Budaya kerja

36
MEMBANGUN BUDAYA KERJA DISAJIKAN PADA : DIKLAT CALON PENGAWAS ANGK.III MANADO,8 MARET 2015 OLEH: PURYANTO WIDYAISWARA AHLI MUDA KEMENAG RI 2015

Transcript of Budaya kerja

Page 1: Budaya kerja

MEMBANGUN BUDAYA KERJA

DISAJIKAN PADA : DIKLAT CALON PENGAWAS ANGK.III

MANADO,8 MARET 2015O L E H :P U R Y A N T OW I D Y A I S W A R A A H L I M U D AK E M E N A G R I 2 0 1 5

Page 2: Budaya kerja

PENGERTIAN BUDAYASecara harfiah, pengertian budaya

(culture) berasal dari kata Latin Colere,

yang berarti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang (Soerjanto Poespowardojo, 1993). Namun, pengertian yang semula agraris ini lebih lanjut diterapkan pada hal-hal yang bersifat rohani (Langeveld, 1993).

Sedangkan Ashley Montagu dan Cristoper Dawson (1993), mengartikan kebudayaan sebagai way of life, yaitu cara hidup tertentu yang memancarkan identitas tertentu pula dari suatu bangsa.

Page 3: Budaya kerja

NEXTkebudayaan memiliki tiga wujudyaitu:

1.sebagai suatu kompleksitas dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya;

2.sebagai suatu kompleksitas aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat; dan

3.sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Page 4: Budaya kerja

PENGERTIAN BUDAYA KERJA

suatu falsafah yang didasari oleh pandangan hidup

sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan

dan kekuatan pendorong, membudaya dalam

kehidupan suatu kelompok masyarakat atau

organisasi kemudian tercermin dari

sikap menjadi peri laku, kepercayaan, cita-cita,

pendapat dan tindakan yang terwujud sebagai

"kerja" atau "bekerja"

Page 5: Budaya kerja

NILAI NILAI BUDAYA KERJA suatu keberhasilan kerja itu berakar

pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaannya.

Nilai-nilai tersebut bermula dari adat kebiasaan, agama, norma dan kaidah yang menjadi keyakinan dan kebiasaan dalam perilaku kerja atau organisasi

Nilai-nilai yang telah menjadi kebiasaan tersebut dinamakan Budaya.

Oleh karena budaya dikaitkan dengan mutu/kualitas kerja, maka kita namakan BUDAYA KERJA

Page 6: Budaya kerja

PENGERTIAN KERJAKata kerja dapat diidentifikasi berbagai pernyataan sebagai

berikut:Kerja adalah hukuman. Manusia sebenarnya hidup bahagia

tanpa kerja di Taman Firdaus, tetapi karena ia jatuh ke dalam dosa, maka ia dihukum: untuk bisa hidup manusia harus bekerja banting tulang cari makan. Salah satu bentuk hukuman adalah kerja paksa;

Kerja adalah beban. Bagi orang malas, kerja adalah beban. Juga bagi kaum budak atau pekerja yang berada dalam posisi lemah;

Kerja adalah kewajiban. Dalam sistem birokrasi atau system kontraktual, kerja adalah kewajiban, guna memenuhi perintah atau membayar hutang;

Kerja adalah sumber penghasilan. Hal ini jelas. Kerja sebagai sumber nafkah merupakan anggapan dasar masyarakat umumnya;

Kerja adalah kesenangan. Kerja sebagai kesenangan seakan hobi atau sport. Hal ini ada kaitannya dengan leisure, sampai pada SDM yang workaholic;

Page 7: Budaya kerja

NEXTKerja adalah gengsi, prestise. Kerja sebagai gengsi berkaitan

dengan status sosial dan jabatan. Jabatan seseorang struktural misalnya, jauh lebih diidamkan ketimbang jabatan fungsional;

Kerja adalah aktualisasi diri. Kerja di sini dikaitkan dengan peran, cita-cita atau ambisi. Bagi seseorang yang menganut anggapan dasar ini, lebih baik jadi kepala ayam ketimbang ekor sapi;

Kerja adalah panggilan jiwa. Kerja di sini berkaitan dengan bakat. Dan sini tumbuh profesionalisme dan pengabdian kepada kerja;

Kerja adalah pengabdian kepada sesama. Kerja dengan tulus, tanpa pamrih;

Kerja adalah hidup. Hidup diabdikan dan diisi untuk dan dengan kerja;

Kerja adalah ibadah. Kerja merupakan pernyataan syukur atas kehidupan di dunia ini. Kerja dilakukan seakan-akan kepada dan bagi kemuliaan nama Tuhan dan bukan kepada manusia. Oleh karena itu orang bekerja penuh antusias;

Kerja adalah suci. Kerja harus dihormati dan jangan dicemarkan dengan perbuatan dosa, kesalahan, pelanggaran dan kejahatan.

Page 8: Budaya kerja

BUDAYA KERJADalam Seminar KORPRI Daerah Istimewa Yogyakarta Nopember 1992

berkesimpulan bahwa: 1.salah satu komponen kualitas manusia yang

sangat melekat dengan identitas bangsa dan menjadi tolok ukur dasar dalam pembangunan;

2.dapat ikut menentukan integritas bangsa dan menjadi penyumbang utama dalam menjamin kesinambungan kehidupan bangsa;

3.sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dimilikinya, terutama falsafah bangsa yang mampu mendorong prestasi kerja setinggi-tingginya.

Page 9: Budaya kerja

BUDAYA KERJA MENURUT BUDHI PARAMITAbudaya kerja dapat dibagi menjadi:Sikap terhadap pekerjaan, yakni kesukaan

akan kerja dibandingkan dengan kegiatan lain, seperti bersantai, atau semata-mata memperoleh kepuasan dari kesibukan pekerjaannya sendiri, atau merasa terpaksa melakukan suatu hanya untuk kelangsungan hidupnya;

Perilaku pada waktu bekerja, seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dan kewajibannya, suka membantu sesama karyawan, dan sebagainya.

Page 10: Budaya kerja

MELAKSANAKAN BUDAYA KERJA

mempunyai arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan perilaku SDM untuk mencapai produktivitas kerja yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan masa depan.

Page 11: Budaya kerja
Page 12: Budaya kerja

5 BUDAYA KERJA KEMENAG RI

1.INTEGRITAS2.PROFESIONAL3.INOVASI4.TANGGUNG JAWAB

5.KETELADANAN

Page 13: Budaya kerja
Page 14: Budaya kerja
Page 15: Budaya kerja
Page 16: Budaya kerja
Page 17: Budaya kerja
Page 18: Budaya kerja
Page 19: Budaya kerja
Page 20: Budaya kerja
Page 21: Budaya kerja
Page 22: Budaya kerja
Page 23: Budaya kerja

DI JEPANG SUDAH DITERAPKAN PENEMPATAN DLM POSISI KERJA BERDASARKAN PADA JENIS DARAH (GOLONGAN DARAH) DENGAN CIRI-CIRI:

Bergolongan darah A: rajin dan tekun serta dapat dipercaya

Bergolongan darah O: berbakat jadi pemimpin, suka kerja keras atau phobia kerja, tidak suka pd orang yg bermalas-malasan

Page 24: Budaya kerja

NEXTBergolongan darah AB: mudah marah,

suka berubah-ubah perdiriannya dan sulit mengambil keputusan

Bergolongan darah B: sangat perasa, lamban kerja, namun mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik

Page 25: Budaya kerja

FUNGSI GURU Guru merupakan salah satu komponen

pendidikan di sekolah yang memiliki peran penting dan strategis.

Page 26: Budaya kerja

guru tidak hanya mengajar dan mendidik saja, namun Sesungguhnya meliputi : (1) guru sebagai pengajar (teacher as instructor); (2) guru sebagai pembimbing (teacher as counsellor); (3) guru sebagai ilmuwan (teacher as scientist); (4) guru sebagai pribadi (teacher as person); (5) guru sebagai penghubung (teacher as communicator); (6) guru sebagai pembaharu (inovator); dan (7) guru sebagai pembangun (teacher as constructor (Adams dan Dickey dalam Hamalik, 2003).

Page 27: Budaya kerja

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 14 TAHUN 2005TENTANG GURU DAN DOSENBAB 1 AYAT 1

GURU adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur

pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Page 28: Budaya kerja

BAB IIKEDUDUKAN, FUNGSI, DAN TUJUAN Pasal 2 Guru mempunyai kedudukan

sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 29: Budaya kerja

PASAL 6

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Page 30: Budaya kerja

BAB IIIPRINSIP PROFESIONALITAS 

Pasal 7Profesi guru dan profesi dosen

merupakan bidang pekerjaan khusus yang

dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: :

memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;

memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas;

Page 31: Budaya kerja

NEXT memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;

memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;

memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja;

memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan; dan

memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Page 32: Budaya kerja

BAB VISANKSI Pasal 77 Guru yang diangkat oleh Pemerintah atau

pemerintah daerah yang tidak menjalankan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:1.teguran;2.peringatan tertulis;3.penundaan pemberian hak guru;4.penurunan pangkat;5.pemberhentian dengan hormat; atau6.Pemberhentian tidak dengan hormat.

Page 33: Budaya kerja

BAB IIIPRINSIP PROFESIONALITASPasal 20 Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru

berkewajiban: merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses

pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan

memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

Page 34: Budaya kerja

BAGIAN KELIMAPEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN 

Pasal 32 Pembinaan dan pengembangan guru meliputi

pembinaan dan pengembangan profesi dan karier. Pembinaan dan pengembangan profesi guru

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Pembinaan dan pengembangan profesi guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui jabatan fungsional.

Pembinaan dan pengembangan karier guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.

 

Page 35: Budaya kerja

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIANOMOR 20 TAHUN 2003TENTANGSISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB IXSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Pasal 35 Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,

kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.

Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.

Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.

Page 36: Budaya kerja

WASSALAMTHANKS SO MUCH

HATURNUHUN