Panen Dan Pasca Panen SawitFix
-
Upload
mia-maulanti-sari -
Category
Documents
-
view
351 -
download
10
Transcript of Panen Dan Pasca Panen SawitFix
KONSEP PRODUKSI TANAMAN
Proses dasar produksi tanaman adalah fotosintesis merupakan konversi bahan baku atau input produksi dengan bantuan energi radiasi matahari yang berlangsung dalam klorofil disertai proses respirasi dalam mengakumulasikan fotosintat yang berupa senyawa bahan organik dalam bentuk yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Fotosintesis menghasilkan senyawa organik yang digunakan untuk 1.Respirasi pemeliharaan (untuk mendukung keberadaan fungsi tanaman ) 2.Respirasi pertumbuhan (untuk penyerapan hara, transpor dan bahan
kering struktural)3.Bahan kering Vegetatif ( akar, batang dan daun)4.Bahan kering produktif (Bunga, buah)
Penen = senyawa bermanfaat bagi manusia = bernilai ekonomis bisa berupa akar, batang, daun , bunga dan buah tergantung pada tanaman.
Secara umum
Penen /produksi = Fotosintesa – respirasi
1
Contoh Kasus
PANEN KELAPA SAWIT
FAKTOR PRODUKSI
Kultur TeknisKultur Teknis
PemupukanPemupukan
Pengendalian HPTPengendalian HPT
PanenPanen
Produktivitas LingkunganLingkungan
IklimIklimBahan TanamanBahan Tanaman
SDMSDM
ManagementManagement
KaryawanKaryawan
Perawatan tanamanPerawatan tanaman
PRODUK KELAPA SAWITPRODUK KELAPA SAWIT
1. umur tanaman 2. kondisi lingkungan 3. pemeliharan 4. panen menentukan besarnya losses
(buah tertingal/tidak dipotong, brondolan tidak dikutip, buah tidak diangkut dari TPH)
Produksi = Potensi produksi - losses
Kuantitas Penen Sawit Kelapa = TBS ( ton/ha) dipengaruhi oleh :
Potensi Produksi
Produksi rata-rata 1 siklus (umur 3 – 25 tahun) untuk setiap kelas keadaan tanah dengan bahan tanaman Tenera
Keadaan tanahBaik
(kelas 1)Sedang
(kelas 2)Kurang baik
(kelas 3)Tidak baik(kelas 4)
Produksi tandan rata-rata (ton/ha/th)
24 22 20 18
Produksi tandan puncak (ton/ha/th)30 27 25 22
Rendemen minyak rata-rata(umur 8 -13 tahun) %
22 22 22 22
Produksi minyak (ton/ha/th) 5,4 4,9 4,5 4,1
Produksi puncak minyak (ton/ha/th)
6,9 6,2 5,8 5,1
Rendemen minyak inti rata-rata (umur 8 -13 tahun) %
3,1 3,1 3,1 3,1
Produksi inti (ton/ha/th) 0,8 0,7 0,7 0,6
Produksi minyak + inti (ton/ha/th) 6,2 5,6 5,2 4,7
Produksi puncak minyak + inti (ton/ha/th) umur 8 -13 tahun
8,0 7,1 6,7 5,9
Rendemen CPO ( idealnya 22 s/d 24 %) makin tinggi makin baik dipengaruhi oleh :
1. kematangan buah 2. Tangkai buah panjang 3. Buah landak4. Partenocarpy
FFA (Asam lemak bebas) (idealnya kurang dari 3) lebih tinggi kualitas lebih jelek
1. Kematangan buah 2. Lamanya waktu antara buah dipotong
sampai di proses di pabrik
Kualitas produksi Kelapa Sawit
Panen
Pemeliharan dan genetik
Hasil rendemen dan ALB akibat lamanya penginapan brondolan
Lamanya menginap
(hari)
Rendemen minyak terhadap buah (%)
ALB(%)
0 50,44 3,90
1 50,60 5,01
2 50,73 6,09
3 48,66 6,90
Kuntitas dan kualitas panen kelapa sawit ditentukan oleh
Alat Panen
Dodos untuk memanen kelapa sawit yang memiliki ketinggian 2-5 m.
Kapak siam untuk tanaman kelapa sawit yang tingginya 5-10 m
Egrek untuk memanen tanaman kelapa sawit yang tingginya > 10 m
Angkong alat untuk mengengkut TBS dari pohon ke TPS
Karung plastik untuk menampung tandan sawit yang telah dipotong.
Kriteria panen
Matang panen Cara panen Rotasi dan sistem panen Mutu panen
Matang Panen Merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen agar memotong
buah pada saat yang tepat.
Ditentukan saat kandungan minyak max dan kandungan ALB (FAA) minimal
Terdapat beberapa kriteria matang panen untuk tanaman kelapa sawit :
Berdasarkan umur tanaman tahun pertama paling sedikit terdapat 5 brondolan jatuh di
piringan tanaman berumur < 10 tahun jumlah brondolan sekurang-
kurangnya ada 10 buah tanaman berumur > 10 tahun jumlah brondolan antara 15-20.
Berdasarkan bobot tandan Tandan dengan bobot 6-8 kg paling sedikit terdapat 8 brondolan Tandan dengan bobot 8-15 kg paling sedikit terdapat 15
brondolan Tandan dengan bobot > 15 kg paling sedikit terdapat 20
brondolan
Kriteria matang panenFraksi Jumlah brondolan Tingkat kematangan
00 Tidak ada, buah berwarna hitam Sangat mentah
0 1 – 12,5%, buah luar membrondol Mentah
1 12,5 – 25%, buah luarmembrondol
Kurang matang
2 25 – 50%, buah luar membrondol Matang I
3 50 – 75%, buah luar membrondol Matang II
4 75 – 100%, buah luar membrondol
Lewat matang I
5 Buah dalam juga membrondol,ada buah yang busuk
Lewat matang II
Cara PanenBerdasarkan tinggi tanaman dikenal 3 cara panen yaitu cara jongkok (pada tanaman dgn tinggi 2 – 5 m, alat dodos), cara berdiri (pada tanaman dengan ketinggian 5-10 m, alat kapak siam), cara panen egrek (tanaman > 10 m, alat arit bergagang panjang).
Pelepah daun yang menyangga buah dipotong terlebih dahulu dan diatur rapi di tengah gawangan.
Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya, max 2cm
Tandan buah yang telah dipotong diletakkan teratur di piringan dan berondolan dikumpulkan terpisah dari tandan
Brondolan harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain. Proporsi kotoran tidak lebih dari 3% dari berat tandan.
Tandan buah dan brondolan dikumpulkan di TPH.
Rotasi dan sistem panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama.
Rotasi panen dianggap baik bila buah tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya, dalam satu minggu terdapat 5 hari panen dan masing-masing ancak panen diulangi (dipanen) 7 hari berikutnya. Dikenal dua sistem ancak panen, yaitu sistem giring dan sistem tetap.
•Sistem giringPada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai panen, pemanen
pindah ke ancak berikutnya yang telah ditunjuk oleh mandor, begitu seterusnya. Sistem ini memudahkan pengawasan pekerjaan para pemanen dan hasil panen lebih cepat sampai di TPH dan pabrik. Namun, ada kecenderungan pemanen akan memilih buah yang mudah dipanen sehingga ada tandan buah atau brondolan yang tertinggal karena pemanenannya menggunakan sistem borongan.
•Sistem tetapSistem ini sangat baik diterapkan pada areal perkebunan yang
sempit, topografi berbukit dan curam, dan dengan tahun tanam yang berbeda. Pada sistem ini pemanen diberi ancak dengan luas tertentu atau tidak berpindah-pindah. Hal tersebut menjamin diperolehnya TBS dengan kematangan yang optimal. Rendemen minyak yang dihasilkannya pun tinggi. Namun, kelemahan sistem ini adalah lebih lambat keluar sehingga lambat juga sampai ke pabrik.
Kerapatan panen
Kerapatan panen adalah sejumlah angka yang menunjukkan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal, baik itu pada sistem blok maupun pada sistem group.
Tujuannya untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang panen. Sebagai contoh, kerapatan panen 1 : 5, artinya setiap 5 pohon akan ditemukan minimal satu tandan yang matang panen. Kerapatan panen ditentukan satu hari sebelum panen buah. Dengan demikian penentuan kerapatan panen lebih akurat
Penanganan segera setelah panen
Prosesing
Di lapangan, hasil panen ditampung dalam karung plastik yang dilapisi dengan goni atau gedek agar tandan buah segar tidak kotor atau berpasir.
Tandan yang telah dipanen harus dihadapkan ke arah jalan panen. Tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH) disusun 5 – 10 tandan/baris, gagang menghadap ke atas. Pada pangkal gagang agar ditulis nomor pemanen.
Selanjutnya harus diusahakan agar pelukaan buah seminimal mungkin, baik waktu memotong, membawa ke TPH maupun mengangkut ke truk serta menjaga agar bah tidak terlalu kotor terkena tanah atau debu.
Tandan buah segar (TBS) harus segera diangkut ke pabrik untuk diolah
Penanganan segera setelah panen
Gambar . Pengangkutan TBS ke pabrik harus dilakukan secepat mungkin agar tidak terjadi penurunan hasil.
Gambar. TBS yang sudah tiba di pabrik segera ditimbang sebelum diproses lebih lanjut.
Prosesing Perebusan TBS Perontokan dan pelumatan buah Pemerasan atau ekstraksi minyak sawit Pemurnian dan penjernihan kelapa sawit Pengeringan dan pemecahan biji Pemisahan inti sawit dari tempurung
Produksi dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit adalah :
• Tandan buah segar (TBS) merupakan bunga betina kelapa sawit yang dipanen dan biasa juga disebut dengan tandan atau buah.
• Minyak sawit kasar adalah hasil pengolahan TBS di pabrik pengolahan yang biasa disebut dengan CPO (Crude Palm Oil)
• Inti sawit adalah hasil pengolahan TBS di pabrik pengolahan yang biasa disebut dengan PKO (Palm Kernel Oil).
• Minyak sawit murni (Processed Palm Oil, PPO)