budaya kerja dalam pendidikan islam

6
BUDAYA KERJA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Ketua LPP Al Irsyad Al Islamiyyah Pemalang Dunia kerja memang dapat memberikan dampak yang sangat besar dalam kelangsungan sebuah pekerjaan. Berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan juga banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk di dalamnya adalah budaya kerja yang baik, akan dapat memberikan kontribusi efektif dalam pencapaian tujuan yang diharapkan. Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan, tentunya ada banyak langkah dan metode yang harus ditempuh. Metode dan langkah yang diambil sudah barang tentu harus mengacu serta berpedoman pada fungsi-fungsi dalam manajemen baik itu menyangkut perencanaan, pengorganisasian, aktifitas kegiatan/ pelaksanaan maupun pada tingkat pengawasan / control yang sangat efektif. Untuk dapat mengetahui budaya kerja yang efektif, kita akan mengawali pembahasan yang berkaitan dengan budaya kerja dalam persepektif pendidikan islam. Islam merupakan agama yang sangat Universal dan memberikan ruang yang luas bagi pemeluknya untuk mengaktualisasikan serta mengamalkan ajaran agamanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan penjelasan yang terkandung di dalam Al Qur’an : masuklah ke dalam Islam secara sempurna … “ ( QS. Al Baqarah : 108 )

Transcript of budaya kerja dalam pendidikan islam

Page 1: budaya kerja dalam pendidikan islam

BUDAYA KERJA DALAM PENDIDIKAN ISLAMOleh : Ketua LPP Al Irsyad Al Islamiyyah Pemalang

Dunia kerja memang dapat memberikan dampak yang sangat besar dalam

kelangsungan sebuah pekerjaan. Berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan juga banyak

dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk di dalamnya adalah budaya kerja yang baik,

akan dapat memberikan kontribusi efektif dalam pencapaian tujuan yang diharapkan.

Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang diinginkan, tentunya ada banyak

langkah dan metode yang harus ditempuh. Metode dan langkah yang diambil sudah

barang tentu harus mengacu serta berpedoman pada fungsi-fungsi dalam manajemen

baik itu menyangkut perencanaan, pengorganisasian, aktifitas kegiatan/

pelaksanaan maupun pada tingkat pengawasan / control yang sangat efektif.

Untuk dapat mengetahui budaya kerja yang efektif, kita akan mengawali pembahasan

yang berkaitan dengan budaya kerja dalam persepektif pendidikan islam. Islam

merupakan agama yang sangat Universal dan memberikan ruang yang luas bagi

pemeluknya untuk mengaktualisasikan serta mengamalkan ajaran agamanya.

Hal ini dapat dibuktikan dengan penjelasan yang terkandung di dalam Al Qur’an :

“ masuklah ke dalam Islam secara sempurna … “ ( QS. Al Baqarah : 108 )

Di samping islam sebagai agama yang sempurna dan penuh rahmat bagi

seluruh alam, islam juga memberikan banyak pedoman dalam seluruh aspek kehidupan

yang menyertai kehidupan setiap insan beriman.

Sebelum kelahiran kita ke dunia, barang kali di situ pula kita sudah mendapatkan

bimbingan dan petunjuk untuk mendapatkan pendidikan secara islami. Sejak dalam

kandungan, kita sudah diperintahkan untuk memberikan pendidikan sedini mungkin

demi kelangsungan kelahiran seorang bayi secara sehat dan sempurna fisik maupun

psykis, serta harapan - harapan lain dari sang ibu untuk mendapatkan anak yang sehat,

cerdas dan berakhlaq mulia. Selain dari itu, kita sudah diajarkan pula untuk memulai

Page 2: budaya kerja dalam pendidikan islam

semua pekerjaan dengan bacaan basmalah, dan lain sebagainya yang menjadi aktifitas

sehari – hari agar senantiasa memiliki nilai ibadah.

Dengan demikian, apa yang kita lakukan akan mendapat keberkahan baik

berkah dari sumber yang diterima maupun sisi pemanfaatannya benar - benar

memberikan ketenangan di dalam hidup.

Budaya merupakan aktifitas rutin yang membekas secara terus – menerus dan

terbentuk pada diri seorang maupun kelompok orang dalam suatu komunitas tertentu.

Sehingga, ketika hal ini berlaku dan tidak dilandasi dengan nilai-nilai islam, maka yang

terjadi adalah sebuah budaya (kultur) yang menyimpang dan cenderung pada asumsi

tertentu. Mungkinkah, kita menghendaki budaya yang demikian, apalagi bila terjadi

pada sebuah pendidikan islam. Tentu kita tidak mengharapkannya. Marilah kita

mencoba untuk melihat secara jauh, bagaimana islam menempatkan persoalan dalam

setiap persoalan, artinya islam akan memberikan porsi suatu masalah sesuai dengan

masalahnya.

Budaya islam tentunya akan memberikan sesuatu yang berbeda dan membekas

pada komunitas yang ada, sehingga harus bisa dikembangkan dan dilestarikan pada

dunia pendidikan khususnya pendidikan islam, yang nota bene melabelkan islam

sebagai identitasnya.

Kita banyak mengetahui, tidak sedikit lembaga pendidikan yang melabelkan diri dengan

islam, namun dalam perjalanannya justru tidak memberikan kontribusi terhadap nilai-

nilai islam, bahkan yang tragis sekali lebih terbawa pada sebuah budaya luar yang

cenderung dikembangkan. Semua ini, menjadi pengalaman dan pamandangan bagi kita

untuk mampu mengembalikan sudut pandang kurang relevan ini kepada nilai-nilai yang

tepat, yakni islam sebagai rujukannya.

Budaya islam sangatlah tepat pada setiap zaman, untuk dijadikan pedoman dalam

setiap aspek kehidupan, kapan dan di manapun kita berada. Apabila kita mampu

mengubah dan melestarikan nilai-nilai yang sudah ditegaskan dalam islam, maka

lambat laun, keharmonisan, keseimbangan, keadilan dan kesejahteraan serta kesetiaan

(loyalitas) akan terbentuk dengan sendirinya sesuai harapan semua pihak.

Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda :

Page 3: budaya kerja dalam pendidikan islam

“ …. Maukah kamu, aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kamu

melakukannya akan saling mencintai ? sebarkanlah salam di antara kalian “ ( HR.

Muslim)

Melihat bunyi hadits di atas, kita akan bertanya pada diri kita ; “ sudahkah hal ini

menyertai dalam lembaga yang kita tempati “. Ini sebuah pertanyaan yang harus

mampu kita jawab secara arif dan bijaksana.

Kadang kita takut, terhadap kebencian dari orang lain walaupun sebenarnya apa

yang kita lakukan merupakan sikap yang harus diterapkan. Namun kita juga kadang

berlebihan, walaupun sikap yang kita ambil adalah benar, tetapi langkah dan cara yang

digunakan tidak bijaksana. Sehingga yang terjadi adalah ketidakseimbangan dalam

komunikasi maupun hubungan yang tidak harmonis.

Hal ini, islam telah memberikan pedoman kepada kita,

Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda :

“ Barang siapa yang mencari ridlo Allah meskipun dengan kebencian manusia,

maka Allah SWT akan mencukupkannya dari beban manusia “ (HR. At Tirmidi)

Al Qur’an juga menjelaskan ;

“ Sampaikanlah (manusia) kepada jalan Tuhanmu, dengan hikmah dan dengan

perkataan yang baik serta jegahlah dengan cara yang baik pula …(QS. An Nahl :

125)

Mendasari pada ayat di atas, sudah sangatlah jelas bahwa di dalam kita berinteraksi

dengan yang lain, ada banyak petunjuk yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan

kebaikan di antaranya. Namun demikian, kita sering membuat cara (metode) atau

budaya yang didasarkan atas kemauan dan hawa nafsunya sendiri sehingga jauh dari

kebaikan. Sebagai contoh, kita butuh situasi menjadi baik, nyaman, harmonis dalam

komunikasi, ketenangan dan lain sebagainya. Akan tetapi, kadang kita sendiri, yang

menciptakan kitidaknyamanan dalam komunikasi serta situasi yang kurang

menyenangkan. Di mana letak kesalahan sebenarnya ?, Tentu bisa disimpulkan,

karena tidak merujuk pada budaya islam yang sudah digariskan dalam Al Qur’an dan

Page 4: budaya kerja dalam pendidikan islam

As Sunnah. Cara yang digunakan kurang hikmah, terlalu terburu – buru dengan

keinginan kita, tidak bijaksana, perkataan yang disampaikan cenderung bernuansa

emosi tanpa kesantunan maupun penuh rahmah dan ketika mencegahpun tidak

mengarah pada tujuan kebaikan melainkan berhentinya kejelekan secara sesaat.

Oleh karena itu, mari kita bersama – sama untuk merenungkan situasi dan kondisi yang

semacam ini sebagai evaluasi diri kita masing - masing. Masihkah ada di antara

lingkungan kita ? atau bahkan memang berjalan budaya yang semacam ini.

Kita selalu berharap kepada Allah SWT agar senantiasa diberikan kemampuan dan

kesabaran di dalam kita melakukan amar ma’ruf nahi munkar, serta menciptakan

budaya yang tepat sehingga tercipta suasana yang menyenangkan dan selalu dalam

ridlo Nya, amin.

Kesimpulannya adalah agar kita selalu mengedapankan petunjuk - petunjuk yang

telah jelaskan di dalam Al Qur’an maupun As Sunnah dibandingkan dengan hawa nafsu

belaka sehingga tidak aka ada kebaikan di dalamnya.

Selain dari itu, sebaik apapun budaya yang dikembangkan selama menyelisihi

ketentuan dalam Al Qur’an dan As Sunnah, maka tidak dapat dijadikan rujukan untuk

dilestarikan. Akan tetapi, relevan atau tidak (menurut ukuran umum) apabila bersumber

dari Al qur’an dan As Sunnah, maka harus tetap kita budayakan dan dipertahankan

untuk menjadi sebuah budaya.(pen.albert’s.2010)

Page 5: budaya kerja dalam pendidikan islam

Medikal.04.10Media Pendidik Al Irsyad Pemalang