dan Pasca Panen KARET

terdapat di sepanjang kayu okulasi, semakin muda kayuokulasi tersebut, semakin terlihat jelas mata tunasnya.

Ada tiga jenis mata tunas pada tanaman karet, yaitumata daun, mata sisik, dan mata bunga. Mata daun danmata sisik akan tumbuh menjadi batang karet, sedangkanmata bunga akan menjadi bunga. Karenanya, yang dapatdipakai sebagai mata tunas hanya mata daun dan matasisik.

Ketiga jenis mata tunasini bentuknya hampir sama.Cara membedakannya adalahdengan melihat letaknya.Mata daun dan mata sisikterletak agak jauh dari bekaskaki daun yang telah gugurdan mata bunga terletakberdekatan dengan bekaskaki daun yang telah gugur.

Perisai dan jiwa. Perisai danjiwa di sini erat kaitannya denganmata tunas. Perisai adalah kulitkayu tempat mata tunas di bagiantersebut. Sementara itu, jiwaadalah bagian dalam dari matatunas, berupa sebuah bintil danmerupa-kan inti dari mata tunas.Karena merupa-kan inti matatunas, jika jiwa ini rusak atauterkena kotoran bisa

Jiwa

Mata tunas

Bekas daun

Perisai

Perisai dan jiwa

Budidaya dan Pasca Panen KARET 19

mengakibatkan kegiatan okulasitidak akan berhasil.

C. Kegiatan Okulasi

Persyaratan okulasiSetelah batang bawah dan batang atas siap, kegiatan

okulasi bisa segera dilaksanakan. Beberapa prinsip dasaryang harus dimengerti agar kegiatan okulasi berhasilsebagai berikut:(1) Kedua lapisan kambium, yaitu kambium batang bawah

dan perisai harus menyatu dan tak boleh teraba jari,terkena kotoran atau keringat, serta terbuka terlalu lama.Ketika keduanya ditempelkan tidak boleh mengalamigeseran sedikitpun.

(2) Tidak dianjurkan melakukan okulasi pada batang bawahdalam keadaan basah.

(3) Peralatan atau pisau okulasi harus tajam dan bersih atausteril.

(4) Pekerja yang melaksanakan kegiatan ini juga harusdalam keadaan bersih atau steril.

(5) Pekerja harus teliti dan sabar.

Jenis okulasiDi mana pun okulasi sebenarnya sama saja, yakni

menempelkan mata tunas suatu tanaman ke tanaman lain,sehingga keduanya menjadi satu tanaman baru. Okulasikaret berdasarkan umur, warna batang bawah dan batangatas, serta diameter batang bawah dikenal dengan dua jenisokulasi, yaitu okulasi cokelat dan okulasi hijau.

20 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Bibit untuk diokulasi cokelat berumur 8 – 18 bulan

Okulasi cokelat dilakukan pada batang bawahberumur 9 - 18 bulan di pembibitan, sehingga sudahberwarna cokelat dengan diameter lebih dari 1,5 cm. Batangatasnya berasal dari kebun batang atas berwarna hijaukecokelatan, berbatang lurus, dan beberapa mata tunasdalam keadaan tidur. Sementara itu, okulasi hijau dilakukanpada batang bawah berusia 5 - 8 bulan di pembibitan,sehingga masih berwarna hijau dengan diameter 1 - 1,5 cm.Batang atasnya berumur 1 - 3 bulan setelah pemangkasandan berwarna hijau.

Dibandingkan okulasi cokelat, okulasi hijau memilikibeberapa kelebihan sebagai berikut.

(1) Pelaksanaan bisa lebih awal.

20 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Bibit untuk diokulasi cokelat berumur 8 – 18 bulan

Okulasi cokelat dilakukan pada batang bawahberumur 9 - 18 bulan di pembibitan, sehingga sudahberwarna cokelat dengan diameter lebih dari 1,5 cm. Batangatasnya berasal dari kebun batang atas berwarna hijaukecokelatan, berbatang lurus, dan beberapa mata tunasdalam keadaan tidur. Sementara itu, okulasi hijau dilakukanpada batang bawah berusia 5 - 8 bulan di pembibitan,sehingga masih berwarna hijau dengan diameter 1 - 1,5 cm.Batang atasnya berumur 1 - 3 bulan setelah pemangkasandan berwarna hijau.

Dibandingkan okulasi cokelat, okulasi hijau memilikibeberapa kelebihan sebagai berikut.

(1) Pelaksanaan bisa lebih awal.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 21

(2) Masa hidup di pembibitan lebih pendek, sehinggapenye-diaan bahan tanaman lebih cepat.

(3) Perakaran tidak terganggu saat bibit dipindah kelapangan.

(4) Pertautan okulasi lebih baik.(5) Masa matang sadap bisa dipercepat enam bulan

Kekurangannya, kayu entres atau batang atasnya tidakdapat disimpan dan dikirim ke tempat lain. Selain itu,persentase kematian bibit okulasi hijau juga lebih besar.

PeralatanAlat-alat yang dibutuhkan dalam kegiatan okulasi

adalah gergaji entres, pisau okulasi, pita plastik atau talirafia, pelepah pisang, lilin cair, kuas sabut kelapa, dan kainlap basah. Gergaji entres digunakan untuk memotong kayubatang atas, pisau okulasi untuk mengambil mata tunas danmenyayat batang bawah, pita plastik untuk mengikatpertautan okulasi, pelepah pisang untuk menempatkan kayuokulasi, sabut kelapa untuk membersihkan batang bawah,dan kain lap untuk membersihkan pisau okulasi.

Waktu okulasiSaat terbaik melakukan okulasi adalah pada musim

hujan karena saat itu kelembaban tinggi. Tidak dianjurkanmelakukan okulasi pada pertengahan musim kemaraukarena risiko kegagalannya sangat tinggi akibat udara yangkering dan panas. Sebaiknya kegiatan okulasi dilakukanpukul 07.00 - 10.00, saat matahari belum bersinar terik.

D. Pelaksanaan Okulasi

22 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Okulasi merupakan cara perbanyakan bibit karet yangpaling baik, untuk memperoleh tingkat keberhasilan okulasidan mutu fisiologi bibit yang tinggi:

Membuat okulasi cokelatTahapan okulasi cokelat dijelaskan sebagai berikut :

(1) Bersihkan batang bawah dari tanah atau kotoran yangmenempel. Setelah bersih, buat jendela okulasi berjarak10 cm dari permukaan tanah dengan panjang 5 cm danlebar sepertiga lingkaran batang. Sentuhkan ujung pisauokulasi ke kayu dengan arah irisan dari bawah ke atas.Sisi atas jendela diiris miring, sedangkan sisi bawahtidak. Setiap kali membuat jendela okulasi, jumlahnyacukup 10 - 15 batang dan biarkan getahnya mengering.

(2) Sambil menunggu getah jendela okulasi mengering,ambil mata tunas beserta perisainya dari kayu okulasi.Sertakan sedikit kayu yang menutupi jiwa dan usahakanjiwa tidak sampai rusak.

Cara memegang perisai adalah di bagian tepinya danusahakan bagian dalam tidak sampai teraba oleh jari.Jika perisai harus diletakkan di tanah, letakkan denganpunggung di bawah dan bagian dalamnya menghadapke atas. Ratakan bagian tepi perisai, sehingga ukurannyasama dengan jendela okulasi. Potong sisi bawah perisaitegak lurus di bagian yang belum pernah tersentuh jari.

(3) Keluarkan lapisan kayu dari perisai dengan caramenahan bagian punggung dengan jari dan pisaumenahan bagian dalamnya. Lakukan dengan hati-hatisupaya kulit perisai tidak bengkok. Lihatlah jiwanya, jikasudah tidak ada, perisai tak dapat digunakan.

(4) Potong bagian atas perisai dengan kemiringan sama

Budidaya dan Pasca Panen KARET 23

dengan kemiringan bagian atas jendela okulasi.

(5) Kulit jendela okulasi yang sudah kering selanjutnyadikupas dengan hati-hati menggunakan ujung pisau,dimulai dari bagian ujung jendela sampai seluruh kulit dijendela terkelupas. Dalam kegiatan ini kulit kambiumlapisan luar boleh dipegang, tetapi kulit kambium yangada di batang bawah jangan sampai tersentuh.

(6) Jika perisai dan jendela siap, segera tempelkan perisai kejendela okulasi. Jika keduanya sudah menempel jangandigeser-geser karena bisa merusak lapisan kambiumjendela okulasi dan bakal tunas. Saat penempelan perisaiusahakan posisinya benar, yaitu bekas kaki daun dibawah mata tunas, sehingga tunas akan tumbuh ke atas.Jika posisinya terbalik, tunas akan tumbuh ke bawah dankemudian membelok ke atas.

Setelah tertempel, daun jendela okulasi ditutupkan dipunggung perisai dan dibalut menggunakan tali rafiaatau tali plastik. Saat pembalutan, jendela okulasiditekan ke arah batang sehingga tidak akan bergeser.Arah pembalutan dari bawah ke atas, kemudian dari ataske bawah, dan diulangi beberapa kali sampai balutancukup kuat.

Dua minggu kemudian balutan dilepaskanmenggunakan pisau tajam untuk melihat hasilnya. Torehperisai dengan ujung pisau. Jika torehan berwarna hijauberarti okulasi berhasil, tetapi jika berwarna cokelatberarti okulasi gagal. Jika okulasi berhasil, daun jendelaokulasi harus dipotong karena bagian ini sudah mati.

24 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Sebelum okulasi dipindahkan, batang sebelah atasperisai mata okulasi dipotong, pemotongan dapat dilakukansecepatnya agar okulasi tidak membusuk. Pemotongandilakukan pada ketinggian 5-10 cm di atas jendela okulasi.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 25

Gambar proses okulasi coklat

Membuat okulasi hijauPelaksanaan okulasi hijau pada dasarnya sama dengan

okulasi cokelat. Perbedaannya, entres atau batang atasokulasi hijau tidak bisa disimpan dalam waktu lama,sehingga setelah pemotongan harus segera digunakan.Beberapa perbedaan lain pada okulasi hijau yang harusmendapatkan perhatian sebagai berikut.

(1) Jika okulasi dilakukan di kantong plastik, pemotongandilakukan sekitar tujuh hari setelah pembalutnyadibuka.

(2) Jika okulasi dilakukan di lahan, pemotongan dilakukan10 hari sebelum dipindahkan ke kantong plastik.

(3) Bibit okulasi hijau tidak boleh ditanam dalam bentukstum mata tidur atau stum yang belum bertunas.

26 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Bibit hasil okulasi hijau

E. Bentuk Bibit Okulasi

Setelah kegiatan okulasi selesai, biasanya akandidapatkan bibit karet klonal dengan beberapa bentukstadium. Berikut ini bentuk-bentuk stadium bibit karetklonal.

Stum mata tidur. Bibit stum mata tidur adalah bibityang diokulasi di lahan pesemaian dan dibiarkan tumbuhselama kurang dari dua bulan setelah pemotongan batangatas pada posisi 10 cm di atas mata okulasi, dengan akartunggang tunggal atau bercabang. Akar tunggang tunggallebih bagus dibandingkan dengan akar tunggangbercabang, sehingga petani karet biasanya memotong akartunggang bercabang yang lebih kecil. Dengan demikian

Budidaya dan Pasca Panen KARET 27

tinggal satu akar tunggang besar yang panjangnya sekitar40 cm dan akar lateral yang panjangnya 5 cm.

Kelebihan bibit stum mata tidur ini adalah ringan,sehingga mudah diangkut. Sementara itu, kekurangannyaantara lain persentase kematian bibit tinggi.

Stum mini. Bibit stum mini juga diokulasi di lahanpesemaian, tetapi dibiarkan tumbuh selama 8 - 12 bulansetelah pemotongan. Tunas yang tumbuh selama waktutersebut dipotong pada posisi 50 cm di atas pertautanokulasi. Di posisi ini diharapkan akan muncul 7 - 19 matatunas yang akan tumbuh menjadi tunas.

Mempermudah pemindahan ke lapangan, pembong-karan stum mini dilakukan dua minggu setelah pemotongantunas. Pembongkaran dilakukan dengan hati-hati agardidapatkan stum dengan akar tunggang sepanjang 40 cmdan akar lateral 5 cm. Jika akar tunggangnya lebih dari satu,akar yang lebih pendek dipotong.

Kelebihan stum mini ini adalah kemungkinantumbuhnya besar karena memiliki beberapa mata tunas.Kekurangannya hanya terletak pada bentuk bibit yangmasih bengkok, sehingga perlu perawatan sebaik-baiknya(intensif) agar tumbuh lurus, yakni dengan cara menopangbibit menggunakan sebilah kayu, sehingga tumbuh lurus.

Stum Tinggi. Jika stum mini dibiarkan tumbuh selama8 - 12 bulan setelah pemotongan, stum tinggi dibiarkanlebih lama lagi, yaitu 2 - 2,5 tahun sejak bibit okulasidipotong. Saat itu, ketinggian bibit sudah lebih dari tigameter, sehingga dinamakan bibit stum tinggi.

Tunas yang tumbuh dalam kurun waktu tersebutdipotong di ketinggian sekitar tiga meter di atas pertautan

28 Budidaya dan Pasca Panen KARET

okulasi, yakni di bagian tunas yang lurus dan berdiameter 5cm dengan posisi 5 cm di atas karangan mata tunas ataupayung daun. Pemotongan dilakukan dua minggu sebelumpenanaman dengan kemiringan 30° dan bekas potongandiolesi parafin.

Pembongkaran stum tinggi dilakukan sekitar limaminggu sebelum dipindahkan ke lahan. Caranya terlebihdulu dibuat park di salah satu sisi barisan bibit, kemudianakar tunggang dipotong sekitar 60 cm dari leher akar.Selanjutnya, park ditutup menggunakan serasah dedaunanatau mulsa untuk merangsang pertumbuhan tunas akar.Dua minggu setelah tunas dipotong atau tiga minggusetelah pemotongan akar, stum bisa dibongkar untukdipindahkan ke lahan. Sebelum ditanam di kebun, akarlateral dipotong hingga tersisa sekitar 15 cm. Menghindariinfeksi, bekas luka di akar dapat diolesi parafin.

Kelebihan stum tinggi ini adalah persentase kematiankecil dan matang sadap terjadi lebih awal. Kekurangannya,cara ini biasanya hanya untuk penyulaman dan pelaksanaanpembongkaran agak sulit.

F. Jenis Bibit Okulasi

Jenis bibit okulasi berdasarkan tempat tumbuhnyadibedakan menjadi tiga sebagai berikut:

Bibit okulasi di lahan. Bibit okulasi di lahan adalahbibit yang disemaikan di lahan dan diokulasi di tempattersebut sampai dipindahkan ke perkebunan yang telahdisiapkan. Dari bibit okulasi di lahan ini dihasilkan bibit baikdalam bentuk stum mata tidur, stum mini, maupun stumtinggi.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 29

Bibit okulasi di dalam kantong plastik. Bibit okulasidalam kantong plastik diperoleh melalui dua cara. Carapertama, bibit disemaikan, sekaligus diokulasikan dikantong plastik. Setelah pemotongan batang di bagian atasperisai, tanaman dibiarkan tetap berada di dalam kantongplastik dan mata tunas tumbuh sampai dipindahkan kelahan.

Cara kedua, bibit disemaikan dilahan, diokulasi di lahan, danselanjutnya dipindahkan ke kantongplastik pada stadium stum tidur.Pemindahan ke lahan dilakukansetelah tumbuh 2 - 3 payung daunatau berumur satu tahun.

Kelebihan bibit okulasi dalamkantong plastik ini adalah ketikadipindahkan ke lahan, kemungkinanhidupnya sangat besar dan masasadap lebih awal. Kekurangannya,biaya persiapan bibit dan pengang-kutan besar, karena harusmenyedia-kan kantong plastik, serta bibit dipindahkan bersama-samadengan kantong plastik berisi tanah yang berat danmemakan tempat.

Bibit okulasi di dalam tapih. Bibit okulasi dalam tapihsebenarnya merupakan modifikasi dan solusi ataskelemahan bibit okulasi dalam kantong plastik. Seperti telah

Bibit okulasi dikantong plastik

30 Budidaya dan Pasca Panen KARET

dijelaskan, kelemahan bibit okulasi dalam kantong plastikadalah biaya persiapan dan pengangkutan yang besar.

Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan menggantikantong plastik menggunakan lembaran plastik yangditapihkan atau disarungkan ke bibit karet. Pada cara inimedia tanam yang semula berupa tanah diganti denganspaghnum moss (sejenis lumut hutan yang telahdikeringkan), gambut, atau sabut kelapa, sehingga ringkasdan ringan. Khusus penggunaan media sabut kelapa padaokulasi dalam tapih ini dapat menghemat biaya pengadaandan pengangkutan hingga 75% dibandingkan dengan bibitokulasi dalam kantong plastik.

Bahan bibit okulasi dalam tapihmenggunakan media sabut kelapa iniadalah bibit okulasi stum mata tidur.Sementara itu, bahan danperlengkapan lainnya adalah sabutkelapa, serbuk gergaji, tanah bagianatas, lembaran plastik, tali plastik,bambu, dan alat penyiram.

Teknik pembuatan bibit okulasi dalam tapih dilakukanmelalui langkah-langkah sebagai berikut.

(1) Siapkan bibit stum mata tidur yang diambil dari lahanpesemaian. Agar cepat tumbuh, sebaiknya bibit inimasih dalam stadium payung daun satu dan daunnyasudah cukup tua dengan mata okulasi sudah pecah.

(2) Mendapatkan bibit stum mata tidur dengan kondisiseperti itu bisa dilakukan dengan cara penanaman dibedengan bermedia serbuk gergaji. Bedengan dibuat ditempat ternaung dengan cara menggali tanah sedalam

Bibit okulasi dalamtapih

Budidaya dan Pasca Panen KARET 31

35 cm dan lebar satu meter, lalu mengisinya denganserbuk gergaji yang telah matang. Setiap bedengandengan ukuran seperti itu dapat ditanam sekitar 400stum mata tidur.

(3) Perawatan bibit di dalam bedengan hanya berupapenyiraman sebanyak dua kali sehari. Sekitar sebulankemudian mata tunas pecah dan siap dibungkus denganmedia sabut kelapa.

(4) Sabut kelapa dipukul-pukul dan dicabik-cabik hinggaseratnya terpisah. Biasanya dari satu sabut kelapadihasil-kan serat sabut yang cukup untuk membungkustiga stum. Sediakan pula lembaran plastik hitamberukuran 25 x 25 cm dan tali rafia sepanjang 1,2 muntuk setiap stum.

(5) Di atas selembar plastik diletakkan sabut kelapa secaramerata dan diberi tanah sebanyak empat genggam.Ambil stum dari bedengan yang telah pecah matatunasnya dan letakkan di atas media tadi. Selanjutnya,lakukan pem-bungkusan dan pengikatan tepat di bawahmata tunas. Sebelum ditempatkan di lapangan, celupkanbungkusan ke air agar tetap lembap.

(6) Stum yang telah dibungkus tersebut kemudian disusunberbaris di tempat terbuka yang mendapat sinarmatahari penuh. Cara menyusunnya, setiap dua barisdisandarkan ke bambu dengan posisi mata tunasberlawanan arah, setiap mata tunas menghadap keluarbambu penyangga.

Perawatan stum dalam tapih dilakukan dengan caraseperti perawatan tanaman pada umumnya. Penyiramandilakukan sehari sekali, jika hujan turun tidak perlu

32 Budidaya dan Pasca Panen KARET

dilakukan penyiraman. Mempercepat pertumbuhan,tanaman dipupuk menggunakan pupuk daun Bayfolandengan dosis dan frekuensinya sesuai dengan anjuran yangdapat dibaca di kemasannya.

Hama yang sering menyerang bibit adalah belalangdan kutu yang bisa dikendalikan dengan penyemprotanKelthane 200 EC berkonsentrasi 0,2%. Sementara itu,mengantisipasi serangan penyakit daun yang disebabkanoleh cendawan dapat dilakukan penyemprotan Dithane M45 berkonsentrasi 0,2%. Penyemprotan kedua jenis pestisidatersebut dilakukan dua minggu sekali.

Selama di lapangan, tunas-tunas yang muncul selainmata okulasi harus dibuang menggunakan pisau yangtajam. Pengecekan munculnya tunas-tunas yang tidakdiharapkan ini dilakukan seminggu sekali. Gulma yangtumbuh di areal ini harus dicabut secara manual.

Perawatan dengan cara-cara tersebut dilakukansampai tanaman siap dipindahkan ke lahan perkebunanyang telah disiapkan. Bibit siap dipindahkan jika sudahmencapai stadium satu payung daun yang sudah tua.

Disebabkan bentuknya lebih ramping dan bobotnyalebih ringan dibandingkan dengan bibit dalam kantongplastik, saat pengangkutan ke areal perkebunan setiap trukbisa mengangkut 2.000 batang bibit okulasi dalam tapihdengan media sabut kelapa. Sementara itu, bibit okulasidalam kantong plastik, setiap truknya hanya mampumengangkut 500 buah. Dari sini bisa dihemat pengeluaransebesar 75%.

Keuntungan berikutnya, pendistribusian dari atas trukdan penanaman di lahan menjadi lebih cepat karena bobot

Budidaya dan Pasca Panen KARET 33

bibit okulasi dalam tapih dengan media sabut kelapa hanyasekitar 1 kg. Sementara itu, bibit serupa dalam kantongplastik beratnya mencapai 10 kg.

BAB

Pengolahan Lahan danPenanaman

A. Pengolahan Lahan

Ada dua jenis penanaman karet, yaitu penanamanbaru (newplanting) dan peremajaan (replanting).Newplanting adalah usaha penanaman karet di areal yangbelum pernah dipakai untuk budi daya karet. Sementara itu,

34 Budidaya dan Pasca Panen KARET

replanting adalah usaha penanaman ulang di areal karetkarena tanaman lama sudah tidak produktif lagi.

Penanaman baru harus dimulai dengan langkah awal,apakah lahan tersebut cukup sesuai untuk budi daya karet.Memastikan lahan tersebut sesuai atau tidak merupakan halpenting karena setiap tanaman memerlukan syarat-syaratkhusus untuk pertumbuhannya. Terlebih lagi, karetmerupakan tanaman tahunan, sehingga jika diketahuiproduktivitasnya rendah diperlukan waktu bertahun-tahununtuk peremajaannya. Langkah seperti ini tentunyamerupakan pemborosan yang sebenarnya tidak perlu.

Kegiatan pengolahan lahan, baik untuk newplantingmaupun replanting sebenarnya sama saja. Langkah pertamapengolahan lahan adalah membabat pepohonan yangtumbuh. Tentunya, pada newplanting jenis pohon yangtumbuh di areal relatif banyak dengan ketinggian dandiameter batang beragam. Sementara itu, pada replantingpohon yang tumbuh hanya karet dengan ketinggian dandiameter yang sama.

Untuk areal yang tidak terlalu luas, pembabatan bisadilakukan secara manual menggunakan kapak dan gergajiyang memadai. Sementara itu, areal yang akan dijadikankebun karet sangat luas, sebaiknya memanfaatkan mesinpembabat pohon dan traktor karena lebih ekonomisdibandingkan dengan peralatan manual yangmembutuhkan banyak tenaga manusia.

Pohon-pohon yang telah dibabat, baik pohon karetmaupun jenis lainnya, bisa disimpan di suatu tempat untukdijadikan kayu bakar dalam kegiatan pengasapan lateks.Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan pohon-

Budidaya dan Pasca Panen KARET 35

pohon tersebut dimanfaatkan untuk keperluan lain, sepertiuntuk bahan pembuatan rumah atau mebel.

Setelah pepohonan dibabat, tahap berikutnyamembongkar tanah dengan cangkul atau traktor. Dalampembongkaran tanah ini sekaligus dilakukan pembersihansisa-sisa akar, rhizoma, alang-alang, dan bebatuan karenaakan mengganggu perakaran tanaman karet. Khusus alang-alang bisa dibasmi menggunakan herbisida, sepertiRoundup dengan dosis bisa dilihat di kemasannya. Biasanyasetiap satu hektar lahan memerlukan 20.000 liter larutanherbisida. Setelah disemprot herbisida, lahan dibiarkanselama beberapa waktu hingga alang-alang tidak tumbuhlagi.

Jika lahan untuk budi daya karet tidak berkontur rata,tetapi memiliki kemiringan lebih dari 10°, sebaiknya dibuatteras dengan lebar minimum tiga meter. Teras ini dibuatuntuk mencegah terjadinya erosi.

Kebun karet memerlukan sarana berupa jalan, baikuntuk pemeliharaan tanaman maupun kegiatan produksi.Jalan tersebut di antaranya jalan utama, jalan antar blok,jalan kontrol, dan jalan pengangkutan lateks.

Pembuatan jalan di lahan berkontur miringmemerlukan perencanaan dan pemikiran yang matang. Jikatanahnya berbukit-bukit, jalan yang dibuat tidak bolehmenanjak tajam karena bisa menimbulkan kecelakaan fatal.Jalan harus landai meskipun untuk memenuhi tujuan iniharus dibuat berliku-liku.

B. Penanaman

36 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Selain dapat ditanam secara monokultur, karet jugadapat ditumpangsarikan dengan berbagai tanaman lain.Tanaman yang dapat ditumpangsarikan dengan karetantara lain tanaman semusim, seperti pisang dan jahe ataupalawija (kedelai, kacang hijau, atau kacang tanah). Bahkan,tanaman tahunan, seperti cengkih, kakao, dan kopi pun bisaditumpangsarikan dengan karet.

Penentuan jarak tanam. Jarak tanam dalam budidaya tanaman apa pun harus mendapatkan perhatianmemadai agar produktivitasnya optimal. Jarak tanam sangatditentukan sosok tanaman. Semakin tinggi dan lebar tajuktanaman, harus semakin jauh jarak antar tanamannya,dengan harapan tajuk tanaman dan perakarannya tidaksaling bertaut.

Idealnya, semakin jauh jarak antar tanaman akansemakin baik hasilnya. Meskipun demikian, prinsip inibertentangan dengan efisiensi penggunaan lahan.Karenanya, untuk setiap jenis tanaman harus ditentukanjarak tanam optimal, yaitu jarak tanam yang tidakmenghambat pertumbuhan dan penggunaan lahan tetapefisien. Untuk tanaman karet, jarak tanam optimal tersebutadalah 3 x 7 meter jika ditanam secara monokultur.Sementara itu, jika ditanam secara tumpangsari, jarak tanambisa lebih jauh lagi, tergantung tanaman yangditumpangsarikan.

Sistem tumpangsari. Hal pertama yang harusdiperhatikan dalam penanaman karet dengan sistemtumpangsari adalah jarak tanam jangan terlalu rapat agartidak terjadi persaingan dalam memperebutkan usur hara.Jika sampai terjadi persaingan, baik tanaman utama

Budidaya dan Pasca Panen KARET 37

maupun tanaman yang ditumpangsarikan, pertumbuhannyaakan terhambat.

Dalam penanaman dengan sistem tumpangsariumumnya para petani karet menggunakan jarak tanampagar. Artinya, tanaman tumpangsari berfungsi sebagaipagar atau mengapit tanaman utama. Dalam cara ini jaraktanam dalam barisan dibuat rapat dan jarak tanam antarbarisan renggang. Cara seperti ini memungkinkan tanamanmendapat sinar matahari secara optimal.

Berikut ini beberapa contoh skema penanaman karetyang ditumpangsarikan dengan berbagai tanaman tahunanmenggunakan jarak tanam pagar.

Keterangan : * = karet + = kopi

Budidaya dan Pasca Panen KARET 37

maupun tanaman yang ditumpangsarikan, pertumbuhannyaakan terhambat.

Dalam penanaman dengan sistem tumpangsariumumnya para petani karet menggunakan jarak tanampagar. Artinya, tanaman tumpangsari berfungsi sebagaipagar atau mengapit tanaman utama. Dalam cara ini jaraktanam dalam barisan dibuat rapat dan jarak tanam antarbarisan renggang. Cara seperti ini memungkinkan tanamanmendapat sinar matahari secara optimal.

Berikut ini beberapa contoh skema penanaman karetyang ditumpangsarikan dengan berbagai tanaman tahunanmenggunakan jarak tanam pagar.

Keterangan : * = karet + = kopi

38 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Jarak tanam karet dengan kopi pada tumpangsari karet dan

kopi

Tumpangsari karet dengan kedelai (sumber: RPN)

Sistem monokultur. Penanaman karet secaramonokultur bisa menggunakan jarak tanam berbentuksegitiga atau tidak teratur. Jarak tanam segitiga hanya bisaditerapkan di lahan berkontur datar atau mendekati datar.Sementara itu, jarak tanam tidak teratur bisa diterapkan dilahan dengan kontur berbukit-bukit.

38 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Jarak tanam karet dengan kopi pada tumpangsari karet dan

kopi

Tumpangsari karet dengan kedelai (sumber: RPN)

Sistem monokultur. Penanaman karet secaramonokultur bisa menggunakan jarak tanam berbentuksegitiga atau tidak teratur. Jarak tanam segitiga hanya bisaditerapkan di lahan berkontur datar atau mendekati datar.Sementara itu, jarak tanam tidak teratur bisa diterapkan dilahan dengan kontur berbukit-bukit.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 39

Jarak tanam monokultur segitiga

Pembuatan Lubang Tanam. Setelah ditentukan danditandai dengan sebatang ajir, lubang tanam segera dibuat.Ukuran lubang tanam dalam budidaya karet harusdisesuaikan dengan jenis atau stadium bibit yang akanditanam. Jika yang ditanam adalah bibit okulasi stum miniatau bibit dalam kantong plastik, ukuran lubang tanamcukup 60 x 60 x 60 cm. Jika yang dipakai adalah bibit stumtinggi berumur 2 - 3 tahun, lubang tanam berukuran 80 x 80x 80 cm. Sementara itu, jika panjang akar tunggang lebihdari 80 cm, di bagian tengah dasar lubang tanam perludigali sedalam 20 - 30 cm.

Bentuk lubang tanam sebenarnya tidak harus kubustetapi bisa juga berbentuk silinder atau kerucut yangsemakin menyempit ke dalam. Bentuk lubang tanam yangakan dipakai tergantung pada peralatan yang tersedia.

B A

Diperdalammenggunakan

tugal

topsoil

subsoil

A

B

40 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Pembuatan lubang tanam

Setelah digali dengan ukuran sesuai dengan stadiumbibit yang akan ditanam, tanah galian bagian atas atau topsoil yang subur dipisahkan dari tanah bagian bawah atausubsoil yang kurang subur. Lubang tanam kemudiandibiarkan terkena panas matahari selama dua minggu agarbibit hama dan penyakit yang ada di dalamnya mati.

Pembongkaran bibit. Jika bibit karet yang akanditanam berupa stum mini atau stum tinggi dari lahanpesemaian, bibit tersebut harus dibongkar dahulu. Caranya,dibuat park sedalam 50 cm di sisi kiri barisan bibit. Setelahitu, bibit dipegang di bagian atas okulasi dan dicabutdengan hati-hati. Jika terdapat lebih dari satu akartunggang, akar tunggang yang lebih kecil dipotong,sehingga menyisakan satu akar tunggang yang besar.

Ada kalanya bibit yang dibongkar dari arealpembibitan harus ditanam di perkebunan yang jaraknyarelatif jauh, sehingga harus mengalami pengangkutan.Agar mata tunas atau batang okulasi tidak rusak selamapengangkutan, bibit harus disusun selapis demi selapis.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 41

Lapisan paling bawah adalah batang pisang, di atasnyabibit, di atasnya batang pisang lagi, demikian seterusnya.Lapisan-lapisan tersebut harus rapat, sehingga tidak terjadiguncangan saat pengangkutan.

Pelaksanaan penanaman. Setelah bibit dan lubangtanam siap maka penanaman bisa segera dilaksanakan. Jikabibit yang ditanam merupakan bibit yang diambil darilahan, akar tunggang harus masuk lurus ke dalam tanah.Akar tunggang yang arahnya miring bisa mengakibatkanpertumbuhan tanaman terhambat.

Jika yang akan ditanam berupa bibit okulasi dalamkantong plastik atau dalam tapih, media di sekitar bibitharus padat dan tidak pecah. Cara penanamannya adalahplastik pembungkusnya dibuka, kemudian bibit dimasukkanke dalam lubang tanam dan diurug dengan tanah yang adadi sekitarnya.

42 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Kegiatan penanaman

C. Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Penamaman tanaman penutup tanah di lahan karetdilakukan untuk mencegah erosi dan mempercepat matangsadap. Ada tiga kelompok tanaman yang dapat digunakan,yaitu tanaman merayap, semak-semak, dan pohon.

Tanaman merayap yang baik digunakan adalah jeniskacang-kacangan. Kelompok semak-semak yang bisadigunakan antara lain Crotalaria usaramoensis, Crotalariajuncea, dan Tephrosia candida. Sementara itu, dari jenispepohonan yang sering dimanfaatkan adalah petai cina(Leucaena glaucd).

Dari ketiga kelompok tanaman tersebut, yang palingsering digunakan adalah kacang-kacangan karena sosok

Budidaya dan Pasca Panen KARET 43

tanamannya rendah dan kecil, sehingga perakarannya tidakterlalu mengganggu perakaran tanaman utama. Tanamankacang-kacangan juga memiliki bintil akar yang bisamenambah kesuburan tanaman.

Penanaman tanaman penutup tanah ini bisa dilakukandengan cara menyebarkan benih secara merata di antaralarikan tanaman karet sebagai tanaman utama. Bisa jugaditugalkan dengan jarak 40 - 50 cm di antara larikantanaman karet.

Tanaman karet dan tanaman penutup tanah

44 Budidaya dan Pasca Panen KARET

BAB

Pemeliharaan Tanaman

A. Pemeliharaan Tanaman Sebelum Berproduksi

Di kalangan petani karet, tanaman yang belum bisadisadap atau belum berproduksi sering disebut dengankomposisi I, yaitu tanaman berumur 1 - 4 tahun.Pemelihara-an tanaman karet sebelum berproduksi hampirsama dengan pemeliharaan tanaman perkebunan padaumumnya, yakni meliputi penyulaman, penyiangan,pemupukan, seleksi dan penjarangan, serta pemeliharaantanaman penutup tanah.

a. PenyulamanTidak semua bibit karet yang ditanam di lahan bisa

hidup. Persentase kematian bibit yang bisa ditolerir dalambudi daya karet adalah sebesar 5%. Karenanya, diperlukanpenyulaman untuk mengganti bibit yang mati tersebut.

Kegiatan penyulaman dilakukan saat tanamanberumur 1 - 2 tahun karena saat itu sudah ada kepastiantanaman yang hidup dan yang mati. Karena penyulamandilakukan saat tanaman berumur 1 - 2 tahun, bibit yangdigunakan berupa bibit stum tinggi berumur 1 - 2 tahunagar tanaman bisa seragam.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 45

Sebelum penyulaman dilakukan perlu diketahuipenyebab kematian bibit. Jika kematian disebabkan olehbakteri atau jamur, tanah bekas tanaman harus diberifungisida. Pelaksanaan penyulaman dilakukan pada pagihari pukul 06.00 - 09.00 atau sore hari pukul 15 - 17.00, saatcuaca tidak terlalu panas untuk mengurangi risiko kematian.

b. PenyianganPenyiangan dalam budi daya karet bertujuan mem-

bebaskan tanaman karet dari gangguan gulma yangtumbuh di lahan. Karenanya, kegiatan penyiangansebenarnya bisa dilakukan setiap saat, yaitu ketikapertumbuhan gulma sudah mulai menggangguperkembangan tanaman karet. Meskipun demikian,umumnya penyiangan dilakukan tiga kali dalam setahununtuk menghemat tenaga dan biaya.

Ada dua cara penyiangan, yaitu secara manual dansecara kimiawi. Secara manual adalah menggunakanperalatan penyiangan, seperti cangkul atau parang.Sementara itu, secara kimiawi dengan menyemprotkanherbisida atau bahan kimia pemberantas gulma. Banyakmerek herbisida yang sudah beredar di pasaran. Dianjurkanmemilih merek yang sesuai dengan jenis gulma yang akandiberantas agar hasilnya efektif. Di samping itu, juga harusdiperhatikan dosis dan frekuensi penyemprotan agar tidakterjadi pemborosan.

46 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Tanaman karet yang terpelihara dengan baik dari gulmac. Pemupukan

Pemupukan tanaman pada budidaya karet adalahuntuk memacu pertumbuhan tanaman muda danmempercepat matang sadap, sehingga panen lateks dapatdilakukan secepatnya. Kegiatan pemupukan dilakukandengan dua cara, yaitu manual circle dan chemical stripweeding.

Pada cara pertama atau manual circle, lubang dibuatmelingkari tanaman dengan jarak disesuaikan dengan umurtanaman. Hal ini disebabkan perakaran tanaman semakinbertambah luas seiring dengan pertambahan umurnya.Untuk tanaman berumur 3 - 5 bulan, lubang melingkaritanaman dengan jarak 20 - 30 cm, 6 - 10 bulan dengan jarak20 - 45 cm, 11 - 20 bulan dengan jarak 40 - 60 cm, 21 - 48bulan dengan jarak 40 - 60 cm, dan lebih dari 48 bulandengan jarak 50 - 120 cm. Lubang dibuat dengan

46 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Tanaman karet yang terpelihara dengan baik dari gulmac. Pemupukan

Pemupukan tanaman pada budidaya karet adalahuntuk memacu pertumbuhan tanaman muda danmempercepat matang sadap, sehingga panen lateks dapatdilakukan secepatnya. Kegiatan pemupukan dilakukandengan dua cara, yaitu manual circle dan chemical stripweeding.

Pada cara pertama atau manual circle, lubang dibuatmelingkari tanaman dengan jarak disesuaikan dengan umurtanaman. Hal ini disebabkan perakaran tanaman semakinbertambah luas seiring dengan pertambahan umurnya.Untuk tanaman berumur 3 - 5 bulan, lubang melingkaritanaman dengan jarak 20 - 30 cm, 6 - 10 bulan dengan jarak20 - 45 cm, 11 - 20 bulan dengan jarak 40 - 60 cm, 21 - 48bulan dengan jarak 40 - 60 cm, dan lebih dari 48 bulandengan jarak 50 - 120 cm. Lubang dibuat dengan

Budidaya dan Pasca Panen KARET 47

kedalaman 5 - 10 cm, kemudian pupuk ditaburkan kedalamnya dan ditutup dengan tanah.

Pada cara kedua atau chemical strip weeding, pupukdiletakkan pada jarak 1 - 1,5 m dari barisan tanaman.Caranya sama, yaitu tanah digali sedalam 5 - 10 cm,kemudian pupuk dimasukkan ke dalamnya dan ditutupdengan tanah.

Pemupukan tanaman karet sebaiknya tidak dilakukanpada pertengahan musim hujan karena pupuk mudahtercuci air hujan. Idealnya, pemupukan dilakukan padapergantian musim hujan ke musim kemarau. Sementara itu,jenis pupuk yang diberikan di antaranya urea, DS, dan KClyang mudah diperoleh di pasaran. Dosis pupuk yangdigunakan tergantung pada jenis tanahnya (Tabel 2)

Tabel 2. Dosis pemupukan karet sebelum berproduksiberdasarkan jenis tanahnya

Umur(bulan)

Pupuk (gram/pohon)Urea DS KCI

PodsolikMerah

LatosolKuning

PodsolikMerah

LatosolKuning

PodsolikMerah

LatosolKuning

3 21,73 21,73 31.97 20,72 13 159 43,47 43,47 63,94 41,44 26 3015 65,21 65,21 95,92 62,17 36 4521 86,95 86,95 127,89 82,89 52 6027 108,69 108,69 159,86 103,61 65 7533 130,43 130,43 192,84 124,93 78 9039 173,91 173,91 255,78 157,85 104 12045 217,39 217,39 319,73 184,14 150 150

48 Budidaya dan Pasca Panen KARET

51 260,86 260,86 383,68 207,23 156 180

Sumber: Balai Penelitian Perkebunan Sembawa dalam Tim PenulisPS, 1991

Dosis pemupukan juga bisa disesuaikan dengan fasepertumbuhan karet (Tabel 3).

Tabel 3. Dosis pemupukan karet berdasarkan fase pertum-buhannya

Fasepertumbuhan

Kebutuhan pupuk (gram/pohon)Urea SP 36 KCl Urea SP 36 KCl

TB 50 100 -- 25 50 --TBM 1 236 100 100 118 50 50TBM 2 233 267 150 160 123 75TBM 3 381 267 200 175 128 92TBM 4 429 333 200 188 147 88TBM 5 476 333 200 200 140 84

Diolah dari berbagai sumber

Keterangan :TB : tanaman fase bibitTBM : tanaman belum menghasilkan

d. Seleksi dan penjaranganIdealnya dalam suatu areal perkebunan karet terdiri

dari tanaman yang seluruhnya dalam keadaan sehat danbaik, terutama menjelang penyadapan. Karenanya, tanamanyang sakit harus ditebang dan dibongkar sampai akar-akarnya agar penyakit tersebut tidak menyebar ke tanamanyang sehat.

Dengan asumsi yang hidup 95%, maka dari 476 bibityang ditanam dalam satu hektar akan terdapat 452 pohon

Budidaya dan Pasca Panen KARET 49

menjelang penyadapan. Jika dari 452 pohon tersebut 5% diantaranya sakit, akan tersisa 425 tanaman sehat. Dari 425tanaman sehat akan dapat disadap 400 pohon.

e. Pemeliharaan tanaman penutup tanahDisebabkan fungsinya untuk mencegah erosi dan

mempercepat matang sadap, tanaman penutup tanahharus dipelihara dengan pemupukan dan pemangkasan.Pupuk yang digunakan sebaiknya kompos yang telahmatang dengan dosis 4 - 5 ton/hektar. Cara pemberiannyaadalah dengan ditaburkan di sela-sela tanaman.

Jika pertumbuhan tanaman penutup tanah terlalupesat perlu dikendalikan dengan cara pemangkasan. Alatyang dipakai untuk pemangkasan cukup berupa parangatau sabit.

B. Pemeliharaan Masa Produksi

Setelah menginjak umur lima tahun atau mulaidisadap, tanaman karet sering disebut dengan komposisi II.Pada kenyataannya, selalu saja ada beberapa tanaman karetyang terpaksa belum bisa disadap meskipun sudah berumurlima tahun. Dari 425 tanaman sehat menjelang sadap, yangbisa disadap hanya sekitar 400 batang.

Pemeliharaan tanaman selama masa produksidimaksud-kan agar kondisi tanaman dalam keadaan baik;produksinya tetap, bahkan meningkat sesuai dengan umurtanaman; dan masa produktifnya makin panjang. Tanpaperawatan yang baik, kondisi tanaman mungkin akansemakin memburuk, produktivitasnya menurun, dan masaproduktifnya singkat. Pemeliharaan tanaman pada masaproduksi ini hanya meliputi penyiangan dan pemupukan.

50 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Gulma di kebun karet

a. Penyiangan

Penyiangan lahan karet pada masa produksi bertujuansama dengan penyiangan pada masa sebelum produksi,yaitu mengendalikan pertumbuhan gulma agar tidakmengganggu tanaman utama. Penyiangan bisa dilakukansecara manual, kimiawi, atau gabungan dari keduanya.

Cara manual atau mekanis adalah pemberantasangulma menggunakan peralatan, seperti cangkul, parang,atau sabit. Jika gulmanya berupa rumput-rumputan,penyiangan bisa menggunakan cangkul, sehinggaperakarannya ikut tercabut. Jika gulma berupa semak atauperdu, penyiangannya harus dengan cara didongkel denganbantuan cangkul dan parang. Pemberantasan gulma secaramanual hanya memungkinkan jika areal perkebunan karettidak terlalu luas.

Jika areal karet sangat luas, pemberantasan gulmayang paling efektif adalah secara kimiawi menggunakan

Budidaya dan Pasca Panen KARET 51

herbisida atau bahan kimia pemberantas gulma, baik kontakmaupun sistemik. Herbisida kontak memberantas gulmadengan cara kontak langsung dengan gulmanya, misalnyaGramaxone dan Paracol. Sementara itu, herbisida sistemikmemberantas gulma dengan cara zat aktifnya meresap kedalam gulma, misalnya Basfapon, Dowpon, Gramavine, danPalitapon.

Penggunaan herbisida harus bijaksana. Artinya, harussesuai dengan dosis dan frekuensi yang tertera dikemasannya. Penggunaan herbisida harus diusahakan tidaksampai terjadi overdosis. Overdosis berarti pemborosan, disamping bisa membunuh tanaman penutup tanah yangbukan termasuk gulma.

Tanaman penutup tanah yang ditanam beberapa saatsetelah penanaman bibit karet memang harusdipertahankan walaupun karetnya sudah disadap. Tanamanpenutup tanah, terutama dari jenis Leguminoceae ataukacang-kacangan diharapkan bisa menambah kesuburantanah karena kemampuannya menyerap nitrogen dari udarake dalam tanah yang baik. Hanya, pertumbuhannya perludikendalikan dengan cara memotong bagian tanaman yangterlalu panjang.

b. Pemupukan

Dalam budidaya karet, pemupukan dilakukan sejaktanam sampai tanaman tidak berproduksi lagi. Tanpapemupukan produksi karet tidak akan maksimal. Jika padamasa komposisi I atau sebelum disadap semua tanamankaret harus dipupuk, pada masa komposisi II atau setelahsadap kegiatan pemupukan harus dilakukan secara efektif.

52 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Artinya, hanya tanaman yang produksi lateksnya bagus sajayang dipupuk. Langkah ini untuk menghindari pemborosan.

Cara pemupukan tanaman karet pada masa produksisama dengan masa sebelum produksi, yaitu pupukdimasukkan ke dalam lubang yang digali melingkar denganjarak 1 – 1,5 meter dari pohon. Bisa juga pupuk dimasukkanke dalam alur berbentuk garis di antara tanaman denganjarak 1,5 meter dari pohon. Sebelum pemupukan dilakukan,harus dipastikan tanah sudah bebas dari gulma.

Jika frekuensi pemupukan tanaman karet sebelummasa produksi dilakukan sekali dalam setahun, pemupukantanaman karet pada masa produksi dilakukan dua kalidalam setahun, yaitu pada pergantian musim. Dosispemupukan tergantung pada jenis tanah tempat karetdibudidayakan (Tabel 4)

Tabel 4. Dosis pemupukan karet pada masa produksiberdasarkan jenis tanah

Jenis Pupuk(Gram/pohon)

Podsolik MerahKuning

Jenis TanahLatosol

Urea 280,86 280,86DS 383,68 157,86KCl 156,00 180,00

Sumber : Balai Penelitian Perkebunan Sembawa dalam Tim PenulisPS, 1991

Pemupukan menggunakan pupuk tunggal sepertiyang telah dijelaskan memberi kesan tidak praktis karenaharus mencampurkan paling tidak tiga jenis pupuk.Sekarang ini di pasaran telah beredar pupuk majemuklengkap dalam bentuk tablet yang praktis.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 53

Contoh pupuk yang dimaksud adalah Gramafix®Karet,yaitu pupuk majemuk lengkap tablet yang diformulasi dandiproduksi spesifik bagi tanaman karet. Dengan kandunganlengkap meliputi hara makro primer (N, P, K), makrosekunder (Mg, S, dan Ca), dan mikro elemen esensial ( Fe, B,Bo, Mn, Zn, dan CI) yang disajikan dalam bentuk tablet 10gram, pupuk ini sangat membantu petani karetmendapatkan berbagai unsur hara yang dibutuhkantanaman.

Cara aplikasinya sebagai berikut.

(1) Buat lingkaran atau piringan di sekitar pangkal batang.(2) Tentukan dan tugal titik-titik lubang untuk

menempatkan pupuk Gramafix®Karet searah keempatpenjuru mata angin (4 atau 8 titik).

(3) Masukkan Gramafix®Karet, setengah dosisanjuran/tahun (dibagi secara merata di setiap titik) dikedalaman 10 - 15 cm dari muka tanah.

(4) Lakukan pemupukan setiap enam bulan sekali atau duakali dalam setahun dengan waktu pemupukan pada awaldan atau akhir musim hujan.

Contoh aplikasinya sebagai berikut.

Pemupukan terhadap tanaman karet (TM 4) dengandosis 160 kg/hektar/ tahun atau 200 gram/pohon/6 bulanseperti yang tertera di kemasannya dapat dibuat empat titiktugal atau lubang. Selanjutnya setiap lubang diisi ataudibenami Gramafix®Karet sebanyak lima butir (per butir 10gram). Setelah pupuk dibenamkan, lubang ditutup kembali.Dianjurkan pada saat pemupukan ini di sekitar tanamanbersih dari rumput pengganggu.

54 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Dengan pupuk majemuk lengkap Gramafix®Karet,kebutuhan pupuk hanya 35% dari total jumlah/dosis pupuktunggal yang biasa digunakan, seperti urea, SP, atau KC1.Satu hektar tanaman karet (TM) hanya membutuhkan pupukGramafix®Karet 100 - 300 kg/hektar/tahun. Karenanya,pupuk ini cukup efektif dan efisien dalam meningkatkanpendapatan petani.

BAB

Pengendalian Hama danPenyakit

Sebagaimana halnya tanaman perkebunan lainnya,tanaman karet tak luput dari gangguan hama dan penyakit.Gangguan hama dan penyakit ini harus ditangani denganbaik agar tanaman tumbuh subur dan produktivitasnyaoptimal.

A. Hama

Beberapa jenis hewan menjadi hama tanaman karetdari fase pembibitan, penanaman, hingga fase berproduksi.

Hama pada fase pembibitan

Budidaya dan Pasca Panen KARET 55

Beberapa hama penting tanaman karet pada fesepembibitan yang telah diidentifikasi sebagai berikut.

a. Tikus. Tikus (Rattus sp.) menjadi hama tanamankaret pada fase perkecambahan dan pesemaian. Pada waktuperkecambahan tikus memakan biji-biji yang sedangdikecambahkan dan saat penyemaian memakan daun-daunbibit yang masih muda.

Tikus merupakan hewan dengan kemampuanberkembang biak sangat tinggi, sehingga jika tidakdikendalikan akan menjadi hama yang menimbulkankerugian sangat besar. Mereka bersarang dengan membuatterowongan di dalam tanah dan suka bersembunyi di semakbelukar, pepohonan, dan rumah-rumah.

Langkah pencegahan bisa dilakukan denganmelindungi tempat perkecambahan agar tikus tidak dapatmasuk ke dalamnya. Dalam hal ini tempat perkecambahanyang berupa kotak bisa ditutup dengan kawat kasa dantempat perkecam-bahan di atas tanah dipasang pagarplastik.

b. Belalang. Belalang menjadi hama bagi tanamankaret pada fase penyemaian dengan cara memakan daun-daun yang masih muda. Serangga ini tergolong sangatrakus. Jika daun muda habis, mereka tak segan-seganmemakan daun-daun tua, bahkan tangkainya.

Mengendalikan serangan belalang bisa secara kimiawidengan menyemprotkan insektisida Thiodan dengan dosis1,5 ml/liter air. Penyemprotan dilakukan 1 - 2 minggu sekalitergantung pada intensitas serangannya.

56 Budidaya dan Pasca Panen KARET

c. Siput. Siput (Achatina fulicd) menjadi hama karenamemakan daun-daun karet di areal pembibitan dengangejala daun patah-patah. Di daun-daun yang patah initerdapat alur jalan berwarna keperakan mengilap yangmerupakan jejak siput.

Siput merupakan hewan bersifat hermaprodit,menyukai tempat-tempat teduh pada siang dan keluaruntuk mencari makan pada malam hari. Mereka meletakkantelur-telur di bawah bebatuan atau serasah daun-daunan.

Pengendalian secara mekanis bisa dilakukan dengancara mengumpulkan siput-siput yang bersembunyi ditempat teduh dan membakar atau menguburnya.Sementara itu, secara kimiawi dengan membuat umpan daricampuran dedak, kapur, semen, dan Meradex denganperbandingan 16:5:3:2. Campuran ini dilembabkan duludengan cara diberi air sedikit kemudian diletakkan di arealpembibitan. Siput yang memakan umpan ini akan mati.

d. Uret Tanah. Uret tanah merupakan fase larva daribeberapa jenis kumbang, seperti Helotrichia serrata,Helotrichia rufajlava, Helotrichiafessa, Anomala varians,Leucopholis sp., Exopholis sp., dan Lepidiota sp. Bentuk urettanah ini seperti huruf “C” dengan warna putih hinggakuning pucat. Uret tanah menjadi hama yang sangatmerugikan karena memakan bagian tanaman karet yangberada di dalam tanah, terutama tanaman karet yang masihberada di pembibitan.

Mencegah serangan hama ini bisa dilakukan denganmenaburkan Furadan 3 G sesuai dengan dosis yangdanjurkan pada saat menyiapkan areal pembibitan.Sementara itu, pengendaliannya bisa secara mekanis atau

Budidaya dan Pasca Panen KARET 57

kimiawi. Secara mekanis dengan mengumpulkan uret-urettersebut dan membakarnya. Secara kimiawi denganmenaburkan Furadan 3 G, Diazinon 10 G, atau Basudin 10 Gdi sekitar pohon karet. Dosis yang dipakai sekitar 10gram/pohon.

Hama pada fase penanaman sampai produksi

a. Rayap. Rayap yang menjadi hama bagi tanamankaret, terutama spesies Microtermes inspiratus danCaptotermes curvignathus. Rayap-rayap tersebutmenggerogoti bibit yang baru saja ditanam di lahan, dariujung stum sampai perakaran, sehingga menimbulkankerusakan yang sangat berat.

Pengendaliannya bisa dengan kultur teknis, mekanis,dan kimiawi. Secara kultur teknis ujung stum sampai sedikitdi atas mata dibungkus plastik agar rayap tidakmemakannya. Secara mekanis dilakukan denganmenancapkan umpan berupa 2 - 3 batang singkong denganjarak 20 - 30 cm dari bibit, sehingga rayap lebih sukamemakan umpan tersebut daripada bibit karet yang lebihkeras.

Pengendalian secara kimiawi bisa dilakukan denganmenyemprotkan insektisida pembasmi rayap, sepertiFuradan 3 G dengan dosis 10 gram ditaburkan di sekitarbatang karet. Bisa juga menggunakan Agrolene 26 WP atauLindamul 250 EC dengan dosis dan frekuensi pemakaianbisa dibaca di kemasannya.

b. Kutu. Kutu tanaman yang menjadi hama bagitanaman karet adalah Saissetia nigra, Laccifer greeni, Lacciferlacca, Ferrisiana virgata, dan Planococcus citri yang masing-

58 Budidaya dan Pasca Panen KARET

masing memiliki ciri berbeda. Saissetia berbentuk perisaidengan warna cokelat muda sampai kehitaman. Lacciferberwarna putih lilin dengan kulit keras dan hidupberkelompok. Ferrisiana berwarna kuning muda sampaikuning tua dengan badan tertutup lilin tebal. Sementaraitu, Planococcus berwarna cokelat gelap dan badannyatertutup semacam lilin halus mengilap.

Kutu tersebut menjadi hama bagi tanaman karetdengan cara menusuk pucuk batang dan daun muda untukmengisap cairan yang ada di dalamnya. Bagian tanamanyang diserang berwarna kuning dan akhirnya mengering,sehingga pertum-buhan tanaman terhambat.

c. Babi hutan. Babi hutan (Sus verrucosus) adalahhama bagi hampir semua tanaman perkebunan, termasukkaret, terutama yang ditanam dekat hutan. Rombonganbabi hutan mencari makanan malam hari dengan caramembongkar tanaman karet yang masih muda denganmenggunakan moncongnya. Kemudian memakan daun-daun karet dan menguliti kulit pohonnya.

Babi hutan sangat takut dengan bunyi-bunyian yangbising. Karenanya, pada malam hari disarankan memukul-mukul kentongan atau kaleng minyak di areal perkebunan,sehingga babi hutan merasa takut datang ke tempattersebut. Selain itu dengan cara menggantungkan dagingbabi hutan yang telah tertangkap. Daging babi hutan yangdigantungkan di areal perkebunan karet membuat babihutan yang masih hidup takut datang ke tempat tersebut.

d. Rusa dan kijang. Rusa (Rusa timorensis) dan kijang{Muntiacus muntjak) menjadi hama bagi tanaman karetdengan cara memakan daun-daunnya. Air liur kedua hewan

Budidaya dan Pasca Panen KARET 59

tersebut juga dapat mematikan tanaman karet. Jika dauntanaman habis, rusa dan kijang tak segan-segan memakankulit batang, sehingga bisa menyebabkan tanaman mati jikaseluruh kulitnya terkelupas.

Kedua hewan ini manjadi hama terutama di PulauSumatera dan Kalimantan, khususnya di areal perkebunankaret yang dekat dengan hutan. Rusa mendatangi arealperkebunan sendiri atau berpasangan, sedangkan kijangbiasanya datang bergerombol.

e. Tapir. Sama dengan rusa dan kijang, tapir(Lapirus indicus) menjadi hama bagi tanaman karet jugadengan cara memakan daun dan kulit tanaman muda.Karena merupakan hewan endemik di Sulawesi, tapir hanyamenjadi hama perkebunan karet di pulau tersebut, terutamaareal perkebunan yang dekat dengan hutan-hutan.

f. Monyet. Spesies monyet yang menjadi hama bagitanaman karet adalah kera (Macaca fascicularis) dan beruk(Macaca memestind). Mereka menjadi hama dengan caramemakan daun-daun, cabang, dan dahan tanaman yangmasih muda. Kedua hewan ini hanya menjadi hama di arealperkebunan karet di Pulau Sumatera dan Kalimantan,terutama jika areal tersebut berada di dekat hutan ataupenanamannya dilakukan secara tumpangsari dengantanaman pangan.

g. Tupai. Tupai (Callosciurus notatus) menjadi hamakarena mengerat batang tanaman karet dengan bentukspiral. Karena dikerat, pertumbuhan tanaman terhambatdan produksi lateksnya menurun. Binatang ini membangunsarang dari daun-daun dan ranting-ranting di pucuktanaman karet dan berkembang biak 2 - 3 kali setahun

60 Budidaya dan Pasca Panen KARET

dengan jumlah anak 3 - 4 ekor. Semak belukar di arealperkebunan merupakan lingkungan yang sangat disukaioleh tupai.

h. Gajah. Gajah [Elephas maximus) hanya menjadihama tanaman karet yang diusahakan di Pulau Sumatera,terutama jika areal tersebut berdekatan dengan hutan yangmerupakan habitat hewan ini. Kawanan gajah menjadi hamatanaman karet secara tidak langsung, yakni ketikarombongan binatang ini melewati areal perkebunan karetdan menginjak-injak tanaman hingga menjadi rusak.Meskipun demikian, jika makanan yang mereka sukai habis,daun-daun karet pun akan dimakan juga.

B. Penyakit

Kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh seranganpenyakit pada tanaman karet umumnya lebih besar diban-dingkan dengan serangan hama. Selain karena kerusakanakibat serangan penyakit, kerugian lain adalah besarnyabiaya yang harus dikeluarkan untuk menanggulanginya.Karenanya, upaya pencegahan harus mendapat perhatianpenuh, serta pengamatan dini secara terus-menerus sangatpenting.

Penyakit pada tanaman karet dengan kerugian besarumumnya disebabkan oleh cendawan. Penyakit yangdisebabkan oleh bakteri dan virus kerugiannya tidak begitubesar. Penyakit tanaman karet menyerang dari wilayah akar,batang, bidang sadap, hingga daun.

a. Penyakit Akar Putih. Disebut dengan penyakit akarputih karena di akar tanaman yang terserang terlihat miseliajamur berbentuk benang berwarna putih yang menempel

Budidaya dan Pasca Panen KARET 61

kuat dan sulit dilepaskan. Akar tanaman yang terinfeksi akanmenjadi lunak, membusuk, dan berwarna cokelat.

Cendawan penyebab penyakit akar putih adalahRigidoporus lignosus yang membentuk badan buah sepertitopi di akar, pangkal batang, dan tunggul tanaman. Badanbuah cendawan ini berwarna jingga kekuningan denganlubang-lubang kecil di bagian bawah tempat spora. Jikasudah tua, badan buah tersebut akan mengering danberwarna cokelat.

Gejala-gejala lain serangan penyakit akar putihtampak dari memucatnya daun-daun dengan tepi ujungnyaterlipat ke dalam. Daun-daun tersebut selanjutnya gugurdan ujung rantingnya mati. Sebagai upayamempertahankan diri, tanaman yang sakit akanmenumbuhkan daun, bunga, dan buah sebelum waktunya.Memastikan secara dini tanaman karet terserang penyakitakar putih atau tidak, bisa dilakukan pemeriksaan tajuk danakar dengan bantuan mulsa.

Akar putih termasuk penyakit berbahaya jika dilihatdari akibat yang ditimbulkannya. Prevalensi seranganpenyakit tertinggi terjadi pada tanaman muda berumur 2 -4 tahun, meskipun bisa juga menyerang tanaman berumurenam tahun. Serangan pada umur tiga tahun bisamengakibatkan kematian dalam waktu enam bulan sejakterinfeksi dan pada umur enam tahun menyebabkankematian setelah setahun terserang.

62 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Infeksi penyakit akar putih terjadi karenapersinggungan akar sehat dengan sisa-sisa akar tanamanlama yang mengandung spora cendawan ini.Penyebarannya bisa dengan bantuan angin yangmenerbangkan spora ini. Spora yang jatuh di tunggul atausisa tanaman yang mati akan membentuk koloni. Daritunggul ini jamur menjalar ke akar dan akhirnyamenginfensi akar-akar sehat di sekitarnya.

b. Penyakit Akar Merah. Jika penyakit akar putihcenderung menyerang tanaman muda (berumur 2 - 4tahun), penyakit akar merah justru lebih banyak menyerangtanaman dewasa atau bahkan yang mulai menua. Meskipunberbahaya, kematian tanaman baru terjadi lima tahunsetelah terinfeksi. Gejala yang bisa dilihat dari seranganpenyakit ini adalah terjadinya perubahan warna daun darihijau menjadi hijau pucat suram, menguning, dan akhirnyaberguguran.

Disebut dengan penyakit akar merah karena jika tanahdi daerah perakaran tanaman yang sakit dibongkar akanterlihat miselia jamur berwarna merah muda sampai merahtua di akar-akarnya. Miselia tersebut menempel sangat eratdan mengikat butiran tanah, sehingga menjadi sepertiberkerak. Jika sudah kering, miselia tersebut akan berwarnaputih, tetapi kalau dibasahi dengan air akan kembaliberwarna merah.

Infeksi terjadi jika akar tanaman sehat bersentuhandengan akar tanaman sakit atau akar yang mengandungspora cendawan penyebab penyakit akar merah. Infeksi jugaterjadi jika spora jatuh di leher akar karena tiupan angin.Pencegahan dan pengendalian penyakit ini sama dengan

Budidaya dan Pasca Panen KARET 63

pencegahan dan pengendalian penyakit akar putih.

Penyakit yang menyerang batang

a. Jamur Upas. Penyakit jamur upas disebabkan olehcendawan Corticium salmonicolor yang memiliki empattingkat perkembangan. Tahap pertama atau sering disebutdengan tahap sarang laba-laba adalah terbentuknya lapisantipis berwarna putih di permukaan kulit. Tahap selanjutnyaakan berkembang membentuk sekumpulan benang jamur,biasa disebut dengan tahap bongkol. Pada tahap ketigaatau tahap kortisium, terbentuk lapisan kerak berwarnamerah muda. Tahap terakhir atau tahap nekator adalahterbentuknya lapisan tebal berwarna merah tua.

Penyakit jamur upas menyerang percabangan ataubatang tanaman, sehingga cabang dan tajuk mudah patah.Gejala penyakit ini adalah munculnya benang-benangberwarna putih seperti sutera di pangkal atau bagian ataspercabangan. Dalam perkembangannya, benang-benangtersebut membentuk lapisan kerak berwarna merah danakhirnya menjadi lapisan tebal berwarna merah tua.

Batang yang terinfeksi akan mengeluarkan cairanlateks berwarna cokelat kehitaman yang meleleh dipermukaan batang tanaman. Lama-kelamaan kulit tanamanyang terinfeksi akan membusuk, berwarna hitam,mengering, dan mengelupas. Bagian kayu di bawah kulitakan rusak dan menghitam. Pada serangan yang lebihparah, tajuk percabangan akan mati dan mudah patah olehtiupan angin.

b. Kanker Bercak. Penyakit kanker bercak munculakibat infeksi jamur Phytophthora palmivora yang memiliki

64 Budidaya dan Pasca Panen KARET

benang-benang hifa berwarna putih yang kurang jelasdilihat dengan mata telanjang. Jamur ini berkembang biakdengan spora yang bisa bertahan hidup lama di dalamtanah.

Gejala serangan penyakit ini tidak mudah dikenalikarena serangannya dimulai dari bawah kulit. Kulit yangsakit baru terlihat jika dilakukan pengerokan kulit batangatau kulit cabang, yaitu adanya warna cokelat kemerahandengan bercak-bercak besar meluas ke samping, kambium,dan bagian kayu. Bagian yang sakit biasanya mengeluarkancairan lateks berwarna cokelat kemerahan dengan baubusuk. Kadang-kadang terjadi pengumpulan lateks dibawah kulit, sehingga membuat kulit batang pecah danmembuka. Di bagian terbuka tersebut sering dimasukiserangga penggerek batang.

Penyakit ini menimbulkan kerusakan pada kulit batangdi luar bidang sadap atau kulit percabangan, sehinggatanaman akan merana dan akhirnya mati. Penyakit ini lebihbanyak menyerang tanaman karet di kebun-kebunberkelembaban tinggi atau terletak di daerah beriklimbasah.

Angin dan hujan bisa menjadi sarana penyebaranpenyakit ini. Angin menerbangkan spora dan percikan airhujan di tanah dekat tanaman bisa memindahkan spora daritanah ke batang tanaman sehat. Agar pengendalianpenyakit dapat dilakukan sedini mungkin, selama musimhujan seminggu sekali harus dilakukan pemeriksaantanaman.

c. Busuk Pangkal Batang. Cendawan Botrydipbdiatheobromae adalah biang keladi penyakit busuk pangkal

Budidaya dan Pasca Panen KARET 65

batang. Jamur ini memiliki badan buah penghasil sporadalam jumlah banyak yang terdapat di kulit batang yangterinfeksi. Spora akan menyebar karena angin atau hujanuntuk menginfeksi tanaman sehat.

Penyakit busuk pangkal batang lebih seringmenyerang tanaman karet muda yang siap disadap, yaitutanaman berumur empat tahun dengan prevalensimencapai 66%. Pada tanaman berumur tiga tahun,prevalensi serangan mencapai 30% dan pada tanamanberumur lebih dari lima tahun kemungkinannya 0%.

Munculnya penyakit busuk pangkal batang dipicu olehkondisi tanaman yang jelek akibat kekurangan air karenakemarau yang berkepanjangan atau tanaman terluka olehalat-alat pertanian. Spora cendawan akan berkembang padakelembaban tinggi dan suhu udara rendah.

Gejala serangan penyakit busuk pangkal batang agaksulit dikenali, sehingga diperlukan ketelitian ataukecermatan. Di pangkal batang kulit terlihat kering danpecah-pecah, padahal kayu di bagian atasnya masih utuhdan baik. Lama-kelamaan kulit pecah-pecah tersebutmenghitam, bagian kayu rusak, dan menjalar ke atas. Bagianyang rusak dan terlihat seperti terbakar tersebut tingginyamencapai satu meter atau lebih bisa menyebabkan tanamanmudah patah karena tidak kuat menyangga tajuk.

Penyakit yang menyerang bidang sadap

a. Kanker Garis. Cendawan penyebab penyakitkanker garis sama dengan biang keladi kanker bercak, yakniPhytophthora palmivora. Infeksi cendawan ini

66 Budidaya dan Pasca Panen KARET

mengakibatkan kerusakan berupa benjolan-benjolan ataucekungan-cekungan di bekas bidang sadap lama, sehinggapenyadapan berikutnya sulit dilakukan. Penyakit iniumumnya berjangkit di kebun-kebun berkelembabantinggi, terletak di wilayah beriklim basah, serta di kebun-kebun yang penyadapannya terlalu dekat dengan tanah.

Gejala serangan penyakit kanker garis dapat dilihatdari adanya selaput tipis putih dan tidak begitu jelasmenutup alur sadap. Jika dikerok atau diiris, di bawah kulityang terletak di atas irisan sadap terlihat garis-garis tegakberwarna cokelat kehitaman. Dalam perkembangannya,garis-garis ini akan menyatu membentuk jalur hitam yangtampak seperti retakan membujur di kulit pulihan.

Pada beberapa kasus, di bawah kulit yang baru pulihakan terbentuk gumpalan lateks yang bisa menyebabkanpecahnya kulit. Dari pecahan kulit ini akan keluar tetesan-tetesan lateks berwarna cokelat yang berbau busuk. Karenarusak, pemulihan kulit akan terhambat. Agar pengendalianpenyakit bisa dilakukan sedini mungkin, perlu dilakukanpemeriksaan yang cermat pada seluruh tanaman setiap harisadap selama musim hujan.

Usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk pencegahanpenyakit ini sebagai berikut.

- Penyadapan jangan terlalu dalam dan tidak terlalu dekatdengan tanah. Sebelum digunakan pisau sadap diolesifungisida Difolatan 4 F 1 % atau Difolatan 80 WPl %.

Pengendaliannya bisa dilakukan sebagai berikut.

- Mengoleskan fungisida Difolatan 4 F 2%, Difolatan 80WP 2%, Demosan 0,5%, atau Actidione 0,5 % di jalur

Budidaya dan Pasca Panen KARET 67

selebar 5—10 cm di atas dan di bawah alur sadapmenggunakan kuas segera setelah dilakukanpenyadapan atau paling baik setelah pemungutan lateksyang belum membeku. Setelah sembuh, bidang sadapditutup dengan Secony CP 2295 A.

b. Mouldy rot. Penyebab penyakit mouldy rot adalahcendawan Ceratocystis jimbriata dengan benang-benanghifa yang membentuk lapisan berwarna kelabu di bagianyang terserang. Spora banyak dihasilkan di bagian tanamanyang sakit dan bisa bertahan lama dalam kondisi kering.

Akibat yang ditimbulkan penyakit ini sarat dengankanker garis, yaitu menimbulkan luka-luka di bidang sadap,sehingga pemulihan kulit menjadi terganggu. Luka-lukatersebut meninggalkan bekas bergelombang di bidangsadap, sehingga menyulitkan penyadapan berikutnya.Bahkan, dalam beberapa kasus bidang sadap menjadi rusak,sehingga tidak bisa dilakukan penyadapan lagi.

Penyakit ini mudah berjangkit pada musim hujan,terutama di daerah-daerah berkelembaban tinggi danberiklim basah. Penyadapan yang terlalu dekat dengantanah juga bisa memicu serangan penyakit ini. Penularanpenyakit ini melalui spora yang diterbangkan angin,sehingga jangkauan penyebarannya menjadi luas. Penularanbisa juga melalui pisau sadap yang baru saja digunakanmenyadap tanaman yang sakit.

Gejala serangan penyakit ini ditandai denganmunculnya selaput tipis berwarna putih di bidang sadap didekat alur sadap. Dalam perkembangannya, selaputtersebut membentuk lapisan seperti beledu berwarna

68 Budidaya dan Pasca Panen KARET

kelabu sejajar alur sadap. Jika lapisan ini dikerok akanterlihat bintik-bintik berwarna cokelat atau hitam.

Lebih lanjut, serangan ini akan meluas ke kambiumdan bagian kayu. Serangan dikategorikan sudah parah jikabagian yang sakit terlihat membusuk berwarna hitamkecokelatan. Bekas serangan tersebut akan membentukcekungan berwarna hitam seperti melilit sejajar alur sadap.

Pencegahannya bisa dilakukan dengan cara sebagaiberikut.

- Jarak tanam jangan terlalu rapat dan tanaman penutuptanah rutin dipangkas agar kebun tidak lembab.

- Kegiatan penyadapan jangan terlalu sering dan jika perlusaat serangan menghebat kegiatan penyadapandihentikan.

- Sebelum penyadapan, pisau yang akan digunakandicelupkan ke larutan Difolatan 4 F 1% atau Difolatan 80WP 1%.

c. Brown Blast. Penyakit brown blast bukandisebabkan oleh infeksi mikroorganisme, melainkan karenapenyadapan yang terlalu sering, apalagi jika disertaipenggunaan bahan perangsang lateks. Penyakit ini jugasering menyerang tanaman yang terlalu subur, berasal daribiji, dan tanaman yang sedang membentuk daun baru.

Gejala penyakit ini dapat dilihat dengan tidakmengalirnya lateks dari sebagian alur sadap. Beberapaminggu kemudian seluruh alur sadap menjadi kering dantidak mengeluarkan lateks. Bagian yang kering berubahwarna menjadi cokelat karena terbentuk gum (blendok).

Budidaya dan Pasca Panen KARET 69

Kulit menjadi pecah-pecah dan di batang terjadipembengkakan atau tonjolan.

Penyakit ini berbahaya karena bisa menurunkanproduktivitas lateks dalam jumlah yang cukup signifikankarena alur sadap mengering, sehingga tidak bisamengalirkan lateks. Meskipun tidak mematikan dan tidakmenular ke tanaman lain, penyakit ini bisa meluas ke kulityang seumur di tanaman yang sama. Agar penyakit initerdeteksi sejak dini, perlu dilakukan pemeriksaan tanamansetiap hari, terutama di kebun-kebun yang disadap denganintensitas terlalu tinggi.

Beberapa upaya pengendalian yang bisa dilakukansebagai berikut.

- Jangan melakukan penyadapan terlalu sering dandianjur-kan mengurangi penggunaan bahan perangsanglateks, terutama pada klon-klon yang peka terhadapbrown blast, seperti PR 255, PR 261, dan BPM 1.

- Tanaman yang kulitnya tidak bisa disadap lagi sebaiknyatidak disadap .

Penyakit yang menyerang daun

a. Colletotrichum. Penyakit colletotrichum disebabkanoleh cendawan Colletotrichum gloeosporoides dengan gejala-gejala berupa daun muda tampak lemas berwarna hitam,keriput, bagian ujung mati, menggulung, dan akhirnyaberguguran. Sementara itu, serangan pada daun tuamenunjukkan gejala-gejala adanya bercak cokelat atauhitam, berlubang, mengeriput, dan sebagian ujungnya mati.

70 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Pucuk, ranting, dan buah memperlihatkan gejala sepertipada daun.

Daun-daun yang terinfeksi cendawan ini kemudiangugur, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.Serangan penyakit ini umumnya terjadi di perkebunan yangtanamannya baru saja membentuk daun-daun muda,biasanya pada musim hujan. Kebun-kebun yang terletak ditempat tinggi dengan curah hujan tinggi juga mudahterserang penyakit ini.

Penyebaran penyakit ini terjadi melalui spora yangditerbangkan oleh angin atau hujan. Penyebaran spora iniumumnya terjadi pada malam hari, terutama saat hujanturun.

Beberapa usaha pencegahan yang bisa dilakukansebagai berikut.

- Mempercepat pembentukan daun-daun muda denganpemupukan intensif, dimulai dari munculnya kuncupsampai daun menjadi hijau.

Pemeriksaan tanaman harus dilakukan sedini mungkinagar jika terjadi serangan segera bisa dikendalikan lebihcepat. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan denganmenyemprotkan fungisida Dithane M 45 0,25%, Manzate M200 0,2%, Cobox 0,5%, dan Capravit 0,5% seminggu sekaliselama lima kali. Penggunaan Cobox dan Capravit jangandilakukan saat penyadapan karena bisa menurunkan mutulateks.

b. Phytophthora. Phytophthora tergolong penyakitdaun, tetapi gejalanya justru terlihat pada buah yangberwarna hitam dan kemudian membusuk. Dari bagian ini

Budidaya dan Pasca Panen KARET 71

penyakit akan menular ke daun dan tangkainya, sehinggabeberapa minggu kemudian daun dan tangkai tersebutgugur. Daun yang berguguran tetap berwarna hijau, tetapidi sepanjang tangkainya terdapat bercak-bercak hitam dangumpalan lateks.

Cendawan Phytopthora botriosa atau Phytopthorapalmivora adalah penyebab penyakit ini. Spora cendawan-cendawan ini banyak terdapat di pucuk tanaman, tetapi bisajuga bertahan di daun yang gugur atau di dalam tanah.Penyakit ini umumnya berjangkit pada musim hujan denganpenularan melalui spora yang dibawa air hujan atau angin.

Pencegahan penyakit phytopthora bisa dilakukandengan tidak menanam klon-klon yang peka terhadappenyakit ini, seperti PB 86, PRIM 600, Tjir 1, atau PR 107.Pencegahan lain sekaligus pengendaliannya dilakukandengan menyemprotkan fungisida Cobox atau Cupravitdengan dosis dan frekuensi yang bisa dibaca dikemasannya. Penyemprotan sebaiknya menggunakan mistblower.

c. Corynespora. Penyebab penyakit corynesporaadalah cendawan Corynespora casssiicola dengan hifaberwarna hitam pucat yang kurang jelas terlihat dipermukaan daun. Cendawan ini mempunyai inang yangbanyak, seperti singkong, akasia, angsana, dan pepaya.

Mula-mula penyakit ini diketahui berjangkit diperkebunan karet di Malaysia pada tahun 1960. DariMalaysia, penyakit ini menyebar ke India pada tahun 1961dan pada tahun 1969 kedapatan menyerang perkebunankaret di Nigeria. Pada tahun 1980 penyakit ini masuk ke

72 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Sumatera Utara, tahun 1982 ke Jawa Tengah, dan 1984 keJawa Barat.

Penyebaran penyakit ini melalui spora yang terbawaterbang oleh angin. Meskipun serangannya bisa dikatakanlambat, penyakit ini dianggap sebagai salah satu penyakityang berbahaya.

Gejala serangan penyakit ini tampak dari daun mudayang berbercak hitam seperti menyirip, lemas, pucat,ujungnya mati, dan akhirnya menggulung. Serangan padadaun tua juga menunjukkan gejala berbercak hitam danmenyirip. Bercak ini akan meluas sejajar urat daun dankadang-kadang tidak teratur. Pusat bercak berwarnacokelat atau kelabu, kering, dan berlubang. Daun-dauntersebut menjadi kuning, cokelat kemerahan, dan akhirnyagugur.

Pengendalian penyakit ini bisa dilakukanmenggunakan fungisida Mankozeb dan Tridemorf dengandosis dan interval tertera di labelnya, terutama untuktanaman yang belum disadap. Sementara itu, untuktanaman yang telah disadap dan tingginya lebih daridelapan meter sebaiknya dilakukan pengabutanmenggunakan Tridemorf atau Calixin 750 dengan dosis 500ml/ hektar, seminggu sekali selama 3 - 4 minggu.

d. Helminthosporium. Cendawan Helminthosporiumheveae dengan hifa berwarna putih dan spora berwarnacokelat merupakan penyebab penyakit ini. Penyakithelminthosporium yang juga kerap disebut dengan penyakitmata burung ini sering menyerang tanaman muda dipesemaian atau pembibitan, sehingga mengakibatkan

Budidaya dan Pasca Panen KARET 73

pertumbuhan terhambat dan waktu okulasinya punterhambat.

Serangan penyakit ini sering terjadi pada musimkemarau, terutama pada tanaman yang terlalu banyakdipupuk nitrogen, kondisi lemah, dan kekurangan air.Penyebaran penyakit helminthosporium melalui spora yangditerbangkan angin, terbawa hujan, atau alat-alat pertanianmengandung spora yang mengenai tanaman sehat.

Gejala infeksi penyakit ini adalah daun-daun mudamenjadi hitam, menggulung, dan kemudian gugur.

74 Budidaya dan Pasca Panen KARET

BAB

Penyadapan

Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokokdari pengusahaan tanaman karet. Tujuannya adalahmembuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar latekscepat mengalir. Kecepatan aliran lateks akan berkurang bilatakaran cairan lateks pada kulit berkurang.

Kulit karet dengan tinggi 260 cm dari permukaantanah merupakan modal petani karet untuk memperolehpendapatan selama kurun waktu sekitar 30 tahun. Olehsebab itu, penyadapan harus dilakukan dengan hati-hatiagar tidak merusak kulit tersebut. Jika terjadi kesalahandalam penyadapan maka produksi lateks akan berkurang.

Untuk memperoleh hasilsadap yang baik, penyadapanharus mengikuti aturan tertentuagar diperoleh produksi yangtinggi, menguntungkan, sertaberkesinam-bungan dengan tetapmemperhati-kan faktor kesehatantanaman. Beberapa aturan yangperlu diper-hatikan dalampenyadapan adalah sebagaiberikut:.

A. Penentuan Matang Sadap

Budidaya dan Pasca Panen KARET 75

Sebelum dilakukan penyadapan harus diketahuikesiapan atau kematangan pohon karet yang akan disadap.Cara menentukan kesiapan atau kematangannya adalahdengan melihat umur dan mengukur lilit batangnya.

Kebun karet yang memiliki tingkat pertumbuhannormal siap disadap pada umur lima tahun dengan masaproduksi selama 25 - 35 tahun. Namun, hal ini dianggaptidak tepat karena adanya faktor-faktor lain yang jugamempengaruhi pertumbuhan tanaman, tetapi tidak tampakdan tidak bisa dikontrol oleh manusia. Seandainyamemungkinkan, pohon karet yang masih berumur di bawahlima tahun pun sudah bisa disadap. Akan tetapi, hampirsemua tanaman rata-rata bisa disadap di atas umur limatahun.

Melihat kekurangan seperti yang diuraikan di atasmaka penentuan matang sadap dengan memperhatikanumur tanaman hanya dijadikan sebagai dasar, bukansebagai patokan mutlak. Artinya, umur menjadi dasar untukmelihat kematangan pohon dengan cara lainnya, yaitumengukur lilit batang.

Pengukuran lilit batang merupakan cara yangdianggap paling tepat untuk menentukan matang sadap.Pohon karet siap sadap adalah pohon yang sudah memilikitinggi satu meter dari batas pertautan okulasi atau daripermukaan tanah untuk tanaman asal biji dan memilikilingkar batang atau lilit batang 45 cm. Kebun karet mulaidisadap bila 55% pohonnya sudah menunjukkan matangsadap. Jika belum mencapai 55% maka sebaiknyapenyadapan ditunda. Penyadapan yang dilakukan sebelummencapai persentase tersebut akan mengurangi produksilateks dan akan mempengaruhi pertumbuhan pohon karet.

76 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Kebun yang dipelihara dengan baik biasanya memiliki 60 -70% jumlah tanaman berumur 5 - 6 tahun yang berlilitbatang 45 cm.

B. Peralatan Sadap

Peralatan sadap menentukan keberhasilanpenyadapan. Semakin baik alat yang digunakan, semakinbaik hasilnya. Berbagai peralatan sadap yang digunakanadalah sebagai berikut.

1. Mal sadap atau patronMal sadap dibuat dari sepotong kayu dengan panjang

130 cm yang dilengkapi pelat seng selebar ± 4 cm danpanjangnya antara 50 - 60 cm. Pelat seng dengan kayumembentuk sudut 120°. Kegunaan mal sadap atau patronini adalah untuk membuat gambar sadapan yangmenyangkut kemiringan sadapannya.

2. Pisau sadapPisau sadap ada dua macam, yaitu pisau untuk sadap

atas dan pisau untuk sadap bawah. Pisau ini harusmempunyai ketajaman yang tinggi. Ketajaman pisauberpengaruh pada kecepatan menyadap dan kerapihansadapan.

Pisau sadap atas digunakanuntuk menyadap kulit karet padabidang sadap atas, ketinggian di atas130 cm. Sedangkan pisau sadapbawah digunakan untuk menyadapkulit karet pada bidang sadap bawah,ketinggian mulai 130 cm ke arah

Budidaya dan Pasca Panen KARET 77

bawah. Pisau sadap mempunyaitangkai yang panjang untukmempermudah penyadapan daripermukaan tanah.

Pisau sadap bentuknya beragam sesuai anjuranperkebunan karet yang bersangkutan. Di Indonesia ada tigamacam bentuk pisau sadap yang digunakan, yaitu pisausadap fauna buatan Jerman, pisau sadap PTP X, dan pisausadap biasa.

3. Talang lateks atau spoutTalang lateks terbuat dari seng dengan lebar 2,5 cm

dan panjangnya antara 8 - 10 cm. Pemasangan talang latekspada pohon karet dilakukan dengan cara ditancapkan 5 cmdari titik atau ujung terendah irisan sadapan.Penancapannya hendaknya tidak terlalu dalam agar tidakmerusak lapisan kambium atau pembuluh empulur karet.Talang lateks digunakan untuk mengalirkan cairan lateksatau getah karet dari irisan sadap ke dalam mangkuk.

4. Mangkuk atau cawanMangkuk atau cawan digunakan untuk menampung

lateks yang mengalir dari bidang irisan melalui talang.Mangkuk ini biasanya dibuat dari tanah liat, plastik, ataualuminium. Setiap jenis mempunyai kelebihan dankelemahan sendiri-sendiri. Mangkuk dari tanah liatharganya murah dan mudah didapat, tetapi mudah pecah.Mangkuk dari plastik tahan lama, tetapi harganya agakmahal dan agak sulit dicari.

Sedangkan mangkuk darialuminium sulit dicari danharganya mahal, tetapi tahan lama

78 Budidaya dan Pasca Panen KARET

dan bisa menjamin kualitas lateks.Mangkuk dipasang 10 cm di bawahtalang lateks.

Mangkuk dan cincin5. Cincin mangkuk

Cincin mangkuk merupakan alat yang harusdisediakan dalam penyadapan karet. Cincin ini digunakansebagai tempat meletakkan mangkuk sadap atau cawan.Bahan yang digunakan adalah kawat. Untukmenggantungnya pada pohon karet tidak boleh memakaipaku atau bahan lain yang runcing karena akan merusakkambium dan bidang sadap. Biasanya cincin inidigantungkan atau dicantolkan pada tali cincin. Diametercincin dibuat sedikit lebih besar dari ukuran mangkuk sadapagar mangkuk bisa masuk pada cincin.

6. Tali cincinTali cincin digunakan untuk mencantolkan cincin

mangkuk sehingga mutlak harus disediakan. Biasanya talicincin dibuat dari kawat atau ijuk. Letaknya pada pohonkaret disesuaikan dengan keadaan cincin mangkuk, jangansampai terlalu jauh dari cincin mangkuk. Sebagaimanatalang lateks, kedudukan tali cincin juga berubah tiapperiode tertentu.

7. MeteranMeteran digunakan untuk menentukan tinggi bidang

sadap dan mengukur lilit batang pohon karet. Oleh karenaitu, meteran tidak bisa lepas dari kegiatan persiapanpenyadapan. Meteran yang digunakan terbuat dari kayu(panjang 130 cm) dan dari bahan lunak atau kulit, seperti

Budidaya dan Pasca Panen KARET 79

dijual di toko-toko. Meteran kulit disebut juga meterangulung dengan panjang 150 - 200 cm. Meteran kayudigunakan untuk mengukur tinggi sadapan, sedangkanmeteran gulung digunakan untuk mengukur lilit batang.

8. Pisau malPisau mal digunakan untuk menoreh kulit batang

karet saat akan membuat gambar bidang sadap. Alat inidibuat dari besi panjang dengan ujung runcing danpegangannya terbuat dari kayu atau plastik. Bagian runcinginilah yang digunakan untuk menoreh kulit batang pohonkaret.

9. Quadri atau sigmatAlat ini digunakan untuk mengukur tebalnya kulit

yang disisakan saat penyadapan.Tujuannya agarpenyadapan tidak sampai melukai kambium atau pembuluhempulurnya. Quadri atau sigmat terbuat dari besi, bagianujungnya seperti jarum dengan panjang 1 - 1,5 mm.

10. Penggambaran bidang sadap

Untuk memperoleh hasil sadap yang baik danbanyak, penggambaran bidang sadap tidak bolehterpisahkan dari rangkaian kegiatan penyadapan. Kesalahanpenggambaran akan mengakibatkan kesalahan pembuatanbidang sadap nantinya. Langkah-langkah yang harus dibuatdalam melakukan penggambaran bidang sadap ini adalahpenentuan tinggi bukaan sadap, penentuan arah sadapyang benar, dan penentuan panjang irisan sadap.

Tinggi bidang sadap berpengaruh langsung padajumlah pembuluh lateks. Semakin tinggi bidang sadap,

80 Budidaya dan Pasca Panen KARET

semakin kurang pembuluh lateksnya sehingga lateks yangdihasilkan sedikit.

Untuk sadapan bawah pada pohon karet asal biji,tinggi bukaan sadapan pertama pada sadapan pertamaadalah 90-100 cm dari permukaan tanah sampai ujung atautitik terendah irisan sadapan. Tinggi bukaan sadapanpertama pada bidang sadapan kedua adalah 130 cm daripermukaan tanah. Sedangkan pada pohon karet asalokulasi, bukaan sadapan pertama pada bidang sadappertama dilakukan pada ketinggian 130 cm dari bataspertautan bidang okulasi sampai titik terendah irisansadapan.

Untuk sadapan atas, baik pada tanaman asal bijimaupun okulasi, bidang sadap dilakukan pada ketinggiansekitar 260 cm dari permukaan tanah pada sisi yangberseberangan dengan sadapan bawah. Penyadapandilakukan terus hingga titik terendah sadapan atas denganjarak 10 cm dari titik tertinggi sadapan bawah.

Pada tanaman susulan, tinggi bukaan sadapanpertama adalah 130 cm dari batas pertautan okulasi ataupada ketinggian yang sama dengan tanaman lain yangsudah disadap. Cara ini dilakukan untuk menyeragamkantinggi sadapan pada kebun yang tidak secara keseluruhanmenunjukkan matang sadap.

Gambar bidang sadap berbentuk potongan spiral darikiri atas ke kanan bawah yang membentuk sudut 30 - 45°terhadap garis horizontal. Pembuatan sudut yang miring inidibantu dengan mal sadap. Arah bidang sadap jangansampai terbalik karena sangat erat hubungannya denganproduksi lateks. Arah sadap yang benar akan memotong

Budidaya dan Pasca Panen KARET 81

pembuluh lateks lebih banyak dibanding arah sadap yangsalah atau terbalik. Kemiringan lebih besar dari 45° jugaberpengaruh pada produksi lateks. Pembuluh lateks yangterbentuk karena irisan dengan sudut yang lebih besar tidakakan sejajar dengan bidang vertikal batang karet. Disamping berpengaruh pada produksi lateks, kemiringanbidang sadap juga berpengaruh pada kecepatan aliranlateks. Lebih cepat lateks mengalir berarti akan mengurangijumlah lateks yang mengering pada bidang irisan.

C. Pelaksanaan Penyadapan

Kulit karet yang akan disadap harus dibersihkanterlebih dahulu agar pengotoran pada lateks dapat dicegahsedini mungkin. Dalam pelaksanaan penyadapan ada hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu ketebalan irisan,kedalaman irisan, waktu pelaksanaan, dan pemulihan kulitbidang sadap.

1. Ketebalan irisan sadapLateks akan mengalir keluar jika kulit batang diiris.

Aliran lateks ini semula cepat, tetapi lambat laun akanmenjadi lambat dan akhirnya berhenti sama sekali. Lateksberhenti mengalir karena pembuluhnya tersumbat olehlateks yang mengering. Jenis klon berpengaruh pada cepatlambatnya penyumbatan pada pembuluh lateks. Untukmengalirkan lateks kembali, pembuluh lateks harus dibukadengan cara mengiris kulit pohon karet.

Pengirisan kulit tidak perlu tebal. Pemborosan dalampengirisan kulit berarti akan mempercepat habisnya kulitbatang karet yang produktif sehingga masa produksinyamenjadi singkat.

82 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Tebal irisan yang dianjurkan adalah 1,5 - 2 mm.Konsumsi kulit per bulan atau pertahun ditentukan olehrumus sadap yang digunakan. Contoh rumus sadap : S/2,d/2, 100% S/l, d/4, 100% ; atau S/2, d/3,67%. Arti darirumus tersebut adalah S/2 berarti penyadapan setengahlingkaran batang pohon, d/2 artinya pohon disadap 2 harisekaii, dan 100% artinya intensitas sadapan. Bila disadapsetiap 2 hari sekali maka kulit karet yang terpakai 2,5cm/bulan atau 10 cm/kuartal atau 30 cm/tahun. Jikadisadap 3 hari sekali maka kulit karet yang terpakai adalah 2cm/ bulan atau 8 cm/kuartal atau 24 cm/tahun.

Agar lebih mudah dikontrol maka pada bidang sadapatau kulit pohon karet biasanya diberi tanda-tandapembatas untuk melakukan pengirisan. Tanda-tanda inibiasanya dibuat untuk konsumsi per kuartal atau per 2bulan dengan jumlah tanda 2 - 3 buah.

2. Kedalaman irisan sadapJika tebal irisan berpengaruh pada banyaknya kulit

yang dikonsumsi pada saat penyadapan maka tebalnyairisan sangat berpengaruh pada jumlah berkas pembuluhlateks yang terpotong. Semakin dalam irisannya, semakinbanyak berkas pembuluh lateks yang terpotong. Ketebalankulit hingga 7 mm dari lapisan kambium memiliki pembuluhlateks terbanyak. Oleh sebab itu, sebaiknya penyadapandilakukan sedalam mungkin, tetapi jangan sampaimenyentuh lapisan kambiumnya.

Kedalaman irisan yang dianjurkan adalah 1 - 1,5 mmdari lapisan kambium. Bagian ini harus disisakan untukmenutupi lapisan kambium. Jika dalam penyadapan lapisankambium tersentuh maka kulit pulihan akan rusak dannantinya berpengaruh pada produksi lateks.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 83

Pada sadapan berat atau sadapan mati, kedalamansadapan harus kurang dari 1 mm sisa kulit. Penyadapanyang terlalu dangkal menyebabkan berkurangnya berkaspembuluh lateks yang terpotong, terutama bagian dalamyang merupakan bagian yang paling banyak mengandungpembuluh lateks. Dengan berkurangnya pembuluh lateksyang teriris maka jumlah lateks yang keluar semakin sedikit.

Untuk mengetahui apakah lapisan kambium sudahterlalu dekat, biasanya penyadap menggunakan quadri atausigmat. Ujung yang tajam dari alat ini ditusukkan pada sisakulit batang. Bila jarum quadri atau sigmat telah masuksemuanya ke dalam sisa kulit batang dan masih terasa lunakmaka kulit sisa yang menutupi kambium masih lebih dari 1,5mm. Bila terasa keras maka kulit sisanya sekitar 1,5 mm.Pengukuran kedalaman irisan sadap sangat besarpengaruhnya terhadap kelanjutan produksi dari pohon karetyang bersangkutan.

3. Waktu penyadapanLateks bisa mengalir keluar dari pembuluh lateks

akibat adanya turgor. Turgor adalah tekanan pada dindingsel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel berpengaruh padabesar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyakisi sel, semakin besar pula tekanan pada dinding sel.Tekanan yang besar akan memperbanyak lateks yang keluardari pembuluh lateks. Oleh sebab itu, penyadapandianjurkan dimulai saat turgor masih tinggi, yaitu saatbelum terjadi pengurangan isi sel melalui penguapan olehdaun atau pada saat matahari belum tinggi.

84 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Penyadapan hendaknya dilakukan pada pagi hariantara pukul 5.00 - 6.00 pagi. Sedangkan pengumpulanlateksnya dilakukan antara pukul 8.00 - 10.00.

4. Pemulihan kulit bidang sadapPemulihan kulit pada bidang sadap perlu diperhatikan.

Salah dalam penentuan rumus sadap dan penyadapan yangterlalu tebal atau dalam akan menyebabkan pemulihan kulitbidang sadap tidak normal. Hal ini akan berpengaruh padaproduksi ataupun kesehatan tanaman. Bila semua kegiatanpendahuluan dilakukan dengan baik dan memenuhi syaratmaka kulit akan pulih setelah enam tahun. Dalam praktik,kulit pulihan bisa disadap kembali setelah sembilan tahununtuk kulit pulihan pertama dan setelah delapan tahununtuk kulit pulihan kedua. Penentuan layak tidaknya kulitpulihan untuk disadap kembali ditentukan oleh tebal kulitpulihan, minimum sudah mencapai 7 mm.

D. Frekuensi dan Intensitas Sadapan

Frekuensi sadapan merupakan selang waktupenyadapan dengan satuan waktu dalam hari (d), minggu(w), bulan (m), dan tahun (y). Satuan ini tergantung padasistem penyadapannya. Bila penyadapan dilakukan terus-menerus setiap hari maka penyadapan tersebut ditandaidengan d/1. Sedangkan bila dilakukan dengan selang duahari maka waktunya ditandai dengan d/2, demikianseterusnya.

Pada sadapan berkala atau secara periodik, lamanyapenyadapan ditandai dengan bilangan yang dibagi,sedangkan lamanya putaran atau rotasi sampai kulitdisadap kembali ditandai dengan bilangan pembagi.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 85

Sebagai contoh : 3 w/9 berarti disadap selama 3 minggudalam waktu 9 minggu atau masa istirahatnya 6 minggu.

Pada sadapan yang berpindah tempat, kulit batangdisadap pada dua bidang sadap yang berbeda dengan carabergantian menurut selang waktu tertentu.Tanda darisistem ini adalah perkalian dua faktor yang ditulis di antaratanda kurung. Kedua faktor itu adalah jumlah bidang sadapyang terpakai dan nilai bagi dari lamanya penyadapan.Sedangkan angka pembaginya adalah lamanya rotasisadapan. Misalnya :

d/2 (2 x 2 d/4) = Penyadapan dua bidang sadapsecara bergantian dengan pohonyang disadap dua hari sekali.

d/3 (2 x 3 d/6) = Penyadapan dua bidang sadapsecara bergantian dengan pohonyang disadap tiga hari sekali.

d/2 (2 x y/2) = Penyadapan pada dua bidangsadap secara bergantian setiap tahundengan pohon yang disadap dua harisekali.

Hasil perkalian angka-angka di dalam tanda kurungselalu satu sehingga tidak akan mempengaruhi perhitunganintensitas sadapan yang dinyatakan dalam satuan persen.Intensitas ini ditentukan oleh panjang irisan dan frekuensipenyadapan. Intensitas sadapan yang normal adalah 100%yang dinyatakan dengan tanda S/4, d/1,100%. Tanda iniartinya penyadapan setiap hari pada 1/4 spiral pohon. Atau,

86 Budidaya dan Pasca Panen KARET

S/2, d/2, 100% yang artinya penyadapan setiap dua harisekali pada 1 /2 spiral.

Perhitungan intensitas sadapan dilakukan denganmengalikan angka-angka pecahan pada rumus sadapandengan 400%. Misalnya :

S/2, d/2,100% berasal dari 1/2 x 1/2 x 400% = 100%

S/2, d/3,67% berasal dari 1/2 x 1/3 x 400% = 67%

2S/2,d/3,133 berasal dari 2 x 1/2 x 1/3x 400%= 133%

S/2, d/2,9m/12,75% berasal dari 1/2 x 1/2 x 9/12 x 400%= 75%.

S/4, d/2, (2 x 2d/4), 50% berasal dari 1/4 x 112 x 2/1 x2/4 x 400% = 50%

Perlu diperhatikan bahwa intensitas sadap 400%,disebut intensitas penyadapan berat atau sadapan mati.Pohon yang baru saja disadap biasanya intensitas sadapnyasebesar 67% dan baru bisa mencapai 100% pada tahunketiga.

E. Sistem Eksploitasi

Sistem eksploitasi tanaman karet adalah sistempengambilan lateks yang mengikuti aturan-aturan tertentudengan tujuan memperoleh produksi tinggi, secaraekonomis menguntungkan, dan berkesinambungan denganmemperhati-kan kesehatan tanaman.

Saat ini dikenal dua sistem eksploitasi, yaitu konven-sional dan stimulasi. Sistem eksploitasi konvensionalmerupa-kan sistem sadap biasa tanpa perangsang(stimulan), sedangkan sistem eksploitasi stimulasi

Budidaya dan Pasca Panen KARET 87

merupakan sistem sadap kombinasi dengan menggunakanperangsang.

Selain kedua sistem sadap tersebut, ada pula sistemsadap lain yang disebut sistem sadap tusuk atau sistemsadap mikro. Sistem ini merupakan sistem tusukan padajalur kulit yang telah diberi perangsang.

1. Sistem eksploitasi konvensionalSistem ini paling luas penggunaannya, baik oleh

perkebunan besar maupun perkebunan rakyat. Sistem inimemiliki kelebihan, antara lain tidak tergantung padaperang-sang dan sesuai dengan keadaan tanamanwalaupun kurang baik pertumbuhannya. Sedangkankelemahannya adalah kulit bidang sadap akan cepat habis,kemungkinan kerusakan kulit bidang sadap lebih besar,tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak, dan sangat sulitmeningkatkan produksi jika diinginkan. Jangka waktu yangdigunakan untuk sistem eksploitasi konvensional adalah 30tahun.

Tabel 5. Sistem ekploitasi sadapan konvensional

No. Subsistem Eksploitasi Jangka Waktu(tahun)

0 (1) Tanaman belum produktif 51(11) l/2S, d/3 22(11) l/2S, d/2 33(11) l/2S, d/2 44 (III) l/2S, d/2 45 (III) l/2S, d/2 4

88 Budidaya dan Pasca Panen KARET

6-7 (VI) l/2S, d/2(2xy/2) 48-9 (V) Sadap bebas 4Total 30

Sumber : Balai Penelitian Perkebunan SembawaKeterangan : 1/25 = sadapan setengah spiral arah ke atas

2. Sistem eksploitasi stimulasiPelaksanaan sistem ini lebih berat dibanding sistem

konvensional. Tidak semua klon karet bisa disebut baik jikadisadap dengan sistem stimulan. Di antara banyak klonkaret yang ada, masih ada yang tidak dapat memberirespons yang baik terhadap rangsangan. Sebagai patokan,jika kadar karet kering lateks lebih kecil dari 30% makaresponsnya terhadap rangsangan tidak baik.

Pemberian rangsangan dengan maksud meningkatkanproduksi dapat dilakukan pada pohon karet yang telahberumur lebih dari 15 tahun. Jika menggunakan sistemsadap intensitas rendah (S/2, d/4, 50% atau S/2, d/3, 67%)penggunaan rangsangan bisa dimulai pada tanaman yangberumur 10 tahun.

Tabel 6. Sistem eksploitasi sadapan stimulasi

No. Subsistem eksploitasi JangkaWaktu(tahun)

0 (III) Tanaman belum produktif 51 (III) I /2S, d/3 2

Budidaya dan Pasca Panen KARET 89

2 (III) l/2S,d/2 33 (III) l/2S,d/2 44 (III) l/2S,d/2 55 (III) l/2S,d/2 + St(G),W/2, 10m/12 46-7 (VI) l/2S,d/3 (2xy/2) + St(B), m/l, 10m/12 48-9 (V) Sadap bebas 3Total 30

Sumber : Balai Penelitian Perkebunan Sembawa

Keterangan :St (G), w/2, 10m/12 = Pemberian rangsangan (St) pada alur sadap (G)

dengan waktu pemberian dua minggu sekali(w/2) • selama periode 10 bulan dalamsetahun (dua bulan tidak distimulasi, yaitu saatpembentukan daun muda dan setelah sele-sainya gugur daun).

St (B), m/l, 10m/12 = Pemberian rangsangan pada kulit di bawahatau di atas irisan sadap (B) yang diberikansebulan sekali (ml I) selama 10 bulan dalamsetahun (2 bulan tanpa perangsang).

Pemberian rangsangan tanpa menurunkan intensitassadapan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman,terutama tanaman muda. Oleh karena itu, pemberianrangsangan pada tanaman muda tidak dianjurkan. Bahanperangsang lateks yang biasa dipakai adalah yang berbahanaktif ethephon dengan merek dagang Ethrel, ELS, danCepha.

Pemberian rangsangan pada pohon karet ada tigacara. Masing-masing sebagai berikut.

a) Untuk sadap bawah, bahan perangsang dioleskan tepatdi bawah irisan sadapan. Sedangkan untuk sadap atas,bahan perangsang dioleskan tepat di atas irisan

90 Budidaya dan Pasca Panen KARET

sadapan. Sebelum dioles dengan perangsang, kulitpohon perlu dikerok terlebih dahulu.

b) Bahan perangsang dioleskan pada alur sadapan.

c) Bahan perangsang dioleskan pada bidang sadap, yaitupada lapisan kulit yang tersisa di atas kambium. Cara inibiasanya dilakukan pada tanaman yang akandiremajakan sekitar 5 tahun kemudian.

Dari ketiga cara di atas, yang umum dilakukan olehpara penyadap adalah cara pertama. Jangka waktupemberian rangsangan pada alur sadapan adalah duaminggu sekali atau sebulan sekali. Sedangkan pada kulitatau bidang sadap, rangsangan diberikan setiap bulan ataudua bulan sekali. Cara dan frekuensi pemberian rangsangandapat mempengaruhi jumlah perangsang yang akandiberikan. Sebagai contoh, pada pemberian dua bulansekali, jumlah perangsang yang dibutuhkan adalah 1,5 - 2 g.Jumlah bahan aktif pada setiap kali pemberian rangsangandapat dihitung dengan rumus : (berat perangsang x %formulasi x 1.000 mg). Misalnya : Dalam 2 g Ethrel denganformulasi 5% terdapat: (2 x 5/100 x 1.000) = 1.000 mgbahan aktif.

Bahan perangsang yang diperlukan pada sistem alursebanyak 0,5-1g setiap kali pengolesan. Dengan memper-hatikan frekuensi pemberian bahan perangsang dan rumussadap maka lebar jalur atau bidang yang bisa diolesi dapatditentukan. Bila pemberian setiap bulan sekali denganrumus sadap S/2, d/2 maka lebar bidang pengolesan adalah15 x 1 - 1,5 mm = 15-22,5 mm. Sedangkan bilapemberiannya setiap dua bulan sekali dengan rumus sadapyang sama maka lebar bidang pengolesannya adalah 30 x 1

Budidaya dan Pasca Panen KARET 91

- 1,5 mm = 30 – 45 mm. Yang perlu diperhatikan adalahsetiap batas kulit yang diolesi harus diberi tanda.

Walaupun kelihatannya pemberian rangsangan inisangat mudah, tetapi hal-hal yang perlu diperhatikandidalam pemberian rangsangan sebagai berikut.

(1) Jangan menggunakan intensitas sadapan lebih dari100% pada setiap kali akan menggunakan bahanperangsang.

(2) Jangan menggunakan bahan perangsang pada saatterjadi gugur daun dan pembentukan daun baru, ataupada pertengahan musim hujan.

(3) Jangan menggunakan bahan perangsang pada tanamankaret yang kerdil, tanaman dengan pertumbuhan yangkurang baik, atau pada pemulihan kulit yang kurangbaik.

(4) Pemupukan dilakukan lengkap dengan dosis kalium : (K)yang lebih banyak dari biasanya (tanpa perangsang)pada waktu 4-6 bulan sebelum distimulasi. Selamapelaksanaan stimulasi jangka panjang, pemupukandilakukan lebih baik agar tanaman mampumempertahankan atau meningkat-kan produksinya.

(5) Pemberian bahan perangsang hanya dianjurkan padatanaman berumur di atas 15 tahun atau pada kulitpulihan.

(6) Jangan melakukan stimulasi terus-menerus selama masaproduksi sebab akan menurunkan produksi dantanaman menjadi lemah. Stimulasi dilakukan selama 6tahun saat produksi karet masih maksimal.

92 Budidaya dan Pasca Panen KARET

BAB

Pengolahan

Lateks segar yang dikumpulkan dari kebun dibawakepabrik pengolahan. Jenis pengolahan yang ditampilkanyaitu Sheet. Prinsip pengolahan jenis karet ini adalahmengubah lateks segar menjadi lembaran –lembaransheet.

Bak /Tangki penyaringan dan tangki Koagulasi

Budidaya dan Pasca Panen KARET 93

Tangki koagulasi berfungsi mengumpulkan lateksdengan bahan alumunium. Tangki ada yang berukuran 10x3 x 16 kaki dan di sekat-sekat lagi menjadi 76 atau 91ruangan yang lebih kecil. Ada juga yang berukuran kecilyaitu 300 x 70 x 40 cm dan di sekat-sekat menjadi 90ruangan kecil.

Selanjutnya karet Crepe adalah lateks segar dari kebunmenjadi lembaran crepe melalui proses penyaringan,pengenceran, pembekuan, penggilingan dan pengeringan.Perbedaannya dengan pengolahan sheet terletak padatahap penggilingan dan pengeringan Crepe.

Bandela-bandela crepe.

94 Budidaya dan Pasca Panen KARET

BAB

Analisis Usahatani

Analisis usaha tani dibutuhkan untuk mengetahuibiaya produksi yang merupakan input dan dibandingkandengan produksi/hasil (output) dari usaha pengelolaanperkebunan karet. Dengan analisis usaha tani dapat dilihatkelayakan usaha baik dari besarnya biaya yang sudahdikeluarkan serta perhitungan keuntungan yang akandidapat dari Investasi.

Biaya usaha tani setiap daerah bisa berbeda karenatingkat pengeluaran yang berbeda seperti upah tenagakerja, biaya transportasi, biaya bahan-bahan dan yang lain-lain.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 95

Pada pembukaan usaha perkebunan ada duakomponen utama yang dibutuhkan, yaitu biayasarana/prasarana dan tenaga kerja. Keduanyamembutuhkan biaya yang besar. Semakin luas lahan yangdibuka maka jumlah bibit, pupuk, peralatan dan tenagakerja semakin banyak .

Tabel 7. Analisis usahatani karetUraian Harga

satuan(Rp)

Tahun(dalam ribuan rupiah)

1 2 3 4 5 6 7 - 15P. lahan - 2.000 - - - - - -Bibit 4.000 1.840 - - - - - -PupukUreaTSPKCL

1.2002.0003.500

168240420

329450784

449600

1.050

549936588

538600875

1.8691.7501.050

1.9201.9502.875

PestisidaInsektisidaFungisida

60.00080.000

6080

6080

6080

6080

6080

6080

600800

AlatpertanianCangkulA.SadapSprayer

250.000575.000550.000

250-

550

---

250--

-575

-

250--

---

250-

550

Uraian Hargasatuan(Rp)

Tahun(dalam ribuan rupiah)

1 2 3 4 5 6 7 - 15T.KerjaPerataanBk lahanBuat lbngPenanamnPenyulamnPempukanPemlhraanPenyadapn

30.00030.00030.00030.00030.00030.00030.00040.000

750750600900200600700-

-----500400-

-----500500-

-----500600500

-----500600680

-----400600680

-----400600680

JUMLAHPENGE-LUARAN

10.108 2.603 3.489 4.388 4.183 6.489 10.625

96 Budidaya dan Pasca Panen KARET

TOTALPENGELU-ARANSELAMA15 TAHUN

Tahun 1 s/d tahun ke 15 = 41.840.000

Uraian JumlahProduksi(dalamkg

Tahun5 6 7 8 9 10 11 - 15

Penjualanlateksdenganharga Rp10.000/kg

9001.0001.1001.2501.300

9.00010.000

11.00012.500

13.000 13.000 13.000TOTALPENDAPAT-AN

THN 5 S/D 15 = 81.500.000

Keuntungan budi daya karet seluas satu hektar selama15 tahun sebesar Rp 81.500.000 – Rp 41.840.000 = Rp39.660.000.

A. Break Event Point (BEP)

Break event point atau sering disebut dengan titikbalik modal terjadi jika besarnya penerimaan sama denganmodal yang telah dikeluarkan. Titik balik modal dapat dilihatdari volume dan harga produksi

BEP Volume = Biaya produksi------------------ = 41.840.000Harga produksi -------------- = 4.184.

10.000

Artinya, titik balik modal dalam budi daya karet seluassatu hektar selama 15 tahun adalah jika produksi lateksmencapai 4.184 kg.

Budidaya dan Pasca Panen KARET 97

BEP Harga = Biaya produksi------------------- = 41.840.000

Volume produksi ------------------ =7.538,38

5.550Artinya titik balik modal dalam budi daya karet seluas

satu hektar selama 15 tahun, jika lateks dijual dengan hargaRp 7.538,73.

Harga ditingkat petani saat ini ( Juni 2010 ) hargalateks berkisar Rp 10.000 - Rp. 10.500 per kilogram, akanmemberikan keuntungan bagi petani karet.

B. B/C Ratio

B/C ratio merupakan ukuran perbandingan antarahasil penjualan dan biaya. Produksi sebagai cara untukmelihat ukuran kelayakan usaha. Jika B/C Ratio sebesardiatas 1, maka usaha dapat dikatakan layak.

B/C ratio = Hasil penjualan 81.500.000------------------- = -------------- = 1,94 .Biaya produksi 41.840.000

B/C ratio sebesar 1,94 berarti usaha budi daya karetlayak untuk diusahakan.

DAFTAR BACAAN

Balai Penelitian Perkebunan Sembawa, 1981. PenyadapanTanaman Karet, Seri Pedoman No.1.

98 Budidaya dan Pasca Panen KARET

Balai Penelitian Perkebunan Getas, Seri Buku Saku 01, 2007,Seri Buku Saku 02, 2007, Seri Buku Saku 03, 2007, SeriBuku Saku 04, 2007, dan Seri Buku Saku 05. 2007.

Chairil Anwar, 2007. Manajemen dan Teknologi BudidayaKaret. Makalah disampaikan pada Pelatihan TeknoEkonomi Agribisnis Karet, 18 Mei 2006. Jakarta.

Didit Heru Setiawan`dan Andoko Agus, 2008. PetunjukLengkap Budi Daya Karet, PT Agro Media Pustaka,Jakarta.

Ilahang, Budi, G. Wibawa, L. Joshi. 2006. Status dan Pengen-dalian Penyakit Jamur Akar Putih pada SistemWanatani Berbasis Karet Unggul di Kalbar. Makalahdisampaikan pada Lokakarya Nasional Jamur AkarPutih, Pontianak.

Island Boerhendy. 2010. Manajemen dan TeknologiBudidaya Tanaman Karet, Balai Penelitian Sembawa.

Puslitbang Tanaman Industri. 1998. Peremajaan, Rehabilitasidan Diversifikasi Usaha Tani Karet, 1998

Rosyid, Jahidin. 1994. Pola Tanam Perkebunan KaretRakyat, Palembang, Balai Penelitian Sembawa.

Tim Penulis PS, 1991 dan 1999. Karet, Strategi Pemasaran,,Budidaya dan Pengolahan, Jakarta. Penebar Swadaya.

Tim Penulis PS, 2009. Panduan Lengkap Karet, PenebarSwadaya.