BPKM saraf jiwa 2012

download BPKM saraf jiwa 2012

of 26

Transcript of BPKM saraf jiwa 2012

BUKU PEGANGAN MAHASISWA MODUL SARAF DAN JIWA SEMESTER V TAHUN AJARAN 2011/2012

FAKULTAS KEDOKTERAN UNTAN FKUI 2011/2011

PENGANTAR1Buku Pegangan Mahasswa, Modul Saraf dan Jiwa FKUI- FK UNTAN 16 Januari 25 Februari 2012

Puji syukur pada Allah Yang Maha Kuasa, akhirnya revisi Buku Pedoman Mahasiswa (BPM) Modul Saraf Jiwa untuktahun ajaran 2011 2012 selesai dikerjakan. Perbaikan demi perbaikan telah dilakukan, namun masih terasa banyak hal yang masih perlu ditingkatkan, dan tentunya masih akan terus dikembangkan demi tercapainya pendidikan yang berkualitas sehingga dapat mengantar mahasiswa untuk memasuki tahap clinical practices yang lebih optimal terutama di bidang neurologi dan psikiatri.

Dengan segala upaya dan sumber daya yang ada, tanpa terasa pelaksanaan Modul Saraf Jiwa ini telah memasuki tahun ke-empat. Modul ini dilaksanakan pada periode tanggal 16 Januari 25 Februari 2012.

Diharapkan modul ini bersama modul pre-klinik lainnya memberikan bekal pengetahuan dasar di bidang saraf dan jiwa, sehingga mampu meningkatkan kemampuan clinical dan therapeutic reasoning sebelum melaksanakan modul klinik. Dalam jangka panjang diharapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam modul ini dapat mengantarkan mahasiswa menjadi sarjana yang dapat mengerti permasalahan di bidang saraf dan jiwa baik di klinik maupun di komunitas.

Tim penyusun mengucapkan terima kasih atas kritik-masukan untuk perbaikan modul serta segala bantuan dalam penyusunan-pelaksanaan modul ini.

Jakarta, Oktober 2011 Tim Penyusun Modul Saraf dan Jiwa Tahun 2011-2012

PENDAHULUAN 2Buku Pegangan Mahasswa, Modul Saraf dan Jiwa FKUI- FK UNTAN 16 Januari 25 Februari 2012

Latar belakang

Setelah kita mempelajari semua alat tubuh manusia, apakah pernah terpikirkan bagaimana alat-alat tubuh tersebut bekerja bersama dalam harmoni dalam kehidupan manusia? Sistem apakah yang mengaturnya? Sistem saraf adalah salah satu sistem yang mengatur aktivitas semua alat tubuh.

Sistem saraf berperan dalam kesadaran manusia, aktivitas motorik dan koordinasinya, sensasi rasa/sensorik, aktivitas otonom dan juga dalam proses mengingat, kegiatan belajar, berbahasa, menghitung dan aktivitas yang lebih kompleks lainnya. Apakah yang akan terjadi bila sistem saraf terganggu ?

Semua aktivitas saraf dan jiwa yang normal dapat diidentifikasi oleh seorang dokter, sehingga dokter dapat mengenal tanda dan gejala bila terjadi gangguan. Mungkin kita pernah melihat seseorang berperilaku aneh atau muncul aktivitas motorik sesisi tubuh yang tidak terkendali dan berlangsung sesaat. Seorang dokter dapat mengidentifikasi fenomena tersebut sebagai suatu gangguan di bidang saraf/jiwa.

Problem psikiatrik merupakan problem yang sering kali dijumpai pada pasien yang datang berobat baik di rumah sakit, puskesmas ataupun praktek umum lainnya. Karena itu, perlu ada keselarasan dalam penanganan aspek biologis, psikologis dan sosio-kultural seorang individu, yang merupakan suatu pendekatan yang bersifat eklektik-holistik. Kondisi ini merupakan hal yang sangat penting dalam praktek kedokteran yang bersifat humanistik.

Modul saraf dan jiwa merupakan modul ke-tigabelas dalam tahap II Kurikulum FKUI 2005 dengan muatan 5 SKS dan berlangsung selama 6 minggu. Modul ini ditambah dengan pengalaman klinik di tahap III, diharapkan mampu memberi bekal kepada mahasiswa kedokteran agar 2Buku Pegangan Mahasswa, Modul Saraf dan Jiwa FKUI- FK UNTAN 16 Januari 25 Februari 2012

kelak setelah menjadi dokter dapat memahami dan menangani secara dini beberapa problem saraf dan jiwa yang sering dijumpai, serta mau terlibat aktif dalam berbagai penelitian di bidang ini. Dengan demikian, maka tidak ada lagi keterlambatan diagnosis dan penanganan, dan cakrawala ilmu pengetahuan di bidang saraf dan jiwa akan semakin terbuka lebar.

Tujuan modul

Melalui modul saraf dan jiwa dan modul lain yang telah dijalani mahasiswa, ingin dicapai 7 kompetensi sampai derajat 1 sesuai dengan yang tercantum dalam KBK FKUI 2005 terkait bidang saraf dan jiwa yang harus dimiliki oleh seorang dokter setelah selesai menjalani pendidikannya. Ketujuh kompetensi tersebut adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Komunikasi efektif Keterampilan klinik dasar Ilmu dasar untuk praktek dokter Pengelolaan masalah kedokteran dan kesehatan Teknologi informasi Mawas diri dan belajar sepanjang hayat Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktek

Tujuan khusus

Setelah menyelesaikan modul saraf dan jiwa mahasiswa diharapkan mampu:1. Berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara santun

dalam upayanya mengelola masalah klien serta pada pasien simulasi saraf dan jiwa dengan mengintegrasikan penalaran klinis dan biomedis sehingga menunjang terciptanya kerja sama yang baik antara dokter dengan pasien simulasi dan tenaga profesional lain yang terlibat dalam penanganan masalah saraf dan jiwa dalam kegiatan keterampilan klinik dasar (KKD). 2. Menjelaskan semua prosedur klinik rutin dan menganalisis data sekunder pasien dengan kelainan saraf dan jiwa dengan mengintegrasikan ilmu biomedik dan ilmu klinik. 3. Memilih berbagai prosedur klinik, laboratorium dan penunjang lain dan menafsirkan hasilnya 4. Menegakkan diagnosis dari data sekunder dan menyusun rencana tata laksana masalah saraf dan jiwa yang meliputi tatalaksana farmakologi dan non-farmakologi pada individu, keluarga, dan komunitas dengan 2Buku Pegangan Mahasswa, Modul Saraf dan Jiwa FKUI- FK UNTAN 16 Januari 25 Februari 2012

5.6.

7.

8.

menerapkan pendekatan kedokteran berbasis bukti/ evidence based medicine(EBM). Melakukan tindak pencegahan dan tindak lanjut dalam tata laksana masalah saraf dan jiwa dengan mempertimbangkan keterbatasan ilmu dalam diagnosis maupun tata laksananya. Mencari, mengumpulkan, menyusun, dan menafsirkan informasi menyangkut masalah saraf dan jiwa dari berbagai sumber dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu penegakan diagnosis, pemberian terapi, tindakan pencegahan dan promosi kesehatan, serta surveilans dan pemantauan status kesehatan pasien Mampu mengenali isu dan dilema etik serta masalah medikolegal dalam situasi klinik yang berkaitan dengan masalah saraf dan jiwa dan mengetahui saat dan cara yang tepat untuk mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain dalam menyelesaikan pilihan etik dan medikolegal tersebut. Peka terhadap tata nilai pasien simulasi dan mampu memadukan pertimbangan moral dan pengetahuan/keterampilan klinisnya dalam memutuskan masalah etik yang berkaitan dengan gangguan saraf dan jiwa.

Cabang ilmu terkait : Patologi Anatomik, Patologi Klinik, Farmakologi, Mikrobiologi, Parasitologi, Radiologi, Neurologi, Psikiatri dan Rehabilitasi Medik.

2Buku Pegangan Mahasswa, Modul Saraf dan Jiwa FKUI- FK UNTAN 16 Januari 25 Februari 2012

KARAKTERISTIK MAHASISWA

Mahasiswa yang dapat mengikuti modul saraf-jiwa adalah mahasiswa yang telah lulus pendidikan dokter tahap I, sehingga telah mencapai berbagai keterampilan belajar sesuai dengan tujuan tahap I General Education yang dilatihkan dalam Modul Pendidikan Dasar Perguruan Tinggi (PDPT). Mahasiswa ini telah mencapai keterampilan dan sikap dasar, yaitu keterampilan belajar sepanjang hayat, berbagai keterampilan generik dan sikap peduli terhadap lingkungan/masyarakat.

2Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

SASARAN PEMBELAJARAN

Sasaran Pembelajaran Terminal

Bila dihadapkan pada data sekunder tentang masalah klinik, laboratorik, radiologik dan epidemiologik penyakit saraf dan jiwa mahasiswa mampu mmenafsirkan data dan menerapkannya dalam langkah pemecahan masalah yang baku termasuk tindakan pencegahan dan rujukan, dengan menggunakan ilmu dasar kedokteran, teknologi kedokteran terkini dan teknologi informasi yang sesuai, dengan selalu memperhatikan konsep dan perkembangan etik.

Sasaran pembelajaran penunjang

Setelah mengikuti modul ini kemampuan sebagai berikut:

mahasiswa

tahap

II

diharapkan

mencapai

1. Apabila diberi data sekunder pasien yang mencakup:

3Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

Hasil anamnesis (keluhan pasien, riwayat kehidupan pasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit dalam keluarga, lingkungan sosial budaya geografi pasien) Hasil pemeriksaan fisik umum lengkap, neurologik, dan psikiatrik Pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologik, patologik anatomik, mikrobiologik, neurofisiologi, neurovaskuler, dll) mahasiswa mampu: Merumuskan masalah pasien dari berbagai aspek seperti aspek biologik, psikiatrik, dan sosio-kultural. Menjelaskan struktur dan fisiologi organ yang terkait dengan masalah pasien dari aspekpatofisiologik, psikopatologik, dan patogenesis. Menjelaskan dasar ilmiah kelainan yang dijumpai pada pasien dan menentukan arah jenis lesi patologik, serta berdasarkan ilmu kedokteran dasar yang sudah dipelajari sebelumnya. Mengidentifikasikan berbagai jenis gejala neurologik, serta psikopatologi yang dijumpai pada pasien dan menjelaskannya sesuai dengan ilmu neurosains yang telah dimiliki. Merumuskan berbagai diagnosis banding dari gejala klinis yang didapat pada pasien. Menetapkan pemeriksaan laboratorium / penunjang lain berdasarkan patofiologi, psikopatologik dan patogenesis dari masalah yang ada dan mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan tersebut dalam usaha untuk mendapatkan diagnosis kerja. Merencanakan penatalaksanaan terapi (medikamentosa dan non-medikamentosa) untuk permasalahan yang dijumpai pada pemicu. Menjelaskan dasar terapi medikamentosa dan nonmedikamentosa sesuai dengan permasalahan yang ada. Menjelaskan prognosis, gejala sisa, pengaruh penatalaksanaan, pengaruh penyakit pasien terhadap keluarga, sistem pembiayaan serta tempat pelayanan rujukan bila diperlukan.

2.

Bila diberi pasien simulasi (roleplay) dengan masalah tertentu, mahasiswa mampu Melakukan anamnesis dan wawancara psikiatrik yang sesuai dengan masalah dengan pendekatan etik-humanistik (pada modul KKD) Melakukan pemeriksaan fisik yang rutin secara lege artis sesuai masalah (pada modul KKD) 4

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

Melakukan pemeriksaan neurologik dan psikiatrik, untuk mendapat status neurologik dan status mental lengkap (pada modul KKD) Menentukan pemeriksaan penunjang yang diperlukan Menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang dan mengaitkannya dengan keadaan klinis pasien. Melakukan diagnosis multiaksial untuk diagnosis psikiatri, dan diagnosis neurologik (klinis, topikal, etiologi, patologi anatomi), serta diagnosis pembanding

3. Bila diberikan pemicu yang berisi data masalah dalam suatu komunitas /masyarakat, mahasiswa mampu Menentukan besarnya masalah tersebut dalam komunitas/ masyarakat. Menentukan faktor penyebab atau faktor terkait dengan individu maupun lingkungannya dengan terjadinya masalah. Membuat rencana penyelesaian (pencegahan, deteksi dini, pengobatan, rehabilitasi) masalah ini di komunitas/masyarakat. 3. Bila diberi temuan kasus sistem saraf dan jiwa, mahasiswa mampu menentukan arah penelitian sesuai cakupan ilmu yang dikuasai.

5Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

LINGKUP BAHASAN

Lingkup bahasan Konsep psikiatri dan kesehatan jiwa

Pokok bahasan Konsep dasar di bidang psikiatri Psikiatri dan peran psikiatri di bidang kedokteran Konsep dasar kesehatan jiwa

Sub pokok bahasan Konsep biopsikososial Konsep ekletik holistik Peran agama dan budaya di bidang psikiatri

Peran dan kewenangan dokter dalam pelayanan kesehatan jiwa Kesehatan jiwa masyarakat Peran kesehatan jiwa dalam di layanan kesehatan primer dan rumah sakit. Aspek neurobiologi dan neurokimiawi dalam berbagai jenis gangguan jiwa (psikotik, gangguan mood, dan gangguan cemas, dll) Aspek sosiokultural dalam terjadinya berbagai jenis gangguan jiwa Definisi Aspek psikobiologi dari stres. Dampak stres pada individu Berbagai jenis mekanisme adaptasi Penampilan umum dan kontak psikis Kesadaran (kesadaran berkabut) 6

Sistem kesehatan jiwa nasional Aspek psikobiologi pada gangguan jiwa Aspek sosiokultural dalam gangguan jiwa Stresor psikososial Mekanisme adaptasi

Penyebab umum gangguan jiwa

Stress dan mekanisme adaptasi

Psikopatologi dan simptomatologi

Keadaan umum Gangguan persepsi

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

Gangguan mood dan afek Gangguan proses pikir Gangguan pembicaraan Reality testing ability

Pemeriksaan psikiatrik

Hubungan dokter-pasien Wawancara psikiatrik

Sikap dan tingkah laku motorik (ekopraxia, katatonia, negativisme, katapleksia, stereotipi, manerisme, automatisme, mutisme, over-aktivitas, hipoaktivitas, agresivitas, acting out, abulia, dll) Berbagai jenis gangguan persepsi dalam kaitannya dengan gangguan jiwa, seperti halusinasi (auditorik, visual, taktil, somatik, dll), ilusi, depersonalisasi, dan derealisasi Berbagai jenis mood yang umum dijumpai dalam gangguan jiwa (eutimia, disforia, ekspansif, iritabel, depresi, anhedonia, aleksitimia, dll) Berbagai jenis afek yang umum ditemukan dalam gangguan jiwa (tumpul, terbatas, datar, labil, dll) Gangguan proses pikir (neologisme, sirkumstansial, tangensial, inkoherensi, perseverasi, asosiasi longgar, waham, preokupasi, obsesi, fobia dll) Berbagai jenis gangguan pembicaraan (logorea, disprosodia, disartria, disfonia, dll) Derajat tilikan Daya nilai sosial Uji daya nilai Penilaian Reality testing ability Hubungan dokter pasien Mendengarkan secara aktif Empati Komunikasi non-verbal Komunikasi dengan pasien yang agresif, depresif, cemas, takut, 7

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

diam/menolak bicara dan marah, Membuka, mengontrol dan menutup wawancara Pemeriksaan status mental (identifikasi berbagai jenis psikopatologi spesifik). Hierarkhi gangguan jiwa Gambaran dan gejala klinis dari berbagai jenis gangguan jiwa (gangguan mental organik dan penyalahgunaan zat, gangguan psikotik, gangguan mood, gangguan cemas) Evaluasi multiaksial (aksis I s/d V) Psikofarmakologi Terapi elektro konvulsi Psikoterapi Rehabilitasi mental Anatomi dan biomolekular ARAS dan korteks serebri Komponenkesadaran: alertness dan isi kesadaran Somnolen, koma, stupor, acute confusional state, delirium, akinetik mutisme, locked-in syndrome dan vegetative state Skala Koma Glasgow Tanda klinis yang memiliki nilai lokalisasi pada gangguan kesadaran. Proses eksplorasi dan menentukan etiologi pasien dengan gangguan kesadaran Tatakelola pasien dengan gangguan kesadaran Mati Batang Otak Prinsip Monroe Kelli Tanda klinis dan sindrom herniasi otak Etiologi dan patogenesis peningkatan tekanan 8

Klasifikasi dan gejala klinis gangguan jiwa

Penggolongan dan diagnosis gangguan jiwa

Penatalaksanaan di bidang psikiatrik Gangguan kesadaran Terapi biologik Terapi psikososial Komponen kesadaran Struktur anatomi dan biomolekular yang menentukan kesadaran Patofisiologi gangguan kesadaran neurologik dan non-neurologik

Tekanan intrakranial dan sindrom herniasi otak

Hubungan cerebral blood flow dengan intracranial pressure

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

Gangguan motorik

Lesi supratentorial dan infratentorial Kelumpuhan neurogen tipe sentral (UMN) dan tipe perifer (LMN) Kelumpuhan miogen Gangguan neuromuscular junction Gangguan gait Klasifikasi movement disorders

intrakranial

Anatomi dan biologi molekular sistem motorik Etiologi dan patofisiologi gangguan motorik Pemeriksaan klinis dan neurofisiologi fungsi motorik Pendekatan pada pasien dengan hemiparesis, monoparesis, tetraparesis, paraparesis dan gangguan gait Anatomi dan biologi molekular movement disorder Penyakit Parkinson Gangguan lain : korea, tardive dyskinesia dan sindroma dyskinesia, balismus, akathisia dan distonia Anatomi dan biologi molekular sistem sensorik Neurofisiologi aktivitas sensorik Patogenesis dan etiologi gangguan sensorik Pemeriksaan fungsi sensorik Bentuk klinis gangguan sensorik dan nyeri neuropatik Pemeriksaan saraf kranial Etiologi gangguan saraf kranial Diagnosis topis gangguan saraf kranial Disfagi neurogenik Anatomi dan lokalisasi gangguan fungsi luhur Pemeriksaan klinis gangguan fungsi luhur Gangguan kognitif lain yang sering dijumpai di 9

Movement disorder

Gangguan sensorik dan nyeri

Gangguan eksteroseptif dan proprioseptif Nyeri neuropatik

Gangguan saraf kranial

Anatomi Gangguan saraf kranial I XII Ganguan atensi Ganguan bahasa Ganguan memori

Fungsi kortikal luhur

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

Seizure

Ganguan visuospasial Gangguan eksekutif Epilepsi idiopatik/kripto genik Epilepsi simptomatik Pseudoseizure Syncope

klinik

Infeksi pada sistem saraf

Infeksi parasit Infeksi bakteri Infeksi jamur Infeksi virus Pemeriksaan laboratorium pada masalah neurologi

Definisi seizure dan klasifikasi seizure Definisi dan klasifikasi epileptic seizure Patogenesis fokus epileptogenik/epileptogene sis Diagnosis diferensial seizure Tatalaksana serangan konvulsi dan status epileptikus Penatalaksanaan epilepsi Infeksi parasit Toksoplasmosis Sistiserkus Malaria Infeksi bakteri TBC Streptokokus pneumonia Niseria meningitidis Infeksi jamur Cryptococcus spp Aspergilus Infeksi virus HIV Herpes Rabies Polio

Analisis cairan otak

Cairan otak normal dan cairan otak pada berbagai gangguan patologi di sistem saraf

Analisa cairan otak dan pemeriksaan laboratorium pada berbagai penyakit di sistem saraf

10Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

Neuropatologi

Trauma Kelainan kongenital Neoplasma Vaskuler Degeneratif

Gambaran kerusakan saraf Hidrosefalus, meningokel, spina bifida, cortical dysplasia primer, sekunder, Intrakranial, spinal, dan saraf perifer.

Diagnosis klinis dan topis gangguan sistem saraf

Anamnesis, pemeriksaan fisik dan diagnosis topis dalam kasus neurologi

Farmakologi obat pada sistem saraf pusat dan perifer

Obat otonom Obat CNS lainnya

Peran anamnesis dalam diagnosis dan hubungan dokter-pasien Anamnesis, pemeriksaan fisik neurologi dan diagnosis topis kesadaran menurun, kelumpuhan ektremitas dan saraf kranial, sakit kepala dan gangguan sensorik Farmakologi obat yang bekerja pada sistem saraf pusat Interaksi obat dan efek samping dari obat Sken otak MRI otak dan medula spinalis SPECT, PET-scan

Radiologi sistem saraf

Peranan pemeriksaan radiologi pada diagnosis kelainan di sistem saraf pusat dan perifer

*yang tercetak miring berarti sudah diberikan dalam modul sebelumnya (neuroscience)

11Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

DAFTAR PUSTAKA PATOLOGI ANATOMI 1. Frosch MP, Anthony DC, Girolani UD. The Central Nervous System. In: Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 8th Edition. Saunders Elservier: 2010. pp. 1279-1344 (Chapter 28). 2. Ironside JW. Central and Peripheral Nervous Systems. In: Underwood JCE. General and Systematic Pathology, 5rd Edition. Churchil Livingstone Elsevier : 2009. pp. 748800 (Chapter 26). 3. Reid R, Roberts F, Macduff E, Callander R. Pathology Illustrated: Nervous System. 7th ed. London; Churchill Livingstone. 2011. pp. 525-84 (Chapter 15). PATOLOGI KLINIK 1. Ringsrud KM LJ. Chemical examination of urine. Urinalysis and body fluids: A Color Text and Atlas. St. Louis, Missouri: Mosby; 2005. p. 44-73. 2. Mundt LA, Shanahan K. Cerebrospinal Fluid. In: Graffs Textbook of Urinalysis and body fluids. Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins; 2010. p. 227-40. MIKROBIOLOGI 1. Jawetz, Melnick and Adelbergs: Medical Microbiology. In: Brooks GF, Butel JS, Morse SA (eds). 23th ed. California; Appleton and Lange: 2007. 2. Mims C, Dockrell HM, et al. Medical Microbiology. 3rd ed. New York; Mosby: 2004. 12Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

3.Wilson WR, Sande MA, et al (Eds). Current Diagnosis and Treatment of Infectious Disease. New York; Lange Medical Books/Mc. Graww Hill: 2001.

13Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

PARASITOLOGI 1. John DT, Petri WA,Jr. Markell and Voges Medical Parasitology, 9th ed. St. Louis, Missouri. Saunders Elsevier. 2006. Pp. 79-106, 139-50, 214-21 2. Gill GV, Beeching NJ. Tropical Medicine (Lecture Notes). 5th ed. Blackwell Publishing: 2004. 3. Roberts LS, Janovy J,Jr. Gerald D Schmidt & Larry S R. Foundation of Parasitology 7th ed. Mc Graw Hill. Int.al ed. 2005. Pp. 134-8, 345-50, 14764 FARMAKOLOGI 1. Bertram G. Katzung. Basic and clinical pharmacology 11th ed, 2009, section II: autonomic drugs: Chapter 6. Introduction to Autonomic Pharmacology, p 77-94; Chapter 7. Cholinoceptor-Activating & Cholinesterase-Inhibiting Drugs, p 95-112; Chapter 8. CholinoceptorBlocking Drugs, p 113-126; Chapter 9. Adrenoceptor Agonists & Sympathomimetic drugs, p 127-148; Chapter 10. Adrenocepor Antagonist drugs, p 149-166.

2. Bertram G. Katzung. Basic and clinical pharmacology 11th ed, 2009, Section V: Chapter 21. Introduction to the pharmacology of CNS drugs, p. 357-369; Chapter 22. Sedative-Hypnotic Drugs, p. 371-386; Chapter 23. The Alcohols, p. 387-398; Chapter 24. Antiseizure Drugs, p. 399-422; Chapter 28. Pharmacologic management of Parkinsonism and other movement disorders, p. 469-485; Chapter 29. Antipsychotic Agents and Lithium, p. 487- 507; Chapter 30. Antidepressant agents, p 509-530.

RADIOLOGI 1. FKUI. Buku Ajar Radiologi. Jakarta; FKUI. 2. David Sutton. Textbook of radiology and imaging. 7th ed. Churchill Livingstone: 2003. 3. David Stark, William G Bradley. Magnetic Resonance Imaging. 3 ed. Mosby: 1999. 14Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

PSIKIATRI 1. Kaplan HI, Sadock BJ. Synopsis of Psychiatry, Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 9 th edition. Philadelphia; Lippincott Williams & Wilkins: 2003 2. Patel V. Where There is No Psychiatrist-A Mental Health Care Manual. The Royal College of Psychiatrist: 2003. 3. Direktorat Kesehatan Jiwa, Depkes RI. PPDGJ III dan Suplemen PPDGJ III. Jakarta; Depkes RI: 1995. NEUROLOGI 1. Adams. Principles of Neurology. New York; Mc Graw-Hill: 2005. 2. Lumbantobing SM. Neurologi klinik. Pemeriksaan fisik dan mental. Jakarta; Balai Penerbit FKUI: 1998. 3. Peter Duus. Topical diagnosis in neurology. Stutgaart; George Thieme Verlag: 1989.

METODE PEMBELAJARAN

1

Kuliah ( 33 jam)

Kode mata ABertujuan memberikan wawasan mengenai luasnya kuliah lingkup bahasan dan permasalahan dalam Ilmu saraf dan jiwa, memberikan pemahaman tentang konsepkonsep, istilah-istilah dan mekanisme, terutama yang sulit dan membangkitkan minat dan semangat mahasiswa untuk mau belajar lebih mendalam serta melakukan penelitian dalam bidang saraf dan jiwa. 15

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

a. Introduksi b. Neuropatologi c. Konsep umum psikiatri dan kesehatan jiwa d. Gangguan kesadaran e. Penyebab umum gangguan f. Stress dan mekanisme adaptasi g. Klasifikasi gangguan jiwa dan evaluasi multiaksial h. Analisa cairan otak dan pemeriksaan patalogi klinik i. Psikopatologi dan simptomatologi j. Bakteri, virus dan jamur penyebab infeksi otak k. Gambaran dan gejala klinis gangguan jiwa l. Kelumpuhan ektremitas m. Obat otonom n. Pemeriksaan radiologi pada pada pasien dengan gangguan saraf dan jiwa o. Parasit penyebab infeksi otak p. Psikofarmakologi q. Gangguan sensorik dan nyeri r. Gangguan saraf kranial s. Tekanan intrakranial dan sindroma herniasi otak t. Pemeriksaan psikiatrik u. Seizure v. Fungsi kortikal luhur w. Anamnesis dan diagnosis topis pada gangguan sistem saraf x. Movement disorder y. Terapi psikososial di bidang psikiatri z. Obat lain yang bekerja pada sistem saraf

SJ-1 SJ-2 SJ-3 SJ-4 SJ-5 SJ-6 SJ-7 SJ-8 SJ-9 SJ-10 SJ-11 SJ-12 SJ-13 SJ-14 SJ-15 SJ-16 SJ-17 SJ-18 SJ-19 SJ-20 SJ-21 SJ-22 SJ-23 SJ-24 SJ-25 SJ-26 16

Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

2

Praktikum( 26 jam) Praktikum terdiri atas praktikum Ilmu Kedokteran Dasar dan Ilmu Kedokteran Klinik

Kode praktikum

A.1. Praktikum Ilmu Kedokteran Dasar (10 jam) 1. Praktikum morfin praktikum - demonstrasi 2 jam 2. Praktikum mikrobiologi: pemeriksaan laboratorium untuk bakteri, virus dan jamur penyebab infeksi saraf (2jam: demo) 3. Praktikum PA: makroskopik, mikroskopik lesi yang sering ditemukan pada sistem saraf ( 2 jam ) 4. Praktikum Parasitologi: Toksoplasmosis dan Sistiserkosis (2jam) 5. Praktikum Patologi klinik: Pemeriksaan cairan otak ( 2 jam) P-PK P-Par P-F P-M

P-PA

A.2. Praktikum Ilmu Kedokteran Klinik(16 jam) Praktikum ilmu kedokteran klinik untuk meningkatkan pemahaman antara kaitan klinis (tanda dan gejala) dengan psiko-neuro-anatomi dan psiko-neuro-fisiologi.

I. Ilmu Psikiatri ( 8 jam) 1. Praktikum psikopatologi 1, mencakup identifikasi, penilaian keadaan umum pasien dan aktivitas psikomotor (2 jam) 2. Praktikum psikopatologi 2, mencakup identifikasi berbagai jenis gangguan persepsi ( 2 jam) 3. Praktikum psikopatologi 3, mencakup P-J1

P-J2

17Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

identifikasi berbagai jenis gangguan mood dan afek (2 jam) 4. Praktikum psikopatologi 4, mencakup identifikasi berbagai jenis gangguan proses pikir (2 jam)

P-J3

P-J4 II. Ilmu Neurologi (8 jam) 1. Anamnesis dan pemeriksaan gangguan kesadaran dan fungsi luhur (2 jam) 2. Anamnesis dan pemeriksaan gangguan sistem motorik, sensorik dan gangguan gerak (2 jam) 3. Anamnesis dan pemeriksaan gangguan saraf kranial dan sistem otonom (2 jam) 4. Anamnesis dan diagnosis klinis-topis pada gangguan sistem saraf (2 jam) P-N1

P-N2

P-N3

P-N4

3

Belajar berdasarkan Masalah Belajar berdasarkan masalah terdiri atas diskusi kelompok, belajar mandiri dan pleno

Fasilitator

A

Diskusi kelompok dengan 4 pemicu (19 jam) 1. Pemicu I (4 jam) 2. Pemicu II (5 jam) 3. Pemicu III (5 jam) 4. Pemicu IV (5 jam)

B Belajar mandiri (108 jam) C Pleno dan umpan balik (4 Pemicu) @ 3 jam (12 jam) Moderator Nara sumber 18Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

LAMPIRAN 1

KUMPULAN PEMICU

Pemicu 1

Ny S, 56 tahun, ditemukan pingsan saat tidur malam oleh suaminya. Kemudian suami memanggil tetangga sebelah rumah, seorang dokter, saat diperiksa pasien tidak sadar. Pasien kemudian dibawa ke rumah sakit, dalam pemeriksaan status generalis tidak didapatkan adanya kelainan.

Pasien tidak memberikan kontak yang adekuat selama 1 hari dalam perawatan. Hari kedua perawatan pasien mulai mengenali keluarganya, tetapi tidak dapat berbicara karena lidah terasa kaku dan tertarik ke belakang. Pada hari ketiga perawatan, pasien mulai dapat berbicara kembali dengan lancar.

Pemeriksaan neurologis pada hari kedua, tidak dijumpai adanya tanda rangsang meningeal, pupil bulat diameter 3 mm, isokor, refleks cahaya langsung dan tak langsung (+/+), tidak ada kelumpuhan saraf kranialis, fungsi motorik dengan kekuatan 5 pada keempat ekstremitas, refleks fisiologis dalam batas normal, tidak dijumpai adanya refleks patologis, sistem sensorik dalam batas normal, serta fungsi otonom dalam batas normal.

Dalam riwayat penyakitnya didapatkan informasi bahwa empat bulan terakhir ini pasien sibuk mengurus cucu pertamanya yang tinggal 300 m dari rumah pasien. Pasien merasakan sangat repot karena harus mengurus 2 rumah sehingga ia merasa kelelahan dan tidak dapat 19Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

mengikuti pengajian lagi seperti biasanya (sebelum dia mempunyai cucu), serta tidak mempunyai waktu untuk mengurus keuangan pengajian.

Pemicu 2

Ny. A 32 tahun, datang ke IGD dengan kesemutan di ujung kaki dan tangan yang semakin lama semakin naik ke atas, sejak 3 hari yang lalu. Keluhan ini disertai dengan kelemahan pada keempat anggota gerak. Sejak 3 jam sebelum datang ke IGD, pasien merasa sulit bernafas.

Dalam anamnesis didapatkan informasi bahwa, pasien menderita diare sekitar 1 minggu yang lalu.

Dalam pemeriksaan fisik dijumpai tanda vital berupa; (1) pasien tampak sakit sedang; (2) kesadaran kompos mentis (3) tekanan darah 120/80mmHg; (4) nadi 80x/menit; (5) frekuensi pernafasan 15x/menit dengan pola abdomino-torakal; (5) suhu axilla 36.5C. Pada status generalis tidak dijumpai adanya kelainan yang spesifik. Dalam pemeriksaan neurologis tidak dijumpai adanya tanda rangsang meningeal, adanya kelumpuhan yang bersifat tetraparesis, flaksid, refleks fisoiologis menurun, tidak dijumpai adanya refleks patologis. Pemeriksaan sistem sensorik dijumpai adanya paraestesia pada keempat ekstremitas hingga sekitar mulut.

Pemeriksaan lab: Pada analisis cairan otak didapatkan hasil cairan otak jernih, jumlah sel 6/uL, polimorfonuklear 20%, mononuklear 80%, protein 300mg/dL, glukosa cairan otak 60mg/dL, glukosa darah 80 mg/dL, clorida cairan otak 111 mEq/L.

Pemicu 3

Tn B, 60 tahun datang ke poliklinik sebuah rumah sakit di Jakarta dengan keluhan tangan bergetar terutama saat beristirahat. Keluhan ini pertama kali dirasakan 6 bulan yang lalu dan bertambah berat dengan berjalannya 20Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

waktu. Disamping itu, Tn B juga mengeluh seluruh anggota gerak terasa kaku sehingga ia mengalami kesulitan untuk menggerakkannya. Pasien mengeluh bahwa ia sering terbangun di malam hari dan merasa bingung. Ia juga sering mengeluh mudah lupa seperti lupa dimana ia meletakkan barang, dsb-nya. Pasien memiliki riwayat tinggal di Papua New Guinea.

Dalam observasi terhadap pasien dijumpai penampilan dengan ekspresi wajah yang terlihat seperti memakai topeng dan saat berjalan terlihat kaku dengan langkah pendek.

Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya tremor saat istirahat pada jari jemarinya. Dalam pemeriksaan fungsi motorik didapatkan adanya rigiditas, kekuatan motorik 5, serta dijumpai adanya penurunan fungsi kognitif.

Pemicu 4

Rara, 22 tahun, seorang mahasiswi, datang ke IGD, dibawa oleh keluarganya. Mereka berasal dari provinsi Lampung. Sudah satu minggu ini Rara menolak makan dan minum karena ia yakin ada orang yang telah meracuni makanannya hingga ia mengalami diare. Ia juga terlihat lebih sering berada di kamarnya, berbaring, enggan berbicara, dan hanya minum sesekali. Sejak 4 hari yang lalu ia berbicara kacau, mudah marah, dan memukul orang-orang di dekatnya. Ibu pasien berusaha menenangkan Rara, namun ia tetap gelisah, dan mencengkeram tangan ibunya serta terus berbicara meracau. Orangtuanya merasa bingung karena Rara biasanya bersifat sopan dan santun. Mereka bertambah kaget setelah Rara berulang kali mengatakan bahwa orang-orang di sekitarnya berbuat jahat kepadanya, padahal ia adalah anak yang baik

Saat masuk IGD, Rara tampak gelisah, mudah menjadi marah, berulangkali turun dari tempat tidur periksa, bicara kacau. Ia berulang kali menyatakan bahwa ia melihat bayangan putih yang menakutkan, kemudian memeluk ibunya erat-erat.

21Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012

Dalam pemeriksaan fisik dijumpai tanda vital seperti; tekanan darah 130/90 mmHg, denyut nadi 110 kali/menit, dan suhu 37,50C.

Dalam wawancara terhadap orangtuanya, Rara adalah mahasiswi yang baik dan rajin. Dia selalu mematuhi aturan dan berusaha mendapatkan nilai yang baik. Rara hanya mempunyai sedikit teman, sangat tertutup, dan selalu berusaha menyenangkan hati teman-temannya. Enam bulan yang lalu ia mempunyai pacar, tetapi pacarnya memutuskan hubungan mereka dua minggu yang lalu.

22Buku Rancangan Pengajaran (BRP), Modul Saraf dan Jiwa - FKUI 5 Desember 2011 - 13 Januari 2012