makalah karet

39
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang dengan izinNyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemanfaatan Biji Karet menjadi Tempe (Tempe Balam) ”. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mustika Nuramalia, S. TP, M. Pd. sebagai dosen mata kuliah Pengantar Pengolahan Hasil Agroindustri yang telah membimbing dan membantu dalam menyelesaikan tugas ini, serta kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukan serta memberikan dukungan kepada kami. Penyusunan makalah dengan judul “Pemanfaatan Biji Karet menjadi Tempe (Tempe Balam)” ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pengolahan Hasil Agroindustri. Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun menyadari masih banyak kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini. Penyusun juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan maupun pihak lainnya, khususnya bagi penyusun. 1

description

pengetahuan bahan

Transcript of makalah karet

Page 1: makalah karet

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt. yang dengan izinNyalah

penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Pemanfaatan Biji Karet menjadi

Tempe (Tempe Balam) ”.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mustika Nuramalia, S. TP, M. Pd.

sebagai dosen mata kuliah Pengantar Pengolahan Hasil Agroindustri yang telah membimbing

dan membantu dalam menyelesaikan tugas ini, serta kepada semua pihak yang telah

membantu dan memberikan masukan serta memberikan dukungan kepada kami.

Penyusunan makalah dengan judul “Pemanfaatan Biji Karet menjadi Tempe (Tempe

Balam)” ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pengolahan Hasil

Agroindustri.

Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun menyadari masih banyak

kekurangan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun

dari semua pihak untuk perbaikan makalah ini.

Penyusun juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan

maupun pihak lainnya, khususnya bagi penyusun.

Bandung, Oktober 2010

Penyusun

1

Page 2: makalah karet

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................... 1

DAFTAR ISI .................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN .................................................... 3

1.1 Latar Belakang .................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................... 4

1.3 Tujuan .................................................... 4

1.4 Sistematika Penulisan .................................................... 4

BAB II ISI .................................................... 5

2.1 Karet .................................................... 5

2.2 Budidaya Karet .................................................... 6

2.3 Produksi Karet .................................................... 15

2.4 Pemanfaatan Karet menjadi Tempe .................................................... 16

2.5 Cara Pengolahan Biji Karet menjadi Tempe

(Tempe Balam).................................................... 17

2.6 Kandungan Biji Karet dan Tempe .................................................... 18

2.7 Keunggulan Tempe Biji Karet (Tempe Balam) .................................................... 21

BAB III PENUTUPAN .................................................... 22

3.1 Kesimpulan .................................................... 22

3.2 Saran .................................................... 22

LAMPIRAN GAMBAR .................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA .................................................... 26

2

Page 3: makalah karet

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap orang belum tentu mengenal biji keret atau biasa disebut balam,bahkan mengetahui

keuntunganya.Yang banyak diketahui masyarakat umum selama ini hanyalah getah karet

yang disebut lateks, yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan ban, karet sandal,

dan keperluan lain yang berkaitan dengan karet. Selain getah karet, hasil perkebunan yang

sering digunakan adalah kayu dari pohon karet sendiri, kayu basah sebagai bahan

pembuatan lantai untuk diekspor keluar negeri sementara kayu yang telah kering

kebanyakan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah. Disisi lain, pohon karet juga

menghasilkan buah (klathak).

Biji karet sendiri selama ini digunakan perusahan hanya sebagai benih tanaman tersebut

untuk keperluan regenerasi tanaman yang sudah tua, namun ini hanya terjadi dalam

jangka waktu puluhan tahun. Karena pohon karet merupakan tanaman tahunan yang

dilakukan ketika umur tanaman sudah tua dan tidak produktif lagi. Selama ini buah karet

tidak memiliki nilai jual yang tinggi, terbuang sia-sia dan tidak dimanfaatkan.

Daerah di sekitar perkebunan karet, ketika masa berbuah datang banyak ditemukan buah

karet yang tidak dimanfaatkan dan tercecer di mana-mana. Padahal di daerah Kabupaten

Semarang sendiri terdapat perkebunan karet yang luasnya mencapai 100 Ha lebih, serta

perkebunan karet yang berada di Daerah Sumartera dan Kalimantan yang berpotensi

menghasilkan buah karet yang cukup banyak, namun tidak memiliki nilai jual yang

tinggi.

Masyarakat di sekitar perkebunan selama ini tidak memanfaatkan biji karet tersebut

sebagai sumber pengghasilan yang lain namun kehidupan keseharianya hanya bergantung

pada hasil bekerja di perkebunan yang tidak menentu, untuk itu dengan mengolah biji

karet dapat meningkatkan penghasilan mereka, sebab buah karet yang belum diolah tidak

memiliki harga jual yang tinggi atau dengan kata lain bahan baku murah. Melihat hal

tersebut kami mencoba memanfaatkan biji karet yang berserakan dan dibiarkan

berserakan dimana-mana dengan mencoba membuat tempe dari bahan tersebut,karena

selama ini tempe terbuat dari bahan kedelai yang merupakan bahan makanan tradisional.

3

Page 4: makalah karet

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dibahas

dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimanakah cara memanfaatkan hasil perkebunan karet?

2. Dapatkah biji karet (balam) dijadikan alternatif lain dalam pembuatan tempe ?

3. Bagaimanakah proses pembuatan tempe dari biji karet (balam) ?

1.3 Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

1. Memanfaatkan biji karet (balam) menjadi tempe.

2. Untuk mengetahui dapatkah biji karet (balam) dijadikan sebagai alternatif lain dalam

pembuatan tempe.

3. Untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan tempe menggunakan balam.

1.4 Sistematika Penulisan

Dalam pembuatan makalah ini kami membagi sistematika penulisannya dalam 3 (tiga)

BAB yaitu sebagai berikut:

BAB I yaitu mengenai Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang, Tujuan, Ruang

Lingkup, dan bagian terakhir dari bab ini adalah Sistematika Penulisan.

BAB II yaitu Isi yang mencakup beberapa subjudul yaitu Karet, Budidaya Karet,

Produksi Karet, Pemanfaatan Karet menjadi Tempe, Cara Pengolahan Biji Karet

menjadi Tempe (Tenpe Balam), dan Kandungan Biji Karet dan Tempe, hingga

Keunggulan Tempe Biji Karet (Tempe Balam).

BAB III yaitu mengenai Penutup yang mencakup Kesimpulan dari makalah yang telah

dibuat dan Saran.

2

4

Page 5: makalah karet

BAB II

ISI

2.1 Karet

Karet (Hevea bransilienis Muell. Arg.) termasuk dalam famili Euphorbiaceae, disebut

dengan nama lain, rambung, getah, gota, kejai ataupun hapea. Karet pertama kali

diperkenalkan orang Indian dari Peru dan dibawa ke Perancis. Karet yang diambil de la

Condamine berasal dari jenis Casilloa elastica Cerv. Aublet (1775), termasuk dari 11

spesies yang tergolong karet (Siregar, 2007).

Menurut Syamsuri (2004), klasifikasi balam adalah sebagai berikut :

Regnum : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Class : Dikotiledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Hevea

Species : Hevea bransiliensis

Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama Havea brasiliensis yang berasal

dari Negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam

dunia. Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai

tempat seperti: Amerika Serikat, Asia dan Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang

juga menghasilkan getah. Getah yang mirip lateks juga dapat diperoleh dari tanaman

Castillaelastica (family moraceae). Lihatlah pada lampiran gambar, Gambar-1 dan

5

Page 6: makalah karet

Gambar-2. Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan lagi getahnya karena

tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil

lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara

besar-besaran.

Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar Tinggi

pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan

memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa

kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini

mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet terdiri dari tangkai

daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang

tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga

anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis,

memanjang dengan ujung meruncing.Tepinya rata dan gundul Biji karet terdapat dalam

setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah

ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Lihatlah pada lampiran gambar, Gambar-3.

Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat

dikotilnya, akar tanagaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang

batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.

2.2 Budidaya Karet

A.Syarat-syarat Tumbuh

Setiap tanaman memiliki syarat tersendiri untuk tumbuh. Seperti halnya teh yang hanya

dapat tumbuh subur di daerah dataran tinggi. Sama halnya dengan teh, karet juga

memiliki syarat tersendiri untuk dapat tumbuh dengan baik. Syarat – syarat karet dapat

tumbuh dengan baik, yaitu sebagai berikut :

a. Tanah

- Tanah harus gembur

- Kedalaman antara 1-2 meter

- Tidak bercadas

- PH tanah 3,5 – 7,0

6

Page 7: makalah karet

- Ketinggian tempat anatara 0 – 400 meter, paling baik pada ketinggian 0 –

200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sedap terlambat 6 bulan.

b. Iklim

- Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150

hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.

- Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan karet, ada hubungannya

dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada

pagi hari

- Unsur angin berpengaruh terhadap ;

- Kerusakan tanaman akibat angin kencang,

- Kelembaban sekitar tanaman,

- Produksi akan berkurang.

B. Persiapan Lahan

a. Pengolahan Lahan.

1. Penebangan dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.

2. Penyacaran lahan dari rumput yang ada.

3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan / pencangkulan dilakukan 3

kali, dengan tenggang waktu 1 bulan, setelah pembajakan ke 3 lahan

dibiarkan 2 minggu baru digaru.

b. Pencegahan Erosi

1. Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di sesuaikan

dengan kemiringan lahan.

2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng, saluran

drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.

3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan

dengan cara sebagai berikut :

- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).

- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah US.

7

Page 8: makalah karet

4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar

matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai

media hidup cacing.

C. Penanaman

Dalam penanaman karet ada cara - cara tertentu. Cara- cara penanaman karet sebagai

berikut :

a. Pembuatan lubang tanam dan pengajiran kedua.

b. Jarak tanam untuk tanah ringan 45X45X30 Cm, untuk tanah berat 60 X 60 X

40 Cm.

c. Lubang dibiarkan satu bulan atau lebih.

d. Jenis penutup tanah; Puecaria Javanica, Colopogonium moconoides dan

centrosema fubercens,penanaman dapat diatur atau ditugal setelah tanah

diolah dan di bersihkan, jumlah bibit yang ditanam 15 – 20 Kg/Ha dengan

perbandingan 1 : 5 : 4 antara Pueraria Javanoica : Colopoganium moconoides

dan cetrosema fubercens

e. Penanaman ; bibit ditanam pada lubang tanah yang telah dsiberi tanda dan

ditekan sehingga leher akan tetap sejajar dengan permukaan tanah, tanah

sekeliling bibit diinjak-injak sampai padat sehingga bibit tidak goyang, untuk

stump mata tidur mata menghadap ke sekatan atau di sesuaikan dengan arah

angin.

D. Pemeliharaan

a. Penyulaman

- Bibit yang baru ditanam selama tiga bulan pertama setelah tanam

diamati terus menerus.

- Tanaman yang mati segera diganti.

- Klon tanaman untuk penyulaman harus sama.

- Penyulaman dilakukan sampai unsur 2 tahun.

- Penyulaman setelah itu dapat berkurang atau terlambat pertumbuhannya.

8

Page 9: makalah karet

b. Pemotongan Tunas Palsu

Tunas palsu dibuang selama 2 bulan pertama dengan rotasi 1 kali 2 minggu,

sedangkan tunas liar dibuang sampai tanaman mencapai ketinggian 1,80

meter.

c. Merangsang Percabangan

Bila tanaman 2 – 3 tahun dengan tinggi 3,5 meter belum mempunyai

cabang perlu diadakan perangsangan dengan cara :

- Pengeringan batang (ring out)

- Pembungkusan pucuk daun (leaf felding)

- Penanggalan (tapping)

d. Pemupukan

Pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu menjelang musim hujan dan akhir

musim kemarau, sebelumnya tanaman dibersihkan dulu dari rerumputan

dibuat larikan melingkar selama – 10 Cm. Pemupukan pertama kurang lebih

10 Cm dari pohon dan semakin besar disesuaikan dengan lingkaran tajuk.

9

Page 10: makalah karet

Umur

(Bulan)

D o s i s (gram/pohon)

Urea Rock

Pospat

(Rp)

MOP Kleresit

Pupuk

dasar

2 – 3

7 – 8

12

18

24

36

48

-

75

75

100

100

250

275

300

200

150

150

175

175

400

400

400

-

50

50

62

62

150

200

200

-

50

50

50

50

100

100

100

Cat : Jenis Pupuk dapat diganti asalkan kandungan unsur haranya setara.

e. Pemeliharaan Penutupan Tanah

Tabel Waktu Dosis dan Cara Pemupukan Tanaman Penutup Tanah

Waktu Dosis Cara Pemberian

Saat tanam 20 Kg Fospat

alam atau sesuai

dengan berat bibit

Dicampur dan ditabur

bersama-sama dengan

biji..

10

Page 11: makalah karet

Umur 3 bulan200 – 300 fosphat

alam setiap hektar

diatur dan ditabur, di

atur Leguinosa

f. Tumpangsari/Tanaman sela/intercroping

Syarat-syarat pelaksanaan tumpangsari :

- Topografi tanah maksimum 11 (8%)

- Pengusahaan tanaman sela diantara umur tanaman karet 0 – 2 tahun.

- Jarak tanam karet sistem larikan 7 X 3 meter atu 6 X 4 meter.

- Tanaman sela harus di pupuk.

- Setelah tanaman sela dipanen segera diusahakan tanaman penutup tanah.

E. Te knik Perlindungan Tanaman

Dalam dunia pertanian tentu kita perlu melindungi tanaman dari hal-hal yang dapat

mengakibatkan kerugian, seperti halnya gagal panen. Gagal panen diakibatkan oleh

sebagai berikut :

a. Hama

Hama adalah perusak tanamam yang berupa hewan seperti serangga, tungga,

mamalia dan nematoda. Beberapa jenis yang cukup merugikan yaitu:

a) Kutu Lak (Laccifer)

Ciri-ciri :

- Menyerang tanaman karet dibawah 6 tahun.

- Kutu berwarna jingga kemerahan dan terbungkus lapisan lak.

- Mengeluarkan cairan madu, membuat jelaga hitam dan bercak pada

tempat serangan.

- Bagian yang diserang ranting dan daun lalu cairannya dihisap

sehingga bagian tanaman yang terserang kering.

- Penyebaran kutu lak dibantu semut gramang.

Pengendalian :

11

Page 12: makalah karet

- Lakukan pengawasan sedini mungkin.

- Bila serangan ringan lakukan pengendalian secara mekanais, Fisik

dan Biologis

- Bila serangan berat, dengan Insektisida Albocinium 2% dan formalin

0,15% ditambah Surfaktan Citrowet 0,025%, penyemprotan interval

3 mg.

b) Pscudococcus Citri

Ciri-ciri :

- Stadia yang merusak adalah nympha dan imago berwarna kuning

muda

- Meyerang tanaman yang masih muda seperti ranting dan tangkai

daun.

Pengendalian :

- Bila serangan berat bisa menggunakan Insektisida jenis metamidofos

dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 0,05%-0,1%

- Interval penyemprotan 1-2 mg

b. Penyakit

Penyakit adalah gangguan yang terus menerus pada tanaman yang

disebabakan oleh patogen, virus, bakteri dan jasad renix lain.

Beberapa jenis yang cukup merugikan antara lain:

a) Penyakit Embun Tepung.

Penyebab

Gejala

:

:

-

-

-

Cendawan Oidium heveae

Menyerang daun muda lalu berbintik putih dan

merangas

Umumnya menyerang setelah musim gugur daun.

Secara mekanis dengan menanam klon yang sesuai ,

12

Page 13: makalah karet

Pengendalian: - pemeliharaan yang intensif, penyelarasan beban

sadapan

Secara kimiawi dengan belerang circus dosis 3 – 5

Kg/Ha interval 3 – 5 hari.

b) Penyakit Daun Colletotrichum

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

-

-

-

Colletotrichum gloeosporioides

Daun muda cacat dan gugur, pucuk gundul daun

bercak coklat, ditengah bercak berwarna putih

bintik hitam (spora)

Penyebab oleh angin dan hujan

Dengan Fungisida

c) Penyakit Kanker garis.

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

:

:

-

-

-

-

-

Phytophthora palmivora butl

Bidang sadapan terdapat garis vertikal berwarna hitam

dan bisa masuk sampai kebagian kayu dan kulit

membusuk

Banyak timbul dimusim penghujan dan kebun yang

terlampau lembab

Makin rendah irisan, kemungkinan infeksi makin

besar.

Secara mekanis penjarangan pemangkasan pelindung,

penanaman penutup tanah.

Secara Kimiawi dengan Fungisida (B.a. Kaptofol)

d) Penyakit Jamur Upas.

Penyebab : - Cortisium salmonicolor

13

Page 14: makalah karet

Gejala

Pengendalian

:

:

-

-

Tajuk pada dahan / cabang akan layu sehingga tanaman

lemah dan produksi turun.

Secara kimiawi luka akibat serangan dilumas dengan

fungisida bahan aktif tridermof (Calizin Rm 2%).

e) Penyakit Bidang Sadapan

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

-

-

-

-

Ceratocystis Fimbriata

Menerang kulit bidang sadapan yaitu timbul selaput

benang berwarna putih kelabu lalu

Penyebaran melalui spora spora dan pisau sadap

Secara mekanis dengan mengurangi kelembaban.

Secara kimiawi dengan Fungisida bahan aktif benomil

dan Kaptofol

f) Penyakit Cendawan Akar putih.

Penyebab

Gejala

Pengendalian

:

:

:

-

-

-

-

-

-

Cendawan Fomes Lignosus

Daun kusam, menguning, layu dan akhirnya gugur

Tanaman bila dibongkar pada akar terdapat cendawan

berwarna putih kekuningan

Secara mekanis saat pembukaan lahan tunggul dan akar

harus dibongkar

Penanaman 1-2 tahun setelah pembongkaran

Tanaman sakit dibongkar lalu dibakar

Secara kimiawi akar yang terserang dipotong lalu

diolesi fungisida.

14

Page 15: makalah karet

2.3 Produksi Karet

Tanaman karet merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menduduki posisi cukup

penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek

yang cerah. Oleh sebab itu upaya peningkatan produktifitas usaha tani karet terus

dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidayanya.

Daerah-daerah penghasil karet adalah :

a. Alas : DI Aceh    

b. Asahan : Sumatra Utara

c. Banyumas : Jawa Tengah    

d. Batang : Jawa Tengah    

e. Deli Serdang : Sumatra Utara

f. Gunung Kawi : Jawa Timur    

g. Gunung Kelud : JawaTimur    

h. Indragiri : Riau    

i. Kampar: Riau

j. Labuhan Batu : SumavaUtara

k. Langkat    : Sumatra Utara

l. Peg. Maratus : Kalimantan Selatan

m. Priangan : JawaBarat

n. Simalungun : SumatraUtara

o. Sukabumi : JawaBarat

p. Tanah Gayo : DI Aceh

q. Tanah Kerinci : Jambi

r. Rejang dan Lebong : Sumatra Selatan

s. Tapanuli Selatan : Sumatra Utara

Umumnya karet digunakan sebagai lateks. Sumber bahan baku industri karet berasal dari

perkebunan karet baik Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Negara maupun

Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang

dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang

15

Page 16: makalah karet

seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus berusaha untuk

mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian langsung

ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu tertentu. Prinsip pengolahan

jenis karet ini adalah mengubah lateks kebun menjadi lembaran-lembaran sit melalui

proses penyaringan, pengenceran, pembekuan, penggilingan serta pengasapan untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran gambar, Gambar-4 hingga Gambar-8. Selain

itu, terdapat proses pembuatan karet sintetis. Prosesnya dapat dilihat pada lampiran

gambar, Gambar-9.

Produk yang biasa di hasilkan karet antara lain aneka ban kendaraan (dari sepedah,

motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang), sepatu karet, sabuk, penggerak mesin

besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan – bahan pembungkus logam.

Alat – alat rumah tngga dan kantor seperti kursi, lem, perekat barang, selang air, kasur

busa serta peralatan menulis, juga menggunakan karet sebagai bahan pembuatnya.

2.4 Pemanfaatan Karet menjadi Tempe (Tempe Balam)

Biji karet selama ini digunakan perusahan hanya sebagai benih tanaman tersebut untuk

keperluan regenerasi tanaman yang sudah tua, namun ini hanya terjadi dalam jangka

waktu puluhan tahun. Karena pohon karet merupakan tanaman tahunan yang dilakukan

ketika umur tanaman sudah tua dan tidak produktif lagi. Selama ini buah karet tidak

memiliki nilai jual yang tinggi, terbuang sia-sia dan tidak dimanfaatkan. Dengan

memanfaatkan biji karet menjadi tempe, maka biji karet memiliki nilai jual yang tinggi

Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan

menggunakan kapang rhizopus ("ragi tempe"). Selain itu, terdapat pula makanan serupa

tempe yang tidak berbahan kedelai yang juga disebut tempe. Kata "tempe" diduga

berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna

putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna

putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut. Lihatlah pada

lampiran gambar, Gambar-10.

Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah mendunia. Terutama kaum

vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah menemukan tempe sebagai pengganti

daging. Dengan ini sekarang tempe diproduksi di banyak tempat di dunia, tidak hanya di

16

Page 17: makalah karet

Indonesia.

Namun demikian, beberapa negara maju berlomba-lomba membuat varian dan

mempatenkan tempe. Selain tempe berbahan dasar kacang kedelai, terdapat pula berbagai

jenis makanan berbahan bukan kedelai yang juga disebut tempe. Tempe biji karet

menjadi tempe yang biasa disebut tempe blam merupakan salah satu bentuknya.

2.5 Cara Pengolahan Biji Karet menjadi Tempe (Tempe Balam)

A. Persiapan alat dan bahan

1. Disiapkan biji karet (balam), lalu dipecahkan biji karet (balam )diambil

bagian dalamnya dan buang kulitnya. Kemudian, dicuci bersih. Lihatlah

pada lampiran gambar, Gambar-11.

2. Disiapkan pula ragi tempe.

B. Pelaksanaan Kerja

1. Dituangkan isi biji karet (balam) ke dalam panci dan diberi air secukupnya.

Direbus isi biji karet (balam) selama kurang lebih 15 menit.

2. Setelah direbus kurang lebih 15 menit, air yang tersisa didalam panci di

buang. Setelah itu diletakkan kedalam keranjang lalu ditiriskan.

3. Dibersihkan isi biji karet (balam) tersebut lalu dicuci sampai bersih.

4. Direndam isi biji karet (balam) selam tiga hari. Air diganti sebanyak tiga kali

dalam sehari

5. Setelah direndam selama tiga hari, direbus lagi isi bijij karet ( balam) selama

kurang lebih 30 menit.

6. Lalu ditiriskan biji karet (balam) hingga benar-benar kering, ditunggu sampai

dingin

7. Setelah dingin, ditaburkan ragi tempe. Diaduk rata.

17

Page 18: makalah karet

8. Disiapkan plastik dengan ukuran sesuai selera, dimasukkan isi biji karet

(balam) ke dalam plastik.

9. Ditutup plastik dengan rapat bisa dilakukan dengan api lilin.

10. Kemudian dilubangi plastik yang telah berisi isi balam dengan

menggunakan jarum yang berukuran besar untuk setiap sisi atas dan sisi

bawah.

11. Disimpan tempe di dalam lemari dan diberi alas yang memungkingkan

adanya sirkulasi udara pada bagian bawah bungkusan tempe.

12. Didiamkan selama kurang lebih 36 jam.

13. Setelah 36 jam tempe siap diolah. Hasilnya tak jauh beda dengan tempe

kacang kedelai. Lihatlah pada lampiran gambar, Gambar-12.

2.6 Kandungan Biji Karet dan Tempe

Dari penelitian mahasiswa MIPA UNTAN diketahui kadar asam sianida (CN) pada biji

karet hanya 0,3% sehingga tidak membahayakan untuk dikonsumsi. Di dalamnya justru

mengandung nilai gizi yang baik seperti protein (27%), lemak (32%), mineral (2,4%) dan

air (9,1%) serta terdapat vitamin (A, B dan E).

Coba kita bandingkan dengan kandungan gizi pada kedelai. Protein (34,9%), lemak

(14,1%), karbohidrat (34,8%) dan air (8,0%). Jika melihat komposisi tersebut tempe

bikar patut diperhitungkan sebagai makanan bergizi. Apalagi menurut Wizna dkk. (2000)

kandungan protein biji karet justru meningkat setelah menjadi tempe yakni 30,15%

sedangkan kedelai malah turun menjadi 22,41%.

18

Page 19: makalah karet

Adapun kadar senyawa kimia yang terkandung dalam tempe adalah sebagai berikut :

a.Asam Lemak

Kandungan lemak pada tempe secara umum sebanyak 18-32%. Selama proses

fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan

terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk

(polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Asam lemak tidak

jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum,

sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.

b. Vitamin

Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B

kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber

vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe

antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat

(niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).

c. Mineral

Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup.

Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan

8,05 mg setiap 100 g tempe.

Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam

fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan

terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium,

magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh

d. Anti Oksidan

Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon.

Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan

antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi

pembentukan radikal bebas.

19

Page 20: makalah karet

Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan

genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat

antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat

antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai.

Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi

tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.

e. Protein

Kandungan protein pada tempe sebanyak 35-45%

f. Karbohidrat

Kandungan karbohidrat pada tempe sebesar 12-30%

g. Air

Kandungan air pada tempe sebesar 7 %.

Dalam proses pembuatan tempe dari balam, balam dipecah kemudian diambil bagian

dalamnya. Selanjutnya balam direbus terlebih dahulu selama kurang lebih 10-15 menit.

Proses ini dilakukan untuk membuat biji balam menjadi lebih lunak sehingga

mempermudah membuang bagian bakal daun dan kulit ari biji balam. Bagian bakal

daun dan kulit ari dibuang dengan alasan menurut Prof Dr Ir Murdijati Gardjito dalam

www.kr.co.id (2008), bagian bakal daun mengandung HCN (Asam Sianida). Kemudian

balam direndam selama kurang lebih 3 hari dengan penggantian air sebanyak 3 kali

dalam sehari. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan racun-racun yang berbahaya bagi

tubuh. Selanjutnya balam direbus kembali selama kurang lebih 15 menit agar

memudahkan pencampuran balam dengan ragi tempe. Pada tahap akhir balam yang

sudah direbus ditiriskan dan dinginkan terlebih dahulu untuk mengurangi kadar air

dalam balam. Hal ini dikarenakan dalam fermentasi tempe nanti akan dihasilkan air

sebagai produk sampingan. Jika tidak ditriiskan maka kadar air akan berlebihan

sehingga mempercepat proses pembusukan dan tumbuhnya bakteri yang tidak

diinginkan (terjadi kontaminasi serta kerja dari Rhizopus sp. tidak maksimal).

20

Page 21: makalah karet

Pada tahap selanjutnya, balam siap difermentasi menjadi tempe ditaburi ragi dengan

perbandingan 1 kg balam/2 gr ragi tempe. Ragi yang digunakan pada pembuatan tempe

ini merupakan jamur Rhizopus Sp. Rhizopus Sp. dalam peranan memfermentasikan

tempe dibantu oleh enzim amilotik, lipolitik, proteolitik yang akan bekerja

menguraikan molekul-molekul. Penguraian ini menghasilkan air yang menghasilkan

miselium-miselium (Campbell, 1999). Selanjutnya balam diberi ragi dan diaduk rata,

kemudian masukkan ke dalam plastik secukupnya sesuai dengan selera masing-masing.

Selanjutnya plastik dilubangi dengan jarum pada sisi atas dan bawah. Hal ini dilakukan

untuk membuat sirkulasi udara agar Rhizopus sp. dapat bekerja dengan maksimal.

Setelah itu ,simpan di tempat yang bersuhu dingin bila perlu dibalut dengan handuk

agar lembab selama 36 jam.Selanjutnya tempe balam siap untuk diolah.

2.7 Keunggulan Tempe Biji Karet (Tempe Balam)

Adapun Kelebihan tempe dari biji karet:

a) Tempe dari biji karet lebih lembut dari pada tempe dari kedelai.

b) Tempe biji karet tidak cepat menjadi tempe busuk dan dapat disimpan selama 2

minggu di dalam lemari es.

c) Tempe biji karet memiliki kandungan gizi diantaranya Karbohidrat 11,02%

d) Kandungan protein yang terdapat pada tempe buah karet adalah 5,42%

e) Kandungan lemak pada tempe buah karet yaitu 2.06%.

21

Page 22: makalah karet

BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Biji karet (balam) dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku pembuatan tempe.

Balam mempunyai kandungan gizi yang tidak kalah bila dibandingkan dengan kedelai.

Proses pembuatan tempe dari biji karet (balam) tidak jauh berbeda dengan proses

pembuatan tempe dari kedelai. Hanya saja pada proses pembuatan tempe dari biji karet

(balam), biji karet (balam) harus direndam dulu selama beberapa hari untuk menetralisir

racun-racun yang masih ada.

3.2 Saran

Karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, maka kami menyarankan untuk

dilakukan penelitian lebih lanjut (uji organoleptik) guna kelayakan untuk dikonsumsi

oleh masyarakat.

22

Page 24: makalah karet

Gambar-7

Proses pengasapan karet sit asap dalam

kamar asap

Gambar-8

Karet Sit Asap

Gambar-9

Proses Pembuatan Karet Sintetis

Gambar-10

Tempe

Gambar-11

Bagian dalam biji karet yang telah

dipaketkan

24

Page 25: makalah karet

Gambar-12

Tempe Balam

Gambar-13

Biji karet

25

Page 26: makalah karet

DAFTAR PUSTAKA

1. Campbell, Reece, Mitchell. 1999. Biology. Jakarta : Erlangga

2. Depdikbud. 2006. Kumpulan Naskah Pemenang Lomba Penelitian Ilmiah Remaja

2006. Jakarta : Depdikbud

3. Laning, Vina Dwi. 2007. Makanan Awet dan Lezat. Klaten : Saka Mitra Kompetensi

4. Siregar, A.Z. 2007. Karet yang Elastis dan Dinamis. Medan : Departemen Hama dan

Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian USU

5. Sumastri. 2001. Bioteknologi I. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional

6. Sumastri. 2001. Bioteknologi II. Bandung : Departemen Pendidikan Nasional

7. Syamsuri, Istamar dkk. 2000. Biologi SMU Kelas I. Jakarta : Erlangga.

8. Tim Penulis PS. 1999. Karet : Strategi Pemasaran Tahaun 2000. Budidaya dan

Pengolahan, Penebar Swadaya. Bogor.

Internet :

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Para_(pohon)

2. www.wikipedia.org

3. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe. 21/03/2008. Tempe

4. www.kr.co.id. 26/01/2008. RASANYA LEBIH GURIH ; Empuk, Tempe dari

Biji Karet.

5. http://id.wikipedia.org/wiki/Karet_sit_asap

6. http://id.wikipedia.org/wiki/Karet

7. http://www.industrikaret.com/mesin-pembentuk-kompon-karet/49-mesin-

pembuat-kompon-karet.

8. teknologi.kompasiana.com

9. sutrisblogs.blogspot.com

10. ardhana-lubis.blogspot.com

11. http://id.wikipedia.org/wiki/Lateks

12. http://binaukm.com/2010/06/pengolahan-getah-karet-lateks/

26

Page 27: makalah karet

27