Budidaya Ikan Lele

23
Budidaya Ikan Lele (Clarias batrachus) dengan Sistem Organik Disusun Oleh : MEILYSA DWI ROSARI CDB 110 001 Universitas Palangka Raya Fakultas Pertanian Jurusan Perikanan Program Studi Budidaya Perairan

description

budidaya

Transcript of Budidaya Ikan Lele

Page 1: Budidaya Ikan Lele

Budidaya Ikan Lele

(Clarias batrachus) dengan Sistem Organik

 

Disusun Oleh :

MEILYSA DWI ROSARI

CDB 110 001

Universitas Palangka Raya

Fakultas Pertanian

Jurusan Perikanan

Program Studi Budidaya Perairan

Kata Pengantar

Page 2: Budidaya Ikan Lele

            Puji syukur saya panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-

Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ini mengenai budidaya ikan lele dngan menggunakan

pakan organik.

Palangkaraya, 10 Maret 2013

Penyusun

Meilysa Dwi Rosari

CDB 110 001

             Penulis mengharapkan dengan membaca karya tulis ini pembaca dapat mengetahui

informasi mengenai bagaimana membudidayakan ikan khususnya ikan lele (Clarias batrachus).

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen atas bimbingan dan arahan dalam penulisan

karya tulis ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat

diselesaikannya karya tulis ini. Memang yang saya buat ini masih jauh dari sempurna, maka saya

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

           

           

i

Daftar Isi

Page 3: Budidaya Ikan Lele

KATA PENGANTAR……………………………………………………………               i

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..               ii

BAB I PENDAHULUAN

            1.1 Latar Belakang……….……………………………………………….               1

            1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………….               2

            1.3 Tujuan Penulisan……….……………………………………………..               2

            1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………………..             2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

            2.1 Mengenal Ikan Lele……………………………………………………             3

                        2.1.1 Klasifikasi Ikan Lele…………………………………………             3

                        2.1.2 Jenis-Jenis Ikan Lele…………………………………………             4

                        2.1.3 Morfologi Ikan Lele………………………………………….             4

BAB III METODE PENULISAN

            3.1 Budidaya Lele Organik………………………………………………..             5

                        3.1.1 Tahap Awal …………………………………………………              5

                        3.1.2 Manajemen Pakan…………………………………………..               7

                        3.1.3 Manajemen Air……………………………………………..               9

                        3.1.4 Manajemen Kesehatan…………………….………………..               9

BAB IV ANALISIS DAN

SINTESIS……………………………………………..                        10

BAB V PENUTUP

            5.1 Kesimpulan……………………………………………………………              11

            5.2 Saran………………………………………………………………….               11

Page 4: Budidaya Ikan Lele

DAFTAR

PUSTAKA………………………………………………………………                        12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

                 Protein sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup terutama manusia. Salah satu sumber

protein yang mudah didapat adalah ikan. Sebagai bahan pangan, ikan merupakan protein, lemak,

vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Keunggulan utama protein pada ikan

dibandingkan dengan produk lain yang ada adalah kelengkapan komposisi asam amino dan

kemudahan untuk dicerna (Hassanudin,1984).

 Ikan dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu ikan air laut, ikan air tawar dan ikan

air payau atau tambak. Kandungan gizi ikan air tawar cukup tinggi dan hampir sama dengan ikan

air laut, sehingga dianjurkkan untuk mengkonsumsi dalam jumlah yang cukup

(Zonneveld,1991). Lingkungan hidup ikan air tawar adalah sungai, danau, kolam, sawah atau

rawa. Jenis ikan air tawar yang umum dikonsumsi adalah sidat, belut, gurame, lele, mas, nila,

tawes, mujair, sepat, betok, gabus dan lainnya.

                 Perkembangan jaman yang semakin pesat membuat maraknya peredaran makanan

berbahaya semakin merebak ke berbagai daerah. Sangat sulit mendapatkan makanan yang bersih

dan higienis karena ulah dari berbagai pihak produsen-produsen nakal.  Namun, tidak semua

produsen berbuat nakal dengan membuat makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya.

Saat ini berbagai pihak produsen mulai berlomba-lomba untuk menghasilkan makanan-makanan

yang higienis dan halal. Salah satu contohnya adalah di bidang perikanan, contohnya ikan lele.

Banyak yang menganggap bahwa ikan seperti lele adalah makanan yang tidak bersih dan kurang

layak untuk dikonsumsi karena jenis pakan yang di berikan untuk lele berupa kotoran dan

Page 5: Budidaya Ikan Lele

sampah.  Padahal tidak semua peternak ikan lele memproduksi ikan lele dengan memberikan

pakan berupa kotoran hewan ataupun manusia. Namun, sebenarnya tidak semua lele tidak layak

untuk di konsumsi. Sekarang sudah banyak para peternak lele yang membudidayakan lele

dengan cara organik. Budidaya lele organik sebetulnya tidak jauh berbeda dengan budidaya lele

pada umumnya, perbedaannya hanya terdapat pada pemberian pakan saja, memang untuk saat

sekarang budidaya lele organik dapat menjadi pilihan tepat untuk mengembangbiakkan

lele.                

Dalam karya ilmiah ini akan membahas tentang pembesaran ikan air tawar khususnya

ikan lele organik yang dilakukan di dalam kolam. Hal ini dikarenakan dalam pembesaran ikan

lele organik tidak dibutuhkan tenaga yang besar dan tidak memerlukan teknik yang rumit.

Bahkan pembesaran ikan lele organik merupakan mata pencaharian tambahan (sambilan) untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain itu juga dapat memenuhi kebutuhan protein hewani

keluarga.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari pembahasan singkat diatas adalah :

1.      Apa itu lele yang dibudidayakan secara organik ?

2.      Bagaimana cara membudidayakan lele organik ?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari rumusan masalah tersebut adalah :

         Agar masyarakat lebih mengetahui bahwa ada peternak lele yang sudah mulai menggunakan

cara organik untuk membudidayakan lele.

         Dengan cara ini masyarakat tahu cara proses pembuatan awal kolam lele.

1.4 MANFAAT

Manfaat yang dapat diambil adalah :

         Bagi masyarakat :

a)      Masyarakat mengetahui bahwa sudah ada pembudidaya lele organik.

Page 6: Budidaya Ikan Lele

b)      Masyarakat jadi tidak memandang sebelah mata untuk mengkonsumsi ikan lele.

         Bagi mahasiswa :

a)      Mahasiswa mengetahui bagaimana cara untuk berternak lele organik.

b)      Mahasiswa mendapat informasi baru tentang adanya budidaya lele organik.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 MENGENAL IKAN LELE

Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali

karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang

mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Secara ilmiah lele terdiri dari banyak sepesies. Sehingga

tidak mengherankan pula apabila lele di nusantara mempunyai banyak nama daerah. Ikan-ikan

marga Claries ini dikenali dari tubuhnya yang licin memanjang tak bersisik, dengan sirip

punggung dan sirip anus yang juga panjang, yang kadang menyatu dengan sirip ekor. Ikan lele

bersifat natural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan

lele berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat gelap. Hal ini dikarenakan kulitnya yang licin

dan tidak bersisik tidak bisa terkena panas matahari yang berlebihan. Lele dibagi menjadi dua

yaitu lele lokal dan lele dumbo. Lele dumbo memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan

dengan lele lokal (Nugroho,2011).

2.1.1 Klasifikasi ikan lele

Kerajaan                   : Animalia

Filum                        : Chordata

Kelas                        : Actinopterygii

Ordo                         : Siluriformes

Famili                       : Clariidae

Genus                       : Clarias

Spesies                     : Clarias batrachus

Page 7: Budidaya Ikan Lele

2.1.2 Jenis-Jenis Ikan Lele

a.       Clarias qariepinus (lele dumbo)

Menyebar luas di afrika dan asia kecil, sekarang diternakan di asia tenggara termasuk di

Indonesia.

b.      Clarias stappersii (lele berbintik)

Menyebar di afrika, sungai kafuie, hulu sungai Zambezi dan sungai Cunene.

c.        Clarias planiceps (lele kepala pipih)

Menyebar di Kalimantan, hulu sungai Rajang dan Kapuas (Kalimantan barat) serta sungai Kayan

(Kalimantan timur)

d.      Clarias batu (lele batu)

Menyebar di pulau timoan (Malaysia)

e.       Clarias batrachus (lele kampung)

Menyebar di asia selatan dan asia tenggara

f.       Clarias macrocephalus (lele kepadal lebar)

Menyebar di asia tenggara

g.      Clarias nieuhofii (limbat)

Menyebar di asia yaitu, sumatera, Kalimantan dan india.

2.1.3 Morfologi Ikan Lele

        Ikan lele tubuhnya licin dan tidak bersisik, dengan sirip dan sirip anus yang juga panjang,

yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti sidat yang pendek.

Kepalanya keras menulang dibagian atas, dengan mata yang kecil dan mulut yang lebar yang

terletak diujung moncong, dilengkapi dengan empat pasang sungut peraba yang amat berguna

untuk bergerak di air yang gelap, lele memiliki alat pernafasan berupa insang. Pada umumnya,

insang tertutup atau terlindungi oleh tutup insang (operkulum). Insang berwarna merah karena

banyak mengandung pembuluh darah. Pada insang inilah oksigen diserap dari air dan karbon

dioksida dibebaskan ke air. Lele memiliki sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada

Page 8: Budidaya Ikan Lele

sirip-sirip dadanya. Lele berkembang biak dengan telur, pembuahan terjadi diluar tubuh

induknya atau didalam air (pembiakan eksternal). Pada sisi tubuh terdapat gurat sisi yang

memanjang dari belakang tutup insang sampai ekor. Gurat sisi berfungsi untuk mengetahui

tekanan air (Hasanuddin,1984).

      Pada ikan lele di Indonesia dikenal adanya 3 variasi warna tubuhnya, ialah : Hitam agak

kelabu (gelap), ini yang paling umum Bulai (putih), dan Merah. Biasanya lele yang berwarna

putih dan merah dipelihara sebagai ikan hias. Ikan lele juga memiliki labirin yang membantu

dalam proses pernafasan ketika berada di daerah yang berlumpur.

BAB III

METODE PENULISAN

3.1 BUDIDAYA LELE ORGANIK

                 Ikan lele organik mempunyai beberapa kelebihan dari lele non organik. Terutama dari

segi penghematan biaya pakan, rasa dan manfaatnya untuk kesehatan. Budidaya ikan lele sudah

ada dimana-mana karena memang banyak sekali peminatnya, namun tidak sedikit yang gulung

tikar sebab harga pakan lele terus melambung. Harga pakan lele yang mahal tak sebanding

dengan hasil panen dan jerih payahnya. Akan tetapi bagi peternak lele organik, mahalnya harga

pakan tidak jadi soal. Sebab memang mereka tidak menggunakan pakan pelet oleh karena itu

banyak sekali yang bertanya tentang cara budidaya lele organik dengan pupuk ion organik cair

untuk budidaya lele organik. Budidaya lele dengan pupuk ion organik cair banyak sekali

manfaatnya. Diantaranya adalah :

1.      Hemat biaya perawatan.

2.      Air kolam tidak berbau busuk.

3.      Tidak perlu mengganti air kolam.

4.      Lele organik mempunyai rasa yang lebih gurih.

5.      Bobot ikan lele lebih berat dan harga jualnya lebih tinggi.

6.      Lebih aman untuk kesehatan.

7.      Nilai gizinya lebih tinggi dan kolesterolnya lebih rendah.

Page 9: Budidaya Ikan Lele

8.      Air bekas budidaya lele organik sangat baik untuk memupuk tanaman.

3.1.1 Tahap awal

            Cara budidaya lele organik ada beberapa tahap. Pada tahap awal budidaya lele organik,

dengan membuat kolam ukuran 2×3 meter dengan ketinggian 120 cm. Agar sedikit menghemat

biaya untuk dasar kolam bisa menggunakan terpal seperti biasa, kedalaman air kolam idealnya

80 cm. Penggunaan air bisa menggunakan air sumur, air pam, air sungai asal air tersebut tidak

tercemar limbah berbahaya, di usahakan kolam lele budidaya ini diberi penutup dari bahan ram

atau jaring supaya lele tidak loncat. Sebelum menebar benih lele, kembangkan dulu plankton

sebagai makanan tahap awal benih yang ditebar, cara pembuatan plankton ini bisa menggunakan

pupuk urea atau pupuk kandang seperti kotoran sapi, kotoran kelinci dan lain-lain.

Membudidayakan lele organik memang membutuhkan keuletan tersendiri.

Sebab,setidaknya terdapat empat tahapan yang harus dilakukan.dalam persiapan kolam

pemeliharaan yaitu:

1.      Tahap pertama :

Pemberian kotoran sapi yang telah dikomposing selama satu bulan. Kotoran sapi tersebut

ditempatkan dalam karung tertutup dan diposisiskan didasar kolam

2.      Tahap kedua:

Pembentukan kultur alami dari pakan alami lele, dengan cara melarutkan pupuk cair organik

yang mengandung bakteri penghasil enzim Xylanase.

3.      Tahap ketiga:

Pembiakan pakan alami dengan cara pemberian EM4

4.      Tahap keempat:

Pembuatan filter air untuk menyaring air dengan bahan-bahan alami berupa dedaunan dan arang

tempurung kelapa.

Biasanya setelah 7 hari plankton akan tumbuh banyak di kolam pembenihan. Pada tahap

awal penebaran benih lele bisa mulai menebarkan benih sebanyak 300-400 ekor terlebih dahulu,

tapi bila merasa yakin pada tahap awal atau memang sudah biasa budidaya lele, bisa

memadatkan penebaran benihnya. pada tahap penebaran benih diusahakan jangan langsung

Page 10: Budidaya Ikan Lele

menebar benih begitu saja, tapi masukan air wadah benih secara perlahan kedalam  kolam dan

biarkan air bercampur. biarkan benih lele keluar dari wadah dengan sendirinya, ini dimaksudkan

agar benih ikan lele yang tebar tadi bisa menyesuaikan perlahan dengan air kolam. Setelah

penebaran benih selesai, jangan langsung langsung memberi pakan, tetapi biarkan benih-benih

tadi memakan pakan alaminya yang sudah tersedia dari plankton yang sudah dibuat. Setelah satu

minggu baru bisa diberikan pakan tambahan.

3.1.2 Manajemen Pakan

Kotoran sapi rupanya tak hanya bermanfaat untuk pupuk organik, kotoran sapi saat ini

juga populer untuk budidaya lele organik. Dalam budidaya lele organik kebutuhan pakan berupa

pellet dapat ditekan, sehingga biaya perawatan pembesaran lele dapat lebih murah, sehingga

petani bisa mendapatkan keuntungan yang lebih baik dari pada budidaya dengan system

konvensional. Lele yang dipelihara dengan system organik ternyata lebih gurih. Konsep

budidaya lele organik mengadopsi pola hidup lele di alam bebas, dimana media hidup (kolam

pemeliharaan) dan pakannya berasal dari bahan organik.

Pakan anakan lele berupa pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing

kecil (paling baik) dikonsumsi pada umur di bawah 3 – 4 hari. Pakan buatan untuk umur diatas

3- 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama kadar proteinnya.

Berbeda dengan budidaya lele non organik, untuk membudidayakan lele organik sejak

masih benih hingga siap konsumsi. Biasanya dilakukan dengan perlakuan khusus, dari mulai

persiapan kolam, pemberian  pakan, semua berasal dari bahan-bahan alami yang diolah dengan

system fermentasi, pemakaian obat-obatan kimia hanya diberikan sebatas keperluan yang

memang tidak bisa dihindari. Hasilnya tentu saja berbeda. Ukuran lele organik ternyata lebih

panjang, antara 25-30 centimeter dibandingkan lele biasa. Warna lele organik kemerah-merahan,

terutama di bagian sirip dan insang. Sedangkan lele biasa (non Organik) warnanya sedikit lebih

hitam, Lele organik juga lebih menonjol dalam hal rasa. Tekstur daging lebih kesat, kenyal, dan

gurih, hampir menyamai rasa lele yang hidup di alam bebas dan tentunya, lebih sehat..

Kolam lele organik  berisi air dicampur langsung dengan pupuk organik, kotoran sapi dan

bakteri-bakteri penghancur sampah organik. Dari cara ini, kotoran sapi akan menghasilkan

banyak plankton yang menjadi makanan utama lele. Sedangkan pupuk cair yang mengandung

Page 11: Budidaya Ikan Lele

bakteri akan menghasilkan enzim-enzim terutama enzim Xylanase yang berfungsi untuk

menguraikan sisa makanan (sampah organik) yang ada didasar kolam menjadi makanan untuk

jasad renik, udang renik, kutu air dan lain-lain yang merupakan makanan alami ikan lele,

sehingga pencemaran akibat sampah pakan yang ada dalam kolam dapat dihindari. Keuntungan

lainnya, air di dalam kolam lele tidak menghasilkan bau busuk seperti halnya lele non organik,

Sehingga  tak perlu repot mengganti air dalam kolam, menghemat biaya dan tenaga, bahkan air

dari kolam organic ternyata bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik untuk tanaman padi dan

palawija.

Hal-hal yang juga berpengaruh pada efektifitas pakan adalah :

1.      Kondisi air kolam,air kolam yang keruh menyebabkan ikan tidak dapat mendeteksi pakan

secara cepat,akibatnya pakan yang kita berikan pada ikan lebih banyak terlarut dalam air dan

kemudian mencemari air kolam,atau dengan kata lain pakan yang kita berikan lebih banyak

terbuang percuma daripada yang termakan oleh ikannya.

2.      Palatibilitas pakan(keuletan dan kekerasan pakan dalam air),pakan yang baik tidak mudah

hancur waktu ditebarkan kedalam kolam tapi mudah dicerna oleh ikan.Semakin bagus

palatabilitasnya semakin irit pakan yang kita butuhkan selama pemeliharaan.

3.      Keseragaman ukuran ikan peliharaan,kolam dengan ikan yang bermacam-macam dapat

menyebabkan terjadinya Kanibalisme dan kekerdilan.hal ini akan berakibat pada hasil panen

yang tidak merata bahkan bisa juga berakibat pada kegagalan panen karena ikan yang berukuran

kecil lebih banyak mati karena dimakan atau diserang oleh ikan-ikan yang berukuran besar,hasil

panen tidak mencapai hasil yang diharapkan karena jumlah ikan yang bisa kita panen jauh

berkurang karena kebanyakan menjadi makanan ikan besar(Kanibalisme)dan ukuran ikan yang

tidak banyak berkembang(kerdil)karena tidak mampu bersaing dalam perebutan pakan.

4.      Sistem pemeliharaan. Pemeliharaan dengan cara konvensional seperti yang biasa dilakukan

oleh kebanyakan petani merupakan hal yang sudah biasa dan memang sudah berjalan dengan

lancar meskipun pada saat ini baru terasa akibat negative yang tersisa dari cara konvensional ini

seperti;pencemaran air tanah,polusi udara dan mahalnya harga pellet buatan pabrik.sistem

pemeliharaan yang terbaik dan ramah lingkungan adalah dengan system organik,karena dalam

system ini diterapkan pola pengolahan yang serba alami,semua bahan yang kita terapkan ke

kolam memakai bahan dari lingkungan sekitar kita,sepeti yang kita bahas sebelumnya.

Page 12: Budidaya Ikan Lele

5.       Manajemen pakan. Pemberian pakan yang tepat waktu dan jumlahnya akan dapat menambah

nilai keuntungan dari hasil panen yang kita harapkan,poin terakhir yang kita bahas ini terkadang

dilupakan oleh kebanyakan petani lele,sehingga antara biaya pemeliharaan dan hasil panen lebih

banyak biaya pemeliharaannya terutama biaya untuk pakan,yang mencapai nilai 60% dari

peruntukan biaya keseluruhan.]

Tujuan dari pemeliharaan lele dengan sistem organik dimaksudkan untuk mengubah

kebiasaan lama, dimana disetiap kolam lele pasti akan tercium bau menyengat yang sangat

mengganggu lingkungan, juga untuk menekan limbah dan pencemaran lingkungan air

permukaan (sumur) akibat dari pemberian pakan yang berupa limbah industri peternakan ayam,

atau akibat kelebihan pakan berupa pellet yang biasanya tidak termakan habis oleh lele dan

menjadi penyebab utama dari bau busuk yang mencemari air sumur, parit, sungai dan udara

disekitar kolam pemeliharaan lele dengan system konvensional.

3.1.3 Manajemen Air

Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik :

  air harus bersih

  berwarna hijau cerah

   kecerahan/transparansi sedang (30 – 40 cm).

Ukuran kualitas air secara kimia :

   bebas senyawa beracun seperti amoniak

   mempunyai suhu optimal (22 – 26oC).

3.1.4 Manajemen Kesehatan.

        Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan

tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan

(air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit

baik yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan

pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian

nutrisi yang tinggi. Dalam kedua hal itulah, peranan  pupuk ion organik cair sangat besar. Namun

apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang

Page 13: Budidaya Ikan Lele

sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa, bakteri dan jamur dapat diobati

dengan formalin, larutan PK (Kalium Permanganat) atau garam dapur. Penggunaan obat tersebut

haruslah hati-hati dan dosis yang digunakan juga harus sesuai (Zonneveld,1991

BAB IV

ANALISIS DAN SINTESIS

Ikan konsumsi popular terdiri dari jenis ikan yang sudah dibudidayakan dengan baik di

masyarakat, mempunyai jumlah yang besar dan pola distribusinya sudah cukup luas. Jenis ikan

tersebut diantaranya ikan mas, lele, nila, patin. Pengembangan ikan konsumsi yang populer

sudah banyak dilakukan oleh masyarakat. Dengan begitu, tingkat keberhasilan pemeliharaan

ikanyang dibudidayakan diharapkan akan lebih tinggi.

Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dalam kolam dapat meningkatkan kandungan amoniak

yang dapat mengakibatkan mutu air turun. Pemberian makanan yang berlebihan akan

menyebabkan mutu air juga menurun. Ikan diberikan makanan yang sempurna karena faktor

kekurangan makanan menyebabkan ikan menjadi lemah dan memudahkan pathogen menyerang

ikan. Seandainya menurunnya kondisi kesehatan ikan dapat diketahui sebabnya tepat pada

waktunya dan terdapat kemungkinan untuk memperbaiki misalnya dengan mengubah

makanan/komposisi makanan, suhu dan pH air wabah penyakit akibat mikroorganisme yang

selalu ada dalam lingkungan ikan bisa dihindari (Zonnneveld,1991).

Page 14: Budidaya Ikan Lele

BAB V

PENUTUP

5.1  KESIMPULAN

                 Lele atau ikan keli adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali

karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki “kumis” yang panjang, yang

mencuat dari sekitar mulutnya. Secara ilmiah lele terdiri dari banyak sepesies. Sehingga tidak

mengherankan pula apabila lele di nusantara mempunyai banyak nama daerah. Ikan lele bersifat

natural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele

berdiam diri dan berlindung ditempat-tempat gelap. Hal ini dikarenakan kulitnya yang licin dan

tidak bersisik tidak bisa terkena panas matahari yang berlebihan.

Manfaat lele selain untuk konsumsi yaitu sebagai ikan hias, memberantas hama padi

berupa serangga air dan juga sebagai obat untuk mengobati penyakit asma, menstruasi tidak

teratur, kencing darah dan lain-lain. Masyarakat juga tidak perlu takut lagi untuk mengkonsumsi

ikan lele, karena sudah banyak peternak lele yang menggunakan budidaya lele organik ini. Selain

itu, lele juga kaya akan protein, lemak, vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif yang

sangat baik untuk pertumbuhan anak-anak balita.

Lele organik adalah budidaya ikan lele dengan sistem organik yang artinya pakan alami

berasal dari bahan organik, seperti kotoran sapi yang dapat menumbuhkan plankton sebagai

pakan alami. Usaha budidaya lele organik ini menjadi pilihan utama karena relatif mudah, mulai

dari proses pembenihan bibit, pemijahan, pemindahan hingga pendederan sampai siap jual.

5.2  SARAN

                 Adapun saran yang dapat disampaikan adalah untuk semua masyarakat tidak perlu

takut lagi untuk mengkomsumsi ikan lele, karena ikan lele sangat banyak manfaatnya mulai dari

kaya akan protein, lemak, vitamin bahkan juga sebagai obat untuk mengobati penyakit asma,

Page 15: Budidaya Ikan Lele

menstruasi tidak teratur, kencing darah dan lain-lain. Serta dengan informasi ini juga dapat

mencoba untuk membudidayakan lele organik sebagai sumber pencarian baru.

DAFTAR PUSTAKA

Zonneveld et al.1991.Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Nugroho,2011.Panduan Lengkap Ikan Konsumsi Air Tawar Populer.Jakarta:Penebar Swadaya

Bella,A, 2012. Budidaya Ikan Lele. Diakses dari http://bellangriani.blogspot.com/  pada tanggal 9

Maret 2013

Hasanuddin,1984.Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I.Binacipta

http://skarepeenyong.blogspot.com/2013/03/budidaya-ikan-lele.html

http://hardmodes.com

http://carabeternak.com

http://caraberternak.com/ternak-lele-di-drum/