BPKM RESPIRASI 2015

31
Kata Pengantar Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT bahwa Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Respirasi FK Untan tahun akademik 2014- 2015 telah dapat diselesaikan. Buku ini diharapkan dapat membuka wawasan dan memberikan pemahaman awal sebagai dasar berpikir yang kuat dalam pembelajaran sistem respirasi. Semoga buku ini dapat digunakan oleh para staf pengajar dalam menjalankan dan menyelenggarakan proses belajar – mengajar serta bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dokter di Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Barat pada khususnya. Kami menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang memberi asupan untuk penyelesaian BRP ini. Kami menyadari bahwa BRP ini belum sempurna sehingga kritik dan saran sangat Kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini di masa mendatang. Pontianak, Januari 2015 Tim Modul Respirasi FK Untan Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Respirasi, FK Untan 2014-2015 1

description

BPKM RESPIRASI 2015

Transcript of BPKM RESPIRASI 2015

Kata Pengantar

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT bahwa Buku Rancangan Pengajaran (BRP) Modul Respirasi FK Untan tahun akademik 2014-2015 telah dapat diselesaikan. Buku ini diharapkan dapat membuka wawasan dan memberikan pemahaman awal sebagai dasar berpikir yang kuat dalam pembelajaran sistem respirasi. Semoga buku ini dapat digunakan oleh para staf pengajar dalam menjalankan dan menyelenggarakan proses belajar mengajar serta bermanfaat bagi kemajuan pendidikan dokter di Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Barat pada khususnya.Kami menyampaikan terima kasih sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang memberi asupan untuk penyelesaian BRP ini. Kami menyadari bahwa BRP ini belum sempurna sehingga kritik dan saran sangat Kami harapkan untuk penyempurnaan buku ini di masa mendatang.

Pontianak, Januari 2015

Tim Modul Respirasi FK Untan

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Respirasi, FK Untan 2014-201525

Pendahuluan

1. Latar BelakangProses Respirasi sangat penting untuk dapat mensuplai oksigen ke semua jaringan tubuh dan untuk mengeluarkan karbondioksida yang dihasilkan oleh darah melalui paru-paru. Sel-sel tubuh terus menerus menggunakan oksigen untuk reaksi metabolik yang melepaskan energi dari molekul nutrien dan menghasilkan ATP. Pada waktu yang sama, reaksi tersebut melepaskan karbondioksida. Konsumsi oksigen dan produksi karbondioksida terjadi di dalam mitokondria seiring dengan terjadinya respirasi seluler. Jumlah karbondioksida yang berlimpah menghasilkan keasaman yang bersifat racun bagi sel tubuh, sehingga harus cepat dikeluarkan oleh tubuh.Proses respirasi melewati dua tahap yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal. Respirasi eksternal merupakan proses respirasi yang berlangsung melalui alat-alat pernapasan. Sedangkan respirasi internal merupakan proses respirasi yang berlangsung di dalam sel ( di dalam sitoplasma dan mitokondria). Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4 mekanisme dasar, yaitu: Ventilasi paru, merupakan masuk dan keluarnya udara antara alveoli dan atmosfir, Difusi dari oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah, Perfusi oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel. Sistem ini menjamin pasokan oksigen dalam tubuh.Berkurangnya pasokan O2 karena suatu sebab, jaringan yang mengalami hal tersebut akan hipoksia. Jika pasokan O2 berhenti total karena suatu proses patologis terjadi anoksia yang menimbulkan kematian sel.Permasalahan kesehatan di Indonesia yang berkaitan dengan sistem respirasi semakin berkembang. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama. Episode penyakit batuk pilek pada anak usia di bawah lima tahun (balita) di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali setiap tahun. Pada banyak negara berkembang, lebih dari 50% kematian pada umur anak-anak balita disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan akut pneumonia, yaitu infeksi akut jaringan paru/alveoli. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada akhir tahun 2000, diperkirakan kematian akibat pneumonia sebagai penyebab utama infeksi saluran pernapasan akut di Indonesia mencapai 6 kasus di antara 1000 bayi dan balita. Infeksi TB paru juga masih menjadi masalah kesehatan penting di Indonesia. Seperempat juta kasus baru TB bertambah setiap tahun dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahun. Indonesia saat ini menempati peringkat empat besar di dunia setelah Cina, India, dan Afrika. Meskipun Indonesia telah berhasil mencapai angka keberhasilan pengobatan sesuai dengan target global yaitu 85 persen, namun timbulnya resistensi obat TB diiringi peningkatan ko-morbid HIV/AIDS-TB menjadi tantangan baru dalam penatalaksanaan TB di Indonesia.Dalam Kurikulum pendidikan dokter umum KURFAK 2005, Modul Respirasi yang dilakukan pada semester 4 merupakan modul ke delapan pada tahap 2 yaitu tahap Medical Sciences, akan berlangsung selama 5 minggu. Melalui Modul Respirasi, mahasiswa diperkenalkan dengan sistem respirasi dan organ/sistem terkait serta pemahaman mekanisme fisiologis dan gangguan sistem repirasi yang berbentuk dalam berbagai manifestasi klinik; dengan kegiatan pembelajaran mendorong mahasiswa untuk belajar aktif dan mandiri sehingga ketrampilan belajar diperoleh dan dicapai kompetensi di bidang respirasi sebagai calon dokter. 2. Kompetensi yang harus dimiliki dalam Pembelajaran RespirasiBerdasarkan Kurikulum Nasional (KIPDI III) yang berbasis kompetensi, pendidikan kedokteran diarahkan untuk menguasai 7 area kompetensi ditambah 3 kompetensi untuk lulusan FK Untan. Pada Modul Respirasi, ditujukan untuk menguasai 9 area kompetensi berkaitan dengan pembelajaran ilmu respirasi dan penanganan permasalahannya, yaitu:1. Keterampilan komunikasi efektif 2. Keterampilan klinik dasar dalam penanganan respirasi3. Kemampuan menjelaskan ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi dalam pemahaman ilmu respirasi dalam keadaan sehat dan sakit4. Kemampuan menjelaskan pengelolaan masalah respirasi pada individu, keluarga dan komunitas5. Kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dalam mengelola informasi untuk mengidentifikasikan masalah dan menegakkan diagnosis serta menyusun rencana selanjutnya6. Mawas diri dan mampu mengembangkan diri atau belajar sepanjang hayat7. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik3. Tujuan UmumMelalui Modul Respirasi yang dijalani selama 5 minggu, mahasiswa memiliki kompetensi derajat 1 terkait bidang respirasi yang wajib dimiliki seorang dokter dan merupakan modal dasar dalam penanganan masalah respirasi pada layanan kesehatan.

4. Tujuan KhususSetelah menyelesaikan Modul Respirasi, mahasiswa diharapkan mampu:1. Berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara santun berdasarkan empati dalam upaya mengelola klien dan pasien dengan mengintegrasikan penalaran biomedis (ilmu dasar) dan klinik, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara teman sejawat, tenaga medis profesional lainnya, komunitas, pasien dan keluarga pasien.2. Berpikir kritis dalam mensintensis dan analisis data khususnya di bidang respirasi dengan mengintegrasikan ilmu dasar (biomedis), klinik dan lingkungan.3. Menjelaskan mekanisme dasar proses respirasi dengan mengintegrasikan berbagai ilmu dasar4. Menjelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan respirasi5. Melakukan pemeriksaan jasmani yang terkait sistem respirasi, secara profesional6. Mengidentifikasi masalah medis data sekunder dan menegakkan diagnosis serta menyusun rencana tatalaksana penanganan masalah respirasi yang meliputi farmakologi, nonfarmakologi pada individu, keluarga dan komunitas dengan menerapkan pendekatan kedokteran berbasis bukti (Evidence-based Medicine/EBM)7. Menjelaskan dan membuat rencana tindakan pencegahan (primer, sekunder dan tersier bila ada) dan tindak lanjut standar dalam tatalaksana masalah respirasi, dengan memertimbangkan keterbatasan ilmu dalam penatalaksanaan.8. Menjelaskan dan/atau melakukan prosedur pemeriksaan penunjang standar yang berkaitan dengan sistem respirasi 9. Aktif dalam mencari, mengumpulkan, menyusun serta menafsirkannya dalam memperoleh informasi dengan memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengidentifikasi, sintesis, analisis data sekunder guna merencanakan penatalaksanaan masalah kesehatan respirasi10. Mengenali isu dan dilema etik serta masalah medikolegal dalam situasi klinik yang berkaitan dengan masalah respirasi dan mengetahui kapan dan bagaimana mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain dalam menyelesaikan pilihan etik dan medikolegal tersebut11. Peka terhadap tata nilai pasien dan mampu memadukan pertimbangan moral dan memiliki keterampilan untuk memutuskan masalah etik yang berhubungan dengan gangguan respirasi12. Memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia 2012.

Karakteristik Mahasiswa

Mahasiswa yang mengikuti Modul Respirasi adalah mahasiswa yang telah melalui tahap 1 sehingga telah mencapai keterampilan belajar sesuai dengan tujuan tahap 1 General education yang dilatihkan dalam modul pendidikan dasar perguruan tinggi (PDPT). Mahasiswa telah memiliki prior knowledge serta mencapai keterampilan dan sikap dasar, yaitu keterampilan belajar sepanjang hayat, keterampilan-keterampilan generic dan sikap peduli terhadap lingkungan/masyarakat. Mahasiswa yang mengikuti modul respirasi adalah mahasiswa semester 4, setelah melewati modul gastrointestinal, ginjal dan cairan tubuh, dan modul kardiovaskular.

Sasaran Pembelajaran TerminalMenurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, terdapat tingkatan kemampuan yang harus dicapai, tingkat kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan, tingkat kemampuan 2 : mendiagnosis dan merujuk, tingkat kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk, 3A bukan gawat darurat, 3B gawat darurat, tingkat kemampuan 4 : mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mendiri dan tuntas. 4A merupakan kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter. Dengan demikian daftar penyakit yang diutamkan pada modul respirasi adalah di level kompetensi 4A. Daftar masalah kesehatan individu dan masyarakat pada sistem respirasi adalah: bersin-bersin, pilek, mimisan, hidung tersumbat, hidung berbau, benda asing dalam hidung, suara sengau, nyeri menelan, suara serak, suara hilang, tersedak, benda asing dalam kerongkongan, batuk (kering,berdahak, darah), sesak nafas, nafas berbunyi, sumbatan jalan nafas.Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, Daftar Penyakit sistem respirasi dengan tingkat kemampuan 4A adalah: Influenza, Pertusis, Faringitis, Tonsilitis, Laringitis, Asma Bronkial, Bronkitis Akut, Pneumonia, Bronkopneumonia, Tuberkulosis Paru.Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, Keterampilan medik yang memiliki tingkat keterampilan 4A adalah : Inspeksi leher, palpasi kelenjar ludah, palpasi nodus limfatikus, palpasi kelenjar tiroid, usap tenggorokkan (throat swab), penilaian respirasi, inspeksi dada, palpasi dada, perkusi dada, auskultasi dada, pemeriksaan sputum dan interpretasinya, uji fungsi paru/spirometri dasar, interpretasi rontgen/foto toraks, dekompresi jarum, perawatan WSD, terapi inhalasi/nebulisasi,terapi oksigen dan edukasi berhenti merokok.Setelah menyelesaikan pembelajaran modul respirasi, bila dihadapkan pada data sekunder dan simulasi, mahasiswa mampu menjelaskan struktur makroskopis dan mikroskopis, mekanisme kerja dan interaksi antarsistem respirasi serta sistem organ yang terkait, patogenesis/patofisiologi gangguan pernapasan, serta mampu melakukan anamnesis, pemeriksaan fisis pernapasan, dan laboratorium yang berkaitan dengan gangguan sistem pernapasan, pendekatan tatalaksana serta tindakan pencegahannya.

Sasaran Pembelajaran PenunjangSetelah menyelesaikan modul respirasi, secara lebih rinci, mahasiswa diharapkan dapat mencapai sasaran pembelajaran berikut :

Rincian sasaran pembelajaran 1. Bila diberikan pemicu mengenai pernapasan mahasiswa mampua. Menjelaskan anatomi dan struktur mikroskopik sistem pernapasan b. Menjelaskan fisiologi sistem pernapasan dan interaksi dengan sistem organ terkaitc. Menjelaskan pertukaran gas secara mikro dan keseimbangan asam basad. Menjelaskan bioenergetika dan pembentukan radikal bebas dalam proses respirasi sel2. Bila diberikan pemicu masalah pernapasan, mahasiswa mampua. Menjelaskan mekanisme terjadinya masalah dan sistem/organ terkaitb. Menjelaskan histopatologi dan patofisiologi penyakit yang menimbulkan masalah tersebutc. Menjelaskan etiologi dan sistematika deteksi (pemeriksaan penunjang) yang diperlukan berdasarkan patogenesis dan patofisiolgi dari penyakit yang menimbulkan masalah tersebut 3. Bila diberikan data sekunder, mahasiswa mampua. Merumuskan masalah medis dan kegawatdaruratan-nya (bila ada)b. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjangc. Menjelaskan diagnosis dan diagnosis bandingd. Menjelaskan pendekatan penatalaksanaand.1. medikamentosa: farmakologi obatd.2. non medikamentosae. Menjelaskan penatalaksanaan masalah gangguan saluran napas sebagai masalah nasional (ISPA dan TB)4. Bila diberi pasien simulasi dengan kelainan respirasi, mahasiswa mampua. Melakukan anamnesis yang sesuai dengan masalahb. Melakukan pemeriksaan fisis pernapasan5. Bila diberikan masalah dalam suatu komunitas/masyarakat, mahasiswa mampua. Menentukan besarnya masalah dalam komunitas/masyarakatb. Menentukan faktor penyebab atau faktor terkait dengan terjadinya masalahc. Membuat rencana penyelesaian (pencegahan,pengobatan, rehabilitasi) masalah ini di komunitas

POKOK BAHASAN

Pernafasan Normal

1. Anatomi dan histologi saluran napas atas dan jaringan terkait, saluran napas bawah, paru, pleura dan mediastinum

2. Aspek mekanik dan fisiologik respirasi 1.1. Struktur makroskopik saluran napas atas dan jaringan terkait, saluran napas bawah, paru, pleura dan mediastinum1.2. Struktur mikroskopik saluran napas atas dan adneksa terkait, saluran napas bawah, paru, pleura dan mediastinum1.3. Sistem dan mekanisme pertahanan pernapasan2.1. Inspirasi dan ekspirasi (mekanisme bernapas)2.2. Mekanisme respirasi: Ventilasi Difusi Perfusi2.3. Pengaturan pernapasan Pengendalian oleh sistem saraf Interaksi dinding dada, pleura, paru pada sistem pernapasan Refleks khusus pada proses respirasi2.4. Ruang rugi anatomi dan fisiologi2.5. Surfaktan perannya pada inflasi, deflasi paru serta stabilisasi alveoli2.6. Dinamik pada sistem respirasi Resistensi paru dan jalan napas Aliran laminar dan turbulen Prinsip Bernoulli Elastic recoil paru dan dinding dada Tonus otot polos bronkus

Infeksi saluran napas atas dan bawah3. Proses pertukaran gas

3.1. Transport O23.2. Oksigenasi dan kurva disosiasi oksigen3.3. Ventilasi alveolar dan proses eliminasi CO2 oleh sistem sirkulasi 3.4. Pengaturan asam basa3.5. Bioenergetika dan pembentukan radikal bebas pada proses respirasi sel

4. Volume paru dan kapasitas paru4.1. Volume statik dan dinamik serta kapasitas paru4.2. Compliance paru4.3. Flow-volume loop dan keterbatasan aliran udara ekspirasi4.4. Spirometri

Etiologi 1.1. Bakteri1.2. Virus1.3. Jamur1.4. Parasit1.5. Kolonisasi kuman1.6. Ekologi mikroba

5. Patogenesis & patofisiologi2.1. Mekanisme masuknya agent (patogen) ke dalam sistem respirasi2.2. Bersin2.3. Batuk2.4. Post nasal drip syndrome2.5. Sesak napas

Penyakit obstruktifsaluran napas atas dan bawah3. Imunopatologi3.1. Respons imun 3.1.1. Respons imun spesifik3.1.2. Respons imun nonspesifik3.2. Inflamasi

2. Perubahan berdasarkan patogenesis & patofisiologi3.3. Perubahan makroskopik 3.4. Perubahan mikroskopik3.5. Organ/sistem terkait3.6. Perubahan parameter laboratorium klinik

4. Pemeriksaan penunjang4.1. Dasar diagnostik 4.2. Bahan pemeriksaan4.3. Pewarnaan gram4.4. Pemeriksaan radiologi

5. Tatalaksana 5.1. Medikamentosa (farmakologi anti-infeksi dan simtomatik)5.2. Non-medikamentosa

6. Kesehatan 7. Masyarakat7.1. Besar masalah7.2. Mortalitas & morbiditas7.3. Pencegahan

8. Etiologi1.1. Intralumen dan ekstralumen1.2. Benda asing

Faktor risiko2.1. Alergen 2.2. Asap rokok2.3. Polusi Udara (IndoorOutdoor)2.4. Genetik

Tuberkulosis

1. PatologiSaluran napas atas, bawah dan parenkim1. 2. 3. 3.1. Kelainan anatomi 3.2. Inflamasi3.3. Edema3.4. Sumbatan mukus3.5. Bronkokonstriksi3.6. Airway remodelling3.7. Patologi forensik

2. Patofisiologi4.1. Obstruksi hidung 4.2. Bronkospasme4.3. Hipoventilasi4.4. Ketidakseimbangan ventilasi/perfusi4.5. Gangguan difusi4.6. Air trapping4.7. Hipoksia4.8. Hiperkapnia4.9. Sianosis

3. Jenis Penyakit Obstructive Airway4.10. Rhinitis4.11. Asma4.12. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)4.13. Obstructive Sleep Apnea Syndrome (OSAS)

4. Diagnosis4.14. Gejala dan tanda (anamnesis dan pemeriksaan jasmani)4.15. Foto toraks4.16. Laboratorium: pemeriksaan sputum, eosinofil total, dan IgE spesifik4.17. Analisis gas darah4.18. Spirometri (termasuk uji bronkodilator)

5. Tatalaksana5.1. Medikamentosa (farmakologi bronkodilator, anti-inflamasi, simtomatik)5.2. Non-medikamentosa (pengangkatan benda asing)

6. Terapi oksigen6.1. Indikasi6.2. Low vs high dose6.3. Cara pemberian

7. Kesehatan masyarakat7.1. Besarnya masalah7.2. Morbiditas, mortalitas7.3. Pencegahan

1. M. tuberculosis

8. 1.1. Karakteristik biologi1.2. Transmisi 1.3 Replikasi di tubuh manusia1.3. Mekanisme resistensi1.4. Faktor risiko Pajanan Infeksi Sakit Kematian

9. Patofisiologi & patogenesis2.1. Patogenesis infeksi dan sakit2.2. TB primer dan TB pasca-primer2.3. Reaktivasi dan re-infeksi

Neoplasma saluran napas atas, napas bawah dan mediastinum

3. Imunologi

3.1. Imunopatogenesis3.2. Mekanisme uji tuberkulin3.3. Mekanisme vaksinasi BCG

4. Diagnosis5. 5.1. Tanda dan gejala (anamnesis dan pemeriksaan jasmani)5.2. Pemeriksaan laboratorium (spesimen sputum yang baik, pewarnaan BTA Ziehl-Nielsen, dll, pembacaan skala IUATLD, kultur M.tuberculosis, penyimpanan sediaan, pembuangan limbah)4.3. Foto toraks4.4. Uji tuberkulin4.5. Sistem skoring TB anak

Klasifikasi TB paru5. Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan dan beratnya penyakit sesuai WHO/ program nasional 5.3. Identifikasi TB di luar paru5.4. Komplikasi (batuk darah, pneumotoraks, empiema, dll)5.5. Komorbid5.6. TB dan kehamilan

Intervensi efektif5.7. Pentingnya penemuan sputum BTA (+)5.8. Strategi DOTS 5.9. Rasionalisasi pengobatan : paduan obat, lama pengobatan, fase awal dan fase lanjutan, cara pemberian (intermiten vs daily), dosis, fixed dose combination (FDC)

7. Tatalaksana medikamentosa (obat anti tuberkulosis)6. 7.1. Regimen pengobatan sesuai klasifikasi7.2. Farmakologi obat-obat antituberkulosis (OAT)7.3. Efek samping dan penanganannya7.4. Evaluasi hasil pengobatan dan pemeriksaan ulang (sputum BTA dan foto toraks)

7. Nonmedikamentosa7.5. Edukasi7.6. Pengawas minum obat (PMO) 7.7. Nutrisi 7.8. Peranan pembedahan pada TB

8. Kesehatan masyarakat

8.1. Masalah : Multi Drugs Resistance (MDR), TB- HIV8.2. Morbiditas, mortalitas8.3. Pencegahan8.4. Lacak sumber penularan (pasien anak), lacak orang tertular (pasien BTA +)

9. Respons pengobatan10. Selesai pengobatan (pengobatan lengkap)10.2. Kesembuhan10.3. Kegagalan10.4. Putus obat10.5. Kekambuhan

1. Etiologi & faktor risiko

1.1. Polutan 1.2. Asap rokok1.3. Agen karsinogenik1.4. Genetik1.5. Virus Epstein-Barr

11. Patogenesis2. 2.1. Karsinogenesis2.2. Penyebaran tumor

1. Klasifikasi3.1. Tumor jinak dan ganas3.2. Jenis histologik

Aspek Medikolegal

2. Diagnostik3.3. Cara pemeriksaan/ pengambilan sampel 3.4. Diagnostik serologi3.5. Diagnostik patologi anatomi3.6. Radiodiagnostik

3. 1.1. Informed Consent1.2. Standar Pemeriksaan pasien

10 penyakit prioritas lingkup bahasan dalam proses pembelajaran1) Tuberkulosis2) Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)3) Asma4) PPOK (termasuk emfisema dan bronkhitis kronis)5) Pneumonia6) Bronkitis akut7) Bronkiektasis8) Efusi pleura9) Kegawatdaruratan paru (gagal napas, pneumotoraks, batuk darah)10) Keganasan (karsinoma nasofaring, karsinoma paru, tumor mediastinum)

Metode Pengajaran

Metode pengajaran yang digunakan pada Modul Respirasi adalah pengajaran aktif mandiri (student centered), terintegrasi dengan menggunakan pendekatan metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah (BDM) sebagai metode pengajaran utama serta metode pembelajaran lainnya diantaranya praktikum, kuliah interaktif, dll. Dalam metode pengajaran BDM tercakup diskusi kelompok (DK), kegiatan mandiri dan pleno termasuk presentasi kelompok dan pelurusan/asupan dari narasumber. Jumlah jam metode pengajaran yang tercakup dalam tahap orientasi, latihan dan umpan balik dapat dilihat pada jadwal kegiatan.A.Tahap OrientasiBertujuan memberikan wawasan mengenai luasnya lingkup sistem respirasi dan dampak masalah dalam kehidupan serta pengelolaannya dalam ilmu kedokteran.1. Kuliah 2. Pleno3. Praktikum 4. KKD5. PBL (Diskusi Kelompok Mahasiswa)

B. LatihanBertujuan untuk mengembangkan serta mempertajam dan meningkatkan kemampuan melalui berbagai pengalaman belajar 1. Diskusi kelompok 2. Praktikum 3. Presentasi (Pleno)4. KKD

C. Umpan balikBertujuan untuk memberikan pelurusan pemahaman dan/atau masalah respirasi dalam kehidupan dan pengelolaannya dalam ilmu kedokteran 1. Kuliah2. Diskusi kelompok3. Pleno4. Praktikum5. KKD

D. Jumlah SKS 1.Kuliah45 JAM162,8125

2.DK16 JAM161

3.Praktikum18 JAM320,5625

4.KKD4 JAM320,125

5.Pleno8 JAM160,5

6.Mandiri76 JAM641,1875

TOTAL SKS5,625

NoTopikJumlah jamPengajarDepartemen

K1Kuliah pengantar1dr.Syarifah Nurul Yanti R.S.A./dr.Sari RahmayantiKetua/wakil ketua modul

K2Anatomi sistem respirasi2dr.Syarifah Nurul Yanti R.S.AAnatomi

K3Histologi sistem Respirasi2dr.Nawangsari, M.BiomedHistologi

K4Mekanika pernapasan dan pengaturan pernapasan2dr.Willy Handoko , M.BiomedFisiologi

K5Mekanisme pertukaran gas&protein pengangkut di paru & jaringan2dr.Virhan N.Biokimia

K6Kontrol Pernafasan2dr.Willy Handoko , M.BiomedFisiologi

K7Tanda inflamasi dan infeksi pada saluran napas, pemeriksaan H5N11dr.Justina Maria Sp.PKSMF PK

K8Obat simptomatik saluran nafas2dr.Pandu Indra Bangsawan , M.KesFarmakologi

K9Infeksi saluran napas dan tuberkulosis2dr.Sari Eka PA

K10Kuliah Empati2dr.ita armyantiEtik

K11Neoplasma pada saluran nafas2dr.Sari Eka PA

K12Kuliah Pengantar KKD PF Paru2dr.H.Abdul Salam Sp.P/DR.Risa Sp.PSMF Pulmonologi

K13Kuliah Pengantar KKD THT2dr.Eni Sp.THTSMF THT

K14Mycobacterium tuberculosis dan prinsip resistensi2dr.Delima Fajar LianaMikrobiologi

K15Mekanisme imunologi pertahanan saluran nafas2dr.Effianamikrobiologi (imunologi)

K16OAT dan Rasionalisasi Pengobatan2dr.Ita ArmyantiFarmakologi

K17pengaruh tungau dan debu pada pernafasan2dr.Ibnu KhatanParasitologi

K18 Neoplasma saluran nafas atas2dr.Eni Sp.THTSMF THT

K19Dasar pemeriksaan pencitraan sistem respirasi2dr.Fenni Sp.RadSMF Radiologi/RSP Untan

K20Respons imun TB , dasar vaksinasi BCG dan uji tuberkulin2dr.Rini Andriani Sp.A/Departemen Ilmu Kesehatan AnakSMF Anak

K21simtomatologi gangguan fungsi Paru2dr.H.Salam Sp.PSMF Pulmonologi

K22Hipoksia, gangguan ventilasi dan keseimbangan asam basa2dr.M.Zulkarnain Sp.AnSMF Anestesi/RSP Untan

K23Intubasi/pemasangan ETT2dr.M.Zulkarnain Sp.AnSMF Anestesi/RSP Untan

K24Ispa,Bronkitis dan pneumonia pada anak2dr.Rini Andriani Sp.A/Departemen Ilmu Kesehatan AnakSMF Anak

K25Terapi Oksigen2dr.M.Zulkarnain Sp.AnSMF Anestesi

T O T A L jam pengajaran48

LAMPIRAN 1

E. KUMPULAN PEMICU

PEMICU 1Nyonya S 40 tahun karyawan bagian produksi pabrik kayu selama 10 tahun.sering kerja lembur. Datang berobat ke Rumah Sakit dengan keluhan batuk lebih dari 1 bulan, berdahak kehijauan,merasa lemah, berat badan sejak sekitar 1 bulan turun 2 Kg. Sebelumnya pernah 2 kali berobat ke puskesmas dan ke dokter praktek, merasa belum sembuh dan khawatir karena pasien saat ini sedang hamil 2 bulan. Tidak ada anggota keluarga dengan penyakit serupa.

PEMICU 2RN, 23 tahun adalah seorang mahasiswa asal Sintang, yang aktif mengikuti kegiatan sepak bola sejak SMA. Suatu hari disaat RN pemanasan lari keliling lapangan sebelum latihan, RN mulai terbatuk-batuk disertai mengi ringan. Semasa SMA, RN beberapa kali mengalami sesak napas disertai batuk saat mengikuti perlombaan sepak bola. Dokter keluarganya menyatakan bahwa RN menderita bronkitis, tetapi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Karena keluhan batuknya semakin bertambah, RN memeriksakan dirinya ke Unit Pengobatan Paru-Paru kota Pontianak(UP4), oleh dokter di UP4 memintanya melakukan pemeriksaan spirometri. Hasil pemeriksaan spirometri adalah sebagai berikut: FEV1 3,01 L (97% prediksi) FVC3,24 L (96% prediksi) PEFR6,86 L (97% prediksi) FEV1/FVC 89%

PEMICU 3Seorang laki-laki berusia 22 tahun seorang mahasiswa kedokteran datang ke Klinik dengan keluhan sakit menelan, Sejak 3 hari yang lalu laki-laki tersebut mengalami demam, batuk, pilek dan bersin-bersin. Terdengar grok-grok saat batuk namun dahak sulit dikeluarkan. Pasien mengatakan saat pasien membuka mulut terlihat kedua tonsil palatina berwarna kemerahan dan membesar mendekati uvula. Pasien hanya minum obat penurun panas dan obat batuk pilek yang dibeli sendiri di apotik. Setelah minum obat panas turun sebentar tetapi setelah itu panas kembali naik. PEMICU 4

Seorang ibu membawa anak laki-laki berumur 8 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas disertai batuk-batuk berdahak berwarna jernih terutama saat cuaca dingin. Anak tersebut sesak napas disertai napas berbunyi. Pada pemeriksaan bibir terlihat berwarna kebiruan, napasnya cepat dan terlihat sesak. ibu pasien mengatakan keluhan ini sudah lama dialami anaknya dan anaknya rutin berobat ke puskesmas, anaknya biasa dibekali obat untuk sesak nafas namun saat ini persediaan obat di rumah habis. Ayah pasien merupakan perokok berat, pernah mencoba untuk berhenti merokok tetapi tidak berhasil.F. EvaluasiF.1 Evaluasi hasil pendidikanAdapun evaluasi mahasiswa yang akan ditentukan berdasarkan proses dan hasil pendidikan mahasiswa. Syarat awal untuk mengikuti ujian adalah setiap mahasiswa wajib mengikuti minimal 75% kegiatan proses belajar mengajar selain praktikum (laboratorium dan KKD) di modul tersebut. Kegiatan praktikum harus diikuti 100%.

KEHADIRAN(10%)TUGAS (20%)UTS (30%)UAS (40%)

TOLERANSI KETIDAKHADIRAN = 25%NILAI DKSUMATIF 1SUMATIF 2

PRAKTIKUM, KKD HARUS 100%LAPORAN PRAKTIKUMUJIAN PRAKTIKUMUJIAN KKD

LAPORAN DK

PRETEST

POST TEST

Kuis akhir DK2

TUGAS LAIN

Kriteria kelulusan: Nilai akhir perhitungan berdasarkan pembobotan diatas minimal 65 (C+). Publikasi nilai dilakukan paling lambat 2 minggu setelah modul tersebut berakhir. Apabila nilai akhir kurang dari 65, maka mahasiswa wajib mengikuti perbaikan nilai/remedial. Remedial dilaksanakan sebanyak 1 kali yang akan dilaksanakan pada periode remedial di akhir semester (mengikuti penjadwalan oleh BPK). Jika setelah mengikuti remedial mahasiswa masih dinyatakan belum lulus, maka mahasiswa bersangkutan wajib mengulang modul tersebut.

F.2 Evaluasi program pendidikanEvaluasi program adalah menilai apakah semua kegiatan berlangsung sesuai waktu dan rencana. Perubahan jadwal, waktu dan kegiatan tidak lebih dari 10%dari jadwal yang sudah ditentukan. Setiap kegiatan dihadiri minimal 90% mahasiswa, dan dihadiri oleh dosen, fasilitator, pembimbing dan narasumber.

Evaluasi pelaksanaan modul akan dilakukan pada akhir modul ini. Evaluasi modul meliputi evaluasi pokok bahasan, kuliah, pemicu diskusi, praktikum, soal ujian praktikum maupun ujian sumatif. Evaluasi diharapakan berasal dari masukan semua dosen pemateri kuliah (baik dari Untan maupun dari dosen luar), fasilitator diskusi kelompok, dan pembimbing praktikum. Hasil dari evaluasi pelaksanaan modul ini akan menjadi acuan revisi BRP untuk modul Respirasi di tahun berikutnya.

Daftar Pustaka

DepartemenRujukan

Patologi anatomi1. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Robbins Basic Pathology. 7th ed. International edition. Saunders; 2003.p.453-5082. Underwood JCE (editor). General and Systematic Pathology. 3rd ed. Edinburgh: Churchill-Livingstone; 2000.p.325-60

Patologi klinik1. John Bernard Henry, clinical Diagnosis and management by laboratory methods 20th ed. WB Saunders Company.p. 12603

Anatomi1. Drake R.L, Vogl W, Mitchell : Grays Anatomy for Students. Philadelphia: Churchill Livingstone; 2005.2. Marie B.E.N, Mallat J: Human Anatomy 3rd ed , Benyamin Cummings, 20013. Moore K.L, Agnk A.M.R: Essensial Clinical Anatomy, 2nd ed, Lippincott, Williams & Wilkins 2002 4. Tortora G.J Principles of Human Anatomy, 8th ed Benyamin/Cummings Science Publishing, CA 1999

IKA1. Nelsons Textbook of Pediatrics2. Kendig: Disorders of the respiratory tract in children3. Crofton: Clinical Tuberculosis4. Lincoln: Tuberculosis in Children

Biokimia1. Rodwell V.W. Kennelly P.J., Protein myoglobin and hemoglobin dalam Harper Illustrated Biochemistry 2003, 26th ed. Hal 40-48 Lange Publication/Mc Graw-Hill, New York2. Marks D.B., Marks A.D., Smith C.M., Basic Medical Biochemistry, a clinical approach, 2nd 2001 Mc Graw- Hill, New York

Parasitologi1. Spieksma F. TH. M, The House-Dust Mite, Dermatophagides Pteronyssinus, Leiden, 19672. Neva FA, Brown HN: Basic Clinical Parastology, 6th ed. London: Prentice- Hall International, 19963. Buku kuliah Parasitologi Kedokteran ed 3 (2003) editor: Gandahusada, S, Pribadi W, Illahude HD, Balai Penerbit FKUI

Farmakologi1. Bertram G Katzung: Basic and Clinical Pharmacology 9th ed 20042. Antimicrobal Agents. General Considerations In Goodman &Gilmans: The Pharmocologycal Basis of Therapeutics 10th ed 2001 1143- 11703. Farmakologi dan Terapi, ed 5, Farmakologi FKUI, 2007.

Rehabilitasi Medik

1. Randall L. Braddom, M.D: Chapter 33:Concepts in Pulmonary Rehabilitation in Physical Medicine and Pulmonary Rehabilitation 2nd ed WB Saunders Company 1996, 687- 701.2. Carolyn, Kissner; Lynn Allen Colby : Chapter 19. Management of Pulmonary Condition. in Therapeutic Exercise, Foundations and Techniques; 4 th ed; FA Davis Company, 2002, : 738-71

Fisiologi1. Ganong W. Review of Medical Physiology, 22nd ed. McGraw-Hill Medical, 2005.2. Guyton AC, Hall E. Text book of Physiology, 9th ed. WB Saunders Co, 1996.3. Rhoades R, Pflanzers RG. Human Physiology, 3rd ed. Perennial (HarperCollins), 1995.4. Sherwood L. Human Physiology from cells to system, 7th ed. Brooks Cole, 2008.

Pulmonologi1. Fishmans pulmonary diseases & disorders. Fishman AP, Elia JA, Fishman JA, Grippi MA, Kniser LR, Senior RM, editors. 3rd ed. The Mc Graw Hill Companies.2. Pedoman Penatalaksanaan Asma PDPI 20053. Pedoman Penatalaksanaan PPOK PDPI4. Pedoman Penatalaksanaan Kanker Paru PDPI5. Pedoman Penatalaksanaan Asma PDPI6. Pedoman Penatalaksanaan Pneumonia, PDPI7. Pulmonologi Klinik. Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI8. Depkes RI. Tuberkulosis dalam kurikulum pendidikan dokter berbasis kompetensi. Jakarta; 2005

THT1. Soepardi EA, Iskandar N. Buku ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Edisi ke 4. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. 20002. Adams GL, Boies JR, Hilger PA. Boeis Fundamental of Otolaryngology. 6th ed. 19893. Ballenger JJ. Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, Kepala dan Leher. Edisi ke 13. Binarupa Aksara. 1994

Anestesi1. Morgan Clinical Anesthesiology 20062. Millers Anesthesia 2006

Mikrobiologi1. Jawetz, Melnick & Adelbergs Medical Microbiology. Brooks, GF. Butel JS, Ornston LN. 20 th ed. Appleton & Lange Publ 1995.2. Clinical microbiology procedures handbook. Isenberg HD. ASM Publication